Modul Anc Hendro
Modul Anc Hendro
Modul Anc Hendro
VISI
1. .................
2. .................
3. ................
MISI
1. ................
2. ................
3. ...............
4. ................
5. .................
2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa sehingga Modul Ajar
Mata Kuliah Asuhan Kebidanan Kehamilan ini telah dapat diperbuat. Mudah-
mudahan modul ini bermanfaat bagi kemajuan pendidikan bidan di Indonesia
umumnya, serta dapat digunakan oleh para mahasiswa dan staf pengajar dalam
menjalankan dan menyelenggarakan proses belajar-mengajar di Poltekkes
Kemenkes Malang.
Modul ini disusun dengan tujuan untuk memudahkan proses pembelajaran,
yang diharapkan mahasiswa banyak membaca dan berlatih untuk materi
Kehamilan untuk dapat memberikan pelayanan yang service excellent untuk
kesehatan ibu dan masa kehamilan dalam bidang kebidanan.
Setelah mempelajari dan membaca modul ini, diharapkan tujuan dan
kompetensi pembelajaran dapat tercapai dengan baik, kiranya pembaca
mendapatkan hasil yang maksimal dari modul ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
2
DAFTAR TABEL
2
DAFTAR GAMBAR
2
DAFTAR SINGKATAN
2
BAB I
Ante Natal Care (ANC)
2
sehatnya atau lebih sehat.
b. Kelainan fisik atau psikologi harus ditemukan sejak dini dan diobati,
c. Wanita melahirkan tanpa kesulitan dan bayi yang dilahirkan sehat fisik dan
mentalnya (wiknjosastro, 2005)
1.2.1 Tujuan asuhan Ante Natal Care
a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan
tumbuh kembang janin,
b. Meningkatkan dan mempertahankan fisik dan mental ibu,
c. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang
mungkin terjadi selama kehamilan (termasuk riwayat penyakit secara
umum, kebidanan dan pembedahan),
d. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian
ASI eksklusif,
1.2.2 Keuntungan Ante Natal Care
Dapat mengetahui berbagai resiko dan komplikasi hamil sehingga ibu
hamil dapat di arahkan untuk melakukan rujukan ke rumah sakit
(Manuaba, 1998)
1.2.3 Cara pelayanan Ante Natal Care
Cara pelayanan Ante Natal Caredisesuaikan dengan standar pelayanan
antenatal menurut Depkes RI yang terdiri dari :
a. Pada kunjungan pertama, yang harus dilakukan seorang bidan yaitu :
Melakukan anamneses riwayat dan mengisi KMS ibu hamil / kartu ibu
secara lengkap. Data yang dikaji dalam anamneses mencakup data :
identitas ibu dan suami, keluhan yang dirasakan, riwayat haid, riwayat
perkawinan, riwayat kehamilan ini (HTHP, siklus haid, masalah /
kelainan pada kehamilan, riwayat imunisasi TT), riwayat obstetri lalu,
riwayat KB, riwayat penyakit keluarga, riwayat sosial ekonomi, dan
pola pemenuhan sehari – hari (Bartini, 2012).
2
pemeriksaan laboratorium
2
merupakan hal yang penting mengetahui BMI wanita hamil. Total
pertambahan berat badan pada kehamilan yang normal 11,5 – 16 kg atau
pertambahan berat badan setiap minggunya adalah 0,4 – 0,5 kg
(Kusmiyati, 2008).
Menurut Kemenkes RI (2010), mengukur tinggi badan adalah salah satu
deteksi dini kehamilan dengan faktor resiko, diamana bila tinggi badan ibu
hamil kurang dari 145 cm atau dengan kelainan bentuk panggul dan tulang
belakang.
2. Ukur (Tekanan) Darah
Pada saat kehamilan, tekanan darah seorang ibu hamil merupakan faktor
penting dalam memberikan makanan pada janin pengaturan tekanan darah
selama kehamilan sangat tergantung pada hubungan antara curah jantung
dan tekanan atau resistensi pada pembuluh darah, yang keduanya berubah
selama kehamilan. Tekanan darah yang normal 110/80 – 140/90 mmHg,
bila melebihi 140/90 mmHg perlu diwaspadai adanya preeklamsia
(Jannah, 2012).
3. Ukur (Tinggi) Fundus Uteri
Pemeriksaan kehamilan untuk menentukan tuny kehamilan dan berat
badan janin dilakukan dengan pengukuran tinggi fundur uteri yang dapat
dihitungdari tanggal haid terakhir yang menggunakan rumus. Apabila
usiakehamiln dibawah 24 minggu pengukuran dilakukan dengan jari,
tetapi apabila kehamilan diatas 24 minggu memakai pengukuran
mac.Donald yaitu dengan cara mengukur tinggi fundus uteri memakai
centimeter dari atas simfisis kefundus uteri kemudianditentukan sesuai
rumunya. Cara menghitungnya adalah modifikasi spegelberg yaitu jarak
fundus – sisfisis dalam centimeter dibagi 3,5 merupakan tuanya kehamilan
(Kusmiyati, 2008).
4. Pemberian Imunisasi (Tetanus Toxoid) / TT lengkap
Imunisasi terutama pada ibu hamil bertujuan untuk mencegah terjadinya
tetanus neonatorium, dengan cara pemberian suntik tetanus toksoid pada
ibu hamil. Pemberian imunisasi TT pada kehamilan umumnya diberikan 2
kali saja, imunisasi pertama diberikan pada usia kehamilan 16 minggu
2
untuk yang kedua diberikan 4 minggu kemudian (selang waktu 4 minggu).
Apabila pernah menerima TT dua kali pada kehamilan terdahulu dengan
jarak kehamilan tidak lebih dari dua tahun, maka hanya diberikan satu kali
TT saja (Jannah, 2012).
5. Pemberian (Tablet Besi), minimal 90 tablet selama kehamilan
Wanita memerlukan zat besi lebuh tinggi dari laki – laki karena terjadinya
menstruasi dan perdarahan. Di mulai dengan memberikan 1 tablet zat besi
sehari sesegera mungkin setelah rasa mual hilang. Tiap tablet besi
mengandung FeSO4 320 mg (zat besi 60 mg) dan asam folat 500
mikrogram. Minimal masing – masing 90 tablet besi yang berfungsi untuk
meningkatkan jumlah sel darah merah dan membentuk sel darah merah
janin dan plasenta. Bila ditemukan anemia pada ibu hamil (<11 gr%),
berikan tablet zat besi 2 atau 3 kali sehari.
Pada setiap kali kunjungan mintalah ibu untuk meminum tablet zat besi
yang cukup. Tablet besi sebaiknya tidak diminum bersama teh atau kopi
karena akan menggangu penyerapan. Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi
makanan yang mengandung vitamin C karena vitamin C dapat membantu
penyerapan tablet besi sehingga tablet besi yang dikonsumsi dapat terserap
sempurna oleh tubuh (Kusmiyati, 2008).
6. (Tes) laboratorium sederhana (Haemoglobin (HB) dan protein urine)
Wanita yang sedang hamil merupakan kelompok resiko tinggi terhadap
PMS. PMS dapat menimbulkan morbiditas dan mortalitas terhadap ibu dan
janin yang dikandungannya.
7. (Temu) wicara (pemberian komunikasi interpersonal dan konseling)
Temu wicara penting dilakukan sebagai media komunikasi antar sesama
ibu hamil dengan bidan yang membina, temu wicara ini di koordinir oleh
kepala desa/kelurahan dan dilaksanakan oleh kader posyandu bersama
puskesmas dan dilakukan pada saat hari posyandu. Temu wicara ini
dilakukan setiap pasien pada saat melakukan kunjungan. Bisa berupa
anamnesa, konsultasi, dan persiapan rujukan. Anamnesa meliputi biodata,
riwayat menstruasi, riwayat kesehatan, riwayat kehamilan, persalinan dan
nifas.
2
8. (Tentukan) presentasi janin dan hitung DJJ
Menurut Kusmiyati (2008), tujuan pemantauan janin itu adalah mendeteksi
dini ada atau tidaknya faktor – faktor resiko kematian prenatal tersebut
(hipoksia/aspeksia, gangguan pertumbuhan, cacat bawaan, dan infeksi).
Pemeriksaan denyut jantung janin adalah salah satu cara untuk memantau
janin. Pemeriksaan denyut jantung janin harus dilakukan pada ibu hamil.
Denyut jantung janin baru dapat didengar pada usia kehamilan 16
minggu/4 bulanan.
Gambar DJJ :
a. Takikardi berat : detak jantung diatas 180x/menit
b. Takikardi ringan : antar 160 – 180x/menit
c. Normal :120 – 160x/menit
d. Bradikardi ringan : antara 100 – 119x/menit
e. Bradikardi sedang : antara 80 – 100x/menit
f. Bradikardi berat : kurang dari 80x/menit
9. (Tetapkan) Status Gizi
Menurut Kristiyana (2010), pada ibu hamil pengukuran lingkar lengan atas
LILA merupakan satu cara untuk mendeteksi dini adanya kurang energi
kronik (KEK) atau kekurangan gizi. Malnutrisi pada ibu hamil
mengakibatkan transfer nutrient ke janin berkurang, sehingga pertumbuhan
janin terhambat dan berpotensi melahirkan bayi dengan berat badan lahir
rendah (BBLR). BBLR berkaitan dengan volume otak dan IQ seorang
anak. Disebut KEK apabila ukuran LILA <23,5 cm, yang menggambarkan
kekurangan pangan dalam jangka baik dalam jumlah maupun kualitasnya.
Cara melakukan pengukuran LILA :
Menentukan titik tengah antara pangkal bahu dan ujung siku dengan
meteran. Lingkarkan dan memasukkan ujung pita dilubang yang ada pada
pita LILA, baca menurut tanda panah. Menentukan titik tengah antara
pangkal bahu dan ujung siku dengan pita LILA.
10. (Tatalaksana) Kasus
Menurut Kusmiyati (2008), bila dari hasil pemeriksaan laboratorium
ditemukan penyakit, ibu perlu dilakukan perawatan khusus.
2
BAB II
MENGHITUNG USIA KEHAMILAN DAN TAFSIRAN TANGGAL
PERSALINAN
2
Mempergunakan tinggi fundus uteri untuk memperkirakan umur
hamil terutama tepat pada hamil pertama. Pada kehamilan kedua dan
seterusnya perkiraan ini ku-rang tepat.
2
BAB III
MENGUKUR TINGGI FUNDUS UTERI
2
pemeriksaan dengan mengumpulkan fundus uteri kearah tengah dengan
menggunakan jari-jari tangan kiri ukur tinggi fundus uteri dengan batasan
Sympisis Pubis
Pusat Processus Xipoudeus. Berdasarkan hasil pengukuran dari pemeriksaan
palpasi dapat diperkirakan usia kehamilan dan disesuaikan dengan hasil
anamnesis HPHT.
Catatan :
Sebelum bulan ke-3 TFU belum teraba dari luar
Akhir bulan ke -3 (12 mg) TFU 2-3 jari diatas Sympisis Pubis Akhir
bulan ke - 4 (16 mg) TFU ½ Sympisis Pubis – Pusat
Akhir bulan ke - 5 (20 mg) TFU 3 jari dibawah Pusat
Akhir bulan ke - 6 (24 mg) TFU Setinggi Pusat
Akhir bulan ke - 7 (28 mg) TFU 3 jari diatas Pusat
Akhir bulan ke - 8 (32 mg) TFU ½ Pusat– Pros. Xypoideus
Akhir bulan ke - 9 ( 36 mg) TFU 3 jari dibawah Pros. Xypoideus
Akhir bulan Ke-10 (40 mg) TFU ½ Pusat – Pros. Xypoideus
2
a) Untuk mengetahui pembesaran uterus sesuai dengan usia kehamilan.
Jika bagian terbawah janin belum masuk PAP Taksiran Berat Janin =
(TFU-13) x 155
Contoh :
Pemeriksaan Mc Donald TFU = 32 cm, Bagian terbawah janin teraba sudah
masuk PAP. Berapakah Taksiran besar janin? Taksiran Berat Janin = (TFU-
11) x 155
2
BAB IV
PEMERIKSAAN FISIK IBU HAMIL HEAD TO TOE
2
4. Memberi kesempatan pada ibu dan keluarga untuk mengekspresikan dan
mendiskusikan adanya kekhawatiran tentang kehamilan saat ini, proses
persalinan, serta masa nifas.
5. Menganjurkan adanya pemeliharaan kesehatan masyarakat dalam upaya
mempertahankan kesehatan ibu dan perkembangan kesehatan bayinya.
6. Membangun hubungan saling percaya karena ibu dan bidan adalah mitra
dalam asuhan.
2
persalinan terdahulu serta kesehatan umum sebagai persiapan menghadapi
persalinan.
2. Data umum
Biodata : nama pasien, nama suami/ nama istri, umur, alamat, suku bangsa,
agama, pendidikan.
3. Pemeriksaan Fisik
a. Data obyektif
b. Pemeriksaan umum (BB, tinggi badan, tekanan darah, nadi, suhu,RR)
c. Pemeriksaan fisik (kepala, mulut gigi, leher, dada, abdomen, ekstremitas,
payudara, pemeriksaan leopold, pemeriksaan genitalia, cek ginjal, reflek
patella, pemeriksaan panggul)
2
4. Menentukan diagnosis
5. Memberikan asuhan pelayanan pada bumil
6. mengevaluasi hasil tidakan yang diberikan
BAB V
KONSEP DOKUMENTASI
2
e. Melaksanakan kegiatan keperawatan misalnya : pencegahan penyakit,
peningkatan kesehatan dan perawatan, mengurangi penderitaan dan
perawatan pada penderita sakarat.
Tujuan
a. Dokumentasi pasien merupakan aspek penting dalam melaksanakan asuhan
kebidanan. Semua instansi kesehatan mempunyai dokumen pasien yang
dirawatnya, walaupun bentuk format dokumentasi masing – masing instansi
berbeda.
Prinsip Dokumentasi
Catatan pasien merupakan dokumen yang legal dan bermanfaat bagi tenaga
kesehatan dan padien itu sendiri serta mengandung arti penting sehingga perlu
memperhatikan prinsip yang dapat ditinjau dari 2 segi :
a. Ditinjau dari isi
1) Mempunyai nilai administrative
2) Mempunyai nilai hukum
3) Mempunyai nilai ekonomi
4) Mempunyai nilai edukasi
5) Mempunyai nilai dokumentasi
6) Mempunyai nilai penelitian
2
4) Menulis / menggunakan singkatan dan symbol yang telah disepakati oleh
institusi untuk mempercepat proses pencatatan
5) Menulis catatan selalu mencantumkan tanggal, jam tindakan atau
observasi yang dilakukan sesuai dengan kenyataan dan bukan
interpretasi.
6) Tidak mencatat tindakan yang belum dilaksanakan
7) Hindarkan kata – kata yang mempunyai unsur penilaian, misal :
tampaknya, rupanya dan yang bersifat umum
8) Hasil temuan digambarkan secara jelas termasuk keadaan, tanda, gejala,
warna, jumlah dan besar dengan ukuran yang lazim dipakai.
9) Interpretasi data objektif harus didukung oleh observasi.
10) Kolom jangan dibiarkan kosong, beri tanda bila tidak ada yang perlu
ditulis. Coretan harus disertai panah / tanda tangan disampingnya.
2
1. Harus mempunyai pengetahuan tentang hubungan yang legal tentang mal
praktek kebidanan
2. Harus mempunyai informasi yang tepat tentang kondisi dan perilaku pasien
3. Memperlihatkan bukti yang konkrit dan akurat dari penggunaan manajemen
kebidanan
4. Disadari bahwa situasi pelayanan kebidanan yang dibutuhkan pasien
seringkali lebih dalam dan detail sebagai berikut :
a. Pasien dengan masalah kesehatan yang kompleks yang membuat
pelayanan intensif.
b. Situasi pelayanan kebidanan yang dihubungkan dengan kemungkinan
yang lebih intensif dari tuntutan kelalaian
c. Pelayanan pasien yang sakit akut yang membuat pelayanan yang lebih
intensif dari biasa
d. Melaporkan informasi dengan jelas tentang asuhan / pelayanan
kebidanan yang professional termasuk tanda tangan ( bukti diri ).
e. Isi format dengan cermat untuk memudahkan informasi kepada pihak
asuransi , keuangan , audit , pengajaran dan fungsi riset.
f. Gambarkan faktor lingkungan yang penting yang mempengaruhi
g. Dokumentasi sebagai peran pendukung bidan dalam menghadapi pasien.
2
DAFTAR PUSTAKA
2
Varney, H., Kriebs J.M.,Carolyn, L.G. 2007. Buku Ajar Konsep Kebidanan.Edisi
4. Editor Esty Wahyuningsih, et al, Jakarta : EGC