KCV
KCV
KCV
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
NURMIATI
RISKA S.farm
15020150129
KROMATOGRAFI CAIR VAKUM
B. Maksud Praktikum
NURMIATI
RISKA S.farm
15020150129
KROMATOGRAFI CAIR VAKUM
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
NURMIATI
RISKA S.farm
15020150129
KROMATOGRAFI CAIR VAKUM
Prinsip dasar dari kromatografi cair vakum adalah pemisahan secara
adsorpsi dan partisi di percepat menggunakan pengurangan tekanan
(bantuan pompa vakum) untuk meningktakan kecepatan aliran cair dari
fase gerak. Penggunaan tekanan agar laju aliran eluen meningkat
meminimalkan proses difusi, perbedaan metode yang menggunakan
tekanan diaplikasikan pada bagian atas dari kolom untuk meningkatkan
kecepatan aliran, manipulasi dalam kolom mudah karena di bagian atas
dari kolom menggunakan tekanan atmosfer (Hostettmann, 2005).
Fasa diam yang digunakan dikemas dalam kolom yang digunakan
dalam KCV. Proses penyiapan fasa diam dalam kolom terbagi menjadi
dua macam, yaitu(Sarker et al., 2006) :
a. Cara Basah
Preparasi fasa diam dengan cara basah dilakukan dengan
melarutkan fasa diam dalam fase gerak yang akan digunakan.
Campuran kemudian dimasukkan ke dalam kolom dan dibuat merata.
Fase gerak dibiarkan mengalir hingga terbentuk lapisan fase diam yang
tetap dan rata, kemudian aliran dihentikan.
b. Cara kering
Preparasi fasa diam dengan cara kering dilakukan dengan cara
memasukkan fase diam yang digunakan ke dalam kolom kromatografi.
Fase diam tersebut selanjutnya dibasahi dengan pelarut yang akan
digunakan.
Pemilihan sistem pelarut untuk kromatografi kolom vakum cair dapat
dilakukan dengan 3 pendekatan yaitu penelusuran pustaka, mencoba
menerapkan data KLT pada pemisahan dengan kolom dan pemakaian
elusi dari pelarut non polar yang tidak menggerakkan zat terlarut
sampai pelarut polar yang menggerakkan zat terlarut. Sistem elusi
dapatdilakukan dengan metode gradien pelarut atau dengan sistem
isokratik. Elusi gradient (variasi kepolaran pelarut) dilakukan apabila
campuran senyawa cukup komplek sedangkan elusi isokratik dilakukan
NURMIATI
RISKA S.farm
15020150129
KROMATOGRAFI CAIR VAKUM
jika campuran senyawa yang akan dipisahkan sederhana. Sampel
dilarutkan dalam pelarut yang sesuai atau sampel dibuat serbuk
bersama adsorben (impregnasi) dan dimasukkan ke bagian atas kolom
kemudian dihisap perlahan-lahan. Kolom dielusi dengan pelarut yang
sesuai, dimulai dengan yang paling non polar. Kolom dihisap sampai
kering pada setiap pengumpulan fraksi. Kromatografi cair vakum, fraksi-
fraksi yang ditampung biasanya bervolume jauh lebih besar
dibandingkan dengan fraksi yang diperoleh dari kromatografi kolom
biasa. Langkah pemisahan menggunakan kromatografi cair vakum
biasanya dilakukan pada tahap awal pemisahan (pemisahan terhadap
ekstrak kasar yang diperoleh langsung dari proses ekstraksi).Jenis
pompa vakum yang paling banyak dipakai sekarang yaitu pompa jenis
reciprocating. Pompa ini terdiri dari ruangan kecil tempat pelarut yang
dipompa dengan cara gerakan piston maju-mundur yang dijalankan
oleh motor. Piston berupa batang gelas dan berkontak langsung
dengan larutan (Septyaningsih, 2010).
Kromatografi Vakum Cair mempunyai keuntungan yang utama
dibandingkan dengan kolom konvensional yaitu (Kasiman, 2006):
1. Konsumsi fase gerak KCV hanya 80% atau lebih kecil disbanding
NURMIATI
RISKA S.farm
15020150129
KROMATOGRAFI CAIR VAKUM
BAB III
METODE KERJA
A. Alat
NURMIATI
RISKA S.farm
15020150129
KROMATOGRAFI CAIR VAKUM
demi sedikit silika kasar sambil diaduk hingga homogen, didiamkan
hingga kering. Setelah kering dimasukkan kedalam kolom, diratakan
dan dimampatkan kemudian bagian atasnya ditutup dengan kertas
saring untuk mencegah pengotor dalam cairan pengelusi. Cairan
pengelusi yang kepolarannya paling rendah yaitu n-heksan-etil asetat
(50:0) ditambahkan melalui dinding kolom dan pompa vakum dijalankan
sehingga eluen turun dan mengelusi komponen kimia. Kemudian
dilanjutkan dengan cairan penyari yang kepolarannya lebih tinggi,
berturut – turut yaitu heksan-etil asetat (15:1), (10:1), (5:1), (1:1), (0:50),
etil asetat-metanol (1:1) dan terakhir metanol 50 mL sebagai pembilas.
Cairan yang ditampung keluar ditampung sebagai fraksi.
NURMIATI
RISKA S.farm
15020150129
KROMATOGRAFI CAIR VAKUM
BAB IV
NURMIATI
RISKA S.farm
15020150129
KROMATOGRAFI CAIR VAKUM
Pada praktikum ini kolom dipasang pada statif yaitu kolom vakum dan
kolom untuk tempat dimasukkannya eluen. Dimasukkan silika gel kasar
dan silika gel halus dengan perbandingan 30:10 kedalam kolom, alasan
penggunaan kombinasi silica gel kasar dan silica gel halus adalah agar
lebih mampat ketika didalam kolom dan eluen lebih cepat diabsorpsi dan
mencapai pemisahan yang maksimal. Dimasukkan kertas saring diatas
silica, alasan digunakan kertas saring agar silika dan sampel tidak
bercampur didalam kolom dan juga untuk meningkatkan mutu pemisahan.
Dimasukkan ekstrak daun melinjo (Gnetum gnemon L.) yang sudah
diencerkan dengan n-heksan kedalam kolom, kemudian dielusi dengan
pelarut atau eluen n-heksan : etil asetat dengan perbandingan 10:0, 9:1,
8:2, 7:3, 6:4, 5:5, 6:4, 7:3, 8:2, 9:1, 0:10 yang dimasukkan secara
berurutan, alasan penambahan perlarut dari polaritas terendah sampai
yang memiliki polaritas tinggi adalah agar semua fraksi yang ada didalam
kolom dapat turun atau terelusi seluruhnya sehingga dapat diperoleh
fraksi yang baik jika yang dimasukkan terlebih dahulu adalah pelarut polar
maka ditakutkan senyawa non polar pada sampel akan tertarik juga
sementara kita akan melakukan proses pemisahan antara senyawa polar
dan non polar dan pada akhir dari proses isolasi tidak ada lagi senyawa
non polar yang akan ditarik jika pelarut non polar digunakan lebih akhir.
Hasil elusi kemudian ditampung di dalam botol.
Adapun hasil yang didapatkan pada praktikum kromatografi cair vakum
pada daun melinjo (Gnetum gnemon L.) adalah sebagai berikut :
Tabel. Hasil pengamatan fraksi fraksinasi daun melinjo (Gnetum
gnemon L.)
Fraksi Fase gerak ( eluen ) Warna
1. 10 : 0 Kuning muda
2. 9:1 Kuning
NURMIATI
RISKA S.farm
15020150129
KROMATOGRAFI CAIR VAKUM
3. 8:2 Hijau pekat
NURMIATI
RISKA S.farm
15020150129
KROMATOGRAFI CAIR VAKUM
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
NURMIATI
RISKA S.farm
15020150129
KROMATOGRAFI CAIR VAKUM
DAFTAR PUSTAKA
Malik dan Najib Abdul., 2018. Penuntun dan Buku Kerja Praktikum
Fitokimia II. Universitas Muslim Indonesia. Makassar.
Hostettmann, K., Hostettmann, N., and Marston, A., 2005, Preparative
Chromatography Techniques, ed. terj, Penerbit ITB, Bandung.
NURMIATI
RISKA S.farm
15020150129
KROMATOGRAFI CAIR VAKUM
LAMPIRAN
Skema Kerja
Kolom Kromatografi
Dipasang di statif
Fraksi
GAMBAR
NURMIATI
RISKA S.farm
15020150129
KROMATOGRAFI CAIR VAKUM
NURMIATI
RISKA S.farm
15020150129
KROMATOGRAFI CAIR VAKUM
Perhitungan Eluen
0
-Untuk etil asetat : 10 x 50 mL = 0 mL
1
-Untuk etil asetat : 10 x 50 mL = 5 mL
2
-Untuk etil asetat : 10 x 50 mL = 10 mL
3
-Untuk etil asetat : 10 x 50 mL = 15 mL
4
-Untuk etil asetat : 10 x 50 mL = 20 mL
5
-Untuk etil asetat : 10 x 50 mL = 25 mL
NURMIATI
RISKA S.farm
15020150129
KROMATOGRAFI CAIR VAKUM
4
-Untuk n-heksan : 10 x 50 mL = 20 mL
6
-Untuk etil asetat : 10 x 50 mL = 30 mL
7
-Untuk etil asetat : x 50 mL = 35 mL
10
8
-Untuk etil asetat : 10 x 50 mL = 40 mL
9
-Untuk etil asetat : 10 x 50 mL = 45 mL
10
-Untuk etil asetat : 10 x 50 mL = 50 mL
NURMIATI
RISKA S.farm
15020150129