Makalah Kebijakan Kesehatan Nasional
Makalah Kebijakan Kesehatan Nasional
Makalah Kebijakan Kesehatan Nasional
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 7
KEMENTRIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN BENGKULU
JURUSAN KEPERAWATAN
TA 2020/2021
KATA PENGANTAR
Demikian yang dapat kami sampaikan. Akhir kata, semoga makalah bahasa
Indonesia ini dapatbermanfaat.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................................
B. Rumusan Masalah ................................................................................
C. Tujuan ..................................................................................................
BAB II : PEMBAHASAN
A. Sejarah singkat pembentukan BPJS.....................................................
B. Hak dan kewajiban BPJS......................................................................
C. Hak dan kewajiban peserta BPJS..........................................................
D. Manfaat BPJS.......................................................................................
E. Fungsi, Tugas dan Wewenang..............................................................
Daftar Pustaka.....................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pendahuluan
Hak tingkat hidup yang memadai untuk kesehatan dan kesejahteraan
dirinya dan keluarganya merupakan hak asasi manusia dan diakui oleh segenap
bangsa-bangsa di dunia, termasuk Indonesia.
Di Indonesia, falsafah dan dasar negara Pancasila terutama sila ke-5
mengakui hak asasi warga atas kesehatan. Hak ini juga termaktub dalam UUD 45
pasal 28H dan pasal 34, dan diatur dalam UU No. 23/1992 yang kemudian diganti
dengan UU 36/2009 tentang Kesehatan. Dalam UU 36/2009 ditegaskan bahwa
setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber
daya di bidang kesehatan dan memperoleh pelayanan kesehatan yang aman,
bermutu, dan terjangkau. Sebaliknya, setiap orang juga mempunyai kewajiban
turut serta dalam program jaminan kesehatan sosial.
Undang-Undang No. 24 Tahun 2011 menetapkan, Jaminan Sosial
Nasional akan diselenggarakan oleh BPJS, yang terdiri atas BPJS Kesehatan dan
BPJS Ketenagakerjaan. Khusus untuk Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) akan
diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan yang implementasinya dimulai 1 Januari
2014. Secara operasional, pelaksanaan JKN dituangkan dalam Peraturan
Pemerintah dan Peraturan Presiden, antara lain: Peraturan Pemerintah No.101
Tahun 2012 tentang Penerima Bantuan Iuran (PBI); Peraturan Presiden No. 12
Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan; dan Peta Jalan JKN (Roadmap Jaminan
Kesehatan Nasional).
Untuk mengatasi hal itu, pada 2004, dikeluarkan Undang-Undang No.40
tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN). UU 40/2004 ini mengamanatkan
bahwa jaminan sosial wajib bagi seluruh penduduk termasuk Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN) melalui suatu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).
Undang-Undang No. 24 Tahun 2011 juga menetapkan, Jaminan Sosial Nasional
akan diselenggarakan oleh BPJS, yang terdiri atas BPJS Kesehatan dan BPJS
Ketenagakerjaan. Khusus untuk Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) akan
diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan yang implementasinya dimulai 1 Januari
2014. Secara operasional, pelaksanaan JKN dituangkan dalam Peraturan
Pemerintah dan Peraturan Presiden, antara lain: Peraturan Pemerintah No.101
Tahun 2012 tentang Penerima Bantuan Iuran (PBI); Peraturan Presiden No. 12
Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan; dan Peta Jalan JKN (Roadmap Jaminan
Kesehatan Nasional).
Untuk mewujudkan komitmen global dan konstitusi di atas, pemerintah
bertanggung jawab atas pelaksanaan jaminan kesehatan masyarakat melalui
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) bagi kesehatan perorangan. Usaha ke arah itu
sesungguhnya telah dirintis pemerintah dengan menyelenggarakan beberapa
bentuk jaminan sosial di bidang kesehatan, di antaranya adalah melalui PT Askes
(Persero) dan PT Jamsostek (Persero) yang melayani antara lain pegawai negeri
sipil, penerima pensiun, veteran, dan pegawai swasta. Untuk masyarakat miskin
dan tidak mampu, pemerintah memberikan jaminan melalui skema Jaminan
Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) dan Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda).
Namun demikian, skema-skema tersebut masih terfragmentasi, terbagi-bagi.
Biaya kesehatan dan mutu pelayanan menjadi sulit terkendali.
B. Rumusan Masalah
Sebagaimana latar belakang yang kami paparkan di atas, maka
pembahasan dalam makalah ini kami rumuskan sebagai berikut;
1. Bagaimana Sejarah Pembentukan BPJS?
2. Apa saja Hak dan Kewajiban BPJS?
3. Apa saja Hak dan Kewajiban Peserta BPJS?
4. Apa saja Manfaat BPJS
5. Bagaimana Fungsi, Tugas dan Wewenang BPJS?
BAB II
PEMBAHASAN
D. Manfaat BPJS
Manfaat Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) BPJS Kesehatan meliputi :
1) Pelayanan kesehatan tingkat pertama, yaitu
pelayanan kesehatan non spesialistik mencakup:
a) Administrasi pelayanan
b) Pelayanan promotif dan preventif
c) Pemeriksaan, pengobatan dan
konsultasi medis
d) Tindakan medis non spesialistik, baik
operatif maupun non operatif
e) Pelayanan obat dan bahan medis habis
pakai
f) Transfusi darah sesuai kebutuhan
medis
g) Pemeriksaan penunjang diagnosis
laboratorium tingkat pertama
h) Rawat inap tingkat pertama sesuai
indikasi
2) Pelayanan kesehatan rujukan tingkat lanjutan,
yaitu pelayanan kesehatan mencakup:
o Rawat jalan, meliputi:
a) Administrasi pelayanan
b) Pemeriksaan, pengobatan dan konsultasi spesialistik oleh
dokter spesialis dan sub spesialis
c) Tindakan medis spesialistik sesuai dengan indikasi medis
d) Pelayanan obat dan bahan medis habis pakai
e) Pelayanan alat kesehatan implant
f) Pelayanan penunjang diagnostic lanjutan sesuai dengan
indikasi medis
g) Rehabilitasi medis
h) Pelayanan darah
i) Peayanan kedokteran forensik
j) Pelayanan jenazah di fasilitas kesehatan
o Rawat Inap yang meliputi:
a) Perawatan inap non intensif
b) Perawatan inap di ruang intensif
k) Pelayanan kesehatan lain yang ditetapkan oleh Menteri
l)
Adapun manfaat dan pemberian maafaat BPJS yang diatur dalam undang-
undang meliputi;
1. Pelayanan kesehatan diberikan di fasilitas kesehatan milik Pemerintah
atau swasta yang menjalin kerjasama dengan badan penyelenggara jaminan
sosial (UU No. 40 Tahun 2004 Pasal 23 ayat 1) .
2. Dalam keadaan darurat, pelayanan kesehatan dapat diberikan pada
fasilitas kesehatan yang tidak menjalin kerja sama dengan badan
penyelenggara jaminan sosial (UU No. 40 Tahun 2004 Pasal 23 ayat 2).
3. Badan penyelenggara jaminan sosial wajib memberikan kompensasi
untuk memenuhi kebutuhan medik peserta yang berada di daerah yang
belum tersedia fasilitas kesehatan yang memenuhi syarat. Kompensasi dapat
diberikan dalam bentuk uang tunai. (UU No. 40 Tahun 2004 Pasal 23 ayat 3
dan penjelasannya).
4. Layanan rawat inap di rumah sakit diberikan di kelas standar (UU No.
40 Tahun 2004 Pasal 23 ayat 4).
5. Besar pembayaran kepada fasilitas kesehatan untuk setiap wilayah
ditetapkan berdasarkan kesepakatan antara badan penyelenggara jaminan
kesehatan dengan asosiasi fasilitas kesehatan di wilayah tersebut (UU No.
40 Tahun 2004 Pasal 24 ayat 1).
6. Badan penyelenggara jaminan sosial wajib membayar fasilitas
kesehatan atas pelayanan yang diberikan kepada peserta paling lambat 15
hari sejak permintaan pembayaran diterima (UU No. 40 Tahun 2004 Pasal
24 ayat 2)
7. Badan penyelenggara jaminan sosial dapat memberikan anggaran di
muka kepada rumah sakit untuk melayani peserta, mencakup jasa medis,
biaya perawatan, biaya penunjang dan biaya obat-obatan yang
penggunaannya diatur sendiri oleh pemimpin rumah sakit (metoda
pembayaran prospektif) (UU No. 40 Tahun 2004 Penjelasan Pasal 24 ayat
2)
8. Badan penyelenggara jaminan sosial menjamin obat-obatan dan bahan
medis habis pakai dengan mempertimbangkan kebutuhan medik,
ketersediaan, efektifitas dan efisiensi obat atau bahan medis habis pakai
sesuai ketentuan peraturan perundangan (UU No. 40 Tahun 2004 Pasal 25
dan penjelasannya) .
9. Dalam pengembangan pelayanan kesehatan, badan penyelenggara
jaminan sosial menerapkan sistem kendali mutu, sistem kendali biaya dan
sistem pembayaran untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi jaminan
kesehatan serta untuk mencegah penyalahgunaan pelayanan kesehatan (UU
No. 40 Tahun 2004 Pasal 24 ayat 3 dan penjelasannya). Untuk jenis
pelayanan yang dapat menimbulkan penyalahgunaan pelayanan, peserta
dikenakan urun biaya (UU No. 40 Tahun 2004 Pasal 22 ayat 2)
1) Fungsi
UU BPJS menetukan bahwa BPJS Kesehatan berfungsi
menyelenggarakan program jaminan kesehatan. Jaminan Kesehatan
menurut UU SJSN diselenggarakan secara nasional berdasarkan prinsip
asuransi sosial dan prinsip ekuitas, dengan tujuan menjamin agar peserta
memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam
memenuhi kebutuhan dasar kesehatan.
BPJS Ketenagakerjaan menurut UU BPJS berfungsi
menyelenggarakan 4 program, yaitu program jaminan kecelakaan kerja,
jaminan hari tua, jaminan pensiun, dan jaminan kematian.
Menurut UU SJSN program jaminan kecelakaan kerja
diselenggarakan secara nasional berdasarkan prinsip asuransi sosial,
dengan tujuan menjamin agar peserta memperoleh manfaat pelayanan
kesehatan dan santunan uang tunai apabila seorang pekerja mengalami
kecelakaan kerja atau menderita penyakit akibat kerja.
Selanjutnya program jaminan hari tua diselenggarakan secara
nasional berdasarkan prinsip asuransi sosial atau tabungan wajib, dengan
tujuan untuk menjamin agar peserta menerima uang tunai apabila
memasuki masa pensiun, mengalami cacat total tetap, atau meninggal
dunia.
Kemudian program jaminan pensiun diselenggarakan secara
nasional berdasarkan prinsip asuransi sosial atau tabungan wajib, untuk
mempertahankan derajat kehidupan yang layak pada saat peserta
kehilangan atau berkurang penghasilannya karena memasuki usia pensiun
atau mengalami cacat total tetap.
Jaminan pensiun ini diselenggarakan berdasarkan manfaat pasti.
Sedangkan program jaminan kematian diselenggarakan secara
nasional berdasarkan prinsip asuransi sosial dengan tujuan untuk
memberikan santuan kematian yang dibayarkan kepada ahli waris peserta
yang meninggal dunia.
2) Tugas
Dalam melaksanakan fungsi sebagaimana tersebut diatas BPJS
bertugas untuk:
a. Melakukan dan/atau menerima pendaftaran peserta;
b. Memungut dan mengumpulkan iuran dari peserta dan pemberi
kerja;
c. Menerima bantuan iuran dari Pemerintah;
d. Mengelola Dana Jaminan Sosial untuk kepentingan peserta;
e. Mmengumpulkan dan mengelola data peserta program jaminan
sosial;
f. Membayarkan manfaat dan/atau membiayai pelayanan
kesehatan sesuai dengan ketentuan program jaminan sosial; dan
g. Memberikan informasi mengenai penyelenggaraan program
jaminan sosial kepada peserta dan masyarakat.
Dengan kata lain tugas BPJS meliputi pendaftaran kepesertaan dan
pengelolaan data kepesertaan, pemungutan, pengumpulan iuran termasuk
menerima bantuan iuran dari Pemerintah, pengelolaan Dana jaminan
Sosial, pembayaran manfaat dan/atau membiayai pelayanan kesehatan dan
tugas penyampaian informasi dalam rangka sosialisasi program jaminan
sosial dan keterbukaan informasi.
Tugas pendaftaran kepesertaan dapat dilakukan secara pasif dalam
arti menerima pendaftaran atau secara aktif dalam arti mendaftarkan
peserta.
3) Wewenang
Dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana diamksud di atas
BPJS berwenang:
a. Menagih pembayaran Iuran;
b. Menempatkan Dana Jaminan Sosial untuk investasi jangka
pendek dan jangka panjang dengan mempertimbangkan aspek
likuiditas, solvabilitas, kehati-hatian, keamanan dana, dan hasil
yang memadai;
c. Melakukan pengawasan dan pemeriksaan atas kepatuhan
peserta dan pemberi kerja dalam memanuhi kewajibannya sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan jaminan sosial
nasional;
d. Membuat kesepakatan dengan fasilitas kesehatan mengenai
besar pembayaran fasilitas kesehatan yang mengacu pada standar
tarif yang ditetapkan oleh Pemerintah;
e. Membuat atau menghentikan kontrak kerja dengan fasilitas
kesehatan;
f. Mengenakan sanksi administratif kepada peserta atau pemberi
kerja yang tidak memenuhi kewajibannya;
g. Melaporkan pemberi kerja kepada instansi yang berwenang
mengenai ketidakpatuhannya dalam membayar iuran atau dalam
memenuhi kewajiban lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan; dan
h. Melakukan kerjasama dengan pihak lain dalam rangka
penyelenggaraan program jaminan sosial.
Kewenangan menagih pembayaran Iuran dalam arti meminta
pembayaran dalam hal terjadi penunggakan, kemacetan, atau
kekurangan pembayaran, kewenangan melakukan pengawasan dan
kewenangan mengenakan sanksi administratif yang diberikan kepada
BPJS memperkuat kedudukan BPJS sebagai badan hukum publik.
BAB III
PENUTUP
http://www.depkes.go.id/resources/download/jkn/buku-pegangan-sosialisasi-jkn.pdf
http://bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/index.php/pages/detail/2014/12
http://www.jamsosindonesia.com/sjsn/Program/program_jaminan_kesehatan