0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
94 tayangan37 halaman

Referat PPT Prurigo

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1/ 37

REFERAT

PRURIGO
Putri Sari Dewi
NIM. 140611036
PRESEPTOR
dr. M. Mimbar Topik, M.Ked (DV)
Sp.DV 1
BAGIAN/KSM ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
RUMAH SAKIT UMUM CUT MEUTIA
ACEH UTARA
2020

8/28/20
PENDAHULUAN
erupsi popular atau
nodular kronik yang
rekurens, disertai
ekskoriasi dan gatal.
Menurut KOCSCARD
Prurigo pada tahun 1962,
prurigo ialah papul
yang berbentuk kubah,
dengan puncaknya
terdapat vesikel, yang
hanya bertahan dalam
waktu singkat, dan
biasanya menghilang
akibat garukan2

8/28/20
 KOCSCARD membagi prurigo menjadi 2
kelompok yaitu :
1. Prurigo simpleks
2. Dermatitis pruriginosa (strofulus, prurigo
kronik multiformis lutz, prurigo hebra)
 Greither dan Jorizzo et al mengklasifikasikan
menjadi :
 prurigo akut, prurigo sukakut dan prurigo
kronis. Selain itu, terdapat varietas prurigo lain
seperti prurigo kehamilan, prurigo pigmentosa
dan aktinik prurigo

8/28/20 3
TINJAUAN PUSTAKA

Prurigo Definisi
Hebra  Prurigo hebra atau sering dikenal

dengan prurigo “ferox”

 prurigo akut, yang sering ditemukan

pada anak, 86% kasus terjadi saat


usia 3 tahun pertama kehidupan

 Prurigo hebra merupakan reaksi kulit

yang bersifat kronik residif dengan


efloresensi beraneka ragam.

8/28/20 4
Etiologi Dan
Patogenesis
 Meknisme prurigo hebra belum diketahui secara
pasti.
 Namun, berdasarkan adanya riwayat dalam
keluarga yang menderita penyakit serupa serta
riwayat alergi terhadap gigitan nyamuk, besar
kemungkinan mekanismenya merupakan
mekanisme hipersensitivitas

8/28/20 5
 beberapa faktor yang berperan, diantaranya:
suhu, investasi parasite (seperti Ascaris atau
Oxyuris)
 Dapat juga infeksi fokal, misalnya tonsil atau
saluran cerna, endokrin, alergi makanan, serta
faktor atopi
 sering terjadi pada golongan dengan ekonomi
rendah, khususnya saat musim panas

8/28/20 6
Manifestasi Klinis
 Terdiriatas papul pruriginous, eczematous,
impetiginisasi dan likenifikasi, dengan
limfadenopati terutama pada anak-anak atopik
 Limfadenopati biasanya bersifat regional, tidak
disertai infeksi, tidak nyeri, tidak bersupurasi,
pada perabaan teraba lebih lunak. Pembesaran
tersebut disebut bubo prurigo
 Sering pula terjadi infeki sekunder. Jika telah
kronik tampak kulit yang sakit lebih gelap
kecoklatan dan likenifikasi

8/28/20 7
Gambar 2.1 Prurigo hebra A. Predileksi B. Papula-papula di
daerah ekstensor ekstremitas

8/28/20 8
Histopatologi dan
Imunohistopatologi
 Pada epidermis ditemukan hyperkeratosis,
parakeratosis, dan akantosis serta edema sel-sel
epidermis
 Padadermis dijumpai pelebaran ujung-ujung
pembuluh darah dan sebukan sel-sel radang kronik
 Pada pemeriksaan immunohistopatologi dapat
dijumpai peningkatan sel inflamasi, yang terdiri
dari cells consisting T cells, CD4+ cells, CD8+
cells, T suppressor cells, LC cells and HlA-DR-
expressing APCs

8/28/20 9
Berdasarkan temuan ini, mekanisme
prurigo hebra diduga merupakan
campuran antara reaksi hipersensitivitas
tipe-IV dan tipe-I.

8/28/20 10
Diagnosis
Banding
 Scabies
 Gigitan serangga
 Dermatitis herpetiformis

8/28/20 11
Penatalaksanaan

 Karena penyebab prurigo belum


diketahui, sehingga tidak ada pengobatan
yang tepat.
 Menghindari hal yang ada kaitannya
dengan prurigo hebra. Seperti,
menghindari gigitan nyamuk atau
serangga, mencari dan mengobati infeksi
local, memperbaiki hygiene perseorangan
maupun lingkungan

8/28/20 12
 Pengobatan sistemik seperti antihistamin,
digunakan untuk menghilangkan rasa
gatal dan untuk penenang seperti
klorfeniramin, siproheptadin
 Antibiotik jika ada infeksi sekunder
 Pengobatan topical sebagai antipruritus
baik dalam bentuk salep atau bedak.
 Kortikosteroid krim/salep sangat
menolong untuk
mencegah/menghilangkan cacat jaringan
parut

8/28/20 13
Definisi
Prurigo  representasi paling khas dari
Nodularis
prurigo kronik

 pada tahun 1909 oleh Hyde,


terminologinya dijelaskan
sebagai nodul yang gatal pada
permukaan ekstensor lengan dan
kaki wanita

 relative jarang dan sulit untuk


diobati
8/28/20 14
 Prurigo nodularis adalah fenotipe yang
disebabkan oleh rasa gatal, garukan dan
gesekan yang berulang pada kulit
 sering terjadi pada orang dewasa, tetapi
dapat mempengaruhi anak-anak

8/28/20 15
Etiologi dan
Patogenesis

 65-80% pasien mengalami atopik

 Penyebab sistemik diduga ada yang mendasari pruritus


pada pasien dengan prurigo nodularis.
 Penyebab ini termasuk insufisiensi ginjal,
hiper-/hipotiroid, gagal hati, hepatitis B dan C, HIV-AIDS,
infeksi mikrobakteri atau parasit
 Prurigo nodularis tampaknya memiliki hubungan dua arah
dengan faktor emosional dan psikologis
 Pasien dengan prurigo nodularis memiliki tingkat depresi,
kecemasan, gangguan obsesif-kompulsif yang lebih tinggi.

8/28/20 16
 angka gangguan psikologis yang meningkat
juga disebabkan akibat efek dari rasa gatal
yang kronis serta gejala sisa penyakit pada
kulitnya

8/28/20 17
MANIFESTASI KLINIS
 nodul dan papul yang simetris, mengeras,
hiperkerat sangat berbahaya terutama pada
permukaan ekstensor ekstremitas
 Bila perkembangan nodusnya sudah lengkap,
maka lesi tersebut akan berubah mejadi
verukosa atau mengalami fisurasi
 .Pada lesi kronik dapat ditemukan papula
verukosa, plak lichenoid dan ekskoriasi, serta
hiperkromia dan skar postinflamasi

8/28/20 18
Gambar 2.2 Prurigo nodularis. Tampak nodul-nodul yang terasa
sangat gatal

8/28/20 19
Histopatologi
 menunjukkan akantosis, hiperkeratiosis
dengan proliferasi kapiler, dan
hipergranulosis, peingkatan sel inflamasi
nonspesifik (histiocytes, lymphocytes,
mastocytes, and eosinophils).
 Penebalan stratum papilaris dermia, yang
terdiri atas kumpulan serat kolagen kasar,
yang arahnya tegak lurus terhadap
permukaan kulit (collagen in vertical
streaks)

8/28/20 20
Diagnosis
Banding

8/28/20 21
Penatalaksanaan
 Pasien diberikan edukasi untuk menghindari
menggaruk lesi, serta kuku tangan dijaga tetap
pendek
 Lesi kulit memberikan respons cepat terhadap
penyuntikan kortikosteroid intralesi.
 Biasanya dipakai suspense triamsinolon asetonid 2,5
sampai 12,5 mg/ml. Dosisnya 0,5 sampai 1 ml per
cm2 dengan maksimum 5 ml untuk sekali
pengobatan.
 Cara pengobatan lain dengan talidomid, dosisnya
2x100 mg/hari dan pengobatan dilanjutkan sampai 3
bulan

8/28/20 22
Prognosis
Penyakit cenderung berjalan kronik
dan persisten, Eksaserbasi dapat
dipicu oleh stress emosional

8/28/20 23
Prurigo Definisi
Aktinik  erupsi popular atau nodular
disertai ekskoriasi dan gatal
akibat sinar matahari

 Lesi ini bersifat persisten dan

jarang.

 Pada sebagian besar populasi,

perempuan lebih sering terkena


dari pada laki-laki, dengan rasio
2:1 sampai 4:1.
8/28/20 24
 Di Asia, laki-laki lebih dominan.
 Erupsi muncul dimulai pada masa kanak-
kanak, biasanya terjadi pada usia 10
tahun

8/28/20 25
ETIOLOGI DAN
PATOGENESIS
 Prurigo aktinik tampaknya diinduksi oleh radiasi ultraviolet
yang lebih parah pada musim semi dan musim panas dan
mendominasi pada kulit yang terpapar sinar matahari.
 sering menunjukkan respons foto test kulit yang abnormal
terhadap UVB dan/atau radiasi UVA
 UVA lebih sering terlibat dibanding UVB, dengan sebagian
besar pasien menunjukkan penurunan dosis eritema
minimal pada UVA atau kombinasi UVA/UVB.
 Sitokin TNF- diekskresikan secara berlebihan oleh
keratinosit pada lesi, menciptakan daerah proinflamasi.
 Ada peningatan bersamaan dalam jumlah dendrosit
dermal, dan limfosit dengan fenotipe TH-1 direkrut ke kulit
lesi
8/28/20 26
MANIFESTASI KLINIS

 berupa papul atau nodul disertai ekskoriasi dan


krusta, dapat berupa soliter atau berkelompok,
serta gatal
 Tempat predileksi di area terpajan sinar
matahari seperti dahi, pipi, dagu, telinga, dan
lengan.
 Lesi primer dapat berupa papul dan nodul
pruritus yang muncul sendiri-sendiri atau
berkelompok.
 Papula dan nodul sering mengalami ekskoriasi
dan berkerak, dan plak dapat tampak seperti
lichenifikasi atau eksim 8/28/20 27
 Cheilitismungkin merupakan satu-satunya
manifestasi pasien penduduk asli Amerika dan
ditandai dengan edema, skar, krusta, dan fisura
mada mukosa bibir.
 Konjungtivitis dapat mencetuskan hiperemia,
pterigium, pingekuela dan trnatas dots
sepanjang limbus

8/28/20 28
Gambar 2.3 A. Lesi primer, B. Cheilitis, C. Papul dan nodul
dengan ekskoriasi dan likenifikasi

8/28/20 29
HISTOPATOLOGI
 dijumpai akantosis, spongiosis, eksositosis di
epidermis disertai infiltrate limfohistiositik.

Gambar 2.4 Gambaran


histopatologi prurigo aktinik

8/28/20 30
DIAGNOSIS
BANDING

8/28/20 31
PENATALAKSANAA
N
 Prinsip tatalaksana adalah fotoproteksi dan antiinflamasi.

 Edukasi pasien untuk menghindari pajanan sinar


matahari.
 Terdapat beberapa obat/tindakan yang dapat dipilih
sesuai dengan indikasi sebagai berikut
1. Topikal: tabir surya, kortikosteroid potensi kuat untuk
mengatasi inflamasi gatal, fototerapi NB-UVB dan
PUVA, serta takrilimus atau pimekrolimus
2. Sistemik: imunosupresif (misalnya kortikosteroid,
azatioprin), pentoksifilin serta tetrasiklin dan vitamin E.

8/28/20 32
PROGNOSIS
 Penyakit cenderung kronik dan dapat persisten
hingga dewasa, namun resolusi spontan dapat
terjadi saat akhir usia remaja

8/28/20 33
KESIMPULAN
 Prurigo →erupsi popular atau nodular kronik yang rekurens, disertai ekskoriasi
dan gatal. Kalsifikasi prurigo berdasarkan KOCSCARD yaitu prurigo simpleks
dan dermatitis pruriginosa (strofulus, prurigo kronik multiformis lutz, prurigo
hebra)
 menurut Greither dan Jorizzo et al. prurigo diklasifikasikan menjadi akut,
sukakut dan kronis. Selain itu, terdapat prurigo lain seperti prurigo kehamilan,
prurigo pigmentosa dan aktinik prurigo

 Prurigo hebra merupakan prurigo akut. Prurigo hebra sering terjadi


pada golongan dengan ekonomi rendah, khususnya saat musim panas.
 Kelainan yang ditampilkan berupa papul pruriginous, eczematous,
impetiginisasi dan likenifikasi
 Tempat predileksi di ekstremitas nagian ekstensor dan simetrik, dapat
meluas ke bokong dan perut, muka dapat pula terkena.
 Penatalaksanaannya ialah menghindari hal yang ada kaitannya dengan
prurigo hebra. Pengobatan berupa simtomatik, yakni mengurangi gatal
dengan pemberian sedative. Bila terdapat infeksi sekunder diobati.
Umumnya dapat sembuh spontan pada usia akil balik

8/28/20 34
 Prurigo nodularis →reaksi kulit yang bersifat kronik dengan
gejala utama berupa nodus yang menyebar di ekstremitas.
 Penyebab belum diketahui secara pasri, diduga terkait atopi
dan emosional.
 Prurigo nodularis menunjukkan nodul dan papul yang
simetris, mengeras, hiperkerat sangat berbahaya terutama
pada permukaan ekstensor ekstremitas, lebih sering pada
wanita paruh baya.
 Lesi kulit memberikan respons cepat terhadap penyuntikan
kortikosteroid intralesi, serta pasien diberikan edukasi untuk
hindari menggaruk lesi dan menjaga kuku tetap pendek.

8/28/20 35
 Prurigo aktinik adalah erupsi popular atau nodular
disertai ekskoriasi dan gatal akibat sinar matahari.
 Gambaran klinis prurigo aktinik berupa papul atau nodul
disertai ekskoriasi dan krusta, dapat berupa soliter atau
berkelompok, serta gatal.
 Tempat predileksi di area terpajan sinar matahari seperti
dahi, pipi, dagu, telinga, dan lengan. Bisa juga mengenai
mukosa bibir dan kunjungtiva.
 Prinsip tatalaksana adalah fotoproteksi dan
antiinflamasi. Edukasi pasien untuk menghindari pajanan
sinar matahari.

8/28/20 36
TERIMA KASIH

8/28/20 37

Anda mungkin juga menyukai