Makalah Kurikulum

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH KURIKULUM DAN PEMBELAJAN BIOLOGI

” KETERKITAN ANTARA KURIKULUM DENGAN PENGAJARAN ”

Disusun Oleh :

Kelompok I

Yulianti (1814040006)
Sulfiani (1814041002)
Nurbina Septiani Jamaluddin (181404114)
Putri Ramza Fikwi (1814041026)
Efendi Bandangan (1814041029)
IinAnugrah Sari (1814042013)
Nur Alisa Saiful (1814042025)

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2019-2020
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan kesehatan, rahmat, serta karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul “Keterkaitan Antara Kurikulum
dengan Pengajaran“.
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas awal dalam mata kuliah
Kurikulum dan Pembelajan Biologi. Penulis sangat menyadari bahwa penyusunan
makalah ini masih jauh dari kata sempurna baik dari segi penulisan maupun tata
bahasanya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran bagi para
pembaca guna sempurnanya makalah ini dan yang akan datang.
Terimah kasih penulis sampaikan kepada Allah S.W.T, orang tua, dan dosen yang
telah membimbing penulis sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat waktu.
Penulis berharap emoga dengan adanya makalah ini dapat memberikan manfaat serta
dapat menambah wawasan bagi para pembaca .

Makassar, 21 Agustus 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar…………………………………………………………………….. i
Daftar Isi ………………………………………………………………………….. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………………………………… 1
B. Rumusan Masalah………………………………………………………....... 2
C. Tujuan Penulisan…………………………………………………………..... 3
D. Manfaat Penulisan……………………………………………………........... 3
BAB II PEMBAHASAN
A. Keterkaitan Antara Kurikulum dan Pengajaran …………………………..... 4
B. Kurikulum Ideal dan Kurikulum Aktual …………………………………… 8
C. Kurikulum Tersembunyi (Hidden curriculum)……………………………… 11
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………………………………….. 14
B. Saran…………………………………………………………………............ 14
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………....... 15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kurikulum menjadi komponen acuan oleh setiap satuan pendidikan.
Kurikulum berkembang sejalan dengan perkembangan teori dan praktek
pendidikan. Selain itu juga kurikulum memiliki kedudukan yang sangat
sentral dalam keseluruhan proses pendidikan. Kurikulum mengarahkan segala
bentuk aktivitas pendidikan kepada tercapainya tujuan-tujuan pendidikan.
Sehingga kurikulum menjadi elemen pokok dalam sebuah layanan program
pendidikan. Kurikulum juga memiliki peranan penting dalam pendidikan,
kaitannya yaitu dengan penentuan arah, isi, dan proses pendidikan yang pada
akhirnya menentukan macam dan kualifikasi lulusan suatu lembaga
pendidikan. Dengan kata lain kurikulum menjadi syarat muthlak dari
pendidikan dan pengajaran. Sehingga sangatlah sulit dibayangkan bagaimana
bentuk pelaksanaan suatu pendidikan tanpa adanya kurikulum.
Kurikulun dan pembelajaran itu sendiri merupakan bagian integral dari
sistem pendidikan. Setiap pendidik dan tenaga kependidikan professional
harus memiliki kompotensi yang meliputi kompetensi kepribadian, sosial, dan
profesional. Setiap pendidik dan tenaga kependidikan selain menguasai
kemampuan teknis yang relevan dengan tugasnya, harus memiliki pemahaman
konseptual mengenai kurikulum dan pembelajaran termasuk kemampuan
mengembangkan kurikulum di sekolah.
Kurikulum dapat memiliki konsep dalam tiga hal, yaitu : (1) program
belajar (2) isi program, dan (3) strategi program. Ketiga konsep ini merupakan
satu kesatuan yang integral yang menyatu dan harus dilaksanakan secara
komprehensif dan menyeluruh secara total. Kurikulum merupakan proses
yang sangat penting dalam proses pendidikan karena kurikulum merupakan
substansi utama dalam materi yang diajarkan, dimana didalam kurikulum itu

1
tergambar secara jelas dan terencana bagaimana dan apa saja yang harus
terjadi dalam proses belajar mengajar yang dilakukan oleh seorang guru guna
mencapai tujuan-tujuan pendidikan.
Sukmadinata menjelaskan bahwa kurikulum merupakan bagian yang tidak
dapat dipisahkan dari pendikakan dan pengajaran. Oleh karena itu, guru
sebagai pendidik harus mempunyai potensi untuk memilih model
pembelajaran yang dapat digunakan sesuai dengan karateristik siswa dan
tuntunan kurikulum. Yang mana pada hakikatnya bahwa kurikulum dibuat
untuk memengaruhi siswa dari guru yang mempunyai potensi keilmuan dari
strategi mengajar yang diberikan oleh guru.
Dilihat dari konsep pelaksanaannya, Noor (2012) mengemukakan bahwa
terdapat beberapa istilah yang berkaitan dengan kurikulum yaitu kurikulum
ideal, kurikulum actual dan kurikulum tersembunyi (hidden curriculum).
Kurikulum ideal merupakan kurikulum yang tertuang dalam dokumen yang
berisi tentang tujuan dan cita-cita yang diharapkan. Kurikulum aktual adalah
kurikulum yang dilaksanakan pada proses pengajaran dan pembelajaran.
Sedangkan kurikulum tersembunyi adalah kurikulum yang tidak tertulis yang
berkaitan dengan segala sesutu yang terjadi dalam pelaksanaan kurikulum
ideal menjadi factual.

B. Rumusan Masalah
Adapun beberapa rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini
adalah sebagai berikut :
1. Apa keterkaitan antara kurikulum dan pengajaran?
2. Apa yang dimaksud dengan kurikulum ideal, kurikulum actual, dan
kurikulum tersembunyi (Hidden curriculum)?
3. Apa hubungan antara Kurikulum ideal dengan Kurikulum Aktual?

2
C. Tujuan penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka yang menjadi tujuan makalah
ini sebagai berikut :
1. Menjelaskan keterkaitan antara kurikulum dan pengajaran.
2. Mengetahui yang dimaksud dengan : kurikulum ideal, kurikulum aktual,
dan kurikulum tersembunyi (Hidden curriculum).
3. Menjelaskan hubungan antara kurikulum ideal dengan kurikulum actual.

D. Manfaat penulisan
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penulisan makalah ini, yaitu
agar dapat menambah wawasan para pembaca mengenai hal-hal yang
berkaitan mengenai sIstem pendidikan terutama mengenai kurikulum.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Keterkaitan antara Kurikulum dengan Pengajaran


Kurikulum dan pengajaran merupakan dua hal yang tidak terpisahkan
walaupun keduanya memiliki posisi yang berbeda. Kurikulum berfungsi
sebagai pedoman yang memberikan arah dan tujuan pendidikan, serta isi yang
harus dipelajari. Sedangkan pengajaran adalah proses yang terjadi dalam
interaksi belajar dan mengajar antara guru dan sisiwa. Kurikulum merupakan
rencana tertulis yang berisi tentang ide-ide dan gagasan-gagasan yang
dirumuskan oleh pengembangan kurikulum. Rencana tertulis itu kemudian
menjadi dokumen kurikulum yang membentuk suatu system kurikulum yang
terdiri dari komponen-komponen yang saling berkaitan dan saling
memengaruhi satu sama lain (Wina, 2008).
Sistem pengajaran merupakan pengembangan dari sistem kurikulum yang
digunakan karena sistem pengajaran melahirkan tindakan-tindakan guru dan
siswa, maka dapat dikatakan juga bahwa tindakan-tindakan itu pada dasarnya
implementasi dari kurikulum. Implementasi biasa diartikan pelaksanaan atau
penerapan yang bermuara pada aktivitas, adanya aksi, tindakan atau
mekanisme suatu sistem. Ungkapan mekanisme mengandung arti bahwa
bukan sekedar implementasi bukan sekedar aktivitas, tetapi suatu kegiatan
yang terencana dan dilakukan dengan sungguh-sungguh berdasarkan acuan
norma tertentu untuk mencapai tujuan kegiatan oleh karena itu implementasi
tidak berdiri sendiri tetapi dipengaruhi oleh objek berikutnya yakni
kurikulum, seperti misalnya komponen tujuan yang menjadi arah pendidikan,
komponen pengalaman belajar, komponen strategi pencapain tujuan, dan
komponen evaluasi. Komponen-omponen yang membentuk system kurikulum
selanjutnya melahirkan system pengajaran dan sistem pengajaran itulah yang
menjadi pedoman guru dalam pengelolaan proses belajar mengajar didalam

4
kelas. Sehingga proses pengembangan kurikulum membentuk siklus yang
tanpa ujung.
Seperti yang di ungkapkan oleh Oliva (1992) bahwa kurikulum dan
pengajaraan memiliki keterkaitan yang sangat erat. Kurikulum berhubungan
dengan isi/materi yang dipelajari atau apa yang harus diajarkan, sedangkan
pengajaran mengacu kepada bagaimana cara mengajarkannya. Dengan
demikian, bagi Olivia kurikulum berhubungan dengan sebuah program,
sebuah perencanaan, isi atau materi pelajaran serta pengalaman belajar,
sedangkan pengajaran berkaitan dengan metode, tindakan mengajar,
implementasi, dan presentasi.
Menurut Oemar Hamalik (2014), Istilah mengajar dan belajar adalah dua
peristiwa yang berbeda, tetapi terdapat hubungan yang erat, bahkan terjadi
kaitan dan interaksi saling pengaruh-mempengaruhi dan saling menunjang
satu sama lain. Berbagai rumusan yang ada pada dasarnya berlandaskan pada
teori tertentu, yaitu :
a. Mengajar adalah upaya menyampaikan pengetahuan kepada peserta
didik/siswa di sekolah
b. Mengajar adalah mewariskan kebudayaan kepada generasi muda melalui
lembaga pendidikan sekolah
c. Pembelajaran adala upaya mengorganisasi lingkungan untuk
menciptakan kondisi belajar bagi peserta didik
d. Pembelajaran aalah upaya mempersiapkan peserta didik untuk menjadi
warga masyarakat yang baik
e. Pembelajaran adalah suatu proses membantu siswa menghadapi
kehidupan masyarakat sehari-hari

Dari uraian diatas, maka jelas ketika kita memikirkan apa yang harus
dipelajari siswa, materi apa yang akan disampaikan, pengalaman belajar apa
yang harus dimiliki oleh siswa, maka pada saat itu kita sedang

5
mengembangkan sebuah program, sebuah perencanaan atau sebuah
kurikulum, selanjutnya jika kita memikirkan bagaimana cara yang dapat
dilakukan untuk mengajarkan suatu materi, metode apa yang harus digunakan,
bagaimana menyusun implementasi program dalam tindakn nyata, maka pada
saat itu kita sedang menyusun program pengajaran.
Isi dalam system penegembangan kurikulum bersumber dari budaya
masyarakat, selanjutnya sistem pengembangan kurikulum akan melahirkan
rangkaian pengajaran inilah yang kemudian akan kemudian membentuk
dalam sistem pengajaran yang tiada lain adalah tindak lanjut dari
pengembangan system kurikulum. Sistem pengajaran terbentuk oleh tiga
subsistem tentang perencanaan, yaitu subsistem tentang perencanaan
pengajaran, subsistem tentang pelaksanaan pengajaran, dan subsistem
evaluasi. Setiap subsitem itu merupakan suatu rangkaian yang masing-masing
dapat dianalisis. Tugas guru adalah berhubungan dengan membangun system
pengajaran ini. Oleh karenanya,efektivitas suatu kurikulum sangat tergantung
pada guru yang mengembangkannya. Perencanan pengajaran adalah proses
yang dilakukan untuk mendesain kegiatan pengajaran sebagai upaya
pencapaian tujuan kurikulum. Dengan demikian, perencanaan pengajaran
dilakukan dalam berbagai tingkat kesatuan waktu, yang meliputi perencanaan
tahunan, perencanaan semesteran, perencanaan mingguan dan perencanaan
harian yakni perencanaan untuk satu kali kegiatan pembelajaran. Perencanaan
pengajaran disusun sebagai upaya implementasi sistem kurikulum. Oleh
karenanya penyusunan perencanaan seseuai dengan tujuan kurikulum.
Subsistem pelaksanaan pengajaran tiada lain adalah implementasi atau action
dari perencanaan. Pelaksanaan susbsistem erat kaitannya dengan prosedur
yang ditempuh oleh guru dan siswa didalam praktik pembelajaran karenanya
keberhasilan kurikulum sangat tergantung pada subsistem pelaksanaan ini.
Salah satu faktornya adalah guru (Wina, 2008).

6
Walaupun antara kurikulum dan pengajaran merupakan dua sisi yang tidak
terpisahkan, namun dalam suatu proses pengajaran dan pembelajaran, dapat
terjadi kemungkinan hubungan antara keduanya. Peter F, Olivia (1992)
menggambarkan kemungkinan hubungan itu ke dalam beberapa model
dibawah ini :
a) Model dualistis ( the dualistic model)
Pada model ini kurikulum dan pengajaran terpisah. Keduanya tidak
bertemu kurikulum yang seharusnya menjadi input dalam menata sistem
pengajaran tidak tampak. Demikian juga pengajaran yang semestinya
memberikan balikan dalam proses penyempurnaan kurikulum tidak
terjadi, karena kurikulum dan pengajaran berjalan sendiri. Model dualistis
digambarkan sebagai berikut :

Kurikulum Pengajaran
\

b) Model berkaitan ( the interlocking model )


Pada model ini kurikulum dan pengajaran dianggap sebagai suatu
system yang keduanya memiliki hubungan. Baik antara kurikulum dan
pengajaran maupun pengajaran dan kurikulun, ada bagian-bagian yang
berpadu atau memiliki keterkaitan sehingga antara keduanya memiliki
hubungan.
c) Model konsentris ( the concentric model)
Pada model ini kurikulum dan pengajaran memiliki hubungan dengan
kemungkinan kurikulum bagian pengajaran atau pengajaran bagian dari
kurikulum. Yang satu tergantung dari yang lain. Model kosentris ini dapat
digambarkan sebagau berikut :

kurikulum pengajaran
pengajaran kurikulum
n
7
d) Model siklus ( the cyclical model )
Pada model ini antara kurikulum dan pengajaran memiliki hubungan
yang timbal balik. Keduanya saling berpengaruh . apa yang diputuskan
dalam kurikulum akan menjadi dasar dalam proses pelksanaan pengajaran.
Sebaliknya apa yang terjadi dalam pengaajaran dapat mempengaruhi
keputusan kurikulum selanjutnya. Oleh sebab itu, dalam model siklus
hubungan keduanya sangat erat walaupun kedudukannya terpisah yang
berarti dapat di analisis secara terpisah pula.
B. Kurikulum Ideal Dan KurikulumAktual
Kurikulum ideal yaitu kurikulum yang diharapkan dapat dilaksanakan dan
berfungsi sebagai acuan atau pedoman guru dalam proses belajar mengajar.
Oleh karena itu, kurikulum ideal merupakan pedoman bagi guru maka
kurikulum ini juga dinamakan kurikulum formal atau kurikulum tertulis
(written curriculum). Sebagai sebuah pedoman kurikulum ideal memegang
peran yang sangat penting dalam merancang pembelajaran yang dapat
dilakukan oleh guru dan siswa (Wina, 2008).
Sebagai pengembang kurikulum, pertama sekali guru-dosen menjabarkan
kurikulum ideal/potensial (written curriculum) menjadi silabus. Kemudian
silabus dikembangkan lagi menjadi program pembelajaran, mulai dari
program tahunan, semester, sampai kepada rencana pembelajaran untuk satu
kali atau beberapa kali pertemuan. Setelah itu, barulah rencana pembelajaran
(RPP/RPS) tersebut diaktualisasikan dikelas melalui kegiatan belajar
mengajar (pembelajaran). Fungsi dan peranan guru-dosen tidaklah terlalu
berat, tapi bila dihayati dan dikaji lebih mendalam jelas bahwa fungsi dan
peranannya cukup kompleks dimana memerlukan keahlian kompetensi,
kemauan dan komitmen keguruan yang tinggi. Oleh karena itu, jabatan guru-
dosen memerlukan kualifikasi yang diperlukan dalam tugas sebagai pendidik
dan pengajar di lapangan nanti. Disamping itu, melalui pendidikan profesi
guna untuk mendapatkan ‘sertifikasi pendidik’ yang diselenggarakan

8
perguruan tinggi yang memiliki program pengadaan tenaga kependidikan
yang terakreditasi dan ditetapkan oleh pemerintah ( Syafruddin, 2016).
Menurut (Wina, 2008) mengemukakan bahwa melalui pedoman, guru
minimal dapat menentukan hal-hal sebagai berikut :
1. Merumuskan tujuan dan kompetensi yang haarus dimiliki oleh siswa.
2. Menentukan isi atau meteri pelajaran yang harus dikuasai untuk mencapai
tujuan atau penguasaan kompetensi.
3. Menyusun strategi pembelajaran untuk guru dan siswa sebagai upaya
pencapaian tujuan.
4. Menentukan keberhasilan peencapaian tujuan atau kompetensi
Kurikulum nyata atu kurikulum aktual adalah kurikulum yang secara real
dapat dilaksanakan oleh guru sesuai dengan keadaan dan kondisi yang ada.
Menurut Nana Syaodih sukmadinata (1997) menyatakan : kurikulum nyata
atau actual curriculum merupakan implementasi dari official curriculum oleh
guru didalam kelas. Beberapa para ahli mengatakan bahwa betapa pun
bagusnya suatu kurikulum (official), tetapi hasilnya sangat tergantung pada
apa yang dilakukan oleh guru dan juga siswa didalam kelas (aktual). Dengan
demikian, guru memegang peranan penting baik didalam penyusunan maupun
pelaksanaan (implementasi) kurikulum. Begitu dengan Nana Sudjana
(1989:16) menyatakan pula bahwa “sungguhpun demikian apa yang telah
dipilih dan disusun ini, bagaimanapun baiknya belum menjamin
menghasilkan lulusan (anak didik) yang terbaik seperti yang di ingikan oleh
kurikulum itu sendiri. Hal ini disebabkan proses sampai nya kepada siswa
bergantung kepada pelaksana (implementor) kurikulum, yakni guru”.
Memerhatikan begitu pentingnya keberadaan kurikulum ideal guru dituntut
untuk memahami dengan benar mengenai kurikulum tetapi setiap sekolah
tidak mungkin dapat melaksanakan dengan sempurna, kerena berbagai alasan.
Pertama, bisa atau tidaknya kurikulum ideal diterapkan oleh guru, dapat
ditentukan oleh kelengkapan sarana dan prasarana yang tersedia disekolah.

9
Kedua, bisa atau tidaknya kurikulum ideal dilaksanakan akan ditentukan oleh
kemampuan guru. Ketiga bisa tidaknya kurikulum ideal dilaksanakaan setiap
guru juga tergantung pada kebijakan setiap sekolah yang bersangkutan. Oleh
karena berbagai keterbatasan itu, maka guru hanya mungkin dapat
menerapkan kurikulum sesuai dengan kondisi yang ada. Inilah yang kemudian
dinamakan actual curriculum atau kurikulum nyata (Wina, 2008).
Berdasarkan uraian dan pendapat di atas, bahwa peranan guru-dosen sangat
menentukan dalam pencapaian hasil belajar atau pun harapan yang di
inginkan oleh kurikulum. Karena sebagai implementor dan pengembang
kurikulum dosen-guru berfungsi dan berperan : (1) memperkaya kurikulum,
(2) meningkatkan revelansi kurikulum dengan kebutuhan bakat, dan minat
anak, (3) menyusuaikan kurikulum dengan kebutuhan, tuntutan dan
perkembangan yang terjadi di tengah-tengah masyarakat, serta (4)
menyesuaikan kurikulum dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi
dan seni. Memperkaya kurikulum artinya guru-dosen berperan menjabarkan,
mengembangkan dan menganalisis topik/pokok bahasan yang ada pada
silabus. Diawali dengan analisis materi pembelajaran (AMP), penyususnan
satuan pembelajaran (SP), rencana pengajaran/kurikulum perkuliahan dan
kemudian dilanjutkan dengan implementasi kurikulum dikelas. Dalam
konteks sekarang guru memulainya dengan analisis standar kompetensi
lulusan (SKL), kompetensi inti (KI), dan kompetensi dasar (KD). Kemudian
baru dilanjutkan dengan pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP) (Syafruddin, 2016 ).
Oleh karena kurikulum ideal merupakan pedoman bagi setiap guru
khususnya tentang tujuan dan kompetensi yang harus dicapai, sedangkan
kurikulum aktual adaalah kurikulum nyata yang dapat dilaksanakan oleh guru
sesuai dengan kondisi yang ada, dengan demikian dapat dipastikan bahwa
semakin jauh jarak antara kurikulum ideal dengan kurikulum aktual artinya
apa yang dikerjakan guru tidak sesuai atau jauh dari rambu-rambu kurikuulum

10
ideal maka akan semakin rendah kualitas suatu sekolah sebaliknya semakin
dekat jarak antara kurikulum ideal dan kurikulm aktual maka akan semakin
bagus kualitas proses belajar mengajar. Itulah sebabnya jarak antara
kurikulum ideal tidak boleh terlalu jauh dengan kurikulum aktual (Wina,
2008).
C. Kurikulum Tersembunyi atau Hidden Curiculum
Istilah hidden curriculum, terdiri dari dua kata yaitu hidden dan
curriculum. Secara etimologi kata “hidden” berasal dari bahsa inggris, yaitu
hide berarti tersembunyi (terselubung). Sedangkan istilah kurikulum berarti
sejumlah mata pelajaran dan pengalaman belajar yang harus dilalui oleh siswa
demi menyelesaikan tugas pendidikannya. Dengan demikian, hidden
curriculum adalah kurikulum tersembunyi/ kurikulum terselubung. Maksud
dari tersembunyi/terselubung adalah kurikulum ini tidak tercantum dalam
kurikulum ideal. Meski demikian kurikulum ini memiliki keikutsertaan dalam
mencapai tujuan pendidikan (Khairun, 2009 ).
Lembaga pendidikan baik itu sekolah maupun perguruan tinggi tidak
hanya menjadi wadah untuk pemberian ilmu pengetahuan yang tertuang
dalam dokumen kurikulum aktual saja, akan tetapi seharusnya menjadi tempat
untuk mendidik siswa atau mahasiswa yang berkaitan dengan karakter,
perilaku, motivasi dan sebagainya. Kurikulum merupakan salah satu aspek
yang berperan penting dalam mencetak sumber daya manusia yang handal dan
berkarakter melalui pembelajaran. Sehingga kurikulum tersembunyi
merupakan kurikulum tidak tertulis yang berkaitan dan menunjukkan atau
melambangkan sikap, pengetahuan dan tingkah laku yang diperoleh atau
diberikan secara tidak langsung dan diwujudkan dalam bentuk kata-kata atau
tindakan dan menggambarkan bahwa kurikulum tersembunyi adalah nilai-
nilai yang dipeoleh secara alami pada saat pembelajaran (Kuzairi, 2017).
Ada dua aspek yang dapat memengaruhi perilaku sebagai hidden
curriculum itu, yaitu aspek yang relatif tetap dan aspek yang dapat berubah.

11
Yang dimaksud dengan aspek relatif tetap adalah ideologi, keyakinan, nilai
budaya masyarakat yang memengaruhi sekolah termasuk didalamnya
menentukan budaya apa yang patut dan tidak patut diwariskan kepada
generasi bangsa. Aspek yang dapat berubah meliputi variable organisasi
sistem social dan kebudayaan. Variabel organisasi meliputi bagaimana guru
mengelola kelas, bagaimana pelajaran diberikan, bagaimana kenaikan kelas
dilakukan. Sistem social meliputi bagaimana pola hubungan sosial antara
guru, guru dengan peserta didik, guru dengan staf sekolah, dan lain
sebagainya ( Wina, 2008).
Kurikulum mungkin dilihat sebagai seluruh rencana belajar yang sengaja
di peruntukkan bagi anak didik dibawah tanggung jawab dan perlindungan
sekolah. Meskipun demikian, anak didik mendapatkan pelajaran yang banyak
tidak direncanakan dan hal ini kemdian disebut hidden curriculum. Fenomena
yang sama pada lembaga pendidikan yang menawarkan program pendidikan,
yakni pelajar-pelajar tersebut akan mendapatkan rencana, yang tidak disengaja
sebagaimana halnya dengan tidak direncanakan atau belajar yang tidak
direncanakan. Kemudian kurikulum tersembunyi telah menjadi suatu hal yang
diterima dan secara umum telah digunakan sebagai bagian dari tulisan atau
neraca pada dekade yang lalu (Abdullah, 2016 ).
Menurut Bellack dan Kiebard, hidden curriculum memiliki tiga dimensi
yaitu :
1. Hidden curriculum dapat menunjukkan suatu hubungan sekolah, yang
meliputi interaksi guru, peserta didik, struktur kelas, keseluruhan pola
organisasional peserta didik sebagai mikrokosmos sistem nilai sosial.
2. Hidden curriculum dapat menjelaskan sejumlah proses pelaksanaan
didalam atau diluar sekolah yang meliputi hal-hal yang memiliki nilai
tambah, sosialisasi, pemeliharaan struktur kelas.
3. Hidden curriculum mencakup perbedaan tingkat kesengajaan (
intenasionalitas) seperti halnya yang dihayat oleh para peneliti, tingkat

12
yang berhubungan dengan hasil yang bersifat incidental. Bahkan hal itu
kadang-kadang tidak diharapkan dari penyusunan kurikulum dalam
kaitannya dengan fungsi sosial pendidikan.
Dalam dimensi pelaksanaan implementasi kurikulum didalam kelas atau
pengembangan kurikulum dalam skala mikro, kurikulum tersembunyi
memiliki makna : pertama, kurikulum tersembunyi dapat dipandang sebagai
tujuan yang tidak tertulis (tersembunyi), akan tetapi pencapaiannya perlu
dipertimbangkan oleh setiap guru agar kualitas pembelajaran lebih bermakna,
kedua kurikulum tersembunyi juga dapat diartikan sebagai segala sesuatu
yang terjadi tanpa direncanakan terlebih dahulu yang dapat dimanfaatkan oleh
guru untuk mencapai tujuan pembelajaran (Wina, 2008).
Hal ini menunjukkan bahwa hidden curriculum tidak direncanakan oleh
sekolah dalam programnya dan tidak ditulis atau dibicarakan oleh guru,
sehingga kurikulum ini merupakan upaya murni anak didik atas potensi dan
kreativitasnya yang tentunya bisa berkonotasi negative maupun positif. Dalam
arti positif, berarti hidden curriculum memberi manfaat bagi individu anaak
diddik, guru dan sekolah. Sebaliknya, bisa berkonotasi negative, artinya
keberadaan hasil kurikulum ini tidak menguntungkan bagi anak didik, guru,
kepala sekolah maupun orang tua. Karenanya hidden curriculum bisa
berkonatasi negative maupun positif yang tentunya upaya bimbingan guru,
orangtua atau pihak lain yang berwenang dapat mampu memanfaatkan
kurikulum jenis ini untuk membantu anak didik seecara maksimal (Abdullah,
2016 ).

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kurikulum dan pengajaran merupkan dua hal yang berkaitan erat.
Kurikulum berhubungan dengan isi atau materi yang dipelajari atau apa yang
harus diajarkan seperti sebuah program, sebuah perencanaan, isi atau materi
pelajaran. Sedangkan, pengajaran mengacu kepada bagaimana cara
mengajarkannya seperti tindakan mengajar, implementasi, dan presentasi.
Berdasarkan konsep pelaksanaannya terdapat bebeerapa istilah yang berkaitan
dengan kurikulum.
Kurikulum ideal yaitu kurikulum yang diharapkan dapat dilaksanakan dan
berfungsi sebagai acuan atau pedoman guru dalam proses belajar mengajar.
Kurikulum nyata atau kurikulum aktual adalah kurikulum yang secara real
dapat dilaksanakan oleh guru sesuai dengan keadaan dan kondisi yng ada.
Sedangankan, kurikulum tersembunyi (hidden curriculum) adalah kurikulum
yang tidak tertulis yang berkaitan dengan segala sesuatu yang terjadi dalam
pelaksanaan kurikulum ideal menjadi kurikulum aktual.

B. Saran
Berdasarkan makalah ini diharapkan agar kurikulum pendidikan ini
menjadi semangat generasi muda penerus bangsa untuk terus meningkatkan
kualitas dan mampu bersaing dengan yang semakin lama semakin banyak
persaingan sehingga akan terwujud dengan menerapkan sistem manajemen
kurikulum pendidikan yang baik.

14
DAFTAR PUSTAKA

Hamalik, Oemar. 2014. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.


Idi Abdullah. 2016. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik. Jakarta: Raja
Grafindo Pers.
Kuzairi, Hidya Maulidya. 2017. Pembentukan Karakter Melalui Kurikulum
Tersembunyi Dalam Pengajaran Bahasa Inggris. Lentera Jurnal Ilmiah
Kependidikan. Vol.12 (2): 50-62.
Nisa, Khairun. 2009. Hidden Curriculum: Upaya Peningkatan Kecerdasan Spritual
Siswa. Lentera pendidikan. Vol. 12 (1): 72-86
Nurdin Syafruddin, Adriantoni. 2016. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Raja
Grafindo Pers.
Sanjaya, Wina. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.

15

Anda mungkin juga menyukai