Aaaaaa
Aaaaaa
Aaaaaa
KONTROL DAN PROTEKSI PADA COAL FEEDER UNIT 1-4 PLTU SURALAYA
4. Sistem kontrol
Pada coal feeder unit 1-4 PLTU Suralaya menggunakan Sistem Kontrol
balik (Feedback Control System). Dalam sistem kontrol lingkar tertutup, nilai keluaran
berpengaruh langsung terhadap aksi pengaturan. Sinyal selisih (error) yaitu perbedaan
antara masukan acuan dan sinyal umpan balik diberikan kepada kontroler sedemikian
sehingga dalam prosesnya memperkecil selisih dan menghasilkan keluaran sistem pada
harga atau kondisi yang diinginkan. Sistem kontrol lingkar tertutup dalam
kenyataannya selalu merujuk kepada sistem yang menggunakan umpan balik untuk
Pada coal feeder terdapat sistem control yang mengatur kecepatan motor agar
sesuai dengan set point yang telah di tentukan oleh DCS , berikut diagram blok sistem
poin. Apabila sensor kecepatan menggunakan tacho (optical encorder) maka kecepatan
aktual di nyatakan dalam suatu serial pulsa (clock). Kecepatan motor tergantung
dengan frekuency set poin nya 0 – 1000 Hz menghasil kan kecepatan 0 – 1000 rpm.
Dan cara kerja diagram di atas DCS memberi setpoin dan di atur oleh control, dengan
coal feeder dan jika putaran motor tidak sesuai di deteksi menggunakan encorder
sensor kecepatan di feadback ke kontrol kembali proses nya mengulang terus hingga
output nya mengeluarkan putaran yang di inginkan / sama dengan set point.
Sistem belt weighing dirancang untuk terus menimbang jumlah coal yang
diangkut pada feeder belt. Berat aktual coal yang diangkut dihitung dengan
mengalikan beban feeder belt, dalam lbs / inci, kali kecepatan feeder belt. Sistem
yang digunakan untuk mengukur kedua nilai ini dijelaskan di bawah ini.
a. Belt load
Sinyal feeder weight dihasilkan oleh dua sel beban yang mendukung
roller timbangan tunggal. Dua rol rentang berat terletak di setiap sisi roller
timah untuk secara akurat menentukan panjang sabuk (dan jumlah batubara)
Karena sel beban hanya mendukung setengah dari berat pada rentang
Leff = Lg / 2
membaca sinyal voltase dari masing-masing sel beban dan mengubah sinyal
dalam batas yang dapat diterima, dan jika memang demikian, itu disimpan
untuk digunakan. Operasi yang sama kemudian dilakukan pada sel beban
lainnya, dan sinyal-sinyal itu dibandingkan satu sama lain untuk menguji
dari rata-rata historis yang tersimpan dalam memori. Jika sinyal ditentukan
valid, dua sinyal sel beban dijumlahkan, tala dikurangkan dan hasilnya
The belt load (Q) dihitung dari total berat (QB) sebagai berikut:
Q = QB / Leff
antara dua rol rentang berat. Parameter DT-9 P04.03 Panjang Platform
Efektif (Default: 18 inci, Min: 0.100 inci, Max: 50.000 inci) adalah setengah
jarak antara dua rol rentang berat. Untuk feeder tertentu, nilai yang
digunakan oleh DT-9 harus menjadi setengah dari nilai yang digunakan oleh
196NT.
b. Belt Speed
Selama operasi feeder normal, kecepatan belt dihitung dari motor RPM
pulsa per Panjang (Default: 300.00 P / inch, Min: 1.00 P / inch, Max:
1000000.00 P / inch).
balik yang dihitung yang berasal dari berat terukur dan sinyal kecepatan
volumetrik.
Pengaturan flow batu bara pada coal feeder dapat dilakukan dengan dua
buah metode. Metode yang pertama adalah volumetrik dan yang kedua adalah
berapa ton per jam batu bara yang harus dibakar pada boiler. Banyak factor yang
menentukan seberapa banyak batu bara yang diperlukan, salah satunya adalah
beban. ketika beban tinggi, maka secara otomatis akan membutuhkan steam
yang tinggi. Karena membutuhkan steam yang tinggi, maka proses perubahan
air dari cair hingga menghasilkan uap haruslah lebih cepat. Untuk mempercepat
itu, maka memerlukan pembakaran yang lebih tinggi dan flow air yang lebih
besar.
Gravimetrik
dihitung dengan menggunakan kecepatan belt dan beban belt aktual, dan
sistem kontrol. Parameter P03.05 feedrate Maksimum (Min: 0,0 lbs / jam,
Minimum Feedrate (Min: 0,0 lbs / jam, Max : 50.000 lbs / jam). Parameter
Volumetrik
oleh sinyal permintaan tingkat umpan yang dipasok oleh plant control
Parameter P02.05 aliran nominal flow rate lo harus selalu sesuai dengan
normal.
a. setting density
Volumetrik Gravimetrik
(m/s) (m/s)
V yang dimaksud adalah kecepatan dengan satuan m/s. Jika tidak terdapat data
kecepatan dalam satuan m/s maka dapat dilakukan dengan cara konversi, yaitu denngan
cara :
a) V dapat dicarikan dari perkalian antara kecepatan sudut ( ω) dengan satuan rpm
Dalam menghitung kecepatan linier belt feeder, rpm yang ada dibagi dengan
V = ω x r = 2 x phi x r : T
Hal yang diperhatikan saat melakukan pengukuran aliran batu bara pada
coal feeder:
dari dua LC yang terpasang pada setiap CF). Penyimpangan ini akan
4.1.2. Kontrol Kecepatan Putar Motor pada coal feeder unit 1-4 PLTU Suralaya
motor
BCD zero
encode
crossing
Load r
cell
Gambar 4.3 diagram blok kontrol kecepatan putar pada coal feeder.
1. DCS
berada pada sentral system (bagian pusat) tetapi tersebar di sistem dengan
minimum dan maksimum 22 t/h sampai 63 t/h dengan memberi arus 4-20 mA
pada controller.
2. Kontrol (DT-09)
juga akan memberikan feedback ke DCS apakah feedrate yang ditentukan oleh
setpoint sesuai.
tegangan ke vsd berupa sinyal dc. Kontrol memberikan range frekuensi 0Hz -
1000Hz yang akan diubah oleh frekuensi to voltage dengan range 0.2v - 3.5v
kecepatan motor dengan mengubah nilai frekuensi dan tegangan yang masuk ke
motor. Pengaturan nilai frekuensi dan nilai tegangan ini dimaksudkan untuk
mendapatkan kecepatan putaran dan torsi motor yang diinginkan atau sesuai
dengan kebutuhan. Secara sederhana prinsip dasar inverter untuk dapat merubah
frekuensi menjadi lebih kecil atau lebih besar yaitu mengubah tegangan DC
Prinsip kerja VSD pada coal feeder mengubah tegangan yang dikirim dari
5. Motor 3 fasa
perbedaan fasa pada sumber untuk menimbulkan gaya putaran pada bagian
rotornya. Secara umum motor 3 fasa memiliki dua bagian pokok sator dan rotor.
Bagian tersebut dipisahkan oleh celah udara yang sempit atau yang disebut
dengan air gap. Jarak antara stator dan rotor yang terpisah oleh air gap sekitar
0.4mm - 4mm.
Prinsip kerja motor penggerak coal feeder memutar belt feeder agar
sesuai dengan setpoint yang diberi dari vsd 0-50hz dengan kecepatan motor
6. Encoder
dan posisi pada coal feeder mengunakan rotary encoder. Rotary encoder
benda berputar dapat diolah menjadi informasi berupa kode digital oleh rotary
encoder untuk diteruskan oleh ke rangkaian BCD zero crossing rotary encoder
putaran motor jika motor overspeed atau kurang dari set point akan di dideteksi
bahwa poros telah berhenti. hal ini akan bervariasi dari satu sistem ke
berikutnya. Pada dasarnya, metode ini memerlukan logika ekstra kecil yang
akan mulai (atau restart) setelah masing-masing timer pulsa lengkap dan
kemudian memantau timer saat memeriksa untuk melihat apakah pulsa lain
telah dihasilkan. jika denyut pulsa tidak diterima sebelum timer berakhir
atau PC karena mendapat imbas tegangan tinggi dari aplikasi seperti motor AC
Prinsip kerja BCD zero crossing adalah menerima inputan dari encoder
berupa pulsa dan tegangan 2 volt dc dan untuk merubah tegangan ke frekuensi
ada 3 supply yaitu masing masing +24V, +15V, dan -15V tegangan supply ini
8. Load cell
Load cell adalah sebuah alat uji perangkat listrik yang dapat mengubah
suatu energi menjadi energi lainnya yang biasa digunakan untuk mengubah
dalam dua tahap saja tetapi harus melalui tahap-tahap pengaturan mekanikal,
kekuatan dan energi dapat merasakan perubahan kondisi dari baik menjadi
kurang baik.
Load cell pada coal feeder hanya memberi tahu berat batu bara yang
ada pada coal feeder dan sebagai feedback tetapi tidak seperti encoder karena
Kontrol akan mengirim sinyal hasil feedback dari encoder dan loadcell ke
DCS kembali untuk mengoreksi apakah hasil feedrate yang diinginkan dari setpoint
sesuai apa tidak dengan hasil yang telah ditentukan oleh set point, jika aktual motor
lebih cepat dari permintaan maka DCS harus memperkecil keluaran dengan range 4-
20mA yang dikirim ke control hingga aktual motor sesuai dengan permintaan begitu
juga sebaliknya.
1. No Coal On Belt
Yaitu switch saklar on/off yang berfungsi untuk memberi tanda bahwa ada batubara di
dalam coal feeder. Jika pada conveyor terdapat batubara maka sistem mekanik no coal
on belt akan memberi sinyal 1, dan jika batubara abis atau tersumbat di bunker maka
sistem mekanik no coal on belt yang bentuknya seperti plat akan turun dan memberi
sinyal 0. Apabila itu terjadi maka akan ada jeda timer untuk coal feeder trip kemudian
2. Plug in
Yaitu sistem mekanik yang bentuknya seperti plat. Batubara yang dari coal feeder akan
turun ke mill, apabila penggilingan mill mati atau penggilingan pada mill kurang
maksimal maka batubara di mill akan menumpuk kemudian sistem mekanik yang
bentuknya seperti plat tadi akan naik untuk memberi sinyal bahwa batubara yang berada
pada mill akan menumpuk dan jika itu terjadi akan terjadi trip coal feeder.
Yaitu tombol yang mengharuskan coal feeder tersebut untuk dimatikan secara total.
Misalkan ada gangguan atau saat terjadi kebakaran pada coal feeder.
4. Over speed
Yaitu kecepetan putaran motor. Pada putaran motor 1000 RPM dengan memutar beban
belt maka torsi dan RPM akan berkurang. Apabila belt selip sama poros yang diputerin
motor maka, torsi yang mencengkram pada putaran motor akan hilang dan kecepatan
motor akan tinggi karena selip. Pada motor tersebut ada sensor encoder (tachometer)
yang akan memberi feedback untuk encoder dengan mensensing putaran motor.
Kemudian hasil tadi akan dibandingkan dengan deviasi. Apabila melebihi deviasi akan
terjadi trip.
Kalibrasi feeder harus dilakukan saat startup. Setelah satu bulan operasi awal
dan setiap enam bulan setelahnya. Kalibrasi juga harus dilakukan dengan mengikuti
penyesuaian roller berat atau penggantian belt,papan CPU atau modul beban sel.
Pengontrol juga harus dikalibrasi setelah firmware pengontrol diupdate atau pada saat
operasi default load dilakukan. Klasifika0si dilakukan dalam dua langkah yang
terpisah.
Langkah pertama kalibrasi terdiri dari penghapusan sistem tare, yang meliputi
berat roller timbang, perakitan pendukung sel beban, dan feeder belt juga melibatkan
mengkalibrasi keluaran sel beban dengan bobot yang diketahui pembatalan feeder
dilakukan dengan mengukur rata-rata hasil sistem berat lebih dari dua belt (delapan pita
lolos) dan kemudian mengurangi jumlah ini dari total pengukuran berat. Bila tidak ada
pergerakan belt, maka menghasilkan kontribusi rata-rata nol terhadap berat total.
Dalam operasi normal, rata-rata ruang secara otomatis dikurangkan dari berat
kotor dari belt. Oleh karena itu, hanya berat material pada sabuk yang tercermin sebagai
berat total. Sementara belt kosong ditimbang, kecepatan ikat juga diukur secara akurat.
Hal ini dilakukan dengan mengukur waktu yang dibutuhkan penanda retro-reflektif,
menempel pada belt, untuk melakukan perjalanan diantara dua titik tetap pada feeder.
Parameter ini diukur delapan kali untuk menentukan pengulangan dan untuk
mengimbangi variasi ketebalan belt. Dari data ini kecepatan belt dihitung dan hubungan
antara kecepatan belt dan kecepatan motor sudah terbentuk. Feeder beroperasi dengan
selip sabuk nol. Oleh karena itu ratio kecepatan belt terhadap kecepatan motor rata-rata
adalah konstan. Ratio ini tersimpan dalam memori dan digunakan untuk menentukan
kecepatan belt untuk kecepatan motor apapun. Rentang sistem penimbangan ditetapkan
setelah diukur. Bobot yang diketahui diterapkan pada roller timbang dan rata-rata
Faktor span yang dikalibrasi ini tersimpan dalam memori dan digunakan untuk
Catatan : parameter DT-9 P04.03 effective platform length adalah jarak dari rentang
beban rata-rata roller pusat, yang didukung oleh load cell. Ini adalah setengah jarak
antara dua rol rentang berat. Untuk feeder tertentu , nilai yang digunakan oleh DT-9
Agar feeder menimbang dengan akurat, roller timah pusat harus sejajar dengan
bersebelahan dengan sisi belt, dan dengan permukaan mesinnya bertumpu pada
3. Dimulai di kedua sisinya, masukkan 0,005 diantara masing-masing dari ketiga rol
4. Kendurkan mur, lalu putar blok penyesuaian untuk menurunkan roller timbang.
5. Perlahan-lahan putar blok penyesuaian untuk menaikkan roller timbang sampai
menyentuh kedua bilah periksa dan rol berat (pas slip). Kemudian Kencangkan
mur.
Operasi ini mengukur faktor tare dan faktor kecepatan belt dan memperbarui parameter
berikut.
• P10.02 Pulses per Length (Default: 300.00 P/inch, Min: 1.00 P/inch, Max: 1000000.00
P/inch)
• P10.10 Basic Tare (Default: 0.00 lb/inch, Min: 0.00 lb/inch, Max: 10000.00 lb/inch)
• P10.11 Belt Circuit No. (Default: 1000000 I/U, Min: 0 I/U, Max: 9000000 I/U)
Catatan: Hasil kalibrasi tidak disimpan ke tabel parameter sampai operator menerima untuk
menekan <Apply> di EasyServe, <SAVE> di layar sentuh HMI opsional atau <ENTER> pada
layar 196NT..
Persyaratan:
• Rentang beban harus kalibrasi tingkat sebelumnya. Jika tinggi rol timbang
sudah disesuaikan, kalibrasi yang lengkap (Basic (Cal 1) dan Span (Cal 2))
harus dilakukan.
o Klip tape harus lebih jauh terpisah dari jarak antara probe cal atau Probe
o Empat klip klip biasanya digunakan tapi dua dapat digunakan jika feeder
sangat terpaksa atau delapan dapat digunakan jika feeder sangat panjang
atau lambat.Jika dua klip tape digunakan, feeder akan dikalibrasi selama
empat putaran belt, dan bukan dua, dan P10.11 Belt Circuit No. akan
menjadi dua kali nilai yang benar. Jika delapan klip tape digunakan,
feeder akan dikalibrasi lebih dari satu revolusi belt dan P10.11 Belt
Prosedur Kalibrasi:
1) Sebelum memulai kalibrasi, catatlah nilai parameter P10.02 Pulses per Length dan P10.10
Basic Tare. Ini akan digunakan kemudian untuk memastikan bahwa hasil kalibrasi
konsisten.
menggunakan Tools | Item menu Calibration. Jika layar sentuh (opsional) HMI sedang
digunakan, masuklah pertama kali, lalu masuk ke layar kalibrasi dengan menekan tombol
HMI Touch HMI opsional, atau tombol <CAL 1> pada layar 196NT.
Motor pertama akan berjalan pada satu setengah nilai yang ditentukan dalam P02.16
Maintenance Speed (Default: 50%, Min: 0 %, Max: 100 %), kemudian pada nilai penuh
P02.16.
6) Setelah Stabilisasi, feeder akan melalui delapan pita lolos. DT-9 akan menampilkan nomor
8) Setelah berhasil menyelesaikan, layar akan meminta Anda untuk menyimpan atau
Catatan: Jika kalibrasi menghasilkan nilai buruk, perbaiki masalah mekanis dan jalankan
9) Tekan tombol <SAVE>, <ENTER> atau <Apply> untuk menyimpan nilai kalibrasi yang
baru, atau tombol <EXIT> atau <Cancel> untuk membatalkan kalibrasi sehingga parameter
tidak berubah.
10) Setelah kalibrasi telah dilakukan, verifikasi bahwa hasilnya konsisten dengan
membandingkan nilai P10.02 dan P10.10 terakhir dengan nilai sebelumnya (Direkam pada
langkah 1). Hitunglah perubahan persentase dengan menggunakan rumus [100 x (nilai baru
- nilai lama) / (nilai baru)]. Jika hasilnya lebih besar dari 0,25%, periksa kesalahan mekanis
Operasi ini mengukur faktor rentang sel beban dan faktor kecepatan sabuk, dan
Catatan: Hasil kalibrasi tidak disimpan ke tabel parameter sampai operator menerima untuk
menekan <Apply> di EasyServe, <SAVE> di layar sentuh HMI opsional atau <ENTER> pada
layar 196NT.
Persyaratan:
Rentang beban harus kalibrasi tingkat sebelumnya. Jika tinggi rol timbang sudah
disesuaikan, kalibrasi yang lengkap (Basic (Cal 1) dan Span (Cal 2)) harus dilakukan.
Klip rekaman harus lebih jauh terpisah dari jarak antara probe cal atau Probe Error yang
terpaksa atau delapan dapat digunakan jika feeder sangat panjang atau lambat. Jika dua
klip rekaman digunakan, feeder akan dikalibrasi selama empat putaran belt, dan bukan
dua, dan P10.11 Belt Circuit No. akan menjadi dua kali nilai yang benar. Jika delapan
klip rekaman digunakan, feeder akan dikalibrasi lebih dari satu revolusi belt dan
P10.11 Belt Circuit No. akan menjadi setengah dari nilai yang benar.
Masukkan Parameter P 10.08 Kalibrasi Berat. Pastikan nilai yang dimasukkan sesuai
Prosedur kalibrasi :
1) Sebelum memulai kalibrasi, catatlah nilai parameter P10.02 Pulses per Length dan P10.03
Range Correction TW. Ini akan digunakan kemudian untuk memastikan bahwa hasil
kalibrasi konsisten.
menggunakan Tools | Item menu Calibration item. Jika layar sentuh (opsional) HMI sedang
digunakan, masuklah pertama kali, lalu masuk ke layar kalibrasi dengan menekan tombol
HMI Touch HMI (opsional), atau tombol <CAL 2> pada layar 196NT.
5) Layar akan meminta untuk menambahkan bobot kalibrasi. Garis atas tampilan akan
menunjukkan nilai yang dimasukkan pada P 10.08 Calibration Weight dan garis bawah
menunjukkan berapa ukuran sel yang diukur berdasarkan parameter kalibrasi saat
ini. Tekan tombol <ENTER> atau <Start> untuk melanjutkan dengan kalibrasi.
o Motor akan berjalan pada nilai yang ditentukan dalam P02.16 Maintenance Speed.
measurements)
9) Setelah berhasil menyelesaikan, layar akan meminta Anda untuk menyimpan atau
Catatan: Jika kalibrasi menghasilkan nilai buruk, perbaiki masalah mekanis dan jalankan
10) Tekan tombol <SAVE>, <ENTER> atau <Apply> untuk menyimpan nilai kalibrasi yang
baru, atau tombol <EXIT> atau <Cancel> untuk membatalkan kalibrasi sehingga
nilai P10.02 Pulses per length. Value dan P10.03 t Range Correction TW terbaru dengan
nilai sebelumnya (Direkam pada langkah 1). Hitunglah perubahan persentase dengan
menggunakan rumus [100 x (nilai baru - nilai lama) / (nilai baru)]. Jika hasilnya lebih besar
dari 0,25%, periksa kesalahan mekanis dalam sistem timbang dan ulangi kalibrasinya.