Kromatografi Gas
Kromatografi Gas
Kromatografi Gas
Dari sudut performa kolom, gas dengan koefisien difusi rendah lebih baik
digunakan untuk kecepatan alir fase gerak rendah (gas dengan berat molekul
besar: N2, CO2, Ar) sedangkan gas dengan koefisien difusi tinggi lebih baik
digunakan untuk kecepatan alir fase gerak tinggi (gas dengan berat molekul
rendah : H2, He) Viskositas menunjukkan tekanan, untuk analisis cepat
diperlukan rasio viskositas terhadap koefisien difusi sekecil mungkin. Hidrogen
dan Helium merupakan fase gerak yang sesuai. Untuk mendapatkan hasil yang
optimum, harus digunakan gas dengan kemurnian diatas 99,995%. Kontaminan
seperti udara atau air dapat menyebabkan dekomposisi sampel dan kerusakan
pada kolom serta detektor. (Noegrohati, 1996)
3. Oven
Oven digunakan untuk memanaskan column pada temperature tertentu
sehingga mempermudah proses pemisahan komponen sampel. Biasanya oven
memiliki jangkauan suhu 30oC – 320oC.
4. Kolom atau Fase Diam
Kolom merupakan jantung dari kromatografi gas. Ada beberapa bentuk
kolom, diantaranya lurus, bengkok, misal berbentuk V atau W, dan
kumparan/spiral. Kolom selalu merupakan bentuk tabung. Berisi fasa diam,
sedangkan fasa bergerak akan lewat didalamnya sambil membawa sample. Secara
umum terdapat 2 jenis kolom, yaitu:
a. Packed column (kolom yang dikepak)
b. Capillary column (kolom kapiler terbuka)
Ion molekul, ion fragmen dan ion radikal fragmen dipisahkan dengan
menggunakan medan magnet yang dapat divariasi sesuai dengan perbandingan
massa /muatannya (m/z) dan menghasilkan arus listrik (arus ion) pada
kolektor/detektor yang sebanding dengan kelimpahan relatifnya. Fragmen dengan
m/z yang besar akan turun terlebih dahulu diikuti fragmen dengan m/z yang lebih
kecil. Partikel netral (yang tak bermuatan atau radikal) yang dihasilkan dalam
fragmentasi tidak dapat dideteksi secara langsung dalam spektrometer massa.
Ketika analit keluar dari kolom kapiler, ia akan diionisasi oleh elektron
dari filamen tungsten yang diberi tegangan listrik. Ionisasi terjadi bukan karena
tumbukan elektron dan molekul, tapi karena interaksi medan elektron dan
molekul, ketika berdekatan. Hal tersebut menyebabkan satu elektron lepas,
sehingga terbentuk ion molekular M+, yang memiliki massa sama dengan
molekul netral, tetapi bermuatan lebih positif. Adapun perbandingan massa
fragmen tersebut dengan muatannya disebut mass to charge ratio yang
disimbolkan m/z. Ion yang terbentuk akan didorong ke quadrupoles atau mass
filter. Quadrupoles berupa empat elektromagnet.
Filter
Detektor terdiri atas High Energy Dynodes (HED) dan Electron Multiplier (EM)
detector. Ion positif menuju HED, menyebabkan elektron terlepas. Elektron
kemudian menuju kutub yang lebih positif, yakni ujung tanduk EM. Ketika
elektron menyinggung sisi EM, maka akan lebih banyak lagi elektron yang
terlepas, menyebabkan sebuah arus/aliran. Kemudian sinyal arus dibuat oleh
detektor proporsional terhadap jumlah ion yang menuju detektor.