Ekologi

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 47

C.

Pertelaan
1. Tabel Pengamatan Terong Ungu (Solanum melongena L)
No Paramater Hasil Pengamatan
1 Parameter Lingkungan 25-300oC
a Suhu udara 1000 m dpm
b Ketinggian tempat 6,0-6,5 pH
c Keasaman tanah 50%-70%
d Kelembaban tanah <20.000 Lux
e Intensitas cahaya 17oC-20oC
f Kelembaban udara Rendah-tinggi
g Kecepatan angina Kecil-besar
h Porositas tanah
i Tekstur tanah :
Pasir 5%
Debu 11%
Liat 84%
Mineral tanah :
N 5-9%
P 5-9%
K 5-9%
Ca 5-9%
Mg 5-9%
Na 5-9%
C-org 5-9%
2 Populasi
Pra-reproduksi -
Reproduksi -
Post-reproduksi -
Penyebaran populasi -
3 Apakah tumbuhan tersebut Tumbuhan tersebut digunakan sebagai
digunakan sebagai peneduh / penghijauan.
penghijauan / penahan angin /
penahan erosi pantai ?
4 Apakah tumbuhan tersebut juga tumbuhan tersebut tidak bisa digunakan yang
digunakan yang berhubungan berhubungan dengan ternak atau binatang lain.
dengan ternak / binatang lain?
5 Apakah ada upaya untuk Masyarakat biasanya menanam di sekitar rumah
melestarikan tumbuhan tersebut? atau menanamnya di perkebunan.

6 Bila ada, bagaimanakah caranya? biasanya masyarakat menanam nya dengan cara
menaburkan benih terong kedalam polyback
atau langsung di tanah.

2. Tabel Pengamatan Nangka (Artocarpus heterophyllus Lamk )


No Paramater Hasil Pengamatan
1 Parameter Lingkungan
A Suhu udara 28-34 ℃
B Ketinggian tempat 1300 mdpl
C Keasaman tanah 5,5-7,0 pH
D Kelembaban tanah 12,7 %
E Intensitas cahaya 18544-> 20000 Lux
F Kelembaban udara 44-53 %
G Kecepatan angin 1,2-1,6 m/s
H Porositas tanah 20%
I Tekstur tanah :
Pasir 8%
Debu 12%
Liat 80%
Mineral tanah :
N 3-5%
P 3-5%
K 3-5%
Ca 3-5%
Mg 3-5%
Na 3-5%
C-org 3-5%
2 Populasi
Pra-reproduksi -
Reproduksi -
Post-reproduksi -
Penyebaran populasi -
3 Apakah tumbuhan tersebut Tumbuhan nangka di tanam masyarakat untuk
digunakan sebagai peneduh / peneduh.
penghijauan / penahan angin /
penahan erosi pantai ?
4 Apakah tumbuhan tersebut juga Tumbuhan nangka tidak digunakan untuk
digunakan yang berhubungan keperluan yang berhubungan dengan ternak.
dengan ternak / binatang lain?

5 Apakah ada upaya untuk Iya, tumbuhan nangka ditanam masyarakat


melestarikan tumbuhan tersebut? dengan sengaja di depan rumah.

6 Bila ada, bagaimanakah caranya? Masyarakat menanam tumbuhan nangka di


halaman rumah.

3. Tabel Pengamatan Tumbuhan Belimbing Tunjuk (A.bilimbi L.)


No Paramater Hasil Pengamatan
1 Parameter Lingkungan
a Suhu udara 25-27 ℃
b Ketinggian tempat 1.200 mdpl
c Keasaman tanah 500 m dpl
d Kelembaban tanah 5,5- 5,7
e Intensitas cahaya 18544-> 20000 Lux
f Kelembaban udara 45- 50 %
g Kecepatan angin 2 m/s
h Porositas tanah 27%
i Tekstur tanah :
Pasir 25%
Debu 5%
Liat 70%
Mineral tanah :
N 7%
P 7%
K 7%
Ca 7%
Mg 7%
Na 7%
C-org 7%
2 Populasi
Pra-reproduksi -
Reproduksi -
Post-reproduksi -
Penyebaran populasi -
3 Apakah tumbuhan tersebut Tumbuhan tersebut digunakan sebagai
digunakan sebagai peneduh / peneduh.
penghijauan / penahan angin /
penahan erosi pantai ?
4 Apakah tumbuhan tersebut juga belimbing tunjuk tidak digunakan dalam
digunakan yang berhubungan keperluan yang berhubungan dengan ternak
dengan ternak / binatang lain? atau binatang lain.

5 Apakah ada upaya untuk Menurut responden tidak ada upaya


melestarikan tumbuhan tersebut? melestarikan tumbuhan belimbing tunjuk.

6 Bila ada, bagaimanakah caranya? Responden mengatakan tumbuhan tersebut


tumbuh dengan sendirinya.

4. Tabel Pengamatan Kayu Putih (Melaleuca cajuputi)


No Paramater Hasil Pengamatan
1 Parameter Lingkungan
a Suhu udara 25-32oC
b Ketinggian tempat 5-400 mdpl
c Keasaman tanah 6,8-7,3 pH
d Kelembaban tanah 70-72 %
e Intensitas cahaya 4200-4500 lux
f Kelembaban udara 44-53%
g Kecepatan angina 1,2-1,6 m/s
h Porositas tanah
i Tekstur tanah :
Pasir 36 %
Debu 19.8 %
Liat 44.2%
Mineral tanah :
N 2,1%
P 2,6%
K 3,6%
Ca 2,1%
Mg 2,8%
Na 2,2%
C-org 3%
2 Populasi
Pra-reproduksi -
Reproduksi -
Post-reproduksi -
Penyebaran populasi -
3 Apakah tumbuhan tersebut Menurut responden tumbuhan tersebut
digunakan sebagai peneduh / digunakan sebagai penahan erosi.
penghijauan / penahan angin /
penahan erosi pantai ?
4 Apakah tumbuhan tersebut juga Tidak, tumbuhan tersebut tidak digunakan yang
digunakan yang berhubungan berhubungan dengan ternak.
dengan ternak / binatang lain?

5 Apakah ada upaya untuk Menurut responden tidak ada upaya untuk
melestarikan tumbuhan tersebut? melestarikan tumbuhan tersebut.

6 Bila ada, bagaimanakah caranya? Tidak ada, karena tidak ada upaya untuk
melestarikan tumbuhan tersebut.

5. Tabel Pengamatan Tumbuhan Kumis Kucing (Orthosiphon aristatus)


No Paramater Hasil Pengamatan
1 Parameter Lingkungan
a Suhu udara 27ºC
b Ketinggian tempat 500-1.200 m dpl
c Keasaman tanah 6
d Kelembaban tanah 50-80
e Intensitas cahaya Tinggi
f Kelembaban udara Sedang
g Kecepatan angina 2-3 Mill/Jam
h Porositas tanah 3,6-34,7%
i Tekstur tanah :
Pasir 40%
Debu 5%
Liat 60%
Mineral tanah : 20%
N 10%
P 10%
K 20%
Ca 10%
Mg 10%
Na 10%
C-org 9%
2 Populasi
Pra-reproduksi -
Reproduksi -
Post-reproduksi -
Penyebaran populasi -
3 Apakah tumbuhan tersebut Tumbuhan tersebut tidak digunakan untuk hal
digunakan sebagai peneduh / tersebut.
penghijauan / penahan angin /
penahan erosi pantai ?
4 Apakah tumbuhan tersebut juga Tidak berhubungan dengan ternak atau binatang
digunakan yang berhubungan lainnya.
dengan ternak / binatang lain?

5 Apakah ada upaya untuk Ditanam didepan rumah sebagai tanaman hiasan.
melestarikan tumbuhan tersebut?

6 Bila ada, bagaimanakah caranya? Mengambil tunas dari tanaman kumis kucing
tersebut kemudian ditanam.
6. Tabel Pengamatan Pinang (Areca catechu L.)

No Paramater Hasil Pengamatan


1 Parameter Lingkungan
a Suhu udara 25 º -29º C
b Ketinggian tempat 1-200 m dpl
c Keasaman tanah pH 4-8
d Kelembaban tanah Sedang
e Intensitas cahaya Tinggi
f Kelembaban udara 20-40%
g Kecepatan angina 0,28 m/det
h Porositas tanah 49%
i Tekstur tanah :
Pasir 35%
Debu 5%
Liat 55%
Mineral tanah :
N 2-5%
P 2-5%
K 2-5%
Ca 2-5%
Mg 2-5%
Na 2-5%
C-org 2-5%
2 Populasi
Pra-reproduksi
Reproduksi
Post-reproduksi
Penyebaran populasi
3 Apakah tumbuhan tersebut digunakan Tumbuhan pinang dapat digunakan sebagai
sebagai peneduh / penghijauan / penahan peneduh, penghijauan serta penahan angina.
angin / penahan erosi pantai ?
4 Apakah tumbuhan tersebut juga Tumbuhan pinang tidak memiliki hubungan
digunakan yang berhubungan dengan apapun mengenai ternak atau binatang lain.
ternak / binatang lain?
5 Apakah ada upaya untuk melestarikan Ada upaya yang digunakan untuk
tumbuhan tersebut? melestarikan tumbuhan pinang

6 Bila ada, bagaimanakah caranya? Dengan cara menanam tanaman pinang


dipekarangan rumah.

7. Tabel Pengamatan Rambai Padi (Sonneratia caseolaris)

No Paramater Hasil Pengamatan


1 Parameter Lingkungan
a Suhu udara 28-32⁰C
b Ketinggian tempat <1000 dpl
c Keasaman tanah 6-7 pH
d Kelembaban tanah 85 – 93%
e Intensitas cahaya 18544 - >20000 Lux
f Kelembaban udara 46 – 43%
g Kecepatan angina 0 - 1,2 m/s
h Porositas tanah 40%
i Tekstur tanah :
Pasir 20%
Debu 10%
Liat 70%
Mineral tanah :
N 3-5%
P 3-5%
K 3-5%
Ca 3-5%
Mg 3-5%
Na 3-5%
C-org 3-5%
2 Populasi
Pra-reproduksi
Reproduksi
Post-reproduksi
Penyebaran populasi
3 Apakah tumbuhan tersebut digunakan Iya, tumbuhan tersebut digunakan sebagai
sebagai peneduh / penghijauan / penahan penahan erosi sungai.
angin / penahan erosi pantai ?
4 Apakah tumbuhan tersebut juga Iya, tumbuhan tersebut dimakan oleh
digunakan yang berhubungan dengan bekantan.
ternak / binatang lain?

5 Apakah ada upaya untuk melestarikan Iya, ada upaya untuk melestarikan tumbuhan
tumbuhan tersebut? tersebut.

6 Bila ada, bagaimanakah caranya? Caranya yaitu menanam dipinggir sungai.

8. Tabel Pengamatan Tebu (Saccharum officinarum L)

No Paramater Hasil Pengamatan


1 Parameter Lingkungan
a Suhu udara 28-34 C°
b Ketinggian tempat 5 sampai 500 mdpl
c Keasaman tanah 5,5 – 7,0
d Kelembaban tanah > 70 %
e Intensitas cahaya Sinar matahari penuh
f Kelembaban udara < 70 %
g Kecepatan angina Kurang dari 10 km/jam
h Porositas tanah < 100 cm
i Tekstur tanah :
Pasir < 30 %
Debu 20 – 50 %
Liat 5 – 20 %
Mineral tanah :
N 3–5%
P 3–5%
K 3–5%
Ca 3–5%
Mg 2 – 3%
Na 5-7%
C-org 3–5%
2 Populasi
Pra-reproduksi
Reproduksi
Post-reproduksi
Penyebaran populasi
3 Apakah tumbuhan tersebut digunakan Tumbuhan tebu (manisan) digunakan
sebagai peneduh / penghijauan / penahan sebagai peneduh dan penghijauan didaerah
angin / penahan erosi pantai ? tersebut.
4 Apakah tumbuhan tersebut juga Menurut responden tumbuhan tersebut tidak
digunakan yang berhubungan dengan digunakan dengan hal yang berhubungan
ternak / binatang lain? dengan ternak.

5 Apakah ada upaya untuk melestarikan Ada upaya masyarakat untuk melestarikan
tumbuhan tersebut? tumbuhan tebu tersebut.

6 Bila ada, bagaimanakah caranya? Masyarakat didaerah tersebut


melestarikannya dengan cara menanam
tumbuhannya diperkebunan.

9. Tabel Pengamatan Sawo (Achras zapota L.)

No Paramater Hasil Pengamatan


1 Parameter Lingkungan
a Suhu udara 22-32°C
b Ketinggian tempat 700 m dpl
c Keasaman tanah pH5,5-6,6
d Kelembaban tanah 50 cm
e Intensitas cahaya 18544- > 20000 Lux
f Kelembaban udara 85%
g Kecepatan angina 1,2-1,6 m/s
h Porositas tanah 40%
i Tekstur tanah :
Pasir Tidak berpasir
Debu Tidak berdebu
Liat Sedikit liat
Mineral tanah :
N 3-7%
P 3-7%
K 3-7%
Ca 3-7%
Mg 3-7%
Na 3-7%
C-org 3-7%
2 Populasi
Pra-reproduksi
Reproduksi
Post-reproduksi
Penyebaran populasi
3 Apakah tumbuhan tersebut digunakan Masyarakat menanam tumbuhan tersebut
sebagai peneduh / penghijauan / penahan sebagai penghijauan dan penahan erosi
angin / penahan erosi pantai ? sungai
4 Apakah tumbuhan tersebut juga Masyarakat tidak menggunakan tumbuhan
digunakan yang berhubungan dengan tersebut sebagai pakan ternak/binatang lain.
ternak / binatang lain?

5 Apakah ada upaya untuk melestarikan Masyarakat melestarikan tumbuhan tersebut


tumbuhan tersebut? dengan menanam pohon tersebut dihalaman
rumah mereka.
6 Bila ada, bagaimanakah caranya? Cara masyarakat menanam dengan cara
mencangkok akar dan melambak.

10. Tabel Pengamatan Jeruk Purut (Citrus hystryx)

No Paramater Hasil Pengamatan


1 Parameter Lingkungan
a Suhu udara 28OC -37OC
b Ketinggian tempat 200 m dari permukaan air laut
c Keasaman tanah 2 -3
d Kelembaban tanah 40-60%
e Intensitas cahaya 45 CD
f Kelembaban udara 50-60%
g Kecepatan angina 2-3 Mil/Jam
h Porositas tanah 3,6-34,7%
i Tekstur tanah :
Pasir 5%
Debu 10%
Liat 85%
Mineral tanah :
N 2-3 %
P 2-3 %
K 2-3 %
Ca 2-3 %
Mg 2-3 %
Na 2-3 %
C-org 2-3 %
2 Populasi
Pra-reproduksi
Reproduksi
Post-reproduksi
Penyebaran populasi
3 Apakah tumbuhan tersebut digunakan Tidak, tumbuhan tersebut tidak digunakan
sebagai peneduh / penghijauan / penahan sebagai penahan erosi pantai.
angin / penahan erosi pantai ?
4 Apakah tumbuhan tersebut juga Tidak, tumbuhan tersebut tidak dijadikan
digunakan yang berhubungan dengan bahan makanan ternak.
ternak / binatang lain?

5 Apakah ada upaya untuk melestarikan Tidak ada upaya melestarikan tumbuhan
tumbuhan tersebut? tersebut

6 Bila ada, bagaimanakah caranya? Tidak ad acara karena tidak ada upaya
melestarikan tumbuhan tersebut.

11. Tabel Pengamatan Mangga


No Paramater Hasil Pengamatan
1 Parameter Lingkungan
a Suhu udara 26◦C -37◦C
b Ketinggian tempat 250 m dpl
c Keasaman tanah 4-5 pH
d Kelembaban tanah 40-60%
e Intensitas cahaya 45 Cd
f Kelembaban udara 40-50%
g Kecepatan angina 2-3 Mil/Jam
h Porositas tanah 3,6-34,7%
i Tekstur tanah :
Pasir 15%
Debu 5%
Liat 80%
Mineral tanah :
N 15%
P 10%
K 5%
Ca 10%
Mg 20%
Na 15%
C-org 15%
2 Populasi
Pra-reproduksi
Reproduksi
Post-reproduksi
Penyebaran populasi
3 Apakah tumbuhan tersebut digunakan Menurut responden, tidak dapat digunakan
sebagai peneduh / penghijauan / penahan sebagai penahan erosi pantai tetapi bisa
angin / penahan erosi pantai ? untuk digunakan peneduh dan penghijauan.
4 Apakah tumbuhan tersebut juga Menurut responden, batang pohon mangga
digunakan yang berhubungan dengan dapat digunakan untuk membuat kandang
ternak / binatang lain? ternak

5 Apakah ada upaya untuk melestarikan Menurut responden, melestarikan dengan


tumbuhan tersebut? menanam di sekitar rumah warga.
6 Bila ada, bagaimanakah caranya? Ditanam dengan cara dicangkok atau biji
dari mangga itu sendiri tumbuh ditanah.

12. Tabel Pengamatan Pisang

No Paramater Hasil Pengamatan


1 Parameter Lingkungan
a Suhu udara 30 – 33 ºC
b Ketinggian tempat 1000-1300 m dpl
c Keasaman tanah 5.5 – 6.5
d Kelembaban tanah 70 – 80 %
e Intensitas cahaya sedang
f Kelembaban udara 75 %
g Kecepatan angina 47 – 48 %
h Porositas tanah < 100 cm
i Tekstur tanah :
Pasir < 50 %
Debu 25 – 30 %
Liat 27 %
Mineral tanah :
N 2-4%
P 2-4%
K 2-4%
Ca 2-4%
Mg 2-4%
Na 2-4%
C-org 2-4%
2 Populasi
Pra-reproduksi
Reproduksi
Post-reproduksi
Penyebaran populasi
3 Apakah tumbuhan tersebut digunakan Menurut responden, tanaman pisang
sebagai peneduh / penghijauan / penahan digunakan untuk keperluan penghijauan.
angin / penahan erosi pantai ?
4 Apakah tumbuhan tersebut juga Menurut responden, tumbuhan pisang tidak
digunakan yang berhubungan dengan digunakan untuk keperluan yang
ternak / binatang lain? berhubungan dengan ternak.

5 Apakah ada upaya untuk melestarikan Menurut responden, ada upaya dalam
tumbuhan tersebut? melestarikannya

6 Bila ada, bagaimanakah caranya? Menurut responden, upayanya dengan cara


menanam pada lahan kosong atau sekitar
rumah.

13. Tabel Pengamatan Jambu biji

No Paramater Hasil Pengamatan


1 Parameter Lingkungan
a Suhu udara 24o C - 32o C
b Ketinggian tempat 3 – 5000 mdpl
c Keasaman tanah pH 4,5 - 7,2
d Kelembaban tanah pH 7, 1
e Intensitas cahaya 1132-1783 lux
f Kelembaban udara 52,2 – 60,5 %
g Kecepatan angin 1,2 m/s
h Porositas tanah 40%
i Tekstur tanah :
Pasir 8,91 %
Debu 18, 45 %
Liat 72, 71 %
Mineral tanah :
N 3-5%
P 3-5%
K 3-5%
Ca 3-5%
Mg 3-5%
Na 3-5%
C-org 3-5%
2 Populasi
Pra-reproduksi
Reproduksi
Post-reproduksi
Penyebaran populasi
3 Apakah tumbuhan tersebut digunakan Menurut responden, masyarakat
sebagai peneduh / penghijauan / penahan menggunakan tanaman tersebut sebagai
angin / penahan erosi pantai ? penahan erosi sungai.
4 Apakah tumbuhan tersebut juga Menurut responden, masyarakat
digunakan yang berhubungan dengan menggunakan tanaman terbagai makanan
ternak / binatang lain? ternak.

5 Apakah ada upaya untuk melestarikan Menurut responden, tidak ada upaya untuk
tumbuhan tersebut? melestarikan.

6 Bila ada, bagaimanakah caranya? Tidak ada cara karena tidak ada upaya untuk
melestarikannya.

14. Tabel Pengamatan Mengkudu

No Paramater Hasil Pengamatan


1 Parameter Lingkungan
a Suhu udara 22oC-30oC
b Ketinggian tempat 1.500m dpl
c Keasaman tanah 5-7
d Kelembaban tanah 50%-70%
e Intensitas cahaya <20.000 lux
f Kelembaban udara 17oC-20oC
g Kecepatan angin 1,7 m/s
h Porositas tanah 35%
i Tekstur tanah :
Pasir 10%
Debu 2%
Liat 88%
Mineral tanah :
N 56, 201 mg/L
P 32,098 mg/L
K 25,649 mg/L
Ca 66,325 mg/L
Mg 51,299 mg/L
Na 23, 981 mg/L
C-org 63, 432 mg/L
2 Populasi
Pra-reproduksi
Reproduksi
Post-reproduksi
Penyebaran populasi
3 Apakah tumbuhan tersebut digunakan Menurut responden, tumbuhan digunakan
sebagai peneduh / penghijauan / penahan sebagai penghijauan.
angin / penahan erosi pantai ?
4 Apakah tumbuhan tersebut juga Menurut responden, mengkudu tidak ada
digunakan yang berhubungan dengan hubungannya dengan ternak/ binatang lain.
ternak / binatang lain?

5 Apakah ada upaya untuk melestarikan Menurut responden, tumbuhan dengan liar.
tumbuhan tersebut?

6 Bila ada, bagaimanakah caranya? Menurut responden, tumbuh dengan


sendirinya.

15. Tabel Pengamatan Sirih

No Paramater Hasil Pengamatan


1 Parameter Lingkungan
a Suhu udara 23-31˚c
b Ketinggian tempat 300-1500 m dpl
c Keasaman tanah 5-6,5
d Kelembaban tanah 60 %
e Intensitas cahaya 60-75 %
f Kelembaban udara 50 %
g Kecepatan angin 0-1,4 m/s
h Porositas tanah 20%
i Tekstur tanah :
Pasir ˂ 30 %
Debu ˂ 40 % – 60 %
Liat 5-10
Mineral tanah :
N 2,00 % – 5,00%
P 0,20 %
K 1,00%
Ca 0,31% - 0,36 %
Mg 0,20 %
Na 5,60 %
C-org 3,00% - 5,00%
2 Populasi
Pra-reproduksi
Reproduksi
Post-reproduksi
Penyebaran populasi
3 Apakah tumbuhan tersebut digunakan Menurut responden, bisa di tanam
sebagai peneduh / penghijauan / penahan diperkarangan rumah sebagai langkah
angin / penahan erosi pantai ? penghijauan.
4 Apakah tumbuhan tersebut juga Menurut responden, tanaman sirih tidak
digunakan yang berhubungan dengan pernah digunakan yang berhubungan denagn
ternak / binatang lain? ternak.

5 Apakah ada upaya untuk melestarikan Menurut responden, ada upaya untuk
tumbuhan tersebut? melesatarikannya.

6 Bila ada, bagaimanakah caranya? Menurut responden, ditanam diperkarangan


rumah.

16. Tabel Pengamatan Tumbuhan Singkong (Manihot utilissima)


No Paramater Hasil Pengamatan
1 Parameter Lingkungan
A Suhu udara 10°C
B Ketinggian tempat 10-700 m dpl
C Keasaman tanah 4,5-5,8 Ph
D Kelembaban tanah 1.500-2.500/tahun
E Intensitas cahaya 10 jam/hari
F Kelembaban udara 60°C-65°C
G Kecepatan angina 27°C
H Porositas tanah 60%
I Tekstur tanah :
Pasir 60%
Debu 35%
Liat 15%
Mineral tanah :
N 1-3%
P 1-3%
K 1-3%
Ca 1-3%
Mg 1-3%
Na 1-3%
C-org 1-3%
2 Populasi
Pra-reproduksi 10-700 m dpl
Reproduksi 4,5-5,8 Ph
Post-reproduksi 1.500-2.500/tahun
Penyebaran populasi
3 Apakah tumbuhan tersebut digunakan Tumbuhan singkong digunakan sebagai
sebagai peneduh / penghijauan / penahan penghijauan.
angin / penahan erosi pantai?
4 Apakah tumbuhan tersebut juga Tumbuhan tersebut dapat digunakan dengan
digunakan yang berhubungan dengan binatang lain contohnya ulat yang memakan
ternak / binatang lain? daun singkong.

5 Apakah ada upaya untuk melestarikan Ada upaya untuk melestarikan tumbuhan
tumbuhan tersebut? singkong oleh masyarakat setempat.

6 Bila ada, bagaimanakah caranya? Cara pelestariannya berupa menanam


singkong dengan melakukan teknik
cangkok.

17. Tabel Pengamatan Tumbuhan Kenanga (Canangium odoratum)


No Paramater Hasil Pengamatan
1 Parameter Lingkungan
A Suhu udara 25 º -27º C
B Ketinggian tempat 1-000 m dpl
C Keasaman tanah pH 5-8
D Kelembaban tanah Sedang
E Intensitas cahaya Tinggi
F Kelembaban udara 20-40%
G Kecepatan angin 0,28 m/det
H Porositas tanah 49%
I Tekstur tanah :
Pasir 35%
Debu 5%
Liat 55%
Mineral tanah :
N 3-5%
P 3-5%
K 3-5%
Ca 3-5%
Mg 3-5%
Na 3-5%
C-org 3-5%
2 Populasi
Pra-reproduksi
Reproduksi
Post-reproduksi
Penyebaran populasi
3 Apakah tumbuhan tersebut digunakan Tumbuhan kenanga ditanam untuk
sebagai peneduh / penghijauan / penahan penghijauan.
angin / penahan erosi pantai?
4 Apakah tumbuhan tersebut juga Tumbuhan kenanga tidak digunakan dalam
digunakan yang berhubungan dengan keperluan yang berhubungan dengan
ternak / binatang lain? ternak/binatang lain.

5 Apakah ada upaya untuk melestarikan Ada upaya untuk melestarikan tumbuhan
tumbuhan tersebut? kenanga.
6 Bila ada, bagaimanakah caranya? Dengan cara menanam tumbuhan kenanga
di pekarangan rumah.

18. Tabel Pengamatan Tumbuhan Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia)


No Paramater Hasil Pengamatan
1 Parameter Lingkungan
A Suhu udara 25 – 30 ˚C
B Ketinggian tempat Dataran rendah 0 – 1000 m dpl
C Keasaman tanah 5,5 – 6,5
D Kelembaban tanah 70 – 80 %
E Intensitas cahaya Terkena sinar matahari langsung
F Kelembaban udara Sedang – tinggi
G Kecepatan angin < 40 – 48 %
H Porositas tanah
I Tekstur tanah :
Pasir 10%
Debu 3%
Liat 87%
Mineral tanah :
N 5-7%
P 5-7%
K 5-7%
Ca 5-7%
Mg 5-7%
Na 5-7%
C-org 5-7%
2 Populasi
Pra-reproduksi
Reproduksi
Post-reproduksi
Penyebaran populasi
3 Apakah tumbuhan tersebut digunakan Jeruk nipis digunakan sebagai penghijauan.
sebagai peneduh / penghijauan / penahan
angin / penahan erosi pantai?
4 Apakah tumbuhan tersebut juga Jeruk nipis tidak digunakan dalam keperluan
digunakan yang berhubungan dengan yang berhubungan dengan ternak/binatang
ternak / binatang lain? lain.

5 Apakah ada upaya untuk melestarikan Responden memiliki upaya dalam


tumbuhan tersebut? melestarikan tumbuhan jeruk nipis.

6 Bila ada, bagaimanakah caranya? Cara melestarikannya berupa menanam


jeruk nipis di pekarangan rumah.

19. Tabel Pengamatan Tumbuhan Jingah (Gluta renghas L.)


No Paramater Hasil Pengamatan
1 Parameter Lingkungan
A Suhu udara 28-34 C°
B Ketinggian tempat 0-300 mdpl
C Keasaman tanah 5,5 – 7,0
D Kelembaban tanah 70 %
E Intensitas cahaya 80%
F Kelembaban udara 60 %
G Kecepatan angin 0,5 m/s
H Porositas tanah 40%
I Tekstur tanah :
Pasir 10%
Debu 5%
Liat 85%
Mineral tanah :
N 5-7%
P 5-7%
K 5-7%
Ca 5-7%
Mg 5-7%
Na 5-7%
C-org 5-7%
2 Populasi
Pra-reproduksi
Reproduksi
Post-reproduksi
Penyebaran populasi
3 Apakah tumbuhan tersebut digunakan Responden mengatakan dapat digunakan
sebagai peneduh / penghijauan / penahan sebagai penghijauan dan peneduh.
angin / penahan erosi pantai?
4 Apakah tumbuhan tersebut juga Tumbuhan tersebut tidak digunakan dengan
digunakan yang berhubungan dengan hal yang berhubungan dengan ternak.
ternak / binatang lain?

5 Apakah ada upaya untuk melestarikan Ada upaya masyarakat sekitar dalam
tumbuhan tersebut? melestarikan tumbuhan tersebut.

6 Bila ada, bagaimanakah caranya? Dengan cara membiarkannya tumbuh


dengan sendirinya dan tidak merusaknya.

20. Tabel Pengamatan Tumbuhan Bamban (Donax canniformis)


No Paramater Hasil Pengamatan
1 Parameter Lingkungan
A Suhu udara 28◦C -37◦C
B Ketinggian tempat 200 m daripermukaan air laut
C Keasaman tanah Ph 2 -3
D Kelembaban tanah 40-60%
E Intensitas cahaya 45 CD
F Kelembaban udara 50-60%
G Kecepatan angin 2-3 Mil/Jam
H Porositas tanah 3,6-34,7%
I Tekstur tanah :
Pasir 20%
Debu 10%
Liat 70%
Mineral tanah :
N 20%
P 10%
K 10%
Ca 20%
Mg 10%
Na 10%
C-org 10%
2 Populasi
Pra-reproduksi
Reproduksi
Post-reproduksi
Penyebaran populasi
3 Apakah tumbuhan tersebut digunakan Tumbuhan tersebut digunakan sebagai
sebagai peneduh / penghijauan / penahan peneduh.
angin / penahan erosi pantai?
4 Apakah tumbuhan tersebut juga Tumbuhan tersebut tidak digunakan dengan
digunakan yang berhubungan dengan hal yang berhubungan dengan ternak.
ternak / binatang lain?

5 Apakah ada upaya untuk melestarikan Ada upaya untuk melestarikan tumbuhan
tumbuhan tersebut? bamban.

6 Bila ada, bagaimanakah caranya? Upaya untuk melestarikannya adalah dengan


cara membibitkannya kemudian ditanam.

V. ANALISIS DATA
1. Terong Ungu (Solanum melongena L)
Berdasarkan literatur pohon terong ungu mempunyai parameter
lingkungan dengan suhu udara sekitar 25-30 derajat, ketinggian tempat sekitar
1.000 m dpl, pH 6-6,5, mempunyai kelembapan tanah 50-70%, intensitas
cahaya yang 20000 lux kelembapan udara berkisar rendah-tinggi, kecepatan
angin kacil-besar, porositas tanah 40%, mempunyai tekstur tanah dengan
komposisi pasir 5%, debu 11%, liat 84% serta mempunyai mineral tanah (N, P,
K, Ca, Mg, Na, C-org) 5-9%.
Berdasarkan hasil wawancara di desa sungai gampa fungsi Tanaman
Terong Ungu di desa Sungai Gampa adalah Tanaman terong ungu ditanam
secara sengaja oleh masyarakat untuk diambil buah nya yang akan dijadikan
olahan sayur ataupun dijual secara langsung ke pasar. Cara Masyarakat Sungai
Gampa Melestarikan Tanaman Terong Ungu yaitu Masyarakat Sungai Gampa
melestarikan terong ungu dengan cara menanam nya dan merawat nya di
pekarangan rumah maupun dikebun.

2. Nangka (Artocarpus heterophyllus Lamk )

Berdasarkan hasil pengamatan, fungsi dari tanaman Nangka di Desa


Sungai Gampa adalah sebagai peneduh. Penduduk sekitar Sungai Gampa
sengaja menanam tumbuhan Nangka ini di depan rumahnya dan
melestarikannya dengan cara merawat dan menanam tanaman Nangka
tersebut.
Dilihat dari Bioetika Lingkungan, Nangka merupakan tanaman yang
tumbuh di daerah tropis seperti Indonesia dan berbunga hampir sepanjang
tahun. Tanaman ini menyukai wilayah dengan curah hujan lebih dari 1500
mm pertahun (Sunarjono, 2008). Setiawan (1997) menambahkan pohon
nangka cocok tumbuh di daerah yang memiliki curah hujan tahunan rata-rata
1.500-2.500 mm. Nangka dapat tumbuh di daerah kering yaitu di daerah-
daerah yang mempunyai bulan-bulan kering lebih dari 4 bulan. Pohon nangka
dapat tumbuh dari mulai dataran rendah sampai ketinggian tempat 1.300 m
dpl. Namun ketinggian tempat yang terbaik untuk pertumbuhan nangka
adalah antara 0-800 m dpl. Rata-rata suhu udara minimum 16°-21°C dan
suhu udara maksimum 31°- 31,5°C. Kelembaban udara yang tinggi
diperlukan untuk mengurangi penguapan. Tanaman ini juga kurang toleran
terhadap udara dingin, kekeringan dan penggenangan.

Menurut (Sunarjono, 2008) peranan tanaman nangka terhadap


lingkungan, yaitu:

1. Menyerap bermacam gas/partikel beracun yang mencemari udara,


seperti CO2, NO2, SO2 dan partikel Pb.
2. Menghasilkan gas oksigen.
3. Meredam kebisingan
4. Sebagai habitat beberapa binatang, seperti burung, ulat dan cacing.
Apabila jumlah tanaman nangka di alam berkurang bahkan punah,
maka dampak yang terjadi bagi lingkungan adalah jumlah O 2 di alam juga
menjadi ikut berkurang, sedangkan jumlah berbagai gas/ partikel beracun di
alam seperti CO2, NO2, SO2 dan partikel Pb akan semakin meningkat. Selain
itu, dampak lainnya adalah terganggunya keseimbangan ekosistem di alam,
dimana banyak binatang yang bergantung hidup pada tanaman ini, seperti
burung, ulat dan cacing. Beberapa jenis burung menjadikan tanaman nangka
sebagai tempat tinggalnya dengan cara membuat sarang pada bagian cabang
dan rantingnya, serta untuk mencari makan. Ulat dan cacing menjadikan akar
tanaman nangka yang berhubungan langsung dengan tanah sebagai tempat
hidupnya sekaligus sebagai sumber makanannya. Jika jumlah tanaman ini
berkurang bahkan punah maka kelangsungan hidup binatang-binatang
tersebut juga ikut terancam (Sunarjono, 2008).
Kondisi-kondisi tersebut menyebabkan tanaman nangka
memiliki bioetika lingkungan, yaitu secara ekologis, baik makhluk hidup
maupun benda-benda abiotik saling terkait satu sama lain. Begitu halnya
dengan nangka dan alam sekitarnya beserta manusia. Nangka tidak dapat
hidup dengan baik tanpa adanya cacing yang menyuburkan tanah, sebaliknya
cacing pun tidak dapat hidup dengan baik tanpa adanya sumber makanan
yang berasal dari tanaman nangka yang menjadi tempat hidupnya. Tanaman
nangka memerlukan burung ataupun serangga dalam peristiwa penyerbukan,
sedangkan burung dan serangga memerlukan tanaman nangka sebagai sumber
makanan dan tempat tinggalnya. Sedangkan untuk manusia, manusia
membutuhkan lingkungan hidup yang baik. Manusia memanfaatkan tanaman
nangka sebagai penghasil O2, kayunya untuk perumahan dan buahnya untuk
dikonsumsi. Oleh karena itu, demi kebutuhan dan kepentingan hidupnya,
manusia selayaknya memiliki kewajiban untuk memelihara dan melestarikan
alam lingkungannya (Sunarjono, 2008).

3. Belimbing Tunjuk (A.bilimbi L.)


Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan terhadap warga di
Pemukiman Desa sungai gampa terhadap Belimbing Wuluh (A.bilimbi L.),
banyak warga disana yang hanya mengetahui tanaman belimbing wuluh
hanya sebagai peneduh dan tanaman pekarangan rumah saja. Warga sekitar
juga sering menggunakan belimbing wuluh sebagai penambah rasa asam pada
masakan.
Menurut literature Belimbing wuluh merupakan salah satu tanaman buah
asli Indonesia dan daratan Malaya. Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi Linn.)
banyak ditemui sebagai tanaman pekarangan yang mudah ditanam dan tidak
memerlukan perawatan khusus. Tanaman Belimbing wuluh juga berfungsi
sebagai penyeimbang ekosistem. Selain fungsinya sebagai tanaman
pekarangan rumah dan sebagai peneduh serta penyeimbang ekosistem
,manfaat lainnya sebagai stabilisator & pemeliharaan lingkungan, antara lain
dapat menyerap gas-gas beracun buangan kendaraan bermotor, dll, menyaring
debu, meredam getaran suara, dan memelihara lingkungandari pencemaran
karena berbagai kegiatan manusia. Biasanya tumbuhan ini ada yang sengaja
ditanam oleh manusia sebagai pohon buah yang dimanfaatkan untuk dimakan
maupun sebagai agribisnis dan ada pula yang dapat tumbuh liar secara
sendirinya (Prihatman, 2000).
Iklim untuk pertumbuhan dibutuhkan keadaan angin yang tidak terlalu
kencang, Karen dapat menyebabkan gugurnya bunga atau buah. Curah hujan
sedang, di daerah yang curah hujannya tinggi seringkali menyebabkan
gugurnya bunga dan buah, sehingga produksinya akan rendah. Tempat
tanamnya terbuka dan mendapat sinar matahari secara memadai dengan
intensitas penyinaran 45–50 %, namun juga toleran terhadap naungan (tempat
terlindung). Suhu dan kelembaban ataupun iklimnya termasuk tipe A (amat
basah), B (agak basah), C (basah), dengan 6–12 bulan basah dan 0–6 bulan
keing, namun paling baik di daerah yang mempunyai 7,5 bulan basah dan 4,5
bulan kering. Hampir semua jenis tanah yang digunakan untuk pertanian
cocok pula untuk tanaman belimbing. Tanahnya subur, gembur, banyak
mengandung bahan organik, aerasi dan drainasenya baik. Derajat keasaman
tanah untuk tanaman belimbing yaitu memiliki pH 5,5–7,5. Kandungan air
dalam tanah atau kedalaman air tanah antara 50–200 cm dibawah permukaan
tanah. Ketinggian tempat yang cocok untuk tanaman belimbing yaitu di
dataran rendah sampai ketinggian 500m dpl (Prihatman,2000).

4. Kayu Putih (Melaleuca cajuputi)

Berdasarkan literatur pohon kayu putih mempunyai parameter


lingkungan dengan suhu udara sekitar 27 derajat, ketinggian tempat sekitar
500-1.200 m dpl, pH 6, mempunyai kelembapan tanah 50-80%, intensitas
cahaya yang tinggi kelembapan udara berkisar sedang, kecepatan angin 2-3
mil/jam, porositas tanah 3,6-34,7%, mempunyai tekstur tanah dengan
komposisi pasir 40%, debu 5%, liat 60% serta mempunyai mineral tanah (N,
P, K, Ca, Mg, Na, C-org) 9-20%.
Berdasarkan dari pengamatan dan wawancara yang dilakukan di Desa
Sungai Gampa, tumbuhan Kayu Putih (Melaleuca cajuputi) digunakan
sebagai penghijauan, selain itu tumbuhan ini tidak digunakan untuk ternak
maupun binatang lain. Upaya yang dilakukan untuk melestarikan tumbuhan
ini dengan cara menanamnya di pekarangan rumah.
Secara ekologis pengembangan tanaman kayu putih di lahan kritis
antara lain untuk menunjang usaha konservasi lahan dan pemanfaatan lahan
marginal menjadi lahan produktif (Kumalajati, 2017). Hal itu karena kayu
putih dapat tumbuh dengan baik pada lahan-lahan marginal. Lahan marginal
adalah lahan yang mempunyai potensi rendah hingga sangat rendah untuk
menghasilkan suatu produksi tanaman pertanian.
Kayu putih tersebar secara alami di Kepulauan Maluku, Pulau Timor,
Australia bagian utara dan barat daya (Kartikawati et al., 2014). Spesies ini
tumbuh pada ketinggian antara 5 sampai dengan 400 m di atas permukaan
laut, dengan zona iklim tropis dan curah hujan rata-rata 1.300 sampai dengan
1.750 mm per tahun. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan dalam
buku Budidaya Kayu Putih menyebutkan bahwa pada umumnya kayu putih
relatif mudah ditanam, terutama pada jenis tanah grumosol, latosol, maupun
regosol (Brophy, 1996).
Kayu putih mampu tumbuh baik pada lahan-lahan marginal maupun di
daerah rawa-rawa dan genangan air, mampu beradaptasi pada tanah dengan
drainase jelek, tahan terhadap kebakaran dan toleran terhadap tanah dengan
kadar garam rendah sampai dengan tinggi (Doran et al., 1998, dalam
Kartikawati et al., 2014). Di Kepulauan Maluku, kayu putih tumbuh pada
berbagai kondisi tapak, baik di dataran tinggi maupun rendah yang berbatasan
dengan hutan pantai dan tumbuh secara monokultur. Selain itu, kayu putih
tahan terhadap suhu panas dan kebakaran. Kayu putih dapat hidup dan
tumbuh kembali dalam 1 tahun dengan kondisi daun-daun yang sudah dapat
dipetik. Di samping kelebihan-kelebihan yang dimilikinya, kayu putih tidak
tahan terhadap tanah dengan kadar keasaman 3 yang tinggi (Sunanto, 2003
dalam Kumalajati, 2017).

5. Kumis Kucing (Orthosiphon aristatus)


Berdasarkan literatur tanaman kumis kucing mempunyai parameter
lingkungan dengan suhu udara sekitar 25-32 derajat, ketinggian tempat
sekitar 400-500 m dpl, pH 6,8-7,3 mempunyai kelembapan tanah 70-72%,
intensitas cahaya berkisar 4200-4500 lux kelembapan udara berkisar 44-53%,
kecepatan angin 1,2-1,6 m/s, porositas tanah 40%, mempunyai tekstur tanah
dengan komposisi pasir 36%, debu 19,8%, liat 44,2% serta mempunyai
mineral tanah (N, P, K, Ca, Mg, Na, C-org) 2-3%.
Menurut responden di Desa Sungai Gampa tanaman ini berfungsi
sebagai obat dan untuk penghijauan yang tidak digunakan yang berhubungan
dengan hewan ternak, secara ekologis tanaman ini bermanfaat sebagai
penyerap CO2 dan pengasil O2 atau oksigen untuk manusia dan lingkungan
serta yang utama berfungsi sebagai tanaman herbal atau medis.
Menurut responden di Desa Sungai Gampa tumbuhan ini memang
sengaja ditanam di perkarangan rumah selain untuk obat juga dapat
memperindah perkarangan rumah dengan bunga nya yang uni berbentuk
seperti kumis dari hewan kucing serta mengeluarkan sedikit bau aromatik
(Indariani et al.2014).

6. Pinang (Areca catechu L.)


Berdasarkan literatur pohon pinang mempunyai parameter lingkungan
dengan suhu udara sekitar 25-29 derajat, ketinggian tempat sekitar 1.200 m
dpl, pH 4-8, mempunyai kelembapan tanah yang sedang, intensitas cahaya
yang tinggi kelembapan udara berkisar 20-40%, kecepatan angin 0,28
m/det, porositas tanah 49%, mempunyai tekstur tanah dengan komposisi
pasir 35%, debu 5%, liat 55% serta mempunyai mineral tanah (N, P, K, Ca,
Mg, Na, C-org) 2-5%.
Tumbuhan pinang dapat tumbuh didaerah dengan intensitas cahaya
yang tinggi dan tanah liat yang berpasir. Kesuburan tanaman ini tinggi
sehingga sangat mudah dalam perawatannya. Fungsi tanaman laos secara
ekologis yaitu:
a. Penyerap polutan
b. Penghijauan
c. Tanaman Obat dan Rempah
d. Pengusir serangga
e. Sebagai peneduh (Sumber : Nadya, 2018).
Sedangkan berdasarkan wawancara yang telah dilakukan di sungai
Gampa responden mengatakan bahwa tanaman laos ini bisa ditanam di
pekarangan rumah untuk tanaman obat dan persediaan bahan rempah.
Menurut beliau selain itu tanamn laos/lengkuas ini bisa digunakan sebagai
langkah awal penghijauan di depan rumah sehingga dapat menyerap polusi
dan dapat dijadikan peneduh ketika tanaman ini sudah dewasa.
Menurut responden cara melestarikan tanaman pinang ini yaitu
dengan cara menanamnya dipekarangan rumah, atau apabila terdapat lahan
yang kosong bisa ditanami tanaman laos/lengkuas ini sebagai budidaya
tanaman rempah. Selain bermanfaat untuk lingkungan hal ini juga bernilai
ekonomis karena laos/lengkuas ini dapat dijual.

7. Rambai Padi (Sonneratia caseolaris)


Berdasarkan literatur pohon rambai padi mempunyai parameter
lingkungan dengan suhu udara sekitar 28-32 derajat, ketinggian tempat
sekitar 1.000 m dpl, pH 6-7, mempunyai kelembapan tanah 85-93%,
intensitas cahaya yang 18544-20000 lux kelembapan udara berkisar 43-
46%, kecepatan angin 0-1,2 m/s, porositas tanah 40%, mempunyai tekstur
tanah dengan komposisi pasir 20%, debu 10%, liat 70% serta mempunyai
mineral tanah (N, P, K, Ca, Mg, Na, C-org) 3-5%.
Fungsi dari tumbuhan pidada merah atau rambai padi ini adalah
mencegah erosi dan abrasi, sebagai penyaring alami dan sebagai tempat
hidup satwa. Masyarakat desa Sungai Gampa melestarikan secara tidak
langsung terhadap tumbuhan rambai padi ini dengan tidak menebang
pohon rambai padi ini.

8. Tebu (Saccharum officinarum L)


Berdasarkan literatur pohon tebu mempunyai parameter lingkungan
dengan suhu udara sekitar 28-34 derajat, ketinggian tempat sekitar 5-500
m dpl, pH 5,5-7, mempunyai kelembapan tanah 70%, intensitas cahaya
yang penuh, kelembapan udara berkisar 70%, kecepatan angin 10 km/jam,
porositas tanah 100 cm, mempunyai tekstur tanah dengan komposisi pasir
30%, debu 20-50%, liat 5-20% serta mempunyai mineral tanah (N, P, K,
Ca, Mg, Na, C-org) 2-7%.
Berdasarkan hasil wawancara di Desa Sungai Gampa, masyarakat
disana biasanya menjadikan tumbuhan tebu hanya sebagai hiasan atau
pemandangan di halaman rumah saja. Cara pelestarian yang dilakukan
masyarakat sekitar yaitu dengan sengaja, artinya mereka dengan sengaja
menanam pohon tebu disekitar pekarangan rumah untuk melestarikannya.
Menurut Susilowati (2008), keberhasilan suatu jenis tanaman sangat
bergantung pada kualitas tanaman, lingkungan tempat tumbuh, tempat
melakukan budidaya tanam dan pengelolaan yang dilakukan oleh petani.
Mengenai lingkungan tempat tumbuh, walaupun pada dasarnya untuk
memenuhi persyaratan tumbuh suatu tanaman dapat direkayasa oleh
manusia, namun memerlukan biaya yang tidak sedikit. Dalam rangka
pengembangan suatu komoditas tanaman, pertama kali yang harus
dilakukan adalah mengetahui persyaratan tumbuh dari komoditas yang
akan dikembangkan kemudian mencari wilayah yang mempunyai tempat
tumbuh yang sesuai. Tanaman tebu merupakan salah satu tanaman yang
dapat berfungsi sebagai obat dan bahan dasar gula. Tanaman tebu
memerlukan lahan yang sesuai untuk tumbuh. Dengan lahan yang sesuai
maka tanaman tebu dapat tumbuh subur dan hasil panen akan meningkat.
Tanaman tebu dapat tumbuh pada daerah yang beriklim panas dan lembab.
Kelembaban yang baik untuk pertumbuhan tanaman ini > 70%. Suhu
udara berkisar antara 28-34 C°. Media tanam yang terbaik adalah tanah
subur dan cukup air tetapi tidak tergenang. Jika ditanam ditanah sawah
dengan irigasi, pengairan mudah diatur, tetapi jika ditanam di ladang/tanah
kering yang tadah hujan, maka penanaman harus dilakukan dimusim
hujan. Ketinggian tempat yang baik untuk pertumbuhan tebu adalah 5
sampai 500 m dpl.

9. Sawo (Achras zapota L.)


Berdasarkan literatur pohon sawo mempunyai parameter lingkungan
dengan suhu udara sekitar 22-32 derajat, ketinggian tempat sekitar 700 m
dpl, pH 5,5-6,6 , mempunyai kelembapan tanah 50 cm, intensitas cahaya
yang 18544-20000 lux kelembapan udara berkisar 85%, kecepatan angin
1,2-1,6 m/s, porositas tanah 40%, mempunyai tekstur tanah dengan liat 70%
serta mempunyai mineral tanah (N, P, K, Ca, Mg, Na, C-org) 2-7%.
Menurut responden di desa Sungai Gampa, selain berfungsi sebagai
obat diare, tumbuhan sawo (Achras zapota L.) berfungsi sebagai
penghijauan dan penahan erosi pantai.
Menurut literatur (Ahsan, 2014), tanaman sawo berfungsi sebagai
tanaman penghijauan pada lahan lahan kering dan kritis. Tanaman hias
dalam pot dan apotik hidup bagi keluarga. Tanaman penghasil buah yang
bergizi tinggi; dan dapat dijual di dalam dan luar negri yang merupakan
sumber pendapatan ekonomi bagi keluarga dan negara. Tanaman penghasil
getah untuk bahan baku industri permen karet. Tanaman penghasil kayu
yang sangat bagus untuk pembuatan perabotan rumah tangga
Menurut responden di desa Sungai Gampa, masyarakat melestarikan
tumbuhan tersebut dengan menanam pohon tersebut di halaman rumah
mereka dan menyiraminya setiap pagi hari.
Menurut literatur (Agrowindo, 2019 ), Jika lahan tanam sudah siap,
lepaskan polybag dari bibit siap tanam. Letakkan bibit tepat di tengah
lubang dengan posisi tegak lurus, jangan sampai miring. Tutup kembali
lubang dengan campuran media tanam yang sudah disiapkan sebelumnya
sampai rata. Padatkan sedikit agar posisi tanaman kokoh, tidak bergoyang
atau miring. Sirami tanaman segera setelah ditanam. Pastikan semua bagian
tanah basah dan air meresap sempurna, tetapi jangan sampai becek.
Gunakan gembor atau embrat agar penyiraman maksimal. Pasang ajir atau
patok untuk menyangga tanaman agar tetap tegak lutus, tidak mudah roboh.
Air dapat dibuat dari potongan bambu dengan ukuran 1,5 m.

10. Jeruk Purut (Citrus hystryx)


Berdasarkan literatur pohon rambai padi mempunyai parameter
lingkungan dengan suhu udara sekitar 28-37 derajat, ketinggian tempat
sekitar 200 m dpl, pH 2-3, mempunyai kelembapan tanah 40-60%,
intensitas cahaya yang 45 cd kelembapan udara berkisar 50-60%,
kecepatan angin 2-3 mil/jam, porositas tanah 3,6-34,7 %, mempunyai
tekstur tanah dengan komposisi pasir 5%, debu 10%, liat 85% serta
mempunyai mineral tanah (N, P, K, Ca, Mg, Na, C-org) 2-3%.
Menurut responden fungsi nya dari jeruk purut untuk kebutuhan
sehari-hari, sebagai penyedap makanan, dan jika berlebihan dari buah
jeruk tersebut akan di jual ke pasar atau ke orang-orang yang
membutuhkan nya.
Menurut responden melestarikan tumbuhan nya menanam pohon jeruk
purut disamping rumahnya, dengan merawat pohon jeruk purut tersebut,
memberikan pupuk dan menyiram nya dengan air, agar tumbuhan jeruk
purut tersebut subur bisa digunakan nya

11. Mangga
Menurut responden pada praktikum lapangan, tidak dapat digunakan
sebagai penahan erosi pantai tetapi bisa untuk digunakan peneduh dan
penghijauan. batang pohon mangga dapat digunakan untuk membuat
kandang ternak. melestarikan dengan menanam di sekitar rumah warga.
Ditanam dengan cara dicangkok atau biji dari mangga itu sendiri tumbuh
ditanah.
Berdasarkan literatur pohon mangga mempunyai parameter
lingkungan dengan suhu udara sekitar 26-32 derajat, ketinggian tempat
sekitar 250 m dpl, pH 4-5, mempunyai kelembapan tanah 40-60%,
intensitas cahaya 45 cd, kelembapan udara berkisar 40-50%, kecepatan
angin 2-3 mil/jam, porositas tanah 3,6-34,7%, mempunyai tekstur tanah
dengan komposisi pasir 15%, debu 5%, liat 80% serta mempunyai mineral
tanah (N, P, K, Ca, Mg, Na, C-org) 5-20%.
Menurut literatur sudah tentu pohon mangga selain sebagai
penghasil oksigen ke lingkungan juga dimanfaatkan sebagai peneduh dan
beberapa hewan. Masyarakat pada umumnya menanam mangga di
pekarangan rumah, kebun atau pinggiran sungai untuk menahan erosi dan
penyerapan air. Pohon mangga biasanya sengaja ditanam di pekarangan
rumah atau di kebun, tumbuhnya pun biasanya disengaja atau tidak
disengaja.
12. Pisang
Berdasarkan hasil penagmtan di Sungai Gampa, menurut responden
pohon pisang digunakan sebagai penghijauan oleh masayarakat sekitar.
Pohon pisang tidak digunakan masyarakat srbagai pakan ternak, karena
masyarakat menggunkannya untuk dijual dan dikonsumsi. Mnerurut
responden, masyarakt memiliki upaya unutk melestrikan pohon pisang
dengan cara menanamnya di rumah atau di kebun.
Berdasarkan literatur pohon pinang mempunyai parameter
lingkungan dengan suhu udara sekitar 25-29 derajat, ketinggian tempat
sekitar 1.200 m dpl, pH 4-8, mempunyai kelembapan tanah yang sedang,
intensitas cahaya yang tinggi kelembapan udara berkisar 20-40%,
kecepatan angin 0,28 m/det, porositas tanah 49%, mempunyai tekstur
tanah dengan komposisi pasir 35%, debu 5%, liat 55% serta mempunyai
mineral tanah (N, P, K, Ca, Mg, Na, C-org) 2-5%.
Faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman
pisang secara garis besar dibagi menjadi dua yaitu faktor iklim dan tanah.
Pisang paling cocok ditanam di daerah tropis pada ketinggian 0 – 920 m (
0 – 3000 kaki) bervariasi tergantung latitude. Curah hujan bervariasi
tergantung tipe tanah, lokasi, eksposure terhadap sinar matahari dan
varietas. Untuk pisang Cavendish misalnya memerlukan 500 mm
pertahun jika siklus hujan terdistribusi merata sepanjang tahun dan
tanahnya subur. Pisang dapat mentolelir curah hujan musiman, tetapi
merata sepanjang tahun merupakan kondisi terbaik. Namun demikian
pisang dapat pula bertahan pada kpndisi kekeringan meski menurunkan
kualitas produksi. Hal ini disebabkan pisang memiliki rhizome dan
batang semu sebagai organ penyimpan cadangan air. Pisang yang
memiliki genom B dari M. balbisiana memiliki ketahanan lebih terhadap
kekeringan dibandingkan genom A dari M. acuminata (Rahayu, 2008).
Suhu optimum bagi pertumbuhan vegetative sekitar 26 – 28C dan
untuk fase reproduktif 29 – 30C. Suhu maksimum sekitar 35 – 37C dan
minimum -2 – 30C. Respon toleransi terhadap suhu sangat tergantung
spesies. Pisang toleran terhadap berbagai jenis tanah, asal drainase dan
aerasi baik, berlempung, dalam, subur, mampu mengikat air. Tanaman
pisang tidak menyukai keadaan tergenang. Kecepatan angina 40 -72
km/jam dapat merobohkan tanaman. Kultivar tinggi tidak disarankan
pada area yang sering terjadi topan dan kecepatan angin tinggi. Terpaan
terus menerus terhadap angin dapat merobek daun-daun.
Meskipun pisang termasuk tanaman yang cukup adaptif terhadap
kisaran luas persyaratan lingkungan, namun jika terpapar pada kondisi
ekstrim secara terus-menerus menyebabkan tumbuhan mengembangkan
mekanisme adaptasi untuk bertahan. Adaptasi baik secara morfologi,
anatomi, biokimia yang berlangsung secara terus menerus menyebabkan
perubahan permanen yang mengarah pada terbentuknya sifat baru atau
varian baru. Mutasi genetik turut berperan pula sebagai salah satu respon
tanaman untuk dapat bertahan menghadapi tekanan seleksi akibat faktor
lingkungan yang tidak menguntungkan. Hal ini pun mengarah pada
evolusi yang akan menghasilkan variasi individu yang pada akhirnya
variasi pada tingkatan yang lebih tinggi (Dely, dkk, 2016).

13. Jambu biji


Berdasarkan hasil praktikum lapangan, tanaman pisang digunakan
untuk keperluan penghijauan. tumbuhan pisang tidak digunakan untuk
keperluan yang berhubungan dengan ternak. Menurut responden, ada
upaya dalam melestarikannya. Menurut responden, upayanya dengan cara
menanam pada lahan kosong atau sekitar rumah.
Faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman jambu
biji secara garis besar dibagi menjadi dua yaitu faktor iklim dan tanah.
Jambu biji paling cocok ditanam di daerah tropis pada ketinggian 0 – 830
m bervariasi tergantung latitude. Curah hujan bervariasi tergantung tipe
tanah, lokasi, eksposure terhadap sinar matahari dan varietas. Untuk pisang
Cavendish misalnya memerlukan 500 mm pertahun jika siklus hujan
terdistribusi merata sepanjang tahun dan tanahnya subur. Pisang dapat
mentolelir curah hujan musiman, tetapi merata sepanjang tahun merupakan
kondisi terbaik. Namun demikian jambu biji dapat pula bertahan pada
kpndisi kekeringan meski menurunkan kualitas produksi.

14. Mengkudu
Berdasarkan hasil praktikum dilapangan fungsi tumbuhan mengkudu
secara ekologis di desa Sungai Gampa, tumbuhan mengkudu biasa tumbuh
di samping-samping rumah warga yang mana menurut responden Udin (50
tahun) pohon mengkudu dapat dijadikan tempat bernaung ketika panas dan
dapat mematahkan tetesan air hujan karena memiliki daun yang lebar dan
lebat. Selain itu akar tumbuhan mengkudu dapat meresap air yang mampu
mengantisipasi terjadi nya banjir.
Berdasarkan literatur pohon mengkudu mempunyai parameter
lingkungan dengan suhu udara sekitar 22-30 derajat, ketinggian tempat
sekitar 1.500 m dpl, pH 5-7, mempunyai kelembapan tanah yang 50-70%,
intensitas cahaya 20000 lux, kelembapan udara berkisar 17-20%,
kecepatan angin 1,7 m/s, porositas tanah 35%, mempunyai tekstur tanah
dengan komposisi pasir 10%, debu 2%, liat 88% serta mempunyai mineral
tanah (N, P, K, Ca, Mg, Na, C-org) 23-66%.
Menurut Nazarudin (1994) tumbuhan mengkudu tumbuh di lahan
terbuka dengan daun yang lebar, berfungsi untuk tempat berteduh ketika
hari panas. Selain itu daun yang lebar dapat mengurangi ataupun
memperlambat limpasan air hujan.
Cara melestarikan tumbuhan mengkudu, responden yang kami
wawancara beliau melestarikan tumbuhan mengkudu ini secara tidak
langsung, yaitu dengan membiarkan nya tumbuh begitu saja disamping
rumah tanpa menyiram, merawat dan memupuk nya.
Budidaya mengkudu dilakukan secara generatif yakni dengan
menggunakan biji dari buah mengkudu/ menyemai bibit mengkudu,
pengolahan lahan tanam, penanaman bibit ke lahan tanam, pemupukan dan
pemangkasan. Agar tanaman mengkudu menghasilkan buah yang optimal
maka tentu nutrisi tanaman harus dipenuhi. Salah satunya adalah lewat
pemupukan. Agar lebih efektif anda bisa memberikan pupuk kandang atau
pupuk organik seperti pupuk kompos. Atau juga dengan tambahan sedikit
pupuk kimia (Kaslan, 1995).

15. Sirih
Berdasarkan hasil pengamatan kami, tumbuhan sirih biasanya oleh
masyarakat gampa digunakan untuk penghijauan pada pekarangan rumah
warga. Masyarakat sungai gampa memiliki upaya untuk melestarikan
tanaman sirih dapat dilihat dengan cara masyarakat sungai gampa yang
menanam dan merawat tumbuhan sirih dengan sengaja.
Berdasarkan literatur pohon pinang mempunyai parameter
lingkungan dengan suhu udara sekitar 23-31 derajat, ketinggian tempat
sekitar 300-1500m dpl, pH 5-6,5, mempunyai kelembapan tanah 60%,
intensitas cahaya 60-755, kelembapan udara berkisar 50%, kecepatan
angin 0-1,4 m/det, porositas tanah 20%, mempunyai tekstur tanah dengan
komposisi pasir 30%, debu 40-60%, liat 5-10% serta mempunyai mineral
tanah (N, P, K, Ca, Mg, Na, C-org) 2-5%.
Persebaran tanaman sirih yaitu, ditemukan di bagian Timur pantai
Afrika, di sekitar pulau Zanzibar, Madagaskar, India ke Timur meliputi
daratan Cina, kepulauan Bonim, kepulauan Fiji, Malaysia. Indonesia dan
kawasan Asia Tenggara lainnya. Menurut Purseglov (1969) dan Burkill
(1935) dalam Rostiana dkk (1991), tanaman sirih berasal dari kawasan
Malaysia Timur dan Tengah dan sejak dahulu tersebar keseluruh daerah
tropika Asia dan Afrika. Sedangkan Indonesia karena termasuk dalam
kawasan Malesia yang menurut Vavilov merupakan salah satu pusat
keanekaragaman genetika dari delapan pusat keanekaragaman tanaman
dunia, termasuk di dalamnya kelompok sirih-sirihan, maka Indonesia juga
merupakan salah satu tempat asal tanaman sirih (Tjitrosoepomoe, 1994).

16. Singkong (Manihot utilissima)


Berdasarkan hasil pengamatan kami pada saat melakukan
praktikum lapangan, fungsi tumbuhan singkong (Manihot utilissima) di
Desa Sungai Gampa biasanya digunakan oleh masyarakat untuk
penghijuan pada pekarangan rumah warga.Masyarakat Desa Sungai
Gampa memiliki upaya untuk melestarikan tanaman singkong dapat dilihat
dengan cara masyarakat menanam dan merawat tumbuhan singkong
dengan secara sengaja yaitu pada saat batang singkong sudah tinggi, maka
batang akan dipotong kemudian ditancapkan ke tanah.
Berdasarkan literatur pohon jeruk nipis mempunyai parameter
lingkungan dengan suhu udara sekitar 10 derajat, ketinggian tempat sekitar
10-700 m dpl, pH 4,5-5,8 mempunyai kelembapan tanah berkisar 1500-
2500/tahun, intensitas cahaya yang sedang, kelembapan udara berkisar 60-
65%, kecepatan angin 0,27 m/det, porositas tanah 60%, mempunyai
tekstur tanah dengan komposisi pasir 60%, debu 35%, liat 15% serta
mempunyai mineral tanah (N, P, K, Ca, Mg, Na, C-org) 1-3%.
Menurut literatur di indonesia, singkong (Manihot utilissima)
menjadi makanan bahan pangan pokok setelah beras dan jagung. Manfaat
daun singkong sebagai bahan sayuran memiliki protein cukup tinggi, atau
untuk keperluan yang lain seperti obat-obatan. Batangnya bisa digunakan
sebagai pagar kebun dan rumah atau sering digunakan sebagai kayu bakar
untuk memasak. Dengan perkembangan teknologi, ketela pohon dijadikan
bahan dasar pada industri makanan dan bahan baku industri pakan. Selain
itu digunakan pula industri obat-obatan (Septiriyani, 2017).

17. Kenanga (Canangium odoratum)


Bunga kenanga dimanfaatkan masyarakat sungai gampa sebagai
barang dagang karena memiliki nilai ekonomi, selain itu dijadikan sebagai
tanaman hias di sekitar pekarangan rumah untuk memperindah halaman.
Menurut (Wijayakusuma.,et al,2000) bunga kenanga merupakan bunga
hias yang biasanya dijadikan sabagai tanaman hias di rumah.
Berdasarkan literatur tanaman singkong mempunyai parameter
lingkungan dengan suhu udara sekitar 25-27 derajat, ketinggian tempat
sekitar 1.000 m dpl, pH 5-8, mempunyai kelembapan tanah yang sedang,
intensitas cahaya yang tinggi kelembapan udara berkisar 20-40%,
kecepatan angin 0,28 m/det, porositas tanah 49%, mempunyai tekstur
tanah dengan komposisi pasir 35%, debu 5%, liat 55% serta mempunyai
mineral tanah (N, P, K, Ca, Mg, Na, C-org) 3-5%.
Secara pengamatan dapat diketahui bahwa bunga kenanga banyak
dijumpai di daerah sungai gampa karena masyarakatnya sengaja menanam
untuk digunakan sebagai bunga kubur atau kebutuhan yang lainnya seperti
upacara-upacara adat lainnya. Sehingga banyak masyarakat yang
menanam bunga kenanga ini.

18. Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia)


Berdasarkan hasil pengamatan di desa Sungai Gampa, responden
bernama Asmah (40 tahun), mengatakan tanaman jeruk nipis digunakan
sebagai penghijauan. Jeruk nipis tidak digunakan dalam keperluan yang
berhubungan dengan ternak atau binatang lain. Responden memiliki upaya
dalam melestarikan tumbuhan jeruk nipis, yaitu dengan cara menanam
jeruk nipis di pekarangan rumah.
Berdasarkan literatur tumbuhan kenanga mempunyai parameter
lingkungan dengan suhu udara sekitar 25-30 derajat, ketinggian tempat
sekitar 1.000 m dpl, pH 5-7, mempunyai kelembapan tanah 70-80%,
intensitas cahaya yang tinggi kelembapan udara sedang-tinggi, kecepatan
angin 40-48%, mempunyai tekstur tanah dengan komposisi pasir 10%,
debu 3%, liat 87% serta mempunyai mineral tanah (N, P, K, Ca, Mg, Na,
C-org) 5-7%.

19. Jingah (Gluta renghas L.)


Berdasarkan hasil pengamatan di desa Sungai Gampa, responden
bernama Siti Rahma (37 tahun), mengatakan tumbuhan jingah digunakan
sebagai penghijauan. Jingah tidak digunakan dalam keperluan yang
berhubungan dengan ternak atau binatang lain. Responden memiliki upaya
dalam melestarikan tumbuhan jingah, dengan cara membiarkannya
tumbuh dengan sendirinya dan tidak merusaknya.
Berdasarkan literatur pohon jingah mempunyai parameter lingkungan
dengan suhu udara sekitar 28-34 derajat, ketinggian tempat sekitar 0-300
m dpl, pH 5,5-7,0 mempunyai kelembapan tanah 70% intensitas cahaya
80% kelembapan udara berkisar 60%, kecepatan angin 0,5 m/det, porositas
tanah 40%, mempunyai tekstur tanah dengan komposisi pasir 10%, debu
5%, liat 85% serta mempunyai mineral tanah (N, P, K, Ca, Mg, Na, C-org)
5-7%.

20. Bamban (Donax canniformis)


Berdasarkan literatur pohon bambam mempunyai parameter
lingkungan dengan suhu udara sekitar 28-37% derajat, ketinggian tempat
sekitar 200 m dpl, pH 2-3, mempunyai kelembapan tanah 40-60%,
intensitas cahaya 45 CD kelembapan udara berkisar 50-60%, kecepatan
angina 2-3 Mil/Jam, porositas tanah 3,6-34,7%, mempunyai tekstur tanah
dengan komposisi pasir 20%, debu 10%, liat 70% serta mempunyai
mineral tanah (N, P, K, Ca, Mg, Na, C-org) 10-20%.
Menurut masyarakat di Desa Sungai Gampa tumbuhan bamban
digunakan penahan angin karena batangnya yang keras. Menurut
masyarakat di Desa Sungai Gampa mengatakan bahwa tumbuhan
bamban ada yang menanamnya secara tidak sengaja dan ada juga yang
menenamnya secara sengaja. Tumbuhan bamban gemar tumbuh di tebing
sungai dalam hutan atau di kawasan lembah dalam hutan pamah (Ong,
2004).Bamban (Donax canniformis) hidup di daerah rawa. Kalimantan
Selatan terdiri dari rawa-rawa yang selalu tergenang air sepanjang tahun
dan memiliki struktur tanah gambut yang sifatnya adalah asam (PH < 7)
(Wianto, 2011).

VI. KESIMPULAN
1. Kajian etnoekologi adalah kajian untuk mengetahui keterkaitan antara
tumbuhan yang dikaji terhadap kondisi ekologi atau lingkungannya
seperti; kondisi fisiko-kimia tanah, iklim, air dan interaksi tumbuhan
tersebut dengan tumbuhannya lainnya.
2. Tanaman terong ungu mempunyai parameter lingkungan dengan suhu
udara sekitar 25-30 derajat, ketinggian tempat sekitar 1.000 m dpl, pH
6-6,5, mempunyai kelembapan tanah 50-70%, intensitas cahaya yang
20000 lux kelembapan udara berkisar rendah-tinggi.
3. Nangka menyukai wilayah dengan curah hujan lebih dari 1500 mm
pertahun dan cocok tumbuh di daerah yang memiliki curah hujan
tahunan rata-rata 1.500-2.500 mm.
4. Belimbing tunjuk harus ditanam ditempat yang terbuka dan mendapat
sinar matahari secara memadai dengan intensitas penyinaran 45–50 %,
Suhu dan kelembaban ataupun iklimnya termasuk tipe A (amat
basah),, bulan yang paling baik di daerah yang mempunyai 7,5 bulan
basah dan 4,5 bulan kering.
5. Pohon kayu putih mempunyai parameter lingkungan dengan suhu
udara sekitar 27 derajat, ketinggian tempat sekitar 500-1.200 m dpl,
pH 6, mempunyai kelembapan tanah 50-80% serta intensitas cahaya
yang tinggi.
6. Tanaman kumis kucing mempunyai parameter lingkungan dengan
suhu udara sekitar 25-32 derajat, ketinggian tempat sekitar 400-500 m
dpl, pH 6,8-7,3 mempunyai kelembapan tanah 70-72% serta intensitas
cahaya berkisar 4200-4500 lux.
7. Tumbuhan pinang dapat tumbuh didaerah dengan intensitas cahaya
yang tinggi dan tanah liat yang berpasir. Kesuburan tanaman ini tinggi
sehingga sangat mudah dalam perawatannya.
8. Tumbuhan rambai padi dapat tumbuh didaerah dengan tanah dan pH
yang baik sehingga berfungsi mencegah erosi dan abrasi serta sebagai
penyaring alami dan sebagai tempat hidup satwa.
9. Tanaman tebu dapat tumbuh pada daerah yang beriklim panas dan
lembab. Kelembaban yang baik untuk pertumbuhan tanaman ini >
70%. Suhu udara berkisar antara 28-34 C°.
10. Sawo mempunyai parameter lingkungan dengan suhu udara sekitar
22-32 derajat, mempunyai kelembapan tanah 50 cm, intensitas cahaya
yang 18544-20000 lux kelembapan udara berkisar 85% sehingga
sangat baik untuk penghijauan lahan yang kritis.
11. Tumbuhan rambai padi mempunyai parameter lingkungan dengan
suhu udara sekitar 28-37 derajat, ketinggian tempat sekitar 200 m dpl,
pH 2-3, mempunyai kelembapan tanah 40-60%, intensitas cahaya
yang 45 cd kelembapan udara berkisar 50-60%,
12. Pohon mangga mempunyai parameter lingkungan dengan suhu udara
sekitar 26-32 derajat, ketinggian tempat sekitar 250 m dpl, pH 4-5,
mempunyai kelembapan tanah 40-60%, intensitas cahaya 45 cd, dan
kelembapan udara berkisar 40-50%.
13. Pohon pinang mempunyai parameter lingkungan dengan suhu udara
sekitar 25-29 derajat, ketinggian tempat sekitar 1.200 m dpl, pH 4-8,
mempunyai kelembapan tanah yang sedang, intensitas cahaya yang
tinggi dan kelembapan udara berkisar 20-40%.
14. Jambu biji paling cocok ditanam di daerah tropis pada ketinggian 0 –
830 m bervariasi tergantung latitude. Curah hujan bervariasi
tergantung tipe tanah, lokasi, eksposure terhadap sinar matahari dan
varietas.
15. Pohon mengkudu mempunyai parameter lingkungan dengan suhu
udara sekitar 22-30 derajat, ketinggian tempat sekitar 1.500 m dpl, pH
5-7, mempunyai kelembapan tanah yang 50-70%, serta intensitas
cahaya 20000 lux.
16. Pohon pinang mempunyai parameter lingkungan dengan suhu udara
sekitar 23-31 derajat, ketinggian tempat sekitar 300-1500m dpl, pH 5-
6,5, mempunyai kelembapan tanah 60%, serta intensitas cahaya 60-
755.
17. Pohon jeruk nipis mempunyai parameter lingkungan dengan suhu
udara sekitar 10 derajat, ketinggian tempat sekitar 10-700 m dpl, pH
4,5-5,8 mempunyai kelembapan tanah berkisar 1500-2500/tahun, serta
intensitas cahaya yang sedang.
18. Tanaman singkong mempunyai parameter lingkungan dengan suhu
udara sekitar 25-27 derajat, ketinggian tempat sekitar 1.000 m dpl, pH
5-8, mempunyai kelembapan tanah yang sedang, serta intensitas
cahaya yang tinggi.
19. Tumbuhan kenanga mempunyai parameter lingkungan dengan suhu
udara sekitar 25-30 derajat, ketinggian tempat sekitar 1.000 m dpl, pH
5-7, mempunyai kelembapan tanah 70-80%, serta intensitas cahaya
yang tinggi.
20. Pohon jingah mempunyai parameter lingkungan dengan suhu udara
sekitar 28-34 derajat, ketinggian tempat sekitar 0-300 m dpl, pH 5,5-
7,0 mempunyai kelembapan tanah 70% intensitas cahaya 80%, serta
kelembapan udara berkisar 60%.
21. Pohon bambam mempunyai parameter lingkungan dengan suhu udara
sekitar 28-37% derajat, ketinggian tempat sekitar 200 m dpl, pH 2-3,
mempunyai kelembapan tanah 40-60%, serta intensitas cahaya 45 CD.

VII. DAFTAR PUSTAKA


Anggun Sari, Devi.2011.Etnoekologi Masyarakat Kerinci Di Kabupaten
Kerinci:Provinsi Jambi

Budi. 2017. Potensi Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.).Publisher : Andi.
Yogyakarta.

Dalimartha S. 2005. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 3, Temukan


Rahasia Sehat dari Alam Sekitar. PuspaswarA.

Departemen Kesehatan RI. 2001. Inventaris Tanaman Obat Indonesia (1).


Jilid 2. Jakarta : Departemen Kesehatan RI. 10-11

Fratiwi, Y. 2015. The Potential of Guava Leaf (Psidium guajava L.) for
Diarrhea.J Majority

Kartikawati, Noor Khomsah, dkk. 2014. Budidaya dan Prospek


Pengembangan Kayu Putih (Melaleuca cajuputi). Bogor: IPB Press.

Kumalajati, Erlynda. 2017. Bahan Ajar Pengenalan Tanaman Kayu Putih,


Pada Pelatihan Peningkatan Kapasitas Masyarakat Dalam Usaha
Pemanfaatan HHBK Kayu Putih. Balai Penelitian dan Pengembangan
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kupang: Kupang.
Kurniawan, Fredi. 2017. Klasifikasi dan Morfologi Tumbuhan Jambu Biji
(Psidium guajava L.) . Diakses melalui http://Fredikurniawan.com
pada 03 Desember 2019.

Kustiawan, T. P. dkk. 2013. Analisis Potensi Sonneratia Sp. Di Wilayah


Pesisir Pantai Timur Surabaya Melalui Pendekatan Ekologi Dan
Sosial-Ekonomi. Jurnal ilmiah perikanan dan kelautan Vol. 5 No. 2

Miftahorrachman, Matana, Y.R. dan Salim., 2015. Teknologi Budidaya dan


Pascapanen Pinang. Balai Penelitian Tanaman Palma, Manado.

Mukprasirt, Amornrat and Kamontip Sajjaanantakul. 2004. Phisico-chemical


Properties Of flafour and Starch From Jackfruit Seeds (Artocarpus
heterophyllus Lamk) Compared Whith Modified Straches.
International Journal of Food Science and Technology Vol. 39: 271-
276

Namara, Erick.2007.50 Peluang Bisnis Makanan & Minuman. Jakarta:


PT.Buku Kita

Novarianto H., Dan T. Rompas. 1990. Prospek dan budidaya tanaman


pinang. Buletin Balitka. Januari 1990. No.10:65.

Ong, Hean, Chooi. 2004. Tumbuhan liar: khasiat ubatan & kegunaan lain.
Utusan Publication

Putri, K. J. 2013. Pemanfaatan Sari Tebu dalam Pembuatan Yoghurt dengan


Penambahan Lactobacillus Bulgaricus dan Sari Buah Naga Merah
(Hylocereus Polyrhizus) pada Konsentrasi yang Berbeda. Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Surakarta. Prosiding Semnas.

Rukmana, R. 1994. Bercocok tanam Terung. Yogyakarta: Kansius

Rukmana, R. 2002. Bertanam terong. Kanasius. Jogyakarta.

Septriyani, Veronika Indah. 2017. Potensi Pemanfaatan Singkong (Manihot


utilissima) Sebagai Bahan Tambahan Dalam Pembuatan Es Puter
Secara Tradisional. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma: Yogyakarta.

Soetasad dan Sri Muryani. 1999. Budidaya Terong Lokal dan Terong
Jepang. Penebar Swadaya. Jakarta.

Tjitrosoepomo,Gembong.2005 Morfologi Tumbuhan.Yogyakarta:Gadjah


Mada University Press.
Trisilawati, dkk (2017). Parameter Penanaman Tumbuhan Sawo Lengkap.
Jurnal Ilmiah.

Wianto, et all. 2011. Rekayasa Tumbuhan Purun Tikus (Eleocharis Dulcis)


sebagai Substitusi Bahan Matrik Komposit Pada Pembuatan Papan
Partikel. Jurnal Fisika FLUX. 8(2): 154164.

Wijayakusuma, H. 1994. Tanaman berkhasiat Obat di Indonesia. Jilid I.


Jakarta: Pustaka Kartini. hal. 24-25.

Winarni. 2019. Pohon Melaleuca Cajuputi Penghasil Minyak Kayu Putih.


Diakses melalui https://krcibodas.lipi.go.id pada tanggal 3 Desember
2019.
.

Anda mungkin juga menyukai