Skripsi - Srimaningsih B Pulingmahi
Skripsi - Srimaningsih B Pulingmahi
Skripsi - Srimaningsih B Pulingmahi
Diajukan sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan di Program Studi Ilmu
Keperawatan Fakultas Keperawatan
Oleh :
SRIMANINGSIH B. PULINGMAHI
R011181723
Puji syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas
segala berkat dan kasih karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal
ini dengan judul : Gambaran Pengetahuan Perawat Tentang Perawatan Pasien
Paliatif Di Rumah Sakit Daerah Kalabahi Kabupaten Alor
Penyusunan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk melakukan penelitian
agar dapat menyelesaikan pendidikan Sarjana Keperawatan pada Program Studi Ilmu
penulis menghadapi banyak hambatan dan kesulitan namun bisa dilewati berkat
bimbingan, bantuan, dan kerjasama dari berbagai pihak. Karena itu melalui kesempat
1. Ibu Prof. Dr. Dwia Aries Tina Pulubuhu, MA., selaku Rektor Universitas
Hasanuddin yang senantiasa selalu mengusahakan dalam memberikan fasilitas
terbaik di Universitas Hasanuddin Makassar.
2. Ibu Dr. Ariyanti Saleh, S. Kep., M. Si selaku Dekan Fakultas Keperawatan
Universitas Hasanuddin.
3. Ibu Dr. Yuliana Syam, S. Kep.,Ns.,M. Kes selaku Ketua Program Studi Ilmu
Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Hasanuddin.
4. Ibu Kusrini S. Kadar S.Kp., MN., Ph.D dan Ibu Wa Ode Nur Isnah S, S
Kep.,Ns.,M.Kes selaku pembimbing satu dan dua yang telah membimbing
dan mengarahkan dalam penyusunan proposal penelitian ini.
5. Ibu Nurhaya Nurdin, Skep., Ns.,MN.,MPH dan Ibu Silvia Malasari, Skep.,
Ns., MN selaku tim penguji yang telah memberi masukan bagi penulis.
i
6. Seluruh Dosen dan staf Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas
Hasanuddin Makasar.
7. Pihak PPSDM Kementrian Kesehatan RI, selaku pemberi beasiswa untuk
penulis dalam melanjutkan pendidikan Sarjana Keperawatan pada Program
Studi Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Hasanuddin Makasar.
8. Teman-teman seperjuangan kelas kerjasama angkatan 2018 yang turut
memberi dukungan bagi penulis.
9. Sahabat-sahabatku di Pondok Syafiq (Pak Yosi, Betchi, Sance, Din, Johan,
Aisa, Vero, dan Bende) buat dukungan dan doanya.
Penulis menyadari proposal penelitian ini belum sempurna, oleh karena
itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari berbagai
pihak demi penyempurnaan proposal ini. Akhir kata penulis mengucapkan
limpah terima kasih.
Srimaningsih B Pulingmahi
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................7
C. Tujuan Penelitian................................................................................................8
D. Manfaat Penelitian..............................................................................................8
1. Definisi..........................................................................................................10
8. Manajemen nyeri..........................................................................................23
B. Konsep Pengetahuan.........................................................................................27
1. Definisi..........................................................................................................27
iii
4. Pengukuran pengetahuan..............................................................................30
A. Kerangka Konsep.............................................................................................34
A. Rancangan Penelitian......................................................................................35
D. Alur Penelitian..................................................................................................38
E. Variabel Penelitian...........................................................................................39
F. Instrumen Penelitian.........................................................................................39
H. Masalah Etik.....................................................................................................43
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................51
iv
BAB I
PENDAHULUAN
perawatan yang lama. Apabila penyakit kronis tersebut berkelanjutan, maka akan
& Susanto, 2015). Oleh karena itu, untuk memperoleh perawatan yang optimal
baik secara fisik, psikososial, dan spiritual diperlukan suatu bentuk pelayanan
kesehatan secara terpadu yang bersifat intensif, lebih aktif dan menyeluruh
kepada pasien dewasa maupun anak-anak dan keluarga, dengan tujuan untuk
1
diberikan pada pasien tanpa melihat dari stadium awal atau lanjut, masih bisa
disembuhkan atau tidak, serta perawatan tidak berhenti setelah pasien meninggal,
berduka, guna mencapai tujuan dari perawatan paliatif (Black & Hawks, 2014).
(4,6%), gagal ginjal (2%), penyakit liver (1,7%), rheumatoid arthritis dan
(World Health Organization, 2016). Selain itu hasil penelitian yang dilakukan
khususnya di daerah England dan Wales menunjukkan bahwa antara 25% hingga
47% masyarakat membutuhkan perawatan paliatif pada tahun 2040. Oleh karena
itu, sistem pelayanan kesehatan saat ini harus berfokus pada integrasi dan
sosial.
paliatif pada akhir kehidupan didapatkan kasus tertinggi di benua Pasifik Barat
29%, Eropa 22% dan Asia Tenggara 22%. Asia Tenggara memiliki tingkat
dan HIV/AIDS. Negara Indonesia berada pada daerah Asia Tenggara yang saat
2
ini diperkirakan jumlah pasien dewasa yang membutuhkan perawatan paliatif
10,9 penderita dalam 1000 penduduk, diabetes mellitus 2,0 penderita dalam 1000
penduduk, penyakit ginjal kronik 3,8 penderita dalam 1000 penduduk dan kanker
penyakit kanker, ginjal kronik, stroke, dan HIV, namun belum tersedia ruangan
khusus untuk pasien paliatif. Data awal yang diambil dari rekam medis Rumah
Sakit Daerah Kalabahi adanya peningkatan jumlah pasien paliatif tiga tahun
terakhir (2017-2019) yaitu pada tahun 2017 sebanyak 417 pasien, 2018 sebanyak
461 pasien dan 2019 mencapai 512 pasien (Rekam Medis Rumah Sakit Daerah
Kalabahi, 2019). Oleh karena itu, berdasarkan hasil prevalensi data, baik secara
3
Pelayanaan perawatan paliatif dilakukan oleh tim yang terdiri dari dokter,
perawat, konselor spiritual, pekerja sosial, psikolog, relawan, apoteker, ahli gizi
dan profesi lain yang terkait dengan berfukos pada pendekatan pasien dan
merupakan salah satu anggota tim yang berperan penting dalam perawatan
paliatif, dimana pasien dengan perawatan total biasanya selalu bergantung pada
perawat. Selain itu perawat juga hampir 24 jam mendampingi pasien, sehingga
perawat lebih mengetahui kebutuhan pasien dengan tepat (A’ la, Setioputro, &
Kurniawan, 2018). Oleh karena itu, perawat harus berperan aktif dalam
perawatan terhadap pasien dengan berkebutuhan khusus (Gillan, Van der Riet, &
Jeong, 2014).
psiko-sosio-spiritual yang diberikan pada segala tingkat usia, baik sehat maupun
sakit, dengan penyakit akut sampai kronis dan terminal (Wardah, Febritina, &
4
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa perawat di rumah sakit belum
memperhatikan dengan baik pasien paliatif, dimana hal ini terjadi karena
penelitian yang dilakukan oleh Buss, Rock, & Carthy (2017), mengemukakan
bahwa kurang lebih 70% orang Amerika dan tenaga profesional belum
memahami tentang pasien perawatan paliatif. Penelitian lain yang juga dilakukan
oleh Ose, Ratnawati, & Lestari (2016) di RSUD Saiful Anwar Malang dengan
metode kualitatif menemukan tema bahwa pada saat pasien dalam fase paliatif
menempatkan pasien terlantar yang menjelang ajal. Selain itu, hasil penelitian
yang dilakukan oleh Qadire (2016) tentang tingkat pengetahuan perawat dalam
perawatan paliatif, dengan sampel terdiri dari 190 orang perawat yang bekerja di
lima Rumah Sakit Pemerintah Yordania, dimana mereka yang bekerja di ruang
bedah (32%), unit medis (28%), dan perawatan kritis (22%). Jumlah skor rata-
rata pengetahuan paliatif rendah pada 8,3 (SD 2,8), mulai dari 0 hingga 15,
yang memadai tentang esensi filosofi dan prinsip perawatan paliatif (Qadire,
2016).
Secara global perawatan paliatif sudah terbentuk kurang dari tiga puluh
tahun, dimana hal ini terjadi karena peningkatan kejadian penyakit kronis di
5
rumah sakit (Carey et al., 2017). Namun, perawatan paliatif ini belum
paliatif sedangkan 86% tidak mendapatkan perawatan dan 98% anak-anak yang
membutuhkan perawatan paliatif hidup di daerah miskin. Hal ini terjadi karena
masih ada batasan penggunaan obat untuk mengatasi rasa nyeri, hambatan sosial
kapasitas tenaga kesehatan masih kurang dan belum memahami tentang prinsip-
ada pada beberapa rumah sakit. Salah satu tantangannya terkait dengan
masih banyak rumah sakit yang belum memahami bahwa seharusnya pasien
(Ilham, Mohammad, & Yusuf, 2019). Berdasarkan data sekunder dari rekam
kronik dari tahun ke tahun. Hasil wawancara dengan beberapa perawat yang
kritis dan tidak ada harapan hidup lagi atau pasien dalam keadaan sakaratul maut.
6
perawatan untuk masalah fisik. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan
B. Rumusan Masalah
penyakit kronis setiap tahun terjadi peningkatan. RSD Kalabahi merupakan satu-
satunya rumah sakit dan pusat rujukan di Kabupaten Alor. Oleh karena itu,
berkualitas dengan berlandas pada tujuan perawatan paliatif yaitu sebagai upaya
masalah terkait dengan penyakit yang diderita, melalui upaya pencegahan dan
oleh tenaga profesi kesehatan khususnya perawat. Oleh sebab itu, rumusan
7
masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengetahuan perawat dalam
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Kabupaten Alor.
2. Tujuan khusus
D. Manfaat Penelitian
2. Bagi Perawat
8
Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan dan motivasi perawat untuk
memberikan perawatan paliatif tidak hanya fisik tetapi di lihat lagi dari
3. Bagi Peneliti
rumah sakit.
rumah sakit.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
10
sempurna serta menangani nyeri maupun masalah fisik, psikososial, dan
menyelimuti atau menyingkapi dengan kata kain atau selimut yang gunanya
untuk memberikan rasa hangat dan rasa nyaman, sehingga dari istilah bahasa
yang dirasakan oleh pasien maupun keluarga, karena perawatan paliatif tidak
hanya berfokus pada masalah fisik, tetapi juga pada aspek psikologis, sosial
dan spiritual. Dengan demikian perawatan paliatif juga bisa dikatakan sebagai
bentuk perawatan total, yang berfokus pada pasien dengan penyakit yang
keluarga kepada pasien selama masa sakit dan duka cita (Campbell, 2014).
11
Adapun tujuan lain dari perawatan paliatif adalah memenuhi
kronis, dan diabetes melitus. Sebagian besar dari penyakit ini dapat
mengganggu dan membuat pasien tidak nyaman (Black & Hawks, 2014).
pasien. Dalam hal ini perlu diperhatikan adalah penerimaan pasien terhadap
kematian secara psikologis dan spiritual sudah siap serta tidak merasa
terbebani atau sters menghadapi penyakit yang diderita dan perawatan paliatif
tidak hanya sampai pasien meninggal tetapi akan berlanjut pada anggota
12
mengatasi kebutuhan pasien dan keluarganya, menghindari tindakan yang
kepada pasien. Dimana perhatian tersebut bukan hanya untuk segi medis saja
melainkan untuk semua aspek yang menimbulkan masalah atau keluhan. Hal
yang utama untuk perawatan paliatif juga ditekankan pada prinsip komunikasi
yang baik antara pasien dan keluarga, sehingga adanya keterbukaan antara
pasien dan perawat pada saat berkomunikasi, terkait dengan informasi tentang
penyakit yang diderita pasien. Selain komunikasi dan perilaku caring, proses
tim utama dalam penyediaan layanan terhadap pasien yang mengalami sakit
13
keperawatan berbasis kebutuhan dasar pasien baik fisik, psikologis, edukasi,
dan memberi dukungan keluarga saat dalam masa berduka. Dokter dan
Indonesia. Akan tetapi, ada beberapa kondisi dimana pasien dapat dirujuk
yaitu : Tim yang terdiri dari dokter spesialis atau dokter yang telatih dan
perawat spesialis dengan macam latar belakang keahlian atau perawat yang
terlatih dan tim yang semua anggotanya terdiri dari perawat, namun perawat
yang bergabung adalah perawat yang telah terdidik atau terlatih dibidang
14
lainnya, penghubung atau media komunikasi antar tim pelayanan perawatan
paliatif, dokter, perawat maupun anggota tim lainnya, dan dukungan terhadap
a. Peran Perawat
keyakinan seseorang.
15
3) Empowering, memberdayakan pasien dan keluaraga untuk berbuat
mereka sendiri.
pasien untuk menentukan arti dari kondisi sakitnya atau kondisi saat
ini merupakan hal yang penting untuk membantu tata kelola keluhan
pasien paliatif. Adapun tugas dan fungsi masing-masing dari perawat yaitu:
16
a) Menyiapkan pelaksanaan program paliatif, baik rawat jalan, rawat
paliatif.
jawab pasien.
17
h) Merubah asuhan keperawatan sesuai kesepakatan dan persetujuan
rawat.
3) Perawat Homecare:
dilaksanakan.
jawab pasien
18
b) Memberikan obat dan tindakan keperawatan sesuai dengan anjuran
dokter.
perawat.
b. Peran Dokter
secara umum yaitu mengatasi keluhan atau masalah pasien yang bersifat
atau masalah yang dilakukan oleh anggota tim lainnya harus berdasarkan
19
psikologis pada pasien serta keluarga, koordinasi pelayanan berduka dan
tim.
d. Peran Fisioterapi
e. Peran Apoteker
20
bantu sesuai dengan kondisi, sehingga pasien tetap bisa beraktifitas di
seperti ini bisa terjadi penurunan berat badan yang cukup signifikan
sehingga dapat menyebabkan kelemahan dan letargi. Oleh karena itu peran
diet pasien.
h. Peran Rohaniawan
dapat memahami dan menghadapi pasien yang dalam kondisi sekarat atau
meninggal.
i. Relawan
21
Peran relawan dalam tim perawatan paliatif bervariasi sesuai
baik di rumah, rumah sakit atau fasilitas kesehatan lainnya yang menyediakan
layanan untuk rawat inap maupun rawat jalan, sehingga pasien dapat
22
rumah. Rumah hospis ataupun unit layaanan khusus paliatif di rumah sakit
atau penyakit stadium akhir (National coalition for hospice and palliative care,
2018)
yang berfokus pada kebutuhan pasien bukan pelayanan yang berfokus pada
pada proses penyembuhan bukan pada pengobatan. Dalam hal ini perawatan
paliatif bukan untuk mempercepat proses kematian namun bukan pula untuk
8. Manajemen nyeri
kanker stadium lanjut. Nyeri merupakan keluhan yang paling ditakuti oleh
pasien dan keluarga, 95% nyeri kanker dapat diatasi dengan kombinasi
23
2017). Secara umum nyeri diklasifikasikan berdasarkan mekanisme
kronis). Nyeri somatik dapat timbul melalui aktifas serabut saraf nosiseptif
disebabkan karena tekanan proses termal baik suhu yang panas maupun
2015).
pendekatan step leader dari WHO yang di kutip dalam (IKAPI dan
a. Tahap pertama
b. Tahap kedua
24
Bila pasien masih merasakan nyeri, walaupun sudah
nyeri.
c. Tahap ketiga
Pada tahap tiga ini jika pasien masih tetap dirasakan oleh pasien
maka pemberian opioid golongan keras atau kuat seperti morpin mulai
dapat diberikan. Untuk dosis pemberian obat opioid golongan kuat dapat
dititrasi dari dosis yang paling rendah ke dosis lebih tinggi secara
bertahap dan sesuai dengan respon nyeri dari pasien. Hal-hal yang harus
skala 7-10; 3) Obat yang digunakan opioid kuat (morpin) ditambah obat
80-90%.
25
Adapun tata laksana nyeri sesuai dengan penyebab dan prinsip
modalitas yaitu:
1. Medikamentosa
2. Nonmedikamentosa
stimulation (TENS)
neurosurgery
dengan alat.
adalah:
26
a. Jangan kurangi dosis opioid semata-mata karena penurunan
mencapai kenyamanan
hyperalgasia
2020).
9. Spiritual
27
B. Konsep Pengetahuan
1. Definisi
dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu
28
tentang perawatan pasien paliatif adalah segala sesuatu yang diketahui oleh
a. Pendidikan
aspek yaitu aspek postif dan negatif. Kedua aspek inilah yang akhirnya
b. Informasi
29
Informasi adalah sesuatu yang dapat diketahui atau transfer
c. Pekerjaan
d. Usia
30
penyesuaian diri menuju usia tua. Semakin tua seseorang semakin
f. Lingkungan
g. Pengalaman
31
Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara
3. Pengukuran pengetahuan
menayakan tentang isi materi yang diukur dari subjek penelitian atau
paliatif baik secara global dan Indonesia ada beberapa instrumen baku berupa
a. Kuisioner PCQN (Palliative care quiz for nursing) yang disusun oleh
8, 13, 14, 15, 16, 18, dan 20) dan aspek psikososial dan spiritual (3 item:
32
5, 11, dan 19) uji validatas dan reabilitas pada 196 perawat. Dengan
kriteria objektif jawaban benar diberi nilai 1 dan salah atau tidak tahu
McGuinness, 1996)
yang diaplikasikan kepada 940 perawat yang bekerja di dua rumah sakit
yaitu Rumah Sakit Pendidikan dan Rumah Sakit Umum di kota Yokama
yang terdiri atas lima domain yaitu filsafat (2 item), nyeri (6 item),
Dengan kriteria objektif kriteria objektif jawaban benar diberi nilai 1 dan
Sierra, Sabater, & Moriux (2017) dengan nilai uji CVI 0,83 dan alpha
crhonbach 0,67
33
d. Di Indonesia penggunaan intrumen PCQN yang dilakukan oleh
penelitian ini adalah kuisioner dari salah satu mahasiswa fakultas keperawatan
perawatan paliatif pada pasien kanker di RSUP Haji Adam Malik Medan.
dengan hasil uji validitas 0,97 dan reabilitas 0,945. Dengan kriteria objektif
pengetahuan baik.
bagian yaitu:
metode ilmiah. Cara ini dilakukan oleh manusia pada jaman dahulu dalam
pengetahuan baru. Cara-cara tersebut yaitu melalui: cara coba salah (trial
34
pribadi, cara akal sehat, kebenaran melalui ajaran,, kebenaran secara
melalui uji coba terlebih dahulu sehingga instrumen yang digunakan valid
ilmiah.
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep
35
Kerangka konsep merupakan abstraksi dari suatu realitas agar dapat di
keterkaitan antara variabel yaitu baik variabel yang diteliti maupun yang tidak
diteliti (Nursalam, 2017). Berdasarkan rumusan masalah dan landasan teori yang
telah diuraikan diatas, maka kerangka konsep dalam penelitian ini dapat
Keterangan:
BAB IV
METODE PENELITIAN
36
A. Rancangan Penelitian
menggambarkan suatu keadaan atau fenomena yang terjadi saat ini terhadap
penelitian, dan tidak ada analisis hubungan antar variabel, tetapi menggambarkan
pada bulan Juni- Oktober 2020. Alasan peneliti memilih RSD Kalabahi karena
kurangnya informasi untuk pelayanan pasien paliatif dan belum ada yang
1. Populasi
37
Populasi yaitu keseluruhan subjek penelitian atau wilayah generalisasi
yang terdiri dari subjek atau objek, yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang akan diteliti, serta memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh
Anggita, 2018). Dengan demikian target populasi dalam penelitian ini adalah
perawat yang bekerja di Rumah Sakit Daerah Kalabahi Kabupaten Alor yang
2. Sampel
suatu cara yang dilakukan peneliti untuk mengambil sampel yang mewakili
populasi (Nursalam, 2017). Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh perawat,
yang bekerja di Rumah Sakit Daerah Kalabahi yang berjumlah 144 orang. Teknik
38
Dalam penelitian ini responden yang memenuhi kriteria inklusi dan
a. Kriteria inklusi:
b. Kriteria eksklusi:
1) Perawat yang sedang menjalani tugas luar, cuti, ijin dan sakit
D. Alur Penelitian
39
Ijin pengambialn data awal
E. Variabel Penelitian
40
1. Identifikasi Variabel
membuat variabel menjadi nyata dan dapat diukur (Masturoh & Anggita,
hasil jawaban benar nilai 1 dan salah diberi nilai 0. Pada penelitian ini
41
menurut Azis (2007) dengan nilai P= 7 dan nilai terendah= 0. Dengan
rentang nilai 0-7 pengetahuan kurang, 8-14 pengetahuan cukup dan 15-21
pengetahuan baik.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan oleh peneliti untuk
alat ukur merupakann bagian yang penting dalam suatu penelitian (Dharma,
2017).
a. Umur adalah masa hidup masa hidup responen yang dihitung sejak lahir
sampai saat diminta untuk menjadi responden yang dinyatakan dalam skala
numerik
dalam jangka waktu yang pendek dan dinyatakan dalam skala numerik.
42
e. Lama bekerja adalah lamanya seseorang untuk berkarya atau melakukan
dimodifikasi dan diterjemahkan oleh Dr. Umar Mono dari pusat bahasa
menggunakan skala Guttman dengan pilihan ya dan tidak, jika jawaban benar
diberi nilai 1 dan bila salah diberi nilai 0. Kemudian dilakukan uji validitas
dilakukan pada 30 perawat yang bekerja di RSUP Haji Adam Malik Medan
benar diberi nilai 1 dan bila salah diberi nilai 0 (Ginting, 2017).
G. Pengumpulan Data
Dalam penelitan ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah data
primer. Data primer didapat dari lembar kuesioner, yang dilakukan secara online
1. Pengolahan data
43
Pengolahan data merupakan bagian dari penelitian setelah
pengumpulan data dan teknik pengolahan data bisa secara manual dan
a. Editing
b. Coding (pengkodean)
kuesioner yang berbentuk kata atau kalimat menjadi angka atau bilangan
c. Processing
d. Cleaning
44
Cleaning adalah pengecekan kembali data yang telah di-entry untuk
atau koreksi.
2. Analisa data
setiap variabel yang ada secara deskriptif melalui proses pengolatan data
secara ilmiah yang ditampilkan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan
I. Masalah Etik
Kode etik penelitian adalah suatu pedoman etika yang berlaku untuk
setiap kegiatan yang melibatkan antara peneliti, pihak yang diteliti dan
masyarakat yang akan memperoleh dampak dari hasil penelitian tersebut. Oleh
karena itu peneliti harus memperhatikan prinsip etik penelitian menurut Komisi
45
penelitian dan memberi kebebasan untuk memilih, apakah bersedia untuk ikut
Setiap data yang diberikan tidak akan digunakan untuk hal-hal yang
kepentingan penelitian.
3. Keadilan (Justice)
Jika dalam penelitian ini responden tidak bisa mengisi kuesioner secara
online dengan google form, maka peneliti dengan secara langsung akan
mendapatkan perlakuan yang adil dalam penelitian, selain itu peneliti dapat m
p responden.
46
BAB V
A. Hasil Penelitian
Pada bab ini menjelaskan hasil dan pembahasan dari penelitian yang telah
online melalui google form, dengan jumlah responden 144 perawat sesuai dengan
kriteria inklusi dan eksklusi. Pada saat dilakukan penelitian jumlah sampel yang
47
orang, cuti 9 orang dan 14 orang menolak menjadi responden, sehingga total
Penyajian data meliputi data demografi dan deskriptif statistik dari pengetahuan
1. Karakteristik responden
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi dan Presentase Karakteristik Responden Berdasarkan Umur,
Jenis kelamin, Pendidikan Terakhir, Lama Bekerja dan Pelatihan/Seminar di RSD
Kalabahi (n=111)
Karakteristik Frekuensi (n) Presentase (%)
Umur
17-25 Tahun 4 3,6
26-35 Tahun 91 82,0
36-45 Tahun 16 14,4
Jenis Kelamin
Laki-laki 17 15,3
Perempuan 94 84,7
Pendidikan
D III 66 59,5
S1 Ners 45 40,5
Lama Bekerja
<5 Tahun 29 26,1
5-10 Tahun 59 53,2
11-15 Tahun 17 15,3
16-20 Tahun 6 5,4
Seminar/Pelatihan Paliatif
Belum Pernah 107 96,4
48
Pernah 4 3,6
rentang usia 26-35 tahun sebanyak 91 orang (82,0%) dan sebagian besar
(59,5%), dan memiliki masa kerja 5-10 tahun sebanyak 59 orang (53,2%) dan
(96,4%).
paliatif untuk kategori kurang tidak ada, kategori cukup sebanyak 15 orang
(13,5%) dan kategori baik sebanyak 96 orang (86,5%). Untuk hasil distribusi
frekuensi pengetahuan perawat dapat dilihat pada tabel 5.2 dibawah ini:
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi dan Presentase Pengetahuan Perawat Tentang Perawatan Paliatif
di RSD Kalabahi (n=111)
Cukup 15 13,5
Baik 96 86,5
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi dan presentase hasil identifikasi pengetahuan perawat tentang
perawatan pasien paliatif di RSD Kalabahi (n=111)
49
F % F %
50
untuk mendekatkan diri kepada Tuhan
merupakan dukungan secara spiritual dalam
perawatan paliatif
20 Komunikasi terapeutik dapat mengurangi stres 105 94,6 6 5,4
dan keluhan psikologis pasien
21 Asuhan keperawatan pada keluarga pasien harus 83 74,8 28 25,2
terus dilanjutkan selama masa berkabung dan
kehilangan
banyak di jawab salah adalah pada item pernyataan nomor 1 yaitu (77,5%)
B. Pembahasan
jumlah responden 111 orang, dilihat dari hasil pada tabel 5.1 menunjukkan
responden dengan rentang usia 26-35 tahun, dengan kategori masa dewasa
awal (Departemen Kesehatan RI, 2009). Pada masa dewasa awal akan terjadi
51
masalah dalam bermasyarakat (Wawan & Dewi, 2010). Usia juga
bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikir
Meskipun demikian tugas dan tanggung jawab perawat perempuan dan laki-
52
bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang diharapkan semakin luas
diperoleh dari pendidikan formal, akan tetapi dapat diperoleh dari pendidikan
dari penelitian ini menunjukkan bahwa lebih dari sebagian responden dengan
masa kerja 5-10 tahun dan penegalaman juga berkaitan erat dengan usia. Hal
ini juga di jelaskan oleh Wawan & Dewi, dimana seiring dengan
(2020) mengemukakan bahwa perawat yang masa kerjanya lebih lama akan
responden belum pernah mengikuti pelatihan tetapi hal ini tidak berpengaruh
53
perawat tentang perawatan paliatif berada pada kategori baik. Hasil penelitian
ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Hastuti (2019) dimana
hasil pengkajian dan step leader dan no 13 tentang pengalihan nyeri seperti
nyeri terkait dengan kondisi pasien paliatif, hal ini bisa terjadi karena
Mayoritas jawaban benar juga pada item masalah spiritual yaitu pernyataan no
dalam perawatan paliatif. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian
keluarga maupun perawat dengan kategori baik. Sehingga hal ini bisa
54
dijadikan sebagai gambaran serta acuan untuk perawat dan pihak rumah sakit
kepada pasein yang sedang dalam kondisi terminal. Hasil dari penelitian ini
tidak sesuai dengan pernyataan dari WHO yang menyatakan bahwa perawatan
hanya meliputi dokter dan perawat. Hasil penelitian tidak sesuai dengan Kafil
& Mediani (2015), dimana dalam perawatan paliatif bukan hanya dokter dan
perawat saja, tetapi diperlukan tim multidisiplin yang terdiri dari berbagai
55
BAB VI
A. Kesimpulan
Kabupaten Alor dengan jumlah responden 111 orang dapat disimpulkan bahwa,
pengetahuan perawat tentang perawatan pasien paliatif secara umun kategori baik
B. Saran
56
Diharapkan melalui penelitian ini dapat memotivasi rumah sakit untuk
3. Bagi Perawat
Diharapkan hasil dari penelitian ini bisa menjadi tolak ukur dibidang
prinsip-prinsip paliatif.
57
DAFTAR PUSTAKA
Adhisty, Effendy, & Setiyarini. (2016). Pelayanan Paliatif Pada Pasien Kanker Di
RSUP Dr. Sadjito Yogyakarta. Tesis.
Aeni, W. N., Winani, & Sutioso, H. (2019). Perilaku caring perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan di salah satu RS di Kabupaten Indramayu.
Jurnal Keperawatam Profesional (JKP), 7(2), 1–22. Retrieved from p-issn:
2355-679X; e-ISSN: 2685-1830
Anita. (2016). Perawatan Paliatif dan Kualitas Hidup Penderita Kanker. Jurnal
58
Kesehatan, 7(3), 508. https://doi.org/10.26630/jk.v7i3.237
Black, J. M., & Hawks, J. H. (2014). keperawatan medikal bedah edisi 8 buku 1. (A.
Suslia & P. P. Lestari, Eds.) (8th ed.). Singapura: Elsevier.
Budiman, & Riyanto, A. (2014). Kapita selecta kuesioner pengetahuan dan sikap
dalam penelitian kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.
Buss, M. K., Rock, L. K., & Carthy Ellen P. (2017). Understanding palliative care
and hospice: A review for primary care providers. Mayo Clinic Proceedings,
92(2), 280–286. https://doi.org/10.1016/j.mayocp.2016.11.007
Carey, C. E., Dose, M. A., Humaniuk, M. K., Kuan, C. Y., Hicks, D. A., Ottenberg,
L. A., … Barbara, K. (2017). The Expetience of Hospital Death Assesing the
QUALITY Of care at an Academic Medical Center. American Journal of
Hospice & Paliative Medicine. https://doi.org/101177/1049909116689547
Etkind, S. N., Bone, A. E., Gomes, B., Lovell, N., Evans, C. J., Higginson, I. J., &
Murtagh, F. E. M. (2017). How many people will need palliative care in 2040?
past trends, future projections and implications for services. BMC Medicine,
15(1), 1–10. https://doi.org/10.1186/s12916-017-0860-2
Gillan, P. C., van der Riet, P. J., & Jeong, S. (2014). End of life care education, past
and present: A review of the literature. Nurse Education Today, 34(3), 331–342.
https://doi.org/10.1016/j.nedt.2013.06.009
59
kanker di RSUP Haji Adam Malik Medan. Universitas Sumatera Utara.
Retrieved from http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/68626
IKAPI dan APPTI. (2020). Perawatan Komperensif paliatif. (I Wayan Sudarsa, Ed.).
Jakarta Timur: Airlangga University Press.
Kafil, R. F., & Mediani, H. S. (2015). Perawatan paliatif berbasis kolaborasi tim.
Komisi Etik Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. (2017). Pedoman dan standar
etik penelitian dan pengembangan kesehatan nasional. Jakarta: Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia.
Lowey, S. E. (2015a). Nursing care at the end-of-life: what every Clinician should
know. Geneseo. New York: Open SUNY textbooks milne library.
60
https://doi.org/10.3928/0098-9134-20000901-03
Lowey, S. E. (2015b). Nursing Care at the End of Life : What every clinicial should
know. Geneseo. New York: Open SUNY textbooks milne library.
M Ross, M., McDonald, B., & McGuinness, J. (1996). The palliative care quiz for
nursing (PCQN): the development of an instrument to measure nurses’
knowledge of palliative care. Journal of Advanced Nursing, 23(1), 126–137.
https://doi.org/10.1111/j.1365-2648.1996.tb03106.x
Madadeta, G., & Widyaningsih, S. (2015). Gambaran dukungan spiritual perawat dan
keluarga terhadap pemenuhan kebutuhan spiritual pada pasien kanker di RSUD
Dr. MOEWARDI. Jurusan Keperawatan, 1–8. Retrieved from
http://eprints.undip.ac.id/
Masturoh, I., & Anggita, N. T. (2018). Metodologi penelitian kesehatan. bahan ajar
rekam medis dan informasi kesehatan. Jakarta: Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia. Pusat pendidikan sumber daya manusia badan
pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia. Retrieved from
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-
content/uploads/2018/09/Metodologi-Penelitian-Kesehatan_SC.pdf
Matzo, M., & Sherman, D. W. (2017). Palliative care nursing quality care to the end
of life (5th editio). New York: Springer publishing company.
Mubarak, I. ., Indrawati, L., & Susanto, J. (2015). Buku Ajar 1 ilmu keperawatan
dasar. Jakarta: Salemba Medika.
Nakazawa, Y., Miyashita, M., Morita, T., Umeda, M., Oyagi, Y., & Ogasawara, T.
(2010). The palliative care knowledge test: reliability and validity of an
instrument to measure palliative care knowledge among health professionals.
Palliative Medicine, 23(8), 754–766.
https://doi.org/10.1177/0269216309106871
National Coalition For Hospice And Palliative Care. (2018). Clinical practice
guidelines for quality palliative care (4th editio). Richmond, VA: National
Coalition for Hospice and Palliative Care. Retrieved from
61
https://www.nationalcoalitionhpc.org/ncp
Ose, I. M., Ratnawati, R., & Lestari, R. (2016). Studi Fenomelogi Pengalaman
Perawat Instalasi Gawat Darurat (IGD) Dalam Merawat Pasein Terlantar Pada
Fase End Of Life di RSUD Saiful Anwar Malang. Jurnal Ilmu Keperawatan, 4,
171–183.
Poerin, N. O., Arisanti, N., Sudjud, R. W., & Setiawati, E. P. (2019). Gambaran
persepsi masyarakat tentang keberadaan pelayanan paliatif di kota Bandung.
Jurnal Sistem Kesehatan, 4, 133–139. Retrieved from
http://jurnal.unpad.ac.id/jsk_ikm/article/view/21242
Qadire, M. Al. (2016). Nurses’ knowledge about palliative care. Journal of Hospice
& Palliative Nursing, 16, 23–30.
https://doi.org/10.1097/NJH.0000000000000017
Rekam Medis Rumah Sakit Daerah Kalabahi. (2019). Rumah Sakit Umum Daerah
Kalabahi. Kabupaten Alor: RSD Kalabahi.
Rochmawati, E., Wiechula, R., & Cameron, K. (2016). Current status of palliative
62
care services in Indonesia: a literature review. International Nursing Review,
63(2), 180–190. https://doi.org/10.1111/inr.12236
Sierra, E. C., Sabater, A. M., & Moriux, Y. L. (2017). Knowledge in palliative care of
nursing professionals at a Spanish hospital. https://doi.org/10.1590/1518-
8345.1610.2847
Walker, K. A., Scarpaci, L., & McPherson, M. L. (2010). Fifty reasons to love your
palliative care pharmacist. American Journal of Hospice and Palliative
Medicine, 27(8), 511–513. https://doi.org/10.1177/1049909110371096
Wardah, Febritina, R., & Dewi, E. (2017). Pengaruh pengetahuan perawat terhadap
pemenuhan perawatan spiritual pasien di ruang intensif. Jurnal Endurance,
2(October), 436–443. https://doi.org/DOI: http://doi.org/10.22216/jen.v2i3.2503
Wawan, A., & Dewi, M. (2010). Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan
Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika.
Word Health Organization. (2014). Global atlas of palliative care at the end of life.
(S. R. Connor & S. C. M. Bermedo, Eds.). Wordwide Palliative Care Alliance.
Retrieved from https://www.who.int/nmh/Global_Atlas_of_Palliative_Care.pdf
63
World Health Organization. (2016). Planning and implementing palliative care
services: a guide for programme managers. Swiss. Retrieved from
https://apps.who.int/iris/handle/10665/250584
Yodang. (2018). Buku ajar keperawatan paliatif berdasarkan kurikulum AIPNI 2015.
Jakarta: CV Trans Info Media.
64
Lampiran
Kuesioner Pengetahuan
Gambaran pengetahuan perawat tentang perawatan pasien paliatif
Kode Responden :
A. Data Demografi
Nama (inisial) :
Umur :
3. 3. Ners
Belum pernah
65
B. Kuisioner
pertanyaan.
2. Pilihlah salah satu jawaban yang paling sesuai dengan pendapat anda.
4. Berilah tanda checklist (v) pada kolom jawaban yang tersedia dan sesuai
No Pernyataan Ya Tidak
1 Perawatan paliatif hanya diberikan kepada pasein
yang sedang dalam kondisi terminal
2 Perawatan paliatif difokuskan untuk mengurangi
gejala atau keluhan fisik
3 Tujuan perawatan paliatif untuk meningkatkan
kualitas hidup
4 Filosofi perawatan paliatif bisa dilakukan pada
perawatan dengan perawatan pasien agresif
5 Pasien-pasien dengan penyakit terminal berhak
untuk memilih agar tidak mendapatkan perawatan
resusitasi
6 Manajemen gejala merupakan bagian penting
dalam perawatan paliatif
7 Gejala nyeri kronis berbeda dengan gejala nyeri
akut
66
8 Pemberian obat nyeri disesuaikan dengan hasil
pengkajian dan step leader
9 Ketergantungan terhadap obat-obatan menjadi
masalah utama ketika morfin digunakan dalam
jangka waktu yang lama untuk penanganan rasa
nyeri
10 Golongan obat narkotik (analgesic- narkotik) tidak
efektif secara analgesik untuk mengontrol nyeri
kronis
11 penggunaan placebo sesuai untuk perawatan
beberapa jenis nyeri
12 Terapi adjuvant penting dalam menangani rasa
sakit
13 Pengalihan nyeri seperti mengatur posisi
mengajarkan relaksasi dan distraksi merupakan
salah satu manajemen nyeri secara non-
medikmetosa
14 Perawatan paliatif hanya dapat dilaksanakan di
rumah sakit
15 Tim pemberian perawatan paliatif hanya meliputi
dokter dan perawat
16 Hospice merupakan tempat dimana pasien paliatif
tidak dapat dirawat di rumah namun tidak
melakukan tindakan yang harus dilakukan di rumah
sakit
17 Tim perawatan paliatif harus memiliki kemampuan
untuk memahami masalah yang terjadi pada pasien
paliatif
18 Dukungan spiritual dan keluarga merupakan bagian
dari perawatan paliatif
19 Mendatangkan pemuka agama dan memotivasi
untuk mendekatkan diri kepada Tuhan merupakan
dukungan secara spiritual dalam perawatan paliatif
20 Komunikasi terapeutik dapat mengurangi stres dan
keluhan psikologis pasien
21 Asuhan keperawatan pada keluarga pasien harus
terus dilanjutkan selama masa berkabung dan
kehilangan
67