Bab 1-7 Desiminasi Akhir
Bab 1-7 Desiminasi Akhir
Bab 1-7 Desiminasi Akhir
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
profesional sesuai dengan peran dan fungsi bidan sesuai dengan tanggung
jawab dan tanggung gugatnya mulai dari pasien masuk sampai dengan pasien
pulang dan dengan dibantu oleh beberapa perawat assosiate. Dalam
penerapan metode ini akan dipimpin oleh bidan yang sudah berijazah dan
berpengalaman.
Berdasarkan metode MPKP TIM dan Primer yang telah dilaksanakan
sebelumnya, MPKP di pelayanan kebidanan merupakan bagian MPKP bidang
keperawatan yang mengayomi tenaga kebidanan. Hal ini di RSUP Sanglah
tetap merupakan bagian penting dalam pelayanan keperawatan khususnya dan
kesehatan umumnya, maka kami mencoba menerapkan Model Praktik
Keperawatan Profesional (MPKP) Primer, dimana pelaksanaannya dilakukan
oleh mahasiswa Program Profesi Ners ITEKES Bali dengan area kelolaan
adalah ruang obstetrik.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah melaksanakan kegiatan praktek manajemen keperawatan,
diharapkan mahasiswa mampu menerapkan konsep dan prinsip-prinsip
kepemimpinan serta manajemen keperawatan dengan menggunakan
Metode Praktek Keperawatan Profesional (MPKP) dalam upaya
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan Rumah Sakit khususnya
pelayanan keperawatan.
2. Tujuan Khusus
Setelah melakukan pengelolaan ruangan dengan pelayanan
keperawatan sesuai konsep langkah manajemen, diharapkan mahasiswa
mampu:
a. Melaksanakan pengkajian terhadap situasi ruangan di Ruang
Cempaka 2 Obstetri RSUP Sanglah dengan metode pendekatan 5M
(Man, Material, Method, Money, Market).
b. Melaksanakan analisa situasi berdasarkan analisa SWOT.
c. Merumuskan permasalahan berdasarkan analisa yang telah dibuat.
4
C. Manfaat
1. Bagi Pasien
Tercapainya kepuasan klien mengenai pelayanan di Ruang Cempaka 2
Obstetri RSUP Sanglah.
2. Bagi Bidan
a. Tercapainya kerja sama yang baik.
b. Saling memberi pengalaman antar sesama tim.
c. Terbinanya hubungan atau komunikasi yang adekuat antara mahasiswa
ITEKES Bali dengan bidan, bidan dengan tim kesehatan lainnya, serta
bidan dengan pasien beserta keluarga.
d. Tumbuh dan terbinanya akuntabilitas dan disiplin diri bidan.
BAB II
PROFIL RUMAH SAKIT
5
6
2. Misi
a. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan interprofesi yang paripurna,
bermutu untuk seluruh lapisan masyarakat;
b. Menyelenggarakan pendidikan tenaga kesehatan yang profesional
dan berdaya saing serta menyelenggarakan penelitian dalam bidang
kesehatan berbasis rumah sakit;
c. Menyelenggarakan kemitraan dengan pemangku kesehatan terkait;
d. Menciptakan lingkungan kerja yang aman dan nyaman
3. Sasaran
a. Terciptanya tata kelola rumah sakit yang
berhasil guna dan berdaya guna. Terciptanya pelayanan rumah sakit
kelas dunia.
b. Terselenggaranya pendidikan dokter umum,
dokter spesilalis disemua SMF/Bagian dan tenaga kesehatan lainnya.
c. Terselenggaranya penelitian kesehatan yang
berkualitas, terdokumentasi dan dipublikasikan ke seluruh dunia.
4. Falsafah
“Menjunjung Tinggi Harkat dan Martabat Manusia Dalam Pelayanan
Kesehatan, Pendidikan dan Penelitian.”
5. Tujuan
“Tercapainya tata kelola rumah sakit yang berhasil guna dan berdaya
guna, dalam rangka mewujudkan pelayanan rumah sakit yang berkelas
7
6. Motto
“Kepuasan Anda Kebahagiaan Kami”
8
9
BAB III
PENGUMPULAN DATA
A. Pengkajian M1-M5
1. M1 (Man)
a. Struktur Organisasi Ruang Cempaka 2 Obsetri RSUP Sanglah
Struktur organisasi Ruang Cempaka 2 Obsetri RSUP Sanglah
terdiri dari 17 orang tenaga yaitu 1 orang Kepala Ruangan yang
berlatar belakang D4 Kebidanan, 2 orang Perawat Primer yang berlatar
belakang D4 Kebidanan dan D3 Kebidanan , 12 orang Perawat
Asosiate yang berlatar belakang D3 Kebidanan, 1 orang Inventaris
yang berlatar belakang D3 Kebidanan, dan 1 orang di bagian billing
yang berlatar belakang Sarjana Ekonomi.
Dimana dalam pemberian asuhan kebidanan, sifatnya dibagi
menjadi 2 PP, yang masing-masing memiliki 6 PA. Struktur organisasi
tersebut dilengkapi dengan uraian tugas, fungsi kewajiban, tanggung
jawab serta hubungan kerja dengan unit lain untuk menyelenggarakan
pelayanan kesehatan yaitu Asuhan Kebidanan.
10
11
Struktur Organisasi Keperawatan dan Kebidanan Ruang Cempaka 2 Obsetri RSUP Sanglah
dr. I Wayan Dharma Arthana, Sp. A (K) Komang Ayu Mustriwati, SPK,MPH
NIP. 196603271998031006 NIP. 196710261992032001
KEPALA RUANGAN
BILLING INVENTARIS
PP 1
PP 2
Tabel 3.1 Riwayat pendidikan dan pelatihan tenaga bidan di Ruang Cempaka 2
Obstetri RSUP Sanglah
Status Masa Pelatihan yang pernah
No. Nama Pendidikan
Ketenagaan Kerja diikuti
1 2 3 4 5 6
1. Vera Christianti, PNS D4 18 1. APN
S.ST
Penata III/C Kebidanan tahun 2. PONEK
3. Resusitasi Neonatus
4. Perawatan BBLR
5. Klinikal Instruktur
6. Asesor Kompetensi
7. PPI
8. K3RS
9. Komunikasi Efektif
10. Menagement Nyeri
11. EKG
2. Puput Septiani, PNS D-4 15 1. APN
S.ST
Penata III/B Kebidanan tahun 2. PONEK
3. Management laktasi
14
4. Klinikal instruktur
5. BHD
6. PPI
7. K3RS
8. Komunikasi Efektif
9. Menagement Nyeri
10. EKG
3. Luh Putu Eka Penata II/B D-3 12 1. APN
Trisna Dewi,
A.Md.Keb Kebidanaan tahun 2. Konseler laktasi
3. Perawatan BBLR
4. PPI
5. K3RS
6. Komunikasi Efektif
7. Menagement Nyeri
8. EKG
4. A.A Istri Bintang PNS, Penata D-3 31 1. APN
Traniati
III/D Kebidanaan tahun 2. PONEK
3. PPI
4. K3RS
5. Komunikasi Efektif
6. Menagement Nyeri
7. EKG
5. Ika Pratiwi, PNS D-3 14 1. APN
A.Md.Keb
Penata III/A Kebidanaan tahun 2. PPI
3. K3RS
4. Komunikasi Efektif
5. Menagement Nyeri
6. EKG
6. Ni Made Yuni PNS,Penata D-3 10 1. APN
Eka
Sari,A.Md.Keb III/A Kebidanan Tahun 2. PPI
3. K3RS
4. Komunikasi Efektif
15
5. Menagement Nyeri
6. EKG.
7. Dian Ari Puspita, PNS,Penata D-3 5 1.APN
A.Md.Keb 2. PPI
muda Tk Kebidanan Tahun
3. K3RS
II/C 4. Komunikasi Efektif
5. Menagement NyerI
6. EKG.
8. Ni Ketut Pegawai D-3 13 1.APN
Kariasih, Tetap Non 2. PONEK
A.Md.Keb Kebidanan Tahun
PNS 3. PPI
4. K3RS
5. Komunikasi Efektif
6. Menagement NyerI
7. EKG
9. Putu Midayani, Pegawai D-3 13 1.APN
A.Md.Keb Tetap Non 2. PONEK
Kebidanan Tahun
PNS 3. PPI
4. K3RS
5. Komunikasi Efektif
6. Menagement NyerI
7. EKG
10. Putu Eni Andrea Pegawai D3- 14 1.APN
Aswari, Tetap Non 2. PONEK
A.Md.Keb Kebidanan Tahun
PNS 3. PPI
4. K3RS
5. Komunikasi Efektif
6. Menagement NyerI
7. EKG
11. Made Pradnya Pegawai D3- 11 1. 1.APN
Paramita A, Tetap Non 2. PONEK
A.Md.Keb Kebidanan Tahun
PNS 3. PPI
4. K3RS
5. Komunikasi Efektif
6. Menagement Nyeri
7. EKG
12. Ni Komang Ayu Pegawai D-3 11 1.APN
Adi Lestari, 2. PONEK
A.Md.Keb Tetap Non Keperawatan Tahun
3. PPI
PNS 4. K3RS
5. Komunikasi Efektif
6. Menagement Nyeri
7. EKG
16
d. Pembagian Tugas
Adapun pembagian tugas kebidanan yang dimiliki ruang Cempaka 2
Obstetri RSUP Sanglah adalah 1 Kepala Ruangan, 2 orang PP dan setiap PP
memiliki 6 PA. Adapun tugas dan tanggung jawab setiap bidan adalah
sebagai berikut :
17
Tabel 3.3 Pembagian Tugas Kebidanan yang dimiliki Ruang Cempaka 2 Obstetri
RSUP Sanglah
Data
NO Jabatan Rincian Tugas pengkajian
Ya Tidak
1 Kepala a) Menghitung BOR pasien √
ruangan b) Melakukan administrasi √
surat menyurat
c) Membuat jadwal dinas √
d) Menyediakan saran dan √
prasarana
e) Memimpin kegiatan √
pelaksanaan MPKP
meliputi :
Timbang terima, supervisi,
sentralisasi obat, discharge
planing, ronde keperawatan
dan kebidanan, melakukan
supervisi terhadap PP,
mengikuti kegiatan visite
dokter bersama PP
2 Perawat a) Menghitung tingkat √
Primer (PP) ketergantungan pasien
b) Menerima pasien baru √
c) Melakukan pengkajian √
d) Menyusun rencana √
keperawatan
e) Menjelaskan renpra yang √
sudah ditetapkan kepada
PA dan Bidan yang menjadi
tanggung jawabnya
18
Data
NO Jabatan Rincian Tugas pengkajian
Ya Tidak
f) Melakukan supervisi √
kepada PA dan Bidan
g) Memonitor dokumentasi √
yang dilakukan oleh PA
dan Bidan
h) Memfasilitasi terlaksananya √
kegiatan PA dan Bidan
i) Melakukan tindakan √
keperawatan yang tidak
dapat dilakukan oleh PA
dan Bidan
j) Melakukan pelaksanaan √
konsul dan pemeriksaan
laboratorium
k) Melakukan kegiatan √
timbang terima
l) Mendampingi dokter visite √
m) Melakukan evaluasi asuhan √
keperawatan dan membuat
catatan perkembangan klien
setiap hari
n) Memberi HE kepada klien √
dan keluarga
o) Membuat perencanaan √
pulang
p) Memeriksa kelengkapan √
status klien, melakukan
inventarisasi fasilitas yang
19
Data
NO Jabatan Rincian Tugas pengkajian
Ya Tidak
terkait dengan timnya
q) Bertanggung jawab √
terhadap buku laporan
pasien
3 Perawat a) Membaca renpra yang telah √
Asosiate (PA) ditetapkan oleh PP
b) Melakukan tindakan √
keperawatan pada klien
berdasarkan renpra
c) Melaksanakan evaluasi √
terhadap tindakan yang
telah dilakukan dan
mendokumentasikan pada
format yang tersedia
d) Mengikuti visite dokter √
e) Menyiapkan klien untuk √
pemeriksaan diagnostik,
lab, pengobatan dan
tindakan
f) Ikut berperan bersama PP √
melaksanakan HE pada
klien
g) Berkoordinasi dengan PP √
dalam pengelolaan obat
klien
52 + 12 + 20 4,2
= x 16 =
314
= 412
x 100%
25 x 31
2) Perhitungan ALOS
ALOS menurut Huffman (1994) adalah “The average
hospitalization stay of Inpatient discharged during the period
under consideration”. ALOS menurut Depkes RI (2005) adalah
rata-rata lama rawat seorang pasien. Indikator ini disamping
memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga dapat memberikan
gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosis
tertentu dapat dijadikan hal yang perlu pengamatan yang lebih
lanjut. Secara umum nilai ALOS yang ideal antara 3-12 hari
(Depkes RI)
Perhitungan ALOS Ruang Cempaka 2 (Desember 2019)
= 412
168
= 2 hari, karena rata-rata lama rawat pasien 3 hari maka pelayanan
rumah sakit di ruang Cempaka 2 lebih efisien dan kinerja kualitas
medis dalam merawat pasien sangat baik
3) Perhitungan TOI
TOI menurut Depkes RI (2005) adalah rata-rata hari dimana tempat
tidur tidak ditempati dari telah diisi ke saat terisi berikutnya.
Indikator ini memberikan gambaran tingkat efisiensi penggunaan
tempat tidur. Idealnya tempat tidur kosong tidak terisi pada kisaran
1-3 hari.
Rumus :
Perhitungan TOI Ruang Cempaka 2 (Desember 2019)
= ( 25 x 31 ) - 412
168
23
= 363
168
= 2,1
= 2 hari, sehingga penilaian penggunaan tempat tidur di ruang
Cempaka 2 Obstetri cukup produktif
4) Perhitungan BTO
Merupakan frekuensi pemakaian tempat tidur berapa kali dalam
satuan waktu tertentu (biasanya dalam 1 tahun) tempat tidur di
rumah sakit dipakai. Indikator pemakaian menunjukkan tingkat
efisiensi pemakaian tempat tidur dengan nilai normal 40-50 kali.
Rumus :
= 168
25
= 7 kali dalam sebulan, 84 kali dalam setahun sehingga
pemakaian tempat tidur di ruang Cempaka 2 Obstetri kurang
efisien
Ruang Cempaka 2
1. M2 (Material)
a. Gambaran Umum Rumah Sakit dan Ruangan
1) Gambaran Umum Rumah Sakit
RSUP Sanglah yang merupakan rumah sakit rujukan utama untuk
wilayah Bali, NTB, NTT yang dibangun sejak tahun 1956. Saat ini
RSUP Sanglah memiliki tempat tidur sebanyak 742 tempat tidur
yang terbagi dalam beberapa kelas perawatan yaitu kelas VIP,
kelas I, kelas II, kelas III dan kelas khusus. Jenis pelayanan yang
diberikan meliputi pelayanan gawat darurat, pelayanan rawat jalan,
pelayanan rawat inap, pelayanan bedah, pelayanan intensif,
hemodilisa, forensik, dan beberapa pelayanan unggulan dengan
menggunakan peralatan canggih seperti seperti pelayanan kanker
terpadu, pelayanan jantung terpadu, pelayanan
radiotheraphy,pelayanan bayi tabung, pelayanan HIV & AIDS dan
hyperbaric chamber. Untuk fasilitas umum yang disediakan di
RSUP Sanglah diantaranya seperti, tersedianya beberapa toilet
umum di tempat tertentu, toilet khusus untuk para pegawai, dan
disedikan 2 toilet di masing – masing ruang rawat inap serta
beberapa tempat cuci tangan (washtafel) didepan ruang rawat inap.
Terdapat beberapa loker untuk menyimpan barang-barang
penunggu pasien. Tersedianya juga tempat parkir untuk para
pengunjung, staf pegawai rumah sakit dan mahasiswa yang sedang
peraktek di RSUP Sanglah. RSUP Sanglah juga memiliki beberapa
25
Lemari Kayu 5
Loker 3
Rak Penyimpanan 2
Kursi Lipat 31
2) Sofa 2 Barang Habis Pakai
Tabel
Meja Kayu 6
3.7
Meja Counter 1
Meja Stainles 1
Meja Pasien 25
Lemari Kaca 1
Lemari Pasien 4
Lemari B3 1
Kulkas 1
Wastafel 11
Pemanas bayi 1
Trolly Obat
1
Emergency
Komputer SIMARS 2
Alat BS 1
Jam Dinding 7
APAR 1
CCTV 1
Hydrant 2
Pesawat Telepon 1
O2 Transport dan
2
Manometer
Trolly Injeksi 1
28
Aseptan 24
Alkohol Swab 20
Hypafix 10
Aqua Irigasi 30
Handscoon 10
Kapas 7
Sharp Box 5
Masker 10
Tissu Towel 22
Minyak Telon 2
Handshoap 8
Sampo Bayi 2
Spidol Permanen 1
HVS A4 1
HVS F4 1
Baygon 2
Sabun Cair 2
d. Administrasi Penunjang
1) Form Kelengkapan Administasi Penunjang
Tabel 3.9 Tabel Form Kelengkapan Administrasi Penunjang di
Ruang Cempaka 2 Obstetri RSUP Sanglah
Nama Buku Nama Buku
No No
Administrasi Administrasi
16 Register pasien
2) SPO Kebidanan
Tabel 3.10 Tabel SPO Kebidanan di Ruang Cempaka 2 Obstetri
RSUP Sanglah
Perawatan payudara
1 19 Cara pembacaan hasil
dengan putting susu
kardiotokografi (KTG)
lecet
Perawatan payudara
2 dengan putting susu 20 Palpasi uterus teknik Leopod
datar atau masuk
Pendampingan
13 pertolongan persalinan Pendampingan Visum Ete
35
dengan penyakit repertum Kebidanan
penyerta
Buku sakit
13 33
Buku vital sign
2. M3- Metode
a. Penerapan Sistem MPKP
1) Kajian Teori
Metode praktek keperawatan profesional merupakan salah
satu metode praktek keperawatan profesional, dimana perawat
bertanggung jawab penuh selama 24 jam terhadap asuhan
keperawatan pasien mulai dari pasien tersebut masuk sampai
keluar dari Rumah Sakit. Metode praktek keperawatan ini
mendorong kemandirian perawat, ada kejelasan antara pembuat
asuhan keperawatan dan pelaksanaan asuhan keperawatan,
sehingga konsep dasar metode ini adalah adanya tanggung jawab
dan tanggung gugat model.
Dasar pertimbangan penerapan MPKP :
a. Sesuai visi dan misi Rumah Sakit
b. Ekonomis
c. Menambah kepuasaan klien, keluarga dan masyarakat
d. Menambah kepuasan kerja perawat karena dapat melaksanakan
perannya dengan baik
e. Dapat diterapkan proses keperawatan
35
Kepala
Ruangan
PA PA PA PA PA PA
PP PP 3 PP 4
PP
PA1 PA2 PA PA PP
PA5 PP
PA6
PA PA PA PA PA PA
PA PA PA PA PA PA
PA PA PA PA PA PA
37
5) Evaluasi
a) Struktur (Input)
Pada timbang terima, sarana dan prasarana yang
menunjang telah tersedia antara lain : catatan timbang
terima dituliskan pada lembar catatan perkembangan
44
PASIEN
PERKEMBANGAN/
KEADAANPASIEN
MASALAH:
TERATASI
BELUM TERATASI
Tahapan Ronde
TAHAP PRA RONDE PP
PROPOSAL
PENETAPAN PASIEN
PERSIAPAN PASIEN :
1. INFORMED CONSENT
2. HASIL PENGKAJIAN
Keterangan :
: Di Nurse Station
: Di Bed Pasien
Keterangan
1) Pra Ronde
a) Menemukan kasus dan topik (masalah yang tidak teratasi dan
masalah yang langka)
b) Menentukan tim ronde
c) Mencari sumber dan literature
d) Membuat proposal
e) Mempersiapkan pasien : informed consent dan pengkajian
50
7. Obat khusus
(1) Obat dikategorikan khusus apabila sediaan memiliki
harga yang cukup mahal, menggunakan alur pemberian
yang cukup sulit, memiliki efek samping yang cukup
besar atau hanya diberikan dalam waktu tertentu
(2) Pada pemberian obat khusus dilakukan menggunakan
kartu khusus obat, dilaksanakan oleh perawat primer
(3) Informasi yang diberikan kepada keluarga dan pasien:
nama obat, kegunaan, waktu pemberiaan, efek samping,
55
DOKTER
FARMASI/APOTIK
PP/PERAWAT YANG
MENERIMA Sarana persetujuan
sentralisasi obat
Lembar serah terima obat
PENGATURAN DAN
Buku serah terima masuk
PENGELOLAAN OLEH
obat
PERAWAT
Keterangan :
: Garis komando
: Garis koordinasi
Keadaan Pasien:
Klinis dan pemeriksaan
penunjang
Bagan 3.8 Alur lain Planning
Discharge
Tingkat ketergantungan
pasien
Perencanaan pulang
Penyelesaian
dministrasi
Lain- lain
Program HE:
Control dan obat atau perawatan
Gizi
Aktivitas dan istirahat
Keterangan:
Alur Supervisi.
Ka Bid Perawatan
KaSi Keperawatan
1. Menetapkan
Feedback kegiatan dan
2. tujuan
Penyampaian Ka Ru
serta instrumen/ alat
penilaian (fair)
ukur
3. Follow up, supervisi
Kualitas Pelayanan
pemecahan masalah PA1
PP1MeningkatPAPP 2 supervisi
menilai kinerja perawat
dan reward
64
setiap hari dengan tujuan dan teknik pengamatan langsung. Hal ini
sesuai dengan pendapat Nursalam (2016) yang menyatakan dalam
melaksanakan supervisi terdapat beberapa unsur pokok. Unsur-
unsur pokok yang dimaksud adalah pelaksana, sasaran, frekuensi,
tujuan dan teknik.
g. Dokumentasi Keperawatan
1) Kajian Teori
Dokumentasi keperawatan merupakan hal yang sangat
penting dalam pelaksanaan asuhan keperawatan professional,
karena mempunyai fungsi sebagai alat komunikasi, aspek hukum,
jaminan mutu pendidikan/penelitian dan akreditasi.Kelompok
memilih mendokumentasikan model ini aplikatif dan efektif
karena sudah tampak adanya masalah keperawatan.
Secara garis besar model pendokumentasian ini terdiri dari
format pengkajian, format problem, intervensi dan evaluasi dalam
satu lembar.Setiap pasien dilakukan pengkajian oleh perawat
primer kemudian dilakukan analisis dan ditegakkan diagnosa
keperawatan.Selanjutnya intervensi keperawatan ditulis sesuai
dengan format SAK yang ada. Format cetakan keperawatan diisi
oleh perawat primer, sedangkan hasil observasi, vital sign,
pemberian obat ditulis di lembar observasi oleh perawat associate.
2) Kajian data dan Analisa
Dari hasil observasi tentang dokumentasi didapatkan data
pendokumentasian ruangan sudah tertata dengan rapi dan tidak
ditemukan adanya form atau hasil pemeriksaan penunjang yang
tidak beraturan/tercecer. Buku dokumentasi administrasi
penunjang yang dimiliki ruang Cempaka 2 Obstetri diantaranya
buku laporan harian, buku visite dokter, buku laporan kematian,
lembar dokumentasi dan buku-buku tersebut ditempatkan didalam
rak yang diletakan diruang Nurse Station.
66
2. M4 (Money)
Pola pengelolaan keuangan RSUP Sanglah Denpasar pada
umumnya rumah sakit mengatur sendiri pendapatan dan pengeluaran
rumah sakit, hasil pendapatan dari RSUP Sanglah Denpasar diatur
menggunakan sistem BLU dan remunerasi. Sumber kesejahteraan
karyawan RSUP Sanglah Denpasar berasal dari:
a. Gaji pokok
b. Jasa Pelayanan Rumah Sakit Umum
Setiap karyawan memiliki jasa pelayanan yang berbeda- beda berdasarkan
beban kerja karyawan, masa kerja karyawan, pendidikan karyawan dan
golongan (PNS, Non PNS, dan Tenaga kontrak). Sedangkan berdasarkan
besaran gaji pokok setiap karyawan di berdasarkan status PNS, BLU, dan
Non PNS.
3. M5 ( Market )
a. Gambaran Kasus
Ruang Cempaka 2 Obstetri merupakan ruang perawatan untuk nifas.
Gambaran 10 kasus penyakit yang dirawat di ruang Cempaka 2
Obstetri selama bulan Desember 2019 di Ruang Cempaka 2 Obstetri.
Tabel 3.16 Sepuluh Besar Penyakit Di Ruang Cempaka 2 Obstetri
pada Bulan Desember 2019
No Kasus Jumlah
1 Partus Spontan 29
68
2 SC 21
3 SC + Steril 6
4 FE 0
5 VOW 0
6 Lowet M 0
7 Total ekstraksi 0
8 B24 3
9 Hiperbilirubin 1
10 MOW 0
Jumlah 60
Sumber : Buku Catatan Penyakit Ruang Cempaka II Obstetri
Jumlah
No Jaminan
12/12/2019
1 PBI 35
2 Non PBI 50
3 Umum 18
Jumlah 103
B. Analisa SWOT
Langkah-langkah dalam analisa SWOT
1. Mengurutkan komponen-komponen utama dalam pemberian asuhan
keperawatan yang professional diantaranya, yaitu :
a. M1 (man) dan M2 (material)
Jumlah tenaga medis dan non medis diruangan, jumlah sarana dan
prasarana serta administrasi penunjang lainnya di ruangan.
b. M3 (method)
Model asuhan keperawatan yang diberikan.
2. Mengemukakan komponen-komponen umum dari M1, M2, dan M3
diantaranya, yaitu:
a. Strength : kekuatan/hal positif apa yang dimiliki oleh ruangan.
b. Weakness: kelemahan yang terdapat di ruangan.
c. Opportunity : peluang yang diberikan pada ruangan (ex : adanya
pelatihan yang diberikan pada perawat untuk meningkatkan skill
maupun pengetahuan).
d. Threat: tantangan baik itu dari interna maupun eksternal (ex :
meningkatnya tuntutan dari masyarakat dalam pemberian askep).
3. Memberikan penilaian/pembobotan berdasarkan hasil pengkajian yang
dilakukan.
4. Menjumlahkan hasil pembobotan yang telah diberikan.
70
1 M1 (Ketenagaan)
a. Internal Factor (IFAS)
STRENGTH
1. Struktur organisasi yang ada 0,2 2 0,4
sudah sesuai dengan kemampuan
bidan
2. Pembagian tugas sesuai dengan 0,1 2 0,2
struktur organisasi yang ada S-W
3. Kepala ruangan sudah optimal 0,1 2 0,2 2,87-0=
dalam melaksanakan tugas- 2,87
tugasnya
4. Jenis ketenagaan di ruangan : 0,3 3 0,9
D4 Kebidanan = 2 orang
D3 Kebidanan = 14 orang
5. Bidan mengikuti seminar dan
pelatihan-pelatihan yang 0,13 3 0,36
berhubungan dengan kesehatan
6. Beban kerja bidan diruangan
tidak terlalu tinggi 0,17 3 0,51
7. Ada dokter spesialis yang selalu 0,5 3 0,30
bertanggung jawab
WEAKNESS
0 0 0
-
TOTAL 0 0
OPPORTUNITY
1. Bidan mempunyai kemauan 0,28 3 0,84 O-T
untuk melanjutkan pendidikan ke 1,8- 1,56=
jenjang yang lebih tinggi 0,24
2. Rumah sakit memberikan 0,2 3 0,6
kebijakan untuk memberi
beasiswa dan pelatihan bagi
bidan ruangan
3. Adanya kebijakan pemerintah 0,13 3 0,36
tentang profesionalisasi bidan
THREATS
1. Adanya tuntutan tinggi oleh 0,17 2 0,34
masyarakat untuk pelayanan
72
WEAKNESSES
- 0 0 0
TOTAL 0 0
OPPORTUNITY
1. Adanya kesempatan untuk 0,5 2 1
pengantian alat-alat yang tidak
layak pakai
TOTAL 0,5 1
O-T
THREATS 1-1= 0
73
TOTAL 0,5 1
3 M-3 (Method)
Penerapan Model
a Internal Factor (IFAS)
STRENGTH
1. Model Modifikasi yang digunakan 0,3 4 1,2
yaitu Primer - TIM
2. Model yang digunakan sesuai 0,2 3 0,6
dengan visi dan misi ruangan.
3. Kebanyakan atau hampir semua 0,14 2 0,48
bidan mengerti/memahami model
yang digunakan dan menyatakan S -W
cocok dengan model yang ada. 2,76- 0,3 =
4. Memiliki standart asuhan 0,14 2 0,24 2,46
kebidanan.
5. Terlaksananya komunikasi yang 0,12 2 0,24
cukup baik antar profesi
WEAKNESSES
1. Jumlah PP belum memenuhi 0,15 2 0,3
harapan. Kepala ruangan dalam
proses menyiapkan PP
THREATS
1. Persaingan dengan RS lain 0,2 1 0,2
74
4 Ronde Keperawatan
a Internal Factor (IFAS)
STRENGTH
1. Adanya kemauan bidan untuk 0,18 2 0,36
mengelolah kasus-kasus tertentu
di pelayanan kebidanan.
2. Ronde Keperawatan dilaksanakan 0,5 3 1,36
dalam bentuk diskusi kasus S-W
3. Diskusi kasus dilakukan secara 0,4 2 0,68 2,4-0 = 2,4
berkala setiap jumat setiap minggu
WEAKNESSES
- 0 0 0
TOTAL 0 0
THREATS
1. Adanya tuntutan yang lebih tinggi 0,82 3 2,46
dari pasien dan keluarga pasien
untuk mendapatkan pelayanan
yang lebih profesional.
TOTAL 1 2,15
WEAKNESS
1. Sistem pendokumentasian masih 0,15 3 0,45
dilakukan secara manual
2. Bidan mengatakan model 0,05 3 0,15
dokumentasi ynag digunakan
menyita banyak waktu bidan
TOTAL 0.2 0,6
OPPORTUNITIES
1. Adanya program pelatihan tentang 0,3 3 0,9
pendokumentasian keperawatan.
2. Peluang bidan memahami 0,3 2 0,6
pentingnya aspek legal dalam
dokumentasi.
3. Adanya supervise terkait 0,2 3 0,6 O-T
dokumentasi bidan oleh karu 2,1 – 2 =
0,1
TOTAL 0,8 2,1
THREATS 2
1. Meningkatnya kesadaran pasien 0,6 1,2
76
TOTAL 1 2
6 Timbang Terima
a IFAS
STRENGTH
1. Timbang terima merupakan 0,05 3 0,15
kegiatan rutin, yaitu
dilaksanakan tiga kali dalam
sehari
2. Diikuti oleh semua bidan yang 0,2 4 0,8
telah dan akan dinas
3. Timbang trima dipimpin oleh 0,05 3 0,15
kepala ruangan
4. Ada klarifikasi, tanya jawab dan 0,15 4 0,6
validasi terhadap semua yang
ditimbang terimakan. S -W
5. Semua bidan tau hal – hal yang 0,1 2 0,2 3,05- 0=
perlu dipersiapkan dalam 3,05
timbang terima.
6. Selalu ada interaksi dengan psien 0,1 2 0,2
selama timbang terima
7. Semua bidan mengetahui prinsip 0,1 2 0,2
– prinsip tentang teknik
penyampaian timbang terima di
depan pasien.
8. Setelah dilaporkan, laporan 0,1 3 0,3
ditandatangani oleh yang
bersangkutan .
9. Kepala ruangan mengevaluasi 0,1 3 0,3
kesiapan bidan yang akan dinas.
10. kegiatan timbang terima 0,05 2 0,15
menggunakan SBAR
TOTAL 1 3,05
WEAKNESS
- 0 0 0
TOTAL 0 0
b. EFAS
77
OPPORTUNITIES
1. Adanya mahasiswa ITIKES Bali 0,3 3 0,9
Profesi Ners yang praktek
menegemen keperawatan di
ruangan
2. Adanya kerjasama yang baik 0,3 3 0,9
antara PP dan PA
3. Sarana dan prasarana penunjang 0,4 3 1,2
cukup tersedia
TOTAL 1 3
THREATS
1. Adanya tuntutan yang lebih tinggi 0,5 3 0,15
dari masyarakat untuk O-T
mendapatkan pelayanan yang S-T
lebih profesioanal 3-1,15=
2. Meningkatan kesadaran 0,5 2 1 1,85
masyarakat tentang tanggung
jawab dan gugat bidan sebagai
pemberi asuhan kebidanan
1 1,15
TOTAL
7 Supervisi
a)IFAS
STRENGTH
1. Adanya supervise oleh karu 0,4 2 0,8
secara teratur.
2. Kepala ruangan Cempaka 2 0,4 2 0,6
mendukung kegiatan supervisi
demi peningkatan mutu
pelayanan keperawatan.
0 0 0 S- W
WEAKNESS 1,4- 0 = 1,4
- 0 0
TOTAL
b) EFAS
OPPORTUNITIES 0,5 4 2
78
THREATS 1 3 3
1. Tuntutan pasien sebagai
konsumen untuk mendapatkan
pelayanan yang profesional dan
bermutu sesuai dengan
peningkatan biaya perawatan.
1 3
TOTAL
8 Discharge Planning
a IFAS
STRENGTH
1. Adanya kesadaran yang tinggi 0,3 3 0,9
dari Bidan.
2. Bidan sealu aktif dalam 0,2 3 0,6
pendidikan kesehatan kepada
pasien dan keluarga saat akan
pulang.
S-W
TOTAL 0,5 1,5 1,5-2,6=
-1,1
WEAKNESS
1. Kurangnya pemberian 0,2 3 0,6
brosur/leaflet untuk pasien saat
melakukan discharge planning
2. Pendidikan kesehatan dilakukan 0,1 2 0,2
secara lisan pada setiap
pasien/keluarga.
3. Waktu pemulangan pasien 0,5 3 0,9
menunggu proses billing
4. Permintaan pulang harus 0,3 2 0,4
menunggu DPJP dan Residen
5. Cek informed consen 0,2 2 0,5
79
EFAS
OPPORTUNITIES
1. Meningkatkan monitoruing dan 0,3 3 0,9
evaluasi mutu pemberian asuhan
kebidanan
2. Meningkatkan pelaksanaan 0,3 3 0,9
pemulangan pasien dengan
teratur
3. Memelihara kepuasaan pasien 0,4 3 1,2
dan keluarga
TOTAL 1 3
THREATS
9 Sentralisasi Obat
a. Internal Factor (IFAS)
STRENGTH
1. semua bidan mengemukakan 0,3 3 0,9
jawaban mengerti tentang
sentralisasi obat
2. diruangan tersebut ada setralisasi 0,5 4 2,0
obat , ini bisa dilihat adanya S-W
ruangan khusus obat. 3,3-0,6= 2,7
3. Sebagian besar bidan pernah 0,2 3 0,4
berwenang mengurusi setralisasi
obat
TOTAL 1 3,3
WEAKNESS
80
1,85
C. Diagram Laya ng
TT
1,8
M3
1,4
SV
0,24
M1
0,6
SO
0,
3
0,1
D
M2
W
S
-3,1 -2,57 -2,7 -2,4 -1,55 -1,35 -0,1 0,1 1,1 1,35 1,55 2,4 2,7 2,46 2,87 3,05
-1,1
-0,1
DP
-0,3
RK
-0,6
-0,24
-1,4
-1,8
-1,85
-3,5
T
82
BAB IV
PERENCANAAN/RENCANA STRATEGI
A. Penataan Ketenagaan
Dalam rangka mengatasi masalah yang telah ditemukan serta untuk mendapatkan
pengalaman dalam menerapkan manajemen keperawatan di ruang Cempaka 2
Obstetri RSUP Sanglah maka kelompok mahasiswa membuat tim kerja sebagai
berikut:
Ketua : Ni Luh Rita Antasari, S.Kep.
Penanggung Jawab MPKP : Bimbi Ayu Lestari, S.Kep.
Sekretaris : Ni Made Ratri Dwiandari, S.Kep.
Bendahara : Dewa Ayu Sasih Purnama Dewi, S.Kep.
Sie Humas : Ni Wayan Yatik Marlinda, S.Kep.
Seksi Konsumsi : Ni Kadek Wulan Apsari, S.Kep
Seksi Prasarana : Anak Agung Rani Arsanti, S.Kep.
Anggota : Ida Ayu Putu Ratih Widiadnyani, S.Kep.
Ni Luh Ari Suandewi, S.Kep.
Luh Widyariesta Damayanti, S.Kep.
Ni Kadek Ino Padma Dewi, S.Kep.
Nabila Imania, S.Kep.
Putu Kristi Ayu Utami, S.Kep.
Susunan kepanitiaan ini bersifat permanen selama praktik manajemen
keperawatan dan berfungsi menentukan kebijakan-kebijakan internal seputar
teknis penyelenggaraan kegiatan manajemen yang bersifat umum. Selanjutnya
dalam pengelolaan ruang rawat, maka diselenggarakan pengorganisasian dengan
pembagian peran yaitu sebagai kepala ruangan, perawat primer dan perawat
associate.
84
e. MPKP Modifikasi
Pada model MPKP ini merupakan kombinasi dari dua sistem:
1) Keperawatan primer tidak digunakan secara murni, karena
perawat primer harus mempunyai latar belakang pendidikan
S1 keperawatan atau setara
2) Keperawatan tim tidak digunakan secara murni karena
tanggung jawab asuhan keperawatan pasien terfragmentasi
pada berbagai tim
3) Melalui kombinasi kedua model tersebut diharapkan
komunitas asuhan keperawatan dan akuntabilitas asuhan
keperawatan terdapat pada primer, karena saat ini perawat
yang ada di RS sebagian besar lulusan D3, bimbingan
tentang asuhan keperawatan diberikan oleh primer atau
ketua tim.
Struktur: Proses :
Jenis Tenaga
Nilai-nilai professional
Sumber :Sitorus, Ratna. (2006). Model Praktek Keperawatan Profesional di
Rumah Sakit.
88
Kepala
PA PA PA
PA PA PA
PA PA PA
PA PA PA
PA PA PA
3. Tujuan
a. Tujuan Umum
Mahasiswa bersama perawat di Ruang Cempaka 2 Obstetri RSUP
Sanglah mampu menerapkan Metode Praktik Keperawatan
Profesional modifikasi primer.
b. Tujuan Khusus
Setelah menerapkan MPKP, mahasiswa mampu:
1) Mengatur kebutuhan tenaga perawat.
2) Mengatur tugas dan wewenang perawat dalam pemberian
asuhan keperawatan sesuai dengan MPKP.
3) Melakukan sistem pendokumentasian yang tepat, efektif dan
efisien.
4) Meningkatkan integritas perawat menuju profesionalisme.
5) Meningkatkan komunikasi yang adekuat antara perawat
dengan tim kesehatan yang lain.
4. Pengorganisasian
Penanggung Jawab : Ni Made Ratri Dwiandari, S.Kep.
5. Pelaksanaan
MPKP dilaksanakan sesuai dengan jadwal dinas mulai minggu II
sampai dengan minggu III praktik profesi manajemen keperawatan di
Ruang Cempaka 2 Obstetri RSUP Sanglah mulai tanggal 3 Februari
sampai dengan 16 Februari 2020.
6. Rencana strategis
a. Mendiskusikan bersama dengan staf perawat di Ruang Cempaka 2
Obstetri RSUP Sanglah mengenai bentuk dan penerapan Model
Praktik Keperawatan Profesional (MPKP) modifikasi primer yang
dilaksanakan.
b. Merencanakan kebutuhan tenaga perawat dan kekurangan tenaga
perawat. Selama berlangsungnya praktik manajemen keperawatan
c. Mahasiswa mengelola ruang Cempaka 2 Obstetri Kamar 11 atau 12.
Pembagian peran anggota kelompok terdiri atas 13 orang meliputi:
90
8. Uraian tugas
a. Uraian tugas kepala ruangan meliputi:
1) Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan askep baik secara
langsung maupun tidak langsung.
2) Bertanggung jawab terhadap semua PP dan PA termasuk dalam
pembuatan jadwal dinas.
3) Bertanggung jawab dalam pelaksanaan MPKP meliputi timbang
terima, ronde keperawatan, supervisi, dokumentasi askep,
sentralisasi obat, dan discharge planning.
4) Membuat laporan kepala ruangan.
b. Uraian tugas perawat primer meliputi:
1) Melakukan pengkajian data secara komprehensif, menetapkan
diagnosa keperawatan dan rencana keperawatan secara definitif,
melakukan modifikasi tindakan keperawatan, serta melakukan
evaluasi keperawatan sesuai tujuan.
2) Menerima konsultasi pasien yang menjadi tanggung jawabnya
selama 24 jam penuh.
3) Menetapkan pasien yang akan dilakukan ronde keperawatan.
c. Uraian tugas perawat associate meliputi:
1) Melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana
yang dibuat PP.
2) Memantau respon pasien setelah dilakukan tindakan.
3) Melaporkan masalah baru (konsultasi) dengan PP, mencatat dan
melaksanakan instruksi PP.
4) Mencatat perkembangan keperawatan pasien dengan format
C. Timbang Terima
Timbang terima profesionalisme dalam pelayanan keperawatan dapat
dicapai dengan mengoptimalkan peran dan fungsi perawat, terutama peran
dan komunikasi yang efektif antar perawat maupun dengan tim kesehatan lain
saat pergantian shift (timbang terima pasien).
92
b. Bagi pasien
1) Pasien dapat menyampaikan masalah secara langsung bila ada yang
belum terungkap.
5. Evaluasi
a. Struktur (Input)
Pada timbang terima, sarana dan prasarana yang menunjang telah
tersedia antara lain: catatan timbang terima, status pasien dan
kelompok shift timbang terima. Kepala ruangan selalu memimpin
kegiatan timbang terima yang dilaksanakan pada pergantian shift yaitu
malam ke pagi dan shift pagi ke sore. Kegiatan timbang terima pada
shift sore ke malam dipimpin oleh perawat assosiate yang bertugas
saat itu.
b. Proses
Kepala ruangan memimpin kegiatan timbang terima yang
dilaksanakan pada pergantian shift yaitu malam ke pagi dan pagi ke
sore. Kegiatan timbang terima pada shift sore ke malam di pimpin
oleh perawat assosiate yang bertugas saat itu dan dilaksanakan oleh
seluruh perawat yang bertugas maupun yang akan mengganti shift.
1) Perawat primer mengoperkan ke perawat assosiate berikutnya
yang akan mengganti shift.
2) Timbang terima pertama dilakukan di ners station.
3) Isi timbang terima mencakup jumlah pasien, diagnosa
keperawatan, intervensi yang sudah dilakukan, intervensi yang
belum dilakukan dan pesan khusus. Setiap pasien tidak lebih dari
5 menit saat klarifikasi ke pasien.
4) Setelah proses timbang terima selesai dilakukan, maka kedua PP
menandatangani laporan timbang terima dengan diketahui oleh
kepala ruangan.
c. Hasil
Timbang terima dapat dilaksanakan setiap pergantian shift. Setiap
perawat dapat mengetahui perkembangan pasien. Komunikasi antar
perawat berjalan dengan baik. Setelah proses timbang terima selesai
99
PASIEN
PERKEMBANGAN/
KEADAAN PASIEN
MASALAH:
1. TERATASI
2. BELUM TERATASI
3. MUNCUL MASALAH BARU
6. Pengorganisasian
Penanggung Jawab : Dewa Ayu Sasih Purnama Dewi, S.Kep.
7. Pelaksanaan
Timbang terima akan dilaksanakan sesuai dengan jadwal dinas mulai
minggu II sampai dengan minggu III praktik profesi manajemen
keperawatan di Ruang Cempaka 2 Obstetri RSUP Sanglah mulai tanggal 3
Februari sampai dengan 16 Februari 2020.
8. Rencana Strategi
a. Menyusun alur timbang terima bersama-sama dengan perawat
ruangan.
b. Menyusun materi timbang terima.
c. Membuat format timbang terima dan juknis.
100
D. Supervisi
Supervisi keperawatan adalah salah satu fungsi pokok manajer berupa proses
pemberian sumber-sumber yang dibutuhkan perawat untuk menyelesaikan
tugas-tugas dalam rangka pencapaian tujuan.
1. Tujuan
a. Tujuan Umum
Mahasiswa bersama staf perawat ruangan mampu mengaplikasikan
peran supervisor keperawatan.
b. Tujuan Khusus
1) Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mahasiswa dan staff
perawat ruangan dalam pelaksanaan supervisi keperawatan.
2) Meningkatkan kepuasan pasien dan keluarga atas asuhan
keperawatan yang diberikan.
3) Meningkatkan kinerja perawat/bidan dalam memberikan asuhan
keperawatan/kebidanan
2. Prinsip Supervisi
a. Supervisi dilakukan sesuai dengan struktur
b. Supervisi memerlukan pengetahuan dasar manajemen, ketrampilan
hubungan antar manusia dan kemampuan menerapkan prinsip
menajemen dan kepemimpinan
c. Fungsi supervisi diuraikan dengan jelas, terorganisir dan dinyatakan
melalui petujuk, peraturan, uraian tugas dan standar.
d. Supervisi merupakan proses kerja sama yang demokrasi antara
supervisor dan perawat pelaksana. Supervisi merupakan visi, misi,
falsafah, tujuan dan rencana yang spesifik.
e. Supervisi menciptakan lingkungan yang kondusif, komunikasi
efektif, kreatifitas dan motifasi.
101
3. Pelaksanaan Supervisi
a. Kepala Ruangan
1) Bertanggung jawab dalam supervisi pelayanan keperawatan pada
pasien di ruang perawatan
2) Merupakan ujung tombak penentu tercapai atau tidaknya tujuan
pelayanan kesehatan di rumah sakit
3) Mengawasi perawat pelaksanaan dalam melaksanakan praktek
keperawatan di ruang keperawatan.
b. Pengawas Perawatan
Bertanggung jawab dalam mensupervisi pelayanan pada kepala
ruangan yang ada di instalasiya.
c. Kepala seksi perawatan
Mengatasi instalasi dalam melaksanakan tugas secara langsung dan
seluruh perawat secara tidak langsung.
4. Langkah-langkah supervisi
a. Pra supervisi
1) Supervisor menetapkan kegiatan yang akan disupervisi
2) Supervisor menetapkan tujuan
b. Supervisi
1) Supervisor menilai kinerja perawat berdasarkan alat ukur atau
instrument yang telah disiapankan
2) Supervisor mendapat beberapa hal yang memerlukan pembinaan
3) Supervisor memanggil PP dan PA untuk mengadakan pembinaan
dan klarifikasi permasalahan
4) Pelaksanaan supervisi dengan inspeksi, wawancara dan
menvalidasi data sekunder
c. Pasca supervisi
1) Supervisor memberkan supervise (F-Fair)
2) Supervisor memberikan feedback dan klarifikasi
3) Supervisor memberikan reinforcement dan follow up perbaikan
102
d) Evaluasi kerja
e) Merencanakan atau menyelenggarakan pengembangan staff
2) Peran Perawat Primer (PP)
a) Menerima pasien dan mengkaji kebutuhan pasien secara
komprehensif
b) Membuat tujuan dan merencanakan keperawatan
c) Melaksanakan rencana yang telah dibuat
d) Mengkomunikasikan dan mengkoordinasikan pelayanan yang
diberikan oleh disiplin lain maupun perawat lain
e) Menerima dan menyesuaikan rencana asuhan
f) Menyiapkan penyuluhan untuk pasien pulang
g) Menyiapkan rujukan kepada pekerjaan social, kontrak dengan
lembaga sosial di masyarakat
h) Mengadakan kunjungan rumah bila perlu
3) Peran Perawat Associate(PA)
Peran PA melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan
rencana keperawatan yang telah disusun oleh PP.
104
Alur Supervisi
Ka Bid Perawatan
KaSi Keperawatan
Ka. Instalasi
Perawatan Obgyn
PP1 PP 2
1) Feedback
2) Penyampaian
Kualitas
penilaian (fair)
Pelayanan
3) Follow up,
Meningkat
pemecahan masalah
dan reward
7. Pengorganisasian
Penanggung Jawab : Ni Luh Rita Antasari, S.Kep.
8. Pelaksanaan
Supervisi akan dilaksanakan sesuai dengan jadwal dinas mulai minggu II
sampai dengan minggu III praktik profesi manajemen keperawatan di
Ruang Cempaka 2 Obstetri RSUP Sanglah mulai tanggal 3 Februari
sampai dengan 16 Februari 2020.
9. Rencana Strategi
a) Menyusun konsep supervisi keperawatan
b) Menetapkan materi supervisi keperawatan
c) Membuat format supervisi keperawatan
d) Melaksanakan supervisi keperawatan bersama-sama dengan kepala
ruangan dan staff keperawatan.
e) Mendokumentasikan hasil pelaksanaan supervisi keperawatan.
E. Ronde Keperawatan
Ronde keperawatan adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk
mengatasi masalah keperawatan pasien, dilakukan dengan melibatkan pasien
untuk membahas dan melakukan asuhan keperawatan. Ronde keperawatan
akan memberikan media bagi perawat untuk membahas lebih dalam masalah
dan kebutuhan pasien serta merupakan suatu proses belajar bagi perawat
dengan harapan dapat meningkatkan kemampuan kognitif, afektif dan
psikomotor. Kepekaan dan cara berpikir kritis perawat akan tumbuh dan
terlatih melalui suatu transfer pengetahuan dan pengaplikasian konsep teori
kedalam praktek keperawatan.
1. Tujuan
a. Tujuan Umum
Mahasiswa bersama staf perawat mampu menyelesaikan masalah
melalui pendekatan berfikir kritis.
b. Tujuan Khusus
1) Menumbuhkan cara berfikir kritis dan ilmiah.
106
d. Perawat dapat :
1) Menumbuhkan rasa berpikir yang kritis
2) Menumbuhkan rasa berpikir yang sistematis
3) Meningkatkan kemampuan validitas data pasien
4) Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosa keperawatan
5) Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang
berorientasi pada masalah pasien
6) Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan
keperawatan
7) Meningkatkan kemampuan justifikasi
8) Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja
108
5. Tahapan ronde
TAHAP PRA RONDE PP
PROPOSAL
PENETAPAN PASIEN
PERSIAPAN PASIEN :
INFORMED CONSENT
HASIL PENGKAJIAN
MASALAH TERATASI
Bagan 4.5 Tahapan Ronde Keperawatan
Keterangan :
: Di Nurse Station
: Di Bed Pasien
109
a. Pra Ronde
1) Menemukan kasus dan topik (masalah yang tidak teratasi dan
masalah yang langka)
2) Menentukan tim ronde
3) Mencari sumber dan literature
4) Membuat proposal
5) Mempersiapkan pasien : informed consent dan pengkajian
6) Diskusi apa diagnosis keperawatan? Apa data yang mendukung?
Bagaimana intervensi yang sudah dilakukan ?dan Apa hambatan
yang ditemukan selama perawatan?
b. Pelaksanaan Ronde
1) Penjelasan tentang pasien oleh perawat primer yang difokuskan
pada masalah keperawatan dan rencana tindakan yang akan
dilaksanakan serta memilih prioritas yang perlu didiskusikan
2) Diskusi antar anggota tim tentang kasus tersebut
3) Pemberian justifikasi oleh perawat primer atau konselor atau
kepala ruangan tentang masalah pasien serta rencana tindakan yang
akan dilakukan
c. Pasca Ronde
1) Evaluasi, revisi dan perbaikan
2) Kesimpulan dan rekomendasi penegakan diagnosis, intervensi
keperawatan selanjutnya
d. Peran masing – masing anggota tim
1) Peran perawat primer dan Perawat Associate
a) Menjelaskan data pasien yang mendukung masalah pasien
b) Menjelaskan diagnosa keperawatan
c) Menjelaskan intervensi yang dilakukan
d) Menjelaskan hasil yang didapat
e) Menjelaskan rasional (alasan ilmiah) dari tindakan yang
diambil
f) Menggali masalah pasien yang belum terkaji
110
F. Sentralisasi Obat
Sentralisasi obat adalah pengelolaan obat dimana seluruh obat yang
akan diberikan pada pasien diserahkan pengelolaan sepenuhnya oleh perawat.
1. Tujuan
a. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat mengaplikasikan sentralisasi obat dan
mendokumentasikan hasil pengelolaan sentralisasi obat.
b. Tujuan khusus
1) Mampu mengelola obat pasien: pemberian obat secara tepat dan
benar sesuai dengan prinsip 6B + 1W dan mendokumentasikan
hasil pengelolaan
2) Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mahasiswa dalam
penerapan Prinsip 6B+1W.
3) Meningkatkan kepuasan pasien dan keluarga atas asuhan
4) keperawatan yang diberikan.
5) Meningkatkan kepercayaan pasien dan keluarga terhadap
perawat dalam pengelolaan sentralisasi obat.
6) Meningkatkan kepatuhan pasien terhadap program therapi.
2. Peran
a. Perawat Primer dan Perawat Associate
1) Menjelaskan tujuan dilaksanakannya sentralisasi obat
2) Menjelaskan manfaat dilaksanakannya sentralisasi obat
3) Melakukan pencatatan dan control terhadap pemakaian obat
selama pasien dirawat
4) Melakukan tindakan kolaboratif dalam pelaksanaan program
therapy
b. Perawat Primer lain dan Supervisor
1) Memberikan perlindungan terhadap pasien terhadap tindakan
malpraktik
2) Menilai kepatuhan pasien terhadap program therapy
3) Memotivasi pasien untuk memenuhi program therapy
112
6. Pembagian obat
a. Obat yang telah diterima untuk selanjutnya disalin dalam buku daftar
pemberian obat
b. Obat yang telah disimpan selanjutnya diberikan kepada perawat
dengan memperhatikan alur yang tercantum dalam buku daftar
pemberian obat
c. Pada saat pemberian obat, perawat menjelaskan macam obat,
kegunaan obat, jumlah obat dan efek samping
d. Sedian obat yang ada selanjutnya diperiksa setiap pagi oleh kepala
ruangan atau petugas yang ditunjuk dan didokumentasikan dalam
buku masuk obat
7. Penambahan obat baru
a. Bilamana terdapat penambahan/ perubahan jenis, dosis, atau
perubahan alur jenis obat, maka informasi ini akan dimasukkan
dalam buku masuk obat dan sekaligus dilakukan perubahan dalam
kartu sediaan obat
b. Pada pemberiaan obat yang bersifat tidak rutin, maka dokumentasi
dilakukan pada buku masuk obat dan selanjutnya diinformasikan
kepada keluarga dengan kartu khusus obat
8. Obat khusus
a. Obat dikategorikan khusus apabila sediaan memiliki harga yang
cukup mahal, menggunakan alur pemberian yang cukup sulit,
memiliki efek samping yang cukup besar atau hanya diberikan dalam
waktu tertentu
b. Pada pemberian obat khusus dilakukan menggunakan kartu khusus
obat, dilaksanakan oleh perawat primer
c. Informasi yang diberikan kepada keluarga dan pasien: nama obat,
kegunaan, waktu pemberian, efek samping, penanggung jawab
pemberian dan wadah obat sebaiknya diserahkan atau ditunjukkan
kepada keluarga setelah pemberian
d. Menyimpan penyediaan obat
114
e. Memeriksa ulang atas kebenaran obat dan jenis obat, jumlah obat
dan menulis etiket dan alamat pasien
f. Sistem kartu persediaan
g. Lemari obat
DOKTER
PENDEKATAN
PERAWAT
KELUARGA
/PASIEN
FARMASI/APOTIK
PASIEN/KELUARGA
Sarana persetujuan
sentralisasi obat
Lembar serah
terima obat
PP/PERAWAT YANG
MENERIMA
Buku serah terima
masuk obat
PENGATURAN DAN
PENGELOLAAN OLEH
PERAWAT
PASIEN/KELUARGA
Keterangan :
: Garis komando
: Garis koordinasi
Bagan 4. 7 Alur Pelaksanaan Sentralisasi Obat
115
9. Pengorganisasian
Penanggung jawab : Anak Agung Rani Arsanti, S.Kep.
10. Pelaksanaan
Kegiatan sentralisasi obat akan dilaksanakan sesuai dengan jadwal dinas
mulai minggu II sampai dengan minggu III praktik profesi manajemen
keperawatan di Ruang Cempaka 2 Obstetri RSUP Sanglah mulai tanggal
3 Februari sampai dengan 16 Februari 2020.
11. Rencana Strategi
a. Menyusun format sentralisasi obat
b. Melaksanakan pengelolaan sentralisasi obat pasien Ruang Cempaka
2 Obstetri RSUP Sanglah
c. Mendokumentasikan hasil pelaksanaan pengelolaan obat
G. Discharge Planning
Perencanaan pulang (Discharge Planning) merupakan proses yang
terintegrasi yang terdiri dari fase-fase yang ditunjukkan. Discharge Planning
keperawatan atau yang sering disebut dengan keperawatan berkelanjutan,
dimana perawatan yang dibutuhkan oleh pasien harus diberikan dimanapun
pasien berada. Kegagalan untuk memberikan dan mendokumentasikan
perencanaan pulang akan berisiko terhadap bertahannya penyakit, ancaman
hidup dan disfungsi fisik. Dalam perencanaan pulang diperlukan komunikasi
yang baik dan terarah sehingga apa yang disampaikan dapat dimengerti dan
berguna untuk proses keperawatan dirumah. Tujuan discharge planning
adalah memberikan informasi yang tepat tentang perawatan dan pengobatan
yang harus dilanjutkan di rumah dan waktu untuk melakukan control
kembali.
Perencanaan persiapan pulang merupakan sesuatu yang penting dalam
keberhasilan asuhan keperawatan pasien rawat inap karena informasi yang
diberikan sebelum pasien pulang merupakan bekal yang sangat berharga bagi
pasien dan keluarganya.Informasi yang tidak adekuat sebelum pasien pulang
116
Keadaan Pasien:
Klinis dan pemeriksaan
penunjang lain
Tingkat ketergantungan
pasien
Perencanaan pulang
Gizi
H. Dokumentasi Keperawatan
Dokumentasi keperawatan merupakan hal yang sangat penting dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan professional, karena mempunyai fungsi
sebagai alat komunikasi, aspek hukum, jaminan mutu pendidikan/penelitian
dan akreditasi.Kelompok memilih mendokumentasikan model ini aplikatif
dan efektif karena sudah tampak adanya masalah keperawatan.
Secara garis besar model pendokumentasian ini terdiri dari format
pengkajian, format problem, intervensi dan evaluasi dalam satu lembar.Setiap
pasien dilakukan pengkajian oleh perawat primer kemudian dilakukan
analisis dan ditegakkan diagnosa keperawatan.Selanjutnya intervensi
keperawatan ditulis sesuai dengan format SAK yang ada. Format cetakan
keperawatan diisi oleh perawat primer, sedangkan hasil observasi, vital sign,
pemberian obat ditulis di lembar observasi oleh perawat associate.
1. Tujuan
a. Tujuan Umum
Mahasiswa bersama staff perawat di ruang Cempaka 2 Obstetri
RSUP Sanglah mampu menerapkan sistem dokumentasi
keperawatan model PIE (Problem-Interventi on-Evaluation) dengan
benar di Ruang Cempaka 2 Obstetri RSUP Sanglah.
b. Tujuan Khusus
119
BAB V
PELAKSANAAN
1. MPKP
1. Persiapan
Dalam praktik manajemen keperawatan, kelompok menerapkan Model
Praktik Keperawatan Profesional (MPKP) Primer modifikasi. Adapun
Persiapan yang dilakukan antara lain :
a. Mempersiapkan struktur organisasi yang terdiri dari penanggung jawab
dari masing-masing roleplay
b. Proposal roleplay yang disiapkan masing-masing penanggung jawab
c. Menyiapkan jadwal yang terbagi atas kepala ruangan, perawat primer
(PP) 2, perawat associate, yang perannya dirolling setiap harinya
d. Mempersiapkan ruangan, pasien, dan rekam medis pasien kelolaan
e. Menyiapkan buku catatan harian mengenai jumlah pasien setiap hari
serta tingkat ketergantungannya.
f. Menyiapkan format klasifikasi dan kriteria tingkat ketergantungan
pasien berdasarakan teori Orem yaitu Self Care Difisit.
122
KEPALA RUANGAN
PP PAGI PP SIANG
PA
PA
PA
PA
PA
PA
PA
2. Pelaksanaan
Uji coba pelaksanaan model praktik keperawatan professional
dilaksanakan pada minggu kedua tanggal 03 Februari s/d 10 Februari 2020.
Anggota kelompok dibagi menjadi 3 shift (pagi, sore, malam)
Pengorganisasian:
sedangkan pada malam hari hanya terdapat perawat asosiate. Setiap peran
memiliki tugas masing-masing dan bertanggung jawab atas tugasnya
masing-masing. Perawat asosiate mempertanggungjawabkan tugasnya
kepada perawat primer, dan perawat primer mempertanggungjawabkan
tugasnya kepada kepala ruangan. Saat pergantian shift, operan/timbang
terima langsung dipimpin oleh kepala ruangan karena pada pelaksanaan
MPKP terdapat kepala ruangan pada shift pagi saja, timbang terima
dilakukan oleh perawat penanggung jawab shift malam kepada perawat
primer pada pagi hari dan dilaksanakan oleh perawat asosiate, begitu juga
dengan shift pagi ke shift siang dan shift siang ke shift malam. Segala
hambatan, masalah, dan temuan baru saat shift di ruangan disampaikan
kepada penanggung jawab shift, perawat primer, dan informasi tersebut
harus sampai ke kepala ruangan dengan detail sehingga kepala ruangan
mampu menindak lanjuti informasi tersebut. Kepala ruangan bertanggung
jawab atas kelancaran perawatan di ruang perawatan obstetri pada ruangan
yang di kelola yaitu ruang 211 bed 1-4.
3. Hambatan
Pada minggu kedua pelaksanaan MPKP di Ruang Cempaka 2 Obstetri
khusunya Ruang 211 bed 1-4, kelompok menemukan beberapa hambatan
antara lain :
a. Adaptasi mahasiswa terhadap peran KARU, PP, maupun PA bervariasi
b. Adanya pergantian peran setiap harinya menyebabkan kurang
maksimalnya mahasiswa memberikan asuhan keperawatan
c. Kasus kelolaan mahasiswa hanya mengenai tentang obgyn tetapi
banyak pasien obgyn yang disertai dengan penyakit penyerta, seperti
TBC, HIV, miom, dan anemia.
4. Dukungan
Dalam menghadapi hambatan yang ditemukan saat pelaksanaan praktik
manajemen keperawatan, kelompok mendapat bimbingan, arahan serta
dukungan dari kepala ruangan, pembimbing klinik dan bidan ruangan.
124
2. Discharge Planning
1. Persiapan
a. Menyiapkan proposal dan alur discharge planning
b. Menyusun konsep discharge planning.
c. Menentukan materi discharge planning
d. Menyiapkan format discharge planning, blangko resume perawatan
pasien.
e. Mengadakan pendekatan dengan pasien dan keluarga mengenai
discharge planning.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan discharge planning dilakukan pada tanggal 10 Februari 2020
dengan uraian tugas :
4. Dukungan
Kepala ruangan selaku pembimbing klinik serta perawat dan bidan
ruangan memberikan dukungan penuh dalam proses pelaksanaan discharge
planning.
3. Dokumentasi Keperawatan
1. Persiapan
Pendokumentasian asuhan keperawatan dilakukan pada tanggal 4
sampai 10 Februari 2020. Dengan mempersiapkan kelengkapan format
asuhan keperawatan yang isinya sesuai dengan RM (Rekam Medik).
2. Pelaksanaan
Proses pelaksanaan pendokumentasian keperawatan terlaksana
dengan perawat primer melakukan pengkajian secara komprehensif dan
menentukan diagnosa keperawatan sekaligus membuat perencanaan
keperawatan. Selanjutnya perawat primer mendelegasikan implementasi
pada perawat assosciate. Format pemberian obat dan observasi di isi
perawat assosciate. PP dalam pengisian dokumen juga dibantu oleh PA
terutama jika PP sedang melaksanakan tugas lain.
3. Hambatan
Hambatan yang dialami dalam pelaksanaan pendokumentasian adalah
pada awal kegiatan di minggu ke 2, kegiatan pendokumentasian banyak
126
Pada dokumentasi diruangan ini hal yang tidak kami dapatkan adalah
papan tulisan “PUASA” pada bed pasien yang akan puasa. Sehingga untuk
menindak lanjuti kekurangan tersebut, kami berinisiatif untuk menyediakan
papan tulisan “PUASA” pada bed pasien yang di Ruang Cempaka 2
Obstetri sehingga mudah untuk mengetahui pasien yang akan puasa.
4. Sentralisasi Obat
i. Persiapan
a. Setelah ditunjuk penanggung jawab sentraliasi obat, disusun proposal
kegiatan.
b. Menyiapkan sarana dan prasarana sentralisasi obat yaitu tempat obat,
kotak penyimpanan obat, dan buku obat.
c. Mengadakan pendekatan dengan keluarga pasien mengenai rencana
pelaksanaan sentralisasi obat, menjelaskan tujuan dan manfaat
sentralisasi obat, meminta persetujuan kepada keluarga pasien.
ii. Pelaksanaan
Pelaksanaan sentralisasi obat dilaksanakan secara penuh mulai tanggal 11
Februari 2020. Kegiatan tersebut dapat terlaksana sesuai dengan alur yang
telah di buat. Adapun kegiatan yang dilakukan pada saat sentralisasi obat
adalah :
v.Inovasi
2. Supervisi Keperawatan
1. Persiapan
Supervisi keperawatan meliputi konsep supervisi, materi supervisi, dan
administrasi penunjang yang meliputi instrumen supervisi lengkap dengan
parameter penilaian, laporan hasil kegiatan supervisi serta
pendokumentasian hasil supervisi.
tanda vital dimulai dari persiapan instrumen, cuci tangan menggunakan air
mengalir, memperkenalkan diri, berkomunikasi dengan pasien melakukan
tindakan meliputi: pengukuran tekanan darah, suhu tubuh, nadi, dan
respirasi. Saat melakukan tindakan PA melalukan komunikasi terapeutik.
3. Hambatan
Dalam pelaksanaan kegiatan supervisi, kelompok tidak mendapatkan
hambatan yang berarti sehingga pelaksanaan kegiatan ini berjalan sesuai
dengan harapan. Hal ini juga tidak terlepas dari arahan dan bimbingan dari
pembimbing akademik dan pembimbing ruangan.
4. Dukungan
Adanya bimbingan dari pembimbing akademik dan pembimbing
ruangan yang rutin memberikan masukan saat mahasiswa melakukan
supervisi.
3. Timbang Terima
1. Persiapan
Persiapan timbang terima yang dilakukan antara lain:
3. Hambatan
Tidak terdapat hambatan pada saat timbang terima dilaksanakan di Ruang
Cempaka 2 Obstetri.
131
4. Dukungan
Kepala ruangan dan bidan diruang Cempaka 2 Obstetri sangat
mendukung kegiatan ini dan mengikuti proses timbang terima saat
mahasiswa melakukan timbang terima. Bidan banyak memberikan masukan
dan dukungan dalam proses timbang terima sehingga dalam pelaksanaan
timbang terima berjalan dengan lancar dan sesuai dengan tujuan yang
diinginkan.
4. Ronde Keperawatan
i. Persiapan
a. Menentukan kasus dan topic
b. Menetukan tim ronde
c. Mencari sumber atau literature
d. Membuat proposal
e. Mempersiapkan klien : imformed consent dan pengkajian
f. Diskusi : apa yang menjadi masalah, cross cek data yang ada, apa
penyebab masalah, bagaimana pendekatan (SOP)
ii. Pelaksanaan
Ronde keperawatan tidak dilaksanakan di Ruang Cempaka 2 Obstetri,
kegiatan yang dilaksanakan adalah Refleksi Diskusi Kasus (RDK) setiap
hari jumat.
a. Menemukan kasus dan topik (masalah yang tidak teratasi dan masalah
yang langka).
b. Menentukan peserta RDK.
c. Mencari sumber dan literature
d. Membuat proposal
ii. Pelaksanaan
132
iv. Dukungan
Kepala ruangan diruang Cempaka 2 Obstetri sangat mendukung
kegiatan ini. Kepala ruangan banyak memberikan masukan dan dukungan
dalam proses RDK sehingga dalam pelaksanaan RDK berjalan cukup
lancer.
133
BAB VI
EVALUASI
A. MPKP
1. Evaluasi Struktur Sistem MPKP
Dalam penerapan MPKP, kelompok membentuk struktur
organisasi beserta penanggung jawab masing-masing kegiatan.
Kelompok juga menyusun jadwal dinas, daftar peran harian, daftar uraian
tugas kepala ruangan (Karu), perawat primer (PP), perawat associate
(PA) serta mekanisme alur kegiatan MPKP.
Dalam struktur MPKP terdapat penanggungjawab (PJ) kegiatan
antara lain : PJ timbang terima, PJ supervisi keperawatan, PJ discharge
planning, dan PJ dokumentasi. Masing-masing penanggung jawab
bertugas untuk menyusun proposal role play mulai dari tahap persiapan
planning, dan PJ dokumentasi. Masing-masing penanggung jawab
bertugas untuk menyusun proposal role play mulai dari tahap persiapan
pelaksaan dan evaluasi.
2. Evaluasi Proses Sistem MPKP
Selama proses pelaksanaan sistem MPKP, setiap mahasiswa telah
menjalankan tugas sesuai dengan perannya masing-masing seperti pada
petunjuk uraian tugas dan jadwal dinas serta peran yang ada. Namun ada
beberapa hambatan yang mengakibatkan peran yang dijalankan kurang
maksimal diantaranya karena jumlah mahasiswa yang sedikit dalam 1
shift maka terkadang Kepala Ruangan dan Perawatan Primer ikut
membantu Perawat Assosiate dalam memberikan Asuhan Keperawatan.
Kepala ruangan dan perawat primer sudah melaksanakan tugas sesuai
dengan rencana tugas yang disusun.
3. Evaluasi Hasil Sistem MPKP
Pelaksanaan MPKP pada pasien kelolaan di ruang Cempaka 2
Obstetry RSUP Sanglah Denpasar sudah dapat dilaksanakan dengan baik
134
B. Discharge Planning
1. Evaluasi Struktur Discharge Planning
Discharge planning dilakukan pada tanggal 10 Februari 2020 di
ruang Cempaka II, diruang obstetry dengan perawatan level I.
Pelaksanaan discharge planning diawali dari proses persiapan yang
meliputi penyiapan proposal dan alur discharge planning, penyusunan
konsep discharge planning, penentuan materi discharge planning,
penyiapan format discharge planning serta blangko resume perawatan.
Pelaksanaan discharge planning melibatkan PP, PA, KaRu serta keluarga
pasien. Masing-masing peran dapat berkoordinasi serta dapat melakukan
tugasnya sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat.
2. Evaluasi Proses Discharge Planning
Proses discharge planning dapat berjalan dengan baik, dimulai dari
penyusunan perencanan hingga proses pelaksanaan discharge planning.
Masing-masing peran yang terlibat dapat berkoordinasi dengan baik
selama melakukan proses pelaksanaan discharge planning. Pelaksanaan
discharge planning dapat lebih mudah dilakukan dengan tersedianya
format discharge planning yang terdiri dari beberapa sub item. Sub item
tersebut spesifik memiliki karakter tersendiri yang berisikan tentang data
demografi pasien, catatan untuk hal-hal khusus, disertai keterlibatan
orang tua pasien. Pengurusan administrasi pasien juga dapat dijelaskan
antara lain pasien menggunakan jaminan kesehatan BPJS. Perencanaan
discharge planning di ruangan sudah dilakukan sesuai SPO, dimana
KaRu menentukan estimasi lama perawatan pasien sebelumnya yang
kemudian dikoordinasikan sesuai dengan instruksi dokter.
135
C. Dokumentasi Keperawatan
1. Evaluasi Struktur Dokumentasi Keperawatan
Sistem pendokumentasian dapat berjalan dengan baik dengan
tersedianya format informed consent, format monitoing resiko jatuh,
catatan informasi dan edukasi terintegrasi, format catatan perkembangan
pasien, catatan operan perawat, format monitoring keseimbangan cairan,
format monitoring komprehensif dan PEWS, format pengkajian, SAK
(Standar Asuhan Keperawatan), format PIE (Problem, Intervensi,
Evaluasi), format observasi, discharge planning serta resume keperawatan.
2. Evaluasi Proses Dokumentasi Keperawatan
Pelaksanaan proses pendokumentasian menggunakan model PIE
yang melibatkan seluruh perawat baik PP maupun PA berjalan dengan
baik.
3. Evaluasi Hasil Dokumentasi Keperawatan
Dokumentasi keperawatan dapat berjalan dengan lancar. Hal ini
didukung oleh kelengkapan format dokumentasi, SAK, job description
yang jelas antara PP dan PA serta kemampuan kelompok dalam menguasai
kasus dan melakukan dokumentasi asuhan keperawatan.
136
D. Sentralisasi Obat
1. Evaluasi Struktur Sentralisasi Obat
Sebelum pelaksanaan sentralisasi obat dilakukan registrasi obat pada
buku register obat. Yang bertanggung jawab dalam sentralisasi obat adalah
kepala ruangan, dan didelegasikan kepada PP yang bertugas setiap shift
selanjutnya pemberian obat kepada pasien didelegasikan kepada PA.
2. Evaluasi Proses Sentralisasi Obat
Evaluasi sentralisasi obat dilakukan pada tanggal 11 Februari 2020.
Sebelum dilakukan sentralisasi obat, PP merencanakan kegiatan untuk
sentralisasi obat kemudian rencana tersebut diajukan kepada kepala
ruangan. PP meminta persetujuan pasien dan keluarga mengenai
sentralisasi obat dan menandatangani informed consent jika pasien dan
keluarga setuju. PP bertugas menulis pada format serah terima obat yang
ditandatangani oleh kedua belah pihak: nama pasien, umur, nomor register,
nama obat, dosis obat, dan jumlah obat, tanda tangan pasien dan keluarga,
keterangan dalam daftar pemberian obat. Sebelum dilakukan sentralisasi
obat, PP memberikan penjelasan tentang tujuan, manfaat, serta alur dari
sentralisasi obat.
Kemudian PP menjelaskan jenis-jenis obat, dosis, kegunaan obat,
jumlah dan waktu pemberiannya. Setelah serah terima obat selesai, PP
membuat jadwal pemberian obat dan PA membagi obat dan memberikan
kepada pasien sesuai jadwal pemberian obat
3. Evaluasi Hasil Sentralisasi obat
Pada evaluasi sentralisasi obat, kelompok tidak melakukan
sentralisasi obat di karenakan di RSUP Sanglah menggunkan sistem
SIMARS (Sistem Informasi Managemen Rumah Sakit) dalam
pengorderan obat – obatan dengan menglogin id yang di miliki oleh staf
rumah sakit atau dokter yang bersangkutan yang langsung dikirmkan
melalui simars sehingga kelompok tidak dapat mengakses SIMARS secara
137
F. Timbang Terima
1. Evaluasi Struktur Timbang Terima
Pelaksanaan timbang terima dilakukan setiap pergantian shift.
Timbang terima dilakukan oleh kepala ruangan, perawat primer dan
perawat associate yang bertugas pada hari itu. Pada timbang terima sarana
dan prasarana yang menunjang telah tersedia antara lain: format timbang
terima, status (les) pasien dan lembar kerja perawat. Kelompok shift
timbang terima sesuai dengan jaga shift antara shift pagi ke sift siang, shift
siang ke shift malam dan shift malam ke shift pagi. Kepala ruangan
memimpin kegiatan timbang terima yang dilaksanakan pada pergantian
shift, antara shift malam ke shift pagi dan antara shift pagi ke shift siang.
Kegiatan timbang terima antara shift siang ke shift malam dilakukan oleh
perawat associate yang bertugas saat itu.
2. Evaluasi Proses Timbang Terima
Evaluasi kegiatan timbang terima dilakukan pada tanggal 10
Februari 2020 pukul 13.30 wita. Kegiatan timbang terima dilakukan di
nurse station terlebih dahulu. Proses timbang terima di pimpin oleh kepala
ruangan dan dilaksanakan oleh seluruh perawat yang bertugas maupun
yang akan mulai shift. Perawat primer mengoperkan ke perawat primer
berikutnya yang akan mengganti shift. Timbang terima pertama dilakukan
di nurse station kemudian ke bed pasien dan kembali lagi ke nurse station.
Isi timbang terima mencakup jumlah pasien, diagnosa keperawatan,
intervensi yang sudah dilakukan. Intervensi yang belum dilakukan dan
pesan khusus. Setiap pasien tidak lebih dari 5 menit saat klarifikasi ke
pasien.
139
BAB VII
A. Simpulan
1. Model asuhan keperawatan yang diterapkan mahasiswa adalah MPKP
primer modifikasi namun masih terbatas pada pasien kelolaan saja,
dengan hasil sesudah pelaksanaan MPKP yang dilaksanakan tanggal 4
s/d 10 Februari 2020 diruang Cempaka 2 Obstetri.
2. Pelaksanaan timbang terima berjalan dengan baik, hal ini disebabkan
karena pada saat persiapan, pelaksanaan, dan post timbang terima
telah sesuai dengan prosedur yang ada. Dengan adanya timbang
terima pasien mengetahui perawat yang akan merawatnya dan
perawat mengetahui perkembangan setiap pasien yang menjadi
tanggung jawabnya.
3. Pelaksanaan supervisi yang dilakukan mahasiswa adalah melakukan
pengukuran TTV. Supervisi yang dilakukan berjalan dengan baik
sesuai dengan peran masing-masing.
4. Ronde keperawatan tidak dilaksanakan tetapi kegiatan yang
dilaksanakan yaitu RDK (Refleksi Diskusi Kasus) dengan kasus
“Kematian Janin dalam Rahim + Anemia” yang dilakukan pada
tanggal 7 Februari 2020.
142
B. Saran