Prediksi Akumulasi Sedimen Berdasarkan Survei Batimetri Dan Hidrodinamika Di Pesisir Teluk Mandeh, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat
Prediksi Akumulasi Sedimen Berdasarkan Survei Batimetri Dan Hidrodinamika Di Pesisir Teluk Mandeh, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat
Prediksi Akumulasi Sedimen Berdasarkan Survei Batimetri Dan Hidrodinamika Di Pesisir Teluk Mandeh, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat
Jl. Raya Padang Painan KM. 16 Bungus, Padang, Sumatera Barat 25245
Email: guntura06@gmail.com
Abstract
Mandeh Bay is a semi-enclosed water area that there are two main estuaries, Mandeh and
Nyalo River estuary. The sedimentation issue has been gotten worse due to the massive
development in the coastal area. This study aims to determine the sediment accumulation within
Mandeh bay and its distribution patterns. The measurement of sedimentation rate applied in the
Mandeh and Nyalo Estuaries. Oceanography parameters (tides and currents) recorded for 30 days
measurement. The thickness of sediment accumulation was predicted by applying a single beam
echosounder dual-frequency. The calculation of sediment volume was done using a frustum
formula grid of 10 x10 meters. The flow model approach was also simulated to depict the
distribution pattern of sediment. The thickness of sediment accumulation categorized into five
spatial categories that are 0-0.3m, 0.4-0.6m, 0.7-0.9,1-1.2m, and 1.3-1.5m. The sedimentation rate in
Mandeh estuary ranged from 60.85 up to 62.16 g.m-2.day-1, while in Nyalo estuary is approximately
48.86 g.m-2.day-1. The tidal current speed that is weak ranged from 0-0.05 m/s induces the sediment
accumulation which mainly occurs during the neap tidal conditions. The thickness of
sedimentation, which is approximately one meter, is identified around Mandeh River estuary and
several areas near Carocok Tarusan Port where the sediment intake takes place. Because of the
weak current features, the sedimentation event increased in this region.
Abstrak
Teluk mandeh merupakan kawasan teluk semi tertutup yang mempunyai 2 muara sungai
besar yaitu sungai Mandeh dan sungai Nyalo. Masalah sedimentasi menjadi semakin parah karena
pengembangan wilayah pesisir yang masif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
ketebalan akumulasi sedimen di dalam Teluk Mandeh dan pola distribusinya. Pengukuran laju
sedimentasi dilakukan pada dua fokus area yakni muara Sungai Mandeh dan Sungai Nyalo.
Pengukuran parameter oseanografi (arus dan pasang surut) dilakukan selama 30 hari pengukuran.
Ketebalan akumulasi sedimen diukur menggunakan alat Single Beam Echosounder Dual Frekuensi.
Perhitungan volume sedimen dihitung dengan rumus frustum grid 10x10 meter. Simulasi flow model
juga dilakukan untuk mengetahui pola distribusi sedimen. Sebaran ketebalan sedimen yang dibagi
dalam 5 kategori spasial yakni 0-0,3m, 0,4-0,6m, 0,7-0,9,1-1,2m, dan 1,3-1,5m. Laju sedimentasi di
muara Sungai Mandeh berkisar antara 60,85 sampai 62,16 g.m -2.hari-1 dan di muara Sungai Nyalo
rata-rata 48,86 g.m-2.hari-1. Kecepatan arus pasang surut yang cukup lemah berkisar antara 0-0,05
m/s menyebabkan potensi akumulasi sedimen akan berlangsung terutama saat kondisi perbani.
Sedimen dengan ketebalan lebih dari 1 meter teridentifikasi di sekitar Sungai Mandeh dan
beberapa Kawasan Pelabuhan Carocok Tarusan dimana asupan sedimen mendominasi. Karena
karakteristik arus yang lemah, sedimentasi meningkat diwilayah ini.
106 Prediksi Akumulasi Sedimen Berdasarkan Survei Batimetri dan Hidrodinamika (G.A. Rahmawan et al.)
Jurnal Kelautan Tropis Maret 2020 Vol. 23(1):105-116
Teluk Mandeh. Penelitian ini bertujuan unutuk posisi dan kedalaman yang terekam oleh
mengetahui ketebalan akumulasi sedimen tranducer. Ketebalan sedimen didapatkan
dan mekanisme distribusi sedimen di dalam dari selisih volume antara channel 1 sebagai
Teluk Mandeh. lapisan atas terhadap channel 2 sebagai
lapisan bawah. Perhitungan volume
MATERI DAN METODE menggunakan metode grid volume dengan
ukuran grid 10m x 10m pada areal
Pengukuran sedimentasi dilakukan pemeruman (Gambar 2).
dengan menggunakan Echosounder
Echotrack CVM Teledyne Odom Perhitungan grid menggunakan rumus
Hydrographic dual frekuensi. Pengambilan frustum seperti pada persamaan Rauf dan
data lapangan dilakukan melalui survei Winarno (2017). Dari hasil perhitungan volume
batimetri pada bulan mei tahun 2015 di tersebut dapat diketahui estimasi dan
sekitar perairan laut Teluk Mandeh. Sebelum sebaran ketebalan sedimen yang ada di
melakukan kegiatan pemeruman, tranducer perairan Teluk Mandeh tahun 2015.
yang terpasang harus melakukan
pengecekan barcheck (kalibrasi kedalaman)
menggunakan piringan logam yang
ditempatkan tepat dibawah tranducer
(Trincardi et al., 2014).
Prediksi Akumulasi Sedimen Berdasarkan Survei Batimetri dan Hidrodinamika (G.A. Rahmawan et al.) 107
Jurnal Kelautan Tropis Maret 2020 Vol. 23(1):105-116
surut yang diapatkan di lapangan akan dulu di laut tapi pecah di daerah pantai.
diolah dalam bentuk analisis julat pasang Akibatnya, energi gelombang akan terlepas
surut dan juga digunakan sebagai validasi secara frontal dengan kekuatan besar
model hidrodinamika. Sedangkan, data arus melalui hempasan (run up) gelombang ke
akan diolah dalam bentuk mawar arus. arah pantai dan daratan (Neves et al., 2012).
ADCP dipasang selama 30 hari selama bulan Pada saat kondisi laut pasang, run up
Juni-Juli 2018 pada kedalaman 20 meter. gelombang ini akan masuk lebih dalam ke
arah teluk dalam bentuk arus sepanjang
Simulasi model hidrodinamika pantai dan menggerus material yang mudah
merupakan sebuah pendeketan numerik lepas. Perairan Teluk Mandeh adalah
yang dapat menggambarkan kondisi perairan semi tertutup, arus cenderung lebih
oseanografi di perairan yang akan lemah sehingga mengakibatkan proses
ditampilkan pada empat kondisi ekstrim pengendapan yang berlangsung secara
pasang surut. Simulasi dilakukan sekali selama terus menerus (Wisha et al., 2019).
15 hari yang mewakili kondisi purnama dan
perbani. Data peralaman pasang surut juga Gambar 4 memperlihatkan profil
digunakan sebagai inputan model kedalaman dari Perairan Laut Mandeh.
hidrodinamika. Flow model dengan flixle Kemiringan topografi di Perairan Mandeh
mesh digunakan dalam simulasi ini yang Berkisar antara 0,02-0,72° termasuk kategori
didasarkan pada persamaan Navier-Stokes perairan laut yang landai dan terletak pada
yang terdiri dari permsamaan kontinuitas dan kedalaman antara 0-25 meter sejauh 1,5 km
momentum. dari bibir pantai Perairan Laut Mandeh ke
arah Perairan Laut Pulau Cubadak di sisi
HASIL DAN PEMBAHASAN bagian Timur. Sedangkan dari bibir Perairan
Laut Pulau Cubadak ke Arah Pulau Merak
Pada hasil pengamatan pada Gambar dan Perairan Lepas pantai mempunyai
3A menunjukkan kedalaman pada Teluk kedalaman rata-rata 0- 90 meter. Ada
Mandeh berkisar dari 25 – 50 m dan pada beberapa titik terdapatnya palung laut
Pulau Cubadak menunjukkan adanya palung dengan kedalaman yang bervariasi dengan
diwilayah tersebut dengan kedalam 225–255 kedalaman 100-150 m, dan 50-250 m.
m, yang diakibatkan oleh aktifitas Morfologi dasar perairan Teluk Mandeh yang
pergerakan lempeng yang saling menjauh cenderung datar berperan dalam
atau yang sering disebut divergen (Hendrizan pembentukan parameter fisis seperti
et al., 2016). gelombang dan arus (Wisha et al., 2019)
dimana masalah pendangkalan dapat
Berdasarkan data kedalaman laut menyebabkan melemahnya dinamika massa
pada Gambar 3B dan dihubungkan dengan air di dalam teluk sehingga akumulasi
morfologi pantai terdapat adanya sedimen cenederung meningkat dan
perbedaan kemiringan morfologi dasar laut akhirnya dapat merubah bentukan dasar
yang cukup besar dari pantai (zona pasang perairan (Wisha dan Heriati, 2016a). Bila
surut) ke arah laut. Menurut Rachmat dan kondisi ini terjadi terus-menerus, dapat
Purwanto (2016) Perbedaan morfologi ini menyebabkan beberapa dampak terhadap
akan berpengaruh langsung terhadap tinggi biota maupaun aspek fisis perairan Teluk
gelombang yang terjadi di sekitar pantai. Mandeh (Mukhtar et al., 2016).
Dengan kemiringan morfologi dasar laut
yang cukup besar di Perairan Teluk Mandeh, Hidrodinamika Perairan Teluk Mandeh
daerah gelombang pecah (breaker zone)
relatif dekat dengan pantai, serta tidak Tipe pasang surut di perairan Mandeh
terbentuknya longshore bar yang berfungsi adalah pasang surut campuran condong
sebagai peredam alami energi gelombang harian ganda, hal ini sesuai dengan
yang menuju pantai. Oleh karena itu, saat penelitian sebelumnya oleh Wisha et al.
gelombang datang dari laut lepas tidak (2019), yang menyatakan bahwa perubahan
mengalami peredaman energi oleh dasar elevasi pasang surut terjadi setiap 6 jam 12
laut, sehingga gelombang tidak pecah lebih menit mempengaruhi pembentukan arus
108 Prediksi Akumulasi Sedimen Berdasarkan Survei Batimetri dan Hidrodinamika (G.A. Rahmawan et al.)
Jurnal Kelautan Tropis Maret 2020 Vol. 23(1):105-116
pasang surut di delam teluk. Berdasarkan sebaliknya, saat kondisi perbani, periode
analisis julat pasang surut (Gambar 5 dan 6), yang dibutuhkan cenderung seragam yakni 6
untuk data pasang naik, saat kondisi jam (Wisha dan Heriati, 2016b).
purnama perbedaan elevasinya berkisar
antara 100-150 cm dan waktu yang Gambar 5 merupakan hasil analisis julat
dibutuhkan dalam setiap tunggang pasang surut, dimana rentang leveasi yang terbentu
berkisar antara 3-11 jam. Pada kondisi lebih rendah (30-145 cm) jika dibandingkan
perbani, elevasi yang terbentuk memiliki dengan julat pasang. Pola yang terbentuk
selisih sekitar 20 cm dalam periode 6-10 jam. menyerupai kondisi pasang surut di perairan
Jika dianalisis lebih lanjut, fluktuasi tunggang Mandeh, namun periode julat yang terbentuk
pasang akan selaras dengan perubahan berdasarkan data pengukuran berkisar
elevasi pasang surut, namun periode dalam antara 2-11 jam dengan periode rata-rata 6,5
mencapai setiap tunggang pasang sangat jam. Perubahan elevasi pasang surut (julat)
bervariasi dimana saat purnama periode merupakan faktor utama dalam mekanisme
yang dibutuhkan memiliki rentang waktu transpor sedimen di wilayah semi-tertutup
yang lebih panjang dan tidak menentu dan dimana semakin besar elevasi dan periode
Prediksi Akumulasi Sedimen Berdasarkan Survei Batimetri dan Hidrodinamika (G.A. Rahmawan et al.) 109
Jurnal Kelautan Tropis Maret 2020 Vol. 23(1):105-116
yang terbentuk, maka kejadian turbulensi dominannya bergerak kearah Barat Daya.
dan pengendapan akan semakin intens Pola diagram mawar arus juga
(Wisha dan Heriati, 2016b). Hal ini akan memperlihatkan mekanisme spiral Ekman
meningkatkan laju sedimentasi di Teluk yang bergerak berkebalikan dengan jarum
Mandeh. Arus pasang surut dan arus jam di belahan bumi selatan (Wisha et al.,
sepanjang pantai juga memiliki peran besar 2019), di permukaan kecepatan arus lebih
dalam peningkatan distribusi sedimen tinggi yang disebabkan oleh induksi angin
melayang di area pesisir dan pada kondisi permukaan. Semakin menuju ke dasar
tertentu akan terendapkan di dalam teluk kecepatan arus akan berkurang secara
(Hidayat dan Rozamuri, 2016). bertahap yang diperngaruhi oleh beberapa
faktor alam seperti densitas, tekanan,
Dari data current rose (Gambar 7) gesekan dasar (Wisha et al., 2015).
menunjukkan dominasi kecepatan dan arah
arus pada kedalaman tertentu. Pada Validasi pemodelan hidrodinamika
kedalaman 8,5 m kecepatan arus -10 – 20 dilakukan dengan menghitung error dari
m/s yang dominan mengarah ke timur dan data model dan data lapangan dimana fasa
timur laut dimana kondisi tersebut selaras pasang surut surut yang terbentuk hampir
dengan kedalaman 7,5 m, 6,5 m, dan 5,5 sama (Gambar 8), namun terdapat sedikit
m.Berbeda dengan kedalaman yang lain, perbedaan dari elevasi pasang surut yang
pada layer 4,5 m dimana kecepatan arus dibandingkan yakni berkisar antara 0-0,2
mencapai <20 m/s dan arahnya pun ada meter. Nilai RMSE (Root Mean Square Error)
yang di barat daya dan timur. Pada kedalam dari perbandingan data model dan data
3,5 m, 2,5 m, 1,5m menunjukkan perubahan pasang surut mencapai 11.04 %, sehingga
dari kecepatan arus yang signifikan karena dapat disimpulkan bahwa model yang
pada kedalaman tersebut kecepatan arus dibangun dapat wekalili kondisi yang
mencapai >20 m/s dan arah arus sebenarnya.
110 Prediksi Akumulasi Sedimen Berdasarkan Survei Batimetri dan Hidrodinamika (G.A. Rahmawan et al.)
Jurnal Kelautan Tropis Maret 2020 Vol. 23(1):105-116
Menurut Chormański et al. (2009) nilai MRSE < Pada kondisi surut purnama (Gambar
40 % menandakan bahwa model dihasilkan 9B), arus dominan bergerak ke arah laut. Arus
dari simulasi hidrodinamika dapat dijadikan kuat ditemukan dibagian muara sungai
representatif kondisi di alam berdasarkan hingga Pulau Sutan. Sedangkan pada Pulau
syarat batas model yang telah dibuat. Cubadak arus cenderung melemah. Pada
Pulau Sironjong Ketek dan Gadang,
Pada kondisi surut perbani, kecepatan arus juga cukup tinggi.
kecepatan dari arusnya sangat lemah Kecepatan arus berkisar 0.004 - 0.055 m/s.
karena pada saat perbani gaya dari bumi, Menurut Wisha et al. (2016) Pada saat
bulan, matahari melemah dikarenakan posisi pasang tertinggi kecepatan arus menjadi
dari bulan, bumi, dan matahari berada maksimal dan transpor sedimen yang terjadi
dalam garis tegak lurus (Wisha et al., 2015). juga semakin tinggi.
(Gambar 9A) juga menunjukan pada pantai
arus sangat lemah dan mulai meningkat di Pada kondisi pasang perbani (Gambar
sekitar Pulau Sutan, Sironjong Ketek, dan 9C), arus masih lebih dominan ke dalam
Sironjong Gadang, sementara di Pulau teluk, dan kecepatan dari arus cenderung
Cubadak arus masih lemah. Kecepatan arus lemah, terutama pada daerah garis pantai
pada kondisi Surut Perbani berkisar antara dengan kecepatan berkisar antara 0.002-
0,001-0,024 m/s yang berada di sekitar Pulau 0.023 m/s. Pada kondisi pasang perbani arus
Sironjong Ketek dan Pulau Sironjong Gadang. akan lebih dominan kearah dalam teluk
Prediksi Akumulasi Sedimen Berdasarkan Survei Batimetri dan Hidrodinamika (G.A. Rahmawan et al.) 111
Jurnal Kelautan Tropis Maret 2020 Vol. 23(1):105-116
Gambar 9. Pola Arus di Teluk Mandeh pada empat kondisi ekstrim pasang surut
112 Prediksi Akumulasi Sedimen Berdasarkan Survei Batimetri dan Hidrodinamika (G.A. Rahmawan et al.)
Jurnal Kelautan Tropis Maret 2020 Vol. 23(1):105-116
Sironjong Ketek, dan Sironjong Gadang penyuplai sedimen paling besar yang berasal
kecepatan arus semakin meningkat, tetapi dari darat (Hidayat and Rozamuri, 2016).
semakin ke pantai/daratan kecepatan arus Bentuk topografi pantai pada sisi
menjadi lemah karena banyak bangunan sebelah utara yang cekung kedalam seperti
pemecah ombak, bukan hanya dipantai teluk di dalam teluk sangat mempengaruhi
tersebut tapi di pulau – pulau yang berada di kekuatan arus, dimana arus bawah
sekitar teluk tersebut dimana kecepatan membawa material sedimen, sehingga pada
0,004 berkisar antara 0,047 m/s. kawasan tersebut terjadi penumpukan
sedimen yang lebih tinggi dibandingkan
Dinamika Sedimentasi Dasar Perairan Teluk dengan kawasan yang lainnya, proses
Mandeh sedimentasi disebabkan oleh adanya arus
yang ada di bawah perairan dan adanya
Hasil perhitungan volume antara tektonik aktif (Bohoyo et al., 2019). Gemilang
channel 2 terhadap channel 1 didapatkan et al. (2017) juga menyatakan bahwa
bahwa volume sedimen yang ada di Teluk mekanisme transpor sedimen sangat
Mandeh sebesar 2.362.372 m3. Jumlah dipengaruhi oleh faktor oseanografi.
tersebut tersebar secara tidak merata pada
kawasan perairan laut teluk mandeh Sisi sebelah selatan perairan teluk
sedangkan ketebalan sedimen rata-rata mandeh (Kawasan Pantai Carocok) juga
adalah sebesar 0.30 m dengan luasan terdapat sedimentasi yang cukup tinggi
penelitian sebesar 78,52 km2. Sebaran dengan kisaran ketebalan 0,7-1,5 meter.
ketebalan sedimen tertinggi ada pada sisi Kawasan wisata pantai dengan terdapatnya
sebelah utara dan sebelah selatan perairan pelabuhan yang memungkinkan tingginya
teluk mandeh dengan ketebalan antara 0.7 sedimentasi. Salah satu masalah yang ada
sampai dengan >1.5 meter yang ditunjukkan adalah tingginya sedimentasi yang
dengan warna kuning hingga ke merah disebabkan oleh berubahnya energi dan
(Gambar 10), selain itu pada sisi sebelah pergerakan arus laut sehingga transpor
utara terdapat muara sungai Mandeh dan sedimen juga akan mengalami perubahan
Sungai Nyalo yang merupakan salah satu dari kondisi normalnya.
Prediksi Akumulasi Sedimen Berdasarkan Survei Batimetri dan Hidrodinamika (G.A. Rahmawan et al.) 113
Jurnal Kelautan Tropis Maret 2020 Vol. 23(1):105-116
Kisaran nilai laju sedimentasi di muara Brasington, J., Langham, J. & Rumsby, B.,
Sungai Mandeh adalah sebesar 60,85 sampai 2003. Methodological sensitivity of
62,16 g.m-2.hari-1. Sementara itu, tingkat laju morphometric estimates of coarse fluvial
sedimentasi yang didapatkan dari Sungai sediment transport. Geomorphology.
Nyalo rata-rata 48,86 g.m-2.hari-1. Dengan 53(3-4):299-316. doi : 10.1016/S0169-555X
memperhitungkan hari hujan yang terjadi (02)00320-3
pada saat pengambilan sampel sedimen, Chormański, J., Mirosław-Światek, D. &
sedimen yang disumbangkan ke Teluk Michałowski, R., 2009. A hydrodynamic
Mandeh dan sekitarnya lebih banyak model coupled with GIS for flood
disumbang dari Sungai Mandeh, hal tersebut characteristics analysis in the Biebrza
sesuai dengan hasil penelitian oleh Hidayat riparian wetland. Oceanol. Hydrobiol.
dan Rozamuri (2016). Proses sedimentasi akan Stud. 38:65–73. doi : 10.2478/v10009-009-
berlangsung perlahan dan terus menerus 0004-x
selama suplai muatan sedimen yang banyak Collins, A.L. & Walling, D.E. 2007. Sources of
dari daratan masih terus terjadi (Gemilang et fine sediment recovered from the
al., 2017). channel bed of lowland groundwater-
fed catchments in the UK.
KESIMPULAN Geomorphology. 88(1-2):120-138. doi:
10.1016/j.geomor ph.2006.10.018
Ketebalan rata-rata di perairan teluk Duerdoth, C.P., Arnold, A., Murphy, J.F.,
mandeh adalah sebesar 30 cm tersebar Naden, P.S., Scarlett, P., Collins, A.L., Sear,
dibeberapa kawasan perairan teluk. D.A. &, Jones, J.I., 2015. Assessment of a
Penumpukan sedimen paling besar ada rapid method for quantitative reach-
sekitar kawasan muara sungai mandeh, scale estimates of deposited fine
Sungai nyalo dan beberapa kawasan di sediment in rivers. Geomorphology.
Pelabuhan Carocok Tarusan. Laju 230:37-50. doi : 10.1016/j.geomorph. 2014.
sedimentasi yang cukup tinggi dan pengaruh 11.003
dari arus pasang surut yang lemah pada Ferrarin, C., Umgiesser, G., Roland, A., Bajo,
daerah semi tertutup menyebabkan M., De Pascalis, F., Ghezzo, M., &
terjadinya akumulasi sedimen dan Scroccaro, I., 2016. Sediment dynamics
pendangkalan di dalam Teluk Mandeh. and budget in a microtidal lagoon — A
numerical investigation. Mar. Geol.
UCAPAN TERIMAKASIH 381:163-174. doi : 10.1016/j.margeo.2016.
09.006
Terimakasih kami sampaikan kepada Foster, I.D.L., Collins, A.L., Naden, P.S., Sear,
Loka Riset Sumber Daya dan Kerentanan D.A., Jones, J.I. & Zhang, Y., 2011. The
Pesisir (LRSDKP) atas DIPA anggaran tahun potential for paleolimnology to
2015 di Teluk Mandeh dan kepada semua determine historic sediment delivery to
pihak yang telah membantu dalam rivers. J. Paleolimnol. 45(2):287-306. doi :
penyelesaian artikel ini. 10.1007/ s10933-011-9498-9
Gemilang, W.A., Kusumah, G., Wisha, U.J., &
DAFTAR PUSTAKA Arman, A., 2017. Laju Sedimentasi di
Perairan Brebes, Jawa Tengah
Bohoyo, F., Larter, R.D., Galindo-Zaldívar, J., Menggunakan Metode Isotop 210pb. J.
Leat, P.T., Maldonado, A., Tate, A.J., Geol. Kelaut. 15:11–22. doi : 10.32693/jgk.
Flexas, M.M., Gowland, E.J.M., Arndt, J.E., 15.1.2017.328
Dorschel, B., Kim, Y.D., Hong, J.K., López- Hendrizan, M., Zuraida, R. & Cahyarini, S.Y.,
Martínez, J., Maestro, A., Bermúdez, O., 2016. Karakteristik Sedimen Palung Laut
Nitsche, F.O., Livermore, R.A. & Riley, T.R., Sulawesi (Core Sta12) Berdasarkan Hasil
2019. Morphological and geological Pengamatan Megaskopis Dan Sifat Fisika
features of Drake Passage, Antarctica, Dari Pengukuran Multi-Sensor Core
from a new digital bathymetric model. J. Logger (Mscl). J. Ris. Geol. dan Pertamb.
Maps. 15(2):49-59. doi : 10.1080/17445647. 26:69–78. doi : 10.14203/risetgeotam
2018.154 3618 2016.v26.273
114 Prediksi Akumulasi Sedimen Berdasarkan Survei Batimetri dan Hidrodinamika (G.A. Rahmawan et al.)
Jurnal Kelautan Tropis Maret 2020 Vol. 23(1):105-116
Prediksi Akumulasi Sedimen Berdasarkan Survei Batimetri dan Hidrodinamika (G.A. Rahmawan et al.) 115
Jurnal Kelautan Tropis Maret 2020 Vol. 23(1):105-116
Wisha, U.J., Husrin, S. & Prihantono, J., 2015. Zacarias, D.A., Williams, A.T. & Newton, A.,
Hidrodinamika Perairan Teluk Banten 2011. Recreation carrying capacity
Pada Musim Peralihan (Agustus– estimations to support beach
September). ILMU Kelaut. Indones. J. Mar. management at Praia de Faro, Portugal.
Sci. 20:101–112. doi : Appl. Geogr. 31:1075–1081. doi :
10.14710/ik.ijms.20.2.101-112 10.1016/j.apgeog.2011.01.020
116 Prediksi Akumulasi Sedimen Berdasarkan Survei Batimetri dan Hidrodinamika (G.A. Rahmawan et al.)