0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
129 tayangan125 halaman

MANAJEMN Desiminasi Ahkir

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 125

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Pelayana kesehatan di rumah sakit berjalan secara sinergis antar disiplin profesi
kesehatan dan non kesehatan.Perawat memberikan pelayanan dan asuhan menggunakan
suatu sistem manjemen asuhan keperawatan.Perubahan pelayanan keperawatan
mempunyai dua pilihan utama, yaitu SDM melakukan Inovasi dan berubah atau SDM
yang di ubah oleh suatu keadaan dan situasi. Perawat harus mempunyai ketrampilan
dalam proses perubahan. Ketrampilan pertama adalah proses keperawatan dan
ketrampilan kedua adalah ilmu teoritis dan pengalaman praktik. Perubahan pelayanan
kesehatan/ keperawatan merupakan suatu kesatuan dalam perkembangan dan perubahan
keperawatan di Indonesia.

Meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan kesehatan


termasuk didalamnya pelayanan keperawatan merupakan suatu fenomena yang harus
segera di respon oleh perawat.Respon yang ada harus bersifat kondusif dengan
meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam memberikan asuhan keperawatan
dengan belajar banyak tentang konsep pengelolaan keperawatan dan langkah-langkah
konkret dalam pelaksanaannya.Langkah-langkah tersebut dapat berupa penataan sistem
model praktik keperawatan professional (MPKP), mulai dari ketenagaan/pasien,
penetapan MPKP, dan perbaikan dokumentasi keperawatan.Selain itu sejalan dengan
perkembangan dan perubahan pelayanan kesehatan yang terjadi di Indonesia, maka
model sistem asuhan keperawatan harus berubah mengarah pada suatu praktik
keperawatan profesional. Dengan penerapan model asuhan keperawatan profesional ini
maka akan jelas peran dan fungsi perawat.

Manajemen Keperawatan merupakan suatu proses bekerja dengan melibatkan


anggota keperawatan dalam memberikan pelayanan Asuhan Keperawatan Profesional.
Pemberian pelayanan keperawatan secara profesional perawat diharapkan mampu
menyelesaikan tugasnya dalam memberikan asuhan keperawatan untuk meningkatkan
derajat pasien menuju ke arah kesehatan yang optimal (Nursalam, 2011).Pelaksanaan

1
asuhan keperawatan secara profesional berkaitan dengan tuntutan profesi dan tuntutan
global bahwa setiap perkembangan dan perubahan memerlukan pengelolaan secara
profesional dengan memperhatikan setiap perubahan yang terjadi di Indonesia.

Sebagaimana kita ketahui bahwa sistem pelayanan kesehatan mengalami


perubahan mendasar dalam memasuki abad ke 21.Perubahan tersebut sebagai dampak
dari perubahan sosial politik, kependudukan serta perkembangan pengetahuan dan
teknologi. Dari ketiga perubahan membawa implikasi terhadap perubahan sistem
pelayanan kesehatan atau keperawatan sebagai tantangan bagi tenaga keperawatan
Indonesia dalam proses profesionalisasi. Manajemen keperawatan harus dapat
diaplikasikan dalam tatanan pelayanan nyata yaitu di rumah sakit dan komunitas
sehingga perawat perlu memahami konsep dan aplikasinya. Konsep yang harus dikuasai
adalah konsep tentang pengelolaan bahan, konsep manajemen keperawatan,
perencanaan, yang berupa rencana strategis melalui pendekatan: pengumpulan data,
analisa SWOT dan penyusunan langkah-langkah perencanaan, pelaksanaan secara
operasional, khususnya dalam pelaksanaan Model Praktik Keperawatan Profesional
(MPKP) dan melakukan pengawasan dan pengendalian (Nursalam, 2002).

Kualitas pelayanan keperawatan pada saat ini melibatkan pengetahuan,


keterampilan, dan perilaku dari praktisi, klien, keluarga dan dokter, dengan model
praktik keperawatan profesional (MPKP), model pemberian asuhan keperawatan yang
saat ini sedang menjadi trend dalam keperawatan Indonesia adalah model asuhan
keperawatan professional dengan metode pemberian modifikasi primary Nursing. Salah
satu kritik yang dikemukakan mengenai model keperawatan ini adalah bentuk terlalu
kompleks dan teoritis, akan tetapi bila seluruh pembicaraan mengenai model ini
mendorong perawat untuk memperjelas keyakinan dan pekerjaannya, meningkatkan
kemampuannya dalam mendiskusikan masalah yang melibatkan sikap politis dan pribadi
yang lebih terbuka dan membantu para perawat tersebut untuk lebih bertanggung gugat
secara professional terhadap tindakannya. Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 14
s/d 21 Januari 2019, didapatkan bahwa di ruang Sahadewa RSUD Sanjiwani Gianyar
menggunakan model keperawatan MPKP.

Berdasarkan atas fenomena diatas, maka kami mencoba menerapkan Model


Praktik Keperawatan Profesional, dimana pelaksanaannnya melibatkan semua pasien

2
kelolaan di ruang Sahadewa RSUD Sanjiwani Gianyar dengan perawat yang bertugas di
ruang tersebut.

2. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah melaksanakan praktik manajemen keperawatan, mahasiswa diharapkan
dapat menerapkan prinsip-prinsip manajemen keperawatan dengan menggunakan
Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP).

2. Tujuan Khusus
Setelah melaksanakan praktik klinik manajemen keperawatan, mahasiswa mampu :

a) Melaksanakan pengkajian data di ruang Sahadewa RSUD Sanjiwani Gianyar


Melaksanakan analisis situasi berdasarkan analisa SWOT.
b) Menentukan rumusan masalah berdasarkan analisa yang telah dibuat.
c) Menyusun rencana strategi operasional ruangan berdasarkan hasil pengkajian
Model Praktik Keperawatan Profesional:
1) Timbang terima
2) Ronde keperawatan
3) Sentralisasi obat
4) Supervisi keperawatan
5) Discharge planning
6) Dokumentasi keperawatan
d) Melaksanakan rencana strategi operasional ruangan berdasarkan hasil
pengkajian Model Praktik Keperawatan Profesional:
1) Timbang terima
2) Ronde keperawatan
3) Sentralisasi obat
4) Supervisi keperawatan
5) Discharge planning
6) Dokumentasi keperawatan
e) Dokumentasi Keperawatan
f) Mengevaluasi rencana strategi operasional ruangan berdasarkan hasil
pengkajian Model Praktik Keperawatan Profesional:

3
1) Timbang terima
2) Ronde keperawatan
3) Sentralisasi obat
4) Supervisi keperawatan
5) Discharge planning
6) Dokumentasi keperawatan

3. Manfaat
1. Bagi pasien
Tercapainya kepuasan pasien yang ada di Ruang Sahadewa RSUD Sanjiwani secara
optimal.

2. Bagi perawat

a. Tercapainya tingkat kepuasan kerja yang optimal.


b. Terbinanya hubungan atau komunikasi yang adekuat antara perawat dengan
perawat, perawat dengan tim kesehatan yang lain, dan perawat dengan pasien
serta keluarga.
c. Tumbuh dan terbinanya akuntabilitas dan disiplin diri perawat.

3 Bagi rumah sakit


a. Mengetahui masalah-masalah yang ada di ruang perawatan Ruang Sahadewa
RSUD Sanjiwani Gianyar yang berkaitan dengan pelaksanaan asuhan
keperawatan profesional.
b. Dapat menganalisa masalah yang ada dengan metode SWOT serta menyusun
rencana strategi.
c. Mempelajari penerapan Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP).

4. Tempat Dan Waktu


Tempat pelaksanaannya praktek klinik manajemen keperawatan ini adalah di ruang
Sahadewa RSUD Sanjiwani Gianyar selama 28 hari kerja terhitung tanggal 14 Januari –
10 Pebruari 2019.

4
BAB II

A. Profil Rumah Sakit


RSUD Sanjiwani Gianyar merupakan Rumah Sakit Umum Daerah milik Pemerintah
Kabupaten Gianyar termasuk Rumah Sakit tipe B Pendidikan. RSUD Sanjiwani Gianyar
juga merupakan Rumah Sakit Pendidikan Utama bagi Universitas Warmadewa dan
Rumah Sakit Pendidikan satelit bagi Universitas Udayana, yang mempunyai tugas pokok :
melaksanakan upaya kesehatan secara berdayaguna dan berhasilguna dengan
mengutamakan upaya penyembuhan, pemulihan yang dilaksanakan secara serasi, terpadu
dengan upaya promosi dan pencegahan serta melaksanakan upaya rujukan.
Rumah Sakit Umum Daerah Sanjiwani juga sebagai Lembaga Teknis Daerah,
lembaga pelayanan publik mengemban tugas memberikan pelayanan kesehatan rujukan
kepada masyarakat. Dalam mengemban tugas, rumah sakit telah melakukan
pengembangan, perbaikan dan penyempurnaan sumber daya meliputi : Sumber Daya
Manusia, Peralatan Medis dan Non Medis, Gedung Perawatan, Sistem yang mengacu pada
Standar Akreditasi Nasional dan pengelolaan keuangan yang efektif dan efisien.
Visi Rumah Sakit Umum Daerah Sanjiwani yaitu “ Menjadikan Rumah Sakit Umum
Daerah Sanjiwani Terdepan dalam Pelayanan Kesehatan, Pendidikan dan Penelitian serta
Teknologi Kesehatan Berstandar Nasional “ dengan MISI :
1. Mewujudkan pelayanan kesehatan yg bermutu dan tata kelola manajemen yang
efektif, efisien serta akuntabel
2. Mewujudkan proses pendidikan dan penelitian di bidang kesehatan
3. Mewujudkan sumber daya manusia dengan performance kinerja yang unggul serta
semangat pengabdian dan kerjasama untuk meningkatkan kesejahteraan

Dalam era globalisasi yang penuh dengan tantangan yang kompetitif dan informatif,
rumah sakit telah membudayakan pola pikir dan perilaku bahwa pasien/pengunjung adalah
tujuan kita bekerja, oleh karena itu harus dapat memberikan pelayanan kesehatan sesuai
standar yang ditentukan, bahkan lebih dan tetap memperhatikan keluhan dan kemauan
pasien/pengunjung.

Sebagai instansi pelayanan publik, rumah sakit selalu melakukan inovasi, perubahan –
perubahan yang bersifat dinamis dengan berdasarkankeinginan masyarakat yang tentunya
juga disesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki.Pengembangan yang harus dilakukan

5
adalah meningkatkan profesionalisme petugas, mengembangkan jenis pelayanan yaitu
poliklinik spesialis, subspesialis, mengembangkan fasilitas emergency unit, fasilitas rawat
inap dan pengembangan peralatan medik serta peralatan penunjang diagnostik.

Pengembangan yang tidak kalah pentingnya adalah menata situasi dan kondisi rumah
sakit menjadi suasana kekeluargaan, ramah , sejuk, aman dan nyaman.

B. Sejarah Rumah Sakit

RSUD Sanjiwani, awalnya dibangun dalam bentuk poliklinik yang berlokasi di


Jalan Ngurah Rai (Kantor Bupati sekarang) pada tahun 1955. Sesuai perkembangan dan
kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan, maka pada tahun 1961 poliklinik
dipindahkan ke Jalan Ciung Wanara dikembangkan menjadi rumah sakit dengan fasilitas
rawat jalan dan rawat inap.

Perkembangan teknologi kedokteran sangat pesat dan kebutuhan masyarakat


terhadap pelayanan kesehatan meningkat,maka dilakukan pengembangan dan
penambahan fasilitas dan tenaga serta dikukuhkan menjadi Rumah Sakit Umum Kelas D
pada tahun 1970.

Penambahan tenaga baik dokter, perawat dan tenaga lainnya dilakukan secara
bertahap, begitu pula terhadap fasilitas peralatan medik, non medik dan gedung
perawatan. Dengan keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 207/Menkes/SK/II/1993
tanggal 26 Februari 1993, Rumah Sakit Umum Daerah Gianyar melakukan peningkatan
status dari kelas D menjadi kelas C dengan pelayanan 4 (empat) spesialis dasar yaitu :
Spesialis Kebidanan dan Gynekologi, Anak, Bedah dan Penyakit Dalam.

Rumah Sakit Umum Daerah Sanjiwani terus melakukan pembenahan seiring


dengan perkembangan teknologi kedokteran dan perumahsakitan, tuntutan masyarakat,
perkembangan penyakit yang mengarah ke penyakit degeneratif. Pada tahun 1999
Rumah Sakit melakukan penambahan kelas perawatan dengan membuka perawatan
Kelas I, Utama dan Madyatama serta Mahottama. Dengan semakin meningkatnya
jumlah kunjungan, penerimaan RS juga meningkat yang selanjutnya berdampak pada
beban pengelolaan operasional rumah sakit meningkat pula yang sangat memerlukan
pembenahan struktur dan tata kerja yang lebih lebih besar dan kaya fungsi. Pada tanggal
5 Januari 2001 diterbitkan Peraturan Daerah Nomor 6 tahun 2001 tentang
6
PembentukanSusunan, Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah Sanjiwani
Kabupaten Gianyar. Dan telah dirubah Pada Tanggal 7 Juli 2008 dengan diterbitkan
Peraturan daerah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Perangkat
Daerah Kabupaten Gianyar.

Perkembangan perumahsakitan terus mengalami perubahan, kunjungan pasien ke


rumah sakit semakin meningkat, maka penataan terus dilakukan meliputi, penambahan
tenaga paramedis, dokter dan tenaga penunjang lainnya, penambahan peralatan,
penambahan gedung perawatan baik melalui sumber anggaran APBD, APBN dan
pinjaman luar negeri.

Selanjutnya dengan diterbitkannya Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor


41/Menkes/SK/I/2002 pada tanggal 21 Januari 2002, maka status Rumah Sakit Umum
Daerah Sanjiwani Gianyar meningkat dari kelas C menjadi kelas B Non Pendidikan
selanjutnya dikukuhkan kembali dengan Keputusan Bupati Gianyar Nomor 51 tahun
2002 tanggal 12 Februari 2002. Mengingat peresmian RSUD Sanjiwani menjadi kelas B
Non Pendidikan dilaksanakan pada tanggal 18 Februari 2002, maka peristiwa sejarah ini
diperingati sebagai hari ulang tahun RSUD Sanjiwani.

Seiring dengan upaya meningkatkan kualitas pelayanan, Rumah Sakit Umum


Daerah Sanjiwani telah ditetapkan oleh Komisi Akreditasi Rumah Sakit dengan predikat
Paripurna pada tanggal 16 Mei 2016 dan berlaku sampai 19 Oktober 2018. Disamping itu
RSUD Sanjiwani sebagai Rumah Sakit Rujukan Regional Bali Timur juga telah
ditetapkan menjadi Rumah Sakit Pendidikan Utama Fakultas Kedokteran Universitas
Warmadewa dengan Keputusan Menteri Keseshatan Republik Indonesia Nomor
:HK.02.03/I/4420/2016 dan Rumah Sakit Pendidikan Satelit Fakultas Kedokteran
Universitas Udayana dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, yang
ditetapkan pada tanggal 27 Desember 2016 dengan masa berlaku selama 3 tahun.

Sistem Pemerintahan Republik Indonesia juga mengalami perubahan dari sistem


sentralisasi (terpusat) ke sistem Desentralisasi (Otonomi Daerah). Dengan perubahan
sistem ini membawa akibat terhadap banyaknya diterbitkan peraturan perudang
undangan baik berupa Undang Undang, Peraturan Presiden, Peraturan Menteri dan
Peraturan Daerah. Hal ini terbukti dengan ditetapkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun
2003 tentang Keuangan Negara, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
7
Pembendaharaan Negara, Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara dan Peraturan Pemerintah Nomor
58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.

Dengan ditetapkan beberapa peraturan tentang pengelolaan keuangan negara dan


semakin meningkatnya tuntutan masyarakat akan pelayanan yang bermutu, pola penyakit
yang semakin beraneka ragam maka perubahan tata kelola rumah sakit dalam bidang
keuangan sangat diperlukan. Perkembangan dan perubahan yang dimaksud meliputi :
peralatan kedokteran yang canggih, fasilitas ruangan yang nyaman, tenaga yang semakin
profesional, tata kelola yang semakin efektif dan efisien. Perubahan tata kelola dibidang
keuangan Rumah Sakit akan membawa manfaat seperti peningkatan mutu dan
jangkauan pelayanan, efisiensi biaya operasional (efisiensi anggaran) dan biaya akan
lebih terfokus pada pelayanan dan dapat meningkatkan citra rumah sakit dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Mulai awal tahun 2006, Rumah Sakit Umum Daerah Sanjiwani telah
mempersiapkan persyaratan-persyaratan menjadi Badan Layanan Umum Daerah.
Persiapan yang dimaksud mulai dengan membentuk Tim Badan Layanan Umum Rumah
Sakit, Studi Banding, Pelaksanaan Audit BPK, Penyusunan Perencanaan Strategik,
Penyusunan Standar Pelayanan Minimal. Dengan Perjuangan pantang menyerah, maka
pada akhir tahun 2007 Tim Verifikasi Pemerintah Kabupaten Gianyar melakukan
penilaian terhadap Rumah Sakit Sanjiwani untuk menjadi Badan Layanan Umum.

Dengan diterbitkannya Peraturan Bupati Gianyar Nomor 7 Tahun 2008 tanggal


16 Januari 2008 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan dan Akuntansi Rumah Sakit
Umum Daerah Sanjiwani Gianyar, maka status Rumah Sakit Umum Daerah Sanjiwani
Gianyar menjadi Badan Layanan Umum.

C. Gambaran Umum

1. Rumah Sakit Umum Daerah Sanjiwani adalah Rumah Sakit Pemerintah Daerah
dengan tipe B Pendidikan, RSU Sanjiwani Gianyar juga merupakan Rumah Sakit
Pendidikan Utama bagi Universitas Warmadewa dan Rumah Sakit Pendidikan
Satelit bagi Universitas Udayana. memiliki kapasitas 260 tempat tidur dan telah
terakreditasi paripurna (12 kelompok kerja) oleh Komite Akreditasi Rumah Sakit.

8
2. Letak dan Wilayah Cakupan
Rumah Sakit Umum Daerah Sanjiwani terletak dalam kota Gianyar tepatnya di
Jalan Ciung Wanara Nomor 2 Gianyar, Lingkungan Candi Baru, Kelurahan
Gianyar, Kecamatan Gianyar dengan luas lahan sekitar 2.2 hektar. Wilayah
cakupan adalah 7 kecamatan yang ada di Kabupaten Gianyar dengan luas wilayah
386 Km2, dengan jumlah penduduk sebanyak 526.155 jiwa per oktober 2014
sesuai buku informasi kependudukan Kabupaten Gianyar 2014

3. Sumber Daya Manusia


Jenis ketenagaan yang terdapat di RSUD Sanjiwani Gianyar sebagai mana pada
tabel dibawah ini

NO. TENAGA TAHUN 2016 TAHUN 2017

1 PNS/CPNS 514 513

2 Tenaga HarianTetap 4 4

3 Tenaga Honorer 0 0

4 Tenaga Kontrak 232 236

5 Tenaga Titipan 0 0

Jumlah Pegawai 750 753

Daftar Kualifikasi tenaga berdasarkan Standarisasi Ketenagaan Rumah Sakit


Pemerintah adalah sebagai berikut :

No. Tenaga Tahun 2016 Tahun 2017

1. Medis 94 94

2. Paramedis Keperawatan 316 318

3. Pararamedis Non Keperawatan 124 122

4. Non Medis Kesehatan 216 219

Jumlah 750 753

9
4. Struktur Organisasi RSUD Sanjiwani
Sesuai dengan Perda No. 6 Tahun 2008, tentang Susunan Organisasi dan Tata
Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Gianyar, sebagaimana telah dirubah menjadi
Perda No 9 tahun 2011 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat
Daerah Kabupaten Gianyar adalah sebagai berikut :

1. Direktur : dr. Ida Komang Upeksa


2. Wadir pelayanan medis : dr.A.A Gede Oka Beratha,M.Kes
3. Wadir penunjang medis : drg. A.A Gede Suputra,M.Kes
4. Wadir Adminitrasi Umum & Keuangan : I Gede Naya Kesuma,SE
5. Ka. Sub.Bid. Medis Rawat Jalan : dr. A.A Gede Agung Erlambang
6. Ka. Sub.Bid. Medis Rawat Inap : Ngk. N. Gd Sudarma, S.Ft,SH
7. Ka. Sub.Bid. Medis Rawat Khusus : Nyoman Pande Puspa,S.KM
8. Kasubid.Keperawatan Rawat Inap : Ns. I Made Suja,S.Kep,SH
9. Kasubid.Keperawatan Rawat Jalan : Ida Bagus Kesuma Putra,S.KM.
10. Kasubid.Keperawatan Rawat Khusus : Luh Enjang Susanti,S.KM,M.Kes
11. Kasubid. Radiologi : dr. Nyoman Bayu Widhiartha
12. Kasubid. Laboratorium : dr I Wayan Sudira
13. Kasubid. Farmasi dan Resep : Ns. Ni Made Erniasih,S.Kep,M.AP
14. Kasubid. Diklat : Dra. Sulami, Apt
15. Kasubid. Gizi : Ida Ayu Made Sasih,S.Kep.SH,MH
16. Kasubid. Pemeliharaan Sarkes : Desak Made Sriasih,S.SOS.
17. Kepala Bidang Perc Perbdh Akuntansi : A.A Gd.Raka, SKM
18. Ka. Sub.Bid. Perc. Program : Cokorda Istri Astini,SE
19. Ka. Sub.Bid. Perbendaharaan : I Made Widarsana,SH
20. Ka.Sub.Bid. Akuntansi : I Gusti Ketut Sutari, SE
21. Kepala Bidang Umum, Hukum, Humas Kepegawaian dan SIMRS : Anak
Agung Gde Putra Parwata,S.Sn M.Si
22. Ka. Sub.Bid. Umum dan Humas : Ida Bagus Punarbawa,SKM.MKes

23. Ka. Sub.Bid. Kepeg. dan Hukum : I Dw Gd A Darma Putra,SE.M.Si


24. Ka. Sub.Bid. SIMRS : Lalu Ucin,A.Md.,S.Sos

10
25. Ketua Komite Medis Fungsional : Dr. I Nyoman Wawan Tirtha Yasa Sp.B
(K) Onk
26. Sekretaris : Dr Ardhia Arie Yustiningsih,Sp.Ort
27. Staf Administrasi : Wayan Putu Budiasa
28. Sub Komite Kredensial : Dr. Imade Sila Darmana,Sp.PK
29. Sub Komite Mutu : Dr. Tjok Gede Ngurah Candra Giram, Sp.OG
30. Ka. Sub Komite Etik : dr. Made Dwi Yoga Bharata,Sp.B(KBD)
31. Kepala Kelompok Staf Medis Anak : dr. Putu Tri Yasa,Sp.A
32. Kepala Kelompok Staf Medis Bedah : dr. Sang Nyoman Suryana,Sp.B
33. Kepala Kelompok Staf Medis Kebidanan dan Kandungan : dr. Pande Made
Ngr.Geriawan, Sp.OG

E. Fasilitas Pelayanan

1. Instalasi rawat darurat (IRD)


a. Bedah &Non Bedah dgn 10 TT untuk tindakan
b. One Day Care dgn 2 TT untuk tindakan
2. Instalasi rawat jalan
a. Poliklinik Umum
b. Poliklinik Spesialis
Poliklinik Spesialis terdiri dari :

1) Kebidanan dan Penyakit 13) Penyakit Dalam


kandungan 14) Paru
2) KB 15) Jantung
3) Fetomaternal 16) VCT(Voluntary Concelling
4) Bedah Umum Test
5) Bedah Digestif 17) Anak
6) Bedah Onkologi 18) Gizi
7) Bedah Urologi 19) Tumbuh Kembang
8) Bedah Ortopedi 20) Gigi
9) Anastesi 21) Kulit dan Kelamin
10) Psikolgi 22) Jiwa

11
11) Fisioterapi 23) THT
12) Saraf 24) Mata

3. Instalasi rawat inap


Jumlah tempat tidur berdasarkan kelas dan ruang perawatan rawat inap dengan kapasitas
280 tempat tidur adalah sebagai berikut:

VVI VI II KELAS JUMLA


NO RUANGAN I II
P P I KHUSUS H

1 AYODYA 0 10 0 0 0 0 10

2 ASTINA 0 5 8 3 4 0 20

3 ARJUNA 0 0 0 6 20 0 26

4 ABIMANYU 0 0 4 6 7 3 20

5 BIMA 0 2 6 6 15 10 39

6 NAKULA 0 0 2 3 30 6 41

7 SAHADEWA 0 0 4 8 27 1 39

8 DRUPADI 0 0 7 7 11 0 25
NIFAS

9 DRUPADI PERI 0 0 0 0 0 15 15

10 KAMBOJA 0 0 0 0 0 3 3

11 ICU 0 0 0 0 0 6 6

12 NICU/PERI 0 0 0 0 0 12 12

13 PICU/ABIMAY 0 0 0 0 0 2 2
U

14 YUDISTIRA 0 0 6 8 8 0 22

12
TOTAL 0 17 37 46 122 58 280

4. Instalasi bedah sentral


Kapasitas dengan 5 kamar operasi yang didukung oleh 6 Spesialis Obgyn dan
Ginekologi, 8 Spesialis Bedah (bedah umum, bedah digestif dan bedah onkologi dan
bwdah urologi), 6 Spesialis Anastesi serta didukung oleh 3 Spesialis Mata, 4 spesialis
THT dan 2 Spesialis Gigi dan Mulut.

5. Instalasi rawat khusus

Instalasi yang melayani Endoscopy & Colonoscopy, Hemodialisis, dan EEG. Kamar
operasi 5 ruangan (5 Ok elektif). Unit Dialisis ginjal dengan 12 mesin.

6. Instalasi perawatan intensif

Instalasi yang melayani pasien yang membutuhkan perawatan intensif yang dilengkapai
dengan peralatan medis standar.(ICU, NICU,dan PICU)

7. Instalasi rehab medik

Instalasi yang memberikan pelayanan fisioterapi dan akupuntur yang dilengkapi


peralatan medis standar

8. Instalasi farmasi

Instalasi yang melayani obat-obatan yang meliputi pelayanan untuk pasien umum, ,
BPJS, dan asuransi kesehatan lainnya yang didukung oleh 8 apoteker, 1 Magister
farmasi, 2 sarjana farmasi, 1 DIII Farmasi, 19 SMF/SAA.

9. Instalasi laboratorium

Instalasi yang melayani pemeriksaan penunjang meliputi pemeriksaan darah, urine,


feaces,dan patologi klinik dan patologi anatomi yang didukung oleh Spesialis Patologi
Klinik, patologi anatomi, Ahli Madya Analis, Penata Analis.

10. Instalasi radiologi

13
Instalasi yang melayani pemeriksaan radiodiagnostik, CT-Scandan, MRI,
Fuoroscopy,Panoramic,Mamografi,USG dan Doppler yang didukung oleh Spesialis
Radiologi, Akpro dan Penata rontgen.

11. Instalasi gizi

Instalasi yang melayani akomodasi makan/minum pasien, penyuluhan dan konsultasi


gizi serta penelitian dan pengembangan gizi terapan

12. Instalasi pemulasaraan jenazah

Instalasi yang melayani perawatan dan penyimpanan jenazah.

13. Instalasi binatu

Instalasi yang melayani pencucian linen rumah sakit.

14. Instalasi cssd

Instalasi yang melayani sterilisasi perlengkapan operasi.

15. Instalasi pemeliharaan sarana rs

Instalasi yang menangani sanitasi, listrik, air bersih,alat medis, pengolahan limbah
cair dan pemeliharaan sarana serta prasarana Rumah Sakit.

F. DOKTER SPESIALIS YANG MELAYANI

N JENIS KETERANGA
NAMA
O SPESIALIS N

1. Dr. I Putu Triyasa, Sp.A

Dr. I.G.K. Oka Nurjaya,Sp.A. Anak

Dr. I putu Wijana,Sp.A

Dr. Romy Widantro, Msc.Sp.A

14
2. Dr. Putu Alit Sudarsana, Sp.PD

Dr. I Wayan Wardana, Sp.P. Penyakit


Dalam
Dr. Wayan Sri Wardani,Sp.PD.

Dr. Wayan Eka Saputra,Sp.PD

Dr. Dewa Gede Agung Budiyasa,Sp.PD

Dr. Dewa Gede Weda Asmara,Sp.PD

Dr. Kt. Erna


Bagiari,M.Biomed,Sp.Jp.Fipha

Dr. I Gede Bagus Gita


Pranata,M.Biomed,Sp.Jp.FIHA

3. Dr. Sang Nyoman Suryana, Sp.B

Dr. Md.Dwi Yoga Bharata,Sp.B Bedah

Dr. Wawan Tirthayasa, Sp.B

Dr. Made Dharmawan,Sp.B

Dr. Trihartono,Sp.U

Dr. Kadek Yoga Premana,Sp.OT

Dr. Wayan Restu Bela Susila,Sp.OT

Dr. Pande Made Gunawan Adiputra,Sp.B


KBD

4. Dr. Pande MN Geriawan, Sp.OG

Dr. Wayan Sudirthayasa, Sp.OG

Dr. I N Rudy Susantha, Sp.OG Kebidanan dan


Kandungan
Dr. A. A. Raka Budayasa, Sp.OG

15
Dr. Cokorde Candra Giram,Sp.OG

Dr. Ida Bagus Gde Udyoga


Manuaba,M.Biomed.Sp.OG

5. Dr. Made Sudarjana, Sp.KK

Dr. Sayu Widiawati,Sp.KK Kulit dan


Kelamin

6. Dr. Tjok. Parwati, Sp.S


Neuro-
Dr. Wahyuni, Sp.S Psikiatri-

Dr. AA Indriayani, Sp.KJ Rehabilitasi


Medik
Dr. I Wayan Eka Arsana,Sp.KJ

7. Dr. Upadana, Sp.PK Laboratorium

Dr. I Made Siladarmana,Sp.PK (Patologi


Klinik dan
Dr. Ni Kadek Pramesti Dewi,Sp.PA
Patologi
Anatomi)

8. Dr. I Made Sudira, Sp.An

Dr. I G. N. B. Arimanjaya, Sp.An

Dr. I G. N. Eka Tisna, Sp.An


Anestesi dan
Dr. Putu Widiani,Sp.An Reanimasi

Dr. I Ketut Apang Nratha,Sp.An

Dr. Ketut Jayati Utami


Dewi,M.Biomed.Sp.An

9. Drg. Ni Made Canderasari,Sp.KG. Gigi & Mulut

16
Drg. Ardhia Arie Yustining,Sp.Ort.

10. Dr. Ni Luh Murniati, Sp.M

Dr. Ni Nyoman
Mata
Sunariasih,M.Biomed.Sp.M

Dr. Gusti Ngurah Sugiana,Sp.M.(K)

11 Dr. Jane Paseru,Sp.Rad.

Dr. I Komang Artawan,Sp.Rad. Radiologi

12 Dr. Sulistyawan, Sp.THT

Dr. Amelia Agustini, Sp.THT

Dr. A.A.Gde Bagus Tri


THT
Kesuma,M.Biomed,Sp.THT-KL

Dr.I Wayan Suwandara,Sp.THT-KL

Sumber : Ka, Sub.Bid Kepeg dan Hukum

17
G. Fasilitas Penunjang

Dalam memberikan pelayanan perawatan dan pengobatan sangat diperlukan alat


penunjang untuk mendukung penegakan diagnosis dan tindakan terapi, alat penunjang
yang dimiliki dan memiliki nilai lebih sebagai berikut :

1. Ct scan
2. Endoscopy & colonoscopy
3. Rontgent panoramic
4. Haemodialisa
5. Analisa gas darah
6. Ekg, ctg, usg,eeg
7. Bed side monitor
8. Ventilator

18
BAB III

PENGUMPULAN DATA

Pengumpulan data dilakukan pada tanggal 14 Januari s/d 18 Januari 2018, meliputi
pengkajian M1-M5. Data yang didapat selanjutnya dianalisa menggunakan analisis SWOT
sehingga diperoleh beberapa rumusan masalah yang kemudian akan dipilih salah satunya
sebagai prioritas masalah.

A. Pengkajian M1-M5
1. Tenaga dan Pasien (M1-Man)
a. Struktur Organisasi
Ruang RSUD Sanjiwani Kabupaten Gianyar dipimpin oleh seorang kepala
ruangan dan dibantu oleh PP (Perawat Primer), PA (Perawat Asosiate),
penanggung jawab administrasi dan inventaris serta cleaning service.Ruang rawat
inap Sahadewa memiliki 3 PP dimana pada masing-masing PP dibantu oleh 3-5
orang PA, memiliki 1staff administrasi,1 orang inventaris, serta 3 orang staff
cleaning service.Struktur organisasi tersebut telah dilengkapi dengan uraian
tugas, fungsi kewajiban, tanggung jawab, serta hubungan kerja dengan unit lain
untuk menyelenggarakan pelayanan keperawatan.

Tabel 3.1 Tabel Nama Pegawai Dalam Struktur Organisasi Ruang Rawat Inap
SahadewaRSUD Kabupaten Gianyar 2019.

No Nama Kedudukan/ Jabatan

1 I Gusti Ngr. Pt. Susila, SKM, Kepala Ruangan


M.Kes
2 Ns. Ida Ayu Pt Wiyati, S.Kep. Inventaris

3 Ns.Ni Wayan Suwitriani, S.Kep. Perawat Primer 1

4 Ni Made Martini Perawat Associated 1

5 Luh Putu Juniari, Amd.Kep Perawat Associated 3

6 Ns.Kd Ari Widiasih, S.Kep. Perawat Associated 1

7 Ns. Ni Luh Putu Suastini, S.Kep. Perawat Primer 2

19
8 Ni Wayan Darmayanthi, Amd. Perawat Associated
Kep.

9 Dewa Gde Sutrisna, Amd. Kep. Perawat Associated 2

10 Naning Yudiani, S.Kep Perawat Associated 1

11 Ni Wayan Purnami, Amd.Kep. Perawat Associated 2

12 Ni Kd Dwi Suriani, Amd.Kep. Perawat Primer 3

13 Dewa Ayu Dewi Cahyani, Perawat Associated 3


Amd.Kep.

14 Ni Made Dwiyani, Amd.Kep Perawat Associated 3

15 Made Seriani Perawat Associated 3

16 Ns.Dewa Ayu Sri Agustina Dewi, Perawat Associated 3


S.Kep.

17 Ni Wayan Aprilia, SE Administrasi

18 Wayan Arta Negara Staff Cleaning Service

19 Narti Staff Cleaning Service

20 Ketut Sulasih Staff Cleaning Service

20
STRUKTUR ORGANISASI RUANG RAWAT INAP SAHADEWA RSUD
SANJIWANI KABUPATEN GIANYAR

KABID KEPERAWATAN
Ns. I Made Suja, SH., S.Kep

KEPALA RUANGAN SAHADEWA

I Gusti Ngurah Putu Susila, SKM., M.Kes

ADMINISTRASI INVENTARIS

Ni Wayan Aprilia, SE Ns. Ida Ayu Pt Wiyati, S.Kep.

PERAWAT PRIMER I PERAWAT PRIMER II PERAWAT PRIMER III

Ns. Ni Wayan Suwitriani., S.Kep Ns. Ni Luh Putu Suastini., S.Kep Ni Kadek Dwi Suriyani , Amd.Kep

PERAWAT ASSOCIATE PERAWAT ASSOCIATE


PERAWAT ASSOCIATE
Ni Wayan Darmayanthi., Luh Putu Juniari., Amd.Kep
Ns. Naning Yudiani., S.Kep Amd.Kep
Dewa Ayu Dewi Cahyani., Amd
Ns. Kadek Ari Widiasih., S.Kep Dewa Gede Sutrisna., .Kep
Amd.Kep
Ni Made Martini Ni Made Dwiyani., Amd.Kep
Ns Made Dwi Putri Utari.,
S.Kep Ns. Dewa Ayu Sri Agustina
Dewi., S.Kep
STAFF CLEANING SERVICE Gusti Ade Kasidhi, Amd.Kep
Made Sriani
Wayan Arta Negara Ni Wayan Purnami, Amd.Kep

b.Narti
Jumlah Ketenagaan
c. Sulasih
Ketut

Bagan 3.1 : Struktur Organisasi Ruang Rawat Inap Sahadewa RSUD Sanjiwani
Kabupaten Gianyar 2019.
21
b. Jumlah Ketenagaan
Ruang rawat inap Sahadewa RSUD Kabupaten Gianyar memiliki 16 orang tenaga
keperawatan dan tenaga non keperawatan.Berikut jumlah ketenagaan di Ruang
Ruang rawat inap sahadewa RSUD Kabupaten Gianyar
1) Tenaga Keperawatan
(a) Tenaga S2 1 Orang
(b) Tenaga S1 6 Orang
(c) Tenaga D III 7 Orang
(d) Tenaga SPK 2 Orang
2) Tenaga Non Keperawatan
(a) Tenaga Administrasi 1 orang
(b) Clanning service 3 orang

c. Riwayat Pendidikan
Perawat di Ruang Sahadewa RSUD Kabupaten Gianyar perawat dengan
pendidikan S1, D3, dan SPK Keperawatan. Berikut adalah tabel riwayat
pendidikan dan pelatihan yang pernah diikuti perawat Ruang Ruang Sahadewa
RSUD Kabupaten Gianyar .

Tabel 3.1 :Tabel Ketenagaan Dan Riwayat Pendidikan Perawat Ruang Rawat Inap
Sahadewa RSUD Sanjiwani Gianyar

Pelatihan
Pendidikan Status
NO NAMA yang pernah
Terhakir Ketenagaan
diikuti
1 I Gusti Ngr. Pt. S2 Kesehatan PNS Pelatihan
Susila, SKM, Masyarakat Konselor
M.Kes HIV/ AIDS,
Pelatihan
MPP, PPI,
BHD, K3RS,
Patien Safety.
2 Ns. Ida Ayu Pt S1 PNS PPI, Pelatihan
Wiyati, S.Kep. Keperawatan BHD, K3RS,
Ners. Patient Safety

22
3 Ns.Ni Wayan S1 PNS PPI, Pelatihan
Suwitriani, S.Kep. Keperawatan BHD, K3RS,
Ners. Patient Safety
4 Ni Made Martini SPK PNS PPI, Pelatihan
BHD, K3RS,
Patient Safety
5 Luh Putu Juniari, DIII Kep PNS PPI, Pelatihan
Amd.Kep BHD, K3RS,
Patient Safety
6 Ns.Kd Ari S1 Honorer PPI, Pelatihan
Widiasih, S.Kep. Keperawatan BHD, K3RS,
Ners. Patient Safety
7 Ns. Ni Luh Putu S1 PNS EKG Dasar,
Suastini, S.Kep. Keperawatan PPI, BTLS,
Ners Pelatihan
BHD, K3RS,
Patient Safety
8 Ni Wayan DIII Kep PNS PPI, Pelatihan
Darmayanthi, BHD, K3RS,
Amd. Kep. Patient Safety
9 Dewa Gde DIII Kep PNS PPI, Pelatihan
Sutrisna, Amd. BHD, K3RS,
Kep. Patient Safety
10 Naning Yudiani, S1 Kep. PNS BTCLS, PPI,
S.Kep Pelatihan
BHD, K3RS,
Patient Safety
11 Ni Wayan DIII Kep Honorer PPI, Pelatihan
Purnami, BHD, K3RS,
Amd.Kep. Patient Safety
12 Ni Kd Dwi DIII Kep PNS PPI, Pelatihan
Suriani, Amd.Kep. BHD, K3RS,

23
Patient Safety
13 Dewa Ayu Dewi DIII Kep PNS PPI, Pelatihan
Cahyani, BHD, K3RS,
Amd.Kep. Patient Safety
14 Ni Made Dwiyani, DIII Kep PNS PPI, Pelatihan
Amd.Kep BHD, K3RS,
Patient Safety
15 Made Seriani SPK PNS PPI, Pelatihan
BHD, K3RS,
Patient Safety
16 Ns.Dewa Ayu Sri S1 Honorer PPI, Pelatihan
Agustina Dewi, Keperawatan BHD, K3RS,
S.Kep. Ners. Patient Safety

Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan tanggal 14 Januari2018,


ditemukan pada sumber daya manusia dimana sebagian besar perawat berlatar
belakang pendidikan D3 Keperawatan.Selain itu, dari sekian jumlah perawat
yang ada sebagian besar perawat sudah mengikuti pelatihan – pelatihan yang
berhubungan dengan kesehatan dan keperawatan guna menunjang keberhasilan
penerapan program keperawatan.

Pemaparan diatas menunjukkan bahwa sebanyak 13 (81,25%) orang


perawat sebagai PNS dan 3 (18,75%) orang perawat sebagai honorer.
Berdasarkan tingkat Pendidikan, sebanyak 8 (47,0%) orang perawat
berpendidikan D3 Keperawatan, 6 (35,2%) orang perawat berpendidikan S1
Keperawatan-Ners. Sebagai seorang tenaga kesehatan khususnya perawat,
selain memiliki pengetahuan dan sikap yang baik juga penting meningkatkan
skill atau kemampuan yang dimiliki.Berdasarkan pengamatan bahwa semua
perawat di ruang Sahadewa sebanyak 16 (100%) perawat telah mengikuti
pelatihan wajib yang meliputi BHD, PPI, K3RS, Patient Safety. Satu orang
perawat telah meningkuti pelatihan EKG, Satu orang perawat telah meningkuti
pelatihan BTCLS.

24
d. Pembagian Tugas
Adapun pembagian tugas keperawatan yang dimiliki Ruang Sahadewa adalah
kepala ruangan yang dibantu 3 orang PP, dan 13 orang PA. Adapun tugas dan
tanggung jawab setiap perawat adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2Pembagian Tugas Keperawatan yang dimiliki Ruang Ruang Rawat Inap
Sahadewa RSUD Sanjiwani Gianyar

NO Jabatan Rincian Tugas Data pengkajian

Ya Tidak

1 Kepala ruangan Tugas Pokok : Menyelenggarakan √


pelayanan keperawatan dan
membantu penyediaan fasilitas
pelayanan di ruang rawat inap

Uraian tugas :

a) Mengatur dan mengendalikan √


pelaksanaan asuhan/pelayanan
keperawatan ruangannya
b) Menyusun dan
mengembangkan staff, √
kebutuhan alat, fasilitas,
sarana, dan prasarana
c) Mengatur dinas dan

pembagian tugas staff
bulanan/mingguan dan harian
secara tertulis
d) Memonitor absen harian

e) Memantau dan membina

penerapan etika keperawatan
pada tiap individu staff
f) Melakukan bimbingan dan √
pengawasan pelaksanaan
asuhan keperawatan pada tiap
individu pasien

25
g) Mensosialisasikan
peraturan/kebijakan pimpinan √
dan mengkaji masukan-
masukan dalam meningkatkan
mutu asuhan/pelayanan
keperawatan
2 Perawat Primer Tugas Pokok : Melaksanakan √
(PP) asuhan keperawatan pada pasien
secara holistik, paripurna, adil, dan
bermutu

Fungsi : Membantu Kepala Ruang


dalam menjalankan asuhan
keperawatan pada pasien rawat inap √

Uraian Tugas :

a) Memberikan asuhan
keperawatan rawat inap
(pengkajian, perencanaan,

implementasi, evaluasi) secara
holistik
b) Melakukan penilaian resiko,
seperti resiko dekubitus,
penilaian resiko jatuh,
penilaian nutrisi, penilaian

nyeri, dan penilaian infeksi
nasokomial
c) Memiliki pengetahuan tentang
setiap kondisi pasien dan
rencana keperawatan untuk
memenuhi kebutuhan pasien
d) Mampu mendelegasikan
pelayanan keperawatan secara √
tepat kepada anggota tim
e) Melakukan prioritas rencana

26
keperawatan, memberikan
justifikasi dan manajemen √
waktu secara efektif
f) Melakukan dokumentasi
semua aspek keperawatan √

pasien secara efektif, akurat


dan jelas
g) Mengembangkan hubungan
terapeutik yang kuat dengan
pasien dan atau anggota √

keluarga pasien
h) Berhubungan secara langsung
dengan kepala ruangan dan tim
kesehatan lain tentang kondisi
dan rencana perawatan pasien √

i) Membantu tim untuk


memahami upaya keselamatan
pasien dan bagaimana
meminimalkan resiko terhadap
pasien √

j) Berkontribusi secara langsung


dalam pengembangan praktek √
klinik profesi keperawatan
k) Berperan sebagai role model
yang efektif √

l) Berperan dalam
kepemimpinan yang √
bertanggung jawab dan relevan
dengan pelayanan keperawatan
m) Berpartisipasi dalam program
peningkatan mutu dan √
berprosedur pemantauan

27
kualitas mutu (quality,
assurance)
n) Menerapkan prinsip-prinsip

pengendalian infeksi seperti
cuci tangan, prosedur aseptic
secara tepat
o) Menerapkan pasien safety
melalui identifikasi resiko,

pelaporan insiden serta
menjaga lingkungan kerja
yang aman, bersih, dan
mengutamakan keselamatan
pasien

3 Perawat Tugas Pokok : Memberikan asuhan √


Asosiate (PA) keperawatan kepada pasien
bersama perawat primer secara
holistik, paripurna, adil dan
bermutu

Fungsi : Membantu pelaksanaan


asuhan keperawatan kepada pasien √
rawat inap

Uraian Tugas :

a) Memberikan asuhan

keperawatan rawat inap
(pengkajian, perencanaan,
implementasi, evaluasi) secara
holistik
b) Melakukan penilaian resiko
seperti resiko dekubitus,

penilaian resiko jatuh,
penilaian nutrisi, penilaian

28
nyeri, penilian infeksi
nasokomial
c) Mampu menjelaskan
patofisiologi tentang kondisi
pasien, menjelaskan bila ada
perubahan status kondisi √
pasien
d) Melakukan prioritas secara
keperawatan, memberikan
justifikasi dan manajemen
waktu secara efektif
e) Melakukan dokumentasi √
semua aspek keperawatan
pasien secara efektif, akurat
dan jelas
f) Mampu melakukan persiapan
peralatan secara lengkap dan √
benar sebelum memulai
tindakan dan mampu
mengetahui bila terjadi
kerusakan peralatan
g) Melakukan teknis tindakan √
keperawatan dasar dan khusus
secara aman akurat
h) Menjaga privasi dan rahasia
pasien
i) Memberikan pelayanan yang
profesianal tanpa memandang
status pasien dan bekerja
sesuai standar dan aturan yang √

berlaku
j) Mengembangkan komunikasi

29
terapeutik dengan pasien, √
anggota keluarga serta
berkomunikasi secara efektif

dengan tim kesehatan yang
lain
k) Menerapkan prinsip-prinsip
pengendalian infeksi seperti
cuci tangan, prosedur aseptik
secara tepat
l) Menunjukan pengetahuan dan √

keterampilan baik tentang


pemberian obat (medication
administration) secara aman
m) Menerapkan pasien safety
melalui identifikasi resiko,
pelaporan insiden serta
menjaga lingkungan kerja √
yang aman, bersih, dan
mengutamakan keselamatan
pasien
n) Berpartisipasi aktif di dalam
program peningkatan mutu √

30
e. Beban Kerja dan Kebutuhan Tenaga Perawat
Beban kerja perawat menurut Douglas di kalsifikasikan berdasarkan tingkat
ketergantungan pasien dimana masing-masing katagori memiliki nilai standar
per shift.

Tabel 3.3 Nilai Standar Jumlah Perawatan Per Shift Berdasarkan Klasifikasi
Pasien

Klasifikasi
Pasien
Minimal Parsial care Total Care
Shift Care
Pagi 0,17 0,27 0,36

Sore 0,14 0,15 0,30

Malam 0,07 0,10 0,20

Pengkajian yang dilakukan pada tanggal 15-17 Januari 2019, total


perawat yang ada di Ruang Sahadewa RSUD Sanjiwani Gianyar sebanyak 16
orang. Kapasitas tempat tidur di Ruang Sahadewa RSUD Sanjiwani Gianyar
adalah 31 tempat tidur dengan tingkat ketergantungan pasien rata-rata
pertahun:

Minimal Care : 7 pasien

Parsial Care : 12 pasien

Total Care : 5 pasien

Perhitungan berdasarkan rumus Douglas:


Tabel 3.4Kebutuhan Tenaga Perawat Menurut Tingkat Ketergantungan
Pasien di Ruang Sahadewa

Klasifikas Shift
i
Pagi Sore Malam

Minimal 7x0,17=1,1 7x0,14= 7x0,07=0,4


9 0,98 9

31
Care

Parsial 12x 12x0,15=1, 12x0,10=1,


care 0,27=3,24 8 2

Total Care 5x0,36=1,8 5x0,30=1,5 5x0,20=1

Jumlah 6,23 4,28 2,69

Total perawat yang dibutuhkan dalam sehari

6,23 + 4,28 + 2,69 = 13,2 dibulatkan 13 orang.


86 𝑥 13
Jumlah tenaga lepas per hari 297
= 3,76 dibulatkan 3 orang

Jadi jumlah perawat yang dibutuhkan perhari di ruangan 13 orang + 1


kepala ruangan + 3 PP + 3 orang lepas malam = 17 orang.

Perhitungan berdasarkan rumus Depkes RI :

Minimal : 7 orang

Parsial : 12 orang Total Pasien : 24 Orang

Total : 5 orang

Jumlah perawatan langsung

Minimal : 7 x 3 jam = 21 jam

Parsial : 12 x 4 jam = 48 jam

Total : 5 x 6 jam = 30 jam

Total jam = 99 jam

Jam perawatan tidak langsung :

35 menit/hari x 24 pasien = 840 menit = 14 jam

Jam penyuluhan = 15 menit x 24 pasien =360 menit = 6 jam

Total jam perawatan = 14 jam + 6 jam


10
= 20 jam

Rata-rata ketergantungan pasien :

= total jam perawatan : jumlah perawat

= 119 : 7

= 17 orang

Berdasarkan perhitungan rumus kebutuhan tenaga perawat diatas, maka


diperoleh hasil yaitu :

Menurut perhitungan rumus Douglass : 17 orang

Menurut perhitungan rumus Depkes RI : 17 orang

Kesimpulannya bahwa Ruang Sahadewa memiliki jumlah tenaga perawat


yang cukup.

a. BOR Ruang Rawat Inap


Pengkajian dilakukan pada tanggal 15-17 Januari 2019.Kapasitas tempat tidur
di Ruang Sahadewa RSUD SanjiwaniGianyar sebanyak 29 tempat tidur.
Berikut adalah BOR di Ruang Sanjiwani RSUD Sanjiwani Gianyar pada
tanggal 15-18 Januari 2019.

Tabel 3.5 Bed Ocuppation Rate (BOR) di Ruang Sahadewa RSUD Sanjiwani
Gianyar tanggal 15 Januari 2019

Shift Kelas I Kelas II Kelas III BOR

Pagi 6 bed 8 bed 15 bed 25/29 x


100%= 86,2%
(terisi 6) (terisi 7) (terisi 12)

Sore 6bed 8 bed 15bed 28/29 x


100%=96,5%
(terisi 6) (terisi 8) (terisi 14)

11
Tabel 3.6 Bed Ocuppation Rate (BOR) di Ruang Sanjiwani RSUD Sanjiwani
Gianyar tanggal 16 Januari 2019

Shift Kelas I Kelas II Kelas III BOR

Pagi 6bed 8 bed 15bed 28/29 x 100%


(terisi 6) (terisi 8) (terisi 14) =96,5%

Sore 6bed 8 bed 15 bed 27/29 x 100%


(terisi 6) (terisi 7) (terisi 14 ) =93,1%

Tabel 3.7 Bed Ocuppation Rate (BOR) di Ruang Sahadewa RSUD Sanjiwani
Gianyar tanggal 17 Januari 2019

Shift Kelas I Kelas II Kelas III BOR

Pagi 6 bed 8 bed 15bed 26/29 x 100%


(terisi 7)
(terisi 5) (terisi 14) =89,6%

Sore 6 bed 8 bed 15bed 24/29 x 100%


(terisi 5 ) (terisi 5) (terisi 14 ) =82,7%

12
f. Tingkat Ketergantungan Pasien
Jumlah tenaga yang diperlukan tergantung dari jumlah pasien dan tingkat
ketergantungannya. Klasifikasi tingkat ketergantungan pasien dibagi menjadi
tiga kelompok, yaitu:
1) Perawatan maksimal (Total care), memerlukan waktu 5 sampai 6 jam,
dengan kriteria pasien total care sebagai berikut :
a) Pasien memerlukan bantuan perawatan sepenuhnya dan memerlukan
waktu perawatan yang lebih lama.
b) Membutuhkan 2 orang atau lebih untuk mobilisasi dari tempat tidur ke
kursi roda.
c) Membutuhkan latihan pasif.
d) Kebutuhan cairan dan nutrisi dipenuhi melalui intra vena atau NGT.
e) Membutuhkan bantuan untuk makan.
f) Membutuhkan bantuan untuk kebersihan mulut.
g) Dimandikan perawat.
h) Menggunakan kateter.
i) Pasien tidak sadar.
j) Keadaan pasien tidak stabil.
k) Observasi TTV kurang dari tiap jam.
l) Menggunakan alat bantu pernapasan (respirator)
m) Gangguan emosional berat, bingung dan disorientasi.

2) Perawatan sebagian (Partial care), memerlukan waktu 3 sampai 4 jam sehari


a) Pasien memerlukan bantuan perawat sebagian
b) Membutuhkan bantuan 1 orang untuk naik turun tempat tidur
c) Membutuhkan bantuan untuk ambulasi dan berjalan.
d) Membutuhkan bantuan dalam menyiapkan makanan.
e) Membutuhkan bantuan untuk makan atau disuap.
f) Membutuhkan bantuan untuk kebersihan mulut.
g) Membutuhkan bantuan untuk berpakaian dan berdandan

40
h) Membutuhkan bantuan untuk BAK dan BAB (tempat tidur atau kamar
mandi)
i) Fase awal dari penyembuhan.
j) Observasi tanda vital tiap 4 jam.
k) Gangguan emosional ringan.

3) Perawatan minimal (minimal care), memerlukan 1 sampai 2 jam sehari


a) Pasien bisa mandiri/hampir tidak memerlukan bantuan.
b) Mampu naik turun tempat tidur.
c) Mampu ambulasi dan berjalan sendiri.
d) Mampu makan dan minim sendiri.
e) Mampu mandi sendiri/mandi dengan bantuan minimal.
f) Mampu membersihkan mulut/sikat gigi sendiri.
g) Mampu berpakaian dan berdandan dengan sedikit bantuan.
h) Mampu BAB/BAK dengan sedikit bantuan.
i) Status psikologis stabil.
j) Observasi tanda vital setiap shift.

41
g. Alur Pasien Masuk

Pasien

Loket Pendaftaran

Instalasi Radiologi

Instalasi Gawat Darurat Instalasi Laboratorium

Pelayanan Medik
Penunjang lainnya
Triage ( Penilaian Kegawat daruratan )

Merah ( emergency ) Kuning ( urgency ) Hijau ( non urgency ) Hitam

Prioritas I Prioritas II Prioritas III Prioritas IV

Resusitasi Poliklinik Kamar Jenazah


Observasi
Depo IGD& Kasir IGD
Talaksana
Tranfer

Pulang Rujuk Rawat Inap Rawat Khusus Ruang OK

Admission

42
Alur Pelayanan Rawat Inap Alur pelayanan pasien yang mendapatkan
pelayanan di Ruangan Rawat Inap RSUD Sanjiwani Kabupaten Gianyar meliputi
pelayanan yang di berikan kepada pasien mulai dari pendaftaran di admission,
tatalaksana pasien sesuai hasil assesmen DPJP dan seluruh PPA, pelayanan
obat/farmasi, pemeriksaan laboratorium / radiologi atau pemeriksaan penunjang
lainnya serta pelayanan administrasi di ruangan sampai dengan pemulangan pasien.
Berikut ini dapat dilihat alur pelayanan gawat darurat di RSUD Sanjiwani Kabupaten
Gianyar secara umum :

1. Pasien dan/atau keluarga pasien melakukan pendaftaran di admission. Petugas


admission akan melakukan registasi pasien, mencari kamar sesuai hak atau
pilihan pasien atau keluarga pasien serta melengkapi administrasi rawat inap
pasien, mencetak barcode identitas pasien dan memberikan gelang identitas
kepada pasien.

2. Petugas admission menghubungi petugas SIMRS untuk menyiapkan rekam medis


pasien sesuai dengan nomor rekam medik dan selanjutnya berkas rekam medis
rawat inap yang sudah lengkap diserahkan ke petugas pengantar pasien untuk
diserahterimakan kepada petugas di ruang rawat inap.

3. Pasien menuju ruang rawat inap yang telah disediakan diantar oleh petugas dengan
membawa berkas rekam medis pasien.

4. Pasien mendapatkan pelayanan sesuai dengan kebutuhan pasien pada ruang rawat
inap. Apabila diperlukan, dilakukan pemeriksaan di unit penunjang (radiologi,
laboratorium, rehabilitasi medik) sesuai permintaan DPJP, mengambil obat dan alat
kesehatan di Apotek Rawat Inap, termasuk transfer pasien ke ruangan lain seperti
VK, OK, ruang rawat inap khusus (ICU, NICU, PICU).

5. Petugas di ruang rawat inap mengarsipkan berkas rawat inap dan hasil pemeriksaan
penunjang pada rekam medis pasien.

6. Apabila DPJP menyatakan pasien boleh pulang, petugas ruangan menyerahkan


resume pasien, discharge planning dan resep obat, maka keluarga pasien
menyelesaikan administrasi di ruangan dan melakukan pembayaran di kasir rawat

43
inap. 7. Sedangkan apabila pasien direncanakan untuk dirujuk ke fasilitas
kesehatan lain, maka pasien dipersiapkan untuk rujukan oleh petugas rumah sakit.
Untuk pasien yang meninggal, keluarga pasien menyelesaikan administrasi di
ruang jenazah.

2. M2 (Material)

a. Gambaran Umum Ruang Sahadewa


Ruang Sahadewa merupakan salah satu ruang rawat interna di Rumah Sakit
Umum Sanjiwani Gianyar. Ruang Sahadewa merupakan ruang rawat interna yang
menaungi 2 dapartement yaitu cardiology dan neurology. Ruang Sahadewa
memiliki 3 kamar kelas I yang masing-masing kamar memiliki kapasitas 2 bed, 2
kamar kelas II yang masing-masing kamar memiliki kapasitas 4 bed, 3 kamar
kelas III yang 2 kamar memiliki kapasitas 5 tempat tidur dan 1 kamar memiliki 4
kapasitas tempat tidur, dan 1 kamar khusus yaitu isolasi dengan 1 bed.

1) Lokasi dan denah Ruang Sahadewa


Ruang Sahadewa berada di lingkupan Rumah Sakit Umum Sanjiwani Gianyar
dengan letaknya berada di lantai 2 sebelah utara. Batas-batas Ruang Sahadewa
Utara : Perumahan Warga
Timur : Ruang Nakula
Barat : Ruang Yudistita
Selatan : Halaman Rumah Sakit
Lantai bawah : VK, PONEK, Nifas

a. Peralatan dan fasilitas


1) Fasilitas Pasien
a) Kelas 1 (kamar 3,5 dan 7)
Item Jumlah/ruangan Jumlah total

Tempat Tidur 2 (buah) 6 (buah)

Meja Pasien 2 (buah) 6 (buah)

Lemari 2 (buah) 2 (buah)

Toilet 1 (buah) 3 (buah)

44
Tiang Infus 2 (buah) 6 (buah)

Kursi 2 (buah) 6 (buah)

Tempat sampah 1 (buah) 1 (buah)

Kipas angina 1 (buah) 3 (buah)

b) Kelas 2 (kamar 1 dan 2)


Item Jumlah/ruangan Jumlah total

Tempat Tidur 4 (buah) 8 (buah)

Meja Pasien 4 (buah) 4 (buah)

Lemari 4 (buah) 4 (buah)

Toilet 1 (buah) 2 (buah)

Tiang Infus 4 (buah) 8 (buah)

Kursi 1 (buah) 4 (buah)

Tempat sampah 1 (buah) 2 (buah)

Kipas angina 1 (buah) 1 (buah)

c) Kelas 3 (kamar 4, 6, dan 8)


Item Jumlah/ruangan Jumlah total

Tempat Tidur 5 (buah) 15 (buah)

Meja Pasien 5 (buah) 15 (buah)

Lemari 5 (buah) 15 (buah)

Toilet 1 (buah) 3 (buah)

Tiang Infus 5 (buah) 15 (buah)

Kursi 1 (buah) 15 (buah)

Tempat sampah 1 (buah) 3 (buah)

2) Fasilitas Petugas
a) Nurse Station berada di dalam ruang Sahadewa
b) Dapur berada di sisi selatan belakang Nurse Stationsebelah kanan
c) Ruang Perawat berada sisi selatan belakang Nurse Station sebelah kiri
d) Kamar Mandi berada di dalam ruang perawat
45
e) Ruang Persiapan Alat (tindakan) berada di sisi utaraNurse Station

3) Fasilitas Lain
No Barang Ruang Bahan Jumlah Keadaan
Sahadewa
1 Instrumen trolley Besi 2 Baik
2 EKG - 1 Baik
3 Syringe pump Plastik, besi 3 Baik
4 Nebulizer Aluminium, 1 Baik
plastic
5 Trombol Besi 3 Baik
6 Kupet Besi 8 Baik
7 Tensimeter Aluminium 3 Baik
8 Stetoskop dewasa Besi 2 Baik
9 Amubag Plastik 2 Baik
10
11 Timbangan pasien Aluminium 2 Baik
12 Bengkok Besi 4 Baik
13 Infusion pump Plastik, besi 4 Baik
14 Pen-light Besi 1 Baik
15 Gunting perban - - -
16 Gunting - - -
perban/heacting
17 Urinal/pispot Plastik, besi 9/5 Baik
18 Manometer/flowm Besi 18 Baik
eter
19 Nalpuder Besi 2 Baik
20 Pinset Besi 5/5 Baik
anatomis/chirugis
21 Arteri klem Besi 1 Baik
22 Cucing Besi 3 Baik

46
23 sterilisator Besi 1 Baik
24 Irigator Besi 2 Baik
25 Slym zuiger Besi 1 Baik
26 Heacting set Besi 1 Baik
27 Reflek hammer Besi 1 Baik
28 Lampu sorot Besi 1 Baik
29 Selang Plastik 1 Baik
O2/sungkup
O2/sungkup
nebulizer
30 O2 tabung kecil Besi 2 Baik
31 Cool box Plastik 1 Baik
32 Intubation adult Aluminium 1 Baik
33 Pulse oxymetri Aluminium 2 Baik
34 Resusitasi set - 1 Baik

b. Administrasi Penunjang

No Nama Buku Administrasi

1 SOP Medis

2 SOP Klinis

3 Buku Orientasi Pasien Baru

4 Buku Monitoring Kinerja Staf

5 Buku Amprahan Barang Medis dan Non medis

6 Buku Pemeliharaan Alat

7 Buku Pengecekan Alat dan Obat

8 Form Laporan Insiden

19 Daftar Pemberian dan Evaluasi Makanan Pasien

10 Pengkajian Ahli Gizi

11 Catatan Pemindahan Pasien Antar Ruangan

47
12 Pengkajian Pasien Tahap Terminal

13 Penolakan Tindakan Kedokteran

14 Retur Obat

15 Rencana Pulang Pasien

16 Catatan Timbang Terima (SBAR)

17 Penunjang Pelayanan

18 Permintaan Rontgen

19 Permintaan Lab PA

20 Pengkajian medis penyakit dalam

21 Inforn Consent Pernyataan Kehendak Pulang

22 Ketidakhadiran Pegawai

23 SOP PP I

24 SOP PP II

25 Monitoring Perburukan Kondisi Pasien Dewasa (MEWS)

26 Persetujuan Pemberian Transfusi

27 Pengkajian Ulang Nyeri

28 SKP (Sarana Keselamatan Pasien)

29 Rencana dan Implementasi

3. M3 (Methoda)
a. Penerapan Sistem MPKP (Model Penugasan)
1) Kajian Teori
MPKP merupakan suatu system (struktur, proses dan nilai-nilai
professional) yang memungkinkan perawat professional mengatur pemberian
asuhan keperawatan termasuk lingkungan, yang dapat menopang pemberian
asuhan tersebut. Beberapa metode MPKP yaitu metode kasus, metode tim,
metode fungsional, metode primer, dan metode primer modifikasi.
Metode primer modifikasi adalah metode gabungan antara metode tim dan
metode primer. Metode ini menugaskan sekelompok perawat merawat pasien
48
dari datang sampai pulang.Metode asuhan keperawatan ini mendorong
kemandirian perawat, ada kejelasan antara pembuat asuhan keperawatan dan
pelaksanaan asuhan keperawatan, sehingga konsep dasar model ini adalah
tanggung jawab dan tanggung gugat model.
2) Penerapan di Ruangan
Pengkajian dilakukan pada tanggal 14 Januari 2019 di Ruang Sahadewa
RSUD Sanjiwani Gianyar. Pengkajian dilakukan dengan metode wawancara
kepada Kepala Ruangan. Dari hasil wawancara didapatkan bahwa metode yang
digunakan di ruang Sahadewa menggunakan Metode Primer modifikasi terdiri
dari1 Kepala Ruangan, 3 Perawat Primer, 13 Perawat Asosiet, dan angotanya
masing- masing yang akan bertanggung jawab kepada kepala ruangan.

b. Penerapan Timbang Terima (Operan)


1) Kajian Teori
Timbang terima adalah suatu cara dalam penyampaian dan penerimaan seauatu
(laporan) yang berkaitan dengan keadaan klien, yang tujuannya antara lain :
a) Menyampaikan kondisi dan keadaan pasien (data fokus)
b) Menyampaikan hal-hal yang sudah atau belum dilakukan dalam askep pada
pasien
c) Menyampaikan hal yang penting yang harus ditindaklanjuti perawat dinas
berikutnya
d) Menyusun rencana kerja atau dinas berikutnya
2) Penerapan di Ruangan
Dari hasil pengkajian yang dilakukan pada tanggal 14 s/d 16Januari 2019,
di Ruang SahadewaRSUD Sanjiwani Gianyar perawat melakukan timbang
terima pada saat pertukaran shift. Timbang terima dilakukan sebanyak tiga kali
yaitu pergantian antara shift malam ke pagi, shift pagi ke sore dan shift sore ke
malam. Operan pagi dilakukan pada pukul 07.00 wita antara perawat shift
malam dengan perawat shift pagi. Operan pagi dipimpin oleh kepala ruangan
kecuali kepala ruangan tidak dapat hadir digantikan oleh masing-masing
perawat yang dinas pada hari itu. Operan sore dilakukan pada pukul 13.00 wita.
Operan sore dilakukan saat kedua tim perawat yang shift sore sudah siap

49
menerima operan. Operan malam dilakukan pada pukul 19.00 wita yang
dilakukan saat perawat shift malam sudah siap menerima operan.
Timbang terima dilakukan oleh semua perawat yang dinas sebelumnya
maupun yang akan dinas selanjutnya. Kegiatan timbang terima dipimpin oleh
kepala ruangan maupun ketua tim. Sebelum melakukan timbang terima, perawat
yang dinas sebelumnya akan mempersiapkan terlebih dahulu buku timbang
terima. Saat kegiatan timbang terima berlangsung, perawat yang bertugas untuk
melaporkan kondisi pasien akan menjelaskan identitas pasien, diagnosa medis,
terapi apa yang telah diberikan dan terapi apa yang belum diberikan, kondisi
pasien saat ini, rencana tindakan selanjutnya (SBAR). Setelah pelaporan kondisi
pasien, maka tim yang akan bertugas selanjutnya akan memvalidasi kembali apa
yang telah dilaporkan, kemudian baik tim yang jaga sebelumnya dan tim yang
akan berjaga kemudian akan langsung memvalidasi ke bed pasien. Jika antara
kedua tim sudah mengerti dan memahami kondisi pasien, maka kegiatan
timbang terima akan diakhiri. Namun dalam pelaksanaanya timbang terima
memiliki kekurangan yaitu kurang tepatnya waktu dalam operan dan pada saat
timbang terima sore dan malam kurang interaksi ke pasien.

c. Penerapan Ronde Keperawatan


1) Kajian Teori
Ronde keperawatan merupakan suatu metode untuk menggali dan
membahas secara mendalam masalah keperawatan yang terjadi pada pasien dan
kebutuhan pasien atau keperawatan yang dilakukan oleh perawat primer atau
perawat pelaksana, konselor, kepala ruangan dan seluruh tim keperawatan yang
melibatkan pasien itu sendiri beserta keluarga sebagai focus kegiatan. Ronde
keparawatan akan memberikan media bagi perawat untuk membahas lebih
dalam masalah dan kebutuhan pasien serta merupakan suatu proses belajar bagi
perawat dengan harapan dapat meningkatkan kemampuan kognitif, efektif, dan
psikomotor.
2) Penerapan di Ruangan
Dari hasil pengkajian melalui observasi dan wawancara yang dilakukan
pada tanggal 14-18 Januari 2019, Pelaksanaan ronde keperawatan di ruang

50
Sahadewa dilakukan 1 bulan sekali di ruang Sahadewa dengan menyelesaikan
masalah keperawatan, perawat melakukan share dengan perawat lain yang
melibatkan kepala ruangan, diskusi Refleksi Kasus dilakukan di ruangan 1
bulan sekali di ruangan.

d. Pengelolaan Logistik dan Obat (Sentralisasi Obat)


1) Kajian Teori
Sentralisasi obat adalah pengelolaan obat dimana seluruh obat yang akan
diberikan kepada pasien diserahkan pengolahannya sepenuhnya oleh perawat
(Nursalam, 2002 dalam Nursalam, 2007). Kegiatan ini memiliki 3 tahapan
yaitu: penerimaan obat, pemberian obat, penyimpanan obat. Pada tahap
penerimaan obat, maka yang bertanggung jawab adalah kepala ruangan yang
dapat didelegasikan kepada staf yang ditunjuk, kemudian ke bed pasien untuk
memberi penjelasan tentang sentralisasi obat serta meminta persetujuan untuk
melakukan kegiatan ini. Pada tahap pemberian obat harus memperhatikan 6
benar pemberian obat (benar nama pasien, benar jenis obat, benar dosis obat,
benar waktu pemberian, benar cara pemberian, dan benar dokumentasi. Pada
tahap penyimpanan, obat yang diterima akan dicatat pada buku besar persediaan
atau dalam kartu persediaan dan diletakkan pada ruang tersendiri dengan
memisahkan antara obat pasien yang satu dengan yang lainnya.
2) Penerapan di Ruangan
Dari hasil pengkajian yang dilakukan pada tanggal 14 - 18 Januari 2019 di
Ruang Sahadewa RSUD Sanjiwani Gianyar, pelaksanaan sentralisasi obat di
ruangan telah dilakukan, dimana setiap kali obat datang akan langsung
diserahkan kepada perawat untuk pengelolaannya. Sentralisasi obat diruangan
ini menyediakan satu ruangan persiapan, obat-obat pasien akan diletakkan pada
kotak-kotak yang telah diisi identitas pasien. Permintaan obat dilakukan dengan
menulis resep kemudian resep dibawa ke apotik oleh keluarga/perawat ruangan
pada siang hari.Pelaksanaan sentralisasi obat diruangan ini sudah cukup
maksimal, dimana dari obat yang datang maupun selesai dipakai selalu
dilakukan penghitungan kembali jumlah dan jenis obat, dan saat memberikan

51
obat pun tetap memperhatikan prinsip 6 benar pemberian obat. Namun dalam
penyelenggaraan kegiatan ini masih ada kekurangan yakni apabila obat di
pasien habis, perawat akan meminjam di pasien yang lain dan tidak tersediannya
lembar persetujuan untuk melakukan sentralisasi obat terhadap pasien.

e. Perencanaan Pulang (Discharge Planning)


1) Kajian Teori
Discharge Planning keperawatan merupakan komponen yang terkait
dengan rentang atau yang sering disebut dengan keperawatan berkelanjutan,
dimana keperawatan yang dibutuhkan oleh pasien harus diberikan dimanapun
pasien berada.Perencanaan pulang merupakan bagian terpenting dari program
keperawatan klien yang dimulai segera setelah klien masuk rumah sakit. Hal ini
merupakan suatu proses yang menggambarkan usaha kerja sama antara tim
kesehatan, keluarga, klien, dan orang yang penting bagi klien.
2) Pelaksanaan di Ruangan
Dari hasil pengkajian yang dilakukan pada tanggal 14 Januari 2019 s/d 18
Januari 2019 di Ruang Sahadewa RSUD Sanjiwani Gianyar,Discharge
Planningtelah dilakukan dengan baik dimana mereka melakukan kegiatan ini
sejak pasien masuk rumah sakit hingga pasien pulang. Alur discharge planning
di Ruang Sahadewa RSUD Sanjiwani Gianyar yaitu dari perawat menyiapkan
resume perawat yang berisikan obat pasien, tanggal kontrol pasien, pemeriksaan
penunjang pasien (rontgen), dan transportasi pasien.Kemudian perawat
menyelesaikan kelengkapan administrasi lalu perawat beserta salah satu
keluarga pasien membawa kelengkapan administrasi tersebut ke
loket.Selanjutnya keluarga pasien menyerahkan bukti pembayaran ke ruangan,
lalu perawat memberikan edukasi mengenai kontrol kembali dan obat-obatan
yang masih perlu diminum. Tindakan selanjutnya adalah melepas infus pasien
disertai juga dengan memotong gelang Pasien yang mendapat surat kontrol
kembali yang pertama biasanya ke RSUD Sanjiwani Gianyar, jika ada kontrol
lanjutan setelah itu, pasien akan diberi surat keterangan masih dalam perawatan
yang dirujuk sesuai dengan pelayanan kesehatan yang dekat dengan tempat

52
tinggal pasien. Dalam pelaksanaan discharge palnning kurang nya pemberian
leaflet saat pemulangan pasien.

f. Penerapan Supervisi Keperawatan


1) Kajian Teori
Supervisi adalah melakukan pengamatan langsung dan berkala oleh atasan
terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh bawahan untuk kemudian apabila
ditemukan masalah, segera diberikan petunjuk atau bantuan yang bersifat
langsung, guna mengatasinya.
Supervisi merupakan upaya untuk membantu pembinaan dan peningkatan
kemampuan pihak yang disupervisi agar mereka dapat melaksanakan tugas
kegiatan yang telah ditetapkan secara efisien dan efektif (Sudjana, 2004 dalam
Nursalam, 2014).
2) Penerapan di Ruangan
Dari hasil pengkajian yang dilakukan pada tanggal 14 Januari 2019 s/d 18
Januari 2019 di Ruang Sahadewa RSUD Sanjiwani Gianyar, pelaksanaan
supervisi keperawatan oleh Kepala Ruangan dilakukan setiap hari, untuk
menilai kinerja perawat diruangan apakah sudah sesuai protap keperawatan
yang ada atau belum. Selain oleh kepala ruangan supervisi juga dilakukan oleh
pihak manajemen rumah sakit yang telah terjadwalkan. Untuk supervisi sudah
ada format yang baku dari pengamat supervisi sehingga di dapatkan penilaian
terhadap kinerja perawat di masing-masing ruangan.

g. Dokumentasi Keperawatan
1) Penerapan di Ruangan
Dari hasil pengkajian yang dilakukan pada tanggal 14 Januari 2019 s/d 18
Januari 2019 di Ruang Sahadewa RSUD Sanjiwani Gianyar adalah sistem
SBAR (Situation, Background, Assesment, Recommended) yaitu metode
terstruktur untuk mengkomunikasikan informasi penting yang membutuhkan
perhatian segera dan tindakan kontribusi terhadap esklasi yang efektif dan
meningkatkan keselamatan pasien.
Lembar Dokumentasi Ruang Sahadewa RSUD Sanjiwani Gianyar:

53
a. Surat permohonan MRS
b. Persetujuan umum
c. Surat persetujuan rawat inap
d. Dokumentasi pemberian informasi oleh DPJP
e. Orientasi pasien baru
f. Ringkasan riwayat masuk dan keluar
g. Pengkajian keperawatan pasien rawat inap
h. Tindakan keperawatan pasien rawat inap
i. Catatan edukasi dan perencanaan edukasi terintegrasi rawat inap
j. Daftar pmberian obat parenteral
k. Daftar pemberian obat non parenteral
l. Catatan observasi komperensif
m. Keseimbangan cairan
n. Catatan perkembangan pasien rawat inap terintegrasi
o. Konsultasi
p. Timbang terima antar ruangan
q. Resume keluar
r. Rencana pemulangan pasien
s. Komite pencegahan dan pengadilan infeksi rumah sakit (PPIRS)

Berdasarkan uraian di atas metode keperawatan yang digunakan di ruang


Sahadewa RSUD Sanjiwani Gianyar adalah metode keperawatan MPKP Primer
Modifikasi yang menggabungkan metode tim dan metode primer yang terdiri
dari 1 Kepala Ruangan, 3 Perawat Primer, 13 Perawat Asosiet dan masing-
masing anggotanya.Penggunaan MPKP modifikasi primer dilakukan karena
kurangnya tenaga S1 keperawatan.

Timbang terima dilakukan oleh semua perawat yang dinas sebelumnya


maupun yang akan dinas selanjutnya. Kegiatan timbang terima dipimpin oleh
kepala ruangan maupun ketua tim. Sebelum melakukan timbang terima, perawat
yang dinas sebelumnya akan mempersiapkan terlebih dahulu buku timbang
terima. Saat kegiatan timbang terima berlangsung, perawat yang bertugas untuk
melaporkan kondisi pasien akan menjelaskan identitas pasien, diagnosa medis,

54
terapi apa yang telah diberikan dan terapi apa yang belum diberikan, kondisi
pasien saat ini, rencana tindakan selanjutnya (SBAR). Setelah pelaporan kondisi
pasien, maka tim yang akan bertugas selanjutnya akan memvalidasi kembali apa
yang telah dilaporkan, kemudian baik tim yang jaga sebelumnya dan tim yang
akan berjaga kemudian akan langsung memvalidasi ke bed pasien. Jika antara
kedua tim sudah mengerti dan memahami kondisi pasien, maka kegiatan
timbang terima akan diakhiri. Namun dalam pelaksanaanya timbang terima
memiliki kekurangan yaitu kurang tepatnya waktu dalam operan dan pada saat
timbang terima sore dan malam kurang interaksi ke pasien.
Pelaksanaan ronde keperawatan di Ruang Sahadewa RSUD Sanjiwani
Gianyar dilakukan 1 bulan sekali di ruang sahadewa dengan menyelesaikan
masalah keperawatan, perawat melakukan share dengan perawat lain yang
melibatkan kepala ruangan. Diskusi Refleksi Kasus dilakukan setiap 1 bulan
sekali.
Pelaksanaan Sentralisasi obat di ruangan telah dilakukan, dimana setiap kali
obat datang akan langsung diserahkan kepada perawat untuk pengelolaannya.
Sentralisasi obat diruangan ini menyediakan satu ruangan persiapan, obat-obat
pasien akan diletakkan pada kotak-kotak yang telah diisi identitas pasien.
Permintaan obat dilakukan dengan menulis resep kemudian resep dibawa ke
apotik oleh keluarga/perawat ruangan pada siang hari.Pelaksanaan sentralisasi
obat diruangan ini sudah cukup maksimal, dimana dari obat yang datang
maupun selesai dipakai selalu dilakukan penghitungan kembali jumlah dan jenis
obat, dan saat memberikan obat pun tetap memperhatikan prinsip 6 benar
pemberian obat. Namun dalam penyelenggaraan kegiatan ini masih ada
kekurangan yakni apabila obat di pasien habis, perawat akan meminjam di
pasien yang lain dan tidak tersediannya lembar persetujuan untuk melakukan
sentralisasi obat terhadap pasien.
Dari hasil pengkajian yang dilakukan pada tanggal 14Januari 2019 s/d 18
Januari 2019 di Ruang Sahadewa RSUD Sanjiwani Gianyar, Discharge
Planning telah dilakukan dengan baik dimana mereka melakukan kegiatan ini
sejak pasien masuk rumah sakit hingga pasien pulang. Alur discharge planning
di Ruang Sahadewa RSUD Sanjiwani Gianyar yaitu dari perawat menyiapkan

55
resume perawat yang berisikan obat pasien, tanggal kontrol pasien, pemeriksaan
penunjang pasien (rontgen), dan transportasi pasien.Kemudian perawat
menyelesaikan kelengkapan administrasi lalu perawat beserta salah satu
keluarga pasien membawa kelengkapan administrasi tersebut ke
loket.Selanjutnya keluarga pasien menyerahkan bukti pembayaran ke ruangan,
lalu perawat memberikan edukasi mengenai kontrol kembali dan obat-obatan
yang masih perlu diminum. Tindakan selanjutnya adalah melepas infus pasien
disertai juga dengan memotong gelang Pasien yang mendapat surat kontrol
kembali yang pertama biasanya ke RSUD Sanjiwani Gianyar, jika ada kontrol
lanjutan setelah itu, pasien akan diberi surat keterangan masih dalam perawatan
yang dirujuk sesuai dengan pelayanan kesehatan yang dekat dengan tempat
tinggal pasien. Dalam pelaksanaan discharge palnning kurang nya pemberian
leaflet saat pemulangan pasien.

4. M4 (Money) : Pengelolaan Pendanaan


Pengelolaan Pendanaan RSUD Sanjiwani Gianyar.
Sumber TAHUN
NO
Dana 2015 2016 2017

1. DAK 92.700.000 12.145.740.000 22.578.281.950


- Murni
-Pendamping

2. TP 7.640.515.393- - -

3. APBD I 6.000.000.000- - -

4. APBD II 8.477.600.179- 5.065.503.000 26.279.426.904

5. APBN - - -

Sumber : Akuntansi 2017

Pengelolaan pendanaan ruangSahadewa RSUD Sanjiwani Gianyar.Pihak


pendanaan dipusatkan pengaturannya dibagian perbendaharaan RSUD Sanjiwani
Gianyar bukan berupa uang tetapi berupa pengadaan perlengkapan alat maupun bahan
untuk perawatan sesuai yang diperlukan. Pengadaan perlengkapan alat maupun bahan
56
diajukan ke inventaris alat setiap bulan, sehingga dari pihak inventaris akan
mengamprah ke bagian perencanaan dengan seijin Kepala Ruangan. Pengadaan alat
dan bahan setiap bulannya bertujuan untuk pembaharuan alat dan bahan. Sehingga
jika ada alat diruangan yang rusak dikarenakan kecerobohan pasien maupun keluarga
akan diajukan kembali ke inventaris, sehingga tidak ada penggantian alat secara
pribadi dari pihak keluarga maupun dari ruangan.

5. M5 (Market)
1. Gambaran Kasus Terbanyak Di Rawat InapSahadewa RSUD Sanjiwani
Gianyar 1 Tahun (Januari-Desember) 2018.
Sepuluh besar kasus diagnosa terbanyak di instalasi rawat inap Sahadewa
No Dx SMF Jumlah

1 SNH Neurologi 283

2 SH Neurologi 108

3 CAD Cardio 86

4 DM Interna 80

5 ADHF Interna 77

6 Vertigo Interna 59

7 CHF Cardio 51

8 Anemia Interna 48

9 CKD Interna 38

10 AF Interna 33

57
Dari data diatas dapat dilihat bahwa jumlah kasus terbanyak bulan
Januari – Desember 2018 di ruang rawat inap Sahadewa yaituSNH sebanyak
283 kasus dan kasus terendah AF sebanyak 33 kasus.

2. Sumber Pendanaan Pasien


Data yang tercantum merupakan data sumber pendanaan pasienbulan Januari –
Desember 2018.
Sumber pembiayaan Jumlah Persentase

Umum 799 36,4%

BPJS 1.242 56,6%

SK/KIS 153 6,9%

Sumber pendanaan pasien di ruangSahadewa selama bulan Januari –


Desember 2018 yaitu menggunakan BPJS sejumlah 1.242 orang (56,6%),
selanjutnya pasien umum sebanyak 799 orang (36,4%), dan paling sedikit
pendanaan pasien SK/KIS sebanyak 153orang (6,9%).

Pasien yang berobat dengan menggunakan jaminan kesehatan maka semua


pembayaran dilakukan di admission BPJS dan untuk pasien dengan sumber
pendanaan biaya pribadi (umum) dibayarkan ke admission.

2) Tingkat Kepuasan Pasien


Pengukuran tingkat kepuasan pasien di ruang rawat inap Sahadewa
dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang diberikan pada pasien yang
direncanakan untuk pulang dan pada pasien yang sudah dirawat selama 3 hari
atau lebih di ruang Sahadewa.Hasil pengkajian tingkat kepuasan pasien pada
Januari tanggal 18 Januari 2019, dengan metode kuesioner tentang tingkat
kepuasan pasien selama dirawat di ruang Sahadewa RSUD Sanjiwani Gianyar,
yang dirawat lebih dari 3 hari masa perawatan didapatkan 17 pasien. Sedangakan
yang masih menjalankan masa perawatan kurang dari 3 hari didapatkan hasil 17

58
pasien dengan kriteria semua pasien merasa puas dengan pelayanan diruang
Sahadewa RSUD Sanjiwani Gianyar.

B. Analisa SWOT

No Analisa SWOT Bobot Rating Bobot x Rating


1 M1 (Ketenagaan)
a. Internal Factor (IFAS)
STRENGTH
1. Struktur organisasi yang ada 0,25 3 0,75
sudah sesuai dengan kemampuan
perawat
2. Pembagian tugas sesuai dengan 0,25 3 0,75
struktur organisasi yang ada S-W
3. Jenis ketenagaan di ruangan : 0,25 3 0,75 3-2,75=
S2 Kes Masyarakat = 1 0,25
S1 Kep = 6 orang
D III = 8 orang
SPK = 2 orang
4. Perawat mengikuti seminar dan 0,25 3 0,75
pelatihan-pelatihan yang
berhubungan dengan kesehatan
1 3
TOTAL

WEAKNESS
1. Jumlah perawat masih belum 0,5 3 1,5
sebanding dengan jumlah pasien
2. Tingkat ketergantungan pasien 0,25 3 0,75
bervariasi
3. Kurang disiplinnya pegawai 0,25 2 0,5
TOTAL 1 2,75

OPPORTUNITY
1. Perawat masih berkesempatan 0,25 3 0,75
untuk melanjutkan pendidikan ke
jenjang yang lebih tinggi
2. Rumah sakit memberikan 0,25 3 0,75
kebijakan untuk memberi
beasiswa dan pelatihan bagi
perawat ruangan
3. Adanya mahasiswa STIKES Bali 0,25 3 0,75
yang sedang melakukan praktik di
ruangan
4. Adanya kebijakan pemerintah 0,25 3 0,75
tentang profesionalisasi perawat.
TOTAL 1 3
59
O-T
THREATENED 0,12 2 0,24 3- 2,38=
1. Adanya tuntutan tinggi oleh 0,62
masyarakat untuk mendapatkan
mutu pelayanan semakin tinggi 0,18 3 0,54
2. Makin tingginya kesadaran
masyarakat akan pentingnya
kesehatan dan hukum. 0,3 2 0,6
3. Persaingan dengan masuknya
perawat asing. 0,2 3 0,6
4. Kebijakan pemerintah tentang
askes maskin. 0,2 2 0,4
5. Munculnya berbagai RS swasta
sebagai pesaing dalam pemberian
pelayanan kesehatan. 1 2,38
TOTAL

2 M2 (Sarana dan prasarana)


a. Internal faktor (IFAS)
STRENGTH
1. Mempunyai sarana dan prasarana 0,1 4 0,4
untuk pasien dan tenaga kesehatan
2. RSUD Sanjiwani memberikan 0,2 4 0,8 S-W
kesempatan belajar management 4,0-2,4
secara luas. =1,6
3. Tersedianya Nurse Station. 0,2 4 0,8
4. Terdapat administrasi penunjang. 0,2 4 0,8
5. Lingkungan kerja yang kondusif
dimana ada hubungan baik anatara 0,2 4 0,8
perawat dengan perawat lain,
perawat dengan atasan maupun
dengan tenaga medis yang
lainnya.
6. Pembagian tugas bagi tenaga 0,1 4 0,4
keperawatan sudah jelas dan
perawat sudah memahami peran
60
dan fungsinya.
1 4,0
TOTAL

WEAKNESSES
a) Kurangnya kamar mandi, lampu
pemeriksaan, matras dekubitus 0,3 2 0,6
dan nebulizer.
b) Tenaga keperawatan tidak
seimbang dengan tingkat
ketergantungan pasien. 0,3 2 0,6
c) Tingkat pendidikan tenaga
keperawatan mayoritas masih
diploma. 0,4 4 1,22 O-T
4,0-2,0= 2,0
TOTAL

OPPORTUNITY 1 2,4
1. Adanya dukungan untuk
perubahan menjadi perawat
professional. 0,2 4 0,8
2.Terbukanya kesempatan
mengikuti pendidikan lebih
lanjut (S1 Keperawatan Ners). 0,2 4 0,8
3. Adanya mahasiswa S1 yang
sedang melakukan praktek
keperawatan. 0,2 4 0,8
4. Adanya kerjasama yang baik
antara mahasiswa dengan perawat
klinik. 0,2 4 0,8
5. Adanya kesempatan untuk
pengantian alat-alat yang tidak
layak pakai 0,2 4 0,8

TOTAL
1 4,0
THREATENED

a) Adanya tuntutan yang tinggi dari


masyarakat untuk melengkapi 0,2 2 0,4
sarana dan prasarana
b) Persaingan antara RS dan klinik
dari pihak swasta yang semakin 0,2 2 0,4
ketat.
c) Makin tingginya kesadaran
masyarakat akan hukum 0,1 2 0,2
pelayanan kesehatan.
d)Makin tingginya kesadaran
61
masyarakat akan pentingnya 0,2 2 0,4
kesehatan.
e) Adanya kesenjangan antara
jumlah pasien dengan peralatan 0,1 2 0,2
yang diperlukan.
f) Adanya pertanggung jawaban
legalitas bagi pasien. 0,2 2 0,4

TOTAL 1 2,0
3 M-3 (Method)
Penerapan Model
a. Internal Factor (IFAS)
STRENGTH
1. Model asuhan keperawatan yang 0,3 4 1,2
digunakan yaitu Primer
Modifikasi Tim 0,2 4 0,8
2. Model yang digunakan sesuai
dengan visi dan misi ruangan. 0,14 4 0,56
3. Kebanyakan atau hampir semua
perawat mengerti/memahami S -W
model yang digunakan dan 3,9- 3,2 =
menyatakan cocok dengan model 0,8
yang ada.
4. Model yang digunakan cukup 0,10 3 0,30
efisien.
5. Memiliki standart asuhan 0,14 4 0,56
keperawatan.
6. Terlaksananya komunikasi yang 0,12 4 0,48
cukup baik antar profesi

TOTAL 1 3,9

WEAKNESSES
1. Job yang kadang – kadang tidak 0,6 4 2,4
sesuai dengan lulusan akademik
yang berbeda tingkatannya
(kurang jelas).
2. Kurangnya jumlah tenaga yang 0,4 4 0,8
membantu optimalisasi penerapan
model yang digunakan.
TOTAL 1 3,2

b. External Factro (EFAS)


OPPORTUNITIES 0,6 4 2,4
1. Kepercayaan dari pasien dan
62
masyarakat cukup baik. 0,4 2 0,8 O-T
2. Ada kebijakan pemerintah tentang 3,2- 4= -0,8
profesionalisme.
1 3,2
TOTAL

THREATS 0,6 4 2,4


1. Tuntutan masyarakat akan
pelayanan yang maksimal. 0,4 4 1,6
2. Kebebasan pers mengakibatkan
mudahnya informasi di dalam
ruangan kemasyarakat.
1 4,0
TOTAL

4 Ronde Keperawatan
a. Internal Factor (IFAS)
STRENGHT
1. Ruangan mendukung adanya 0,4 4 1,6
kegiatan ronde keperawatan.
2. Adanya kemauan perawat untuk 0,3 3 0,9
berubah.
3. Adanya kasus yang memerlukan 0,1 2 0,2 S-W
perhatian khusus oleh perawat 3,3-3,6 = -
ruangan dan kepala ruangan 0,3
4. Adanya pembentukan tim dalam 0,2 3 0,6
pelaksanaan ronde keperawatan.
TOTAL
1 3,3
WEAKNESSES
7)Ronde keperawatan adalah
kegiatan yang belum dapat 0,6 4 2,4
dilaksanakan secara optimal
8)Jumlah perawat yang tidak
seimbang dengan jumlah pasien. 0,4 3 1,2

TOTAL 1 3,6

b. External Factor (EFAS)


OPPORTUNITY
1. Adanya pelatihan dan diskusi 0,62 4 2,48
tentang masalah yang terjadi di
Ruang Sahadewa III RSUD
63
Sanjiwani 0,38 3 1,14
2. Adanya kesempatan dari kepala O–T
ruang dan perawat ruangan untuk 3,62-3 = -
mengadakan ronde keperawatan. 0,62
1 3,62
TOTAL

THREATS 0,82 3 2,46


1. Adanya tuntutan yang lebih tinggi
dari pasien dan keluarga pasien
untuk mendapatkan pelayanan
yang lebih profesional. 0,18 3 0,54
2. Persaingan antar ruangan yang
semakin kuat dalam pemberian
pelayanan.
TOTAL 1 3

5 Dokumentasi Keperawatan
STRENGTH
1. Tersedianya sarana prasarana 0,2 2 0,4 S-W
(administrasi penunjang). 2,15-2,6 = -
2. Sudah ada sistem 0,45
pendokumentasian yang 0,13 3 0,26
berorientasi pada masalah
kesehatan pasien.
3. Dokumentasi keperawatan yang
dilakukan meliputi pengkajian 0,25 2 0,75
menggunakan sistem Head to Toe
dan pendokumentasian
berorientasi pada sistem informasi
pasien, serta diagnosis
keperawatan sampai dengan
evaluasi dengan menggunakan
SOAP.
4. Format pengkajian sudah ada dan
dapat memudahkan perawat dalam 0,15 2 0,3
pengkajian dan pengisiannya.
5. Perawat mengatakan mengerti
cara pengisian format 0,17 2 0,24
dokumentasi yang digunakan
dengan benar dan tepat
6. Perawat mengatakan melakukan
dokumentasi segera setelah 0,05 2 0,1
melakukan tindakan
7. Perawatn mengatakan format yang
digunakan sangat membantu 0,05 2 0,1
dalam melakukan pengkajian pada
pasien
64
TOTAL 1 2,15

WEAKNESS
1. Sistem pendokumentasian masih 0,6 1,8
dilakukan secara manual 3
2. Respon pasien kurang terpantau 0,4 0,8
dalam lembar evaluasi 2

TOTAL 1 2,6 O-T


2,8 - 3 = -
OPPORTUNITIES 0,2
5. Adanya program pelatihan tentang 0,3 3 0,9
pendokumentasian keperawatan.
6. Peluang perawat untuk 0,3 3 0,9
meningkatkan pendidikan
(pengembangan SDM).
7. Adanya mahasiswa keperawatan 0,2 2 0,4
Ners STIKES Bali yang praktik
manajemen keperawatan.
8. Adanya kerjasama yang baik
antara mahasiswa dan perawat 0,2 3 0,6
ruangan.

TOTAL
1 2,8

THREATS
1. Adanya kesadaran pasien dan 0,6 3 1,8
keluarga akan tangguang jawab
dan tanggung gugat.
2. Akreditasi rumah sakit tentang 0,4 3 1,2
sistem dokumentasi.

TOTAL 1 3

6 Timbang Terima
a. IFAS
STRENGTH
1. Timbang terima merupakan 0,15 4 0,6
kegiatan rutin, yaitu dilaksanakan
tiga kali dalam sehari
2. Diikuti oleh semua perawat yang 0,1 4 0,4
telah dan akan dinas
3. Timbang trima dipimpin oleh 0,05 3 0,15
kepala ruangan
65
4. Ada klarifikasi, tanya jawab dan 0,05 2 0,1
validasi terhadap semua yang S -W
ditimbang terimakan. 2,9- 3,3= -
5. Semua perawat tau hal – hal yang 0,2 3 0,6 0,4
perlu dipersiapkan dalam timbang
terima.
6. Semua perawat mengetahui 0,1 3 0,3
prinsip – prinsip tentang teknik
penyampaian timbang terima di
depan pasien.
7. Ada buku khusus untuk pelaporan 0,2 2 0,4
timbang terima
8. Setelah dilaporkan, laporan 0,05 3 0,15
ditandatangani oleh yang
bersangkutan.
9. Kepala ruangan mengevaluasi 0,1 2 0,2
kesiapan perawat yang akan dinas.

TOTAL 1 2,9

WEAKNESS
1. Perawat kurang disiplin waktu 0,5 4 2
timbang terima
2. Tidak selalu ada interaksi dengan 0,3 3 0,9
pasien selama timbang terima.
3. Data hanya ditulis di secarik 0,2 2 0,4
kertas sehingga kadang hilang saat
akan dilaporkan

TOTAL 1 3,3

b. EFAS
OPPORTUNITIES
1. Adanya mahasiswa STIKES Bali 0,5 3 1,5
Profesi Ners yang praktek
menegemen keperawatan di
ruangan
2. Adanya kerjasama yang baik 0,3 3 0,9
antara mahasiswa STIKES Bali
Profesi Ners dengan perawat
ruangan.
3. Sarana dan prasarana penunjang 0,2 4 0,8
cukup tersedia O-T
S-T
TOTAL 1 3,2 3,2-3 = 0,2

66
THREATS
1. Adanya tuntutan yang lebih tinggi 0,5 3 1,5
dari masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan yang
lebih profesioanal
2. Meningkatnya kesadaran
masyarakat mengenai tanggung 0,5 3 1,5
jawab dan tanggung gugat perawat
sebagai pemberi asuhan
keperawaratan
TOTAL 1 3

7 Supervisi
h) IFAS
STRENGTH
1. Adanya supervisi dari pihak 0,4 3 1,2
rumah sakit ke masing-masing
ruangan
2. Adanya supervisi di ruangan 0,3 4 1,2
setiap hari
3. Adanya kemauan perawat untuk 0,2 3 0,6
berubah.
4. Kepala ruangan Sahadewa 0,1 3 0,3 S- W
mendukung kegiatan supervisi 3,3- 3 = -0,3
demi peningkatan mutu pelayanan
keperawatan.

TOTAL 1 3,3

WEAKNESS
1. Belum ada uraian yang jelas 0,5 3 1,5
tentang supervisi
2. Kurang optimalnya jadwal 0,5 3 1,5
pelaksanaan supervisi di ruangan

TOTAL 1 3

i) EFAS
OPPORTUNITIES
1. Adanya mahasiswa STIKES Bali 0,5 3 1,5
Profesi Ners yang praktek
manajemen keperawatan di
ruangan Sahadewa
2. Adanya jadwal supervisi 0,3 3 0,9
keperawatan oleh pengawas
perawat setiap bulan.
67
3. Terbuka kesempatan untuk O-T
melanjutkan pendidikan atau 0,2 3 0,6 3 - 4 = -1
magang.
TOTAL 1 3

THREATS
1. Tuntutan pasien sebagai 1 4 4
konsumen untuk mendapatkan
pelayanan yang profesional dan
bermutu sesuai dengan
peningkatan biaya perawatan.

TOTAL 1 4

8 Discharge Planning
1. IFAS
STRENGTH S-W
a) Adanya kemauan untuk 0,3 3 0,9 3,2-2,6=0,6
memberikan pendidikan
kesehatan (Discharge Planning)
kepada pasien dan keluarga
pasien. 0,2 3 0,6
b) Memberikan pendidikan
kesehatan kepada pasien dan
keluarga saat akan pulang. 0,15 2 0,3
c) Adanya pembagian tugas secara
lisan tentang pelaksanaan
Discharge Planning 0,15 4 0,6
d) Adanya pemahaman tentang
Discharge Planning oleh 0,2 4 0,8
perawat.
e) Adanya pendokumentasian
discharge planning dalam rekam
medis pasien 1 3,2

TOTAL
0,2 4 0,8
WEAKNESS
p)Pelaksanaan Discharge Planning 0,3 4 1,2
belum optimal
q)Kurangnya pemberian
brosur/leaflet untuk pasien saat 0,3 2 0,6
melakukan discharge planning
r) pendidikan kesehatan dilakukan
secara lisan pada setiap
pasien/keluarga. 1 2,6

68
TOTAL
EFAS
OPPORTUNITIES 0,3 3 0,9
7)Adanya mahasiswa STIKES Bali O-T
Profesi Ners yang praktek 2,7- 2,6 =
menegemen keperawatan di 0,3 2 0,6 0,1
ruangan
8)Adanya kerjasama yang baik
anatara mahasiswa keperawatan 0,4 3 1,2
dengan perawat ruangan
9)Adanya kemauan pasien/keluarga
terhadap anjuran perawat 1 2,7

TOTAL 0,3 4 1,2


THREATS
1. Adanya tuntutan masyarakat
untuk mendapatkan pelayanan
keperawatan yang lebih 0,4 2 0,8
profesioanal.
2. Makin tingginya kesadaran
masyarakat akan pentingnya 0,3 2 0,6
kesehatan.
3. Persaingan antar ruangan yang
semakin ketat. 1 2,6

TOTAL
9 Sentralisasi Obat
d. Internal Factor (IFAS)
STRENGTH
1. Di ruangan menggunakan sistem 0,5 4 2
sentralisasi obat, terbukti dari S-W
adanya trolley obat di ruang 3-2,5=0,5
persiapan
2. Sebagian besar perawat pernah 0,5 2 1
melakukan setralisasi obat mulai
dari memberitahukan ke pasien
sampai pendokumentasian
sentralisasi obat
TOTAL 1 3
WEAKNESS
1. Pelaksanaan sentralisasi obat 0,5 2 1
belum optimal
2. Alat kesehatan hanya sebagian 0,5 3 1,5
ada dengan jumlah terbatas
TOTAL 1 2,5

e. External Factor (EFAS)


OPPORTUNITY
69
1. Adanya kerjasama yang baik 0,6 3 1,8
antara perawat dan mahasiswa
2. Adanya mahasiswa yang praktek 0,4 3 1,2 O-T
manajemen keperawatan 3-3,5=-0,5
TOTAL 1 3
THREATENED
1. Adanya tuntutan masyarakan 0,5 4 2
akan pelayanan yang
professional
2. Kurangnya kepercayaan pasien 0,5 3 1,5
terhadap sentralisasi obat
1 3,5

70
C. Diagram Layang

0,8
M3

0,7

0,6
M1 RK

SO
0,5

0,4

SVT 0,3

TT DK M2
0,2
DP
0,1

W -0,5 -0,4 -0,3 -0,2 -0,1 0,1 0,2 0,3 O,4 0,5 0,6 0,7 0,8
S
-0,1

-0,2

-0,3

-0,4

-0,5

-0,6

-0,7

71
DPrioritas Masalah

SKOR ANALISA SWOT


MASALAH PRIORITAS
IFAS EFAS

1. Discharge Planning 0,6 0,1 Pertama

2. Sentralisasi Obat 0,5 0,5 Kedua

3. Ronde Keperawatan 0,3 0,62 Ketiga

4. Supervisi 0,3 -1 Keempat

5. Timbang Terima 0,4 0,2 Kelima

6. Penerapan Model 0,8 0,8 Keenam

7. Dokumentasi 0,45 0,2 Ketujuh

8. Timbang Terima 0,4 0,2 Kedelapan

9. Sarana dan Prasarana 1,6 2,0 Kesembilan

72
BAB IV

PERENCANAAN/ RENCANA STRATEGI

A. Penataan Ketenagaan
Untuk efektifitas pelaksanaan Model Asuhan Keperawatan professional dalam
menentukan kebijakan-kebijakan internal yang sifatnya umum kelompok
menyusunstruktur organisasi sebagai berikut :

Ketua : Bagus Hadi Indradewa

Penanggung : Ni Putu Lidya Santi


jawab MPKP

Sekretaris : Ni Ketut Ayu Valentina

Bendahara : Ni Komang Eprilyana

Seksi Humas : I Gede Putu Adi Prastya

Seksi Prasarana : Ni Wayan Eka Sasmita

Anggota : I Made Diatmika, Ni Kadek Trisna Dewi, Kadek


Teguh Putra Arimbawa, Putu Mirah Ratna Sari Dewi,
Ni Wayan Sintia, Ni Luh Dewinta Eka Putri.

Adapun dalam pengelolaan ruang rawat inap sahadewa maka diselenggarakan


pengorganisasian dengan pembagian peran sebagai berikut :

1. Kepala Ruangan
2. Perawat Primer
3. Perawat Associate

73
Pembagian peran ini secara rinci akan dilampirkan, setelah pelaksanaan Model
Praktik Keperawatan professional di ruangan.

B. Perencanaan MPKP (Metode Praktik Keperawatan Profesional)


Tujuan : Diharapkan setelah dilakukan praktek manajemen oleh mahasiswa STIKES
BALI, ruang Sahadewa RSUD Sanjiwani Gianyar mampu menerapkan
MPKP Primary Nursing secara optimal.
Rencana Kegiatan :
1. Mendiskusikan bentuk dan penerapan model praktik keperawatan
professional (MPKP) yang dilaksanakan yaitu model Primary Nursing.
2. Merencanakan kebutuhan tenaga perawat.
3. Melakukan pembagian peran perawat.
4. Menentukan deskripsi tugas dan tanggung jawab perawat.
5. Melakukan pembagian jadwal serta pembagian tenaga perawat.
6. Menerapkan model MPKP yang direncanakan.
Setelah dilakukan analisa masalah dengan meggunakan pendekatan analisa
SWOT, kelompok menerapkan Model Asuhan Keperawatan Profesional yaitu
Primary Nursing.

Model perawatan Primary Nursing merupakan salah satu model praktek


Keperawatan professional dimana perawat bertanggung jawab penuh terhadap asuhan
keperawatan yang diberikan kepada pasien mulai dari pasien masuk sampai keluar
Rumah Sakit. Model ini mendorong kemandirian perawat, ada kejelasan antara
pembuat rencana asuhan keperawatan dan pelaksanaan asuhan keperawatan selama
pasien di rawat.Model ini ditandai dengan adanya keterkaitan kuat dan terus menerus
antara pasien dan perawat yang ditugaskan untuk merencanakan, melakukan dan
koordinasi asuhan keperawatan selama pasien di rawat.Konsep dasar dan model ini
adalah tanggung jawab dan tanggung gugat. Berikut sistem pemberian asuhan
keperawatan Primary Nursing.

74
Bagan 4.1 Sistem pemberian Asuhan Keperawatan Primary Nursing

TEAM MEDIS DAN TEAM KEPALA RUANGAN


SARANA RS
LAIN

PERAWAT PERAWAT

PRIMER PRIMER
PERAWAT PERAWAT
ASSOCIATE
ASSOCIATE

KLIEN
KLIEN

Keterangan:

: Garis Komando

: Garis Koordinasi

Kelebihan :

1. Bersifat kontinuitas dan komprehensif.


2. Perawat primer mendapatkan akuntabilitas yang tinggi terhadap hasil dan
memungkinkan pengembangan diri.
3. Pasien merasa diperlakukan sewajarnya karena terpenuhinya kebutuhan secara
individu.
4. Tercapainya pelayanan kesehatan yang efektif terhadap pengobatan, dukungan
proteksi, informasi dan advokasi.

Kelemahan :

Hanya dapat dilakukan oleh perawat yang memiliki pengalaman dan


pengetahuan yang memadai dengan kriteria asertif, self direction, kemampuan
pengambilan keputusan yang tepat, menguasai keperawatan klinik, Akuntable serta
mampu berkolaborasi dengan berbagai disiplin profesi.

Job Description Model Praktek Keperawatan “PRIMARY NURSING“


1. Kepala Ruangan

75
Seorang perawat profesional yang diberi wewenang dan tanggung jawab dan
mengelola kegiatan pelayanan perawatan di satu ruang rawat.
Tugas Pokok:

Mengawasi dan mengendalikan kegiatan pelayanan keperawatan di ruang rawat


yang berada di wilayah tanggung jawabnya.

Uraian Tugas:
a. Menunjukkan perawat primer dan tugasnya masing-masing.
b. Mengikuti serah terima pasien di shif sebelumnya.
c. Mengidentifikasi tingkat ketergantungan klien dibantu perawat primer.
d. Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan
aktivitas dan tingkat ketergantungan pasien dibantu oleh perawat
primer.
e. Merencanakan strategi pelaksanaan perawatan.
f. Mengikuti visite dokter untuk mengetahui kondisi, patofisiologi,
tindakan medis yang dilakukan, program pengobatan dan
mendiskusikan dengan dokter tentang tindakan yang akan dilakukan
terhadap klien.
g. Mengatur dan mengendalikan asuhan keperawatan.
1) Membimbing pelaksanaan asuhan keperawatan.
2) Membimbing penerapan proses keperawatan.
3) Menilai asuhan keperawatan.
4) Mengadakan diskusi untuk pemecahan masalah.
5) Memberikan informasi kepada pasien atau keluarga yang baru
masuk.
h. Membantu mengembangkan niat pendidikan dan latihan diri.
i. Membantu membimbing terhadap peserta didik keperawatan.
j. Menjaga terwujudnya visi dan misi keperawatan dan rumah sakit.

Pengorganisasian:

a. Merumuskan metode penugasan yang digunakan.


b. Merumuskan tujuan metode penugasan.

76
c. Membuat rincian tugas perawat primer dan perawat asosier secara
jelas.
d. Membuat rencana kendali kepala ruangan membawahi 2 perawat
primer dan perawat primer membawahi 2 perawat asosier.
e. Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan, membuat proses
dinas, mengatur tenaga yang ada setiap hari dan lain-lain.
f. Mengatur dan mengendalikan logistik ruangan.
g. Mengatur dan mengendalikan situasi lahan praktek.
h. Mendelegasikan tugas saat kepala ruang tidak berada di tempat
kepada perawat primer.
i. Mengetahui kondisi klien, menilai tingkat kebutuhan pasien.
j. Mengembangkan kemampuan anggota.
k. Menyelenggarakan konferensi.

Pengarahan:

a. Memberi pengarahan tentang penugasan kepada perawat primer.


b. Memberikan pujian kepada perawat yang mengerjakan tugas dengan
baik.
c. Memberi motivasi dalam peningkatan pengetahuan, ketrampilan dan
sikap.
d. Menginformasikan hal-hal yang dianggap penting dan berhubungan
dengan aksep klien.
e. Membimbing bawahan yang mengalami kesulitan dalam melaksanakan
tugasnya.
f. Meningkatkan kolaborasi.

Pengawasan:
1. Melalui komunikasi
Mengawasi dan berkomunikasi langsung dengan perawat primer
mengenai asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien.
2. Melalui supervisi

77
Pengawasan langsung melalui inspeksi, mengamati sendiri atau
melalui laporan langsung secara lisan dan memperbaiki/mengawasi
kelemahan-kelemahan yang ada saat ini.
Pengawasan tidak langsung yaitu mengecek daftar hadir,
membaca dan memeriksa rencana keperawatan serta catatan yang
dibuat selama dan sesudah proses keperawatan dilaksanakan
(didokumentasikan), mendengar laporan dari perawat primer.
3. Evaluasi
a. Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan dengan
rencana keperawatan yang telah disusun bersama.
b. Audit keperawatan.

2. Perawat Primer
Seorang perawat yang diberikan wewenang dan ditugaskan untuk memberikan
pelayanan keperawatan secara komprehensif kepada klien.
Tugas Pokok:

a. Menerima klien dan mengkaji kebutuhan klien secara komprehensif.


b. Membuat tujuan dan rencana keperawatan.
c. Melaksanakan rencana yang telah dibuat selama praktek.
d. Mengkomunikasikan dan mengkoordinasikan pelayanan yang diberikan
oleh disiplin lain maupun perawat lain.
e. Mengevaluasi keberhasilan yang dicapai.
f. Menerima dan menyesuaikan rencana.
g. Melakukan rujukan kepada pekerja sosial, kontak dengan lembaga sosial
di masyarakat.
h. Membuat jadwal perjanjian klinik.
i. Mengadakan kunjungan rumah.

3. Perawat Associate
Seorang perawat yang diberikan wewenang dan ditugaskan untuk memberikan
pelayanan keperawatan langsung kepada klien.
Tugas Pokok:

78
a. Memberikan pelayanan keperawatan secara langsung berdasarkan
proses keperawatan dengan sentuhan kasih sayang :
1) Menyusun rencana perawatan sesuai dengan masalah klien.
2) Melaksanakan tindakan perawatan sesuai dengan rencana.
3) Mengevaluasi tindakan perawatan yang telah diberikan.
4) Mencatat atau melaporkan semua tindakan perawatan dan
respon klien pada catatan perawatan.
b. Melaksanakan program medik dengan penuh tanggung jawab
1. Pemberian obat.
2. Pemeriksaan laboratorium.
3. Persiapan klien yang akan operasi.
c. Memperhatikan keseimbangan kebutuhan fisik, mental, sosial dan
spiritual dari klien
1) Memelihara kebersihan klien dan lingkungan
2) Mengurangi penderitaan klien dgn memberi rasa aman, nyaman dan
ketenangan.
3) Pendekatan dan komunikasi terapeutik.
d. Mempersiapkan klien secara fisik dan mental untuk menghadapi
tindakan keperawatan dan pengobatan atau diagnosis.
e. Melatih klien untuk menolong dirinya sendiri sesuai dengan
kemampuannya.
f. Memberikan pertolongan segera pada klien gawat atau sakaratul maut.
g. Membantu kepala ruangan dalam penatalaksanaan ruangan secara
administratif.
1) Menyiapkan data klien baru, pulang atau meninggal.
2) Sensus harian atau formulir.
3) Rujukan harian atau formulir.
h. Mengatur dan menyiapkan alat-alat yang ada di ruangan menurut
fungsinya supaya siap pakai.
i. Menciptakan dan memelihara kebersihan, keamanan, kenyaman dan
keindahan ruangan.

79
j. Melaksanakan tugas dinas pagi, sore, malam atau hari libur secara
bergantian sesuai jadwal tugas.
k. Memberi penyuluhan kesehatan sehubungan dengan penyakitnya
(PKMRS).
l. Melaporkan segala sesuatu mengenai keadaan klien baik secara lisan
maupun tulisan.
m. Membuat laporan harian klien.
Kriteria Evaluasi :

1. Struktur :
a. Menentukan penanggung jawab MPKP
b. Mendiskusikan bentuk dan penerapan MPKP yaitu primary nursing
c. Merencanakan kebutuhan tenaga perawat
d. Melakukan pembagian peran perawat
e. Menentukan diskripsi tugas dan tanggung jawab perawat.
f. Melakukan pembagian jadwal serta pembagian tenaga perawat.
2. Proses :
Menerapkan MPKP : 23 Januari s/d 10 Pebruari 2019

3. Hasil :
Mahasiswa mampu menerapkan MPKP primary nursing sesuai dengan job
discription.

C. Ronde Keperawatan
Tujuan :

1. Menumbuhkan cara berpikir kritis


2. Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang berasal dari
masalah klien
3. Meningktakan kemampuan justifikasi
4. Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja
5. Meningkatkan kemampuan untuk rencana keperawatan.

Rencana Kegiatan :

80
1. Menentukan klien yang akan dijadikan subyek dalam ronde keperawatan
2. Menentukan strategi ronde keperawatan yang akan dilakukan
3. Menentukan materi dalam pelaksanaan ronde keperawatan
4. Menyiapkan petunjuk teknis pelaksanaan ronde keperawatan
5. Melaksanakan ronde keperawatan bersama-sama kepala ruangan dan staf
keperawatan.
Ronde keperawatan merupakan suatu kegiatan dalam mengatasi masalah
keperawatan klien yang dilaksanakan disamping klien, membahas dan melaksanakan
asuhan keperawatan pada kasus tertentu yang dilakukan oleh perawat primer, kepala
ruangan, perawat associate serta melibatkan seluruh anggota tim.
Kriteria klien yang dilakukan ronde :

1. Klien dengan penyakit kronis


2. Klien dengan komplikasi
3. Klien dengan penyakit akut
4. Klien dengan masalah keperawatan yang belum teratasi.
Karakteristik :

- Klien dilibatkan secara langsung


- Klien merupakan fokus kegiatan
- PA, PP dan konselor melakukan diskusi bersama
- Konselor memfasilitasi kreatifitas
- Konselor membantu mengembangkan kemampuan PA, PP untuk
meningkatkan kemampuan mengatasi masalah.
Peran :

1. Perawat Primer dan Perawat Associate


a. Menjelaskan keadaan dan data demografi klien.
b. Menjelaskan masalah keperawatan utama.
c. Menjelaskan intervensi yang belum dan yang akan dilakukan.
d. Menjelaskan tindakan selanjutnya.
e. Menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang akan diambil.
2 Perawat Primer dan atau Konselor
a. Memberikan justifikasi.

81
b. Memberikan reinforcement.
c. Menilai kebenaran suatu masalah, intervensi keperawatan serta tindakan yang
rasional.
d. Mengarahkan dan mengoreksi.
e. Mengintegrasikan teori dan konsep yang telah dipelajari .

Prosedur pelaksanaan Ronde Keperawatan


1. Persiapan
a. Penetapan kasus minimal 1 hari sebelumnya waktu pelaksanaan ronde.
b. Pemberian informed consent kepada klien / keluarga
2. Pelaksanaan ronde
a. Penjelasan tentang klien oleh perawat primer dalam hal ini penjelasan
difokuskan pada masalah keperawatan dan rencana tindakan yang akan atau
telah dilaksanakan dan memilih prioritas yang perlu didiskusikan.
b. Diskusi antar anggota tim tentang kasus tersebut.
c. Pemberian justifikasi oleh PP atau konselor / kepala ruangan tentang
masalah klien serta rencana tindakan yang akan dilakukan.
d. Tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang telah dan akan yang
akan ditetapkan.
3. Pasca ronde
Mendiskusikan hasil temuan dan tindakan pada klien tersebut serta menetapkan
tindakan yang perlu dilakukan
Kriteria Evaluasi :

1. Struktur :

a. Menetukan penanggungjawab ronde keperawatan


b. Menetapkan kasus yang akan di rondekan.
c. Memberikan Informed consent kepada klien dan keluarga.
2. Proses :

a. Melaksanakan ronde keperawatan bersama-sama Kepala ruangan dan


staf keperawatan

82
b. Penjelasan tentang klien oleh perawat primer dalam hal ini penjelasan
difokuskan pada masalah keperawatan dan rencana tindakan yang
dilaksanakan tetapi belum mampu mengatasi masalah pasien.
c. Diskusi antar anggota tim tentang kasus tersebut.
d. Pemberian masukan solusi tindakan yang lain yang mampu mengatsi
masalah klien tersebut
3. Hasil :
a. Dapat dirumuskan tindakan keperawatan untuk menyelesaikan
masalah pasien.
b. Hasil diskusi yang disampaikan dapat ditindak lanjuti dan
dilaksanakan.
Alur Ronde Keperawatan:
Bagan 4.3 Skema ronde keperawatan

TAHAP PRA RONDE PP

PROPOSAL PENETAPAN PASIEN

PERSIAPAN PASIEN :

 INFORM CONCERNT
 HASIL PENGKAJIAN/ INTERVENSI

 APA YANG MENJADI MASALAH


TAHAP RONDE  CROSS CEK DATA YANG ADA
 APA YANG MENYEBABKAN MASALAH
PENYAJIAN MASALAH
TERSEBUT
 BAGAIMNA PENDEKATAN (PROSES,
SAK, SOP)

TAHAP RONDE VALIDASI DATA

DISKUSI KARU, PP,


TAHAP RONDE
PERAWAT KONSELOR

TAHAP PASCA RONDE EVALUASI


83

MASALAH TERATASI
Keterangan:
: Di Bed Pasien

: Di Nurse Station

Ceklist Ronde Keperawatan

TIDAK
NO URAIAN TUGAS DIKERJAKAN
DIKERJAKAN

A. MATERI (20%)

5. Pengertian
6. Tujuan
7. Manfaat
8. Langkah – Langkah
(Strategi)

B. PERSIAPAN (10%)
i. Alat/ bahan/ pasien
ii. Proposal/ alur
C. PELAKSANAAN (30%)

Pra ronde

1. Perawat Primer menentukan kasus dan


topic (masalah yang tidak teratasi dan
masalah yang langka)
2. Menentukan TIM Ronde
3. Mencari sumber atau literature.
4. Membuat proposal
5. Mempersiapkan pasien : Informed
consent
6. Mendiskusikan apa diagnosa
keperawatan, data yang mendukung,
intervensi yang sudah dilakukan dan
hambatan yang ditemukan selama
perawatan.
Pelaksanaan ronde
f. Penjelasan tentang pasien oleh perawat
primer yang difokuskan pada masalah
keperawatan dan rencana tindakan yang
akan dilaksanakan serta memilih
prioritas yang didiskusikan.
g. Diskusi antar anggota tim tentang kasus
tersebut.
h. Pemberian justifikasi oleh perawat
primer / konselor / karu tentang masalah
pasien serta tindakan yang akan
84
dilakukan.
Pasca ronde
3. Evaluasi, Revisi, dan perbaikan
4. Kesimpulan dan rekomendasi
penegakan diagnosis serta intervensi
keperawatan selanjutnya.
D. EVALUASI (20%)

1. Kejelasan materi
2. Kelancaran pelaksanaan
E. SIKAP (20%)

F Total Nilai

D. Timbang Terima
Timbang terima (Operan) merupakan tekhnik atau cara untuk menyampaikan laporan
yang berkaitan dengan keadaan pasien.
Tujuan:
1. Tujuan Umum
1. Perawat dapat mengikuti perkembangan klien secara paripurna.
2. Meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat.
3. Menjalin hubungan kerjasama yang bertanggungjawab antar perawat
4. Pelaksanaan asuhan keperawatan terhadap klien yang berkesinambungan.
j) Tujuan Khusus
a. Menyampaikan kondisi dan keadaan klien (Data fokus).
b. Menyampaikan hal-hal yang sudah dilakukan dalam asuhan keperawatan pada
klien.
c. Menyampaikan hal-hal penting yang harus ditindaklanjuti oleh dinas
berikutnya.
d. Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya.

Rencana Kegiatan:
Menyusun teknik timbang terima bersama-sama dengan staf perawatan:

a) Timbang terima dapat dilakukan secara lisan atau tertulis


b) Menentukan materi timbang terima
c) Melaksanakan timbang terima bersama kepala ruangan & staf
d) Dilaksanakan pada tiap pergantian shift
e) Di pimpin oleh perawat primer sebagai penanggungjawab shift
85
f) Diikuti perawat, mahasiswa yang berdinas atau akan berdinas
g) Informasi yang disampaikan harus akurat, singkat sistematis/menggambarkan
kondisi terkini dengan tetap menjaga kerahasiaan klien
h) Timbang terima harus berorinetasi pada permasalahan keperawatan, rencana
keperawatan, tindakan dan perkembangan kesehatan klien.
i) Mendokumentasikan hasil timbang terima klien .
Langkah-Langkah dalam timbang terima adalah sebagai berikut :

TIDAK
NO URAIAN TUGAS DIKERJAKAN KET.
DIKERJAKAN

A MATERI (20%)

b. Pengertian

c. Tujuan

d. Manfaat

e. Prosedur
B PERSIAPAN (10%)

1. Buku Catatan

2. Proposal / alur
C PELAKSANAAN (30%)

9) Ka Ru membuka acara timbang


terima (menanyakan keadaan
staffdan kesiapan PP yang melapor
dan Anggota yang menerima
laporan.
10) PP Menyiapkan timbang terima pada
PP Berikutnya meliputi:
-jumlah pasien diruangan
-identitas klien dan DX Medis
-Data (keluhan/subyektif dan
obyektif)
-masalah keperawatan yang masih
muncul
-intervensi keperawatan yang sudah
dan belum dilaksanakan
-intervensi kolaboratif dan dependen
-Renacana umum dan persiapan yang
perlu dilakukan (persiapan
operasai,pemeriksaan penunjang dan
lain-lain)
-Hal-hal yang perlu dicatat atau
86
dioperkan

11) Kepala ruangan memberikan


kesempatan diskusi hal-hal penting
12) Bila laporan telah selesai dilanjutkan
melihat keadaan pasien satu persatu
D EVALUASI (20%)

c. Kejelasan laporan

d. Kelancaran pelaksanaan
E SIKAP (20%)

*Laporan Proposal timbang terima terlampir

Hal yang Perlu Diperhatikan:

1. Dilaksanakan tepat waktu pada saat setiap pergantian shift.


2. Dipimpin oleh penanggung jawab klien/perawat primer.
3. Diikuti oleh semua perawat yang akan dan telah bertugas.
4. Adanya unsur bimbingan dan pengarahan dari penanggung jawab.
5. Informasi yang disampaikan harus akurat, singkat, sistematis dan menggambarkan
kondisi klien saat ini serta menjaga kerahasiaan klien.
6. Timbang terima harus berorientasi pada permasalahan keperawatan klien.
Metode Pelaporan:

a. Perawat yang bertanggung jawab terhadap klien melaporkan langsung kepada


perawat penanggung jawab berikutnya dengan membawa laporan timbang terima.
b. Pelaksanaan timbang terima dapat dilakukan di ruang perawat, kemudian
dilanjutkan dengan mengunjungi klien satu persatu terutama pada klien-klien yang
memiliki masalah khusus serta memerlukan observasi lebih lanjut.

Mekanisme Timbang Terima:

87
Kriteria Evaluasi:
1. Struktur :
a. Menentukan penanggungjawab timbang terima
b. Menyusun tekhnik timbang terima bersama-sama dengan staf keperawatan.
c. Menentukan materi timbang terima
d. Status pasien disiapkan
e. Persiapan buku laporan dan buku pesanan khusus
2. Proses :
1. Melaksanakan timabng terima bersama dengan Karu dan staf keperawatan
pada pergantian shift
2. Timbang terima dipimpin oleh Perawat Primer sebagai penanggungjawab
shift.
3. Timbang terima diikuti oleh perawat, mahasiswa yang berdinas atau akan
berdinas.
3. Hasil :
1. Perawat mampu meloparkan timbang terima yang berisi (identitas, diagnosa
medis, masalah keperawatan, intervensi yang sudah dan belum dilaksanakan,
intervensi kolaboratif, rencana umum pasien).
2. Perawat dapat mengikuti perkembangan klien secara paripurna
3. Dapat meningktakan kemampuan komunikasi antar perawat

88
4. Menjalin hubungan kerja sama yang bertanggungjawab antar perawat
5. Pelaksanaan asuhan keperawatan dapat berjalan berkesinambungan.

E. Sentralisasi Obat
Tujuan:
Setelah dilakukan praktek manajemen keperawatan, diharapkan di Ruang Sahadewa
mampu menerapkan sentralisasi obat secara optimal.
Rencana strategi :
1. Melaksanakan sentralisasi obat klien bekerja sama dengan perawat, dokter
dan bagian farmasi.
2. Mendokumentasikan hasil pelaksanaaan pengelolaan sentralisasi obat.
Kontroling terhadap penggunaan dan konsumsi obat merupakan salah satu peran
perawat sehingga perlu dilakukan dalam suatu pola / alur yang sistematis sehingga
penggunaan obat benar-benar dikontrol oleh perawat sehingga risiko kerugian baik
material maupun non material dapat dieliminir. Upaya sistematik meliputi uraian
terinci tentang pengelolaan obat secara ketat oleh perawat diperlukan sebagai bentuk
tanggung jawab perawat dalam menyelenggarakan kegiatan keperawatan.

Teknik pengelolaan obat kontrol penuh (sentralisasi) adalah pengelolaan obat di


mana seluruh obat yang diberikan pada klien diserahkan sepenuhnya pada perawat.
Pengeluaran dan pembagian obat sepenuhnya dilakukan perawat:

1. Penanggung jawab dalam pengelolaan adalah kepala ruangan diserahkan


operasional dapat didelegasikan pada staf yang di tunjuk (PP).
2. Keluarga wajib mengetahui dan ikut serta mengontrol penggunaan obat.

Penerimaan obat:

1. Obat yang telah diresepkan dan telah diambil oleh keluarga diserahkan kepada
perawat dengan menandatangani lembar serah terima obat yang ada pada lembar
kontrol obat.
2. Perawat menuliskan nama klien, register, jenis obat, jumlah dan sediaan serta
dosis obat dalam lembar kontrol obat dan diketahui (tanda tangan) oleh keluarga
dalam lembar kontrol obat.

89
3. Klien / keluarga untuk selanjutnya dapat melakukan kontrol keberadaan obat pada
lembar kontrol obat yang ada di sisi klien (sisi bed klien).
4. Obat yang sudah diserahkan selanjutnya disimpan oleh perawat dalam kotak obat.
Keluarga dan klien wajib mengetahui letak kotak obat.
Pembagian obat:

1. Obat yang telah diterima untuk selanjutnya disalin dalam buku sentralisasi obat
dan lembar kontrol obat.
2. Obat-obat yang telah diterima disimpan untuk selanjutnya diberikan oleh perawat
dengan memperhatikan alur yang telah tercantum dalam buku sentralisasi obat
dan lembar kontrol obat.
3. Pada saat pemberian obat, perawat menjelaskan macam obat, kegunaan obat,
jumlah obat dan efek samping kemudian memberi kode dan tanda tangan setelah
melakukan pemberian obat.
4. Sediaan obat yang ada selanjutnya dicek setiap pagi oleh kepala ruangan / petugas
yang ditunjuk (PP) dan didokumentasikan dalam buku sentralisasi dan lembar
kontrol obat.
Penambahan obat baru:

i. Bilamana terdapat penambahan atau perubahan jenis, dosis atau perubahan rute
pemberian obat, maka informasi ini akan dimasukkan dalam buku sentralisasi
obat dan lembar kontrol obat.
ii. Pada pemberian obat yang bersifat tidak rutin (sewaktu), maka dokumentasi tetap
di catat pada buku sentralisasi obat dan lembar kontrol obat.
Obat khusus:

1. Obat tersebut khusus apabila sediaan memiliki harga yang cukup mahal,
menggunakan rute pemberian yang cukup sulit, memiliki efek samping yang
cukup besar atau hanya diberikan dalam waktu tertentu saja.
2. Pemberian obat khusus tetap dicatat pada buku sentralisasi obat yang
dilaksanakan oleh perawat primer.
3. Informasi yang diberikan pada klien/keluarga: nama obat, kegunaan obat, waktu
pemberian, efek samping, penanggung jawab pemberian. Wadah obat sebaiknya
diserahkan / ditunjukkan pada klien atau keluarga.

90
Kriteria Evaluasi :

a. Struktur :
a. Menetukan penanggungjawab sentralisasi obat.
b. Menyiapkan format sentralisasi obat.
b. Proses :
a. Melaksanakan sentralisasi obat klien bersama-sama dengan perawat, dokter
dan bagian farmasi.
b. Mendokumentasikan hasil pelaksanaan pengeloalaan sentralisasi obat.
c. Hasil :
a. Klien menerima sistem sentralisasi obat.
b. Perawat mampu mengelola obat klien.
c. Mutu pelayanan kepada klien terutama dalam pemberian obat meningkat.
d. Dapat bertanggungjawab dan bertanggunggugat baik secara hukum maupun
secara moral.
e. Pengelolaan obat efektif dan efisien.

TIDAK
NO URAIAN TUGAS DIKERJAKAN KET.
DIKERJAKAN

A MATERI (20%)

3. Pengertian

4. Tujuan

5. Teknik

6. Langkah-langkah (strategi)
B PERSIAPAN (10%)

1. Alat / Bahan/Pasien
i.Format surat sentralisasi obat
ii.Petunjuk teknis pengisian format
obat oral dan suntik
iii.Petunjuk teknis pengisian format
serah terima obat
2. Proposal / alur

91
C PELAKSANAAN (30%)

1. PP menyampaikan pada KaRu


tentang pelaksanaan sentralisasi
obat
2. KaRu menanyakan pada Ka Tim
persiapan pelaksanaan sentralisasi
obat
3. KaRu memberikan petunjuk
4. PP menyampaikan kepada dokter
obat-obat yang dibutuhkan pasien
5. Dokter memberikan resep kepada
pasien/keluarga
6. Keluarga mengambil obat
7. PP menerima obat-obat pasien
dengan mencatat dibuku
penerimaan obat
8. PP memberi penjelasan kepada
keluarga tentang penggunaan obat
9. PP menyimpan obat pada kotak
obat
D EVALUASI (20%)

1. Kejelasan materi

2. Kelancaran pelaksanaan
E SIKAP (20%)

F. Perencanaan Pulang (Discharge Planning)


Perencanaan pelaksanaan discharge planning adalah suatu dokumentasi untuk
menyelesaikan masalah, tujuan, dan intervensi pasien yang akan pulang dan asuhan
keperawatan yang dirumah.
Tujuan:

Untuk pasien dan keluarga:

1. Mendapatkan tindakan perencanaan pulang dengan baik.


2. Mendapat pengetahuan perawatan dirumah tentang : rencana untuk kontrol,
obat yang harus diminum dirumah, perawatan luka, aktivitas dan diet.
3. Dapat melakukan perawatan dirumah secara mandiri.
Untuk Perawat :

92
1. Adanya perencanaan dokumentasi dengan benar.
2. Terjadinya kerjasama dengan antar tim.
Rencana Kegiatan:

a. Discharge di buat sejak pasien masuk dalam ruang perawatan


b. Pada saat pasien pulang di jelaskan keadaan pasien setelah pengobatan dan
lanjutannya.
c. Dijelaskan penanganan yang diteruskan pasien dirumah
d. Diberikan penyuluhan kesehatan sesuai kebutuhan pasien.
e. Ditanda tangani sebagai pernyataan telah menerima penanganan pasien
pulang.
Perencanaan Pasien Pulang:

1. Kepala Ruangan
Bertanggung jawab penuh terhadap pelayanan keperawatan

2. Perawat Primer
Bertanggung jawab dalam asuhan keperawatan pasien sejak masuk sampai
pulang berdasarkan diagnosa keperawatan hasil pengkajian.

3. Perawat Associate
Ikut membantu dalam melakukan asuhan keperawatan yang sudah
direncanakan oleh perawat primer.

Langkah- Langkah Dalam Perencanaan Pulang:

TIDAK
NO URAIAN TUGAS DIKERJAKAN
DIKERJAKAN
A. MATERI (20%)
c. Pengertian
d. Tujuan
e. Manfaat
f. Prinsip
g. Langkah – Langkah
(Strategi)
B. PERSIAPAN (10%)
1. Alat/ bahan/ pasien
2. Proposal/alur

93
C. PELAKSANAAN (30%)
1. Ka Tim/Perawat Primer menyampaikan pada
KaRu tentang perencanaan pasien pulang
2. KaRu menanyakan kesiapan administrasi pasien
3. PP memanggil pasien/keluarga yang dibolehkan
pulang
4. PP menjelaskan tentang
i. Perawatan di rumh
ii. Diet
iii. Aktivitas dan istirahat
iv. Minum obat dan hal – hal berkaitan dengan
obat
5. PP memberikan kesemptan pada pasien/ keluarga
untuk bertanya
6. PP mengingatkan pasien/ keluarga waktu untuk
control
7. PP mengurus administrasi
8. PP mencatat/mengisi blangko resume perawatan
pasien

D. EVALUASI (20%)
1. Kejelasan materi
2. Kelancaran pelaksanaan
E. SIKAP (20%)
*Laporan proposal discharge planning terlampir.

94
Kriteria Evaluasi:

1. Evaluasi Struktur
a. Persiapan klien, peralatan, status, kartu dan lingkungan.
b. Penyusunan struktur tim pelaksana Discharge Planning
2. Evaluasi Proses
1. Menjelaskan pada klien tentang discharge planning.
2. Menjelaskan kepada klien dan keluarga tentang jadwal dan tempat kontrol,
obat , diet, aktifitas dan istirahat selama dirumah.
3. Evaluasi Hasil
a. Terdokumentasikannya pelaksanaan perencanaan pasien pulang.
b. Pasien dan keluarga dapat mengetahui tentang: 1) rencana untuk kontrol, 2)
Obat yang harus diminum dirumah, 3) perawatan luka, 4) aktivitas, dan 5) diet.

Alur Discharge Planing:

Tim Kesehatan
Dokter, perawat, tenaga
kesehatan lain

Keadaan Pasien ;

1. Klinis & pemeriksaan penunjang


lainnya
2. Tingkat ketergantungan pasien dalam
perawatan

PERENCANAAN PULANG

Program Health Education (perawat


Penyelesaian primer)
Lain-lain
Administrasi 1. Kontrol dan minum obat
2. Nutrisi
3. Aktivitas & istirahat

Bagan 4.5 Alur Discharge Planning

95
G. Supervisi
Tujuan:
Setelah dilaksanakan praktek manajemen keperawatan, diharapkan ruang
Sahadewa mampu menerapkan supervisi keperawatan dengan optimal.
Rencana Kegiatan:
1. Menyusun konsep supervisi keperawatan
2. Menentukan materi supervisi keperawatan
3. Menyiapkan format supervisi
4. Melaksanakan supervisi keperawatan bersama-sama perawat ruangan
5. Mendokumentasikan hasil pelaksanaan superivisi keperawatan.
Secara teori, supervisi keperawatan adalah salah satu fungsi pokok manager berupa
proses pemberian sumber-sumber yang dibutuhkan perawat dalam menyelesaikan
tugas-tugasnya untuk pencapaian tujuan.

Prinsip Supervisi:
1. Supervisi dilakukan sesuai struktur organisasi.
2. Supervisi memerlukan pengetahuan dan ketrampilan dasar manajemen,
kemampuan menerapkan prinsip manajemen dan kepemimpinan.
3. Fungsi Supervisi diuraikan dengan jelas, terorganisir dan sesuai standart.
4. Supervisi merupakan proses kerjasama yang demokrasi antara supervisor dan
perawat pelaksana.
5. Supervisi menerapkan visi, misi, falsafah, tujuan dan rencana yang spesifik.
6. Supervisi menciptakan lingkungan yang kondusif, komunikasi efektif,
kreativitas dan motivasi.
7. Supervisi mempunyai tujuan yang berhasil guna dan berdaya guna dalam
pelayanan keperawatan yang memberi kepuasan klien, perawat dan manajer.

96
Langkah-langkah Supervisi:

TIDAK
NO URAIAN TUGAS DIKERJAKAN KET.
DIKERJAKAN

A MATERI (20%)

1. Pengertian
2. Unsur Pokok
(Pelaksana, sasaran, frekuensi,
tujuan, teknik)

3. Manfaat

4. Langkah-langkah (strategi)
B PERSIAPAN (10%)

6. Alat / Bahan

7. Proposal / alur
C PELAKSANAAN (30%)

3. PP melapor kepada Kepala


Ruangan akan melaksanakan
supervisi kepada PA
4. Kepala ruangan menanyakan
kesiapan instrumen dan
mengingatkan PP agar
supervisi dilaksanakan secara
objektif
5. Kepala ruangan menanyakan
kesiapan PA yang akan
disupervisi
6. PP melakukan supervisi
terhadap PA
7. PP memberi masukan kepada
PA
8. PP melapor kepada kepala
ruangan hasil pelaksanaan
supervisi sambil menyerahkan
hasil penilaian sesuai
instrumen yang telah diisi
9. Kepala ruangan menyimpan
sebagai dokumentasi
D EVALUASI (20%)

97
3. Kejelasan materi

4. Kelancaran pelaksanaan
E SIKAP (20%)

Fungsi dan Peran Supervisor:


Fungsi dan peran supervisor khususnya dalam supervisi keperawatan
mempertahankan keseimbangan manajemen pelayanan keperawatan, manajemen
sumber daya, dan manajemen anggaran yang tersedia.

Manajemen pelayanan keperawatan meliputi : mendukung pelayanan


keperawatan, rencana program keperawatan, implementasi dan evaluasi keperawatan.

Tugas Supervisor:
1. Mempertahankan standar praktek keperawatan.
2. Menilai kualitas Asuhan keperawatan yang diberikan.
3. Mengembangkan peraturan dan prosedur pelayanan keperawatan, bekerja
sama dengan tenaga kesehatan lainnya.
4. Memantapkan kemampuan perawat.
5. Memastikan asuhan keparawatan profesional dilaksanakan.
Teknik Supervisi:
1. Secara Langsung
Supervisi dilakukan secara langsung pada kegiatan yang sedang
berjalan.Supervisor terlibat dalam kegiatan, memberikan reward dan
perbaikan.

Prosesnya :

a. Perawat pelaksana melakukan secara mandiri suatu tindakan


keperawatan didampingi supervisor.
b. Selama proses, supervisor memberi dukungan, reinforcement dan
petunjuk.

98
c. Supervisor dan perawat pelaksana melakukan diskusi setelah kegiatan
selesai, yang bertujuan untuk menguatkan cara yang telah sesuai dan
memperbaiki kekurangan dan reinforcement positif dari supervisor.
2. Secara Tidak Langsung
Supervisi dilakukan melalui laporan tertulis maupun lisan. Supervisor tidak
terlibat atau melihat langsung apa yang terjadi di lapangan, seingga mungkin
terjadi kesenjangan fakta. Umpan balik dapat diberikan secara tertulis.
Kriteria Evaluasi
1. Struktur :
a. Menentukan penanggungjawab supervisi keperawatan.
b. Menyusun konsep supervisi keperawatan.
c. Menentukan materi supervisi : SOP
2. Proses :
Melaksanakan supervisi keperawatan bersama perawat ruangan dan
supervisor Mendokumentasikan hasil pelaksanaan supervisi keperawatan.
3. Hasil :
3. Mahasiswa mampu melaksanakan supervisi secara optimal.
4. Supervisor mengevaluasi hasil supervisi.
5. Supervisor memberikan reward/feed back pada PP dan PA.

H. Sistem Pendokumentasian
Tujuan : setelah dilakukan praktek manajemen keperawatan, diharapkan
semua perawat di ruang Sahadewa dan mahasiswa Stikes Bali mampu menerapkan
pendokumentasian keperawatan secara optimal.

Rencana Kegiatan:

1. Mendiskusikan format pengkajian dan pendokumentasian sesuai dengan


kasus di ruang Sahadewa.
2. Menyiapkan format pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi.
3. Membuat SAK atau SOP.
4. Menyiapkan format / pendokumentasian keperawatan.
Tujuan dokumentasi :
99
1. Komunikasi
a. Koordinasi asuhan keperawatan.
b. Cegah informasi berulang.
c. Kesalahan lebih kecil dan meningkatkan asuhan keperawatan.
d. Penggunaan waktu efisiensi.
2. Mekanisme pertanggungjawaban
1. Dapat dipertanggungjawabkan baik kualitas dan kebenarannya.
2. Hukum dapat melindungi perawat – klien.
3. Metode pengumpulan data
a. Kemajuan klien yang reliabel dan obyektif .
b. Deteksi kecenderungan yang mungkin terjadi.
c. Bahan penelitian.
d. Data statistik.
4. Sarana pelayanan keperawatan secara individu
Sarana integrasi berbagai aspek klien : kebutuhan, kekuatan dan keadaan
khusus.

5. Sarana untuk evaluasi.


6. Sarana untuk meningkatkan kerja sama antar displin dalam tim kesehatan.
7. Sarana pendidikan lanjutan.
8. Audit, pantau kualitas asuhan keperawatan yang diterima dan kompetensi
yang berhubungan untuk asuhan keperawatan dibandingkan standar.
Dokumentasi adalah catatan otentik yang dapat dibuktikan atau dijadikan bukti dalam
persoalan hukum. Komponen dari dokumentasi mencakup aspek komunikasi, proses
keperawatan, standar keperawatan.

Pendokumentasian proses keperawatan yang efektif :

1. Penggunaan standar terminologi (pengkajian, diagnosa, perencanaan,


pelaksanaan, evaluasi)
2. Data yang relevan dan bermanfaat dikumpulkan kemudian di catat sesuai
dengan prosedur dalam catatan yang permanent.
3. Diagnosa keperawatan disusun berdasarkan klasifikasi dan analisa data yang
akurat.

100
4. Rencana tindakan keperawatan ditulis dan dicatat sebagai bagian dari catatan
yang permanen
5. Observasi dicatat secara akurat, lengkap dan sesuai urutan waktu
6. Evaluasi dicatat sesuai dengan urutan waktu meliputi selama dirawat,
dirujuk, pulang ataupun perubahan status klien, respon klien terhadap
tindakan.
7. Rencana tindakan yang direvisi, berdasarkan hasil yang diharapkan klien.
Kriteria Evaluasi :

1. Struktur :
a. Menentukan penanngungjawab kegiatan
b. Mendiskusikan format pengkajian dan pendokumentasian sesuai dengan kasus
di ruang Sahadewa.
c. Menyiapkan format pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi.
d. Membuat SAK dan SOP.
e. Menyiapkan format/pendokumnetasian keperawatan.
2. Proses :
a. Penggunaan standar terminologi (pengkajian, diagnosa, perencanaan,
pelaksanaan, evaluasi).
b. Data yang relevan dan bermanfaat dikumpulkan kemudian di catat sesuai
dengan prosedur dalam catatan yang permanent.
c. Diagnosa keperawatan disusun berdasarkan klasifikasi dan analisa data yang
akurat.
d. Rencana tindakan keperawatan ditulis dan dicatat sebagai bagian dari catatan
yang permanen.
e. Observasi dicatat secara akurat, lengkap dan sesuai urutan waktu.
f. Evaluasi dicatat sesuai dengan urutan waktu meliputi selama dirawat,
dirujuk, pulang ataupun perubahan status klien, respon klien terhadap
tindakan.
g. Rencana tindakan yang direvisi, berdasarkan hasil yang diharapkan klien.
3. Hasil :
a. Mahasiswa mampu menerapkan pendokumentasian secara optimal.
101
BAB V
PELAKSANAAN

Pada bab ini akan diuraikan aplikasi Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP)
yang dilaksanakan dalam praktek manajemen keperawatan di Ruang Sahadewa RSUD
Sanjiwani Gianyar pada tanggal 23 Januari s/d 2 Pebruari 2019. Pelaksanaan MPKP
ditekankan pada komponen utama yaitu : (A) Penataan tenaga keperawatan, (B) Sistem
MPKP, (C) Ronde keperawatan, (D) Timbang terima, (E) Sentralisasi obat, (F) Discharge
planning, (G) Supervisi keperawatan, (H) Dokumentasi asuhan keperawatan.

A. Penataan Ketenagaan Keperawatan


1. Persiapan
Pada tahap persiapan yang dilakukan kelompok adalah sebagai berikut:

a) Menyiapkan buku catatan harian mengenai jumlah pasien setiap hari serta tingkat
ketergantungannya.
b) Menyiapkan format klasifikasi dan kriteria tingkat ketergantungan pasien
berdasarakan teori Orem yaitu Self Care Difisit.
c) Menyiapkan konsep perhitungan kebutuhan tenaga perawat berdasarkan tingkat
ketergantungan pasien.

2. Pelaksanaan
a. Awal
1) Mengumpulkan data mengenai jumlah pasien serta tingkat ketergantungannya
setiap pagi, siang dan malam yang dilakukan pada minggu ke pertama sampai
minggu ke-2
2) Melakukan tabulasi data dan melaksanakan perhitungan jumlah kebutuhan
tenaga berdasarkan tingkat ketergantungan pasien (terlampir).
3) Melakukan perhitungan jumlah tenaga yang bertugas dalam sehari pada shift
pagi, siang dan malam

b. Hasil
Kelompok kami mengelola ruang Sahadewa kamar 2, 3, dan 8 total tempat
tidur 11 TT dengan pasien yang tingkat ketergantungannya mandiri, parsial dan

102
total. Pelaksanaan tenaga dalam manajemen setiap harinya terbagi menjadi 3 shift
yaitu, 3 tenaga shift pagi, 3 shift sore, dan 3 shift malam serta 3 tenaga yang
sedang libur bergantian setelah shift malam.

3. Hambatan
Kelompok tidak mengalami hambatan dalam pelaksanaan perhitungan tenaga
selama praktik manajemen keperawatan berlangsung.

4. Dukungan
Kepala ruangan yang sekaligus sebagai pembimbing klinik, pembimbing
akademik dan perawat ruangan memfasilitasi kebutuhan yang diperlukan serta
memberikan masukan, saran yang bersifat positif saat mahasiswa melakukan praktik
manajemen keperawatan dan pemberian asuhan keperawatan.

B. MPKP
1. Persiapan
Dalam praktik manajemen keperawatan, kelompok menerapkan Model Praktik
Keperawatan Profesional (MPKP) Primer modifikasi. Adapun Persiapan yang
dilakukan antara lain :
a. Mempersiapkan struktur organisasi yang terdiri dari penanggung jawab dari
masing-masing roleplay
b. Proposal roleplay yang disiapkan masing-masing penanggung jawab
c. Menyiapkan jadwal yang terbagi atas kepala ruangan, perawat primer (PP) 1 dan 2,
perawat associate, yang perannya dirolling setiap harinya
d. Mempersiapkan ruangan, pasien, dan rekam medis pasien kelolaan

103
Adapun alur MPKP primer modifikasi ini adalah sebagai berikut :

TEAM MEDIS DAN KEPALA SARANA RS


RUANGAN
TEAM LAINNYA

PERAWAT PERAWT
PRMER PRIMER PERAWT PA
PA PA
PRIMER
PA PA
Bagan 5.1 Bagan pengembangan MPKP Primer modifikasi PA
PASIEN
PASIEN
PASIEN

: Garis Komando

: Garis Koordinasi

2. Pelaksanaan
Uji coba pelaksanaan model praktik keperawatan professional dilaksanakan pada
minggu kedua tanggal 23 Januari – 2 Pebruari 2019. Anggota kelompok dibagi
menjadi 3 shift (pagi, sore, malam)
Pengorganisasian:

a) Kepala ruangan : 1 orang


b) Perawat Primer : 3 orang
c) Perawat Assosiate : 5 orang
d) Lepas Jaga : 3 Orang

3. Hambatan
Pada minggu pertama pelaksanaan MPKP di ruang Sahadewa khusunya kamar 2, 3,
dan 8, kelompok menemukan beberapa hambatan antara lain :
a. Adaptasi mahasiswa terhadap peran KARU, PP, maupun PA bervariasi

104
b. Adanya pergantian peran setiap harinya menyebabkan kurang maksimalnya
mahasiswa memberikan asuhan keperawatan
c. Tingkat ketergantungan dan kebutuhan pasien yang bervariasi
d. Kasus kelolaan mahasiswa yang cukup variatif

4. Dukungan
Dalam menghadapi hambatan yang ditemukan saat pelaksanaan praktik manajemen
keperawatan, kelompok mendapat bimbingan, arahan serta dukungan dari kepala
ruangan, pembimbing klinik dan perawat ruangan. Sehingga mahasiswa dapat
mengaplikasikan peran pada penerapan model praktik keperawatan professional
(MPKP).

C. Ronde Keperawatan
1. Persiapan, Pelaksanaan dan Evaluasi
Ronde Keperawatan pada tanggal 02 Pebruari 2019 :

TIDAK
NO URAIAN TUGAS DIKERJAKAN KET.
DIKERJAKAN

A. MATERI (20%)

1) Pengertian

2) Tujuan 20%

3) Manfaat

4) Langkah- Langkah
(Strategi)
B. PERSIAPAN (10%)

1. Alat/ bahan/ pasien √ 10%

2. Proposal/ alur √

105
C. PELAKSANAAN (30%)

Pra ronde

a) Perawat Primer menentukan kasus dan √


topic (masalah yang tidak teratasi dan
masalah yang langka) √
b) Menentukan TIM Ronde

c) Mencari sumber atau literature.
d) Membuat proposal

e) Mempersiapkan pasien : Informed
consent

f) Mendiskusikan apa diagnosa
keperawatan, data yang mendukung,

intervensi yang sudah dilakukan dan
hambatan yang ditemukan selama
perawatan.

Pelaksanaan ronde
a) Penjelasan tentang pasien oleh perawat
primer yang difokuskan pada masalah √
keperawatan dan rencana tindakan 27%
yang akan dilaksanakan serta memilih
prioritas yang didiskusikan.
b) Diskusi antar anggota tim tentang √
kasus tersebut.
c) Pemberian justifikasi oleh perawat √
primer / konselor / karu tentang
masalah pasien serta tindakan yang
akan dilakukan.

Pasca ronde
a) Evaluasi, Revisi, dan perbaikan √
b)Kesimpulan dan rekomendasi penegakan
diagnosis serta intervensi keperawatan
selanjutnya.

106
D. EVALUASI (20%)

1. Kejelasan materi √ 20%


2. Kelancaran pelaksanaan

E. SIKAP (20%) √ 20%

F Total Nilai

Di Ruang Sahadewa RSUD Sanjiwani Gianyar melaksanakan ronde keperawatan.


Pelaksanaan ronde keperawatan yang dihadiri oleh Perawat ruang Sahadewa RSUD
Sanjiwani Gianyar dilaksanakan pada hari Sabtu, 02 Februari 2018 pada pukul 11.00
WITA pada pasien “Ny. S” dengan diagnose medis DM + Anemia,dengan masalah
keperawatan Ketidakstabilan glukosa darah . Karu melaksanakan tugas sesuai dengan
rencana yaitu menentukan topik, literatur, tim, pasien dan pelaksanaan diskusi. Di Ruang
Karu memperkenalkan diri, identitas klien dan tujuan dari ronde. Kemudian PP
107
menjelaskan masalah klien, riwayat penyakit, tindakan yang belum dan sudah dilakukan.
Kemudian antar perawat mendiskusikan terkait tindakan yang belum dan akan dilakukan
serta menyusun prioritas masalah yang akan ditangani.

D. Timbang Terima
1. Persiapan
Persiapan timbang terima yang dilakukan antara lain :
a) Setelah dibentuk penanggung jawab dari pelaksanaan timbang terima keperawatan
kemudian mulai disusun proposal timbang terima.
b) Menyusun format timbang terima keperawatan serta petunjuk teknis pengisiannya.
c) Menyiapkan kasus kelolaan yang akan dilakukan timbang terima keperawatan.
d) Menyiapkan pelaksanaan timbang terima.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan timbang terima dilaksanakan secara penuh pada tanggal 23
Januari - 02 Pebruari 2018 pada setiap pergantian shift pagi dan sore pada jam 13.00
WITA, sore dan malam jam 19.00 WITA, serta shift malam dan pagi jam 07.00
WITA. Timbang terima diawali di nurse station dengan berdoa. Timbang terima
dilakukan dengan menyampaikan identitas pasien, diagnose medis, masalah pasien,
data, intervensi yang sudah dan belum dilaksanakan, dan pesanan khusus. Setelah
semua pasien ditimbang terimakan perawat melakukan validasi data dengan
mendatangi pasien satu persatu. Setelah validasi data selesai perawat kembali ke
nurse stasion dan melakukan klarifikasi. Kegiatan timbang terima dimulai di Nurse
station dibuka kepala ruangan, timbang terima berjalan lancar masing masing
anggota kelompok berperan sesuai perannya.

108
TIDAK
NO URAIAN TUGAS DIKERJAKAN KET.
DIKERJAKAN

A MATERI (20%)


5. Pengertian
√ 20%
6. Tujuan

7. Manfaat

8. Prosedur
B PERSIAPAN (10%)

√ 10%
1. Buku Catatan

2. Proposal / alur
C PELAKSANAAN (30%)

a) Ka Ru membuka acara timbang


terima (menanyakan keadaan staff √
dan kesiapan PP yang melapor dan
Anggota yang menerima laporan.
b) PP Menyiapkan timbang terima
pada PP Berikutnya meliputi:
-jumlah pasien diruangan
-identitas klien dan DX Medis
-Data (keluhan/subyektif dan
obyektif)
-masalah keperawatan yang masih
muncul
-intervensi keperawatan yang
√ 30%
sudah dan belum dilaksanakan
-intervensi kolaboratif dan
dependen
-Renacana umum dan persiapan
yang perlu dilakukan (persiapan
operasai,pemeriksaan penunjang
dan lain-lain)
-Hal-hal yang perlu dicatat atau
dioperkan

c)Kepala ruangan memberikan



kesempatan diskusi hal-hal
penting
d) Bila laporan telah selesai

dilanjutkan melihat keadaan pasien
satu persatu

109
D EVALUASI (20%)


g) Kejelasan laporan
10%

h) Kelancaran pelaksanaan
E SIKAP (20%) √ 20%

110
E. Sentralisasi Obat

Persiapan
1. Setelah ditunjuk penanggung jawab sentralisasi obat, disusun proposal kegiatan.
2. Menyiapkan sarana dan prasarana sentralisasi obat yaitu tempat obat, kotak
penyimpanan obat, lembar informed consent, format penyerahan obat antara keluarga
dan perawat, buku obat, dan daftar pemberian obat.
3. Mengadakan pendekatan dengan pasien dan keluarga mengenai rencana pelaksanaan
sentralisasi obat, menjelaskan tujuan dan manfaat sentralisasi obat kepada pasien dan
keluarga, meminta persetujuan pasien dan keluarga.

Pelaksanaan
Pelaksanaan sentralisasi obat tanggal 02 Februari 2019 jam 12.00 Wita. Kegiatan
tersebut dapat terlaksana sesuai dengan skenario dan alur yang telah dibuat. Adapun
kegiatan yang dilakukan pada saat sentralisasi obat adalah :

1. PP merencanakan kegiatan untuk sentralisasi obat pada pasien Ny. S dengan


diagnosa DM + Anemia, kemudian rencana tersebut diajukan kepada kepala
ruangan.
2. PP memberikan penjelasan kepada keluarga dan pasien tentang manfaat, tujuan, dan
pelaksanaan sentralisasi obat. Setelah keluarga dan pasien mengerti, PP meminta
persetujuan pasien dan keluarga dengan menandatangani informed consent jika
pasien dan keluarga setuju.
3. PP bertugas menulis pada format serah terima obat yang ditandatangani oleh kedua
belah pihak : nama klien, umur, nomor register, nama obat, dosis obat, dan jumlah
obat, tanda tangan klien dan keluarga, keterangan dalam daftar pemberian obat.
Kemudian obat dicatat dalam buku penerimaan obat. Selanjutnya keluarga atau
pasien mendapat penjelasan tentang kapan/bilamana obat tersebut akan habis.
Adapun obat yang disentralkan adalah:
i.Cefoperazone 1 gr
ii.Paracetamol 500 mg tiap 8 jam
iii.NaCl 0,9% : 20 tpm

111
4. PP menyiapkan obat untuk diberikan PA kepada pasien jam 14.00 WITA dan PP
mencatat dalam daftar pemberian obat.
5. Obat oral disimpan didalam loker, sedangkan obat injeksi dan cairan infus
dikumpulkan pada satu kotak dan dicatat jumlahnya sesuai dengan jumlah yang
telah dipakai oleh pasien. Selama pelaksanaan semua pasien kelolaan kamar 2 (bed
3) di ruang Sahadewa menyetujui dilaksanakannya sentralisasi obat.
TIDAK
NO URAIAN TUGAS DIKERJAKAN NILAI
DIKERJAKAN

A MATERI (20%)


Pengertian
√ 20%
Tujuan

Teknik

Langkah-langkah (strategi)
B PERSIAPAN (10%)

1. Alat / Bahan/Pasien
Format surat sentralisasi obat
Petunjuk teknis pengisian format
obat oral dan suntik √ 10%
Petunjuk teknis pengisian format
serah terima obat


2. Proposal / alur
C PELAKSANAAN (30%)

1) PP menyampaikan pada KaRu



tentang pelaksanaan sentralisasi
obat
2) KaRu menanyakan pada Ka Tim

persiapan pelaksanaan sentralisasi 26,4%
obat

3) KaRu memberikan petunjuk
4) PP menyampaikan kepada dokter √
obat-obat yang dibutuhkan pasien
5) Dokter memberikan resep kepada √
pasien/keluarga

112

6) Keluarga mengambil obat
7) PP menerima obat-obat pasien

dengan mencatat dibuku
penerimaan obat
8) PP memberi penjelasan kepada √
keluarga tentang penggunaan obat
9) PP menyimpan obat pada kotak √
obat

D EVALUASI (20%)

√ 20%
1) Kejelasan materi

2) Kelancaran pelaksanaan
E SIKAP (20%) √ 20%

F. Discharge Planning

Persiapan

1. Ditunjuk penanggung jawab Discharge Planning


2. Penanggung jawab menyusun proposal, format discharge planning, kartu discharge
planning, dan leaflet.
3. Mengadakan pendekatan dengan pasien dan keluarga mengenai discharge planning.

Pelaksanaan
Pelaksanaan discharge planning pada tanggal 02 Pebruari 2019 :

a. PP memberikan HE (Health Education) pada pasien yang akan pulang atau


direncanakan pulang meliputi : Obat-obatan yang masih diminum di rumah, diet,
istirahat dan aktivitas, waktu kontrol dan tempat kontrol.
b. Selain memberikan penjelasan secara lisan, PP juga memberikan leaflet yang berisi
penjelasan yang diperlukan oleh pasien.
c. Setelah pasien dan keluarga mendapatkan discharge planning, maka pasien atau
keluarga menandatangani format discharge planning sebagai bukti telah
mendapatkan discharge planning dari perawat.

113
d. Discharge planning diberikan pada pasien Tn. K dengan diagnosa medis SNH
Pasien pulang dengan obat jalan (obat oral). Pasien dibekali informasi tentang aturan
minum obat, jadwal dan tempat kontrol, diet pasien selama di rumah, aktivitas dan
istirahat, serta kebersihan lingkungan. Pasien dapat mengulang kembali tentang HE
(Health Education) yang telah diberikan. Tidak ada hambatan saat melakukan
discharge planning, kegiatan discharge planning berjalan sesuai dengan alur dan
mekanisme yang telah disusun serta semua anggota kelompok dapat berperan sesuai
dengan perannya masing-masing.

114
TIDAK
NO URAIAN TUGAS DIKERJAKAN NILAI
DIKERJAKAN

A MATERI (20%)


Pengertian

Tujuan
20%

Manfaat

Prinsip

Langkah-langkah (strategi)
B PERSIAPAN (10%)

√ 10%
Alat / Bahan

Proposal / alur
C PELAKSANAAN (30%)

Ka Tim/Perawat Primer
menyampaikan pada KaRu √
tentang perencanaan pasien
pulang
KaRu menanyakan

kesiapan administrasi
pasien
PP memanggil

pasien/keluarga yang
dibolehkan pulang
PP menjelaskan tentang
Perawatan di rumh 22,5%
Diet √
Aktivitas dan istirahat
Minum obat dan hal – hal
berkaitan dengan obat
PP memberikan kesemptan

pada pasien/ keluarga untuk
bertanya
PP mengingatkan pasien/

keluarga waktu untuk
control

PP mengurus administrasi
PP mencatat/mengisi √
blangko resume perawatan
115
pasien
D EVALUASI (20%)

√ 20%
6. Kejelasan materi

7. Kelancaran pelaksanaan
E SIKAP (20%) √ 20%

G. Supervisi Keperawatan
Persiapan
Supervisi keperawatan meliputi konsep supervisi, materi supervisi, dan
administrasi penunjang yang meliputi instrumen supervisi lengkap dengan parameter
penilaian, laporan hasil kegiatan supervisi serta pendokumentasian hasil supervisi.

Pada tahap ini kelompok mempersiapkan hal-hal sebagai berikut :

a. Menentukan penanggungjawab supervisi keperawatan


b. Menyusun proposal kegiatan supervisi dengan menetapkan supervisi tindakan
keperawatan injeksi IV per set.
c. Menetapkan instrumen supervisi dan format lainnya yang berhubungan dengan
kegiatan supervisi injeksi IV perset.
2. Pelaksanaan
Kegiatan supervisi perawatan di ruang Angsoka 3 dilakukan satu kali, yaitu pada
hari Sabtu 02 Pebruari 2018 jam 09.00 -10.00 WITA. Kegiatan ini dihadiri oleh seluruh
anggota kelompok. Pelaksanaan supervisi injeksi IV perset berlangsung sesuai dengan
harapan dan seluruh anggota hadir pada saat pelaksanaannya. Adapun alur
pelaksaanaannya dimulai dari persiapan instrumen supervisi injeksi IV perset dan
format pendokumentasian supervisi injeksi IV perset oleh kepala ruangan sebagai
supervisor, pemberitahuan kepada PA yang akan disupervisi tentang kegiatan supervisi.
Kepala ruangan sudah menyiapkan instrumen supervisi lengkap dengan parameter
penilaian, laporan hasil kegiatan supervisi serta pendokumentasian hasil supervisi.
Kepala ruangan juga menyampaikan tujuan dari kegiatan injeksi IV perset tersebut.
Kepala ruangan menilai pelaksanaan injeksi IV perset dari persiapan sampai selesai.
Kepala ruangan menyampaikan hasil penilaian (fair) kemudian memberikan feedback ,
follow up dan reinforcement terhadap hasil supervisi.
116
Berdasarkan kegiatan injeksi IV perset didapatkan beberapa kekurangan yang
dilakukan oleh PA saat kegiatan IV perset, antara lain: Pengkomunikasian 6 benar yang
seharusnya dilakukan tidak hannya kepada supervisor tetapi juga pada pasien. Berikut
item-item yang dinilai dan kualitas tindakan yang dilakukan selama pelaksanaan
supervisi keperawatan :

117
TIDAK
NO URAIAN TUGAS DIKERJAKAN NILAI
DIKERJAKAN

A MATERI (20%)


1. Pengertian
2. Unsur Pokok
(Pelaksana, sasaran, √ 20%
frekuensi, tujuan, teknik)


3. Manfaat

4. Langkah-langkah (strategi)
B PERSIAPAN (10%)

√ 10%
5. Alat / Bahan

6. Proposal / alur
C PELAKSANAAN (30%)

7. Kepala ruangan
menyampaikan akan √
melaksanakan supervisi
kepada PA
8. Kepala ruangan
menanyakan kesiapan √
instrumen penilaian untuk
supervise
9. Kepala ruangan
√ 22,5%
menanyakan kesiapan PA
yang akan disupervisi
10. Kepala ruangan melakukan √
supervisi terhadap PA
11. Kepala ruangan memberi √
masukan kepada PA
12. Kepala ruangan mengisi

penilaian pada istrumen
penilaian supervisi
13. Kepala ruangan

menyimpan hasil peniaian
sebagai dokumentasi
D EVALUASI (20%)
20%

14. Kejelasan materi

118

15. Kelancaran pelaksanaan
E SIKAP (20%) √ 20%

H. Dokumentasi Asuhan Keperawatan

Persiapan
Pendokumentasian asuhan keperawatan dilakukan pada tanggal 23 januari - 02
Pebruari 2019. Dengan mempersiapkan kelengkapan format asuhan keperawatan yang
terdiri dari format pengkajian, perencanaan, implementasi, catatan terintegrasi, SBAR
serta catatatn pemberian obat.
Pelaksanaan
Proses pelaksanaan pendokumentasian keperawatan terlaksana dengan perawat
primer melakukan pengkajian secara komprehensif dan menentukan diagnosa
keperawatan sekaligus membuat perencanaan keperawatan. Selanjutnya perawat primer
mendelegasikan implementasi pada perawat assosciate. Format pemberian obat dan
observasi diisi perawat assosciate. PP dalam pengisian dokumen juga dibantu oleh PA
terutama jika PP sedang melaksanakan tugas lain
Hambatan
Dalam melakukan pendokumentasian keperawatan terdapat hambatan seperti:

1. Format rekam medis yang kurang sesuai sehingga memerlukan banyak


perbaikan

2. Kurang tepatnya cara melakukan pengisian rekam medis


3. Format pengkajian yang kurang mendalam
Dukungan
Dalam menghadapi hambatan yang ditemukan mahasiswa saat melakukan
pendokumentasian keperawatan, mahasiswa mendapatkan bimbingan serta arahan yang
sifatnya positif dari CI klinik, CI Akademik, dan perawat ruangan sehingga hambatan
dapat teratasi.

119
BAB VI
EVALUASI

A. Penataan Ketenagaan
1. Evaluasi Struktur Penataan Ketenagaan Keperawatan
Dalam penataan ketenagaan, kelompok menyiapkan jadwal harian dimana
masing-masing anggota kelompok berperan sebagai kepala ruangan, perawat
primer, dan perawat associate. Selain itu kelompok juga mempersiapkan lembar
catatan harian yang berisikan jumlah pasien, tingkat ketergantungan pasien, dan
perhitungan kebutuhan tenaga keperawatan.
2. Evaluasi Proses Penataan Ketenagaan Keperawatan
Pada pelaksanaan penataan ketenagaan, kelompok tidak mengalami hambatan
yang berarti karena semua format sudah dipersiapkan sebelum pelaksanaan dan
adanya acuan untuk penghitungan tenaga.
3. Evaluasi Hasil Penataan Ketenagaan Keperawatan
Kebutuhan tenaga perhari selama pelaksanaan manajemen keperawatan dapat
terpenuhi sesuai dengan tingkat ketergantungan pasien kelolaan.

B. MPKP
1. Evaluasi Struktur Sistem MPKP
Dalam penerapan MPKP, kelompok membentuk struktur organisasi beserta
penanggung jawab masing-masing kegiatan. Kelompok juga menyusun jadwal
dinas, daftar peran harian, daftar uraian tugas kepala ruangan (Karu), perawat
primer (PP), perawat associate (PA) serta mekanisme alur kegiatan MPKP.
Dalam struktur MPKP terdapat penanggung jawab (PJ) kegiatan antara lain : PJ
timbang terima, PJ supervisi keperawatan, PJ sentralisasi obat, PJ ronde
keperawatan, PJ discharge planning, dan PJ dokumentasi. Masing-masing
penanggung jawab bertugas untuk menyusun proposal role play mulai dari tahap
persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi.

120
2. Evaluasi Proses Sistem MPKP
Selama proses pelaksanaan sistem MPKP, setiap mahasiswa telah
menjalankan tugas sesuai dengan perannya masing-masing seperti pada petunjuk
uraian tugas dan jadwal dinas serta peran yang ada. Namun ada beberapa
hambatan yang mengakibatkan peran yang dijalankan kurang maksimal. Kepala
ruangan dan perawat primer sudah melaksanakan tugas sesuai dengan rencana
tugas yang disusun. Namun terkadang jika salah satu perawat associate mendapat
pasien kelolaan dengan tingkat ketergantungan total maka perawat associate
tersebut akan bekerjasama dengan perawat associate lain dalam melaksanakan
tugas dan tindakan tapi tetap bertangggung jawab terhadap pasien kelolaan
masing-masing.
3. Evaluasi Hasil Sistem MPKP
Pelaksanaan MPKP pada pasien kelolaan di ruang Sahadewa, sudah
dilaksanakan dengan baik. Hal ini tidak lepas dari dukungan perawat di ruangan,
bimbingan dari pembimbing akademik, dan pembimbing ruangan serta adanya
kerjasama dan komunikasi yang baik antar anggota kelompok.

C. Ronde Keperawatan
1. Evaluasi Struktur Sistem Ronde Keperawatan
Sebelum melakukan kegiatan Ronde Keperawatan, kelompok menyiapkan
pasien dengan masalah keperawatannya, rekam medis lengkap dengan kondisi,
riwayat dan terapi pasien,
Kegiatan ronde keperawatan dilakukan oleh kepala ruangan. perawat primer,
perawat associate.
2. Evaluasi Proses Sistem Ronde Keperawatan
Evaluasi ronde keperawatan dilakukan pada tanggal 2 Pebruari 2019 di Ruang
Sahadewa kasus yang diangkat adalah pasien atas nama "Ny. S" dengan diagnosa
medis DM + Anemia. Pasien datang ke UGD RSUD Sanjiwani pada tanggal 22
januari 2019 pukul 16.15 wita dengan keluhan lemas kurang lebih 3 jam yang lalu
sebelum masuk rumah sakit, nyeri ulu hati serta terdapat diabetic foot, di UGD
dilakukan pemeriksaan laboratorium darah lengkap didapatkan hasil WBC 38,4

121
38,4 10^3/uL, RBC 2,75 10^6/uL, HGB 7,5 g/dl, PLT 807 10^3/uL, GDS
168mg/dl lalu dokter mendiagnosa pasien dengan DM + Anemia terapi yang
didapatkan di UGD IVFD Nacl 0,9% 20 tpm, injeksi ranitidine 1 amp, antasida
tab 3x1, cefotaxime 3x1 gr, metronidazole 3x500 gr serta mendapatkan transfuse
darah sampai HGB 10 g/Dl di ruangan. Pada tanggal 23 januari 2019 pasien
dipindahkan ke ruangan sahadewa di kamar 2 bed 3 dengan keluhan masih lemas
dan nyeri uluhati, dengan kesadarn CM hasil TTV: TD: 110/70mmHg, suhu:
360C, Nadi: 80x/menit, respirasi: 20x/menit, saat diruangan pasien mendapatkan
terapi cefotaxime 3x1 gr (IV), metronidazole 3x1 fls (IV), novorapid 3 x16
iu(SC), lantus 1x20 iu(SC), IVFD Nacl 0,9% 20 tpm (IV),
Pelaksanaan ronde keperawatan yang dihadiri oleh Kepala Ruangan Ruang
Sahadewa, Perawat Primer, Perawat Associate, dilaksanakan pada hari Sabtu, 2
Pebruari 2019 pukul 10.00 Wita pada pasien “Ny.S” dengan DM + Anemia
dengan masalah keperawatan ketidakstabilan kadar glukosa darah. Berdasarkan
hasil ronde dapat disimpulkan bahwa yang dijadikan untuk prioritas masalah
adalah ketidakstabilan kadar glukosa darah. Pasien terdapat luka pada telapak dan
punggung kaki kanan yang tampak ada push serta jaringan nekrotik sehingga
dilakukan perawatan luka rutin untuk menjaga kebersihan luka, dan melakukan
cek GDS rutin delegatif pemberian novorapid dan lantus sesuai dosis yang sudah
dianjurkan dokter.
Rencana lanjutan dari dokter akan dilakukan debridement pada tanggal 02
Pebruari 2019 karena dari observasi luka banyak terdapat jaringan nekrotik maka
dilakukan exsisi jaringan nekrotik debridement di Ruang Operasi RSUD
Sanjiwani.
3. Evaluasi Hasil Sistem Ronde Keperawatan
Pelaksanaan ronde keperawatan yang dihadiri oleh Kepala Ruangan Ruang
Sahadewa, Perawat Primer, Perawat Associate. Kegiatan berjalan dengan lancar
dan tujuan mahasiswa tercapai. Acara dimulai dengan waktu yang telah ditentukan.
Masing - masing mahasiswa bekerja sesuai dengan tugas masing-masing.
Didapatkan kesimpulan untuk perawatan pasien dalam mengatasi masalah
keperawatan terutama difokuskan pada prioritas masalah ketidakstabilan kadar
glukosa darah Pelaksanaan ronde keperawatan pada dasarnya tidak ada kendala,

122
namun kesulitan dalam menentukan waktu untuk mempertemukan semua tim
medis oleh karena tanggung jawab masing-masing.

D. Timbang Terima
1. Evaluasi Struktur Sistem Timbang Terima
Pelaksanaan timbang terima dilakukan setiap pergantian shift. Timbang terima
dilakukan oleh kepala ruangan, perawat primer dan perawat associate yang
bertugas pada hari itu. Pada timbang terima sarana dan prasarana yang menunjang
telah tersedia antara lain : format timbang terima, status pasien dan lembar kerja
perawat. Kelompok shift timbang terima sesuai dengan jaga shift antara shift pagi
ke sift siang, shift siang ke shift malam dan shift malam ke shift pagi. Kepala
ruangan memimpin kegiatan timbang terima yang dilaksanakan pada pergantian
shift, antara shift malam ke shift pagi dan antara shift pagi ke shift siang. Kegiatan
timbang terima antara shift siang ke shift malam dilakukan oleh perawat associate
yang bertugas saat itu.
2. Evaluasi Proses Timbang Terima
Evaluasi kegiatan timbang terima dilakukan pada tanggal 02 Pebruari 2019
dengan penanggung jawab Ni Putu Lidya Santi, S.Kep. Adapun pembagian peran
sebagai berikut :
Kepala Ruangan : Bagus Hadi Indradewa, S.Kep
PP I (Pagi) : Kadek Teguh Putra Arimbawa, S.Kep
PA I (Pagi) : Ni Luh Dewinta Eka Putri, S.Kep
PA II (Pagi) : I Made Diatmika, S.Kep
PP (Sore) : Ni Wayan Eka Sasmita, S.Kep
PA I (Sore) : Ni Ketut Ayu Valentina, S.Kep
PA II (Sore) : Ni Kadek Trisna Dewi, S.Kep
PP (Malam) : I Gede Putu Adi Prastya, S.Kep
PA I (Malam) : Ni Komang Eprilyana, S.Kep
PA II (Malam) : Putu Mirah Ratna Sari Dewi, S.Kep
Kegiatan timbang terima dilakukan di nurse station. Proses timbang terima di
pimpin oleh kepala ruangan dan dilaksanakan oleh seluruh perawat yang bertugas
maupun yang akan mulai shift. Perawat primer atau perawat associate

123
mengoperkan ke perawat associate berikutnya yang akan mengganti shift.
Timbang terima pertama dilakukan di nurse station kemudian ke bed pasien dan
kembali lagi ke nurse station. Isi timbang terima mencakup jumlah pasien,
diagnosa keperawatan, intervensi yang sudah dilakukan. Intervensi yang belum
dilakukan dan pesan khusus. Setiap pasien tidak lebih dari 5 menit saat klarifikasi
ke pasien.
3. Evaluasi Hasil Sistem Timbang Terima
Pada proses pelaksanaan timbang terima, pembimbing dan supervisor
menyimpulkan hasilnya kegiatan baik. Sudah sesuai dengan prosedur timbang
terima yang seharusnya dilakukan.

E. Sentralisasi obat
1. Evaluasi Struktur Sistem Sentralisasi Obat
Sebelum pelaksanaan sentralisasi obat dilakukan pengisian inform consent.
Yang bertanggung jawab dalam sentralisasi obat adalah kepala ruangan, dan
didelegasikan kepada PP yang bertugas setiap shift selanjutnya pemberian obat
kepada pasien didelegasikan kepada PA.
2. Evaluasi Proses Sistem Sentralisasi Obat
Evaluasi sentralisasi obat dilakukan pada tanggal 02 Pebruari 2019 dengan
penanggung jawab Ni Putu Lidya Santi, S.Kep. Adapun pembagian tugas dalam
sentralisasi obat yaitu Bagus Hadi Indradewa, S.Kep sebagai Kepala Ruangan, Ni
Luh Dewinta Eka Putri, S.Kep sebagai PP dan Ni Kadek Trisna Dewi, S.Kep
sebagai PA. Sebelum dilakukan sentralisasi obat PP merencanakan kegiatan untuk
sentralisasi obat kemudian rencana tersebut diajukan kepada kepala ruangan. PP
meminta persetujuan pasien dan keluarga mengenai sentralisasi obat dan
menandatangani informed consent jika pasien dan keluarga setuju. PA bertugas
menulis pada format serah terima obat yang ditandatangani oleh kedua belah pihak:
nama klien, umur, nomor register, nama obat, dosis obat, dan jumlah obat, tanda
tangan klien dan keluarga, keterangan dalam daftar pemberian obat. Kemudian
obat dicatat dalam buku penerimaan obat. Selanjutnya keluarga atau pasien
mendapat penjelasan tentang kapan bilamana obat tersebut akan habis. Sebelum

124
dilakukan sentralisasi obat, PP memberikan penjelasan tentang tujuan, manfaat,
serta alur dari sentralisasi obat.
Selanjutnya PP meminta persetujuan sentralisasi obat pada keluarga (inform
consent). Serah terima obat dari keluarga pasien kepada PP dan PA dilakukan di
nurse station, kemudian PP dibantu PA menjelaskan jenis-jenis obat, dosis,
kegunaan obat, jumlah dan waktu pemberiannya. Setelah serah terima obat selesai,
PP membuat jadwal pemberian obat dan PA membagi obat dan memberikan
kepada pasien sesuai jadwal pemberian obat
3. Evaluasi Hasil Sistem Sentralisasi obat
Kegiatan berjalan dengan lancar dan tujuan mahasiswa berjalan dengan baik.
Acara berjalan sesuai dengan tugas masing-masing. Pada saat pelaksanaan role
play sentralisasi obat PA sudah menjelaskan tentang jumlah obat, kegunaan dan
dosis obat. Di ruangan Sahadewa, sentralisasi obat sudah dilakukan sesuai SPO
sehingga perawat di ruangan bertanggung jawab dalam pembagian obat sesuai
dengan waktu pemberian obat.

F. Discharge Planning
1 Evaluasi Struktur Sistem Discharge Planning
Proses discharge planning dapat berjalan dengan baik dengan tersedianya
format discharge planning resume keperawatan, kartu rencana pulang, leaflet cara
cuci tangan yang benar. Pengisian resume keperawatan, discharge planning
dilakukan oleh PP, sedangkan kartu kontrol dan leaflet diberikan pada pasien saat
pulang disesuaikan dengan kondisi pasien saat pulang.

2. Evaluasi Proses Sistem Discharge Planning


Evaluasi discharge planning dilakukan pada tanggal 02 pebruari 2019.
Pelaksanaan discharge planning melibatkan PP, PA, Karu dan pasien serta
keluarga. Setiap peran melakukan tugasnya sesuai dengan perencanaan yang telah
dibuat oleh Bagus Hadi Indradewa, S.Kep. Adapun pembagian peran sebagai
berikut :
Kepala Ruangan : Ni Putu Lidya Santi, S.Kep
PP I (Pagi) : Kadek Teguh Putra Arimbawa, S.Kep

125
PA I (Pagi) : Ni Luh Dewinta Eka Putri, S.Kep

3. Evaluasi Hasil Sistem Discharge Planning


Pada pelaksanaan role play discharge planning telah dilakukan di nurse
station sudah berjalan dengan baik, pasien sudah pulang dengan melengkapi
syarat-syarat dischange planning sesuai standar yang ada. Mahasiswa
mendapatkan tujuan managemen khususnya pada kegiatan dischange planning.

G. Supervisi
1. Evaluasi Struktur Sistem Supervisi
Pada pelaksanaan supervisi, kelompok telah melakukan beberapa persiapan
yaitu persiapan instrument penilaian supervisi, format pendokumentasian hasil
supervisi, jenis kegiatan yang akan disupervisi, menetapkan supervisor,
pembagian peran sebagai Karu, PP, PA, dan mekanisme yang harus dilakukan saat
supervisi, serta melakukan evaluasi kerja. Jenis tindakan keperawatan yang akan
disupervisi adalah tindakan IV Perset.
2. Evaluasi Proses Sistem Supervisi
Kegiatan supervisi keperawatan dilakukan pada tanggal 02 Pebruari 2019
dengan penanggung jawab, Ni Putu Lidya Santi, S.Kep. Adapun pembagian tugas
dalam supervise yaitu Bagus Hadi Indradewa, S.Kep sebagai Kepala Ruangan, Ni
Luh Dewinta Eka Putri, S.Kep sebagai PP dan Ni Kadek Trisna Dewi, S.Kep
sebagai PA. Supervisi dilakukan secara langsung dan tidak langsung baik oleh
kepala ruangan kepada PP dan PA, PP kepada PA. Apabila menemukan suatu
masalah dalam pelaksanaan kegiatan yang berhubungan dengan perannya
supervisor mencatat dan melakukan klarifikasi atau memberi solusi atas masalah
tersebut baik secara langsung dengan menyelesaikan masalah pada saat itu juga
maupun secara tidak langsung misalnya supervisor memberi catatan kecil tentang
hal-hal yang perlu dilakukan atau diperbaiki.
Kegiatan supervisi yang dilakukan adalah tindakan Iv Perset pada pukul 09.00
Wita di ruang Sahadewa. Sebelum kegiatan dimulai PP memanggil PA untuk
memberitahukan tentang rencana kegiatan supervisi yang akan dilakukan.
Kemudian PP menghadap Karu untuk meminta persetujuan tindakan supervisi

126
kepada PA dengan fokus pada persiapan pemberian injeksi obat. Selanjutnya PP
dengan ditemani oleh Karu melakukan supervisi pada PA dengan fokus pada
tindakan pemberian injeksi.
3. Evaluasi Hasil Sistem Supervisi
Kepala ruangan telah memberikan masukan kepada PA secara langsung di
nurse station. Perawat yang melakukan supervisi mendapat apresiasi yang baik
dari kepala ruangan. Perawat sudah melakukan supervisi sesuai alur yang
ditetapkan dan sarana prasarana sudah tersedia sesuai intervensi yang disusun.

H. Dokumentasi Keperawatan
1. Evaluasi Struktur Sistem Dokumentasi Keperawatan
Sistem pendokumentasian dapat berialan dengan baik serta tersedianya
format pengkajian, Rencana perawatan rawat inap, format tindakan
keperawatan,assessment kebutuhan edukasi pasien, catatan edukasi, lembar
informasi edukasi, daftar pemberian obat parental, daftar pemberian obat non
parental, format observasi, keseimbangan cairan, catatan perkembangan, discharge
planning serta resume keperawatan. Pengisian format pengkajian, discharge
planning, dan resume keperawatan diisi oleh PP, sedangkan format observasi dan
format tindakan keperawatan diisi oleh PA.
2. Evaluasi Proses Sistem Dokumentasi Keperawatan
Pelaksanaan proses pendokumentasian melibatkan seluruh perawat baik PP
maupun PA. PP melakukan pengkajian, menentukan problem dan intervensi .
Implementasi didelegasikan kepada PA. PP yang bertugas melakukan evaluasi
keadaan klien sesuai intervensi yang telah dilakukan setiap shift.
3. Evaluasi Hasil Sistem Dokumentasi Keperawatan
Dokumentasi keperawatan dapat berialan dengan lancar. Hal ini didukung
oleh kelengkapan format dokumentasi, pembagian tugas yang jelas antara PP dan
PA serta kemampuan kelompok dalam menguasai kasus dan melakukan
dokumentasi asuhan keperawatan.

127
I. Evaluasi Tingkat Kepuasan Pasien
Tingkat keberhasilan pelaksanaan penerapan metode MPKP di ruang sahadewa
diketahui dari hasil kuesioner tingkat kepuasan pasien pre dan post MPKP. Sebelum
penerapan MPKP tingkat kepuasan pasien di Ruang sahadewa yaitu didapatkan 17
orang (100%) menyatakan pelayanan yang diberikan oleh perawat di ruang rawat inap
sahadewa dalam kategori baik. Sesudah pelaksanan MPKP yang diaksanakan tanggal
23-02 Pebruari 2019 di ruang Sahadewa kamar 2,3 dan 8 di dapatkan hasil presentasi
kepuasan psien yaitu 100% dengan 10 responden.

128
BAB VII

SIMPULAN DAN SARAN

1. Simpulan
a. Ruang Sahadewa memiliki jumlah tenaga perawat yang kurang, dengan
perhitungan rata-rata angka ketergantungan 1 minggu pasien jumlah kebutuhan
perawat sebanyak 17 orang sedangkan jumlah tenaga perawat yang tersedia di
ruang sahadewa hanya 16 orang.
b. Model asuhan keperawatan yang diterapkan mahasiswa adalah MPKP primer
modifikasi namun masih terbatas pada pasien kelolaan saja, dengan hasil
sesudah pelaksanan MPKP yang diaksanakan tanggal 23-02 Pebruari 2019 di
ruang Sahadewa kamar 2,3, dan 8 di dapatkan hasil presentasi kepuasan psien
yaitu 100%.
c. Ronde keperawatan dilaksanakan pada pasien dengan DM + Anemia dengan
masalah keperawatan ketidakstabilan glukosa darah.
d. Pelaksanaan timbang terima sudah dilaksanakan dengan baik, timbang terima
yang dilakukan mahasiswa dengan memperhatikan identitas pasien, keadaan
pasien (data subyektif dan data obyektif, masalah keperawatan, intervensi yang
telah dilakukanan yang belum dilakukan, evaluasi, dan pesan khusus yang perlu
diperhatikan
e. Pengelolaan obat di ruang sahadewa baik obat oral maupun injeksi sudah
berada di ruang penyimpanan obat (sentralisasi).
f. Berdasarkan perencanaan serta pelaksanaan discharge planning sesuai dengan
SPO didapatkan hasil bahwa beberapa pelaksanaan discharge planning telah
dilakukan di nurse station sudah berjalan dengan baik, pasien sudah pulang
dengan melengkapi syarat-syarat discharge planning sesuai standar yang ada.
g. Pelaksanaan supervisi yang dilakukan mahasiswa adalah injeksi intravena
perset. Supervisi yang dilakukan berjalan dengan baik.
h. Pendokumentasian pengkajian pasien dilakukan dengan model PIE (Problem,
Intervensi, dan Evaluasi) pada laporan mahasiswa.
129
2. Saran
1) Untuk ronde keperawatan disarankan agar dapat mempertahan system ronde
keperawatan dengan cara mengundang tim kesehatan lain di RSUP Sanjiwani.
2) Disarankan dalam proses discharge planning, sebelum pasien pulang agar
diberikan materi tentang penyakitnya dan pemberian leflet.
3) Pendokumentasian asuhan keperawatan pasien perlu ditingkatkan dengan
memperhatikan prinsip Lengkap, Akurat, Releven dan Baru.

130

Anda mungkin juga menyukai