Makalah Komunikasi Terapeutik

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 12

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................... Error! Bookmark not defined.

KATA PENGANTAR .................................................................................................................................. 2

BAB I ............................................................................................................................................................ 3

PENDAHULUAN ........................................................................................................................................ 3

A. Latar Belakang .................................................................................................................................. 3

B. Rumusan Masalah ............................................................................................................................. 3

C. Tujuan ............................................................................................................................................... 4

BAB II........................................................................................................................................................... 5

PEMBAHASAN ........................................................................................................................................... 5

A. Pengertian Komunikasi Terapeutik ................................................................................................... 5

B. Fase –fase dalam Komunikasi Terapeutik ........................................................................................ 5

C. Teknik-teknik Komunikasi Terapeutik pada klien ............................................................................ 8

D. Faktor Komunikasi Terapeutik ......................................................................................................... 9

E. Fungsi Komunikasi Terapeutik ....................................................................................................... 10

F. Pentingnya menjadi terapeutik ........................................................................................................ 10

BAB III....................................................................................................................................................... 10

PENUTUP.................................................................................................................................................. 11

B. Saran ................................................................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 12

https://www.academia.edu/31586680/MAKALAH_KOMUNIKASI_TERAPEUTIK?auto=download... 12
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-
Nya, sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya
yang berjudul Komunikasi Terapeutik pada Klien.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari
semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasia meridoi segala
usaha kita. Amin

Pekalongan, 13 November 2019

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang mendorong proses penyembuhan
klien. Dalam pengertian lain mengatakan bahwa komunikasi terapeutik adalah proses
yang digunakan oleh perawat memakai pendekatan yang direncanakan secara sadar,
bertujuan dan kegiatannya dipusatkan pada klien.
Komunikasi merupakan proses yang sangat khusus dan berarti dalam hubungan
antar manusia. Pada profesi keperawatan komunikasi menjadi lebih bermakna karena
merupakan metoda utama dalam mengimplementasikan proses keperawatan. Pengalaman
ilmu untuk menolong sesama memerlukan kemampuan khusus dan kepedulian sosial
yang besar (Abdalati, 1989)Untuk itu perawat memerlukan kemampuan khusus dan
kepedulian sosial yang mencakup ketrampilan intelektual, tehnical dan interpersonal yang
tercermin dalam perilaku “caring” atau kasih sayang / cinta (Johnson, 1989) dalam
berkomunikasi dengan orang lain.
Perawat yang memiliki ketrampilan berkomunikasi secara terapeutik tidak saja
akan mudah menjalin hubungan rasa percaya dengan klien, mencegah terjadinya masalah
legal, memberikan kepuasan profesional dalam pelayanan keperawatan dan
meningkatkan citra profesi keperawatan serta citra rumah sakit, tetapi yang paling
penting adalah mengamalkan ilmunya untuk memberikan pertolongan terhadap sesama
manusia.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan komunikasi terapiutik?
2. Apa fase-fase dalam melakukan komunikasi terapiutik pada klien?
3. Apa teknik-teknik dari komunikasi terapiutik?
4. Apa Saja Faktor-faktor komunikasi terapiutik dalam keperawatan?
5. Apa Fungsi komunikasi terapeutik ?
6. Bagaimana Pentingnya menjadi terapeutik ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu komunikasi terapeutik
2. Agar klien dan perawat menjalin hubungan yang baik
3. Untuk mengetahui dan menerapkan teknik-teknik komunikasi terapeutik pada klien
4. Untuk mengetahui faktor-faktor komunikasi terapeutik dalam kepperawatan
5. Agar mengetahui fungsi dadi komunikais terapeutik
6. Agar mengetahui pentingnya menjadi terapeutik
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Komunikasi Terapeutik


MenurutAs Hornby (1774) Terapeutik adalah merupakan kata sifat yang di
hubungkan dengan seni penyembuhan. Disini dapat diartikan bahwa terapeutik adalah
segala sesuatu yang memfasilitasi proses penyembuhan Mampu terapeutik berarti
seseorang mampu nmelakukan atau mengkomunikaikan perkataan,perbuatan,ataueskpresi
yang memfasilitasi penyembuhan.
Komunikasi terapeutik adalah suatu pengalaman bersama antara perawat klien
yang bertujuan untuk menyelesaikan masalah klien yang mempengaruhi perilaku pasien.
Hubungan perawat klien yang terapeutik adalah pengalaman belajar bersama dan
pengalaman dengan menggunakan berbagai tekhnik komunikasi agar perilaku klien
berubah ke arah positif seoptimal mungkin. Untuk melaksanakan komunikasi terapeutik
yang efektif perawat harus mempunyai keterampilan yang cukup dan memahami tentang
dirinya.
B. Fase –fase dalam Komunikasi Terapeutik

1. Tahap Persiapan (Prainteraksi)


Tahap Persiapan atau prainteraksi sangat penting dilakukan sebelum berinteraksi
dengan klien (Christina, dkk, 2002). Pada tahap ini perawat menggali perasaan dan
mengidentifikasi kelebihan dan kekurangannya. Pada tahap ini perawat juga mencari
informasi tentang klien. Kemudian perawat merancang strategi untuk pertemuan
pertama dengan klien. Tahap ini harus dilakukan oleh seorang perawat untuk
memahami dirinya, mengatasi kecemasannya, dan meyakinkan dirinya bahwa dia siap
untuk berinteraksi dengan klien (Suryani, 2005).
Tugas perawat pada tahap ini antara lain:
1. Mengeksplorasi perasaan, harapan, dan kecemasan. Sebelum berinteraksi
dengan klien, perawat perlu mengkaji perasaannya sendiri (Stuart, G.W dalam
Suryani, 2005)
2. Menganalisis kekuatan dan kelemanhan sendiri. Kegiatan ini sangat penting
dilakukan agar perawat mampu mengatasi kelemahannya secara maksimal pada
saat berinteraksi dengan klien.
3. Mengumpulkan data tentang klien. Kegiatan ini juga sangat penting karena
dengan mengetahui informasi tentang klien perawat bisa memahami klien.
4. Merencanakan pertemuan yang pertama dengan klien. Perawat perlu
merencanakan pertemuan pertama dengan klien.

2. Tahap Perkenalan
Perkenalan merupakan kegiatan yang dilakukan saat pertama kali bertemu atau kontak
dengan klien (Christina, dkk, 2002). Pada saat berkenalan, perawat harus
memperkenalkan dirinya terlebih dahulu kepada klien (Brammer dalam Suryani,
2005). Dengan memperkenalkan dirinya berarti perawat telah bersikap terbuka pada
klien dan ini diharapkan akan mendorong klien untuk membuka dirinya (Suryani,
2005). Tujuan tahap ini adalah untuk memvalidasi keakuratan data dan rencana yang
telah dibuat dengan keadaan klien saat ini, serta mengevaluasi hasil tindakan yang lalu
(Stuart, G.W dalam Suryani, 2005).

Tugas perawat pada tahap ini antara lain:

1. Membina rasa saling percaya, menunjukkan penerimaan, dan komunikasi terbuka.


Hubungan saling percaya merupakan kunci dari keberhasilan hubungan terapeutik
(Stuart, G.W dalam Suryani, 2005),
2. Merumuskan kontrak pada klien (Christina, dkk, 2002). Kontrak ini sangat penting
untuk menjamin kelangsungan sebuah interaksi (Barammer dalam Suryani, 2005).
3. Menggali pikiran dan perasaan serta mengidentifikasi masalah klien. Pada tahap ini
perawat mendorong klien untuk mengekspresikan perasaannya.
4. merumuskan tujuan dengan klien. Perawat perlu merumuskan tujuan interaksi
bersama klien karena tanpa keterlibatan klien mungkin tujuan sulit dicapai. Tujuan
ini dirumuskan setelah klien diidentifikasi.
3. Tahap Kerja
Tahap kerja ini merupakan tahap inti dari keseluruhan proses komunikasi terapeutik
(Stuart, G.W dalam Suryani, 2005). Pada tahap ini perawat dan klien bekerja bersama-
sama untuk mengatasi masalah yang dihadapi klien. Pada tahap kerja ini dituntut
kemampuan perawat dalam mendorong klien mengungkap perasaan dan pikirannya.
Perawat juga dituntut untuk mempunyai kepekaan dan tingkat analisis yang tinggi
terhadap adanya perubahan dalam respons verbal maupun nonverbal klien.

Pada tahap ini perawat perlu melakukan active listening karena tugas perawat pada
tahap kerja ini bertujuan untuk menyelesaikan masalah klien. Melalui active listening,
perawat membantu klien untuk mendefinisikan masalah yang dihadapi, bagaimana cara
mengatasi masalahnya, dan mengevaluasi cara atau alternatif pemecahan masalah yang
telah dipilih.

Perawat juga diharapkan mampu menyimpulkan percakapannya dengan klien. Tehnik


menyimpulkan ini merupakan usaha untuk memadukan dan menegaskan hal-hal
penting dalam percakapan, dan membantu perawat-klien memiliki pikiran dan ide yang
sama (Murray, B & Judth dalam Suryani, 2005). Tujuan tehnik menyimpulkan adalah
membantu klien menggali hal-hal dan tema emosional yang penting (Fontaine &
Fletcner dalam Suryani, 2005)

4. Tahap Terminasi
Terminasi merupakan akhir dari pertemuan perawat dengan klien (Christina, dkk,
2002). Tahap ini dibagi dua yaitu terminasi sementara dan terminasi akhir (Stuart, G.W
dalam Suryani, 2005).

Terminasi sementara adalah akhir dari tiap pertemuan perawat-klien, setelah terminasi
sementara, perawat akan bertemu kembali dengan klien pada waktu yang telah
ditentukan.Terminasi akhir terjadi jika perawat telah menyelesaikan proses
keperawatan secara keseluruhan.
Tugas perawat pada tahap ini antara lain:

1. Mengevaluasi pencapaian tujuan dari interaksi yang telah dilaksanakan. Evaluasi


ini juga disebut evaluasi objektif.
2. Melakukan evaluasi subjektif. Evaluasi subjektif dilakukan dengan menanyakan
perasaan klien setelah berinteraksi dengan perawat.
3. Menyepakati tindak lanjut terhadap interaksi yang telah dilakukan. Tindakan ini
juga disebut sebagai pekerjaan rumah untuk klien.
4. Membuat kontrak untuk pertemuan berikutnya. Kontrak ini penting dibuat agar
terdapat kesepakatan antara perawat dan klien untuk pertemuan berikutnya.
Stuart G.W. (1998) dalam Suryani (2005), menyatakan bahwa proses terminasi
perawat-klien merupakan aspek penting dalam asuhan keperawatan, sehingga jika hal
tersebut tidak dilakukan dengan baik oleh perawat, maka regresi dan kecemasan dapat
terjadi lagi pada klien. Timbulnya respon tersebut sangat dipengaruhi oleh kemampuan
perawat untuk terbuka, empati dan responsif terhadap kebutuhan klien pada
pelaksanaan tahap sebelumnya.

C. Teknik-teknik Komunikasi Terapeutik pada klien


1. Mendengar (Listening)
Merupakan dasar utama dalam komunikasi. Dengan mendengar perawat
mengetahui perasaan klien. Beri kesempatan lebih banyak pada klien untuk bicara.
Perawat harus menjadi pendengar yang aktif
2. Pertanyaan Terbuka (Broad Opening)
Memberi kesempatan untuk memilih, contoh: apakah yang sedang saudara
pikirkan?, apa yang akan kita bicarakan hari ini?. Beri dorongan dengan cara
mendengar atau mengatakan, saya mengerti atau oohh .…
3. Mengulang (Restarting)
Mengulang pokok pikiran yang diungkapkan klien. Gunanya untuk menguatkan
ungkapan klien dan memberi indikasi perawat mengikuti pembicaraan klien.
4. Klarifikasi
Dilakukan bila perawat ragu, tidak jelas, tidak mendengar atau klien berhenti
karena malu mengemukakan informasi, informasi yang diperoleh tidak lengkap atau
mengemukakannya berpindah-pindah. Contoh: dapatkah anda menjelaskan kembali
tentang …? Gunanya untuk kejelasan dan kesamaan ide, perasaan dan persepsi
perawat-klien.
5. Refleks
Refleksi isi, memvalidasi apa yang didengar. Klarifikasi ide yangdiekspresikan
klien dengan pengertian perawat. Refleksi perasaan, memberi respon pada perasaan
klien terhadap isi pembicaraan agar klien mengetahui dan menerima perasaannya.
Gunanya untuk :
a. mengetahui dan menerima ide dan perasaan
b. mengoreksi
c. memberi keterangan lebih jelas.
D. Faktor Komunikasi Terapeutik
Faktor yang mempengaruhi komunikasi : (Suryani, 2005)
1. Kredibilitas
Kredibilitas (credibility) terdapat dan berpengaruh pada sumber atau komunikator.
Kredibilitas komunikasi sangat mempengaruhi keberhasilan proses komunikasi,
karena hal ini mempengaruhi tingakat kepercayaan sasaran atau komunikasi
terhadap pesan yang disampaikan
2. Isi pesan
Pesan yang disampaikan hendaknya mengandung isi yang bermanfaat bagi sasaran.
Hasil komunikasi akan lebih baik jika isi pesan besar manfaatnya bagi kepentingan
sasaran.
3. Kesesuaian dengan kepentingan sasaran
Kesesuaian dengan kepentingan sasaran (context) terdapat dan berperan pada
pesan. Pesan yang disampaikan harus berhubungan dengan kepentingan sasaran.
4. Kejelasan
Kejelasan (clarity) terdapat dan berperan pada pesan. Kejelasan pesan yang
disampaikan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan komunikasi.
5. Psikologis (Rahmat, J dalam Suryani, 2005
Seperti sikap, pengalaman hidup, motivasi, kepribadian, dan konsep.
6. Sosial (Ellis, Gates & Kenwarthy dalam Suryani, 2005)
Seperti usia, jenis kelamin, kelas sosial, suku, bahasa, kekuasaan, dan peran sosial.

E. Fungsi Komunikasi Terapeutik


Fungsi komunikasi terapeutik adalah untuk mendorong dan mengajarkan kerja
sama antara perawat dan pasien melalui hubungan perawat dan pasien. Perawat berusaha
mengungkap perasaan, mengidentifikasi dan mengkaji masalah serta mengevaluasi
tindakan yang dilakukan dalam perawatan (Purwanto, 1994).
Membantu pasien untuk memperjelas dan mengurangi beban perasaan dan pikiran
serta dapat mengambil tindakan yang efektif untuk pasien, membantu mempengaruhi
orang lain, lingkungan fisik dan diri sendiri. Kualitas asuhan keperawatan yang diberikan
kepada klien sangat dipengaruhi oleh kualitas hubungan perawat-klien, Bila perawat tidak
memperhatikan hal ini, hubungan perawat-klien tersebut bukanlah hubungan yang
memberikan dampak terapeutik yang mempercepat kesembuhan klien, tetapi hubungan
sosial biasa.
F. Pentingnya menjadi terapeutik
Perawat yang terapeutik berate dalam melakukan interaksi dengan klien,
interaksinya tersebut memfasilitasi proses penyembuhan. Sedangkan hubungan terapeutik
artinya adalah; suatu hubungan interaksi yang mempunyai sifat menyembuhkan, dan tentu
saja hal ini beda dengan hubungan sosial.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Kemampuan menerapkan teknik komunikasi terapeutik memerlukan latihan dan


kepekaan serta ketajaman perasaan, karena komunikasi terjadi tidak dalam
kemampuan tetapi dalam dimensi nilai, waktu dan ruang yang turut
mempengaruhi keberhasilan komunikasi yang terlihat melalui dampak
terapeutiknya bagi klien dan juga kepuasan bagi perawat.
2. Komunikasi juga akan memberikan dampak terapeutik bila dalam penggunaanya
diperhatikan sikap dan tehnik komunikasi terapeutik. Hal lain yang cukup penting
diperhatikan adalah dimensi hubungan. Dimensi ini merupakan factor penunjang
yang sangat berpengaruh dalam mengembangkan kemampuan berhubungan
terapeutik

B. Saran
1. Dalam melayani klien hendaknya perawat selalu berkomunikasi dengan klien
untuk mendapatkan persetujuan tindakan yang akan di lakukan.
2. Dalam berkomunikasi dengan klien hendaknya perawat menggunakan bahasa
yang mudah di mengerti oleh klien sehingga tidak terjadi kesalahpahaman
komunikasi.
3. Dalam menjalankan profesinya hendaknya perawat selalu memegang teguh etika
keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA

Suryani. 2005. Komunikasi Terapeutik Teori dan Praktik. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC

Prabowo, Tri.2017.Komunikasi Daalam Keperawatan. Yogyakarta: Pustaka Baru Press

Damayanti, Mukripah.2008.Komunikasi Terapiutik Dalam Praktik Keperawatan.Bandung:PT


Rafika Aditama

https://wijanarkosite.wordpress.com/2016/01/01/makalah-komunikasi-terapeutik/
https://www.academia.edu/31586680/MAKALAH_KOMUNIKASI_TERAPEUTIK?auto=down
load

Anda mungkin juga menyukai