0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
502 tayangan29 halaman

Tugas Mikrobiologi Leandro

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 29

MAKALAH

PEMERIKSAAN SAMPEL AIR METODE TABUNG GANDA

DISUSUN OLEH:

LEANDRO M. Z. MANDAS

(NIM.711335119036)

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MANADO

JURUSAN D4 KESEHATAN LINGKUNGAN

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan

karunia-Nya sehingga penulisan makalah tentang “Pemeriksaan Sampel Air Metode Tabung

Ganda” Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah

Mikrobiologi yang telah di berikan oleh dosen kepada saya.

Tidak dipungkiri bahwa makalah ini dapat terselesaikan berkat bantuan berbagai

pihak, dan saya menyadari sepenuhnya tanpa adanya bantuan dan dukungan tersebut makalah

ini mungkin tidak akan dapat diselesaikan tepat waktu. Terkait dengan semua itu pada

kesempatan yang sangat berbahagia ini saya mengucapkan terimakasih dan penghargaan

yang setinggi-tingginya kepada dosen yang telah mendidik saya.

Manado, 12April 2020

Penulis,

Leandro M. Z. Mandas

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................ii

DAFTAR ISI .....................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................. 2

1.3 Tujuan ..................................................................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Air ........................................................................................................................... 4

2.2 Metode MPN ................................................................................................ 5

2.3 Bakteri Coliform ............................................................................................. 7

BAB III METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat ........................................................................................ 11

3.2 Alat dan Bahan ............................................................................................... 11

3.3 Prosedur Kerja ................................................................................................ 12

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan ....................................................................................................15

4.2 Pembahasan .............................................................................................................16

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ............................................................................................................. 22

5.2 Saran ........................................................................................................................

23

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................24

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam penularan

penyakit. Air bersih adalah air yang jernih, tidak berwarna, tawar dan tidak berbau.

Sumber daya alam yaitu air, dapat diperoleh dari air permukaan meliputi air sungai,

danau, waduk, rawa dan genangan air lainya.

Air merupakan kebutuhan yang paling dibutuhkan di dalam kehidupan manusia.

Air yang ada di alam bukanlah didapat sebagai air murni, melainkan sebagai air yang

mengandung bermacam-macam zat, baik yang terlarut ataupun tersuspensi. Jenis dan

jumlah zat tersebut tergantung dari kondisi lingkungan sekitar sumbernya.

Air merupakan materi esensial bagi kehidupan makhluk hidup, karena makhluk

hidup memerlukan air untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Secara umum

fungsi air dalam tubuh setiap mikroorganisme adalah untuk melarutkan senyawa

organik, menstabilkan suhu tubuh dan melangsungkan berbagai reaksi kimia tingkat

seluler.

Pemeriksaan air secara mikrobiologi sangat penting dilakukan karena air

merupakan substansi yang sangat penting dalam menunjang kehidupan mikroorganisme

yang meliputi pemeriksaan secara mikrobiologi baik secara kualitatif maupun

kuantitatif dapat dipakai sebagai pengukuran derajat pencemaran.

1
Uji kualitatif Coliform secara lengkap terdiri dari tiga tahap yaitu uji dugaan

(presumptive test), uji penetapan (confirmed test), dan uji pelengkap (completed test).

Metode pengujian yang digunakan adalah metode Most Probable Number (MPN) atau

Jumlah Perkiraan Terbatas (JPT).

Analisis kuantitatif mikrobiologi pada air minum penting dilakukan untuk

mengetahui mutu air minum tersebut. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk

menghitung atau mengukur jumlah jasad renik dalam suatu suspensi, salah satunya

adalah pemeriksaan adanya bakteri Coliform pada minuman dengan metode MPN

(Most Probable Number).

Pemeriksaan derajat pencemaran air secara mikrobiologi umumnya ditunjukkan

dengan kehadiran bakteri indikator seperti Coliform dan Fecal

coli. Bakteri Coliform sebagai suatu kelompok dicirikan sebagai bakteri berbentuk

batang gram negatif, tidak membentuk spora, aerobik, dan anaerobik fakultatif yang

memfermentasi laktosa dengan menghasilkan asam dan gas dalam waktu 48 jam pada

suhu 35° C. Berdasarkan hal inilah yang melatar belakangi dilaksanakannya praktikum

ini untuk mengetahui teknik pengujian kualitas air dengan menggunakan metode MPN

sehingga dapat mengetahui air yang baik untuk dikonsumsi.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum uji kualitas air dengan menggunakan metode MPN

adalah:

a. Untuk mengetahui teknik uji kualitas air dengan menggunakan metode MPN.

b. Untuk mengetahui  kualitas dari air sumur, air sungai dan air galon.

2
1.3 Manfaat

Adapun manfaat yang diperoleh dari hasil praktikum uji kualitas air dengan

metode MPN  ini adalah dapat mengetahui metode uji kualitas air dengan metode

MPN sehingga dapat mengetahui kualitas dari air sumur, air sungai dan air galon yang

di ujikan sehingga diketahui layak tidaknya air tersebut untuk dikonsumsi. Sebagai

tenaga kesehatan masyarakat, dengan adanya pengetahuan tentang pengujian kualitas

air, maka dapat dilakukan penyuluhan kepada masyarakat akan pentingnya air yang

bersih dan bebas dari mikroba, demi meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Air

Air merupakan bahan esensial bagi hidupnya organisme, oleh karena itu air selalu

penuh dengan benda-benda hidup. Manusia dan makhluk-makhluk lain yang tidak

hidup di dalam air senantiasa mencari tempat-tempat tinggal dekat air supaya mudah

mengambil air untuk keperluan hidupnya, maka desa atau kota zaman dulu tumbuh di

sekitar sumber air, di tepi sungai, atau di tepi danau. Sesudah manusia lebih maju,

tempat tinggalnya tidak perlu dekat air dengan sumber jauh yang disalurkan dengan

pipa dan didistribusikan (Prawiro, 1989).

Pentingnya air di dalam tubuh manusia, berkisar antara 50%–70% dari seluruh

total berat badan. Tulang manusia mengandung air sebanyak 22% berat tulang, dalam

darah dan ginjal sebanyak 83%. Pentingnya air bagi kesehatan dapat dilihat dari jumlah

air yang ada di dalam organ, 80% dari darah terdiri atas air, dalam tulang mengandung

25%, sedangkan dalam urat syaraf terdapat 75% air, dalam ginjal mengandung 80% air,

dalam hati 70% air, dan otot 75% air. Kekurangan air menyebabkan penyakit batu

ginjal dan kandung kemih, karena terjadi kristalisasi unsur-unsur yang ada di dalam

cairan tubuh. Kehilangan air sebanyak 15% dari berat badan dapat mengakibatkan

kematian. Kebutuhan minum orang dewasa adalah minimum 1,5–2 liter air sehari

(Slamet, 2004).

Selain pentingnya air bagi tubuh manusia, air dibutuhkan bagi kehidupan lainnya,

baik untuk kebutuhan hidup sehari-hari yaitu keperluan untuk kebutuhan domestik

rumah tangga maupun kebutuhan dalam pertanian, industri, perikanan, pembangkit

listrik tenaga air, dan navigasi, serta rekreasi (Soerjani, 1997).

4
Air tawar bersih yang layak minum, demikian langka di perkotaan. Sungai-sungai

yang menjadi sumbernya sudah tercemar berbagai macam limbah, mulai dari buangan

sampah organik, rumah tangga hingga limbah beracun dari industri. Air tanah sudah

tidak aman dijadikan bahan air minum karena telah terkontaminasi rembesan dari

tangki septik maupun air permukaan (Pudjarwoto, 1993).

Air merupakan komponen esensial bagi kehidupan jasad hidup. Akan tetapi dapat

juga merupakan suatu substansi yang membawa malapetaka, karena air dapat

membawa mikroorganisme patogen dan zat-zat kimia yang bersifat racun (Gause,

1946).

Banyaknya kontaminan dalam air memerlukan standar tertentu untuk menjamin

kebersihannya. Air yang terkontaminasi oleh bakteri patogen saluran cerna sangat

berbahaya untuk diminum. Hal ini dapat dipastikan dengan penemuan organisme yang

ada dalam tinja manusia atau hewan dan yang tidak pernah terdapat bebas di alam. Ada

beberapa organisme yang termasuk kategori ini, yaitu bakteri Coliform (Escherichia

coli), Enterococcus faecalis,dan Clostridium. Di Indonesia, bakteri indikator air

terkontaminasi adalah Escherichia coli (Gause, 1946).

2.2 Bakteri Coliform

Bakteri Coliform adalah jenis bakteri yang umum digunakan sebagai indikator

penetuan kualitas sanitasi makanan dan air. Coliform sendiri sebenarnya bukan

penyebab dari penyakit-penyakit bawaan air, namun bakteri jenis ini mudah untuk

dikultur dan keberadaannya dapat digunakan sebagai indikator keberadaan organisme

patogen seperti bakteri lain, virus atau protozoa yang banyak merupakan parasit yang

hidup dalam sistem pencernaan manusia serta terkandung dalam feses. Organisme

indikator digunakan karena ketika seseorang terinfeksi oleh bakteri patogen, orang

5
tersebut akan mengekskresi organisme indikator jutaan kali lebih banyak dari pada

organisme patogen. Hal inilah yang menjadi alasan untuk menyimpulkan bila tingkat

keberadaan organisme indikator rendah maka organisme patogen akan jauh lebih

rendah atau bahkan tidak ada sama sekali (Servais, 2007).

Bakteri Coliform dijadikan sebagai bakteri indikator karena tidak patogen, mudah

serta cepat dikenal dalam tes laboratorium serta dapat dikuantifikasikan, tidak

berkembang biak saat bakteri patogen tidak berkembang biak, jumlahnya dapat

dikorelasikan dengan probabilitas adanya bakteri patogen, serta dapat bertahan lebih

lama daripada bakteri patogen dalam lingkungan yang tidak menguntungkan (Slamet,

2004).

Bakteri Coliform adalah bakteri indikator keberadaan bakteri patogenik lain.

Lebih tepatnya, sebenarnya, bakteri Coliform fekal adalah bakteri indikator adanya

pencemaran bakteri patogen. Penentuan Coliform fekal menjadi indikator pencemaran

dikarenakan jumlah koloninya pasti berkorelasi positif dengan keberadaan bakteri

patogen. Selain itu, mendeteksi Coliform jauh lebih murah, cepat, dan sederhana

daripada mendeteksi bakteri patogenik lain. Contoh

bakteri Coliform adalah, Esherichia coli dan Entereobacter aerogenes.

Jadi, Coliform adalah indikator kualitas air. Makin sedikit kandungan Coliform, artinya,

kualitas air semakin baik. (Friedheim, 2001).

Eschericia coli, merupakan anggota Coliform yang dapat dibedakan dari

bakteri Coliform lain karena kemampuannya memfermentasikan laktosa pada suhu

44°C (pada JPT hal ini dilakukan pada tahap terakhir atau saat uji kelengkapan).

Pengidentifikasian dapat dilihat dari pertumbuhan dan reaksi yang memberikan warna

berbeda pada media kultur khusus. Saat dikulutur pada media EMB, hasil positif E.

coli adalah koloni berwarna hijau metalik. Tidak seperti golongan Coliform pada

6
umumnya, E. coli merupakan bakteri yang berasal dari feses dan kehadirannya efektif

mengkonfirmasi adanya kontaminasi fekal pada badan air. Umumnya, pada feses,  E.

coli ada sebanyak 11% dari Coliform (Slamet, 2004).

2.3 Metode MPN

Jumlah mikroorganisme dapat dihitung melalui beberapa cara, namun secara

mendasar dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu perhitungan langsung dan tidak

langsung. Perhitungan secara langsung dapat mengetahui beberapa jumlah

mikroorganisme pada suatu bahan pada suatu saat tertentu tanpa memberikan perlakuan

terlebih dahulu, sedangkan jumlah organisme yang diketahui dari cara tidak langsung

terlebih dahulu harus memberikan perlakuan tertentu sebelum dilakukan perhitungan.

Perhitungan secara langsung, dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain adalah

dengan membuat preparat dari suatu bahan (preparat sederhana diwarnai atau tidak

diwarnai) dan penggunaan ruang hitung (counting chamber). Sedangkan perhitungan

cara tidak langsung hanya untuk mengetahui jumlah mikroorganisme pada suatu bahan

yang masih hidup saja (viable count). Dalam pelaksanaannya, ada beberapa cara yaitu,

perhitungan pada cawan petri (total plate count/TPC), perhitungan melalui

pengenceran, perhitungan jumlah terkecil atau terdekat (Metode MPN) dan kalorimeter

(cara kekeruhan atau turbidimetri). Metode perhitungan MPN sering digunakan dalam

pengamatan untuk menghitung jumlah bakteri yang terdapat di dalam tanah

seperti Nitrosomonas dan Nitrobacter. Kedua jenis bakteri ini memegang peranan

penting dalam meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman, sehubungan dengan

kemampuannya dalam mengikat N2 dari udara dan mengubah amonium menjadi

nitrat (Dwidjoseputro, 1994).

7
Metode MPN merupakan salah satu metode perhitungan secara tidak langsung.

Metode MPN terdiri dari tiga tahap, yaitu uji pendugaan (presumptive test), uji

konfirmasi (confirmed test), dan uji kelengkapan (completed test). Dalam uji tahap

pertama, keberadaan Coliform masih dalam tingkat probabilitas rendah, masih dalam

dugaan. Uji ini mendeteksi sifat fermentatif Coliform dalam sampel (Lim, 1998).

Dalam metode MPN, pengenceran harus dilakukan lebih tinggi daripada

pengenceran dalam hitungan cawan, sehingga beberapa tabung larutan hasil

pengenceran tersebut mengandung satu sel jasad renik. Beberapa tabung mungkin

mengandung lebih dari satu sel, sedangkan tabung lainnya tidak mengandung sel.

Dengan demikian setelah inkubasi diharapkan terjadi pertumbuhan pada beberapa

tabung yang dinyatakan sebagai tabung positif sedang tabung lainnya negatif. Metode

MPN biasanya digunakan untuk menghitung jumlah mikroba di dalam contoh yang

berbentuk cair, meskipun dapat pula digunakan untuk contoh berbentuk padat dengan

melakukan pengenceran terlebih dahulu (Fardiaz, 1996).

Metode MPN merupakan uji deretan tabung yang menyuburkan

pertumbuhan Coliform sehingga diperoleh nilai untuk menduga jumlah Coliform dalam

sampel yang diuji. Uji positif akan menghasilkan angka indeks. Angka ini disesuaikan

dengan tabel MPN untuk menentukan jumlah Coliform dalam sampel (Pakadang,

2010).

Metode MPN biasanya dilakukan untuk menghitung jumlah mikroba di dalam

contoh yang berbentuk cair, meskipun dapat pula digunakan untuk contoh berbentuk

padat dengan terlebih dahulu membuat suspensi 1:10 dari contoh tersebut. Metode

MPN digunakan medium cair di dalam tabung reaksi, dimana perhitungannya

dilakukan berdasarkan jumlah tabung yang positif yaitu yang ditumbuhi oleh jasad

renik setelah inkubasi pada suhu dan waktu tertentu. Pengamatan tabung yang positif

8
dapat dilihat dengan mengamati timbulnya kekeruhan atau terbentuknya gas di dalam

tabung kecil (tabung durham) yang diletakkan pada posisi terbalik, yaitu untuk jasad

renik pembentuk gas. Untuk setiap pengenceran pada umumnya digunakan tiga atau

lima seri tabung. Lebih banyak tabung yang digunakan menunjukkan ketelitian yang

lebih tinggi, tetapi alat gelas yang digunakan juga lebih banyak (Fardiaz, 1996).

Untuk metode MPN (most probable number) digunakan medium cair dalam

wadah berupa tabung reaksi, perhitungan di lakukan berdasarkan jumlah tabung yang

positif yaitu tabung yang mengalami perubahan pada mediumnya baik itu berupa

perubahan warna atau terbentuknya gelembung gas pada dasar tabung durham. Pada

metode perhitungan MPN ini digunakan bentuk tiga seri pengenceran, yang pertama 10-
1
, 10-2 dan 10-3. Kemudian dari hasil perubahan tersebut dicari nilai MPNnya pada tabel

nilai MPN, dan untuk jumlah bakterinya maka digunakan rumus (Gobel, 2008).

Tabel yang digunakan untuk menentukan nilai MPN dari tiga seri tabung berbeda

dengan tabel lima seri tabung. Kombinasi yang dipilih mulai dari pengenceran tertinggi

yagn masih menghasilkan semua tabung positif sedangkan pada pengenceran yang

berikutnya ada tabung yang negatif. Kombinasi yang diambil terdiri dari tiga

pengenceran. Jika pada pengenceran yang keempat atau seterusnya masih diketemukan

tabung yang hasilnya positif, maka jumlah tabung yang positif tersebut harus

ditambahkan pada angka kombinasi yang ketiga sampai mencapai jumlah maksimum

(Volk, 1993).

Beberapa jenis bakteri selain Coliform juga memiliki sifat fermentatif, sehingga

diperlukan uji konfirmasi untuk mengetes kembali kebenaran adanya Coliform dengan

bantuan medium selektif diferensial. Uji kelengkapan kembali meyakinkan hasil tes uji

konfirmasi dengan mendeteksi sifat fermentatif dan pengamatan mikroskop terhadap

ciri-ciri Coliform seperti, berbentuk batang, gram negatif, tidak-

9
berspora. Output metode MPN adalah nilai MPN. Nilai MPN adalah perkiraan jumlah

unit tumbuh (growth unit) atau unit pembentuk koloni (colony forming unit) dalam

sampel. Namun, pada umumnya nilai MPN juda diartikan sebagai perkiraan jumlah

individu bakteri. Satuan yang digunakan, umumnya per 100 mL atau per gram. Metode

MPN memiliki limit kepercayaan 95 persen sehingga pada setiap nilai MPN, terdapat

jangkauan nilai MPN terendah dan nilai MPN tertinggi (Lim, 1998).

Uji penduga merupakan uji positif untuk menentukan bakteri Coliform. Media

yang digunakan ialah media Lactose Broth. Bakteri dapat menggunakan laktosa sebagai

sumber karbon, namun ada pula sebagian bakteri enteric yang tidak dapat

melakukannya. Kaldu laktosa mengandung surface tension depressant yang menekan

pertumbuhan bakteri gram positif dan memacu bakteri gram negatif terutama

bakteri Coliform. Hasil uji penguat yang positif atau meragukan menyatakan bahwa

sampel air tidak layak untuk diminum. Uji penguat memerlukan media selektif dan

diferensial seperti Eosin-Biru Metilen atau ENDO agar yang akan diinokulasi dari

tabung laktosa yang positif. Uji pelengkap, uji ini merupakan tahap akhir analisis

bakteri dari contoh air. Uji pelengkap dilakukan dengan pewarnaan gram (Volk, 1993).

10
BAB III

METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat

Adapun waktu dan tempat dilaksanakannya praktikum uji  kualitas air dengan

menggunakan metode MPN adalah :

Hari/Tanggal      :     Rabu, 15 April 2020

Waktu                :     13.00 WITA-Selesai

Tempat               :     Laboratorium Terpadu Poltekes Kemenkes Manado Jurusan

keeseehatan Lingkungan

3.2 Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum uji  kualitas air dengan

menggunakan metode MPN adalah :

3.2.1 Alat

a. Pipet tetes

b. Rak tabung

c. Tabung reaksi

d. Gelas ukur 10 ml

e. Tabung durham

f. Bunsen

g. Inkubator

h. Handsprayer

11
3.2.2 Bahan

a. Sampel air (air sumur, air sungai dan air galon)

b. Medium Brilliant Green Lactase Bilebroth (BGLB)

c. Medium Laktose Broth (LB)

d. Medium Escherichia coli (EC)

e. Aquades steril

f. Alkohol 70%

g. Korek api

h. Spiritus

i. Label

3.3 Prosedur Kerja

3.3.1 Pengenceran

1) Menyiapkan 9 tabung reaksi dan memberikan label pada masing-masing

tabung dengan tanda 10-1, 10-2 dan 10-3.

2) Mengisi tabung reaksi masing-masing 9 ml aquadest steril yang telah di ukur

dengan menggunakan gelas ukur.

3) Menambahkan sampel air sumur dan air sungai masing-masing 1 ml dengan

menggunakan pipet tetes ke dalam tabung yang telah berisi aquades steril pada

tabung pengenceran 10-1, kemudian mengocok agar tercampur secara

homogen. Air galon tidak dilakukan pengenceran karena telah melalui proses

sterilisasi.

4) Menambahkan 1 ml sampel dari pengenceran 10-1 ke dalam tabung

pengenceran 10-2, kemudian mengocok sehingga tercampur secara homogen.

12
5) Menambahkan 1 ml sampel dari pengenceran 10-2 ke dalam tabung

pengenceran 10-3, kemudian mengocok sehingga tercampur secara homogen.

6) Perlakuan pada poin 3-5 dilakukan sebanyak 3 kali pada tabung reaksi yang

lain.

3.3.2 Uji Pendugaan

1) Memfiksasi mulut tabung media LB (Lactose Broth) pada api Bunsen

kemudian menambahkan masing-masing 5 ml/100 tetes dari tabung

pengenceran 10-1 ke dalam 3 tabung media Lactose Broth (LB), dan kembali

memfiksasi tabung reaksi dan menutup dengan kapas.

2) Memfiksasi mulut tabung media LB (Lactose Broth) kemudian menambahkan

masing-masing 1 ml/20 tetes dari tabung pengenceran 10-2 ke dalam 3 tabung

media Lactose Broth (LB), dan kembali memfiksasi tabung reaksi dan

menutup dengan kapas.

3) Memfiksasi mulut tabung media LB (Lactose Broth) kemudian menambahkan

masing-masing 0.5 ml/10 tetes dari tabung pengenceran 10-3 ke dalam 3 tabung

media Lactose Broth (LB), dan kembali memfiksasi tabung reaksi dan

menutup dengan kapas.

4) Menghomogenkan secara perlahan pada seluruh tabung agar sampel menyebar

rata keseluruh media.

5) Menginkubasikan seluruh tabung pada suhu 340C selama 24 jam.

6) Mengamati adanya gelembung udara di dalam tabung durham dan mencatat

kode tabung yang positif mengeluarkan gas.

13
3.3.3 Uji Penegasan

1) Mengambil sampel air dari tabung LB yang positif yang ditandai adanya

gelembung pada tabung durham kemudian memasukkan sebanyak 2 tetes

kedalam tabung BGLB dan EC medium untuk pemeriksaan total Coliform.

2) Menginkubasi media BGLB dan EC pada suhu 34oC selama 24 jam.

3) Mencatat jumlah tabung yang menunjukkan tes penegasan positif.

4) Menentukan nilai MPN Coliform  berdasarkan tabel MPN yang terdapat pada

lampiran.

14
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

4.1.1 Tabel Hasil Pengamatan Uji Pendugaan

No. Sampel MPN


-1
10 10-2 10-3
1. Air sumur 3 0 1
2. Air sungai Poboya 2 2 0
3. Air gallon 0 0 0
4.1.2 Tabel Hasil Pengamatan Uji Penegasan

Tingkat Gambar Medium Keterangan


No. Pengenceran BGLB EC BGLB EC

10-1
+ +
Air sumur

10-1
+ +
Air Sumur
1.

10-1
+ +
Air sumur

10-3
2. + +
Air sumur

15
10-1
+ +
Air sungai

3.

10-1
+ +
Air sungai

10-2
+ +
Air sungai
4.

10-2
+ +
Air sungai

4.2 Pembahasan

Metode MPN merupakan salah satu metode perhitungan secara tidak langsung.

Metode MPN terdiri dari tiga tahap yaitu, uji dugaan (presumptive test), uji penetapan

(confirmed test), dan uji pelengkap (completed test). Metode MPN biasanya dilakukan

untuk menghitung jumlah mikroba di dalam contoh yang berbentuk cair, meskipun

dapat pula digunakan untuk contoh berbentuk padat.

ntuk metode MPN (Most Probable Number) digunakan medium cair dalam

wadah berupa tabung reaksi, perhitungan di lakukan berdasarkan jumlah tabung yang

positif yaitu tabung yang mengalami perubahan pada mediumnya baik itu berupa

perubahan warna atau terbentuknya gelembung gas pada dasar tabung durham. Pada

16
metode perhitungan MPN ini digunakan bentuk tiga seri pengenceran, yang pertama 10-
1
, 10-2, dan 10-3.

Adapun sampel air yang diujikan untuk mengetahui kualitas air yaitu air sumur,

air sungai Poboya dan air galon.  Sebelum semua prosedur kerja dilakukan terlebih

dahulu tangan harus disterilkan menggunakan alkohol 70% yang disemprotkan ke

seluruh permukaan tangan yang bertujuan untuk mencegah terjadinya kontaminan

bakteri. Langkah selanjutnya dilakukan pengenceran pada sampel air sumur dan air

sungai. Sampel air galon tidak dilakukan pengenceran karena telah melalui beberapa

proses sterilisasi sehingga mikroorganisme yang berada pada sampel air galon ikut

tersaring pada proses sterilisasi. Pengenceran dilakukan dengan menggunakan aquades

steril yang bertujuan untuk menimalisir jumlah bakteri yang terdapat pada medium

yang digunakan, karena aquades adalah air dari hasil fermentasi yang tidak terdapat

bakteri didalamnya sehingga pada pencampuran medium dengan bahan yang diujikan

akan menangkap mikroorganisme yang terkandung di dalamnya sehingga mudah untuk

diamati. Pengenceran dilakukan dengan menggunakan tiga seri tabung pengenceran 10-


1
, 10-2 dan 10-3.

Pada uji pendugaan dilakukan dengan menginkubasi sampel air yang telah

dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi medium Lactose Broth dan tabung

durham. Sebelum sampel air dari pengenceran dimasukkan ke dalam tabung reaksi

yang berisi medium Lactose Broth bagian pinggir dari tabung reaksi difiksasi pada api

bunsen, tujuan dari perlakuan fiksasi ini adalah untuk menjaga kesterilan dari media

sehingga tidak terkontaminasi dengan udara. Lactose broth digunakan sebagai media

untuk mendeteksi kehadiran Coliform dalam air, makanan, produk susu, dan

mempelajari fermentasi laktosa oleh bakteri pada umumnya. Medium Lactose

broth memiliki komposisi 0.3% ekstrak beef, 0.5% pepton, dan 0.5% laktosa. Pepton

17
dan ekstrak beef menyediakan nutrien esensial untuk metabolisme bakteri. Laktosa

menyediakan sumber karbohidrat yang dapat difermentasi untuk organisme Coliform.

Pada tabung reaksi diletakkan tabung durham secara terbalik, fungsi dari tabung

durham adalah untuk mengetahui terbentuknya gas gelembung atau untuk menangkap

gas yang ditimbulkan akibat adanya fermentasi laktosa menjadi asam dan gas.

Setelah melakukan uji pendugaan dilanjutkan dengan uji penegasan. Uji

penegasan berfungsi untuk meyakinkan hasil positif yang ada pada uji pendugaan.

Medium yang digunakan dalam uji penegasan ini yaitu medium Brilliant Green

Lactase Bilebroth (BGLB) yang merupakan media yang akan berwarna hijau metalik

jika terdapat reaksi fermentasi dengan media. Warna ini berasal dari adanya

koloni Coliform yang bereaksi dengan BGLB. E. Coli merupakan bakteri fermentasi,

seringkali menghasilkan warna hijau metalik mengkilap. Brilliant Green Lactose Bile

Broth, dibuat dari peptone, lactose, oxgall, brilliant green, dan aquades. Fungsi dari

medium BGLB adalah untuk mendeteksi bakteri Coliform yang ada pada air. Medium

kedua yang digunakan pada uji penegasan ini adalah Medium Escherichia coli  (EC)

yang berfungsi untuk mendeteksi adanya bakteri Eschericia coli pada air yang diujikan.

Pada hasil pengamatan uji pendugaan hasil positif ditandai dengan adanya

gelembung pada tabung durham yang berarti terjadi proses fermentasi laktosa menjadi

asam dan gas. Pada sampel air sumur MPN 10-1 terdapat hasil positif dari ketiga tabung

tersebut. Pada MPN 10-2 terdapat ketiga tabung menunjukkan hasil yang negatif.

Sedangkan pada MPN 10-3 terdapat hasil positif pada tabung pertama dan negatif pada

tabung kedua dan ketiga. Setelah ditentukan nilai MPN Coliform berdasarkan tabel

MPN  dengan formasi 3-0-1 nilai MPN/g dari air sumur adalah 38 atau dalam sampel

air tersebut mengandung Coliform 38/100 ml air pada setiap gramnya.

18
Setelah melakukan uji pendugaan dilanjutkan dengan uji penegasan. Hasil positif

pada medium BGLB menandakan bahwa air yang diujikan mengandung

bakteri Coliform  non fekal, sedangkan hasil positif pada medium EC menandakan

keberadaan bakteri Escherichia coli. Pada hasil pengamatan uji penegasan air sumur

pada pengenceran MPN 10-1 pada ketiga tabung didapatkan hasil positif pada medium

BGLB dan EC, yang ditandai dengan terjadinya perubahan warna dan terdapat

gelembung pada tabung durham. Pada uji penegasan air sumur pada pengenceran MPN

10-2 pada semua tabung didapatkan hasil negatif. Pada uji penegasan air sumur pada

pengenceran MPN 10-3 hanya satu tabung yang didapatkan hasil positif pada medium

BGLB dan EC, yang ditandai dengan terjadinya perubahan warna dan terdapat

gelembung pada tabung durham. Perubahan warna terjadi dikarenakan aktivitas dari

suatu mikroorganisme. Gelembung udara yang dihasilkan pada tabung durham

disebabkan oleh adanya aktivitas respirasi mikroorganisme, sehingga dapat dilihat hasil

dari respirasi mikroorganisme tersebut berupa gelembung gas. Berdasarkan hal ini pada

pengujian air pada air sumur pengenceran 10-1 dan  10-3 bakteri yang terdapat pada air

sumur merupakan bakteri Coliform non fekal yang merupakan spesies

bakteri Escherichia coli.  

Pada hasil pengamatan uji pendugaan didapatkan pada sampel air sungai MPN

10-1 terdapat hasil negatif pada tabung pertama dan terdapat hasil positif pada tabung

kedua dan ketiga. Pada MPN 10-2  terdapat hasil positif di tabung pertama dan kedua,

dan hasil negatif pada tabung ketiga. Sedangkan pada MPN 10 -3 ketiga tabung

menunjukkan hasil negatif. Setelah ditentukan nilai MPN Coliform  berdasarkan tabel

MPN  dengan formasi 2-2-0 nilai MPN/g adalah 21 atau dalam sampel air tersebut

mengandung Coliform 21/100 ml air.

19
Pada hasil pengamatan uji penegasan air sungai pada pengenceran MPN 10 -1 dua

tabung didapatkan hasil positif pada medium BGLB dan EC, yang ditandai dengan

terjadinya perubahan warna dan terdapat gelembung pada tabung durham. Pada hasil

pengamatan uji penegasan air sungai pada pengenceran MPN 10 -2 dua tabung

didapatkan hasil positif pada medium BGLB dan EC, yang ditandai dengan terjadinya

perubahan warna dan terdapat gelembung pada tabung durham. Perubahan warna

terjadi dikarenakan aktivitas dari suatu mikroorganisme. Gelembung udara yang

dihasilkan pada tabung durham disebabkan oleh adanya aktivitas respirasi

mikroorganisme, sehingga dapat dilihat hasil dari respirasi mikroorganisme tersebut

berupa gelembung gas. Sedangkan pada tabung pengenceran 10-3 semuanya

menunjukkan hasil negatif. Berdasarkan hal ini pada pengujian air pada air sumur pada

pengenceran 10-1 dan 10-2 bakteri yang terdapat pada air sumur merupakan

bakteri Coliform  non fekal yang merupakan spesies bakteri Escherichia coli.

Hal ini berarti sampel air sumur dan air sungai sudah diambang batas, karena

menurut Standar WHO yakni 95% dari sampel-sampel tidak boleh

mengandung Coliform dalam 100 ml, tidak ada sampel yang mengandung E. coli dalam

100 ml, tidak ada sampel yang mengandung Coliform lebih dari 10 dalam 100 ml. Jadi

dari kedua sampel tersebut sudah tidak layak/aman untuk dikonsumsi sebab jumlah

bakteri Coliform sudah pada ambang batas. Berdasarkan data yang diperoleh maka

dapat dijelaskan, bahwa mikroba yang terbentuk dalam tabung reaksi memerlukan

oksigen untuk hidup, sehingga mikroba tersebut tergolong ke dalam bakteri aerob, dan

salah satu cara untuk mengenali adanya mikroba dapat dilihat dari terbentuknya gas

pada tabung yang menandakan tabung bersifat positif.

Pada hasil pengamatan uji pendugaan didapatkan pada sampel air galon MPN 10 -
1  
, 10-2 dan 10-3 semuanya menunjukkan hasil negatif. Pada sampel air galon selanjutnya

20
tidak dilakukan uji penegasan karena sampel air tersebut tidak terdapat

mikroorganisme, karena telah melalui proses sterilisasi sehingga bakteri dan kotoran

yang terdapat sebelumnya ikut tersaring pada proses sterilisasi. Setelah dicocokkan

dengan tabel MPN bahwa perbandingan tabung positif adalah 0-0-0 nilai MPN/g adalah

< 3 atau dalam sampel air tersebut mengandung Coliform < 3/100 ml air.

Pada sampel air galon pada pengenceran 10-1, 10-2, 10-3 pada tabung

reaksi semuanya menunjukkan hasil negatif pada uji pendugaan sehingga tidak

dilanjutkan pada uji penegasan. Hal ini dikarenakan air galon tersebut telah mengalami

proses filterisasi, dimana pada saat proses filterisasi mikroorganisme dan kotoran lain

yang ada pada air ikut terfiltrasi (tersaring). Hal ini menandakan bahwa air ini

aman untuk dikonsumsi.

21
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan dari uji kualitas air dengan

menggunakan metode MPN dapat diambil kesimpulan bahwa:

1) Metode yang digunakan dalam pemeriksaan kualitas air adalah metode MPN (Most

Probable Number) karena metode ini dapat mendeteksi Coliform dalam jumlah yang

sangat rendah. Metode MPN terdiri dari tiga tahap, yaitu uji pendugaan

(presumptive test), uji konfirmasi (confirmed test), dan uji kelengkapan (completed

test). Metode MPN (most probable number) menggunakan medium cair dalam

wadah berupa tabung reaksi, perhitungan di lakukan berdasarkan jumlah tabung

yang positif yaitu tabung yang mengalami perubahan pada mediumnya baik itu

berupa perubahan warna atau terbentuknya gelembung gas pada dasar tabung

durham.

2) Kualitas air pada sampel air sumur dan air sungai yang diuji tidak

layak untuk dikonsumsi sebagai air minum sebab jumlah bakteri Coliform sangat

banyak pada jenis air sampel sehingga akan berbahaya bila dikonsumsi, jumlah

bakteri yang terdapat pada sampel air sumur mengandung Coliform 38/100

mlair dan jumlah bakteri yang terdapat pada sampel

air sungai mengandung Coliform 21/100 ml air. Sedangkan pada air galon kualitas

air dalam air galon sudah baik sehingga dapat digunakan minum serta keperluan

sehari-hari, dimana pada sampel air galon mengandung Coliform < 3/100 ml air.

22
5.2 Saran

Adapun saran yang dapat ingin disampaikan adalah sebaiknya di dalam

pelaksanaan praktikum kali ini waktu yang telah ditetapkan digunakan sebaik-baiknya

sehingga praktikum dapat berjalan sesuai dengan apa yang diinginkan. Selain

itu sampel yang diujikan dapat diganti untuk praktikum selanjutnya, sehingga dapat

diketahui kualitas air yang diujikan selanjutnya.

23
DAFTAR PUSTAKA

Dwidjoseputro. 1994. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan.

Jakarta. (http://yayanajuz.blogspot.com/2012/06/laporan-mengukur-kualitasairdengan

html) Di akses pada tanggal 12 April 2020.

Fardiaz. 1996. Analisis Mikrobiologi Pangan. PT Radja Grafindo Persada. Jakarta.

(http://dunia-mikro.blogspot.com/) Di akses pada tanggal 12 April 2020.

Friedheim. 2001. Bacteriological Analytical Manual. John Wiley & Sons Inc.

New York. Dikutip dari tulisan Hariyono Purbowarsito.

2011. Uji Bakteriologis  Air  Sumur di Kecamatan Semampir Surabaya. Fakultas Sains

dan Teknologi Universitas Airlangga.

Surabaya. (http://journal.unair.ac.id/index.php/mik/article/download/1430/1520). Di

akses pada tanggal 12 April 2020.

Gause. 1946. Media Pertumbuhan Mikroorganisme. Rajawali Press.

Jakarta. (http://anyleite.wordpress.com/category/laporan-praktikum-mikrobiologi/) Di

akses pada tanggal 12 April 2020.

Gobel. 2008. Mikrobiologi Umum Dalam Praktek. Universitas Hasanuddin,

Makassar. (http://rahdie.blogsome.com/) Di akses pada tanggal 12 April 2020.

Lim. 1998. Microbiology, 2nd Edition. McGraw-Hill Book. New York. (http://dunia-

mikro.blogspot.com/) Diakses pada tanggal 12 April 2020.

Pakadang. 2010. Buku Penuntun Praktikum Mikrobiologi Farmasi. Jurusan Farmasi

Politeknik Kesehatan Depkes Makassar.

Makassar. (http://anyleite.wordpress.com/category/laporan-praktikum-mikrobiologi/)

Di akses pada tanggal 12 April 2020.

24
Prawiro, 1989. Uji Mikrobiologi Air Minum Yang Dikonsumsi oleh Masyarakat Desa Deket

Wetan Kec. Deket Kab. Lamongan. Universitas Airlangga. Jurusan Biologi Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Airlangga. Surabaya.

(http://www.fmipa.unair.ac.id/artikel1/2011/Prawiro%20060610097%20%20Artikel

%20Ilmiah.pdf) Di akses pada tanggal 12 April 2020.

Pudjarwoto. 1993. Water Quality Conservatiom For The Citarum River In West Java. Great

Britain. Di kutip dari tulisan Garneta Radina Badiamurti. 2008. Korelasi Kualitas Air

dan Insedensi Penyakit Diare Berdasarkan Keberadaan Bakteri Coliform di Sungai

Cikapundung. Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan

Lingkungan Institut Teknologi Bandung. Bandung.

(http://journal.itb.ac.id/index.php/jsv/article/download/310/230) Di akses pada

tanggal 12 April 2020.

Servais, Pierre. 2007. Fecal bacteria in the rivers of the Seine drainage network

(France).  Sources, fate and modeling; Université Libre de Bruxelles; Bruxelles. Di

kutip dari tulisan Sasnita Sahabuddin. 2010. Analisis Kualitas Air Minum Isi Ulang di

Kabupaten Manokwari. Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam Universitas Negeri Papua. Manokwari.

(http://journal.unip.ac.id/index.php/science/article/download/474/470) Di akses pada

tanggal 12 April 2020.

Slamet, Juli Soemirat. 2004. Kesehatan Lingkungan. Gadjah Mada University Press.

Yogyakarta. (http://johnbalya.blogspot.com/) di akses pada tanggal  12 April 2020.

Soerjani. 1997. Laporan Pra Survey Danau Sentani Irian Jaya, dan Wilayah Sekitarnya.

Pusat Penelitian dan Pengembangan Limnologi Lembaga Ilmu Pengetahuan

Indonesia. Di kutip dari tulisan Ima Fitha Patasik. 2010. Kualitas Sumber Air Minum

Masyarakat Kampung Yokiwa Distrik Sentani Timur Secara Bakteriologis. Jurusan

25
Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Cendrawasih. Jayapura. (http://journal.lib.ac.id/index.php/JIPK/article/dow

nload/390/401) Di akses pada tanggal 12 April 2020.

Sterrit. 1988. Microciology for Environmental and Public Health Engineers. E&F Spon Ltd.

London. Di kutip dari tulisan Mirna Sari Randa. 2012. Analisis Bakteri Coliform (Fekal

dan Non Fekal) Pada Air Sumur di Kompleks Roudi Manokwari. Jurusan Biologi

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Papua.

Manokwari. (http://www4.webng.com/bioscientiae/v4n1/v4n1_sari.pdf) Di akses pada

tanggal 12 April 2020.

Volk. 1993. Mikrobiologi Dasar Jilid 1, Edisi Kelima. Erlangga.

Jakarta. (http://rahdie.blogsome.com/) Di akses pada tanggal 12 April 2020.

26

Anda mungkin juga menyukai