Pengaruh Konsentrasi Penstabil Dan Sukrosa Terhadap KARAKTERISTIK SARI BONGGOL NANAS (Ananas Comosus L. Merr) Instan Dengan Metode Kokristalisasi
Pengaruh Konsentrasi Penstabil Dan Sukrosa Terhadap KARAKTERISTIK SARI BONGGOL NANAS (Ananas Comosus L. Merr) Instan Dengan Metode Kokristalisasi
Pengaruh Konsentrasi Penstabil Dan Sukrosa Terhadap KARAKTERISTIK SARI BONGGOL NANAS (Ananas Comosus L. Merr) Instan Dengan Metode Kokristalisasi
2, Tahun 2019
Program Studi Teknologi Pangan, Fakultas Teknik, Universitas Pasundan, Jl. Dr.Setiabudi No 93, Bandung, 40153,
Indonesia
E-mail : inasitinurminabari@unpas.ac.id
Abstract
Pineapple is one of the fruit plants that has long been widely known by the public. Pineapple is not native to Indonesia,
this plant comes from the American continent. The purpose of this study was to study the effect of CMC stabilizer and
sucrose concentration on the characteristics of instant pineapple cork extract (Ananas comosus L. merr) with the
cocrystallization method. The benefit of this research is to add insight to the research, add and develop science and
technology regarding pineapple hump juice as food preparations, and to lift local raw materials that have not been
utilized so that they have added value and increase the use value and economic value of pineapple corm. The
experimental design method used in the study of cocrystallization of pineapple hump juice was a 3 x 3 factorial
experimental design in a randomized block design (RBD), carried out 3 (three) times repetition, to obtain 27
experimental units. The experiment variable consisted of CMC (p) and sucrose (s) stabilizer concentration. The
response in this study is the chemical response, namely reducing sugar content, crude fiber content, vitamin C content,
water content. Physical response is soluble time. Organoleptic responses include aroma, color, and taste. The results
showed that the levels of vitamin C extract of pineapple extract in the introduction were 55.73 mg / 100 grams, the
reduction level of pineapple cusp extract was 18.92%, and the crude fiber content of pineapple cusp extract was
0.953%. The results of the main research testing that the concentration of CMC stabilizer and sucrose affect the water
content, soluble time, organoleptic response, namely color, and aroma. The interaction between stabilizer and sucrose
concentrations influences the water content, when soluble the organoleptic response to color, and Rome.
Keywords: crystallization, pineapple hump, CMC stabilizer, and sucrose
95
Pasundan Food Technology Journal, Volume 6, No.2, Tahun 2019
Bonggol nanas tanpa perlakuan tidak akan tahan buah dan rasa manis dari sukrosa, sehingga flavor asli
lama, karena mengalami kerusakan dengan cepat yang dari buah tidak akan terasa. Menurut (Ngakan, 1994,
di tandai dengan timbulnya bau yang kurang enak (bau dalam Siddiq 2005), apabila suhu terlalu panas dan air
asam). Untuk menyimpan dan memperpanjang daya yang terkandung dalam gula tersebut habis maka akan
simpan, juga memberi nilai ekonomi pada bonggol terjadi browning atau warna coklat yang tidak
nanas maka perlu dikembangkan cara-cara pengolahan dikehendaki dan tidak higroskopi, serta memiliki masa
sekaligus pengawetan bonggol nanas. Untuk menangani simpan yng cukup lama.
limbah hati nanas agak tidak terbuang begitu saja, cara Metode kokristalisasi merupakan salah satu
yang akan dilakukan dalam penelitian ini salah satunya teknik dalam proses mikroenkapsulasi.
adalah dengan mengolah bonggol nanas menjadi olahan Mikroenkapsulasi dapat didefinisikan sebagai langkah
minuman instan dengan metode kokristalisasi sari atau aktivitas yang secara umum mirip dengan teknologi
bonggol buah nanas. Pemilihan bonggol buah nanas pengemsan yang dalam hal ini pengemasan suatu zat
(Ananas comasus l. merr) varietas cayenne sebagai padat, cair atau gas ke dalam suatu bentuk mikrokapsul
bahan baku pembuatan kokristalisasi sari bonggol buah yang sewaktu-waktu dapat melepaskan zat tersebut
nanas, karena semakin berkembangnya industri dalam kondisi tertentu. (Ngakan, 1997).
pengolahan buah nanas maka akan meningkatkan harga Kokristalisasi hanya dapat terjadi jika larutan
nilai jual itu sendiri. Dimana bonggol nanas merupakan sukrosa keadaan lewat jenuh. Pada larutan sukrosa super
hasil samping dari pengolahan industri tersebut, jenuh yang diproses melalui pengkonsentrasian,
harganya relatif murah, dan buah ini tidak mengenal ditambahkan material aroma dengan proses pengadukan
musim sehingga dapat diperoleh dengan mudah yang akhirnya menyebabkan campuran sukrosa dan
(Firmansyah, 2008). Pengolahan buah-buahan menjadi bubur buah mengalami kristalisasi (Ngakan, 1994 dalam
kokristalisasi sangat bermanfaat untuk pengawetan dan Siddiq, 2005).
penganekaragaman produk pangan, seperti halnya Bonggol nanas sendiri mempunyai daya serat
dengan pengolahan limbah bonggol nanas menjadi yang tinggi sehingga dapat menyebabkan
olahan kokristalisasi sari bonggol buah nanas yang penggumpalan atau pengendapan pada suatu produk
merupakan salah satu alternatif pengolahan dari limbah sehingga perlu penambahan bahan penstabil. Bahan
industri pengolahan buah nanas. penstabil adalah zat yang dapat menstabilkan,
Kokristalisasi sari bonggol nanas adalah mengentalkan atau memekatkan makanan yang
merupakan usaha pengembangan produk minuman dicampur dengan air untuk membentuk kekentalan
instan olahan buah, yaitu mengolah bonggol nanas yang tertentu. Penstabil yang digunakan adalah carboxy
diambil sari bonggolnya menjadi kristalisasi yang methyl celllose (CMC). CMC berfungsi untuk
dicampur sukrosa (gula pasir). Proses kokristalisasi sari mempertahankan kestabilan minuman agar partikel
bonggol nanas meliputi penambahan sukrosa. Menurut padatannya tetap terdispersi keseluruh bagian sehingga
(Burhanudin 2003), penambahan sukrosa ini akan dapat tidak mengalami pengendapan. CMC dapat
berpengaruh terhadap karakteristik kokristalisasi salah memperbaiki citarasa, warna dan konsistensi (Kamal
satunya adalah tekstur, rasa, dan warna yang diinginkan, 2010). Menurut Tranggono (1988) dalam Siddiq (2005).
serta untuk memperoleh kristalisasi dengan penampakan Untuk mencegah pembentukan gumpalan atau endapan
yang baik. partikel-partikel koloid yang dapat mengurangi nilai
Prinsip dari kokristalisasi adalah berdasarkan penampakan diperlukan penambahan penstabil seperti
proses kristalisasi gula dengan cara proses larutan gula CMC.
lewat jenuh dan bubur buah pada proses pemanasan. Berdasarkan uraian di atas maka perlu dilakukan
Berdasarkan SNI 01-4320-1996, minuman tradisional penelitian untuk mengetahui pengaruh konsentrasi
berbentuk serbuk harus memiliki kadar air maksimal 3 penstabil dan sukrosa terhadap karakteristik
% b/b, kadar abu maksimal 1,5 % b/b, dan jumlah gula kokristalisasi sari bonggol nanas.
maksimal 85 % b/b.
Penambahan sukrosa dalam pembuatan 2. Metode Penelitian
kokristaisasi yaitu untuk membuat larutan lewat jenuh Bahan utama yang digunakan dalam penelitian
sehingga mengkristalkan sari bonggol nanas untuk ini adalah bonggol nanas varietas Cayenne yang
dijadikan produk minuman instan, keuntungan diperoleh dari kebun nanas di daerah Jalancagak Subang
penggunaan sukrosa harga relarif murah, dapat larut Jawa Barat dengan berat buah nanas 500 gram dan
dengan cepat, memiliki masa simpan yang cukup lama, tingkatan kematangan berumur 6 bulan, bahan untuk
relatif stabil terhadap pengaruh suhu panas, serta penunjang lainnya digunakan sukrosa yang diperoleh
memberikan aroma yang baik. Menurut (Bennion dkk., dari pasar sederhana dengan berat 500 gram, CMC
1980, dalam Iffah 2006). Kadar sukrosa yang terlalu dengan merk koepe-koepe diperoleh dari hypermart.
rendah tidak dapat menyilimuti bubur buah yang Bahan analisis yang digunakan dalam penentuan
berfungsi sebagai inti sel pada granula mikrokapsul. kadar vitamin C (iodimetri) adalah As2O3, NaOH 0,1
Sebaliknya, kadar sukrosa yang terlalu tinggi akan N, NaHCO3, I2. Analisis kadar serat kasar (gravimetri)
memberikan rasa yang kurang seimbang antara bubur adalah CHCL3, NaOH 0,3 N, H2SO4. Kadar gula
96
Pasundan Food Technology Journal, Volume 6, No.2, Tahun 2019
reduksi (luff shoorl) H2SO4 6N, 1 gram KI, Na2S2O3 3. Hasil dan Pembahasan
1N, NaOH 30%, aquadest dan 5 ml HCl pekat. Kadar Hasil Penelitian Pendahuluan
air (gavimetri) dan waktu larut. Penelitian pendahuluan dilakukan untuk
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini mengetahui kadar Vitamin C, kadar serat kasar, kadar
adalah timbangan, batang pengaduk, sarung tangan gula reduksi sehingga dapat dilihat perbedaan hasil
karet, teplon, pengayakan, blender, talenan, pisau Vitamin C pada bahan baku sari buah nanas dengan
stainless steel, blender, spatula, timbangan, botol produk terpilih di penelitian utama.
timbang, toples plastik.
Alat-alat yang digunakan dalam analisis kimia Tabel 1. Perbandingan Hasil Analisis Kadar Vitamin C
adalah gelas ukur, timbangan analitik, soxhlet, dan Kadar Serat Kasar dari Sari Bonggol Nanas dan
Erlenmeyer 600 ml, kertas saring, oven 110 oC, Buah Nanas.
desikator, kaca arloji, biuret, pipet, refraktometer. Kadar
Vitamin C Gula
Pelaksanaan penelitian dalam pembuatan Serat
Nanas (mg/100 Reduksi
kokristalisasi bonggol nanas Subang atau varietas Kasar
gram) (%)
Cayenne ini meliput penelitian pendahuluan dan utama. (%)
Penelitian pendahuluan dilakukan untuk Bonggol
55,73 18.92 0,953
menganalisis bahan baku kadar vitamin C (Metode Nanas
Iodimetri, AOAC 1995), kadar gula reduksi (Metode Buah
68,322 - 1,012
Luff Schoorl AOAC 1995), dan kadar serat dengan Nanas *
menggunakan (Metode Gravimetri, AOAC 2005). Keterangan: *Hutagulung, T., dkk.2015
Penelitian utama merupakan lanjutan dari Hasil Penelitian Utama
penelitian pendehaluan. Pada penelitian utama ini 1. Kadar Vitamin C
dilakukan penentuan konsentrasi penstabil yang paling Berdasarkan hasil analisis variansi (ANAVA)
tepat dengan variasi konsenrasi penstabil yaitu 0,2 %, menunjukkan bahwa konsentrasi penstabil CMC (P) dan
0,4 % dan 0,6 %. Sedangkan variasi penambahan konsentrasi sukrosa (S) berpengaruh terhadap kadar
konsentrasi sukrosa yang paling tepat yaitu 50 %, 55 % vitamin C kokristalisasi sari bonggol nanas, sedangkan
dan 60 %. Serta menganalisis kadar air menggunakan konsentrasi CMC serta interaksi antara konsentrasi
(Metode Gravimetri AOAC 1995), waktu larut dan sukrosa tidak berpengaruh. Pengaruh konsentrasi
kadar vitamin C (Metode Iodimetri, AOAC 1995). penstabil CMC (P) terhadap kadar vitamin C
Rancangan perlakuan yang dilakukan pada kokristalisasi sari bonggol nanas dapat dilihat pada
penelitian ini terdiri dari dua faktor. Faktor pertama Tabel 2 dan 3.
adalah konsentrasi penstabil (P) yang terdiri dari 3 taraf
dan faktor kedua adalah konsentrasi sukrosa (S) yang Tabel 2. Uji Lanjut Duncan Konsentrasi CMC Kadar
terdiri dari 3 taraf sehingga akan diperoleh 9 kombinasi Vitamin C (mg/100gram) Kokristalisasi Sari Bonggol
perlakuan. Faktor perlakuan konsentrasi penstabil CMC Nanas
(P) yang terdiri dari 3 taraf, yaitu : p1 = 0,2%; p2 = Taraf nyata
Perlakuan Nilai rata-rata
0,4%; dan p3 = 0,6%. Faktor perlakuan konsentrasi 5%
sukrosa (S) terdiri dari 3 taraf, yaitu: s1 = 50%; s2 = Penstabil
55%; dan s3 = 60%. Rancangan percobaan yang CMC (p3) 37,19 a
digunakan pada penelitian ini adalah Rancangan Acak 0,6%
Kelompok (RAK) dengan pola faktorial 3 x 3 dengan Penstabil
ulangan sebanyak tiga kali, sehingga diperoleh 27 CMC (p2 ) 40,92 b
satuan percobaan. 0,4%
Respon yang akan digunakan pada penelitian ini Penstabil
adalah respon kimia dan respon organoleptik. Respon CMC (p1) 42,63 c
kimia yang dilakukan terhadap prodak meliputi: kadar 0,2%
gula reduksi dengan menggunakan (Metode luff Keterangan : Nilai rata-rata yang ditandai dengan huruf yang sama
menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf 5% menurut uji lanjut
schoorl), kadar vitamin C (Metode Iodimetri, AOAC Duncan
1995), kadar air (Metode Gravimetri AOAC 1995), dan
kadar serat dengan menggunakan (Metode Gravimetri,
AOAC 2005). Respon fisik yang dilakukan terhadap Semakin tinggi konsentrasi penstabil CMC dan maka
produk meliputi waktu larut minuman kokristalisasi sari kadar vitamin C akan semakin meningkat. Menurut
bonggol nanas. Respon organoleptik yang akan Puteri (2015) meningkatnya CMC maka bahan-bahan
digunakan pada penelitian utama adalah pengujian akan stabil dan vitamin C yang mudah larut dalam air
hedonik (uji kesukaan), ini bertujuan untuk mengetahui dapat diikat oleh CMC sehingga kerusakan vitamin C
sifat indrawi dari sampel terhadap warna, aroma, dan akan semakin kecil. Pada analisis kadar vitamin C
rasa. Sampel tersebut disajikan kepada 30 panelis kokristalisasi sari bonggol nanas dengan penambahan
dengan kode tertentu pada setiap sampel. penstabil CMC terjadi penurunan. Hal tersebut
97
Pasundan Food Technology Journal, Volume 6, No.2, Tahun 2019
98
Pasundan Food Technology Journal, Volume 6, No.2, Tahun 2019
Berdasarkan hasil analisis kadar air kokristalisasi Berdasarkan Tabel 6 di bawah menunjukkan
sari bonggol nanas, dimana produk tersebut memiliki semakin meningkatnya skala numeric angka maka
kadar air berkisar 1-3% artinya sesuai dengan SNI 01- produk tersebut semakin disukai oleh konsumen.
4320-1996 yaitu maksimal 3-5%. Sehingga layak untuk Semakin tinggi konsentrasi sukrosa berpengaruh pada
dikonsumsi sebagai minuman serbuk. Batas kadar air atribut warna. Dimana semakin tinggi konsentrasi
minimum dimana mikroorganisme masih dapat tumbuh sukrosa yang ditambahkan maka panelis semakin
menurut Fardiaz (1992) adalah 14-15%. menyukai warna kokristalisasi sari bonggol nanas,
karena memberikan nilai rata-rata warna yang besar
3. Waktu Larut
yaitu 3,911 atau 4 dimana panelis memberikan penilaian
Berdasarkan hasil analisis variansi pada lampiran
agak suka terhadap warna kokristalisasi sari bonggol
13 menunjukkan bahwa konsentrasi penstabil CMC (P),
nanas. Hal ini dikarenakan banyak jumlah sukrosa yang
konsentrasi sukrosa (S) dan interaksi (PS) berpengaruh
digunakan maka warna kokristalisasi sari bonggol nanas
terhadap waktu larut kokristalisasi sari bonggol nanas.
semakin gelap, yang dimana sukrosa akan larut ke
Pengaruh interaksi konsentrasi penstabil CMC dan
dalam campuran sari buah dan saat dipanaskan akan
sukrosa terhadap waktu larut kokristalisasi sari bonggol
menyebabkan reaksi Maillard, yang mana
nanas dapat dilihat pada Tabel 5.
menyumbangkan warna kuning-kecoklatan. Hal ini
Tabel 5. Uji Dwi Arah untuk Interaksi Penstabil CMC disesuaikan dengan pernyataan Jing, dkk. (2009) yang
dan Sukrosa terhadap Waktu Larut (detik) Kokristalisasi menyatakan bahwa penambahan jumlah sukrosa yang
Sari Bonggol Nanas diikuti oleh kenaikan nilai skor warna, mengindikasikan
warna semakin coklat.
Tabel 6. Uji Dwi Arah untuk Interaksi Konsentrasi
CMC dan Sukrosa terhadap Atribut Warna
Kokristalisasi Sari Bonggol Nanas
99
Pasundan Food Technology Journal, Volume 6, No.2, Tahun 2019
Tabel 7. Uji Dwi Arah untuk Interaksi Konsentrasi Tabel 8. Uji Lanjut Duncan Konsentrasi CMC terhadap
CMC dan Sukrosa terhadap Atribut Aroma Atribut Rasa Kokristalisasi Sari Bonggol Nanas
Kokristalisasi Sari Bonggol Nanas
100
Pasundan Food Technology Journal, Volume 6, No.2, Tahun 2019
101