100% menganggap dokumen ini bermanfaat (2 suara)
459 tayangan105 halaman

LAPORAN DRAFT AKHIR Potensi Bisnis BUMD Ok

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 105

Laporan Draft Akhir

Penyusunan Potensi/Bisnis BUMD Yang Dapat Dikerjasamakan

PRAKATA
Sebagai bentuk langkah setelah tahap antara pekerjaan ini, maka PT. Nuansa
Citra Mandiri menyusun Laporan Draft Akhir untuk pelaksanaan pekerjaan
Penyusunan Potens/Bisnis BUMD Yang Dapat Dikerjasamakan. Laporan Draft
Akhir ini diajukan untuk memenuhi pekerjaan ini yang telah disiapkan dalam
penyusunan dokumen pekerjaan terkait.

Pada Laporan Draft Akhir ini dibahas beberapa hal, yaitu (1) Latar belakang
pelaksanaan kegiatan, meliputi beberapa pengertian, latar belakang, maksud,
tujuan, dan sasaran pekerjaan, (2) Tinjauan Teoritis, (3) Gambaran Umum
Wilayah Studi, (4) Metodologi Pekerjaan, (5) Analisa Potensi Bisnis dan
Kerjasama BUMD dan (6) Kesimpulan dan Rekomendasi

Kami berharap materi yang disampaikan pada Laporan Draft Akhir ini sudah
memenuhi lingkup yang disyaratkan. Namun demikian kami menyadari adanya
kekurangan di dalamnya. Kritik dan saran sangat diharapkan untuk perbaikan
laporan-laporan selanjutnya.

Balikpapan , November 2018

Team Leader

i
Laporan Draft Akhir
Penyusunan Potensi/Bisnis BUMD Yang Dapat Dikerjasamakan

DAFTAR ISI

PRAKATA i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................................................... 1

1.1 LATAR BELAKANG ...................................................................................... 1


1.2 MAKSUD DAN TUJUAN .............................................................................. 3

1.2.1 MAKSUD ............................................................................................ 3


1.2.2 TUJUAN .............................................................................................. 3

1.3 SASARAN KEGIATAN .................................................................................. 3


1.4 RUANG LINGKUP .......................................................................................... 4

1.4.1 Ruang Lingkup Wilayah ................................................................ 4


1.4.2 Ruang Lingkup Pekerjaan ............................................................ 4

1.5 KELUARAN ..................................................................................................... 5


1.6 DASAR HUKUM ............................................................................................. 5
1.7 SISTEMATIKA LAPORAN .......................................................................... 7

BAB 2 LANDASAN TEORITIS............................................................................................................. 1

2.1 PENGERTIAN BUMD ................................................................................... 1


2.2 DASAR HUKUM DAN KEBIJAKAN BUMD ............................................ 2

BAB 3 PENDEKATAN DAN METODOLOGI ................................................................................. 1

3.1 PERSIAPAN DAN MOBILISASI................................................................. 1


3.2 PENDEKATAN ............................................................................................... 1
3.3 METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN ................................................ 4
3.4 KAJIAN LITERATUR .................................................................................... 9
3.5 PELAPORAN .................................................................................................10
3.6 PROGRAM KERJA .......................................................................................11

BAB 4 GAMBARAN UMUM WILAYAH .......................................................................................... 1

4.1 PROFIL KOTA BALIKPAPAN .................................................................... 1

ii
Laporan Draft Akhir
Penyusunan Potensi/Bisnis BUMD Yang Dapat Dikerjasamakan

4.1.1 Wilayah Administrasi ................................................................... 1


4.1.2 Kependudukan ................................................................................ 6
4.1.3 Kondisi Geografis Kota Balikpapan ........................................ 7

4.2 KONDISI PEREKONOMIAN .....................................................................10

4.2.1. Struktur Ekonomi ........................................................................10


4.2.2. Produk Domestik Regional Bruto ..........................................10
4.2.3. PDRB Per Kapita...........................................................................12
4.2.4. Pertumbuhan Ekonomi .............................................................13

BAB 5 POSISI STRATEGIS KOTA BALIKAPAN ............................................................................. 1

5.1 POTENSI KOTA BALIKPAPAN ................................................................. 1

5.1.1 Posisi Strategis Kota Balikpapan............................................... 1

5.2 KONDISI EKSISTING BUMD DI KOTA BALIKPAPAN ...................... 7

BAB 6 ANALISA POTENSI BISNIS BUMD DI KOTA BALIKAPAN ........................................... 1

6.1 ANALISA POTENSI KOMODITI................................................................ 1


6.2 ANALISA OPERASIONAL ........................................................................... 7
6.3 REVIEW SURVEY DI PROPINSI DKI JAKARTA ................................13
6.4 PELUANG KERJASAMA ............................................................................22

iii
Laporan Draft Akhir
Penyusunan Potensi/Bisnis BUMD Yang Dapat Dikerjasamakan

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Dalam pembangunannya, Pemerintah Kota Balikpapan melakukan
pembangunan di segala sektor dan sampai ke pelosok kota, terutama
pembangunan sarana prasarana kota. Dari segi pembiayaan pembangunan,
Pemerintah menggali sumber-sumber pembiayaan, baik yang bersumber dari
Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, maupun Pemerintah Kota Balikpapan
sendiri melalui PAD. Untuk meningkatkan PAD dipandang perlu melakukan
usaha pembinaan pada Badan Usaha Milik daerah (BUMD) diharapkan BUMD
yang ada dapat berjalanan secara optimal dan dapat meningkatkan peran
terhadap pembangunan di kota Balikpapan melalui pengembangan usaha,
sehingga dapat beroperasi secara efisien, kompetitif dan menghasilkan
keuntungan.

Peranan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dalam sistem perekonomian


daerah diharapkan dapat berperan disamping sebagai penyeimbang kekuatan
pasar juga diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam meningkatkan
pendapatan daerah melalui penyetoran deviden sebagai bagian laba BUMD.

Dalam mewujudkan harapan tersebut diatas maka BUMD harus di desain


untuk mampu bersaing secara fair dan adil dengan entitas bisnis swasta
guna memperoleh laba dan memberikan kontribusi pendapatan daerah
berupa deviden sebagai bagian laba yang harus disetorkan kepada pemerintah
daerah guna memperkuat Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah pada
setiap tahun.

Untuk dapat mengoptimalkan perannya dan mampu mempertahankan


keberadaannya dalam perkembangan ekonomi dunia, nasional dan regional
maupun lokal yang semakin terbuka dan kompetitif, BUMD perlu
menumbuhkan budaya korporasi dan profesionalisme antara lain

Bab 1 Pendahuluan | I - 1
Laporan Draft Akhir
Penyusunan Potensi/Bisnis BUMD Yang Dapat Dikerjasamakan

pembenahan pengurusan dan pengawasan yang didasarkan pada prinsip-


prinsip tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance)
melalui langkah-langkah restrukturisasi perusahaan.

Dari suatu penelitian, kasus di beberapa daerah di Indonesia, kondisi dan


aktivitas Perusda secara faktual mempunyai beberapa masalah secara umum,
seperti:
a) unit usaha belum berjalan secara optimal dan mampu secara
maksimal memberikan keuntungan;
b) konstribusi perusahaan daerah pada PAD relatif masih belum optimal.

Melihat permasalahan di atas, perlu dilakukan berbagai perbaikan manajemen,


restrukturisasi maupun penambahan modal. Restrukturisasi perusahaan
dimaksud antara lain meliputi peningkatan kinerja dan nilai tambah
perusahaan, pemberdayaan BUMD yang mampu bersaing dan berorientasi
global, pengembangan struktur usaha dan sektor kegiatan usaha. Dengan
upaya tersebut diharapkan BUMD dapat mengembangkan potensi yang ada
untuk dapat meningkatkan pendapatan baik BUMD itu sendiri maupun dapat
meningatan Pendapatan Asli Daerah Kota Balikpapan diperlukan strategi baik
dari sisi manajemen maupun kinerja.

Strategi Penyehatan BUMD Untuk memperbaiki kinerja BUMD salah satunya


yaitu mengatasi kelemahan internal dengan penetapan kembali core bisnis,
likuidasi unit usaha yang selalu merugi. Memperbaiki sistem manajemen
dengan cara memperluas pangsa pasar dengan mempertahankan pasar lama
dan mencari pasar baru, mengadopsi teknik produksi baru yang lebih efesien
dan efektif dan memperbaiki koordinasi antar BUMD dalam industri hulu dan
hilir. Memaksimumkan peluang eksternal berupa upaya kerja sama yang saling
menguntungkan dengan perusahaan sejenis atau yang ada keterkaitan.
Bentuk kerja sama bisa berupa joint venture atau bentuk kerja sama lainnya.

Bab 1 Pendahuluan | I - 2
Laporan Draft Akhir
Penyusunan Potensi/Bisnis BUMD Yang Dapat Dikerjasamakan

Upaya untuk meningkatan kinerja BUMD maka perlu dilakukan kerjasama


antar BUMD guna meningkatan pengembangan kegiatan usaha BUMD di Kota
Balikpapan, maka untuk itu diperlukan jasa konsultansi penyusunan
potensi/Bisnis BUMD yang dapat dikerjasamakan.

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN


1.2.1 Maksud
Maksud dari kegiatan ini adalah untuk memberikan latar belakang yang
komprehensif baik dalam aspek ekonomi, filosofis, yuridis, dan sosiologis
berdasarkan suatu kajian yang ilmiah tentang perlunya Penyusunan potensi
/Bisnis BUMD yang dapat dikerjasamakan.

1.2.2 Tujuan
Secara umum tujuan dari kegiatan ini adalah:
a) Melakukan kajian teoritis dan praktik empiris
b) Evaluasi dan Analisis Potensi/Bisnis BUMD Kota Balikpapan terhadap
Potensi BUMD yang ada di Propinsi DKI Jakarta yang dapat
dikerjasamakan. Sehubungan dengan peluang bahwa di Propinsi DKI
Jakarta memiliki BUMD yang bagus kinerjanya serta ada peluang
kerjasama juga dalam hal penyediaan produk yang bisa dipenuhi oleh
Perusda Balikpaapan.
c) Merumuskan Landasan/analisis Ekonomi, Filosofis, Sosiologis, dan
Yuridis terkait kerjasama bisnis antar BUMD

1.3 SASARAN KEGIATAN


Tersusunnya hasil kajian Jasa Konsultansi Penyusunan Potensi /Bisnis BUMD
Yang Dapat Dikerjasamakan

Bab 1 Pendahuluan | I - 3
Laporan Draft Akhir
Penyusunan Potensi/Bisnis BUMD Yang Dapat Dikerjasamakan

1.4 RUANG LINGKUP


1.4.1 Ruang Lingkup Wilayah
Ruang lingkup wilayah kegiatan ini adalah di Kota Balikpapan dan Propinsi DKI
Jakarta dalam hal ini institusi Badan Pengelola BUMD Propinsi DKI Jakarta.

1.4.2 Ruang Lingkup Pekerjaan


Lingkup pekerjaan terdiri dari:
(1) Tahap Persiapan Pekerjaan
Kegiatan-kegiatan persiapan yang dilakukan dalam pekerjaan ini, terdiri dari:
a. Koordinasi Tim Pelaksana Pekerjaan (Tenaga Ahli)
b. Penelaahan/pengkajian Kerangka Acuan oleh Tim Pelaksana
c. Pengkajian terhadap hasil kajian sejenis
d. Penyusunan jadwal kerja secara rinci
e. Pengembangan metode penelitian beserta alat analisis yang akan
digunakan
f. Penyusunan daftar data yang diperlukan
g. Penyusunan Laporan Pendahuluan (Inception Report).

(2) Tahap Pelaksanaan Pekerjaan


Kegiatan ini merupakan inti dari pelaksanaan pekerjaan, dimana hal-hal yang
dilaksanakan pada tahap ini, terdiri dari:
a. Inventarisasi dan pengumpulan data. Seluruh komponen data yang
diperlukan dalam pekerjaan ini bersumber dari berbagai buku laporan
studi, laporan instansi (ditingkat nasional dan daerah), laporan hasil
penelitian, data dan informasi dari internet, serta hasil survey lapangan
b. Analisis data dan informasi dengan analisis/metodelogi yang sesuai.

(3) Tahap Penyelesaian Pekerjaan


Tahap terakhir dari pelaksanaan pekerjaan ini adalah penyusunan Laporan
Akhir yang didahului dengan draft laporan akhir dan dipersentasikan Laporan
Akhir berisikan pelaksanaan dan hasil kerja secara keseluruhan .

Bab 1 Pendahuluan | I - 4
Laporan Draft Akhir
Penyusunan Potensi/Bisnis BUMD Yang Dapat Dikerjasamakan

1.5 KELUARAN
Hasil yang diharapkan dari kegiatan Jasa Konsultansi Penyusunan Potensi
/Bisnis BUMD Yang dapat dikerjasamakan memuat:
1) Kajian Teoritis dan Praktek Empiris
2) Evaluasi dan Analisis Potensi dan Bisnis BUMD Kota Balikpapan
terhadap Potensi BUMD yang ada di Propinsi DKI Jakarta yang dapat
dikerjasamakan
3) Landasan/analisis ekonomi, Filosofis, Sosiologis, dan Yuridis terkait
kerjasama bisnis antar BUMD serta pola-pola peningkatan kapasitas
BUMD.

1.6 DASAR HUKUM


Dasar hukum pelaksanaan kegiatan ini adalah:
1) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara,
terutama Pasal 4 ayat 24 yang menyebutkan bahwa Gubernur
melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap Perusahaan Daerah.
2) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara;
3) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal;
4) undang-undang nomor 12 tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang- undangan;
5) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
6) Undang-Undang No. 9 Tahun 2015 tentang perubahan kedua atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
beserta perubahannya;
7) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah;
8) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2013 tentang Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah;

Bab 1 Pendahuluan | I - 5
Laporan Draft Akhir
Penyusunan Potensi/Bisnis BUMD Yang Dapat Dikerjasamakan

9) Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2008 tentang Investasi


Pemerintah, sebagaimana telah Diubah oleh Peraturan Pemerintah
Nomor 49 Tahun 2011 tentang Investasi Pemerintah;
10) Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012 tentang Perubahan
atas Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum;
11) Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan
Barang Milik Negara/Daerah;
12) Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2017 tentang Badan Usaha
Milik Daerah;
13) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah Diubah oleh
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007;
14) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 52 Tahun 2012 tentang
Pedoman Pengelolaan Investasi Daerah;
15) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 tentang
Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah;
16) Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Balikpapan Nomor 02
Tahun 1976 tentang Perusahaan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II
Balikpapan sebagaimana diubah dengan Peraturan Daerah Kotamadya
Tingkat II Balikpapan Nomor 7 Tahun 1981 Tentang Perubahan untuk
yang Pertama kalinya Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II
Balikpapan Nomor 02 Tahun 1976 tentang Perusahaan Daerah
Kotamadya Daerah Tingkat II Balikpapan
17) Peraturan Daerah Kota Balikpapan Nomor 3 Tahun 2014 Tentang
Penyertaan Modal Daerah Pada Perusahaan Daerah Kota Balikpapan;
18) Peraturan Daerah Kota Balikpapan Nomor 2 tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah
19) Peraturan Daerah Kota Balikpapan Nomor 4 tahun 2018 tentang
Perusahaan Umum Daerah Manuntung Sukses.

Bab 1 Pendahuluan | I - 6
Laporan Draft Akhir
Penyusunan Potensi/Bisnis BUMD Yang Dapat Dikerjasamakan

1.7 SISTEMATIKA LAPORAN


Bab 1. Pendahuluan
Pada bagian ini Konsultan menguraikan mengenai latar belakang,
maksud dan tujuan, keluaran, ruang lingkup pekerjaan, dan sistematika
penyusunan laporan.
Bab 2. Landasan Teoritis
Pada bagian ini Konsultan menguraikan mengenai landasan teori dan
kebijakan mengenai BUMD.
Bab 3. Pendekatan dan Metodologi
Pada bagian ini Konsultan menguraikan pendekatan dan metodologi
yang terdiri dari pendekatan pekerjaan, metodologi penyusunan kajian,
keluaran yang dihasilkan, dan proses dan prosedur pelaksanaan
kegiatan.
Bab 4. Gambaran Umum Kota Balikpapan
Pada bagian ini Konsultan menguraikan gambaran umum Kota
Balikpapan mengenai letak geografis, kondisi sosial ekonomi, kondisi
eksisting BUMD, dan kondisi eksisting penyertaan modal Kota
Balikpapan.
Bab 5. Analisa Potensi Bisnis dan Kerjasama BUMD Kota Balikpapan
Pada bagian ini Konsultan menguraikan mengenai potensi Bisnis yang
dapat dikembangkan pada BUMD di Kota Balikpapan
Bab 6. Kesimpulan dan Rekomendasi
Pada bagian ini Konsultan menguraikan mengenai potensi Bisnis yang
dapat dikembangkan pada BUMD di Kota Balikpapan

Bab 1 Pendahuluan | I - 7
Laporan Draft Akhir
Penyusunan Potensi/Bisnis BUMD Yang Dapat Dikerjasamakan

BAB 2 LANDASAN TEORITIS

2.1 PENGERTIAN BUMD


BUMD menurut UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh
Daerah. Terdapat dua bentuk BUMD, yaitu: 1) Perusahaan Umum Daerah
adalah BUMD yang seluruh modalnya dimiliki oleh satu Daerah dan tidak
terbagi atas saham, dan 2) Perusahaan Perseroan Daerah adalah BUMD yang
berbentuk perseroan terbatas yang modalnya terbagi dalam saham yang
seluruhnya atau paling sedikit 51% (lima puluh satu persen) sahamnya dimiliki
oleh satu Daerah.

Konsep pengelolaan BUMD non persero (Perusahaan Daerah/Perusahaan


Umum Daerah) dimungkinkan dengan model pengelolaan BUMD dengan
sistem ”swakelola mandiri”. Konsep pengelolaan ini menggunakan sistem
pengawasan ataupun pembinaan secara bertanggungjawab dan intensif.
Pengelolaan BUMD dilakukan dengan pengawasan dan pembinaan secara
langsung oleh pemangku kebijakan yang dilakukan oleh kepala daerah selaku
pemegang otoritas tertinggi di pemerintah daerah. Kewenangan pemerintah
daerah selaku pemegang otoritas dapat melakukan ”intervensi kebijakan”
dalam konteks yang positif terkait kinerja dari BUMD melalui dewan
pengawas. UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah
menyebutkan bahwa dalam pengelolaan BUMD salah satunya harus
mengandung unsur tata kelola perusahaan yang baik.
Pendirian BUMD ditetapkan dengan Perda. Pendirian BUMD bertujuan untuk:
(1) memberikan manfaat bagi perkembangan perekonomian Daerah pada
umumnya;

Bab 2 Landasan Teoritis | II - 1


Laporan Draft Akhir
Penyusunan Potensi/Bisnis BUMD Yang Dapat Dikerjasamakan

(2) menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa penyediaan barang


dan/atau jasa yang bermutu bagi pemenuhan hajat hidup masyarakat
sesuai kondisi, karakteristik dan potensi Daerah yang bersangkutan
berdasarkan tata kelola perusahaan yang baik; dan
(3) memperoleh laba dan/atau keuntungan.

2.2 DASAR HUKUM DAN KEBIJAKAN BUMD


Dasar hukum yang melandasi Badan Usaha Milik Daerah adalah sebagai
berikut:

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2014 Tentang


Perdagangan;

Perdagangan adalah tatanan kegiatan yang terkait dengan


transaksi Barang dan/atau Jasa di dalam negeri dan melampaui
batas wilayah negara dengan tujuan pengalihan hak atas Barang
dan/atau Jasa untuk memperoleh imbalan atau kompensasi.
Perdagangan Dalam Negeri adalah Perdagangan Barang dan/atau
Jasa dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang tidak
termasuk Perdagangan Luar Negeri. Kebijakan Perdagangan
disusun berdasarkan asas:
a. kepentingan nasional;
b. kepastian hukum;
c. adil dan sehat;
d. keamanan berusaha;
e. akuntabel dan transparan;
f. kemandirian;
g. kemitraan;
h. kemanfaatan;
i. kesederhanaan;

Bab 2 Landasan Teoritis | II - 2


Laporan Draft Akhir
Penyusunan Potensi/Bisnis BUMD Yang Dapat Dikerjasamakan

j. kebersamaan; dan
k. berwawasan lingkungan.

Lingkup pengaturan Perdagangan meliputi:


a. Perdagangan Dalam Negeri;
b. Perdagangan Luar Negeri;
c. Perdagangan Perbatasan;
d. Standardisasi;
e. Perdagangan melalui Sistem Elektronik;
f. pelindungan dan pengamanan Perdagangan;
g. pemberdayaan koperasi serta usaha mikro, kecil, dan
menengah;
h. pengembangan Ekspor;
i. Kerja Sama Perdagangan Internasional;
j. Sistem Informasi Perdagangan;
k. tugas dan wewenang Pemerintah di bidang Perdagangan;
l. Komite Perdagangan Nasional;
m. pengawasan; dan
n. penyidikan.

Selain lingkup pengaturan, juga diatur Jasa yang dapat


diperdagangkan meliputi:
a. Jasa bisnis;
b. Jasa distribusi;
c. Jasa komunikasi;
d. Jasa pendidikan;
e. Jasa lingkungan hidup;
f. Jasa keuangan;
g. Jasa konstruksi dan teknik terkait;
h. Jasa kesehatan dan sosial;

Bab 2 Landasan Teoritis | II - 3


Laporan Draft Akhir
Penyusunan Potensi/Bisnis BUMD Yang Dapat Dikerjasamakan

i. Jasa rekreasi, kebudayaan, dan olahraga;


j. Jasa pariwisata;
k. Jasa transportasi; dan
l. Jasa lainnya.
Jasa dapat diperdagangkan baik di dalam negeri maupun
melampaui batas wilayah negara. Pemerintah mengatur kegiatan
Perdagangan Dalam Negeri melalui kebijakan dan pengendalian.
Kebijakan dan pengendalian Perdagangan Dalam Negeri diarahkan
pada:
a. peningkatan efisiensi dan efektivitas Distribusi;
b. peningkatan iklim usaha dan kepastian berusaha;
c. pengintegrasian dan perluasan Pasar dalam negeri;
d. peningkatan akses Pasar bagi Produk Dalam Negeri; dan
e. pelindungan konsumen.

Kebijakan Perdagangan Dalam Negeri sebagaimana dimaksud pada


ayat (1) paling sedikit mengatur:
a. pengharmonisasian peraturan, Standar, dan prosedur kegiatan
Perdagangan antara pusat dan
a. daerah dan/atau antardaerah;
b. penataan prosedur perizinan bagi kelancaran arus Barang;
c. pemenuhan ketersediaan dan keterjangkauan Barang
kebutuhan pokok masyarakat;
d. pengembangan dan penguatan usaha di bidang Perdagangan
Dalam Negeri, termasuk koperasi
e. serta usaha mikro, kecil, dan menengah;
f. pemberian fasilitas pengembangan sarana Perdagangan;
g. peningkatan penggunaan Produk Dalam Negeri;
h. Perdagangan antarpulau; dan
i. pelindungan konsumen.

Bab 2 Landasan Teoritis | II - 4


Laporan Draft Akhir
Penyusunan Potensi/Bisnis BUMD Yang Dapat Dikerjasamakan

Pengendalian Perdagangan Dalam Negeri sebagaimana dimaksud


pada ayat (1) meliputi:
a. perizinan;
b. Standar; dan
c. pelarangan dan pembatasan.
Barang dengan hak Distribusi eksklusif yang diperdagangkan
dengan sistem penjualan langsung hanya dapat dipasarkan oleh
penjual resmi yang terdaftar sebagai anggota perusahaan penjualan
langsung. Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau Pelaku Usaha
secara sendiri-sendiri atau bersama-sama mengembangkan sarana
Perdagangan berupa:
a. Pasar rakyat;
b. pusat perbelanjaan;
c. toko swalayan;
d. Gudang;ukumonline.com
e. perkulakan;
f. Pasar lelang komoditas;
g. Pasar berjangka komoditi; atau
h. sarana Perdagangan lainnya.
Perizinan
Pelaku Usaha yang melakukan kegiatan usaha Perdagangan wajib
memiliki perizinan di bidang Perdagangan yang diberikan oleh
Menteri. Menteri dapat melimpahkan atau mendelegasikan
pemberian perizinan kepada Pemerintah Daerah atau instansi
teknis tertentu. Menteri dapat memberikan pengecualian terhadap
kewajiban memiliki perizinan di bidang Perdagangan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1). Ketentuan lebih lanjut mengenai perizinan
di bidang Perdagangan sebagaimana pada ayat (1) dan
pengecualiannya sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diatur
dengan Peraturan Menteri.

Bab 2 Landasan Teoritis | II - 5


Laporan Draft Akhir
Penyusunan Potensi/Bisnis BUMD Yang Dapat Dikerjasamakan

Pemerintah menetapkan larangan atau pembatasan Perdagangan


Barang dan/atau Jasa untuk kepentingan nasional dengan alasan:
a. melindungi kedaulatan ekonomi;
b. melindungi keamanan negara;
c. melindungi moral dan budaya masyarakat;
d. melindungi kesehatan dan keselamatan manusia, hewan, ikan,
tumbuhan, dan lingkungan hidup;
e. melindungi penggunaan sumber daya alam yang berlebihan
untuk produksi dan konsumsi;
f. melindungi neraca pembayaran dan/atau neraca Perdagangan;
g. melaksanakan peraturan perundang-undangan
dan/atau.hukumonline.com
h. pertimbangan tertentu sesuai dengan tugas Pemerintah.
Barang dan/atau Jasa yang dilarang atau dibatasi Perdagangannya
ditetapkan dengan Peraturan Presiden.

2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 tahun 2016


tentang Perangkat Daerah.
Dalam Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 ayat 1 sampai dengan 3
disebutkan bahwa :
1 Perangkat Daerah adalah unsur pembantu kepala Daerah dan
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dalam penyelenggaraan
Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah.
2 Perangkat Daerah Provinsi adalah unsur pembantu gubernur
dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah provinsi dalam
penyelenggaraan Urusan Pemerintahan yang menjadi
kewenangan Daerah provinsi.
3 Perangkat Daerah Kabupaten/Kota adalah unsur pembantu
bupati/wali kota dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

Bab 2 Landasan Teoritis | II - 6


Laporan Draft Akhir
Penyusunan Potensi/Bisnis BUMD Yang Dapat Dikerjasamakan

kabupaten/kota dalam penyelenggaraan Urusan Pemerintahan


yang menjadi kewenangan Daerah kabupaten/kota.
Selanjutnya dalam Bab I Pasal 1 Ayat 14 disebutkan bahwa,
4 Peraturan Daerah yang selanjutnya disebut Perda atau yang
disebut dengan nama lain adalah Perda provinsi dan Perda
kabupaten/kota.
5 Peraturan Kepala Daerah yang selanjutnya disebut Perkada
adalah peraturan gubernur dan peraturan bupati/wali kota.
Pada Bab I Pasal 2 juga disebutkan bahwa :
6 Pembentukan Perangkat Daerah dilakukan berdasarkan asas:
a. Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah;
b. intensitas Urusan Pemerintahan dan potensi Daerah;
c. efisiensi;
d. efektivitas;
e. pembagian habis tugas;
f. rentang kendali;
g. tata kerja yang jelas; dan
h. fleksibilitas.
7 Pada Bab II Pembentukan, Jenis, dan Kriteria Tipelogi Perangkat
Daerah, Bagian Kesatu tentang pembentukan perangkat daerah
Pasal 3 disebutkan :a.
Pembentukan dan susunan Perangkat Daerah ditetapkan
dengan Perda.
Perda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku setelah
mendapat persetujuan dari Menteri bagi Perangkat Daerah
provinsi dan dari gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat bagi
Perangkat Daerah kabupaten/kota.
8 Pada Bagian Kedua Jenis Perangkat Daerah Pasal 5
(1) Perangkat Daerah provinsi terdiri atas:
a. sekretariat Daerah;

Bab 2 Landasan Teoritis | II - 7


Laporan Draft Akhir
Penyusunan Potensi/Bisnis BUMD Yang Dapat Dikerjasamakan

b. sekretariat DPRD;
c. inspektorat;
d. dinas; dan
e. badan.
(2) Perangkat Daerah kabupaten/kota terdiri atas:
a. sekretariat Daerah;
b. sekretariat DPRD;
c. inspektorat;
d. dinas;
e. badan; dan
f. kecamatan

3. Peraturan Daerah Kota Balikpapan Nomor 2 Tahun 2016 tentang


Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah disebutkan :
a. Dalam rangka mendesain Perangkat Daerah sesuai dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 Pemerintah Kota
Balikpapan menganut prinsip efisiensi, efektivitas, pembagian
habis tugas, rentang kendali, tata kerja yang jelas, fleksibilitas,
dengan memperhatikan ketersediaan sumber daya aparatur dan
ketersediaan pembiayaan untuk melaksanakan seluruh Urusan
Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah, dan intensitas
Urusan Pemerintahan dan potensi Daerah.
b. Peraturan Daerah tentang Pembentukan dan Susunan
Perangkat Daerah ini terdiri dari pembentukan Sekretariat
Daerah, Sekretariat DPRD, Inspektorat, Dinas dan Badan serta
kecamatan. Untuk Kelurahan yang dulunya adalah merupakan
Satuan Kerja Perangkat Daerah, dalam Peraturan Daerah ini
berubah menjadi Perangkat Kecamatan (bukan SKPD mandiri).
c. Merujuk pada pengelompokan perangkat daerah dan
perumpunan urusan yang diatur dalam Peraturan Pemerintah

Bab 2 Landasan Teoritis | II - 8


Laporan Draft Akhir
Penyusunan Potensi/Bisnis BUMD Yang Dapat Dikerjasamakan

Nomor 18 tahun 2016, maka terdapat beberapa perubahan


mendasar dalam penetapan Nomenklatur Perangkat Daerah.
Beberapa perubahan mendasar dalam penataan Perangkat
Daerah dalam Peraturan Daerah ini antara lain terjadi pada
Perangkat Daerah yang menangani urusan kebersihan yang
dilebur pada Dinas Lingkungan Hidup, urusan pasar yang dilebur
pada Dinas Perdagangan. Selain adanya perubahan
pengelompokan, dikarenakan tuntutan beban kerja dan
kebutuhan masyarakat, melalui Peraturan Daerah ini juga
dilakukan pemecahan/pembentukan Perangkat Daerah baru
yaitu Dinas Sosial dan Dinas Komunikasi dan Informatika.
d. Perubahan mendasar lainnya adalah dalam Peraturan Daerah ini
kedudukan Rumah Sakit milik Pemerintah Kota berada di bawah
Dinas Kesehatan.
e. Dalam penetapan atau penamaan Nomenklatur dari Perangkat
Daerah yang merupakan hasil penggabungan sesuai
perumpunannya, maka akan diurutkan berdasarkan urutan:
urusan wajib pelayanan dasar, urusan wajib non pelayanan
dasar dan urusan pilihan.
f. Pemerintahan Daerah memprioritaskan pelaksanaan Urusan
Pemerintahan wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar,
agar kebutuhan dasar masyarakat dapat terpenuhi secara
optimal. Oleh karena itu, Perangkat Daerah Pemerintah Kota
Balikpapan yang melaksanakan Urusan Pemerintahan wajib
berkaitan dengan pelayanan dasar diwadahi dalam bentuk dinas
utama minimal tipe B.

4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan


Daerah.

Bab 2 Landasan Teoritis | II - 9


Laporan Draft Akhir
Penyusunan Potensi/Bisnis BUMD Yang Dapat Dikerjasamakan

Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan


pemerintahan oleh pemerintah daerah dan dewan perwakilan
rakyat daerah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan
dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip
Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai unsur
penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan
urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom.
Badan Usaha Milik Daerah yang selanjutnya disingkat BUMD adalah
badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki
oleh Daerah sesuai dengan Pasal 1 angka 40 UU No. 23 Tahun 2014.

Daerah dapat mendirikan BUMD. Pendirian BUMD ditetapkan


dengan Perda sesuai dengan UU No. 23 Tahun 2014 pasal 331 angka
1 dan 2. BUMD sebagaimana terdiri atas perusahaan umum Daerah
dan perusahaan perseroan Daerah. sesuai dengan UU No. 23 Tahun
2014 pasal 331 angka 4 bahwa pendirian BUMD bertujuan untuk:
a. memberikan manfaat bagi perkembangan perekonomian
Daerah pada umumnya;
b. menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa penyediaan
barang dan/atau jasa yang bermutu bagi pemenuhan hajat
hidup masyarakat sesuai kondisi, karakteristik dan potensi
Daerah yang bersangkutan berdasarkan tata kelola perusahaan
yang baik; dan
c. memperoleh laba dan/atau keuntungan.

Penyertaan modal Daerah ditetapkan dengan Perda sesuai dengan


UU No. 23 Tahun 2014 pasal 332. Penyertaan modal Daerah dapat
dilakukan untuk pembentukan BUMD dan penambahan modal

Bab 2 Landasan Teoritis | II - 10


Laporan Draft Akhir
Penyusunan Potensi/Bisnis BUMD Yang Dapat Dikerjasamakan

BUMD. Penyertaan modal Daerah dapat berupa uang dan barang


milik Daerah. Barang milik Daerah sebagaimana dimaksud pada
pasal 333 ayat (3) dinilai sesuai nilai riil pada saat barang milik
Daerah akan dijadikan penyertaan modal. Nilai riil sebagaimana
dimaksud pada pasal 33 ayat (4) diperoleh dengan melakukan
penafsiran harga barang milik Daerah sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

Pada pasal 339 s/d pasal 342 UU No. 23 Tahun 2014, disebutkan
bahwa Perusahaan umum Daerah adalah BUMD yang seluruh
modalnya dimiliki oleh satu Daerah dan tidak terbagi atas saham.
Dalam hal perusahaan umum Daerah akan dimiliki oleh lebih dari
satu Daerah, perusahaan umum Daerah tersebut harus merubah
bentuk hukum menjadi perusahaan perseroan Daerah. Perusahaan
umum Daerah dapat membentuk anak perusahaan dan/atau
memiliki saham pada perusahaan lain. Perusahaan Perseroan
Daerah adalah BUMD yang berbentuk perseroan terbatas yang
modalnya terbagi dalam saham yang seluruhnya atau paling sedikit
51% (lima puluh satu persen) sahamnya dimiliki oleh satu Daerah.

BUMD adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar


modalnya dimiliki oleh daerah. Sesuai UU No. 23 Tahun 2014,
pemerintah daerah tidak harus memiliki BUMD, namun BUMD
dapat menjadi pertimbangan bagi daerah untuk menjadi sarana
dalam rangka memberikan pelayanan bagi masyarakat. BUMD
dapat didirikan oleh pemerintah daerah dan pendiriannya
ditetapkan dengan Perda.

Menurut Pasal 343 UU No. 23 Tahun 2014, pengelolaan BUMD


paling sedikit harus memenuhi unsur:

Bab 2 Landasan Teoritis | II - 11


Laporan Draft Akhir
Penyusunan Potensi/Bisnis BUMD Yang Dapat Dikerjasamakan

a. tata cara penyertaan modal;


b. organ dan kepegawaian;
c. tata cara evaluasi;
d. tata kelola perusahaan yang baik;
e. perencanaan, pelaporan, pembinaan, pengawasan;
f. kerjasama;
g. penggunaan laba;
h. penugasan Pemerintah Daerah;
i. pinjaman;
j. satuan pengawas intern, komite audit dan komite lainnya;
k. penilaian tingkat kesehatan, restrukturisasi, privatisasi;
l. perubahan bentuk hukum;
m. kepailitan; dan
n. penggabungan, peleburan, dan pengambilalihan.

Pendirian BUMD didasarkan pada:


a. kebutuhan Daerah; dan
b. kelayakan bidang usaha BUMD yang akan dibentuk.

Sumber Modal BUMD terdiri atas:


penyertaan modal Daerah, Penyertaan modal Daerah ditetapkan
dengan Perda. Penyertaan modal Daerah dapat dilakukan untuk
a. pembentukan BUMD dan penambahan modal BUMD.
Penyertaan modal Daerah dapat berupa uang dan barang milik
Daerah. Barang milik Daerah dinilai sesuai nilai riil pada saat
barang milik Daerah akan dijadikan penyertaan modal. Nilai riil
diperoleh dengan melakukan penafsiran harga barang milik
Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Bab 2 Landasan Teoritis | II - 12


Laporan Draft Akhir
Penyusunan Potensi/Bisnis BUMD Yang Dapat Dikerjasamakan

b. Pinjaman. Pinjaman Daerah adalah semua transaksi yang


mengakibatkan Daerah menerima sejumlah uang atau
menerima manfaat yang bernilai uang dari pihak lain sehingga
Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali.
c. Hibah. Hibah merupakan bantuan berupa uang, barang,
dan/atau jasa yang berasal dari Pemerintah Pusat, Daerah yang
lain, masyarakat, dan badan usaha dalam negeri atau luar negeri
yang bertujuan untuk menunjang peningkatan penyelenggaraan
Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah.
d. sumber modal lainnya. Meliputi:
1) kapitalisasi cadangan;
2) keuntungan revaluasi aset; dan
3) agio saham.

Konsep pengelolaan BUMD non persero (Perusahaan


Daerah/Perusahaan Umum Daerah) dimungkinkan dengan model
pengelolaan BUMD dengan sistem ”swakelola mandiri”. Konsep
pengelolaan ini menggunakan sistem pengawasan ataupun
pembinaan secara bertanggungjawab dan intensif. Pengelolaan
BUMD dilakukan dengan pengawasan dan pembinaan secara
langsung oleh pemangku kebijakan yang dilakukan oleh kepala
daerah selaku pemegang otoritas tertinggi di pemerintah daerah.
Kewenangan pemerintah daerah selaku pemegang otoritas dapat
melakukan ”intervensi
kebijakan” dalam konteks yang positif terkait kinerja dari BUMD
melalui dewan pengawas.

5. Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pengelolaan


Keuangan Daerah
Ruang lingkup keuangan daerah meliputi:

Bab 2 Landasan Teoritis | II - 13


Laporan Draft Akhir
Penyusunan Potensi/Bisnis BUMD Yang Dapat Dikerjasamakan

1. hak daerah untuk memungut pajak daerah dan retribusi daerah


serta melakukan pinjaman;
2. kewajiban daerah untuk menyelenggarakan urusan
pemerintahan daerah dan membayar tagihan pihak ketiga;
3. penerimaan daerah;
4. pengeluaran daerah;
5. kekayaan daerah yang dikelola sendiri atau oleh pihak lain
berupa uang, surat berharga, piutang, barang, serta hak-hak lain
yang dapat dinilai dengan uang, termasuk kekayaan yang
dipisahkan pada perusahaan daerah; dan
6. kekayaan pihak lain yang dikuasai oleh pemerintah daerah
dalam rangka penyelenggaraan tugas pemerintahan daerah
dan/atau kepentingan umum.

Pengelolaan keuangan daerah yang diatur dalam peraturan menteri


ini meliputi kekuasaan pengelolaan keuangan daerah, azas umum
dan struktur APBD, penyusunan rancangan APBD, penetapan
APBD, penyusunan dan penetapan APBD bagi daerah yang belum
memiliki DPRD, pelaksanaan APBD, perubahan APBD, pengelolaan
kas, penatausahaan keuangan daerah, akuntansi keuangan daerah,
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD, pembinaan dan
pengawasan pengelolaan keuangan daerah, kerugian daerah, dan
pengelolaan keuangan BLUD.

Azas Umum Pengelolaan Keuangan Daerah


(1) Keuangan daerah dikelola secara tertib, taat pada peraturan
perundang-undangan, efektif, efisien, ekonomis, transparan,
dan bertanggung jawab dengan memperhatikan azas keadilan,
kepatutan, dan manfaat untuk masyarakat.

Bab 2 Landasan Teoritis | II - 14


Laporan Draft Akhir
Penyusunan Potensi/Bisnis BUMD Yang Dapat Dikerjasamakan

(2) Secara tertib adalah bahwa keuangan daerah dikelola secara


tepat waktu dan tepat guna yang didukung dengan buktibukti
administrasi yang dapat dipertanggungjawabkan.
(3) Taat pada peraturan perundang-undangan adalah bahwa
pengelolaan keuangan daerah harus berpedoman pada
peraturan perundang-undangan.
(4) Efektif merupakan pencapaian hasil program dengan target
yang telah ditetapkan, yaitu dengan cara membandingkan
keluaran dengan hasil.
(5) Efisien merupakan pencapaian keluaran yang maksimum
dengan masukan tertentu atau penggunaan masukan terendah
untuk mencapai keluaran tertentu.
(6) Ekonomis merupakan pemerolehan masukan dengan kualitas
dan kuantitas tertentu pada tingkat harga yang terendah.
(7) Transparan merupakan prinsip keterbukaan
yangnmemungkinkan masyarakat untuk mengetahui dan
mendapatkan akses informasi seluas-Iuasnya tentang keuangan
daerah.
(8) Bertanggung jawab merupakan perwujudan kewajiban
seseorang untuk mempertanggungjawabkan pengelolaan dan
pengendalian sumber daya dan pelaksanaan kebijakan yang
dipercayakan kepadanya dalam rangka pencapaian tujuan yang
telah ditetapkan.
(9) Keadilan adalah keseimbangan distribusi kewenangan dan
pendanaannya dan/atau keseimbangan distribusi hak dan
kewajiban berdasarkan pertimbangan yang obyektif.
(10) Kepatutan sebagaimana dimaksud pada pasal 4 ayat (1) adalah
tindakan atau suatu sikap yang dilakukan dengan wajar dan
proporsional.

Bab 2 Landasan Teoritis | II - 15


Laporan Draft Akhir
Penyusunan Potensi/Bisnis BUMD Yang Dapat Dikerjasamakan

(11) Manfaat untuk masyarakat sebagaimana dimaksud pada pasal 4


ayat (1) adalah bahwa keuangan daerahdiutamakan untuk
pemenuhan kebutuhan masyarakat.
Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Daerah
1. Pemegang Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Daerah
Kepala daerah selaku kepala pemerintah daerah adalah
pemegang kekuasaan pengelolaa keuangan daerah dan
mewakili pemerintah daerah dalam kepemilikan kekayaan
daerah yang dipisahkan.
2. Pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan daerah
sebagaimana dimaksud pada ayat mempunyai kewenangan:
a. menetapkan kebijakan tentang pelaksanaan APBD;
b. menetapkan kebijakan tentang pengelolaan barang daerah;
c. menetapkan kuasa pengguna anggaran/pengguna barang;
d. menetapkan bendahara penerimaan dan/atau bendahara
pengeluaran;
e. menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pemungutan
penerimaan daerah;
f. menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengelolaan
utang dan piutang daerah;
g. menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengelolaan
barang milik daerah; dan
h. menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengujian
atas tagihan dan memerintahkan pembayaran.
3. Kepala daerah selaku pemegang kekuasaan pengelolaan
keuangan daerah melimpahkan sebagian atau seluruh
kekuasaannya kepada:
a. sekretaris daerah selaku koordinator pengelola keuangan
daerah;
b. kepala SKPKD selaku PPKD; dan

Bab 2 Landasan Teoritis | II - 16


Laporan Draft Akhir
Penyusunan Potensi/Bisnis BUMD Yang Dapat Dikerjasamakan

c. kepala SKPD selaku pejabat pengguna anggaran/pengguna


barang.
4. Pelimpahan sebagaimana dimaksud pada pasal 5 ayat (3)
ditetapkan dengan keputusan kepala daerah berdasarkan
prinsip pemisahan kewenangan antara yang memerintahkan,
menguji, dan yang menerima atau mengeluarkan uang.

Azas Umum Dan Struktur APBD


APBD disusun sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan
pemerintahan dan kemampuan pendapatan daerah. Penyusunan
APBD sebagaimana dimaksud pada pasal 15 ayat (1) berpedoman
kepada RKPD dalam rangka mewujudkan pelayanan kepada
masyarakat untuk tercapainya tujuan bernegara. APBD mempunyai
fungsi otorisasi, perencanaan, pengawasan, alokasi, distribusi, dan
stabilisasi. APBD, perubahan APBD, dan pertanggungjawaban
pelaksanaan APBD setiap tahun ditetapkan dengan peraturan
daerah.

Struktur APBD
Struktur APBD merupakan satu kesatuan terdiri dari:
a. pendapatan daerah;
b. belanja daerah; dan
c. pembiayaan daerah.
Struktur APBD diklasifikasikan menurut urusan pemerintahan
daerah dan organisasi yang bertanggung jawab melaksanakan
urusan pemerintahan tersebut sesuai dengan peraturan perundang-
undangan. Klasifikasi APBD menurut urusan pemerintahan dan
organisasi dapat disesuaikan dengan kebutuhan berdasarkan
ketentuan yang ditetapkan dengan peraturan perundang-
undangan.

Bab 2 Landasan Teoritis | II - 17


Laporan Draft Akhir
Penyusunan Potensi/Bisnis BUMD Yang Dapat Dikerjasamakan

Penetapan APBD
Penyampaian dan Pembahasan Rancangan Peraturan Daerah
tentang APBD
1. Kepala daerah menyampaikan rancangan peraturan daerah
tentang APBD beserta lampirannya kepada DPRD paling lambat
pada minggu pertama bulan Oktober tahun anggaran
sebelumnya dari tahun yang direncanakan untuk mendapatkan
persetujuan bersama.
2. Pengambilan keputusan bersama DPRD dan kepala daerah
terhadap rancangan peraturan daerah tentang APBD dilakukan
paling lama 1 (satu) bulan sebelum tahun anggaran yang
bersangkutan dilaksanakan.
3. Atas dasar persetujuan bersama kepala daerah menyiapkan
rancangan peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD.
4. Penyampaian rancangan peraturan daerah disertai dengan nota
keuangan.
5. Dalam hal kepala daerah dan/atau pimpinan DPRD berhalangan
tetap, maka pejabat yang ditunjuk dan ditetapkan oleh pejabat
yang berwenang selaku penjabat/pelaksana tugas kepala
daerah dan/atau selaku pimpinan sementara DPRD yang
menandatangani persetujuan bersama.
6. Format susunan nota keuangan sebagaimana dimaksud pada
pasal 104 ayat (5) tercantum dalam Lampiran Permendagri ini.

Pelaksanaan APBD
1. Semua penerimaan daerah dan pengeluaran daerah dalam
rangka pelaksanaan urusan pemerintahan daerah dikelola dalam
APBD.

Bab 2 Landasan Teoritis | II - 18


Laporan Draft Akhir
Penyusunan Potensi/Bisnis BUMD Yang Dapat Dikerjasamakan

2. Setiap SKPD yang mempunyai tugas memungut dan/atau


menerima pendapatan daerah wajib melaksanakan pemungutan
dan/atau penerimaan berdasarkan ketentuan yang ditetapkan
dalam peraturan perundang-undangan.
3. Penerimaan SKPD dilarang digunakan langsung untuk
membiayai pengeluaran, kecuali ditentukan lain oleh peraturan
perundang-undangan.
4. Penerimaan SKPD berupa uang atau cek harus disetor ke
rekening kas umum daerah paling lama 1 (satu) hari kerja.
5. Jumlah belanja yang dianggarkan dalam APBD merupakan baths
tertinggi untuk setiap pengeluaran belanja.
6. Pengeluaran tidak dapat dibebankan pada anggaran belanja jika
untuk pengeluaran tersebut tidak tersedia atau tidak cukup
tersedia dalam APBD.
7. Pengeluaran sebagaimana dimaksud pada pasal 122 ayat (5)
dapat dilakukan jika dalam keadaan darurat, yang selanjutnya
diusulkan dalam rancangan perubahan APBD dan/atau
disampaikan dalam laporan realisasi anggaran.
8. Kriteria keadaan darurat sebagaimana dimaksud pada pasal 122
ayat (6) ditetapkan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
9. Setiap SKPD dilarang melakukan pengeluaran atas beban
anggaran daerah untuk tujuan lain dari yang telah ditetapkan
dalam APBD.
10. Pengeluaran belanja daerah menggunakan prinsip hemat, tidak
mewah, efektif, efisien dan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Perubahan APBD
1. Perubahan APBD dapat dilakukan apabila terjadi:

Bab 2 Landasan Teoritis | II - 19


Laporan Draft Akhir
Penyusunan Potensi/Bisnis BUMD Yang Dapat Dikerjasamakan

a. perkembangan yang tidak sesuai dengan asumsi KUA;


b. keadaan yang menyebabkan harus dilakukan pergeseran
anggaran antar unit organisasi, antar kegiatan, dan antar
jenis belanja;
c. keadaan yang menyebabkan saldo anggaran Iebih tahun
sebelumnya harus digunakan dalam tahun berjalan;
d. keadaan darurat; dan
e. keadaan luar biasa.
2. Perubahan APBD hanya dapat dilakukan 1 (satu) kali dalam 1
(satu) tahun anggaran, kecuali dalam keadaan luar biasa.

6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia


Nomor 19 Tahun 2016 Tentang Pedoman Pengelolaan Barang
Milik Daerah
Barang milik daerah meliputi:
1. barang milik daerah yang dibeli atau diperoleh atas beban
APBD; atau
2. barang milik daerah

Pejabat Pengelola barang Milik Daerah


Pemegang KekuasaanPengelolaan Barang Milik Daerah:
1. Gubernur/Bupati/Walikota adalah pemegang kekuasaan
pengelolaan barang milik daerah.
2. Pemegang kekuasaan pengelolaan barang milik daerah,
berwenang dan bertanggung jawab:
a. menetapkan kebijakan pengelolaan barang milik daerah;
b. menetapkan penggunaan, pemanfaatan, atau pemindah-
tanganan barang milik daerah;
c. menetapkan kebijakan pengamanan dan pemeliharaan
barang milik daerah;

Bab 2 Landasan Teoritis | II - 20


Laporan Draft Akhir
Penyusunan Potensi/Bisnis BUMD Yang Dapat Dikerjasamakan

d. menetapkan pejabat yang mengurus dan menyimpan


barang milik daerah;
e. mengajukan usul pemindahtanganan barang milik
daerahyang memerlukan persetujuan DPRD;
f. menyetujui usul pemindahtanganan, pemusnahan, dan
penghapusan barang milik daerahsesuai batas
kewenangannya;
g. menyetujui usul pemanfaatan barang milik daerahselain
tanah dan/atau bangunan; dan
h. menyetujui usul pemanfaatan barang milik daerahdalam
bentuk kerjasama penyediaan infrastruktur.

Pengelola Barang
Sekretaris daerah selaku Pengelola Barang, berwenang dan
bertanggung jawab:
a. meneliti dan menyetujui rencana kebutuhan barang milik
daerah;
b. meneliti dan menyetujui rencana kebutuhan
pemeliharaan/perawatan barang milik daerah;
c. mengajukan usul pemanfaatan dan pemindah tanganan barang
milik daerahyang memerlukan persetujuan
Gubernur/Bupati/Walikota;
d. mengatur pelaksanaan penggunaan, pemanfaatan,
pemusnahan dan penghapusan barang milik daerah;
e. mengatur pelaksanaan pemindahtanganan barang milik daerah
yang telah disetujui oleh Gubernur/Bupati/Walikota atau DPRD;
f. melakukan koordinasi dalam pelaksanaan inventarisasi barang
milik daerah;dan
g. melakukan pengawasan dan pengendalian atas pengelolaan
barang milik daerah.

Bab 2 Landasan Teoritis | II - 21


Laporan Draft Akhir
Penyusunan Potensi/Bisnis BUMD Yang Dapat Dikerjasamakan

Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang


1. Kepala SKPD selaku Pengguna Barang.

2. Pengguna Barang sebagaimana dimaksud pada pasal 12 ayat (1)


ditetapkan dengan Keputusan Gubernur/Bupati/Walikota.

3. Pengguna Barang sebagaimana dimaksud pada pasal 12 ayat (1),


berwenang dan bertanggung jawab:

a. mengajukan rencana kebutuhan dan penganggaranbarang


milik daerah bagi SKPD yang dipimpinnya;

b. mengajukan permohonan penetapan status penggunaan


barang yang diperoleh dari beban APBD dan perolehan
lainnya yang sah;

c. melakukan pencatatan dan inventarisasi barang milik daerah


yang berada dalam penguasaannya;

d. menggunakan barang milik daerah yang berada dalam


penguasaannya untuk kepentingan penyelenggaraan tugas
dan fungsi SKPD yang dipimpinnya;

e. mengamankan dan memelihara barang milik daerah yang


berada dalam penguasaannya;

f. mengajukan usul pemanfaatan dan pemindahtanganan


barang milik daerah berupa tanah dan/atau bangunan yang
tidak memerlukan persetujuanDPRD dan barang milik
daerah selain tanah dan/atau bangunan;

g. menyerahkan barang milik daerah berupa tanah dan/atau


bangunan yang tidak digunakan untuk kepentingan
penyelenggaraan tugas dan fungsi SKPD yang dipimpinnya

Bab 2 Landasan Teoritis | II - 22


Laporan Draft Akhir
Penyusunan Potensi/Bisnis BUMD Yang Dapat Dikerjasamakan

dan sedang tidak dimanfaatkan pihak lain, kepada


Gubernur/Bupati/Walikota melalui Pengelola Barang;

h. mengajukan usul pemusnahan dan penghapusan barang


milik daerah;

i. melakukan pembinaan,pengawasan, dan pengendalian atas


penggunaan barang milik daerah yang ada dalam
penguasaannya; dan

j. menyusun dan menyampaikan laporan barang pengguna


semesteran dan laporan barang pengguna tahunan yang
berada dalam penguasaannya kepada Pengelola Barang.

Perencanaan Kebutuhan Barang Milik Daerah


1. Perencanaan kebutuhan barang milik daerah disusun dengan
memperhatikan kebutuhan pelaksanaan tugas dan fungsi SKPD
serta ketersediaan barang milik daerah yang ada.

2. Ketersediaan barang milik daerah merupakan barang milik


daerahyang ada pada Pengelola Barang dan/atau Pengguna
Barang.

3. Perencanaan barang milik daerah harus dapat mencerminkan


kebutuhan riil barang milik daerah pada SKPD sehingga dapat
dijadikan dasar dalam penyusunan RKBMD

Pengadaan
1. Pengadaan barang milik daerah dilaksanakan berdasarkan
prinsip efisien, efektif, transparan dan terbuka, bersaing, adil,
dan akuntabel.

2. Pelaksanaan pengadaan barang milik daerah dilakukan sesuai


dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Bab 2 Landasan Teoritis | II - 23


Laporan Draft Akhir
Penyusunan Potensi/Bisnis BUMD Yang Dapat Dikerjasamakan

3. Pengguna Barang wajib menyampaikan laporan hasil pengadaan


barang milik daerah kepada Gubernur/Bupati/Walikota melalui
Pengelola Barang milik daerah untuk ditetapkan status
penggunaannya.

4. Laporan hasil pengadaan barang milik daerah terdiri dari


laporan hasil pengadaan bulanan, semesteran dan tahunan.

Penggunaan
1. Walikota Balikpapan menetapkan status penggunaan barang
milik daerah.

2. Walikota dapat mendelegasikan penetapan status penggunaan


atas barang milik daerah sebagaimana dimaksud pada pasal 43
ayat (1) selain tanah dan/atau bangunan dengan kondisi
tertentu kepada Pengelola Barang.

3. Kondisi tertentu sebagaimana dimaksud pada pasal 43 ayat (2),


antara lain adalah barang milik daerah yang tidak mempunyai
bukti kepemilikan atau dengan nilai tertentu.

4. Nilai tertentu sebagaimana dimaksud pada pasal 43 ayat (3)


ditetapkan oleh Gubernur/Bupati/Walikota.

5. Penetapan status penggunaan barang milik daerah


sebagaimana dimaksud pasal 43 ayat (1) dan ayat (2)
dilaksanakan secara tahunan.

Penetapan Status Penggunaan


1. Penetapan Status Penggunaan Barang Milik Daerah Oleh
Walikota Balikpapan

2. Pengguna Barang mengajukan permohonan penetapan status


penggunaan barang milik daerahyang diperoleh dari beban

Bab 2 Landasan Teoritis | II - 24


Laporan Draft Akhir
Penyusunan Potensi/Bisnis BUMD Yang Dapat Dikerjasamakan

APBD dan perolehan lainnya yang sah kepada Gubernur


/Bupati/Walikota.

3. Pengajuan permohonan sebagaimana dimaksud pada pasal 44


ayat (1) dilakukan setelah diterimanya barang milik daerah
berdasarkan dokumen penerimaan barang pada tahun
anggaran yang berkenaan.

4. Permohonan penetapan status penggunaan barang milik


daerah diajukan secara tertulis oleh Pengguna Barang kepada
Gubernur/Bupati/Walikota paling lambat pada akhir tahun
berkenaan.

5. Gubernur/Bupati/Walikota menerbitkan keputusan penetapan


status penggunaan barang milik daerah setiap tahun.

Pengalihan Status Penggunaan Barang Milik Daerah


1. Barang milik daerah dapat dilakukan pengalihan status
penggunaan.

2. Pengalihan status penggunaan sebagaimana dimaksud pada


pasal 54 ayat (1) dilakukan berdasarkan:
a. Inisiatif dari Gubernur/Bupati/Walikota;dan
b. Permohonan dari Pengguna Barang lama.

Bab 2 Landasan Teoritis | II - 25


Laporan Draft Akhir
Penyusunan Potensi/Bisnis BUMD Yang Dapat Dikerjasamakan

BAB 3 PENDEKATAN
DAN METODOLOGI

3.1 PERSIAPAN DAN MOBILISASI


Dalam pelaksanaan pekerjaan perlu ditentukan metode pelaksanaan yang
akan dilaksanakan. Hal ini diperlukan agar hasil dari pelaksanaan pekerjaan ini
akan sesuai dengan persyaratan dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK), baik
dalam hal kriteria yang umum berlaku maupun dalam hal-hal khusus yang
disesuaikan dengan kondisi lapangan. Penyesuaian dilakukan dengan tetap
mengacu pada target perolehan hasil akhir yang tepat guna atau berdaya
guna dengan tingkat keakuratan data yang dapat diandalkan. Setelah
dilakukan penyusunan rencana kerja, penyedia jasa mempersiapkan
mobiliasasi tenaga ahli yang sebelumnya telah mendapatkan persetujuan dari
pihak pemberi kerja.

Dalam tahapan ini, dilakukan mobilisasi tim, studi literatur, analisis kebutuhan
data, dan penyusunan rencana kerja. Tahapan ini merupakan bagian paling
utama dalam pelaksanaan pekerjaan karena keseluruhan pekerjaan akan
direncanakan pada tahapan ini.

3.2 PENDEKATAN
Pendekatan yang digunakan menitikberatkan pada survey identifikasi meliputi
pendekatan normatif, partisipatif, akademis dan pendekatan operasional.
A. Normatif
Pendekatan Normatif, dilakukan melalui kajian terhadap produk
peraturan dan rencana strategis yang terkait dengan pembangunan
sektor ekonomi khususnya sektor ekonomi yang menjadi unggulan.

Bab 3 Pendekatan dan Metodologi | III - 1


Laporan Draft Akhir
Penyusunan Potensi/Bisnis BUMD Yang Dapat Dikerjasamakan

Pendekatan normatif yang digunakan dalam kegiatan ini, pada


dasarnya merupakan pendekatan untuk merumuskan suatu dasar
hukum yang akan menjadi pedoman dalam menganalisa potensi
ekonomi. Perumusan ini berdasarkan kepada data dan informasi
yang tersedia serta mengacu pada produk peraturan dan
perundangan yang terkait dengan substansi program kerja
Pemerintah Kota Balikpapan. Pendekatan ini dilakukan secara
komparatif mulai dengan membandingkan kondisi eksisting
permasalahan dengan kriteria dan standar yang ada sampai dengan
perumusan standar operasional yang tepat untuk menentukan
potensi bisnis yang ada di Kota Balikpapan.

B. Partisipatif
Pendekatan Partisipatif (participatory approach) adalah suatu
pendekatan yang melibatkan seluruh stakeholder yang tidak
terbatas pada aparatur pemerintah saja untuk berperan secara aktif
akan tetapi masyarakat pelaku ekonomi termasuk masyarakat
penikmat/pengguna dapat dijadikan tolok ukur untuk dijadikan
bahan informasi yang berguna bagi penyiapan konsep potensi
ekonomi secara komprehensif. Pendekatan partisipatis dilakukan
melalui tehnik wawancara, observasi, pembandingan dengan data
sekunder, dan konfirmasi-konfirmasi lainnya. Kemudian setiap
subkomponen yang dievaluasi ini ditetapkan kriteria penilaiannya
dengan menggunakan standar dan kebenaran normatif yang ada
pada peraturan perundangan, pedoman, serta petunjuk yang
berlaku, maupun mengacu pada praktik-praktik terbaik (best
practices).
C. Akademis
Pendekatan Teknis Akademis, dengan melakukan kajian dan analisis
yang bersifat eksploratif dan komperhensif serta berkelanjutan

Bab 3 Pendekatan dan Metodologi | III - 2


Laporan Draft Akhir
Penyusunan Potensi/Bisnis BUMD Yang Dapat Dikerjasamakan

terhadap produk perundangan, rencana strategis, rencana kerja


dan lain-lain yang terkait dengan kajian potensi ekonomi.

D. Operasional
Pendekatan operasional yang akan dilakukan dalam kegiatan Kajian
Potensi bisnis ini sebagai berikut :
a. Sederhana dan Pragmatis, dengan mencoba menggali dari
berbagai literatur dan pengalaman sejenis di berbagai daerah,
kemudian dicari benang merah dalam melakukan Potensi bisnis
BUMD.
b. Fast Track dan Aktivitas Paralel, pengembangan skenario dan
model ini membutuhkan waktu yang sangat singkat setelah
tahapan inventarisasi data dan informasi, untuk itu seluruh
tahapan kegiatan disusun secara ketat dan apabila
memungkinkan dilakukan paralel.
c. Quality Assurance, sangat penting untuk mengendalikan kualitas
dari pekerjaan yang dilakukan. Oleh karena itu seluruh proses
kegiatan
d. pekerjaan akan mengacu kepada standar-standar yang berlaku
baik dari aspek teknis maupun non teknis.
e. Komunikasi dan Koordinasi intensif, sangat penting mengingat
banyaknya pihak yang terkait dalam pekerjaan ini.
f. Pendekatan model logika (logic model). Model ini dipandang
sebagai metoda yang efektif dalam merencanakan dan
mengevaluasi suatu program. Model ini menghubungkan
keterkaitan antara input, aktivitas, output dan outcome yang
dihasilkan dari suatu program atau kegiatan. Pengukuran
potensi ekonomi dengan model logika dilakukan dengan
melihat indikator jenis usaha dari output atau outcome yang
dihasilkan. Untuk mengukur seberapa besar pencapaian output

Bab 3 Pendekatan dan Metodologi | III - 3


Laporan Draft Akhir
Penyusunan Potensi/Bisnis BUMD Yang Dapat Dikerjasamakan

atau outcome tersebut, maka diperlukan suatu indikator


terhadap ekonomi baik kualitas maupun kuantitas.

Disamping itu, pendekatan strategi manajemen dapat memberikan kekuatan


kepada perusahaan dengan suatu aksi yang konsisten. Suatu proses
manajemen strategi yang sehat akan membantu menjamin pengambilan
keputusan dalam pembentukan perusahaan atau pengembangan semua
bagian-bagian dari perusahaan bekerja sesuai dengan tujuan dan maksud yang
sama. Tanpa dipedomani oleh manajemen strategi pembentukan perusahaan
daerah dan pengembangan unit-unit usaha perusahaan seringkali cenderung
menuju arah yang berbeda. Melalui pendekatan manajemen strategik dapat
pula mendorong pengambil kebijakan perusahaan untuk lebih aktif dan
menyadari potensi sumberdaya ekonomi pada lingkungan mereka, guna
meningkatkan produktivitas perusahaan.

3.3 METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN


Metodologi yang akan dipakai adalah menjamin bahwa sasaran dan tujuan dari
pekerjaan ini akan dicapai dengan menggunakan cara yang terbaik dan yang
paling mungkin ditempuh berdasarkan jaminan kualitas.

Prinsip utama yang akan digunakan adalah bahwa setiap personel yang
terlibat dalam pengerjaan ini mengetahui dengan jelas tanggung jawab, tugas,
fungsi, kewenangan, metode kerja, penulisan laporan beserta dokumentasi
yang diperlukan bagi terselenggaranya pekerjaan ini.

Metode analisis data yang akan digunakan dalam studi ini meliputi analisis
data kualitatif dan kuantitatif. Analisa data kualitatif meliputi evaluasi kinerja
pengelolaan BUMD yang ada.

Bab 3 Pendekatan dan Metodologi | III - 4


Laporan Draft Akhir
Penyusunan Potensi/Bisnis BUMD Yang Dapat Dikerjasamakan

Sedangkan analisa kuantitatif adalah menganalisa perkembangan historis


pendapatan BUMD eksisting dan juga perkembangan bagian laba yang disetor
ke Daerah untuk melihat permasalahan yang terkait dengan kinerja keuangan.

Jaminan kualitas yang baik akan menjamin bahwa setiap orang yang terlibat
dalam pekerjaan ini akan mengetahui dengan jelas apa yang harus dikerjakan,
bagaimana pekerjaan tersebut dilaksanakan, kepada siapa dia harus
bertanggung jawab dan kapan batas waktu pengerjaan ini harus selesai.

Sesuai dengan maksud dan tujuan dari studi, kegiatan studi ini pada dasarnya
tahapan studi ini diberikan pada Gambar 4.1 dengan penjabaran sebagai
berikut:
1. Tahap Persiapan
Tahap persiapan pekerjaan ini melingkupi mobilisasi personil, kajian
literatur, penyusunan metodologi, dan penyusunan rencana kerja. Dalam
tahapan ini, seluruh tenaga ahli dikumpulkan untuk berdiskusi dan
menentukan arahan pekerjaan yang akan dilakukan.
2. Tinjauan Pustaka, Regulasi, dan Studi Terdahulu yang berkaitan dengan
kajian kajian tentang kinerja BUMD.
3. Identifikasi BUMD Eksiting
Pada tahap ini identifikasi BUMD eksisting yang ada di Kota Balikpapan
dan Identifikasi kesesuaian kebijakan terkait pengembangan potensi
BUMD yang dapat dikerjasamakan.
4. Tahap Pengumpulan Data
Tahap ini dibagi menjadi 2 (dua) bagian, yaitu:
a. Survei Sekunder, dimana data yang harus dimiliki antara lain:
1) Data-data terkait BUMD yang ada di Kota Balikpapan.
2) Kinerja BUMD selama tiga tahun terakhir
3) Perkembangan besaran bagian laba untuk setiap BUMD
selama 3 tahun terakhir

Bab 3 Pendekatan dan Metodologi | III - 5


Laporan Draft Akhir
Penyusunan Potensi/Bisnis BUMD Yang Dapat Dikerjasamakan

b. Survei Primer
1) Survei Kondisi Pengelolaan BUMD Eksiting
2) Survei best practice di Propinsi DKI Jakarta terkait pengelolaan
BUMD
Secara umum, data yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini dapat
dilihat pada Tabel 4,1 berikut ini.

Tabel 3-1 Kebutuhan Data


Kelompok
No. Item Data Sumber
Data
1. Data Sosial a. Demografi/Kependudukan BPS, Pemda, dan studi
Ekonomi b. Penggunaan ruang terdahulu
c. Produktifitas dan sistem ekonomi
d. Data lain yang terkait dengan
pengembangan wilayah
perekonomian Kota Balikpapan
2. Data BUMD a. Jenis layanan SETDA Kota Balikpapan,
Eksisting b. Dasar Pendirian BUMD Dinas Perdagangan,
c. Kinerja 3 tahun terakhir Bappeda
d. Permasalahan pengelolaan BUMD
a. Rencana Bisinis BUMD

5. Tahap Analisis Data


a. Analisis kebijakan pengembangan BUMD di Kota Balikpapan
b. Analisa data historis Kinerja BUMD Eksisting
c. Analisis Potensi Bisinis BUMD dan peluang kerjasama
d. Analisis ekonomi, Filosofis, Sosiologis, dan Yuridis terkait kerjasama
bisnis antar BUMD
e. Analisis pola-pola peningkatan kapasitas BUMD.

Sekalipun pekerjaan ini terbagi dalam lima tahapan pekerjaan utama, akan
tetapi pelaksanaan pekerjaannya akan dilakukan secara simultan dan dibagi
menjadi 3 tahapan sebagai program kerja Konsultan. Oleh karena itu, tim studi
akan membagi pekerjaan sesuai dengan deskripsi pekerjaan serta keahlian
masing-masing tenaga ahli profesional yang telah berpengalaman di bidang
masing-masing yang digunakan di dalam merampungkan pekerjaan ini.

Bab 3 Pendekatan dan Metodologi | III - 6


Laporan Draft Akhir
Penyusunan Potensi/Bisnis BUMD Yang Dapat Dikerjasamakan

Adapun secara bagan metodologi pelaksanaan pekerjaan dapat di lihat pada


Gambar 4.1 di bawah ini.

Bab 3 Pendekatan dan Metodologi | III - 7


Laporan Draft Akhir
Penyusunan Potensi/Bisnis BUMD Yang Dapat Dikerjasamakan

Tahap Tinjauan Tahap Survey Tahap Pengolahan Tahap Penyelesaian


Tahap Persiapan
Literatur (Pengumpulan Data) dan Analisis Data Pekerjaan

1. Koordinasi Tim a. Data-data terkait 1. Hasil Kajian Teoritis


BUMD yang ada di
1. Analisis kebijakan
dan Praktek Empiris
2. Penajaman 1. Peraturan pengembangan
Perundangan Kota Balikpapan.
Metode dan BUMD di Kota
2. Perda BUMD b. Kinerja BUMD 2. Hasil Evaluasi dan
Rencana Kerja Balikpapan
selama tiga tahun Analisis Potensi dan
3. Penyiapan 3. Literatur Terkait 2. Analisa data historis Bisnis BUMD Kota
terakhir
Perangkat Potensi Bisnis Kinerja BUMD
c. Perkembangan Balikpapan
Survey BUMD Eksisting
besaran bagian laba terhadap Potensi
(Inventarisasi 4. Konsep untuk setiap BUMD 3. Analisis BUMD yang ada di
Kebutuhan Data) Pengelolaan BUMD selama 3 tahun Permasalahan DKI Jakarta yang
4. Pengumpulan 5. Pengelolaan BUMD terakhir pengelolaan BUMD dapat
Data Awal. di DKI Jakarta d. Survei Kondisi 4. Analisis Potensi dikerjasamakan
Pengelolaan BUMD Bisinis BUMD
Eksiting 5. Analisis terhadap 3. Hasil analisis
e. Survei best practice di kebutuhan sarana, ekonomi, Filosofis,
DKI Jakarta terkait prasarana, utilitas Sosiologis, dan
pengelolaan BUMD penunjang Yuridis terkait
optimalisasi BUMD kerjasama bisnis
antar BUMD serta
pola-pola
peningkatan
kapasitas BUMD

Laporan Pendahuluan Laporan Antara Laporan Draft Akhir Laporan Akhir

Gambar 3-1 Metodologi Pelakasanan Pekerjaan Penyusunan Potensi Bisnis BUMD Yang Dapat Dikerjasamakan

Bab 3 Pendekatan dan Metodologi | III - 8


Laporan Draft Akhir
Penyusunan Potensi/Bisnis BUMD Yang Dapat Dikerjasamakan

3.4 KAJIAN LITERATUR


Kajian pustaka atau kajian literatur merupakan bagian penting dari studi ini,
yang bertujuan untuk mengkaji studi-studi terdahulu yang dianggap relevan
dengan topik bahasan studi ini. Kajian literatur diarahkan untuk mengenali
sejauh mana kajian yang telah dilakukan oleh peneliti-peneliti terdahulu,
sehingga penelitian ini tidak menjadi duplikasi dari penelitian sebelumnya.
Sekalipun permasalahan yang sama mungkin menjadi topik bahasan, akan
tetapi penelitian yang dikembangkan di dalam studi ini memiliki tinjauan serta
pendekatan dari sudut pandang yang berbeda.

Pada dasarnya kajian literatur menghasilkan rangkuman mengenai kajian


penelitian yang telah dilakukan, yang pada gilirannya dapat digunakan untuk
mengembangkan teori atau pendekatan baru yang akan diterapkan di dalam
studi ini. Sumber-sumber penelitian ini didasari dari berbagai teori yang
bersumber dari berbagai text book serta hasil-hasil penelitian yang diperoleh
dari berbagai jurnal penelitian dalam bentuk print-out atau hasil download dari
internet. Secara umum sumber-sumber tersebut terbagi ke dalam tiga
kelompok informasi yang akan mendukung teori, metodologi, serta data awal
dan asumsi-asumsi yang dikembangkan di dalam studi ini, antara lain:
1. Text book; pada dasarnya merupakan sumber landasan teori yang menjadi
acuan dari studi ini. Dari berbagai sumber literatur tersebut diperoleh
berbagai acuan tentang teori: BUMD dan penyertaan modal dan
pengembangan metodologi, sebagai landasan pengerjaan penelitian yang
akan dilakukan di dalam studi ini; serta teori statistik, sebagai dasar
analisis dan uji statistik yang digunakan di dalam studi ini.
2. Jurnal penelitian, yang merupakan hasil-hasil penelitian yang dilakukan
oleh para peneliti-peneliti terdahulu mengenai potensi BUMD dan
kerjasamanya. Beberapa teori yang diperoleh dari jurnal penelitian ini
antara lain, teori: studi banding dan keberhasilan pelaksanaan BUMD di
daerah lain.

Bab 3 Pendekatan dan Metodologi | III - 9


Laporan Draft Akhir
Penyusunan Potensi/Bisnis BUMD Yang Dapat Dikerjasamakan

3. Data sekunder, yang diperoleh dari berbagai sumber antara lain dari
internet serta dari instansi terkait.

3.5 PELAPORAN
Adapun output laporan meliputi Laporan Pendahuluan (inception report),
Laporan Antara, Laporan Akhir (Final Report), dan Peta A0 dari seluruh
rangkaian kegiatan studi. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut:
1. Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan memuat Persepsi terhadap Kerangka Acuan
Kerja (KAK), Identifikasi dan Rencana Pengumpulan data-data, serta
Teknik analisa data. Laporan diserahkan selambat-lambatnya: 30 (tiga
puluh) hari kalender sejak SPMK diterbitkan sebanyak 3 (tiga) buku.
2. Laporan Antara
Laporan Antara memuat hasil sementara pelaksanaan kegiatan,
diantaranya :
a. Hasil pengumpulan data primer dan sekunder;
b. Hasil pengolahan data;
c. Hasil analisis data sesuai dengan metode yang telah disepakati.
Penyajian laporan antara diserahkan selambat-lambatnya 90 (sembilan
puluh) hari kalender sejak SPMK diterbitkan sebanyak 3 (tiga) buku
laporan;
3. Laporan Draft Akhir
Laporan Draft Akhir memuat hasil akhir dari laporan. Penyajian laporan
dibuat secara utuh. Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya: 110
(seratus sepuluh) hari kalender sejak SPMK diterbitkan sebanyak 3
(tiga) buku laporan
4. Laporan Akhir
Laporan Akhir merupakan hasil perbaikan dari Laporan Draft Akhir
setelah melalui pembahasan. Penyajian laporan dibuat secara utuh.

Bab 3 Pendekatan dan Metodologi | III - 10


Laporan Draft Akhir
Penyusunan Potensi/Bisnis BUMD Yang Dapat Dikerjasamakan

Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya: 120 (seratus dua puluh)


hari kalender sejak SPMK diterbitkan sebanyak 5 (lima) buku laporan
5. Executive summary, berisi ringkasan dan kesimpulan diserahkan
sebanyak 5 (lima) eksemplar.
6. CD Laporan : 5 buah

3.6 PROGRAM KERJA


Program kerja dari Penyedia jasa untuk menyelesaikan pekerjaan ini terbagi
dalam tiga tahap, masing-masing tahapan terdiri atas beberapa pekerjaan.
Setiap akhir tahap akan menghasilkan laporan pekerjaan, yang kemudian
diakhiri dengan presentasi laporan. Tahapan Tersebut adalah :
1. Tahapan Pendahuluan
2. Tahapan Pengumpulan data dan Antara
3. Tahapan Penyelesaian Pekerjaan

Bab 3 Pendekatan dan Metodologi | III - 11


Laporan Draft Akhir
Penyusunan Potensi/Bisnis BUMD Yang Dapat Dikerjasamakan

BAB 4 GAMBARAN UMUM


WILAYAH
4.1 PROFIL KOTA BALIKPAPAN
4.1.1 Wilayah Administrasi
Kota Balikpapan yang merupakan salah satu kota yang berkembang pesat di
Kalimantan dan merupakan kota yang memiliki keunggulan komparatif karena
posisinya yang strategis yang ditunjukkan berbagai kegiatan yang berskala
Nasional dan Internasional.
Kondisi tersebut merupakan potensi yang dapat mendorong pertumbuhan di
berbagai bidang pebangunan Kota Balkpapan khususnya pertumbuhan sektor
jasa, perdagangan industri dan pariwisata.

Keberadaan Bandara Internasional Sultan Aji Muhamad Sulaiman, Pelabuhan


Semayang, hubungan angkutan fery ke wilayah bagian Timur Indonesia
(Mamuju, Pare-Pare Makassar, hubungan angkutan kapal fery ke wilayah
Indonesia bagian Barat melalui kapal fery Banjarmasin, Surabaya yang
ditunjang dengan angkutan darat membuat akses yang sangat luas dan
signifikasn peningkatan arus orang dan arus barang baik masuk dan keluar
Kota Balikpapan yang strategis.

Posisi letak Kota Balikpapan yang telah menjadi kota besar kota metropolitan
yang berkedudukan di daerah khatulistiwa yang di apit oleh wilayah Indonesia
bagian Barat dan wilayah Indonesia bagian Timur membangkitkan wilayah
Kalimantan sebagai pusat kegiatan pemerintahan/pertahanan negara dan
kegiatan lainnya yang dibuktikan dengan lembaga/instansi yang strategis
menetapkan Kota Balikpapan sebagai lokasi beberapa instansi strategis
vertikal yaitu :

Bab 4 Gambaran Umum Wilayah | IV - 1


Laporan Draft Akhir
Penyusunan Potensi/Bisnis BUMD Yang Dapat Dikerjasamakan

1. Kodam VI Mulawarwan
2. Polda Kalimantan Timur
3. Kantor Kementerian Keuangan dan Pajak Kalimantan Timur
4. Kantor Bea dan Cukai Kalimantan Bagian Timur dan Utara
5. Kantor Telkom Wilayah Kalimantan
6. Kantor PLN Pikitring Wilayah Kalimantan

Keunggulan Kota Balikpapan yang tidak dimiliki kota lainnya adalah Kota
Balikpapan adalah kota yang terdekat dengan alur pelayaran Internasional dari
selat Bali menuku Selat Makassar selanjutnya ke Selat Malaka dan seterusnya
ke Asia Timur dan atau Timur Tengah sehingga strategis sebagai kota kolektor
seperti Singapura.

Selain itu Kota Balikpapan yang merupakan salah satu kota terbesar di
Kalimantan Timur dan merupakan kota yang sangat berkembang, kegiatan
utama di kota ini adalah jasa dan perdagangan baik untuk Wilayah Indonesia
Timur maupun untuk skala internasional.

Kondisi tersebut merupakan potensi yang dapat mendorong pertumbuhan


Kota Balikpapan, potensi tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor
diantaranya sebagai berikut :
1. Posisi geografis yang sangat strategis sehingga memungkinkan
pengembangan peran dan posisinya sebagai Pintu Gerbang Utama
Propinsi Kalimantan Timur
2. Pencapaian regional maupun nasional yang lengkap yaitu
dimungkinkan melalui aksesibilitas darat, laut maupun udara
memungkinkan perkembangan dan pertumbuhan kegiatan jasa
perhubungan
3. Kondisi ini mengakibatkan potensi kota semakin berkembang pesat
termasuk posisinya sebagai kota kolektor, kota distributor dan kota

Bab 4 Gambaran Umum Wilayah | IV - 2


Laporan Draft Akhir
Penyusunan Potensi/Bisnis BUMD Yang Dapat Dikerjasamakan

transit. Kota Balikpapan juga tumbuh menjadi salah satu pusat


pertumbuhan wilayah selatan Kalimantan Timur
4. Sebagai pusat perekonomian, Kota Balikpapan dilengkapi dengan
sarana dan prasarana kota, fasilitas perdagangan, fasilitas perbankan,
jasa dan beberapa pusat industri yang memiliki skala nasional maupun
internasional
5. Pertumbuhan dan perkembangan kegiatan eksplorasi / pengilangan
minyak dan gas bumi

Posisi strategis dan keunggulan komparatif yang dimiliki Kota Balikpapan


sebagaimana tersebut di atas memiliki prospek menjadi kota yang
berkembang maju dan modern mampu bersaing dengan kota asia lainnya
dengan catatan terdapat 2 (dua) aspek tantangan yang harus dihadapi yaitu:
1. Pemerintah Kota Balikpapan mutlak harus mampu menyediakan
infrastruktur kota yang bertaraf internasional sesuai dengan
perkembangan kebutuhan.
2. Masyarakat Kota Balikpapan mutlak harus merasa memiliki kota,
budaya bersih dan sehat serta tertib, menjadi sumber daya manusia
yang berkualitas produktifitas serta ikut serta dalam pelaksanaan
pembangunan dan memelihara kotanya dalam keseimbangan
ekosistem yang sehat.

Sejak 2012, wilayah administrasi Kota Balikpapan terdiri dari 6 (enam)


kecamatan dan 34 kelurahan.
- Balikpapan Selatan, dengan 7 kelurahan: Damai Baru, Damai Bahagia,
Sepinggan Baru, Sungai Nangka, Sepinggan Raya, Gunung Bahagia, dan
Sepinggan.
- Balikpapan Timur, dengan 4 kelurahan: Manggar, Manggar Baru,
Lamaru, dan Teritip.
- Balikpapan Utara, dengan 6 kelurahan: Gunung Samarinda, Muara
Rapak, Batu Ampar, Karang Joang, Gunung Samarinda Baru, dan Graha
Indah.

Bab 4 Gambaran Umum Wilayah | IV - 3


Laporan Draft Akhir
Penyusunan Potensi/Bisnis BUMD Yang Dapat Dikerjasamakan

- Balikpapan Tengah, dengan 6 kelurahan: Gunung Sari Ilir, Gunung Sari


Ulu, Mekar Sari, Karang Rejo, Sumber Rejo, dan Karang Jati.
- Balikpapan Barat, dengan 6 kelurahan: Baru Ilir, Margo Mulyo, Marga
Sari, Baru Tengah, Baru Ulu, dan Kariangau.
- Balikpapan Kota, dengan 5 kelurahan: Prapatan, Telaga Sari, Klandasan
Ulu, Klandasan Ilir, dan Damai.
Tabel 4.1
Luas Wilayah Menurut Kecamatan Kota Balikpapan
Tahun 2016
Luas Wilayah
No Kecamatan
(km2)
1 Balikpapan Selatan 37,82
2 Balikpapan Timur 137,16
3 Balikpapan Utara 132,16
4 Balikpapan Tengah 11,08
5 Balikpapan Barat 179,95
6 Balikpapan Kota 10,22
Balikpapan 508,39
Sumber: Kota Balikpapan Dalam Angka 2017

Bab 4 Gambaran Umum Wilayah | IV - 4


Laporan Draft Akhir
Penyusunan Potensi/Bisnis BUMD Yang Dapat Dikerjasamakan

Gambar 4.1. Peta Adminstrasi Kota Balikpapan

Bab 4 Gambaran Umum Wilayah | IV - 5


Laporan Draft Akhir
Penyusunan Potensi/Bisnis BUMD Yang Dapat Dikerjasamakan

4.1.2 Kependudukan
Kota Balikpapan merupakan kota di Kalimantan Timur dengan jumlah
penduduk terbesar ketiga setelah Kota Samarinda dan Kabupaten Kutai
Kartanegara, Jumlah penduduk Kota Balikpapan berdasarkan data dari Buku
Kota Balikpapan Dalam Angka tahun 2017 (data release BPS), tahun 2016
penduduk Kota Balikpapan adalah sebanyak 625,968 jiwa.. Dari jumlah
tersebut, 323,394 jiwa berjenis kelamin laki-laki dan 302,574 jiwa berjenis
kelamin perempuan. Untuk tahun 2017 berdasarkan proyeksi BPS adalah
636.012 jiwa. Angka ini akan berubah apabila release terbaru dari BPS Kota
Balikpapan yang terbaru telah dipublikasikan.

Berdasarkan tabel 4.2, Kecamatan Balikpapan Utara memiliki jumlah


penduduk terbesar, yakni sebanyak 137,997 jiwa, kemudian diikuti oleh
Kecamatan Balikpapan Selatan sebanyak 125,864 jiwa dan Kecamatan
Balikpapan Tengah sebanyak 111,022 jiwa, Selanjutnya Kecamatan Balikpapan
Barat dan Kecamatan Balikpapan Kota dengan masing-masing 93,999 jiwa dan
89,212 jiwa, Dan yang terakhir adalah Kecamatan Balikpapan Timur dengan
jumlah penduduk sebesar 67,874 jiwa,
Tabel 4.2
Jumlah Penduduk Kota Balikpapan Menurut Jenis Kelamin Tahun 2016
Jumlah Penduduk
No Kecamatan Sex Ratio
Laki-laki Perempuan Total
1 Balikpapan Selatan 65.062 60.802 125.864 107,01
2 Balikpapan Timur 35.204 32.670 67.874 107,76
3 Balikpapan Utara 71.252 66.745 137.997 106,75
4 Balikpapan Tengah 57.064 53.958 111.022 105,76
5 Balikpapan Barat 48.753 45.246 93.999 107,75
6 Balikpapan Kota 46.059 43.153 89.212 106,73
Balikpapan 323,394 302.574 625.968 107
Sumber : BPS Kota Balikpapan Dalam Angka Tahun 2017

Kepadatan penduduk di Kota Balikpapan pada tahun 2016 mencapai 1.231 jiwa
per km2. Kecamatan Balikpapan Tengah menjadi Kecamatan yang terpadat

Bab 4 Gambaran Umum Wilayah | IV - 6


Laporan Draft Akhir
Penyusunan Potensi/Bisnis BUMD Yang Dapat Dikerjasamakan

dihuni dengan kepadatan penduduk 10.020 jiwa per km2. Cukup timpang
apabila dibandingkan dengan Kecamatan Balikpapan Timur yang memiliki
kepadatan penduduk terendah di Kota Balikpapan. dengan kepadatan
penduduk hanya 495 jiwa per km2.

Tabel 4.3
Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk Kota Balikpapan Tahun 2016
Luas
Penduduk Kepadatan
No Kecamatan Wilayah
(jiwa) (jiwa/km2)
(km2)
1 Balikpapan Selatan 37,82 125.864 3.327.97
2 Balikpapan Timur 137,16 67.874 494.85
3 Balikpapan Utara 132,16 137.997 1.044.17
4 Balikpapan Tengah 11,08 111.022 10.020.04
5 Balikpapan Barat 179,95 93.999 522.36
6 Balikpapan Kota 10,22 89.212 8.729.16
Balikpapan 508.39 625.968 1.231.28
Sumber: Kota Balikpapan Dalam Angka 2017

4.1.3 Kondisi Geografis Kota Balikpapan


Secara astronomis, Kota Balikpapan terletak antara 1,0’-1,5’ Lintang Selatan
dan antara 116,5’−117’ Bujur Timur. Berdasarkan posisi geografisnya, Kota
Balikpapan memiliki batas-batas:
Utara : Kabupaten Kutai Kartanegara
Barat : Kabupaten Penajam Paser Utara
Selatan : Selat Makasar
Timur : Selat Makasar
Berdasarkan letak geografisnya, Kota Balikpapan berada pada bagian timur
Pulau Kalimantan, dan berbatasan langsung dengan Teluk Balikpapan dan
Selat Makassar.

Kota Balikpapan beriklim tropis mempunyai dua musim, yaitu : musim


penghujan dan musim kemarau. Musim kemarau biasa terjadi antara bulan
Mei sampai dengan Oktober, sedangkan musim penghujan terjadi antara
bulan November sampai dengan bulan April. Keadaan ini terus berlangsung

Bab 4 Gambaran Umum Wilayah | IV - 7


Laporan Draft Akhir
Penyusunan Potensi/Bisnis BUMD Yang Dapat Dikerjasamakan

setiap tahun yang diselingi dengan musim peralihan pada bulan- bulan
tertentu. Dalam beberapa tahun terakhir, keadaan musim di Kota Balikpapan
tidak menentu. Pada bulan-bulan yang seharusnya turun hujan namun tidak
turun hujan demikian juga sebaliknya. Curah hujan di Kota Balikpapan rata-
rata tertinggi adalah 705 mm dan rata-rata terendah tercatat 71 mm.

Curah hujan yang tinggi dengan kondisi geografis seperti Kota Balikpapan
tentunya akan mempengaruhi pola aliran air permukaan sehingga harus
diantisipasi agar limpasan air permukaan mampu tertampung dengan lahan
yang ada. Selain itu harus diantisipasi berbagai penyakit yang diakibatkan
oleh kondisi cuaca yang tidak menentu. Perlu peningkatan pemahaman
kepada masyarakat untuk menjaga lingkungan sebagai antisipasi awal. Curah
hujan yang tinggi kemungkinan dimanfaatkan oleh beberapa masyarakat
untuk mengosongkan septi tank bahkan merupakan kesempatan membuang
sampah ke badan air yang tentunya akan menimbulkan pencemaran air
permukaan yang dapat berdampak pada berjangkitnya penyakit-penyakit
akibat lingkungan yang tidak sehat.

Masyarakat di pesisir pantai yang berbatasan dengan Selat Makasar pada


umumnya masih membuang sampah baik padat maupun limbah domestic
langsung ke laut. Pemerintah harus segera melakukan tindakan agar laut
bukan lagi menjadi tempat sampah.

Secara umum ketinggian kota Balikpapan antara 0 meter sampai 100 meter di
bawah permukaan laut. Kemiringan dan ketinggian permukaan tanah dari
permukaan air laut beragam, mulai yang terendah dari wilayah pantai dengan
ketinggian 0 meter sampai dengan wilayah berbukit dengan ketinggian 100
meter dari permukaan laut (d.p.l). Ketinggian 0-10 mdpl memiliki luas 25,4 %
dari wilayah kota Balikpapan. Ketinggian 10-20 mdpl memiliki luas 13,7 %,
sedangkan ketinggian >20 mdpl memiliki luas 60,9 %.

Bab 4 Gambaran Umum Wilayah | IV - 8


Laporan Draft Akhir
Penyusunan Potensi/Bisnis BUMD Yang Dapat Dikerjasamakan

Tabel 4.4
Wilayah Kota Balikpapan Meurut Kelas Ketinggian Dari Permukaan Laut
Menurut Kecamatan Tahun 2016
Kelas Ketinggian
No Kecamatan
0-10 M 10-20 M >20 M
1 Balikpapan Selatan 768 492 2,499
2 Balikpapan Timur 7.613 2.169 3,287
3 Balikpapan Utara 912 610 11,765
4 Balikpapan Tengah 350 211 516
5 Balikpapan Barat 2.614 3.321 12,129
6 Balikpapan Kota 535 97 442
Jumlah 12,792 6.900 30.638
Sumber: Kota Balikpapan Dalam Angka 2017

Keadaan topografi kota Balikpapan adalah sekitar 85% daerah berbukit dan
hanya sekitar 15% daerah datar yang sempit dan terletak di daerah sepanjang
pantai. Struktur tanah di kota Balikpapan terdiri atas podsolik merah kuning,
tanah alluvial, dan pasir kwarsa. Di antara ketiga jenis yang paling banyak
terdapat di wilayah kota Balikpapan adalah jenis tanah podsolik merah kuning
yang mempunyai tingkat kesuburan yang rendah disebabkan karena lapisan
topsoilnya yang tipis dan batuannya muda sehingga tanahnya bersifat labil
dan terdapat pada daerah perbukitan yang mempunyai kemiringan di atas 15%,
apabila curah hujannya tinggi akan mengakibatkan tanah tersebut merosot
dan terkikis karena erosi, sehingga daerah ini tidak memungkinkan dapat
dikembangkan tanaman pertanian pangan tetapi lebih cocok untuk
pengembangan tanaman keras/perkebunan. Sebagian kecil lain daerah ini
terdiri dari tanah alluvial yang mempunyai tingkat kesuburan yang relatif baik
dan pasir kwarsa sebagai bahan dasar pembuatan kaca. Jenis batuan yang ada
terdiri dari endapan permukaan dan batuan sedimen dan gunung api. Endapan
permukaan berupa endapan alluvium umumnya tersebar disepanjang pantai
timur di sekitar Tanah Grogot, Teluk Adang, dan Teluk Balikpapan. Jenis
batuan sedimen dan gunung api, terdiri dari tiga formasi batuan yaitu Formasi
Pulau Balang, Formasi Balikpapan, dan Formasi Kampung Baru.

Bab 4 Gambaran Umum Wilayah | IV - 9


Laporan Draft Akhir
Penyusunan Potensi/Bisnis BUMD Yang Dapat Dikerjasamakan

Topografi kota Balikpapan yang sebagian besar adalah berbukit berada di


bagian utara seperti, Kecamatan Balikpapan Barat, Balikpapan Tengah, dan
Balikpapan Timur. Daerah ini dijadikan sebagai tempat penyangga kota, di
antaranya hutan lindung kota di Kecamatan Balikpapan Selatan, lokasi
konservasi alam di Kecamatan Balikpapan Utara dan Balikpapan Selatan serta
hutan lindung Sungai Wain di wilayah Balikpapan Utara dan Balikpapan Barat.
Bagian selatan, tepatnya di sepanjang Teluk Balikpapan, terbentang dataran
landai di Kecamatan Balikpapan Selatan dan Tengah. Kegiatan perekonomian
Kota Balikpapan berpusat di daerah ini, bahkan industri pengolahan terutama
minyak dan gas bumi terkonsentrasi di wilayah ini

4.2 KONDISI PEREKONOMIAN


4.2.1. Struktur Ekonomi
Selama lima tahun terakhir struktur perekonomian Kota Balikpapan
didominasi oleh tiga lapangan usaha. yaitu: lapangan usaha Industri
Pengolahan, lapangan usaha Konstruksi dan lapangan usaha Transportasi dan
Pergudangan. Peranan terbesar dalam pembentukan PDRB Kota Balikpapan
pada tahun 2017 dihasilkan oleh lapangan usaha Industri Pengolahan. yaitu
mencapai 46.82%. Selanjutnya lapangan usaha Konstruksi sebesar 15.48 %.
disusul oleh lapangan usaha Transportasi dan Pergudangan sebesar 12.51 %.

4.2.2. Produk Domestik Regional Bruto


PDRB Kota Balikpapan Atas Dasar Harga Berlaku pada tahun 2017 adalah
sebesar Rp 86.732.396 juta. Secara nominal meningkat dari tahun sebelumnya
yaitu Rp. 80.073.842,9 Juta. Bila dilihat berdasarkan distribusinya. kategori
Industri Pengolahan memberikan kontribusi tertinggi kepada PDRB Kota
Balikpapan. yakni sebesar Rp 40.608.175.8 juta; atau hampir separuh dari total
keseluruhan PDRB Kota Balikpapan tahun 2016. Di urutan kedua adalah
kategori Konstruksi. yang memberikan kontribusi sbesar Rp 13.427.211.8 juta.

Bab 4 Gambaran Umum Wilayah | IV - 10


Laporan Draft Akhir
Penyusunan Potensi/Bisnis BUMD Yang Dapat Dikerjasamakan

Kemudian di urutan ketiga adalah kategori Transportasi dan Pergudangan


dengan Rp 10.853.801.0.
Tabel 4.5
Produk Domestik Regional Bruto (Juta) Kota Balikpapan Atas Dasar Harga
Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2014-2016
No SEKTOR 2015 2016 2017
1 Pertanian. Kehutanan. dan Perikanan 766.478.7 783.491.7 801.726.0
2 Pertambangan dan Penggalian 38.929.4 40.216.8 41.391.4
3 Industri Pengolahan 35.505.746.0 38.065.132.2 40.608.175.8
4 Pengadaan Listrik dan Gas 60.033.5 69.093.5 77.905.7
Pengadaan Air. Pengelolaan Sampah. Limbah dan
5 59.431.9 63.199.8 72.411.7
Daur ulang
6 Konstruksi 11.479.667.8 11.999.744.7 13.427.211.8
Perdagangan Besar dan Eceran. Reparasi Mobil
7 6.535.302.6 7.094.749.3 7.471.829.1
dan Sepeda Motor
8 Transportasi dan Pergudangan 8.399.034.4 9.520.182.6 10.853.801.0
9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 1.280.975.2 1.418.720.4 1.608.934.8
10 Informasi dan Komunikasi 2.413.149.4 2.550.092.0 2.792.662.9
11 Jasa Keuangan dan Asurani 2.978.487.7 3.145.831.5 3.290.383.2
12 Real Estate 1.477.004.0 1.619.545.3 1.801.336.2
13 Jasa Perusahaan 259.387.3 256.885.8 278.387.3
Administrasi Pemerintahan. Pertahanan dan
14 1.023.244.4 1.086.705.7 990.856.6
Jaminan Sosial Wajib
15 Jasa Pendidikan 1.098.962.5 1.226.689.4 1.351.047.4
16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 449.703.1 521.696.3 567.235.8
17 Jasa Lainnya 520.900.5 611.865.9 697.099.3
PDRB 74.346.438.6 80.073.842.9 86.732.396.0
Sumber: PDRB Kota Balikpapan Menurut Lapangan Usaha 2015-2017

Sementara itu. PDRB Kota Balikpapan Atas Dasar Harga Konstan pada tahun
2017 adalah sebesar Rp 75.955.381.2 juta. meningkat pula bila dibandingkan
tahun sebelumnya Rp 73.185.906.1 juta. Dari angka PDRB harga konstan ini
dapat diturunkan menjadi laju pertumbuhan Kota Balikpapan. yang pada
periode 2016-2017 tumbuh sebesar 3.78 persen.

Bab 4 Gambaran Umum Wilayah | IV - 11


Laporan Draft Akhir
Penyusunan Potensi/Bisnis BUMD Yang Dapat Dikerjasamakan

Tabel 4.6
Produk Domestik Regional Bruto (Juta) Kota Balikpapan Atas Dasar Harga
Konstan Menurut Lapangan Usaha Tahun 2014-2016
No SEKTOR 2015 2016 2017
1 Pertanian. Kehutanan. dan Perikanan 696.367.9 700.989.7 684.548.5
2 Pertambangan dan Penggalian 34.598.0 35.052.1 35.262.9
3 Industri Pengolahan 39.638.062.2 42.144.150.0 43.665.800.0
4 Pengadaan Listrik dan Gas 60.216.6 66.074.7 66.084.9
Pengadaan Air. Pengelolaan Sampah. Limbah dan
5 50.169.9 50.086.0 54.339.0
Daur ulang
6 Konstruksi 8.650.531.8 8.668.558.8 9.215.490.4
Perdagangan Besar dan Eceran. Reparasi Mobil
7 5.670.841.6 5.855.553.6 5.964.715.1
dan Sepeda Motor
8 Transportasi dan Pergudangan 5.317.441.6 5.588.205.6 5.922.342.9
9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 957.062.1 1.014.495.7 1.101.865.5
10 Informasi dan Komunikasi 2.335.662.5 2.439.577.0 2.570.501.3
11 Jasa Keuangan dan Asurani 2.358.566.5 2.399.325.6 2.389.735.4
12 Real Estate 1.196.466.2 1.261.177.5 1.321.553.4
13 Jasa Perusahaan 200.441.5 194.218.1 200.140.5
Administrasi Pemerintahan. Pertahanan dan
14 980.787.9 1.006.307.1 884.597.2
Jaminan Sosial Wajib
15 Jasa Pendidikan 878.590.8 942.006.3 1.001.515.7
16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 332.661.9 361.390.3 385.003.4
17 Jasa Lainnya 427.275.8 458.738.2 491.885.0
PDRB 69.785.744.8 73.185.906.1 75.955.381.2
Sumber: PDRB Kota Balikpapan Menurut Lapangan Usaha 2013-2017

4.2.3. PDRB Per Kapita


Salah satu indikator tingkat kemakmuran penduduk di sutu wilayah dapat
dilihat dari nilai PDRB Per Kapita yang merupaan hasil bagi anatara nilai
tambah yang dihasilkan oleh seluruh kegiatan ekonomi dengan jumlah
penduduk. Oleh karena itu. besar kecilnya jumlah penduduk akan
mempengaruhi nilai PDRB perkapita. sedangkan besar kecilnya nilai PDRB
sangat bergantung pada potensi sumber daya alam dan faktor-faktor produksi
yang terdapat di wilayah tersebut. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku
menunjukan nilai PDRB per kepala atau per satu orang penduduk.

Bab 4 Gambaran Umum Wilayah | IV - 12


Laporan Draft Akhir
Penyusunan Potensi/Bisnis BUMD Yang Dapat Dikerjasamakan

Nilai PDRB per kapita Kota Balikpapan atas dasar harga berlaku sejak tahun
2013 hingga 2017 senantiasa mengalami kenaikan. Pada tahun 2013 PDRB per
kapita tercatat sebesar 108.18 juta rupiah. Secara nominal terus mengalami
kenaikan hingga tahun 2017 mencapai 136.37 juta rupiah.
Tabel 4.7
Produk Domestik Regional Bruto danPDRB Perkapita
Kota Balikpapan Atas Dasar Harga
nilai PDRB (Triliun Rupiah)
2013 2014 2015 2016 2017
ADHB 64,29 71,62 74,35 80,07 86,73
ADHK 65,91 68,96 69,79 73,19 75,96
PDRB per Kapita (Juta Rupiah)
ADHB 108,18 118,37 120,78 127,92 136,37
ADHK 110,89 113,97 113,37 116,92 119,42
pertumbuhan PDRB perkapita 2010 1,68 2,77 -0,53 3,13 2,15
Jumlah Penduduk (orang) 594.322 605.096 615.574 625.968 636.012
Pertumbuhan Jumlah Penduduk
1,89 1,81 1,73 1,69 1,60
(persen)
Sumber: PDRB Kota Balikpapan Menurut Lapangan Usaha 2013-2017

4.2.4. Pertumbuhan Ekonomi


Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator makro untuk melihat
kinerja perekonomian secara riil di suatu wilayah. Laju pertumbuhan ekonomi
dihitung berdasarkan perubahan PDRB atas dasar harga konstan tahun yang
bersangkutan terhadap tahun sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi dapat
dipandang sebgai pertambahan jumlah barang dan jasa yang dihasilkan oleh
semua lapangan usaha kegiatan ekonomi uang ada di suatu wilayah selama
kurun waktu setahun.

Berdaarkan harga konstan 2010. nilai PDRB Kota Balikpapan pada tahun 2017
meningkat. Peningkatan tersebut dipengaruhi oleh meningkatnya produksi di
seluruh lapangan usaha yang sudah bebas dari pengaruh inflasi. Nilai PDRB
Kota Balikpapan atas dasar harga konstan 2010. mencapai 75.96 triliun rupiah.
Angka tersebut naik dari 73.19 triliun rupiah pada tahun 2016. Hal tersebut

Bab 4 Gambaran Umum Wilayah | IV - 13


Laporan Draft Akhir
Penyusunan Potensi/Bisnis BUMD Yang Dapat Dikerjasamakan

menunjukan bahwa selama tahun 2017 terjadi pertumbuhan ekonomi sebesar


3.78 persen. lebih rendah jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi
tahun sebelumnya yang mencapai 4.87 pesen.

Pertumbuhan ekonomi selama 2017 melambat terutama disebabkan oleh


adanya perlambatan pertumbuhan lapangan usaha industry pengolahan. Pada
tahun ini PT Pertamina UP V melakukan turn around (TA) yang merupakan
perawatan berkala kilang secara menyeluruh yang bertujuan untuk menjaga
performa produksi ke depan dan dilaksanakan secara berkala setiap tiga
sampai empat tahun.

Petumbuhan ekonomi tertinggi dicapai oleh lapangan usaha Penyedia


Akomodasi dan Makan Minum yaitu sebesar 8.61 persen. Salah satu
penyebabnya adalah makin berkembangnya usaha kuliner di kota ini. Diantara
17 lapangan usaha ekonomi yang ada. terdapat tiga lapangan usaha yang
mengalami pertumbuhan negatif yaitu lapangan usaha Pertanian. Kehutanan.
dan Perikanan sebesar -2.35 persen; Jasa Keuangan dan Asuransi sebesar -0.40
persen; dan Administrasi Pemerintahan. Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
sebesar -12.09 persen. Delapan Lapangan usaha mengalami pertumbuhan
positif yang lebih rendah yaitu kurang dari lima persen.

Delapan lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan positif di atas lima


persen adalah lapangan usaha Pengadaan Air. Pengelolaan Sampah, Limbah
dan Daur Ulang sebesar 8.49 persen; Konstruksi sebesar 6.31 persen;
Transportasi dan Pergudangan sebesar 5.98 persen; Penydia Akomodasi dan
Makan Minum sebesar 8.61 persen;Informasi dan Komunikasi sebesar 5.37
persen; jasa Pendidikan sebesar 6.32 persen; Jasa Kesehatan Sebesar 6.53
persen; dan jasa Lainnya sebesar 7.23 persen.

Bab 4 Gambaran Umum Wilayah | IV - 14


Laporan Draft Akhir
Penyusunan Potensi/Bisnis BUMD Yang Dapat Dikerjasamakan

Sementara itu enam lapangan usaha lainnya mengalami pertumbuhan positif


kurang dari lima persen yaitu lapangan usaha Pertambangan dan Penggalian
sebesar 0.60 persen; kategori Industri Pengolahan sebesar 3.61 persen;
Pengadaan Listrik dan Gas sebesar 0.02 persen;Perdagangan Besar dan
Eceran. Reparasi Mobil dan Sepeda Motor sebesar 1.86 persen; Real Estate
sebesar 4.79 persen; dan Jasa Perusahaan sebesar 3.05 persen.
Tabel 4.8.
Laju Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010 Kota Balikpapan
Menurut Lapangan Usaha (Persen) 2015-2017
No SEKTOR 2015 2016 2017
1 Pertanian. Kehutanan. dan Perikanan 3,89 0,66 (2,35)
2 Pertambangan dan Penggalian 1,71 1,31 0,60
3 Industri Pengolahan 0,44 6,32 3,61
4 Pengadaan Listrik dan Gas 32,10 9,73 0,02
Pengadaan Air. Pengelolaan Sampah. Limbah dan
5 1,75 (0,17) 8,49
Daur ulang
6 Konstruksi (0,98) 0,21 6,31
Perdagangan Besar dan Eceran. Reparasi Mobil
7 1,97 3,26 1,86
dan Sepeda Motor
8 Transportasi dan Pergudangan 4,28 5,09 5,98
9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 5,93 6,00 8,61
10 Informasi dan Komunikasi 3,86 4,45 5,37
11 Jasa Keuangan dan Asurani 1,08 1,73 (0,40)
12 Real Estate 4,41 5,41 4,79
13 Jasa Perusahaan (1,27) (3,10) 3,05
Administrasi Pemerintahan. Pertahanan dan
14 1,84 2,06 (12,09)
Jaminan Sosial Wajib
15 Jasa Pendidikan 9,98 7,22 6,32
16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 9,95 8,64 6,53
17 Jasa Lainnya 5,87 7,36 7,23
PDRB 1.19 4,87 3,78
Sumber: PDRB Kota Balikpapan Menurut Lapangan Usaha 2013-2017

Secara grafik dapat di lihat pada Gambar 3.1 di bawah ini :

Bab 4 Gambaran Umum Wilayah | IV - 15


Laporan Draft Akhir
Penyusunan Potensi/Bisnis BUMD Yang Dapat Dikerjasamakan

Gambar 4.1.
Laju Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010 Kota Balikpapan
(Prosentase)

Pertumbuhan PDRB Kota Balikpapan


Tahun 2015 - 2017
6
4.87
5
Tingkat Pertumbuhan (%)

4
3.78
3

2 1.19
1

0
2015 2016 2017
Tahun

Bab 4 Gambaran Umum Wilayah | IV - 16


Laporan Draft Akhir
Penyusunan Potensi/Bisnis BUMD Yang Dapat Dikerjasamakan

BAB 5 POSISI STRATEGIS


KOTA BALIKAPAN
5.1 POTENSI KOTA BALIKPAPAN
5.1.1 Posisi Strategis Kota Balikpapan
Berdasarkan RTRW Provinsi Kalimantan Timur, Kota Balikpapan yang
diarahkan sebagai Pusat Pelayanan Primer di Provinsi Kalimantan Timur yaitu
pusat yang melayani wilayah Provinsi Kalimantan Timur, wilayah Kalimantan
bagian utara dengan wilayah internasional dan wilayah Kalimantan
bagian timur dengan wilayah nasional. Kota Balikpapan memiliki fungsi
kegiatan sebagai:
a) Pusat pemerintahan kota,
b) Pusat perdagangan regional,
c) Pusat industri,
d) Pusat transportasi udara internasional,
e) Pusat pengolahan migas.

Dari penetapan ruang seperti tersebut maka arah dan strategi pengembangan
ruang wilayah Kota Balikpapan mengarah ke kawasan Perdagangan dan Jasa
Regional, dan Industri Pengolahan sebagai faktor dan elemen pembentuk
ruang. Hal ini didasarkan:
1. Kota Balikpapan merupakan Pintu gerbang Wilayah Indonesia Timur.
Hal ini sesuai dengan kedudukannya sebagai PKN dan potensinya
sebagai kota jasa, kota transit yang dilengkapi dengan fasilitas jasa dan
transportasi. Balikpapan sebagai Gerbang Wilayah/Regional ditandai
dengan keberadaan Bandara Internasional atau pelabuhan laut utama
serta pelabuhan pengumpan regional yang lengkap dibanding kawasan
lain di Kalimantan bahkan Wilayah Indonesia Timur;

Bab 5 Potensi Bisinis BUMD di Kota Balikpapan | V - 1


Laporan Draft Akhir
Penyusunan Potensi/Bisnis BUMD Yang Dapat Dikerjasamakan

2. Balikpapan merupakan simpul utama kegiatan di Kalimantan Timur.


Mengingat kota ini merupakan jalur distribusi dan outlet dari dan ke
kabupaten/kota dan Provinsi Kalimantan Timur.

Di dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Balikpapan 2011-2031,


pengembangan Pusat Pelayanan Kota Balikpapan adalah meliputi kawasan
kota lama di Balikpapan Selatan, rencana pusat kota ke-2 Karang Joang di
Balikpapan Utara dan rencana pusat kota ke-3 Teritip di Balikpapan Timur.

Perbedaan kondisi geografis wilayah mengakibatkan perbedaan sumber daya


alam yang dimiliki, sehingga berdampak pada perbedaan komoditi unggulan
yang diusahakan di setiap wilayah.

Oleh karena itu Kota Balikpapan memiliki komoditi unggulan yang dihasilkan
oleh masing-masing wilayah, baik sektor pertanian maupun dari sektor
Industri pengolahan yang memanfaatkan bahan baku hasil pertanian.

Diantara komoditi-komoditi unggulan yang dimiliki masing-masing wilayah di


Kota Balikpapan, terdapat beberapa komoditi yang menjadi unggulan tidak
hanya di tingkat Kota Balikpapan tetapi sampai ke tingkat Provinsi dan
Nasional. Komoditi-komoditi tersebut diantaranya dapat
dikategorikan sebagai komoditi khas Kota Balikpapan. Khasnya komoditi
unggulan tersebut dapat dilihat dari jenis komoditinya yang hanya dihasilkan
atau sebagian besar produksinya terpusat di Kota Balikpapan, dan juga dapat
dilihat dari cita rasa yang dimiliki berbeda dengan komoditi yang sama yang
dihasilkan daerah lain.

Komoditi-komoditi khas yang menjadi unggulan di Kota Balikpapan


diantaranya dari sektor pertanian yaitu pepaya mini, karet, salak, nenas.

Bab 5 Potensi Bisinis BUMD di Kota Balikpapan | V - 2


Laporan Draft Akhir
Penyusunan Potensi/Bisnis BUMD Yang Dapat Dikerjasamakan

Sementara dari sektor Industri diantaranya industri kerajinan manik-manik dan


batu permata, industri rumput laut.
a. Perikanan.
Wilayah pesisir laut Kota Balikpapan masih menyimpan potensi sumberdaya
yang terbaharui (renewable resources) khususnya potensi sumber daya
perikanan yang belum dimanfaatkan secara optimal. Selain itu kawasan pesisir
dan laut juga memiliki berbagai fungsi ekonomi, antara lain dipergunakan
untuk aktivitas pemanfaatan sumberdaya perikanan, pertambangan,
pertanian, rekreasi dan pariwisata, kawasan industri, permukiman serta
pelabuhan / transportasi.

Pembangunan yang berbasis potensi daerah menjadi relevan untuk dikaji dan
didorong pengembangannya. Dalam hal ini Kota Balikpapan yang memiliki
potensi perikanan dan kelautan yang cukup besar bisa memainkan peran
strategis dalam menopang dan membanguan pondasi ekonomi kota yang
kuat. Arti dan peran strategis penting sektor perikanan dan kelautan
dalam pembangunan diantaranya :
1. Sumberdaya disektor perikanan dan kelautan merupakan sumberdaya
yang selalu dibaharui (renewable resources) sehingga bertahan dalam
jangka panjang asal diikuti dengan pengelolaan yang aktif.
2. Investasi disektor perikanan dan kelautan memiliki efisiensi dan daya
serap tenaga kerja relatif tinggi.
3. Produk perikanan dan kelautan memiliki prospek pasar yang baik
dengan pangsa pasar yang terus meningkat.
4. Industri di sektor perikanan dan kelautan memiliki keterkaitan yang
kuat dengan industri – industri yang lain.
5. Sumberdaya laut yang besar baik kuantitas maupun diversitas, bukan
hanya di perairan Balikpapan, tetapi juga perairan Selat Makasar.

Bab 5 Potensi Bisinis BUMD di Kota Balikpapan | V - 3


Laporan Draft Akhir
Penyusunan Potensi/Bisnis BUMD Yang Dapat Dikerjasamakan

6. Produk ekspor perikanan dan kelautan memiliki daya saing yang tinggi
sebagaimana dicerminkan dari bahan baku yang dimilikiya serta
produksi yang dihasilkannya.
Pada umumnya masyarakat nelayan Kota Balikpapan masih mengandalkan
kegiatan perikanan tangkap sampai sekarang, sedangkan kapasitas ruang dan
volume ikan semakin berkurang. Hal ini disebabkan kualitas perairan semakin
menurun dan kerusakan ekosistem yang terus meningkat. Akibatnya
ketersediaan nutrien alam di perairan mengalami keterbatasan sehingga
sumberdaya laut berupa ikan, kerang-kerangan, udang dan lain-lain tidak
mampu bertahan sampai dapat dikonsumsi.

Salah satu komitmen yang perlu digalakkan oleh Kota Balikpapan untuk
menjaga kelestarian lingkungan pesisir dan meningkatnya income masyarakat
nelayan Balikpapan adalah dengan mengalihkan kegiatan penangkapan
selama ini ditekuni kebentuk usaha budidaya berbagai jenis biota laut yang
cocok untuk dikembangkan. Pengembangan sektor perikanan budidaya di
Kota Balikpapan memiliki proses yang baik dilihat dan ketersediaan lahan dan
potensi pemasarannya.

Wilayah perairan yang memiliki potensi untuk pengembangan budidaya


perikanan adalah perairan Kariangau sampai Manggar, Teritip dan Lamaru.
Jenis Budidaya ikan selama ini dilakukan dalam tambak dan karamba jaring
apung. Disisi lain pada kawasan pesisir dan lautan Kota Balikpapan sangat
potensial untuk dikembangkan budidaya ikan yang mempunyai nilai ekonomis
penting selain udang dan bandeng adalah ikan kerapu (kerapu tiks, kerapu
macan, kerapu sunu, dan kerapu lumpur) maupun rumput laut dan jenis
kerang-kerangan.
b. Industri
Posisi strategis dan keunggulan kompratif yang dimiliki oleh Kota Balikpapan
menjadikan visi pembangunan kota kedepan sebagai sentra jasa, perdagangan

Bab 5 Potensi Bisinis BUMD di Kota Balikpapan | V - 4


Laporan Draft Akhir
Penyusunan Potensi/Bisnis BUMD Yang Dapat Dikerjasamakan

dan industri, sehingga perlu ditunjang dengan keberadaan prasarana dan


sarana yang memadai serta terciptanya kondisi dan situasi yang kondusif
untuk memacu pertumbuhan dunia usaha kecil.

Melihat visi dan perkembangan kota yang cukup pesat, maka pengembangan
kota diarahkan kepada sektor-sektor ekonomi yang potensial dan mempunyai
unggulan, termasuk industri kecil/ rumah tangga yang pada saat ini tersebar di
beberapa wilayah Kota Balikapapan.Pengembangan IK/IRT pada saat
krisisekonomi yang melanda Indonesia, merupakan refleksi dari
pemberdayaan ekonomi kerakyatan, namun demikian keberadaannya di pusat
perkotaan akan menimbulkan berbagai permasalahan lingkungan hidup akibat
pengolahan hasil produksi.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka Pemerintah Kota Balikpapan


sejak tahun 1994 melalui Program Jangka Menengah menyusun rencana
Relokasi Industri kecil/rumah tangga yang pada tahap I diprioritaskan pada
pengrajin tahu/tempe Balikpapan. Pada tahun 1995 telah mulai dilakukan
pembangunan berbagai fasilitas KIKS tetapi pada tahun 1997 mengalami
penundaan akibat pengaruh krisis moneter.

Kemudian sejak tahun 2000 dilakukan lagi pembangunan sarana/prasarana


yang pada tahap awal Perumnas ditunjuk untuk melaksanakan pengadaan
rumah produksi dan rumah tinggal yang telah selesai sebanyak 50 unit. Proyek
Relokasi Industri ini berlaku di Somber km.3,5 kelurahan Batu
Ampar, Kecamatan Balikpapan Utara dengan luas lahan 9 ha yang mempunyai
daya tampung 150 - 200 pengusaha industri kecil, lokasi proyek telah sesuai
dengan Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK) Kota Balikpapan tahun
1994-2004 (pada saat lokasi KIKS ditetapkan).

Bab 5 Potensi Bisinis BUMD di Kota Balikpapan | V - 5


Laporan Draft Akhir
Penyusunan Potensi/Bisnis BUMD Yang Dapat Dikerjasamakan

c. Pariwisata
Dalam pengembangan sektor Pariwisata Kota Balikpapan mempunyai cukup
banyak potensi dan sebagian besar merupakan wisata alam dan Peninggalan
Sejarah.
Di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang RTRW
Nasional, Kota Balikpapan mengemban fungsi sebagai Pusat Kegiatan
Nasional (PKN) dan Kawasan Strategis Nasional (KSN). Adapun fungsi dan
peran Kota Balikpapan dalam konteks perwilayahan pembangunan dapat
diuraikan sebagai berikut :
1. Balikpapan sebagai Pusat Kegiatan Nasional.
Aktivitas-aktivitas yang ada di Kota Balikpapan diarahkan mempunyai skala
pelayanan tingkat nasional serta diarahkan untuk dapat menjadi wilayah maju
dan mempunyai peran dominan terhadap perkembangan perekonomian
Negara Indonesia.
Beberapa kegiatan yang mempunyai skala pelayanan tingkat nasional adalah
status Balikpapan yang merupakan produsen komoditi industri pengolahan
minyak (1,3 juta ton) dalam lingkup nasional. Produsen dan
konsumen komoditi industri pengolahan non migas (852 ribu dan 679 ribu ton)
dengan lingkup antar pulau dan nasional. Dalam RTRW Provinsi disebutkan
pula bahwa kota Balikpapan diarahkan sebagai Pusat Pelayanan Orde I,
sehingga Balikpapan berfungsi sebagai pusat yang melayani seluruh wilayah
Provinsi Kalimantan Timur dan Wilayah Nasional/Internasional.
Adapun fungsi utama Kota Balikpapan sebagai Pusat Pelayanan Orde I yaitu:
1. Pusat Perdagangan dan Jasa Regional
2. Pusat Distribusi dan kolektor barang dan jasa regional
3. Pusat Pelayanan Jasa Transportasi Laut, Udara, Sungai dan Darat
4. Pusat Industri Pengolahan
5. Pusat Pelayanan Jasa Pariwisata

Bab 5 Potensi Bisinis BUMD di Kota Balikpapan | V - 6


Laporan Draft Akhir
Penyusunan Potensi/Bisnis BUMD Yang Dapat Dikerjasamakan

2. Peran Balikpapan sebagai lokasi Pelabuhan Laut Internasional


Untuk mendukung fungsi Kota Balikpapan sebagai PKN (Pusat Kegiatan
Nasional) maka keberadaan sarana prasarana pendukung segala aktivitas yang
berlangsung dalam wilayah PKN itu sendiri.

5.2 KONDISI EKSISTING BUMD DI KOTA BALIKPAPAN


Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat sebagaimana
diamanahkan dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 yang selanjutnya lebih rinci diatur dalam Pasal 33
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 merupakan
tugas konstitusional bagi seluruh komponen bangsa, untuk itu dirasakan perlu
dalam rangka meningkatkan penguasaan seluruh kekuatan Ekonomi Nasional
dan Daerah antara lain melalui regulasi unit-unit usaha dengan maksud agar
memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat.
Berdasarkan Perda nomor 4 tahun 2018 Tentang Perusahaan Umum Daerah
Manuntung sukses Kota Ballkpapan, dibentuklah Perusahaan daerah
Manuntung Sukses.

Badan Usaha Mill k Daera h (BUMD) merupakan usaha yang dimiliki oleh
Pemerintah Daerah, yang tujuannya adalah sebagai salah satu sumber
penerimaan daerah (PAD). Tapi pada kenyataannya bahwa BUMD yang ada
selama ini belum mampu memberikan kontribusi yang signifikan terhadap
pendapatan asli daerah (PAD), justru lebih banyak suntikan dana dari
pemerintah daerah daripada keuntungan yang di dapat. Kondisi tersebut
menjadi beban bagi APBD. Sehingga apa yang menjadi tujuan berdirinya
BUMD adalah sebagai salah satu sumber pendapatan pemerintah daerah
tidak tercapai.

Bab 5 Potensi Bisinis BUMD di Kota Balikpapan | V - 7


Laporan Draft Akhir
Penyusunan Potensi/Bisnis BUMD Yang Dapat Dikerjasamakan

BUMD dalam sistem perekonomian ikut berperan menghasilkan barang dan


atau jasa yang diperlukan dalam rangka mewujudkan sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat, dan semakin penting sebagai pelopor dan atau perintis
(Prime Mover) dalam sektor-sektor usaha yang belum tidak diminati usaha
swasta disamping sebagai pelaksana pelaksanaan publik, penyeimbang
kekuatan-kekuatan swasta besar dan juga merupakan salah satu sumber
penerimaan Daerah Kota Balikpapan.
Wujud pelaksanaan peran Perusahaan Umum Daerah Manuntung Sukses
kedepan dalam kegiatan usahanya antara lain Real Estate, Transportasi,
Pergudangan, Pengadaan Air, Pengolahan Sampah dan Daur Ulang,
Pembuangan dan Pembersihan Limbah dan Sampah, Pengadaan Listrik, Gas,
Uap Air Panas dan Udara Dingin, kepelabuhanan, pasar, tenaga kerja, parkir
dan advertising kawasan tertentu setelah mendapatkan persetujuan Walikota.

Perusahaan Umum Daerah tidak saja diharapkan menjadi Agen Pembangunan


dan pendorong terciptanya korporasi dengan kinerja yang lebih baik melalui
proses pemberdayaan Perusahaan Umum Daerah dengan tetap mengacu
pada kebijakan Pemerintah Daerah Balikpapan yang berkaitan dengan
kebutuhan masyarakat, Finansial, Proses, Output, dan Pertumbuhan termasuk
Outcome, Benefit, dan Impact, sehingga mampu berkompetisi dalam
perkembangan Ekonomi terutama berkaitan dengan liberalisasi dan globalisai
perdagangan yang telah disepakati oleh Dunia Internasional seperti World
Trade Organitation (WTO), Asean Free Trade Area (AFfA), Asia Pasific
Economy Corporation (APEC) dan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA AEC)
dengan ciri mengintegrasikan Ekonomi Asean dengan cara membentuk
perdagangan bebas antara Anggota Negara-Negara Asean termasuk
Indonesia.

Upaya mengoptimalkan dan mempertahankan keberadaannya dalam


perkembangan Ekonomi yang semakin terbuka dan kompetitif, Perusahaan

Bab 5 Potensi Bisinis BUMD di Kota Balikpapan | V - 8


Laporan Draft Akhir
Penyusunan Potensi/Bisnis BUMD Yang Dapat Dikerjasamakan

Umum Daerah perlu menumbuhkembangkan budaya korporasi dan


profesionalisme antara lain melalui pembenahan Organisasi, kepengurusan
dan pengawasan berdasarkan prinsip-prinsip tata kelola Perusahaan yang baik
(Good Corporate Governance).

Peningkatan Efisiensi dan Produktifitas harus tidak saja dilakukan dengan


restrukturisasi yaitu menciptakan iklim usaha yang kondusif sehingga tercapai
Efisiensi dan pelayanan yang Optimal (penataan kembali bentuk Badan Usaha,
Kegiatan Usaha, Organisasi, Manajemen Keuangan) melainkan juga cara
pembenahan Perusahaan Umum Daerah untuk mencapai beberapa sasaran
peningkatan kinerja, nilai tambah perusahaan, perbaikan struktur keuangan,
dan manajemen sehingga dapat bersaing dan berorientasi global.

Memperhatikan sifat usaha Perusahaan Daerah (BUMD) sebagaimana diatur


dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
dalam pasal yang mengatur BUMD yang disederhanakan menjadi 2 (dua)
bentuk yaitu Perusahaan Persero yang bertujuan menumpuk keuntungan
dan yang perlakuannya mengacu pada Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007
tentang Perseroan Terbatas sedangkan Perusahaan Umum Daerah (Perum)
yang dibentuk sebagai implementasi kewajiban Pemerintah Daerah guna
menyediakan barang dan atau jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat,
walaupun orientasi kegiatan pada kemanfaatan umum sebagai badan usaha
diupayakan untuk tetap mandiri termasuk memperoleh laba agar dapat hidup
berkelanjutan.

Pada bulan Oktober 2018 telah terbit Perda Np. 4 Tahun 2018 tentang
Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Manuntung Sukses yang dibentuk
dalam rangka meningkatkan pelayanan dan jasa kepada masyarakat guna
menumbuh kembangkan perekonomian serta untuk meningkatkan
pendapatan asli daerah, perlu adanya pengelolaan Perusahaan Umum

Bab 5 Potensi Bisinis BUMD di Kota Balikpapan | V - 9


Laporan Draft Akhir
Penyusunan Potensi/Bisnis BUMD Yang Dapat Dikerjasamakan

Daerah Manuntung Sukses Kota Balikpapan secara efektif, efisien dan


profesional;

Wujud pelaksanaan peran Perusahaan Umum Oaerah Manuntung Sukses


kedepan dalam kegiatan usahanya antara lain Real Estate, Transportasi,
Pergudangan, Pengadaan Air, Pengolahan Sampah dan Daur Ulang,
Pembuangan dan Pembersihan Limbah dan Sampah, Pengadaan Listrik, Gas,
Uap Air Panas dan Udara Dingin, kepelabuhanan, pasar, tenaga kerja, parkir
dan advertising kawasan tertentu setelah mendapatkan persetujuan
Walikota.
Perusahaan Umum Daerah tidak saja diharapkan menjadi Agen
Pembangunan dan pendorong terciptanya korporasi dengan kinerja
yang lebih baik melalui proses pemberdayaan Perusahaan Umum Daerah
dengan tetap mengacu pada kebijakan Pemerintah Daerah Balikpapan
yang berkaitan dengan kebutuhan masyarakat, Finansial, Proses,
Output, dan Pertumbuhan termasuk Outcome, Benefit, dan Impact,
sehingga mampu berkompetisi dalam perkembangan Ekonomi terutama
berkaitan dengan liberalisasi dan globalisai perdagangan yang telah
disepakati oleh Dunia Internasional seperti World Trade Organitation
(WTO), Asean Free Trade Area (AFTA), Asia Pasific Economy Corporation
(APEC) dan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA/AEC) dengan ciri
mengintegrasikan Ekonomi Asean dengan cara membentuk perdagangan
bebas antara Anggota Negara-Negara Asean termasuk Indonesia.

Upaya mengoptimalkan dan mempertahankan keberadaannya dalam


perkembangan Ekonomi yang semakin terbuka dan kompetitif, Perusahaan
Umum Daerah perlu menumbuhkembangkan budaya korporasi dan
profesionalisme antara lain melalui pembenahan Organisasi, kepengurusan
dan pengawasan berdasarkan prinsip-prinsip tata kelola Perusahaan yang
baik (Good Corporate Governance).

Bab 5 Potensi Bisinis BUMD di Kota Balikpapan | V - 10


Laporan Draft Akhir
Penyusunan Potensi/Bisnis BUMD Yang Dapat Dikerjasamakan

Peningkatan Efisiensi dan Produktifitas harus tidaksaja dilakukan dengan


restrukturisasi yaitu menciptakan iklim usaha yang kondusif sehingga tercapai
Efisiensi dan pelayanan yang Optimal (penataan kembali bentuk Badan Usaha,
Kegiatan Usaha, Organisasi, Manajemen Kcuangan) melainkan juga cara
pembenahan Perusahaan Umum Daerah untuk mencapai beberapa sasaran
peningkatan kinerja, nilai tambah perusahaan, perbaikan struktur keuangan,
dan manajemen sehingga dapat bersaing dan berorientasi global.

Memperhatikan sifat usaha Perusahaan Daerah (BUMD) sebagaimana diatur


dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah dalam pasal yang mengatur BUMD yang disederhanakan menjadi 2
(dua) bentuk yaitu Perusahaan Persero yang bertujuan menumpuk
keuntungan dan yang perlakuannya mengacu pada Undang-Undang
Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas sedangkan Perusahaan
Umum Daerah (Perum) yang dibentuk sebagai implementasi kewajiban
Pemerintah Daerah guna menyediakan barang danjatau jasa untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat, walaupun orientasi kegiatan pada
kemanfaatan umum sebagai badan usaha diupayakan untuk tetap mandiri
termasuk memperoleh laba agar dapat hidup berkelanjutan.

Bab 5 Potensi Bisinis BUMD di Kota Balikpapan | V - 11


Laporan Draft Akhir
Penyusunan Potensi/Bisnis BUMD Yang Dapat Dikerjasamakan

BAB 6 ANALISA POTENSI BISNIS


BUMD DI KOTA BALIKAPAN

6.1 ANALISA POTENSI KOMODITI


Balikpapan merupakan sebuah kota di provinsi Kalimantan Timur. Kota
Balikpapan sendiri pertama kali diresmikan pada tahun 1987 silam. Bersama
dengan kota Samarinda dan Bontang, Balikpapan merupakan daerah paling
penting di provinsi Kalimantan Timur dan juga pulau Kalimantan.

Salah satu hal unik yang melekat pada kota ini adalah cerita tentang biaya
hidup yang mahal. Balikpapan dipercaya sebagai kota dengan biaya hidup
paling mahal di Indonesia. Harga sandang, pangan dan papan di kota ini
terbilang mahal dibandingkan kota-kota lainnya di Kalimantan Timur dan juga
Indonesia secara keseluruhan.

Secara geografis, wilayah Balikpapan terdiri dari perbukitan dan juga dataran
rendah. Kota ini berbatasan langsung dengan selat Makasaar di bagian selatan
dan timur wilayahnya. Dari sisi administratif, Balikpapan dibedakan ke dalam 6
kecamatan, yaitu Balikpapan Timur, Balikpapan Utara, Balikpapan Barat,
Balikpapan Utara, Balikpapan Tengah dan Balikpapan Kota.

Dari segi perekonomian, Balikpapan sangat bergantung pada industri minyak


dan gas. Balikpapan memiliki kilang minyak yang mampu mengolah minyak
mentah dari berbagai Negara di dunia. Minyak-minyak mentah dari Libya, Arab
Saudi, Nigeria dan Brunei Darussalam diolah di kilang minyak yang ada di
Balikpapan.

Bab 5 Potensi Bisinis BUMD di Kota Balikpapan | VI - 1


Laporan Draft Akhir
Penyusunan Potensi/Bisnis BUMD Yang Dapat Dikerjasamakan

Selain di industri migas, perekonomian Balikpapan juga bergantung pada


sektor perdagangan barang dan jasa. Sebagai salah satu kota terbesar di
Kalimantan Timur, Balikpapan memiliki banyak pusat perbelanjaan modern.
Tak hanya itu saja, Balikpapan juga menjadi pusat distribusi berbagai macam
barang dari dan ke Kalimantan Timur.

Kota Balikpapan juga memiliki beberapa produk unggulan di bidang


ekonominya. Produk unggulan utamanya adalah perikanan. Balikpapan
mempunyai wilayah perairan yang cukup luas dan mempunyai potensi yang
luar biasa. Sampai saat ini, Balikpapan menjadi kota penghasil berbagai macam
jenis ikan laut, khususnya ikan Kerapu.

Walaupun di kenal sebagai kota yang mahal namun potensi dalam bidang
ekonomi yang dimiliki oleh Balikpapan sangatlah besar karena di topang oleh
gaji dan standar pendapatan di kota ini yang juga tinggi. Penduduk Balikpapan
sering melakukan transaksi dengan berbagai kota besar di Kalimantan dan
kota besar lainnya di Indonesia. Pengiriman barang pun menjadi salah satu
objek vital yang menopang ekonomi Balikpapan dengan kota lainnya di
Indonesia, barang-barang dari beberapa kota besar di Indonesia di kirim ke
Balikpapan melalui jasa ekspedisi cargo murah maupun jasa kirim barang
murah. Jenis barangnya dari mulai barang modern yang belum dapat di
temukan di Balikpapan hingga barang komoditi daerah lainnya yang menarik
bagi warga Balikpapan.

Di Jakarta cukup banyak perusahaan yang melayani pengiriman barang murah


ke Balikpapan, salah satunya adalah Cargonesia yang berpengalaman dalam
mengirimkan barang ke berbagai daerah di Indonesia. Salah satunya adalah
kota Balikpapan. Dalam pengiriman barang ke Balikpapan barang akan di
packing dengan rapi sehingga dapat sampai ke tempat tujuan dengan kondisi
yang baik.

Bab 5 Potensi Bisinis BUMD di Kota Balikpapan | VI - 2


Laporan Draft Akhir
Penyusunan Potensi/Bisnis BUMD Yang Dapat Dikerjasamakan

Prinsipnya kerja sama antar BUMD penting untuk ditingkatkan guna


memberikan pelayanan yang maksimal kepada masyarakat dan juga selain itu
kerja sama antar BUMD tersebut diharapkan dapat menjadi simbiosis
mutualisme, terutama dalam meningkatkan pelayanan dan pendapatan
masing-masing BUMD.

Sejalan dengan hal tersebut, dalam rangka merealisasikan terwujudnya


kerjasama antar daerah dan/atau antar BUMD, maka perlu dilakukan analisis
potensi ekonomi untuk mengetahui sektor dan komoditas apa yang menjadi
potensi daerah Kota Balikpapan yang memungkinkan dan dapat untuk
dikerjasamakan dengan daerah atau BUMD di luar daerah Kota Balikpapan.
Arahan yang paling mungkin dalam waktu dekat adalah untuk komoditas
pangan.

Untuk itu, dilakukan perhitungan dan analisis potensi ekonomi dengan


pendekatan perhitungan jumlah produksi masing-masing komoditas dengan
kebutuhan yang harus dipenuhi pada wilayah Kota Balikpapan serta
persentase kemampuan daerah dalam menyediakan kebutuhan komoditas
tersebut dalam periode tertentu. Selisih positif dari pengurangan jumlah
produksi terhadap jumlah kebutuhan masyarakat pada wilayah Kota
Balikpapan dalam periode waktu tertentu disimpulkan bahwa komoditas
tersebut merupakan komoditas yang memiliki potensi untuk dikerjasamakan
ke luar daerah. Sedangkan selisih negatif dari pengurangan jumlah produksi
terhadap jumlah kebutuhan masyarakat pada wilayah Kota Balikpapan dalam
periode waktu tertentu disimpulkan bahwa komoditas tersebut merupakan
komoditas yang tidak memiliki potensi untuk dikerjasamakan ke luar daerah.

Berdasar hal tersebut setelah dilakukan perhitungan terhadap potensi sektor


perikanan, peternakan, perkebunan, dan pertanian tanaman pangan di Kota
Balikpapan untuk periode tahun 2018 (bulan Januari sampai dengan bulan

Bab 5 Potensi Bisinis BUMD di Kota Balikpapan | VI - 3


Laporan Draft Akhir
Penyusunan Potensi/Bisnis BUMD Yang Dapat Dikerjasamakan

Agustus), dapat diketahui bahwa secara umum sektor yang memiliki potensi
adalah “Sektor Peternakan dan Sektor Pertanian Tanaman Pangan” dengan
gap positif masing-masing sebesar 6.089,26 ton dan 1.389.819,79 ton. Secara
spesifik yang menjadi komoditas yang berpotensi pada sektor peternakan
adalah komoditas daging sapi dengan nilai gap positif sebanyak 206,50 ton
dan komoditas daging ayam dengan selisih positif sebanyak 8.687,95 ton.
Sedangkan pada sektor pertanian tanaman pangan, secara spesifik komoditas
yang memiliki potensi adalah komoditas jangung manis (1.469.281,11 ton), ubi
kayu (3.668,01 ton), talas (74,70 ton), sawi (4.696,83 ton), kacang panjang
(607,87 ton), cabe besar (529,61 ton), cabe rawit (77,91 ton), terong (371,32
ton), buncis (346,47), ketimun (765,61 ton), kangkung (1.996,26 ton), dan
bayam (3.208,70 ton).

Secara lengkap kondisi sektor yang memiliki potensi dengan komoditasnya


masing-masing sebagaimana diuraikan tersebut di atas, dapat dilihat pada
tabel berikut ini :
Tabel 5.1
Identifikasi dan Perhitungan Potensi Bisnis BUMD di Kota Balikpapan
Menurut Sektor dan Jenis Komoditas Tahun 2018
TAHUN 2018

NO KOMODITI Kemampuan
Produksi Kebutuhan Surplus/Minus
Penyediaan KONDISI
(Ton) (Ton) (Ton)
(%)

I PERIKANAN :
Tidak
1 Tongkol Krai/ Loreng 351,82 2.381,64 14,77 (2.029,81) Berpotensi
Tidak
2 Layang Benggol 128,31 3.638,48 3,53 (3.510,17) Berpotensi
Tidak
3 Siro / Sembula 105,46 3.638,48 2,90 (3.533,02) Berpotensi
Tidak
4 Tembang 36,79 3.638,48 1,01 (3.601,69) Berpotensi
Tidak
5 Trakulu/ Kuwe 7,81 3.638,48 0,21 (3.630,67) Berpotensi
Tidak
6 Kembung 52,36 1.564,94 3,35 (1.512,58) Berpotensi

7 Aneka Ikan * 1.745,90 - - 1.745,90 Berpotensi

Bab 5 Potensi Bisinis BUMD di Kota Balikpapan | VI - 4


Laporan Draft Akhir
Penyusunan Potensi/Bisnis BUMD Yang Dapat Dikerjasamakan

TAHUN 2018

NO KOMODITI Kemampuan
Produksi Kebutuhan Surplus/Minus
Penyediaan KONDISI
(Ton) (Ton) (Ton)
(%)
Jumlah Perikanan Tidak
Tangkap 2.428,45 18.500,48 13,13 (16.072,03) Berpotensi
Tidak
8 Bandeng 15,50 1.349,76 1,15 (1.334,26) Berpotensi
Tidak
9 Lele 82,70 503,71 16,42 (421,02) Berpotensi
Jumlah Perikanan Tidak
Budidaya 98,20 1.853,47 5,30 (1.755,27) Berpotensi
Tidak
TOTAL 2.526,65 20.353,96 12,41 (17.827,31) Berpotensi

II PETERNAKAN :
1 Daging Sapi 394,78 188,28 209,68 206,50 Berpotensi
2 Daging Ayam 12.068,46 3.380,51 357,00 8.687,95 Berpotensi
Tidak
3 Telur 318,57 3.123,76 10,20 (2.805,19) Berpotensi
Jumlah Peternakan 12.781,81 6.692,55 190,99 6.089,26 Berpotensi

III PERKEBUNAN :
1 Karet 4.021,36 - - 4.021,36 Berpotensi
Tidak
2 Kelapa Dalam 148,02 13.497,58 1,10 (13.349,56) Berpotensi
Tidak
3 Lada 10,14 28.931,76 0,04 (28.921,62) Berpotensi
4 Kopi Robusta 1,10 - - 1,10 Berpotensi
5 Kakao 0,68 - - 0,68 Berpotensi
Tidak
6 Kemiri 15,97 56.631,14 0,03 (56.615,17) Berpotensi
7 Pinang 1,13 - - 1,13 Berpotensi
8 Kelapa Sawit 138,65 - - 138,65 Berpotensi
Tidak
Jumlah Perkebunan 4.337,05 99.060,48 4,38 (94.723,43) Berpotensi

PERTANIAN
IV TANAMAN PANGAN :
1 PADI SAWAH 136,80 - - 136,80 Berpotensi
2 PADI LADANG 6,80 - - 6,80 Berpotensi
Tidak
3 BERAS 93,34 48.354 0,19 (48.260,75) Berpotensi
Tidak
4 JAGUNG 107,80 359 29,99 (251,65) Berpotensi
5 JAGUNG MANIS 1.470.000,00 719 204.481,14 1.469.281,11 Berpotensi

Bab 5 Potensi Bisinis BUMD di Kota Balikpapan | VI - 5


Laporan Draft Akhir
Penyusunan Potensi/Bisnis BUMD Yang Dapat Dikerjasamakan

TAHUN 2018

NO KOMODITI Kemampuan
Produksi Kebutuhan Surplus/Minus
Penyediaan KONDISI
(Ton) (Ton) (Ton)
(%)
Tidak
6 KEDELAI - 1.677 - (1.677,42) Berpotensi
Tidak
7 KACANG TANAH 83,00 5.315 1,56 (5.231,67) Berpotensi
8 UBI KAYU 5.555,10 1.887 294,37 3.668,01 Berpotensi
Tidak
9 UBI JALAR 240,00 710 33,79 (470,33) Berpotensi
10 TALAS 156,00 81 191,87 74,70 Berpotensi
Tidak
11 BENGKUANG 86,00 719 11,96 (632,89) Berpotensi
Tidak
12 BAWANG MERAH 104,00 10.629 0,98 (10.525,34) Berpotensi
Tidak
13 BAWANG DAUN - 60 - (59,91) Berpotensi
Tidak
14 Kembang Kol 31,00 60 51,75 (28,91) Berpotensi
15 SAWI 5.420,00 723 749,48 4.696,83 Berpotensi
16 KACANG PANJANG 1.339,60 732 183,07 607,87 Berpotensi
17 CABE BESAR 756,40 227 333,52 529,61 Berpotensi
18 CABE RAWIT 818,20 740 110,52 77,91 Berpotensi
Tidak
19 JAMUR 109,68 740 14,82 (630,61) Berpotensi
Tidak
20 TOMAT 666,40 1.540 43,26 (874,08) Berpotensi
21 TERONG 1.133,00 762 148,75 371,32 Berpotensi
22 BUNCIS 667,40 321 207,96 346,47 Berpotensi
23 KETIMUN 1.484,50 719 206,50 765,61 Berpotensi
24 KANGKUNG 3.832,00 1.836 208,74 1.996,26 Berpotensi
25 BAYAM 4.869,00 1.660 293,26 3.208,70 Berpotensi
Tidak
26 PARE 106,00 719 14,74 (612,89) Berpotensi
Tidak
27 GAMBAS 106,00 719 14,74 (612,89) Berpotensi
Tidak
28 SELEDRI 36,00 1.489 2,42 (1.453,13) Berpotensi
Tidak
29 SEMANGKA 895,00 25.521 3,51 (24.625,69) Berpotensi
JUMLAH PERTANIAN
TANAMAN PANGAN 1.498.839,02 109.019,23 1.374,84 1.389.819,79 Berpotensi
Sumber : Dinas Pertanian, Peternakan, dan Perikanan Kota Balikpapan (Data Diolah), 2018

Pemerintah Kota Balikpapan terus berupaya mengoptimalkan komoditas


unggulan di daerah agar mampu menjadi ikon daerah agar orang yang datang

Bab 5 Potensi Bisinis BUMD di Kota Balikpapan | VI - 6


Laporan Draft Akhir
Penyusunan Potensi/Bisnis BUMD Yang Dapat Dikerjasamakan

ke Kaltim ingat dengan komoditas unggulan di daerah setempat. Salah


satunya buah naga yang subur ditanam di Kota Balikpapan. Produk tersebut
diharapkan dapat dikembangkan melalui hilirisasi produk, sehingga komoditas
unggulan Kaltim dapat dikenal. Komoditas seperti buah naga ini memang
sangat banyak di Kota Balikjpapan, hanya saja, yang terpenting dalam
pengembangan komoditas unggulan ini adalah bagaimana pengembangan
hilirisasinya. Termasuk ke urusan kemasan untuk produk olahan yang siap
dinikmati. Karena itu, pertemuan keilmuan dan penelitian tentang
pengembangan sektor ekonomi yang potensial perlu dilakukan. Dengan
adanya komoditas unggulan tersebut, diharapkan ke depan daerah ini mampu
mengoptimalkan komoditas yang ada, sehingga mampu menjadi ikon daerah
dan potensi bisnis yang adapat dikerjasamakan.

6.2 ANALISA OPERASIONAL


Dari Uraian di atas, jenis komoditas yang dapat potensial dikerjasamakan
dengan BUMD Provinsi DKI Jakarta adalah sebagai berikut;

1. Jagung Manis

Produksi Produktivitas Harga Patokan Pendapatan Total


No Uraian Panen (Ha)
(ton) Rata-rata (ha) di Petani Petani (Ha) pendapatan
1 Panen Jagung 190 1,470 7.74 4,000 30,960,000 5,882,400,000
2 Biaya Total Usaha Tani (Ha) 190 - - - 11,515,459 2,187,937,123
3 Revenue/Cost Ratio 2.69 2.69

Secara Ekonomis data dari BPS Kota Balikpapan 2018, Jumlah potensi Produk
Komoditas Jagung Manis di kota Balikpapan dengan luas areal penanaman 190
Ha, mampu menghasilkan 7.74 ton/ha atau 7.740 kg/ha, dengan

Asumsi,

Harga per-kg adalah Rp. 4.000, maka mampu menghasilkan pendapatan


petani sebesar Rp.30.960.000,- atau Revenue Cost Ratio sekitar 2,69 dari
modal yang dikeluarkan Petani, layak dikerjasamakan.

Bab 5 Potensi Bisinis BUMD di Kota Balikpapan | VI - 7


Laporan Draft Akhir
Penyusunan Potensi/Bisnis BUMD Yang Dapat Dikerjasamakan

Namun juga harus diperhitungkaan jika terjadi kerjasama adalah ;

 Kriteria Sifat dari komoditas ini, Kadar air,


 Biaya ekspedisi/pengangkutan untuk sampai ke PD Pasar Jaya
 Saingan atas produk sejenis antara lain Jawa Tengah (Berebes,
magelang); Jawa Barat (Cianjur) serta Lampung

2. Bawang Merah

Pendapatan Usaha Tani (Ha)


Produktivitas
No Uraian Panen (Ha) Produksi Rata-rata (ha) - Harga Patokan Pendapatan Total
(ton) kg di Petani Petani (Ha) pendapatan
1 Panen Bawang Merah 60 729 12,150 8,500 103,275,000 6,196,500,000
2 Biaya Total Usaha Tani (Ha) 60 - - - 13,461,985 807,719,076
3 Revenue/Cost Ratio 7.67 7.67

Secara Ekonomis data dari BPS Kota Balikpapan 2018, Jumlah potensi Produk
Komoditas Bawang Merah di kota Balikpapan dengan luas areal penanaman 2
(dua) hektar, mampu menghasilkan 12.150 kg Bawang merah, dengan

Asumsi,

Harga per-kg adalah Rp. 8.500, maka mampu menghasilkan pendapatan


petani sebesar Rp.103.275.000,- atau Revenue Cost Ratio sekitar 7,67 dari
modal yang dikeluarkan Petani.

Namun juga harus diperhitungkaan jika terjadi kerjasama adalah ;

 Sifat dari komoditas ini yang tidak tahan lama (perisable),


 Biaya ekspedisi/pengangkutan untuk sampai ke PD Pasar Jaya
 Saingan atas produk sejenis antara lain Jawa Tengah (Berebes,
magelang); Jawa Barat (Cianjur) serta Lampung

Bab 5 Potensi Bisinis BUMD di Kota Balikpapan | VI - 8


Laporan Draft Akhir
Penyusunan Potensi/Bisnis BUMD Yang Dapat Dikerjasamakan

3. Cabe Merah

Produksi Produktivitas Rata-rata per- Harga Patokan Pendapatan Total


No Uraian Panen (Ha)
(ton) Rata-rata (ha) kg di Petani Petani (Ha) pendapatan
1 Panen Cabe Merah Besar 65 5,870 90.31 90,308 15,000 1,354,615,385 88,050,000,000
2 Biaya Total Usaha Tani (Ha) 65 - - - 37,280,000 2,423,200,000
3 Revenue/Cost Ratio 36.34 36.34

Menurut data BPS Kota Balikpapan 2018, Jumlah potensi Produk Komoditas
Cabe Merah Besar di kota Balikpapan,

Asumsi;

Luas areal penanaman 65 (enam puluh lima) hektar, sesuai dengan Data
Rencana Dinas Pertanian Kota Balikpapan

Tiap Hektar menghasilkan 90.308 kg/ha, dengan asumsi harga per-kg adalah
Rp. 15.000, maka mampu menghasilkan pendapatan petani sebesar
Rp.1.354.615.385,- atau Revenue Cost Ratio sekitar 36.34 dari modal yang
dikeluarkan Petani, sehingga layak .

Namun juga harus diperhitungkaan jika terjadi kerjasama adalah ;

 Sifat dari komoditas ini yang tidak tahan lama (perisable),


 Baya ekspedisi/pengangkutan untuk sampai ke PD Pasar Jaya
 Saingan atas produk sejenis antara lain Jawa Tengah (Brebes,
Magelang); Jawa Barat (Cianjur) serta Lampung, serta Jawa Timur

4. Cabe Rawit

Produksi Produktivitas Harga Patokan Pendapatan Total


No Uraian Panen (Ha)
(ton) Rata-rata (ha) di Petani Petani (Ha) pendapatan
1 Panen Cabe Rawit 1 2.257 2,257.00 18,000 40,626,000 40,626,000
2 Biaya Total Usaha Tani (Ha) 1 - - - 37,280,000 37,280,000
3 Revenue/Cost Ratio 1.09 1.09

Menurut data BPS Kota Balikpapan 2018, Jumlah potensi Produk Komoditas
Cabe Merah Besar di kota Balikpapan,

Bab 5 Potensi Bisinis BUMD di Kota Balikpapan | VI - 9


Laporan Draft Akhir
Penyusunan Potensi/Bisnis BUMD Yang Dapat Dikerjasamakan

Asumsi;

Luas areal penanaman 78 (tujuh puluh delapan) hektar, sesuai dengan Data
Rencana Dinas Pertanian Kota Balikpapan 2018

Tiap Hektar menghasilkan 2.257 kg/ha, dengan asumsi harga per-kg adalah Rp.
18.000, maka mampu menghasilkan pendapatan petani sebesar
Rp.40.626.000,- atau Revenue Cost Ratio sekitar 1.09 dari modal yang
dikeluarkan Petani, sehingga layak dikerjasamakan .

Namun juga harus diperhitungkaan jika terjadi kerjasama adalah ;

 Sifat dari komoditas ini yang tidak tahan lama (perisable),


 Baya ekspedisi/pengangkutan untuk sampai ke PD Pasar Jaya
 Saingan atas produk sejenis antara lain Jawa Tengah (Brebes,
Magelang); Jawa Barat (Cianjur) serta Lampung, serta Jawa Timur;
 Pola Penanaman yang Efektif dan Efisien agar produktivitas semakin
meningkat per Ha dalam 1 masa tanam

5. Buah Naga

Produksi Harga Rata Pendapatan Total


No Uraian Panen Per pohon/kg dalam 1 areal tanam
(kg) (kg) Petani (Ha) pendapatan
1 Tahun I Assumption : 85% siap Panen @1.3 kg/pohon @ 15.000 1,105 15,000.00 16,575,000 -
2 Tahun II Assumption : 100% Siap Panen @ 2 kg/pohon @ 18.000 2,000 20,000.00 40,000,000 -
3 Tahun III Assumption : 100% Siap Panen @ 2 kg/pohon @ 18.000 2,000 20,000.00 40,000,000 96,575,000.00
4 Cost of Investment 66,421,666.67
Benefit Cost Ratio 1.45

Asumsi :

 Luasan lahan 1.600 M2 dalam sekali tanam


 Harga patokan petani Rp.15.000-25.000 per kg
 Dari table tersebut diatas diperoleh Pendapatan selama 3 tahun
sebesar Rp. 96.575.000,- sementara biaya Investasi dan modal kerja
yag dikeluarkan sebesar Rp. 66.421.667, sehingga B/C Ratio menjadi
1.45, layak dikerjasama.

Bab 5 Potensi Bisinis BUMD di Kota Balikpapan | VI - 10


Laporan Draft Akhir
Penyusunan Potensi/Bisnis BUMD Yang Dapat Dikerjasamakan

Hal yang harus menjadi perhatian dalam kerjasama komoditas ini;

 Pola tanam yang harus baik


 Produk atas buah naga merupakan buah yang tidak tahan lama,
sehingga membutuhkan wadah (packging) yang baik agar kualitas
mutu dan rasanya tidak berkurang. Biaya pengangkutan/ekspedisi
 Harga dan Kualitas produk sejenis di Jawa Timur, terutama Banyuwangi
dan Jember

6. Pepaya Mini

Produksi Produktivitas Harga Patokan Pendapatan Total


No Uraian Panen (Ha)
(ton) Rata-rata (ha) di Petani Petani (Ha) pendapatan
1 Panen Pepaya Mini 30 40 1,333.33 12,000 16,000,000 480,000,000
2 Biaya Total Usaha Tani (Ha) 30 - - - 10,932,185 327,965,554
3 Revenue/Cost Ratio 1.46 1.46

Asumsi:

 Luasan lahan 1 Ha dalam sekali tanam


 Harga patokan petani Rp.10.000-20.000 per kg
 Dari table tersebut diatas diperoleh Pendapatan sebesar Rp.
16.000.000,- sementara biaya Investasi dan modal kerja yag
dikeluarkan sebesar Rp. 10.932.185,- ,sehingga B/C Ratio menjadi 1.46,
layak dikerjasama.

Hal yang harus menjadi perhatian dalam kerjasama komoditas ini;

 Pola tanam yang harus baik


 Produk atas buah naga merupakan buah yang tidak tahan lama,
sehingga membutuhkan wadah (packging) yang baik agar kualitas
mutu dan rasanya tidak berkurang. Biaya pengangkutan/ekspedisi
 Harga dan Kualitas produk sejenis di Jawa Barat, terutama Cianjur dan
Jawa Tengah, Magelang serta Jawa Timur, Jember

Bab 5 Potensi Bisinis BUMD di Kota Balikpapan | VI - 11


Laporan Draft Akhir
Penyusunan Potensi/Bisnis BUMD Yang Dapat Dikerjasamakan

Sedangkan Potensi Komoditas yang bisa dikerjasamakan Antara Perusahaan


Daerah DKI Jakarta (PD Pasar Jaya dan PT Food Station Tjipinang Jaya) dengan
Perusahaan Daerah Manuntung Sukses, Kota Balikpapan, antara lain;

PT Food Station Tjipinang;

 Pusat Penggilingan Beras sesuai Kriteria yang ada, terutama untuk jenis
padi PK (Pecah Kulit),
 Pengelolaan Lahan Pangan Nasional, dimana PT Food Station Tjipinang
akan membantu proses penanaman sampai pembelian hasil komoditas
yang dihasilkan sesuai perjanjian kerjasama dengan Pemerintah Daerah
Setempat, dengan Prinsip Saling Menguntungkan dalam Jangka
Panjang
 Distribusi Beras, terutama untuk mengantisipasi ketersedian beras dari
lonjakan harga bahan pokok kebutuhan penduduk Kota Balikpapan,
terutama penyediaan beras berkualitas untuk para ASN (harga
bersubsidi)
 Packging, kerjasama dalam hal pembuatan packging atas komoditas di
daerah Kota Balikpapan, terutama seperti untuk Minyak Curah; Tepung
Maizzena dengan Branded Daerah dimana Komodistas dihasilkan
 Transportasi, yang berkaitan dengan distribusi Komoditas antar Daerah
 Resi Gudang, yang berkaitan dengan penyimpanan komoditas daerah,
untuk perdagangan atau menjaga Ketersediaan Pangan

PD Pasar Jaya;
 Merupakan Perusahaan Daerah untuk Distribusi Produk/komoditas
yang dihasilkan oleh PT Food Station Tjipinang dan atau Perusahaan
Daerah DKI Jakarta lainnya (PT Darmajaya, yang Khusus menangani
berbagai jenis Daging)

Bab 5 Potensi Bisinis BUMD di Kota Balikpapan | VI - 12


Laporan Draft Akhir
Penyusunan Potensi/Bisnis BUMD Yang Dapat Dikerjasamakan

 Menjadi Fasilitator/Mediator dalam mempertemukan Perusahaan


Daerah dengan Pelaku Usaha secara langsung, dalam kesepakatan
harga dan kualitas komoditas yang ada

6.3 REVIEW SURVEY DI PROPINSI DKI JAKARTA


Badan Pembinaan BUMD Provinsi DKI Jakarta merupakan unsur pendukung
tugas Pemerintah Daerah yang mempunyai tugas melakukan pembinaan dan
pengembangan Badan Usaha Milik Daerah.

Untuk melaksanakan tugas tersebut, Badan Pembinaan BUMD Provinsi DKI


Jakarta, mempunyai fungsi antara lain :
1) Perumusan dan penetapan kebijakan di bidang penyusunan inisiatif bisnis
strategis, penguatan daya saing dan sinergi, penguatan kinerja, penciptaan
pertumbuhan berkelanjutan, restrukturisasi, pengembangan usaha, serta
peningkatan kapasitas infrastruktur bisnis BUMD;
2) Koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang penyusunan
inisiatif bisnis strategis, penguatan daya saing dan sinergi, penguatan
kinerja, penciptaan pertumbuhan berkelanjutan, restrukturisasi,
pengembangan usaha, serta peningkatan kapasitas infrastruktur bisnis
BUMD;
3) Pengkajian dan pengajuan pembentukan BUMD baru;
4) Pelaksanaan monitoring dan evaluasi pengelolaan BUMD;
5) Pelaksanaan monitoring dan evaluasi kinerja pengurus BUMD dan
Perseroan Wakil Pemerintah Daerah;
6) Pelaksanaan monitoring dan evaluasi proyek penugasan strategis
Gubernur pada BUMD;
7) Pelaksanaan pengangkatan dan pemberhentian Direksi, Badan Pengawas,
dan Komisaris pada BUMD dan Perseroan Wakil Pemerintah Daerah;

Bab 5 Potensi Bisinis BUMD di Kota Balikpapan | VI - 13


Laporan Draft Akhir
Penyusunan Potensi/Bisnis BUMD Yang Dapat Dikerjasamakan

8) Penyelenggaraan seleksi dan pengajuan calon pengurus BUMD dan


Perseroan Wakil Pemerintah Daerah;
9) Pengkajian dan pengajuan rencana akuisisi, merger, spinoff, privatisasi,
divestasi, perubahan bentuk badan hukum, dan likuidasi BUMD;
10) Pengkajian dan proses pengesahan penghasilan/ remunerasi pengurus
BUMD;
11) Pengkajian dan proses pengesahan rencana jangka panjang (RJP), rencana
kerja dan anggaran perusahaan (RKAP), dan laporan tahunan BUMD dan
Perseroan;
12) Pengajuan rencana investasi langsung penyertaan modal daerah pada
BUMD dan Perseroan berkoordinasi dengan BPKD;
13) Pengelolaan investasi daerah yang bersifat langsung berupa penyertaan
modal daerah;
14) Pelaksanaan evaluasi nilai ekonomi dan kontribusi keuangan BUMD dan
Perseroan terhadap Pemerintah Daerah.

Dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi tersebut, terutama poin l dan m,
mengacu pada Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah Pasal 304 bahwa Daerah dapat melakukan penyertaan modal pada
BUMD dan penyertaan tersebut dapat ditambah, dikurangi, dijual kepada
pihak lain, dan/atau dapat dialihkan pada BUMN dan/atau BUMD sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Mengacu pada uraian di atas, Badan Pembinaan BUMD Provinsi DKI Jakarta,
sesuai tugas pokok dan fungsinya dalam hal penyertaan modal daerah, agar
lebih komprehensif dan tujuan penyertaan modal lebih tepat sasaran, perlu
menggunakan jasa tenaga profesional dan independen sebagai Analis
Investasi.
Sebagai gambaran umum, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memiliki 23 (dua
puluh tiga) BUMD/PT Patungan sebagai berikut:

Bab 5 Potensi Bisinis BUMD di Kota Balikpapan | VI - 14


Laporan Draft Akhir
Penyusunan Potensi/Bisnis BUMD Yang Dapat Dikerjasamakan

1. Perusahaan Daerah
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memiliki 5 (lima) Perusahaan Daerah.
Perusahaan Daerah adalah perusahaan yang seluruh modalnya berasal dari
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Dengan demikian kepemilikan dari
perusahaan-perusahaan daerah tersebut 100% dimiliki oleh Pemerintah
Provinsi DKI Jakarta dan tidak terbagi atas saham sebagaimana dijelaskan
sebagai berikut:
a. PD PAL Jaya
Merupakan Perusahaan Daerah yang bergerak dalam bidang jasa
pelayanan pengelolaan dan penyaluran air limbah serta pengumpulan
melalui sistem perpipaan, sistem setempat serta pengolahannya. PD
PAL Jaya dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 1991
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan
Daerah Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan
Daerah Nomor 10 Tahun 1991 tentang Perusahaan Daerah Pengelolaan
Air Limbah DKI Jakarta.
b. PD Pasar Jaya
Merupakan Perusahaan Daerah yang bergerak dalam bidang pelayanan
umum meliputi pengurusan dan pengelolaan area pasar, pembinaan
kepada pedagang pasar, menjaga stabilitas harga dan kelancaran
distribusi barang dan jasa di pasar. PD Pasar Jaya didirikan berdasarkan
Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 1982 sebagaimana telah diubah
beberapa kali terakhir dengan Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2009
tentang Perusahaan Daerah Pasar Jaya dan Peraturan Daerah Nomor
14 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Nomor 2
Tahun 2009 tentang Perusahaan Daerah Pasar Jaya.
c. PD AM Jaya
Merupakan Perusahaan Daerah yang bergerak dalam bidang
penyediaan air bersih yang didirikan berdasarkan Peraturan Daerah

Bab 5 Potensi Bisinis BUMD di Kota Balikpapan | VI - 15


Laporan Draft Akhir
Penyusunan Potensi/Bisnis BUMD Yang Dapat Dikerjasamakan

Nomor 13 Tahun 1992 tentang Perusahaan Daerah Air Minum DKI


Jakarta (PAM Jaya).
d. PD Pembangunan Sarana Jaya
Merupakan Perusahaan Daerah yang bergerak dalam bidang property
and land banking/bank tanah yang didirikan dengan Peraturan Daerah
DKI Jakarta Nomor 2 Tahun 1982 tentang Perusahaan Daerah
Pembangunan Sarana Jaya dan telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2014 tentang Perubahan
Kedua atas Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 1982 tentang Perusahaan
Daerah Pembangunan Sarana Jaya Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
e. PD Dharma Jaya
Merupakan Perusahaan Daerah yang bergerak dalam bidang jasa
pemotongan ternak serta usaha pengadaan dan penyaluran daging.
Sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2013 Pasal 5,
perusahaan daerah bertujuan membantu dan menunjang
kebijaksanaan umum pemerintah daerah dalam rangka ketahanan
pangan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya
produk hewani dan petani ternak, dengan melakukan:
 Penyediaan dan penampungan ternak potong;
 Mengelola RPH dan pemotongan ternak;
 Penyediaan tempat penyimpanan produk hewani;
 Pendistribusian, pengangkutan dan pemasaran produk hewani
serta hasilnya;
 Usaha lain yang sesuai dengan tujuan dan usaha Perusahaan
Daerah.
PD Dharma Jaya didirikan dengan Peraturan Daerah DKI Jakarta Nomor
5 Tahun 1985 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah DKI
Jakarta Nomor 11 Tahun 2013.

2. BUMD Perseroan Terbatas (PT)/Patungan

Bab 5 Potensi Bisinis BUMD di Kota Balikpapan | VI - 16


Laporan Draft Akhir
Penyusunan Potensi/Bisnis BUMD Yang Dapat Dikerjasamakan

Perseroan Terbatas atau PT Patungan yang dimiliki oleh Pemerintah


Provinsi DKI Jakarta merupakan penyertaan modal daerah DKI Jakarta
kepada pihak ketiga sesuai dengan ketentuan pembentukan perseroan
sebagaimana dijelaskan sebagai berikut:
BUMD Perseroan Terbatas
a. PT Bank DKI
Merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri perbankan
dan jasa keuangan. Kepemilikan saham Pemerintah Provinsi DKI
Jakarta pada PT Bank DKI adalah mayoritas yaitu sebesar 99.98%. PT
Bank DKI didirikan dengan Peraturan Daerah DKI Jakata Nomor 1 Tahun
1999 sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan
Peraturan Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 15 Tahun 2014
tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 1999
tentang Perubahan Bentuk Hukum Bank Pembangunan Daerah Daerah
Khusus Ibukota Jakarta dari Perusahaan Daerah (PD) menjadi
Perseroan Terbatas (PT) Bank Pembangunan Daerah Daerah Khusus
Ibukota Jakarta.
b. PT Jakarta Propertindo
Merupakan perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi dan
properti. Kepemilikan saham Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada PT
Jakarta Propertindo adalah mayoritas yaitu sebesar 99.99%. PT Jakarta
Propertindo didirikan dengan Peraturan Daerah DKI Jakarta Nomor 12
Tahun 2004 sebagaimana diubah terakhir dengan Peraturan Daerah
DKI Jakarta Nomor 6 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan
Daerah DKI Jakarta Nomor 12 Tahun 2004 tentang Penyertaan Modal
Pemerintah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Pada Perseroan
Terbatas Jakarta Propertindo.
c. PT Pembangunan Jaya Ancol, Tbk.
Merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pariwisata.
Kepemilikan saham Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada PT

Bab 5 Potensi Bisinis BUMD di Kota Balikpapan | VI - 17


Laporan Draft Akhir
Penyusunan Potensi/Bisnis BUMD Yang Dapat Dikerjasamakan

Pembangunan Jaya Ancol, Tbk. adalah mayoritas yaitu sebesar 72%. PT


Pembangunan Jaya Ancol, Tbk didirikan dengan Peraturan Daerah DKI
Jakarta Nomor 4 Tahun 1991 sebagaimana diubah terakhir dengan
Peraturan Daerah DKI Jakarta Nomor 16 Tahun 2014 tentang
Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 1991 tentang
Penyertaan Modal Daerah Khusus Ibukota Jakarta Pada Pembentukan
Perseroan Terbatas PT Pembangunan Jaya Ancol.

d. PT Food Station Tjipinang Jaya


Merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa penyewaan
gudang, pasar, dan perdagangan. Kepemilikan saham Pemerintah
Provinsi DKI Jakarta pada PT Food Station Tjipinang Jayaadalah
mayoritas yaitu sebesar 99,98%. PT Food Station Tjipinang Jaya
didirikan dengan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2014 tentang Badan
Usaha Milik Daerah Perseroan Terbatas Food Station Tjipinang Jaya.

e. PT Jakarta Tourisindo
Merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri pariwisata
dan usaha penyediaan akomodasi. Kepemilikan saham Pemerintah
Provinsi DKI Jakarta pada PT Jakarta Tourisindo adalah mayoritas yaitu
sebesar 99,35%. PT Jakarta Tourisindo didirikan dengan Peraturan
Daerah DKI Jakarta Nomor 5 Tahun 2004 tentang Perubahan Bentuk
Badan Hukum Perusahaan Daerah Wisata Niaga Jaya Daerah Khusus
DKI Jakarta dan Yayasan Wisma Jaya Raya menjadi Perseroan Terbatas
Jakarta Tourisindo dan Penyertaan Modal Pemerintah Propinsi Daerah
Khusus Ibukota Jakarta pada Perseroan Terbatas Jakarta Tourisindo.

f. PT MRT Jakarta
Merupakan perusahaan yang bergerak di bidang transportasi massal
berbasis rel. Kepemilikan saham Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada

Bab 5 Potensi Bisinis BUMD di Kota Balikpapan | VI - 18


Laporan Draft Akhir
Penyusunan Potensi/Bisnis BUMD Yang Dapat Dikerjasamakan

PT Mass Rapid Transit adalah mayoritas yaitu sebesar 99,99%. PT Mass


Rapid Transit didirikan dengan Peraturan Daerah DKI Jakarta Nomor 3
tahun 2008 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah
Nomor 7 Tahun 2013 tentang perubahan atas Peraturan Daerah Nomor
3 Tahun 2008 Tentang Pembentukan Badan Usaha Milik Daerah
(BUMD) Perseroan Terbatas PT MRT Jakarta dan Peraturan Daerah DKI
Jakarta Nomor 4 Tahun 2008 sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Daerah Nomor 8 tahun 2013 tentang perubahan atas
Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2008 tentang Penyertaan Modal
Daerah pada Perseroan Terbatas PT MRT Jakarta.

g. PT Transportasi Jakarta
Merupakan perusahaan yang bergerak di bidang penyelenggara sistem
Bus Rapid Transit. Kepemilikan saham Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
pada PT Transjakarta adalah mayoritas yaitu sebesar 99.62% PT
Transjakarta didirikan dengan Peraturan Daerah DKI Jakarta Nomor 4
Tahun 2014 tentang Pembentukan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)
Perseroan Terbatas PT Transjakarta dan perubahannya dalam
Peraturan Daerah 17 Tahun 2014.

h. PT Penjaminan Kredit Daerah Jakarta (Jamkrida)


Merupakan perusahaan yang bergerak di bidang usaha penjaminan
kredit. Kepemilikan saham Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada PT
Penjaminan Kredit Daerah Jakarta (Jamkrida) adalah mayoritas yaitu
sebesar 98,75%. PT Jamkrida didirikan dengan Peraturan Daerah DKI
Jakarta Nomor 13 Tahun 2013 tentang Pembentukan Badan Usaha Milik
Daerah (BUMD) Perseroan Terbatas PT Penjaminan Kredit Daerah
Jakarta.

Bab 5 Potensi Bisinis BUMD di Kota Balikpapan | VI - 19


Laporan Draft Akhir
Penyusunan Potensi/Bisnis BUMD Yang Dapat Dikerjasamakan

PT Patungan
a. PT Jakarta Industrial Estate Pulogadung (PT JIEP)
Merupakan perusahaan patungan Pemerintah Provinsi DKI di bidang
kawasan industri. Kepemilikan saham Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
pada PT JIEP adalah sebesar 50% sedangkan 50% lainnya dimiliki oleh
Pemerintah Pusat.
b. PT Pembangunan Jaya
Merupakan perusahaan patungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
yang bergerak di bidang Konstruksi. Kepemilikan saham Pemerintah
Provinsi DKI Jakarta pada PT Pembangunan Jaya adalah sebesar 38,8%.
c. PT Cemani Toka
Merupakan perusahaan patungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
yang bergerak di bidang distributor tinta. Kepemilikan saham
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada PT Cemani Toka adalah sebesar
27,42%.
d. PT Delta Djakarta, Tbk.
Merupakan perusahaan patungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
yang bergerak di bidang produsen dan distributor minuman.
Kepemilikan saham Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada PT Delta
Djakarta, Tbk. adalah sebesar 26,25%.
e. PT Asuransi Bangun Askrida
Merupakan perusahaan patungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
yang bergerak di bidang asuransi. Kepemilikan saham Pemerintah
Provinsi DKI Jakarta pada PT Asuransi Bangun Askrida adalah sebesar
4,47%.
f. PT Kawasan Berikat Nusantara
Merupakan perusahaan patungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
yang bergerak di bidang Kawasan Industri. Kepemilikan saham
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada PT Kawasan Berikat Nusantara
adalah sebesar 26,85%.

Bab 5 Potensi Bisinis BUMD di Kota Balikpapan | VI - 20


Laporan Draft Akhir
Penyusunan Potensi/Bisnis BUMD Yang Dapat Dikerjasamakan

g. PT Jakarta Internasional Expo


Merupakan perusahaan patungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
yang bergerak di bidang penyewaan tempat dan event organizer.
Kepemilikan saham Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada PT Jakarta
Internasional Expo adalah sebesar 13,125%.
h. PT Ratax Armada
Merupakan perusahaan patungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
yang bergerak di bidang transportasi taksi. Kepemilikan saham
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta adalah sebesar 28%.
i. PT Grahasahari Suryajaya
Merupakan perusahaan patungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
yang bergerak di bidang jasa perhotelan. Kepemilikan saham
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sebesar 8,08%.
j. PT Pakuan
Merupakan perusahaan yang bergerak di bidang usaha golf, hotel dan
resort. Kepemilikan saham Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada PT
Pakuan adalah minoritas yaitu sebesar 2,69%.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Pasal 331 ayat 4,
pendirian BUMD bertujuan untuk memberikan manfaat bagi
perkembangan perekonomian daerah pada umumnya,
menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa penyediaan barang
dan/atau jasa yang bermutu bagi pemenuhan hajat hidup masyarakat
sesuai kondisi, karakteristik dan potensi daerah yang bersangkutan
berdasarkan tata kelola perusahaan yang baik dan memperoleh laba
dan/atau keuntungan.

Dalam rangka mendorong bisnis yang semakin berkembang dan perlu


mendukung program-program Pemerintah di tahun anggaran 2018 dan
2019, maka diperlukan penasehat investasi seperti yang tercantum dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2017 tentang Badan Usaha Milik

Bab 5 Potensi Bisinis BUMD di Kota Balikpapan | VI - 21


Laporan Draft Akhir
Penyusunan Potensi/Bisnis BUMD Yang Dapat Dikerjasamakan

Daerah, disebutkan dalam Pasal 23 bahwa Penyertaan Modal Daerah


dilakukan untuk pengembangan usaha, penguatan struktur permodalan,
dan penugasan Pemerintah Daerah. Penyertaan Modal Daerah tersebut
dilaksanakan setelah dilakukan analisis investasi oleh Pemerintah Daerah
dan tersedianya rencana bisnis BUMD.

Untuk mendukung BUMD dalam melaksanakan tugas utamanya tersebut


Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk periode tahun 2018 dan tahun 2019
rencananya akan memberikan penyertaan modal kepada BUMD/PT
Patungan dalam bentuk uang dengan tujuan meningkatkan perekonomian
daerah yang sejalan dengan peningkatan perolehan pendapatan berupa
deviden serta pemberian penugasan dari Gubernur Provinsi DKI Jakarta
yang bersifat strategis dengan tujuan peningkatan pelayanan publik.
Mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 52 Tahun 2012
tentang Pedoman Pengelolaan Investasi tersebut, dalam Pasal 16
disebutkan bahwa sebelum melakukan investasi Pemerintah Daerah perlu
menyusun analisis investasi yang dilakukan oleh Analis Investasi. Analis
Investasi adalah tenaga profesional dan independen yang memberi nasihat
kepada Pemerintah Daerah mengenai pelaksanaan investasi Pemerintah
Daerah. Analis Investasi berfokus pada kewajaran suatu investasi dan/atau
divestasi untuk memberikan rekomendasi atas kelayakan investasi yang
diusulkan oleh BUMD/PT Patungan. Dalam pemberian Penyertaan Modal
Daerah diperlukan kajian atas usulan atau proposal yang diajukan oleh
BUMD/PT Patungan berdasarkan pada analisis kelayakan, analisis
portofolio dan analisis risiko.

6.4 PELUANG KERJASAMA


Dengan pertimbangan untuk melaksanakan ketentuan Pasal 369 Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, telah terbit
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 28 Tahun 2018 tentang Kerja Sama Daerah.

Bab 5 Potensi Bisinis BUMD di Kota Balikpapan | VI - 22


Laporan Draft Akhir
Penyusunan Potensi/Bisnis BUMD Yang Dapat Dikerjasamakan

Dalam PP ini disebutkan, Kerja Sama Daerah adalah usaha bersama antara
daerah dan daerah lain, antara daerah dan pihak ketiga, dan/atau antara
daerah dan lembaga atau pemerintah daerah di luar negeri yang didasarkan
pada pertimbangan efisiensi dan efektivitas pelayanan publik serta saling
menguntungkan.

Kerja Sama Daerah dengan Daerah Lain, yang selanjutnya disingkat KSDD,
menurut PP ini, adalah usaha bersama yang dilakukan daerah dengan daerah
lain dalam rangka penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan daerah untuk kesejahteraan masyarakat dan percepatan
pemenuhan pelayanan publik.

Menurut Pasal 2 ayat 1 dan 2 disebutkan bahwa dalam pelaksanaan KSDD,


daerah diwakili oleh gubernur atau bupati/wali kota yang bertindak untuk dan
atas nama daerah. Gubernur atau bupati/wali kota, lanjut PP ini, dapat
memberikan kuasa kepada pejabat di lingkungan perangkat daerah untuk
menandatangani perjanjian kerja sama.

KSDD, menurut PP ini, terdiri atas 2 (dua) kategori, yaitu kerja sama wajib yang
dilaksanakan oleh 2 (dua) atau lebih daerah yang berbatasan untuk
penyelenggaraan urusan pemerintahan yang memiliki eksternalitas lintas
daerah dan penyediaan layanan publik yang lebih efisien jika dikelola bersama;
dan kerjasama sukarela yang dilaksanakan oleh 2 (dua) atau lebih daerah yang
berbatasan atau tidak berbatasan untuk penyelenggaraan urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah namun dipandang lebih
efektif dan efisien jika dilaksanakan dengan bekerja sama.

Disebutkan dalam PP ini, objek KSDD merupakan urusan pemerintahan yang


menjadi kewenangan daerah untuk terwujudnya kesejahteraan masyarakat

Bab 5 Potensi Bisinis BUMD di Kota Balikpapan | VI - 23


Laporan Draft Akhir
Penyusunan Potensi/Bisnis BUMD Yang Dapat Dikerjasamakan

dan percepatan pemenuhan pelayanan publik, dan tidak boleh bertentangan


dengan kesusilaan, ketertiban umum, kepentingan nasional, dan/atau
ketentuan peraturan perundang-undangan.

Selain itu, penyelenggaraan KSDD harus mendapat persetujuan Dewan


Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dalam hal rencana KSDD membebani
masyarakat dan daerah dan/atau pendanaan KSDD belum teranggarkan dalam
anggaran pendapatan dan belanja daerah tahun anggaran berjalan.
“Ketentuan lebih lanjut mengenai tahapan KSDD dan materi muatan dokumen
KSDD diatur dalam Peraturan Menteri,” hal ini diebutkan pada Pasal 6 ayat (4)
PP ini.

Jika terjadi perselisihan dalam penyelenggaraan KSDD, menurut PP ini,


penyelesaiannya dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang mengatur mengenai tata cara penyelesaian perselisihan
antardaerah dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan. Sementara KSDD
berakhir karena:
a. berakhirnya jangka waktu KSDD;
b. tujuan KSDD telah tercapai;
c. terdapat kesepakatan yang mengakhiri kerja sama;
d. terjadi perubahan kebijakan berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang mengakibatkan KSDD tidak dapat
dilaksanakan; dan/atau
e. objek KSDD hilang atau musnah.
Menurut Pasal 9 ayat (2) PP ini, KSDD tidak dapat berakhir meskipun terjadi
pergantian kepemimpinan di daerah yang bekerja sama kecuali berdasarkan
ketentuan di atas.

Bab 5 Potensi Bisinis BUMD di Kota Balikpapan | VI - 24


Laporan Draft Akhir
Penyusunan Potensi/Bisnis BUMD Yang Dapat Dikerjasamakan

Menurut PP ini, Pemerintah Pusat dapat memberikan bantuan dana kepada


daerah untuk melaksanakan kerja sama wajib melalui anggaran pendapatan
dan belanja negara sesuai dengan kemampuan keuangan negara.

Pemerintah Daerah juga dapat memberikan bantuan keuangan kepada daerah


lainnya untuk melaksanakan kerja sama wajib melalui anggaran pendapatan
dan belanja daerah pada perangkat daerah sesuai dengan bidang yang
dikerjasamakan.

“Ketentuan mengenai tata cara pemberian bantuan keuangan sebagaimana


dimaksud diatur dalam Peraturan Menteri,” bunyi Pasal 12 ayat (4) PP ini.

Berdasarkan hal tersebut maka di wilayah Kota Balikpapan dikembangkan


Pelabuhan Laut Internasional sebagai transit point distribusi barang skala
nasional dan internasional. Kondisi ini didukung oleh lokasi Kota Balikpapan
yang berbatasan langsung dengan laut yang merupakan ALKI II.

6.4.1 Potensi Bisnis Yang Dapat Dikerjasamakan

Komoditas dan atau produk yang berpotensi dapat dikerjasamakan antara


Perusahaan Daaerah Pemerintah Kota Balikpapan “Manuntung Sukses”
dengan Perusahaan Daerah Provinsi DKI Jakarta dalam hal ini PD Pasar Jaya
dan PT Food Station Tjipinang adalah sebagai berikut;

Tanaman Pangan;

 Jagung Manis

Tanaman Holtikultura;

 Bawang Merah
 Cabe Merah

Bab 5 Potensi Bisinis BUMD di Kota Balikpapan | VI - 25


Laporan Draft Akhir
Penyusunan Potensi/Bisnis BUMD Yang Dapat Dikerjasamakan

 Cabe Rawit
 Buah Naga
 Pepaya Mini

Adapun pola kerjasama Dengan PD Pasar Jaya seperti gambar di bawah ini;

1 2
Produsen/Lembaga
PD Pasar Jaya User/Pengguna Produk
Usaha Daerah
4 3

Keterangan:
Pihak PD Pasar Jaya sebagai Mediator atas Kegiatan Kerjasama dengan
Pelaku Usaha lainnya yang membutuhkan Produk/komoditas jagung tersebut;
Pihak Produsen/Lembaga Usaha Daerah yang difasilitasi Perusahaan Daerah
membuat surat penawaran kerja sama perdagangan kepada pihak PD Pasar Jaya;
a) PD Pasar Jaya akan melanjutkan penawaran tersebut kepada Lembaga usaha
binaannya, atas jenis komoditas jagung tersebut, sesuai kriteria yang ada;
b) Pihak Pelaku usaha yang membutuhkan komoditas tersebut akan
memberikan tanggapan atas penawaran yang ada, jika sesuai kriteria yang
dibutuhkan, maka akan melakukan confirm kepada PD Pasar Jaya;
c) PD Pasar Jaya atas konfirmasi dari pelaku usaha yang membutuhkan tersebut,
akan memberitahukan (dalam bentuk Undangan Resmi) kepada penghasil
komoditas tersebut untuk bisa melakukan pertemuan, berupa presentasi,
dengan menghadirkan juga pelaku usaha yang membutuhkan produk
tersebut
d) Jika kedua pelaku usaha sudah mengetahui potensi dan kriteria yang
diinginkan maka akan dibuatkan MoU antar Kedua belah pihak. MoU yang
telah disepakati biasanya dilakukan Kontrak Putus, dan atau jangka panjang
sesuai kebutuhan permintaan di pasar atas komoditas tersebut, dengan
model pembayaran non tunai (cashless).

Bab 5 Potensi Bisinis BUMD di Kota Balikpapan | VI - 26


Laporan Draft Akhir
Penyusunan Potensi/Bisnis BUMD Yang Dapat Dikerjasamakan

Model Kerjasama dengan PT Food Station Tjipinang adalah sebagai berikut ini;
Perusahaan daerah yang memiliki komoditas potensi yang akan dikerjasama,
bisa langsung ke Kantor Pusat PT Station Tjipinang, dengan membawa sample
komoditas yang sesuai dengan Usaha inti (core business)  Dilakukan Uji
Laboratorium atas komoditas tersebut, apakah sesuai dengan kriteria atau
tidak  jika sesuai dengan kriteria komoditas yang menjadi inti usaha  Pihak
PT Food Station Tjipinang akan langsung ke lokasi di mana Perusahaan Daerah
tersebut memiliki komoditas yang sesuai, maksud kunjungan tersebut adalah,
mengetahui kemampuan dan kondisi stok komoditas yang akan
dikerjasamakan, termasuk pola pengumpulan dari petani  Jika sudah sesuai
antara kondisi komoditas dan kemampuan perusahaan tersebut, akan
dilakukan MoU antar PT Food Station Tjipinang dengan Perusahaan Daerah
tersebut; Pernjanjian Kerjasama ini meliputi, kualitas, kuantitas dan cara
pengiriman serta harga dalam jangka waktu tertentu, termasuk Pola
pembayaran yang akan dilakukan, biasanya dilakukan dengan non tunai
(cashless) setelah barang diterima di Gudang PT Food Station Tjipinang, yaitu
antara 3-4 hari kerja.

6.4.2 Landasan Ekonomi

1. Kestabilan harga bahan pangan merupakan fokus utama Pemerintah Kota


Balikpapan, sehingga seluruh Stakeholder melakukan pemantauan harga
secara reguler di wilayahnya masing-masing.
2. Dalam mengatasi gejolak harga pangan di wilayahnya, secara umum kerja
sama perdagangan antar daerah belum menjadi salah satu program kerja
Pemda. Beberapa Pemda yang telah menginisiasi program kerja sama
perdagangan antar daerah umumnya masih pada tahap adanya
kesepakatan bersama (MoU).
3. Beberapa tantangan yang dihadapi Pemda dalam program kerja sama
perdagangan antar daerah adalah keterbatasan fiskal daerah dalam

Bab 5 Potensi Bisinis BUMD di Kota Balikpapan | VI - 27


Laporan Draft Akhir
Penyusunan Potensi/Bisnis BUMD Yang Dapat Dikerjasamakan

pembiayaan implementasi program, masih terbatasnya informasi dan


kapasitas sumber daya Pemda terkait pengelolaan kerja sama
perdagangan antar daerah (format kelembagaan), dan aturan
pengelolaan keuangan daerah.
4. Menumbuhkan “daya saing wilayah” berupa Daya saing tempat (lokalitas
dan daerah) merupakan kemampuan ekonomi dan masyarakat lokal
(setempat) untuk memberikan peningkatan standar hidup bagi
warga/penduduknya, yang sangat bergantung pada iklim usaha yang
kondusif, keunggulan komparatif (comparative advantage), dan
keunggulan kompetitif (competitive advantage) daerah.

6.4.3 Landasan Filosofis

Manuntung Sukses dibentuk atas inisiasi Pemerintah Kota Balikpapan, dengan


tujuan akhirnya adalah Melayani Kebutuhan Masyarakat yang berada di Kota
Balikpapan khususnya dan Daerah lainnya yang membutuhkan pelayanan
kebutuhan pokok yang dihasilkannya.

Secara filosofis dengan dibentuknya Perusahaan Daerah Manuntung Sukses ini


adalah sebagai berikut;

Mampu memenuhi kebutuhan pokok masayarkat kota Balikpapan;


Dapat menjaga stabilitas harga, sehingga daya beli masyarakat tetap
baik,
Meningkatkan Potensi Kewirausahaan dan inovasi atas komoditas
unggulan yang ada,
Menciptakan lapangan kerja atas usaha baru yang mendukung produk
atau komoditas kota Balikpapan,
Menaikan pendapatan Masyarakat dan atau lembaga usaha yang
memiliki komoditas yang bisa bersaing dengan daerah lain, baik dari
segi harga dan kualitasnya,
Pada Akhirnya akan menumbuhkembangkan Kemandirian Kota
Balikpapan sebagai sentra komoditas tertentu dalam pelayanan

Bab 5 Potensi Bisinis BUMD di Kota Balikpapan | VI - 28


Laporan Draft Akhir
Penyusunan Potensi/Bisnis BUMD Yang Dapat Dikerjasamakan

pemenuhan kebutuhan pokok bagi masyarakatnya maupun daerah


lainnya

6.4.4 Landasan Sosiologis

Dengan adanya pembentukan Perusahaan Daerah Manuntung Sukses yang


oleh Pemerintah Kota Balikpapan, maka semua potensi ekonomi yang dimiliki
oleh dapat terserap dan memiliki nilai tambah bagi pemenuhan kebutuhan
pokoknya, pada Khusunya dan peningkatan Pendapatan Asli Daerah pada
Umumnya

Hal lain yang memberikan keuntungan bagi masyarakat sebagai pelaku


maupun sebagai pengguna adalah sebagai berikut;

Adanya kepastian harga dari setiap komoditas yang dihasilkan,


sehingga mampu memberikan iklim yang kondusif bagi pelaku usaha,
Menumbuhkan kepercayaan pelaku usaha dalam berusaha, yang pada
akhirnya memberikan penciptaan lapangan kerja baru pada setiap
entitas usaha , sehingga akan tumbuh kemandirian masyarakat,
Stabilitas harga yang terjamin, akan memberikan efek pada spesialisasi
pelaku Usaha dalam menghasilkan komoditas yang yang menjadi
Unggulan daerah (Leading sector),
Meningkatkan inovasi dan kewirausahan atas komoditas yang menjadi
unggulan daerahnya sesuai kondisi permintaan pasar yang ada dengan
harga yang relative bersaing,
Mampu meningkatkan status social dari masyarakat terutama dalam
hal pemenuhan kebutuhan pokok;
Adanya peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) pemerintah Kota
Balikpapan, karena perusahaan daerah Manuntung Sukses sebagai
Perusahaan Publik yang dimilikinya dapat menyerap komoditas
unggulan yang ada.

6.4.5 Landasan Yuridis


Berdasarkan aturan perundangan yang ada saat ini, Pemda dapat melakukan
kerjasama antar daerah di bidang pangan.

Bab 5 Potensi Bisinis BUMD di Kota Balikpapan | VI - 29


Laporan Draft Akhir
Penyusunan Potensi/Bisnis BUMD Yang Dapat Dikerjasamakan

 Dalam PP 50/2007 dan UU 23/2014 secara eksplisit menyebutkan bahwa


objek kerjasama antar daerah salah satunya meliputi bidang pangan
 Menurut UU 18/2012, Pemerintah Daerah dituntut untuk berperan aktif
dalam menjaga ketahanan pangan daerahnya
 Mengingat kenyataan bahwa tidak ada daerah yang mampu mencukupi
seluruh kebutuhannya sendiri, maka kerjasama perdagangan antar
daerah dapat menjadi salah satu solusi menjaga ketahanan pangan

Untuk menjalankan program kerjasama perdagangan antar daerah, Pemda


memiliki setidaknya 3 (tiga) alternatif kelembagaan, seperti gambar dibawah
ini,

Bab 5 Potensi Bisinis BUMD di Kota Balikpapan | VI - 30


Laporan Draft Akhir
Penyusunan Potensi/Bisnis BUMD Yang Dapat Dikerjasamakan

 Dalam pelaksanaan kerjasama antar daerah, Pemerintah Daerah dapat


membentuk Sekretariat Kerjasama
 Bagi Pemda yang memiliki BUMD, makan BUMD dapat dimanfaatkan
untuk menjalankan peran sebagai penyedia barang bagi pemenuhan
kebutuhan masyarakat, termasuk salah satunya dalam rangka
pemenuhan kebutuhan pangan daerah
 Pemda dapat bekerjasama dengan pihak ke tiga sebagai entitas yang
bertugas memoderasi perdagangan antar daerah

Dalam UU 23/2014 memberikan ruang bagi program kerja sama antar daerah
untuk mendapatkan alokasi anggaran dalam APBN, seperti gambar di bawa
ini,

Bab 5 Potensi Bisinis BUMD di Kota Balikpapan | VI - 31


Laporan Draft Akhir
Penyusunan Potensi/Bisnis BUMD Yang Dapat Dikerjasamakan

 Sekretariat Kerjasama (SKS) dalap dibiayai antar daerah yang bekerja


sama melalui pos hibah
 BUMD mendapatkan sumber pembiayaan melalui penyerataan modal
baik dari satu atau lebih daerah, pinjaman, dan hibah,
 Pembiayaan program kerjasama antar daerah menggunakan jasa pihak
ketiga dapat dibiayai melalui pos pengadaan jasa lainnya.
Atas uraian tersebut di atas, Perusahaan Daerah Manuntung Sukses bisa
melakukan kerjasama dalam pemenuhanan Kebutuhan Masyarakat dengan
Perusahaan Daerah di Provinsi DKI Jakarta, baik itu PD Pasar Jaya yang
berfungsi sebagai Pusat Perdagangan Grosir untuk Pemenuhan Kebutuhan
Pokok Masyarakat DKI Jakarta, dan ataupun dengan PT Food Station Tjipinang
Jaya, yang berfungsi sebagai Trading Company Perusahaan Daerah yang di
miliki oleh Provinsi DKI Jakarta dengan Core Business sebagai Preusahaan yang
mengumpulkan Stok barang dari berbagai daerah untuk menjaga stok
pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat di DKI Jakarta

Bab 5 Potensi Bisinis BUMD di Kota Balikpapan | VI - 32

Anda mungkin juga menyukai