0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
38 tayangan50 halaman

Modul LKK BLok 23 Baru FIX MAHASISWA-1 2

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 50

LKK 1 BLOK 23: KONSELING,KONSULTASI DAN RUJUKAN DALAM PELAYANAN KEDOKTERAN KELUARGA

A. SASARAN PEMBELAJARAN
Setelah kegiatan LKK ini mahasiswa diharapkan mampu:
1. Mampu menasehati pasien tentang gaya hidup
2. Mampu memberikan konseling terapi
3. Mampu menyusun rencana manajemen kesehatan
4. Mampu melakukan edukasi, nasehat dan melatih individu maupun kelompok mengenai kesehatan

B. PELAKSANAAN
1. PANDUAN BELAJAR KONSELING
1.1 Landasan Teori

Pedoman Konseling Dokter Keluarga dan Inti


A.Pengertian Konseling
Konseling adalah hubungan komunikasi antara Tenaga Kesehatan dengan Pasien yang bertujuan untuk mengenali dan
memecahkan masalah perilaku dan kesehatan lingkungan yang dihadapi.

Dalam Konseling, pengambilan keputusan adalah tanggung jawab Pasien. Pada waktu Petugas membantu Pasi en terjadi
langkah-langkah komunikasi secara timbale balik yang saling berkaitan (komunikasi interpersonal) untuk membantu Pasien
membuat keputusan. Tugas pertama Tenaga Kesehatan adalah menciptakan hubungan dengan Pasien, dengan menunjukkan
perhatian dan penerimaan melalui tingkah laku verbal dan non verbal yang akan mempengaruhi keberhasilan pertemuan
tersebut. Konseling tidak semata-mata dialog, melainkan juga proses sadar yang memberdayakan ora ng agar mampu
mengendalikan hidupnya dan bertanggung jawab atas tindakan-tindakannya.
Ciri-ciri Konseling meliputi :
1. Konseling sebagai proses yang dapat membantu Pasien dalam:
a. memperoleh informasi tentang masalah kesehatan keluarga yang benar;
b. memahami dirinya dengan lebih baik;
c. menghadapi masalah-masalahnya sehubungan dengan masalah kesehatan keluarga yang dihadapinya;
d. mengutarakan isi hatinya terutama hal-hal yang bersifat sensitif dan sangat pribadi;
e. mengantisipasi harapan-harapan, kerelaan dan kapasitas merubah perilaku;
f. meningkatkan dan memperkuat motivasi untuk merubah perilakunya; dan/atau
g. menghadapi rasa kecemasan dan ketakutan sehubungan dengan masalah kesehatan keluarganya.
2. Konseling bukan percakapan tanpa tujuan
Konseling diadakan untukmencapai tujuan tertentu antara lain membantu Pasien untuk berani mengambil
keputusan dalam memecahkan masalahnya.
3. Konseling bukan berarti memberInasihat atau instruksi pada Pasien untuk sesuatu sesuai kehendak Tenaga Kesehatan
4. Konseling berbeda dengan konsultasi maupun penyuluhan
Dalam konsultasi, pemberi nasehat memberikan nasehat seakan- akan dia seorang “ahli "dan memikul
tanggungjawab yang lebih besar terhadap tingkah laku atau tindakan Pasien, serta yang dihadapi adalah
masalah. Sedangkan penyuluhan merupakan proses penyampaian informasi kepada kelompok sasaran dengan
tujuan meningkatkan kesadaran masyarakat.

B. Langkah-Langkah Konseling
Pelaksanaan Konseling dilakukan dengan focus pada permasalahan kesehatan yang dihadapi Pasien.
Langkah-langkah kegiatan Konseling sebagai berikut:
1.Persiapan (P1)
a. menyiapkan tempat yang aman, nyaman dan tenang;
b. menyiapkan daftar pertanyaan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan;
c. menyiapkan media informasi dan alat peraga bila diperlukan seperti poster, lembar balik, leaflet, maket
(rumah sehat, jamban sehat, dan lain-lain) serta alat peraga lainnya.
2.Pelaksanaan (P2)
Dalam pelaksanaan, Tenaga Kesehatan menggali data/informasi kepada Pasien atau keluarganya, sebagai berikut:
1. umum, berupa data individu/keluarga dan data lingkungan;
2. khusus,meliput
a.identifikasi prilaku/kebiasaan;
b.identifikasi kondisi kualitas kesehatan lingkungan;
c.dugaan penyebab; dan
d.saran dan rencana tindak lanjut.
Ada enam langkah dalam melaksanakan Konseling yang biasa disingkat dengan "SATU TUJU" (Salam,
Tanyakan, Uraikan, BanTu, Jelaskan, dan Ulangi) atau GATHER (Great Ask Tell, Help, Explain dan Return)
yaitu :

SA = Salam, Sambut:
a. Beri salam, sambut Pasien dengan hangat.
b. Tunjukkan bahwa Anda memperhatikannya, mengerti keadaan dan keperluannya, bersedia menolongnya
dan mau meluangkan waktu.
c. Tunjukkan sikap ramah.
d. Perkenalkan diri dan tugas Anda.
e. Yakinkan dia, bahwa Anda bias dipercaya dan akan menjaga kerahasiaan percakapan anda dengan Pasien.
f. Tumbuhkan keberaniannya untuk dapat mengungkapkan diri.

T - tanyakan :

a. Tanyakan bagaimana keadaan atau minta Pasien untuk menyampaikan masalahnya pada Anda.
b. Dengarkan penuh perhatian dan rasa empati.
c. Tanyakanapa peluang yang dimilikinya.
d. Tanyakan apa hambatan yang dihadapinya.
e. Beritahukan bahwa semua keterangan itu diperlukan untuk menolong mencari cara pemecahan masalah yang terbaik bagi
Pasien.

U-Uraikan

Uraikan tentang hal-hal yang ingin diketahuinya atau anda menganggap perlu diketahuinya agar lebih memahami dirinya, keadaan
dan kebutuhannya untuk memecahkan masalah. Dalam menguraikan anda bisa menggunakan media Komunikasi, Informasi, dan
Edukasi (KIE) supaya lebih mudah dipahami.

TU – Bantu :

Bantu Pasien mencocokkan keadaannya dengan berbagai kemungkinan yang bisa dipilihnya untuk memperbaiki
keadaannya atau mengatasi masalahnya.
J - Jelaskan :

Berikan penjelasan yang lebih lengkap mengenai cara mengatasi permasalahan yang dihadapi Pasien dari segi positif dan
negatif serta diskusikan upaya untuk mengatasi hambatan yang mungkin terjadi. Jelaskan berbagai pelayanan yang dapat
dimanfaatkan untuk memecahkan masalah tersebut.

U - Ulangi:

Ulangi pokok-pokok yang perlu diketahui dan diingatnya. Yakinkan bahwa anda selalu bersedia membantunya. Kalau Pasien
memerlukan percakapan lebih lanjut yakinkan dia bahwa anda siap menerimanya.

Setelah proses SATU TUJU dilaksanakan, Tenaga Kesehatan


menindaklanjuti dengan:
1. melakukan penilaian terhadap komitmen Pasien (Formulir tindak lanjut konseling) yang telah diisi dan ditandatangani
untuk mengambil keputusan yang disarankan, dan besaran masalah yang dihadapi;
2. menyusun rencana kunjungan rumah sesuai hasil Konseling; dan
3. menyiapkan langkah-langkah untuk intervensi.

Dalam melaksanakan Konseling kepada Pasien,Tenaga Kesehatan menggunakan panduan Konseling sebagaimana
contoh bagan dan daftar pertanyaan terlampir.Tenaga Kesehatan dapat mengembangkan daftar pertanyaan terhadap Pasien
dengan diagnosis penyakit lain atau sesuai kebutuhan. Tenaga Kesehatan dalam memberikan saran tindak lanjut sesuai
dengan permasalahan perilaku dm kesehatan lingkungan yang dihadapi berdasarkan pedoman teknis yang berlaku.

Teknik Dasar Konseling:


1. Perilaku Attending
Perilaku attending disebut juga perilaku menghampiri, termasuk didalamnya adalah kontak mata, bahasa tubuh, dan bahasa
lisan. Perilaku attending yang baik dapat meningkatkan harga diri klien, menciptakan suasana yang aman dan mempermudah ekspresi
perasaan klien dengan bebas.
Contoh perilaku attending yang baik :
 Kepala : mengangguk jika setuju
 Ekspresi wajah : tenang, ceria, senyum
 Posisi tubuh : agak condong ke arah klien, jarak antara konselor dengan klien sesuai
 Tangan : variasi gerakan tangan/lengan, menggunakan tangan sebagai isyarat, menggunakan tangan untuk menekankan ucapan.
 Mendengarkan : aktif mendengar aktif (ingat Keterampilan sambung rasa)

Contoh perilaku attending yang tidak baik :


 Kepala : kaku
 Muka : kaku, ekspresi melamun, mengalihkan pandangan, tidak melihat pada klien yang sedang bicara, mata melotot.
 Posisi tubuh : tegak kaku, bersandar, miring, jarak duduk dengan klien terlalu jauh atau terlalu dekat.
 Memutuskan pembicaraan, berbicara terus tanpa ada teknik diam untuk memberi kesempatan klien berfikir dan berbicara.
 Perhatian : tidak konsentrasi pada pembicaraan.
2. Empati
Empati ialah kemampuan konselor untuk merasakan apa yang dirasakan klien, merasakan dan berfikir bersama klien. Terdapat
dua macam empati, yaitu :
1. Empati primer, yaitu bentuk empati yang hanya berusaha memahami perasaan, pikiran dan keinginan klien, dengan tujuan agar
klien dapat terlibat dan terbuka. Contoh pernyataan yang menunjukkan empati primer :”Saya dapat merasakan bagaimana
perasaan Anda”; ”Saya dapat memahami pikiran Anda”; ”Saya mengerti keinginan Anda”.
2. Empati tingkat tinggi, yaitu empati apabila kepahaman konselor terhadap perasaan, pikiran keinginan serta pengalaman klien
lebih mendalam dan menyentuh klien karena konselor ikut dengan perasaan tersebut. Keikutan konselor tersebut membuat klien
tersentuh dan terbuka untuk mengemukakan isi hati yang terdalam, berupa perasaan, pikiran, pengalaman termasuk
penderitaannya. Contoh ungkapan empati tingkat tinggi : “Saya dapat merasakan apa yang Anda rasakan dan saya ikut terluka
dengan pengalaman Anda itu”.
3. Refleksi
Refleksi adalah teknik untuk memantulkan kembali perasaan, pikiran, dan pengalaman sebagai hasil pengamatan terhadap
perilaku verbal dan non verbalnya kepada klien. Terdapat tiga jenis refleksi, yaitu :
1. Refleksi perasaan, yaitu keterampilan atau teknik untuk dapat memantulkan perasaan klien sebagai hasil pengamatan
terhadap perilaku verbal dan non verbal klien.
Contoh : ”Tampaknya yang Anda katakan adalah ….”
2. Refleksi pikiran, yaitu teknik untuk memantulkan ide, pikiran, dan pendapat klien sebagai hasil pengamatan terhadap
perilaku verbal dan non verbal klien.
Contoh : ”Tampaknya yang Anda katakan…”
3. Refleksi pengalaman, yaitu teknik untuk memantulkan pengalaman-pengalaman klien sebagai hasil pengamatan terhadap
perilaku verbal dan non verbal klien. Contoh : ”Tampaknya yang Anda katakan suatu…”
4. Eksplorasi
Eksplorasi adalah teknik untuk menggali perasaan, pikiran, dan pengalaman klien. Hal ini penting dilakukan karena banyak
klien menyimpan rahasia batin, menutup diri, atau tidak mampu mengemukakan pendapatnya. Dengan teknik ini memungkinkan
klien untuk bebas berbicara tanpa rasa takut, tertekan dan terancam. Seperti halnya pada teknik refleksi, terdapat tiga jenis dalam
teknik eksplorasi, yaitu :
1. Eksplorasi perasaan, yaitu teknik untuk dapat menggali perasaan klien yang tersimpan.
Contoh :”Bisakah Anda menjelaskan apa perasaan khawatir yang anda maksud ….?”
2. Eksplorasi pikiran, yaitu teknik untuk menggali ide, pikiran, dan pendapat klien. Contoh : ”Saya yakin Anda dapat
menjelaskan lebih lanjut apa yang anda maksud dengan ..........................”
3. Eksplorasi pengalaman, yaitu keterampilan atau teknik untuk menggali pengalaman-pengalaman klien.
Contoh :”Tadi Anda menyebutkan tentang efek yang Anda rasakan pada pemakaian kontrasepsi sebelumnya, mungkin bisa
anda ceritakan lebih lanjut…”
5. Menangkap Pesan (Paraphrasing)
Menangkap Pesan (paraphrasing) adalah teknik untuk menyatakan kembali ungkapan klien, yang menjadi inti utama
pembicaraan. Tujuan paraphrasing adalah mengatakan kembali kepada klien bahwa konselor memahami apa yang dikatakan klien,
mengendapkan apa yang dikemukakan klien dalam bentuk ringkasan, memberi arah wawancara konseling, dan mengecek kembali
persepsi konselor tentang apa yang dikemukakan klien.
Contoh dialog :
Klien ”Teman-teman saya banyak yang menggunakan kontrasepsi jenis itu, tetapi
entah mengapa saya belum pernah menggunakannya ”
Konselor ” Tampaknya Anda masih ragu.”
6. Pertanyaan Terbuka (Opened Question)
Pertanyaan terbuka yaitu teknik untuk memancing klien agar mau berbicara mengungkapkan perasaan, pengalaman dan
pemikirannya. Pertanyaan yang diajukan sebaiknya tidak menggunakan kata tanya mengapa atau apa sebabnya. Pertanyaan
semacam ini akan menyulitkan klien, jika dia tidak tahu alasan atau sebab-sebabnya. Lebih baik gunakan kata tanya bagaimana,
adakah, dapatkah.
Contoh : ” Bagaimanakah pengalaman Anda menggunakan pil ini ?”

7. Pertanyaan Tertutup (Closed Question)


Dalam konseling tidak selamanya harus menggunakan pertanyaan terbuka, dalam hal-hal tertentu dapat pula digunakan
pertanyaan tertutup, yang harus dijawab dengan kata Ya atau Tidak atau dengan kata-kata singkat. Tujuan pertanyaan tertutup adalah
untuk mengumpulkan informasi, menjernihkan atau memperjelas sesuatu, dan menghentikan pembicaraan klien yang menyimpang
jauh.
Contoh dialog :
Klien :”Saya bingung sekarang ini mau memilih jenis KB yang mana”
Konselor :“Biasanya Anda menggunakan jenis apa, pil atau suntik ? ”
Klien :” pil”
8. Dorongan minimal (Minimal Encouragement)
Dorongan minimal adalah teknik untuk memberikan suatu dorongan langsung yang singkat terhadap apa yang telah
dikemukakan klien. Misalnya dengan menggunakan ungkapan : oh…, ya…., lalu…, terus….dan...
Tujuan dorongan minimal agar klien terus berbicara dan dapat mengarah agar pembicaraan mencapai tujuan. Dorongan ini
diberikan pada saat klien akan mengurangi atau menghentikan pembicaraannya dan pada saat klien kurang memusatkan pikirannya
pada pembicaraan atau pada saat konselor ragu atas pembicaraan klien.
Contoh dialog :
Klien :” Saya putus asa… dan saya nyaris… ” (klien menghentikan pembicaraan)
Konselor :” ya…?”
Klien :” nekad bunuh diri”
Konselor :” lalu…?”
9. Interpretasi
Yaitu teknik untuk mengulas pemikiran, perasaan dan pengalaman klien dengan merujuk pada teori-teori, bukan pandangan
subyektif konselor, dengan tujuan untuk memberikan rujukan pandangan agar klien mengerti dan berubah melalui pemahaman dari
hasil rujukan baru tersebut.
Contoh dialog :
Klien :”Saya pikir dengan berhenti memakai kontrasepsi saya akan langsung hamil”
Konselor :”Bisa iya bisa juga tidak.. Beberapa penelitian menunjukkan adanya rentang
waktu antara saat berhentinya pemakaian kontrasepsi dan terjadinya kehamilan.
Namun demikian hal ini bervariasi, berbeda tiap individu dan tergantung juga
pada metode yang digunakan”.

10. Mengarahkan (Directing)


Yaitu teknik untuk mengajak dan mengarahkan klien melakukan sesuatu. Misalnya menyuruh klien untuk bermain peran
dengan konselor atau menghayalkan sesuatu.
Klien :”Suami saya sering marah-marah pada saya jika saya terlambat haid.”
Konselor :” Bisakah Anda mencontohkan pada saya, bagaimana sikap dan kata-kata
suami Anda jika memarahi Anda.”
11. Menyimpulkan Sementara (Summarizing)
Yaitu teknik untuk menyimpulkan sementara pembicaraan sehingga arah pembicaraan semakin jelas. Tujuan menyimpulkan
sementara adalah untuk memberikan kesempatan kepada klien untuk mengambil kilas balik dari hal-hal yang telah dibicarakan,
menyimpulkan kemajuan hasil pembicaraan secara bertahap, meningkatkan kualitas diskusi dan mempertajam fokus pada wawancara
konseling.
Contoh :
”Setelah kita berdiskusi beberapa waktu alangkah baiknya jika simpulkan dulu agar semakin jelas hasil pembicaraan kita.
Dari materi materi pembicaraan yang kita diskusikan, kita sudah sampai pada dua hal: pertama, Ibu ingin ganti jenis
kontrasepsi; kedua, masih ada keraguan memilih jenis kontrasepsi, karena ibu takut bila kontrasepsi yang dipilih
menyebabkan ibu tidak haid.”
12. Memimpin (leading)
Yaitu teknik untuk mengarahkan pembicaraan dalam wawancara konseling sehingga terlihat dengan jelas tujuan konseling.
Contoh dialog :
Klien :” Saya mungkin berfikir juga tentang masalah efek samping operasi. Tapi bagaimana ya?”
Konselor :” Sampai saat ini kekhawatiran Ibu adalah tentang biaya operasi. Mengenai efek samping
apakah termasuk dalam kekhawatiran ibu?”
13. Fokus
Yaitu teknik untuk membantu klien memusatkan perhatian pada pokok pembicaraan. Pada umumnya dalam wawancara
konseling, klien akan mengungkapkan sejumlah permasalahan yang sedang dihadapinya. Oleh karena itu, konselor seyogyanya dapat
membantu klien agar dia dapat menentukan apa yang fokus masalah. Misalnya dengan mengatakan :
” Apakah tidak sebaiknya jika pokok pembicaraan kita berkisar dulu soal efek samping obat TBC sebelum tentang lamanya
pengobatan.”
14. Konfrontasi
Yaitu teknik yang menantang klien untuk melihat adanya inkonsistensi antara perkataan dengan perbuatan atau bahasa
badan, ide awal dengan ide berikutnya, senyum dengan kepedihan, dan sebagainya. Tujuannya adalah mendorong klien mengadakan
penelitian diri secara jujur, meningkatkan potensi klien; membawa klien kepada kesadaran adanya diskrepansi, konflik, atau
kontradiksi dalam dirinya.
Penggunaan teknik ini hendaknya dilakukan secara hati-hati, yaitu dengan memberi komentar khusus terhadap klien yang
tidak konsisten dengan cara dan waktu yang tepat, tidak menilai apalagi menyalahkan, dilakukan dengan perilaku attending dan
empati.
Contoh dialog :
Klien :” Saya baik-baik saja”.(suara rendah, wajah murung, posisi tubuh gelisah).”
Konselor : “Anda mengatakan baik-baik saja, tapi kalau saya tidak salah menilai,
kelihatannya ada sesuatu yang tidak beres”.

15. Menjernihkan (Clarifying)


Yaitu teknik untuk menjernihkan ucapan-ucapan klien yang samar-samar, kurang jelas dan agak meragukan. Tujuannya
untuk mengundang klien untuk menyatakan pesannya dengan jelas, ungkapan kata-kata yang tegas dengan alasan-alasan yang logis,
dan agar klien menjelaskan, mengulang dan mengilustrasikan perasaannya.
Contoh dialog :
Klien :”Perubahan yang terjadi pada tubuh saya setelah menggunakan kontrasepsi
membuat saya bingung.”
Konselor :”Bisakah Anda menjelaskan contoh perubahan tubuh tersebut?”
16. Memudahkan (facilitating)
Yaitu teknik untuk membuka komunikasi agar klien dengan mudah berbicara dengan konselor dan menyatakan perasaan,
pikiran, dan pengalamannya secara bebas. Contoh :
” Saya yakin Anda akan berbicara apa adanya, karena saya akan mendengarkan dengan sebaik-baiknya.”
17. Diam
Teknik diam dilakukan dengan cara attending, paling lama 5 – 10 detik, komunikasi yang terjadi dalam bentuk perilaku non
verbal. Tujuannya adalah menunggu klien yang sedang berfikir dan menunjang perilaku attending dan empati sehingga klien bebas
bicara.
Contoh dialog :
Klien :” Saya…harus bagaimana.., saya.. tidak tahu..”
Konselor :“…………..” (diam)
18. Mengambil Inisiatif
Teknik ini dilakukan manakala klien kurang bersemangat untuk berbicara, sering diam, dan kurang partisipatif. Konselor
mengajak klien untuk berinisiatif dalam menuntaskan diskusi. Teknik ini bertujuan mengambil inisiatif jika klien kurang semangat,
atau jika klien lambat berfikir untuk mengambil keputusan dan jika klien kehilangan arah pembicaraan.
Contoh:
” Baiklah, saya pikir Anda mempunyai satu keputusan namun masih belum keluar. Coba Anda renungkan kembali”.
19. Pemberian informasi
Sama halnya dengan nasehat, jika konselor tidak memiliki informasi sebaiknya dengan jujur katakan bahwa dia mengetahui
hal itu. Kalau pun konselor mengetahuinya, sebaiknya tetap diupayakan agar klien yang berusaha mencari informasi tersebut.
Contoh :
” Mengenai berapa besarnya biaya operasi, saya sarankan Anda bisa langsung bertanya ke pihak administrasi rumah
sakit”.
20. Merencanakan
Teknik ini digunakan menjelang akhir sesi konseling untuk membantu agar klien dapat membuat rencana tindakan,
perbuatan yang produktif untuk kemajuan klien.
Contoh :
”Nah, apakah tidak lebih baik jika Anda mulai menyusun rencana yang baik berpedoman hasil pembicaraan kita sejak tadi

21. Ventilasi
Ventilasi atau katarsis ialah membiarkan pasien mengeluarkan isi hati sesukanya. Sesudahnya biasanya ia lega dan
kecemasannya (tentang penyakitnya) berkurang karena ia lalu dapat melihat masalahnya dalam proporsi yang sebenarnya. Hal ini
dibantu oleh dokter dengan sikap yang penuh pengertian (empati) dan dengan anjuran. Jangan terlalu banyak memotong bicaranya
(menginterupsi). Yang dibicarakan ialah kekhawatiran, impuls-impuls, kecemasan, masalah keluarga, perasaan salah atau berdosa.
22. Persuasi
Persuasi ialah penerangan yang masuk akal tentang timbulnya gejala-gejala serta baik buruknya atau fungsi gejala-gejala
itu. Kritik diri sendiri oleh pasien penting untuk dilakukan. Dengan demikian maka impuls-impuls yang tertentu dibangkitkan, diubah
atau diperkuat dan impuls-impuls yang lain dihilangkan atau dikurangi, serta pasien dibebaskan dari impuls-impuls yang sangat
menggangu. Pasien pelan-pelan menjadi yakin bahwa gejala-gejalanya akan hilang.
23. Sugesti
Sugesti ialah secara halus dan tidak langsung menanamkan pikiran pada pasien atau membangkitkan kepercayaan padanya
bahwa gejala-gejala akan hilang. Dokter sendiri harus mempunyai sikap yang meyakinkan dan otoritas profesional serta menunjukkan
empati. Pasien percaya pada dokter sehingga kritiknya berkurang dan emosinya terpengaruh serta perhatiannya menjadi sempit. Ia
mengharap-harapkan sesuatu dan ia mulai percaya.
24. Penjaminan kembali
Penjaminan kembali atau reassurance dilakukan melalui komentar yang halus atau sambil lalu dan pertanyaan yang hati-
hati, bahwa pasien mampu berfungsi secara adekuat (cukup, memadai). Dapat juga diberi secara tegas berdasarkan kenyataan atau
dengan menekankan pada apa yang telah dicapai oleh pasien.
25. Bimbingan
Bimbingan ialah memberi nasihat-nasihat yang praktis dan khusus (spesifik) yang berhubungan dengan masalah kesehatan
pasien agar ia lebih sanggup mengatasinya, misalnya tentang cara mengadakan hubungan antar-manusia, cara berkomunikasi, bekerja
dan belajar, dan sebagainya.
26. Penyuluhan
Penyuluhan ialah suatu bentuk wawancara untuk membantu pasien mengerti dirinya sendiri lebih baik, agar ia dapat
mengatasi suatu masalah lingkungan, atau dapat menyesuaikan diri.
27. Edukasi
Edukasi adalah penambahan pengetahuan dan kemampuan seseorang melalui teknik praktik belajar atau instruksi, dengan
tujuan untuk mengingat fakta atau kondisi nyata, dengan cara member dorongan terhadap pengarahan diri (selfdirection), aktif
memberikan informasi-informasi atau ide baru. Edukasi merupakan serangkaian upaya yang ditujukan untuk mempengaruhi orang
lain, mulai dari individu, kelompok, keluarga dan masyarakat agar terlaksananya perilaku hidup sehat.
Definisi di atas menunjukkan bahwa edukasi adalah suatu proses perubahan perilaku secara terencana pada diri individu,
kelompok, atau masyarakat untuk dapat lebih mandiri dalam mencapai tujuan hidup sehat.Edukasi merupakan proses belajar dari
tidak tahu tentang nilai kesehatan menjadi tahu dan dari tidak mampu mengatasi kesehatan sendiri menjadi mandiri.
MenurutNotoatmodjo (1997) tujuanedukasiadalah:
a. Menjadikankesehatansebagaisesuatu yang bernilai di masyarakat.
b. Menolong individu agar mampu secara mandiri atau berkelompok mengadakan kegiatan untuk mencapai tujuan hidup sehat.
c. Mendorong pengembangan dan penggunaan secara tepat sarana pelayanankesehatan yang ada.
Tujuan edukasi di atas pada dasarnya dapat disimpulkan untuk mengubah pemahaman individu, kelompok, dan masyarakat
di bidangkesehatan agar menjadikan kesehatan sebagai sesuatu yang bernilai, mandiri, dalam mencapai tujuan hidup sehat, serta dapat
menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada dengan tepat dan sesuai.
28. Menyimpulkan
Teknik ini digunakan untuk menyimpulkan hasil pembicaraan yang menyangkut : (1) bagaimana keadaan perasaan klien
saat ini, terutama mengenai kecemasan; (2) memantapkan rencana klien; (3) pemahaman baru klien; dan (4) pokok-pokok yang akan
dibicarakan selanjutnya pada sesi berikutnya, jika dipandang masih perlu dilakukan konseling lanjutan.
Aturan dalam konseling :
1. Menjaga hubungan
Konselor harus menunjukkan sikap perhatian dan kepedulian. Perhatian diberikan untuk membina hubungan baik sejak
awal dengan orang yang ingin dibantunya. Orang akan lebih suka berbicara dan mencurahkan pikiran pada orang yang
dipercayainya.
2. Mengenali kebutuhan
Konselor berusaha mengerti masalah seperti orang yang mempunyai masalah tersebut. Konselor tidak langsung
menunjukkan masalah apa yang terjadi, tapi membantu dengan pertanyaan-pertanyaan terbuka supaya orang tersebut mengenali
masalahnya sendiri. Tugas konselor adalah mendengarkan dengan cermat.
3. Mengerti perasaan orang lain
Konselor harus menumbuhkan empati (pengertian dan penerimaan) terhadap perasaan seseorang, bukan simpati
(kesediaan dan kasihan). Seseorang konselor tidak boleh mengatakan ”Anda tidak perlu kuatir akan hal itu”. Adalah sesuatu
yang wajar apabila seseorang merasa takut dan cemas akan masalah yang dihadapi. Seorang konselor yang baik akan membantu
orang untuk menyadari perasaannya dan menanganinya.
4. Menumbuhkan peran serta
Konselor tidak boleh membujuk orang untuk mengikuti saran-sarannya. Apabila sarannya ternyata salah, orang akan
marah dan tidak percaya lagi pada konselor. Apabila sarannya benar, orang akan tergantung pada konselor untuk memecahkan
semua masalah yang dihadapi. Konselor akan membantu orang untuk memikirkan semua faktor dalam masalah yang dihadapi,
dan mendorong orang untuk memilih cara pemecahan yang terbaik dalam situasi tertentu.
5. Menjaga kerahasiaan
Dalam pembicaraan akan sangat mungkin menyangkut hal-hal yang bersifat pribadi, dan bahkan mungkin memalukan
bagi orang tersebut. Informasi ini harus dijaga kerahasiaannya. Konselor tidak boleh membocorkan isi pembicaraan tanpa ijin
khusus dari kliennya.
6. Informasi dan sumber daya
Meskipun konselor tidak memutuskan pemecahan masalah klien, ia harus memberikan informasi dan sumber daya
yang diperlukan kliennya agar dapat mengambil keputusan yang baik. Konselor sebaiknya tidak memberikan ceramah, tetapi
memberikan contoh-contoh nyata dalam pembicaraan supaya orang dapat melihat lebih jelas masalah mereka.
Dalam konseling sebaiknya tidak tergesa-gesa, bila konselor tergesa-gesa maka situasi tidak akan nyaman, dan sulit untuk
mendorong seseorang memutuskan sesuatu.
Hal-hal yang sebaiknya dimiliki oleh konselor :
1. Kesadaran akan diri dan nilai-nilai.
2. Kesadaran akan adanya heterogenitas dalam masyarakat, misal: keragaman budaya.
3. Kemampuan menganalisis kemampuan diri.
4. Kemampuan berperan sebagai teladan.
5. Kesediaan berkorban misalnya dalam hal waktu dan tenaga.
6. Berpegang kuat pada etik konseling, misalnya tidak membocorkan rahasia klien
7. Tanggung jawab
Langkah konseling
1. Menyatakan kepedulian
Konseling dimulai dengan memberikan kepedulian dan keprihatinan terhadap masalah yang dihadapi klien. Diharapkan timbul
semangat dan keinginan klien untuk menyelesaikan masalah.
2. Membentuk hubungan
Pada tahap ini konselor harus dapat menunjukkan dirinya sebagai sosok pribadi yang dapat dicontoh, untuk menimbulkan
kepercayaan klien.
3. Menentukan tujuan dan eksplorasi masalah
Tujuan ditentukan dengan berdiskusi. Bila tujuan yang disampaikan klien tidak jelas, konselor perlu melakukan eksplorasi
masalah. Tujuan konseling dapat berupa: perubahan diri klien secara fisik maupun psikis, terbentuknya perasaan diterima atau
dipercaya, terciptanya pemahaman atau pengertian klien terhadap masalah, penyelesaian suatu masalah.
4. Menangani masalah
Konselor harus mampu membuat prioritas dalam menentukan masalah mana yang akan ditangani lebih dulu.
5. Menumbuhkan kesadaran
Untuk menumbuhkan kesadaran, konselor harus berusaha supaya klien mencapai pemahaman.
6. Merencanakan tindakan
Pemahaman saja kadang tidak cukup membuat klien mudah untuk mengambil keputusan, peran konselor adalah membantu
klien merencanakan tindakan.
7. Melakukan penilaian dan mengakhiri konseling
Konselor akan menilai sejauh mana klien telah mencapai tujuan konseling, namun untuk mengakhiri konseling diperlukan
persetujuan klien.

PROSEDUR PELAKSANAAN KONSELING


Lakukanlah konseling dengan prosedur berikut ini :
1. Mengawali pertemuan:
Membina rapport dengan cara:
 Tunjukkan sikap empati(sejak awal pertemuan sampai menutup pertemuan)
 Ucapkan salam dan perkenalkan diri
 Tanyakanidentitasklien/pasien
 Beri situasi yang nyaman bagi klien/pasien dan atau keluarga (misalnya: menawarkan pada klien/pasien ingin sendiri
atau ditemani, mempersilakan duduk dengan nyaman dan santai/ tenang,dll)
 Tunjukkan kemampuan menjaga rahasia klien/pasien (misalnya dalam kasus-kasus yang bersifat pribadi dokter
menyampaikan bahwa hal tersebut akan terjamin kerahasiaannya)
2. Tahap inti
a. Menyambut (sikap, kalimatpembuka: ”Ada yang bisasaya bantu?” tidakdianjurkan “Ada masalahapa?”)
b. Membahas (konseling tidak bias instant, perhatikan: arahkan klien/pasien bila sulit memformulasikan apa yang ingin
diungkapkan, bicara singkat kecuali pada saat menyimpulkan)
c. Membantumenetapkanpilihan (tidakdianjurkansegeramemberinasihat, bilaklien/pasiensangattegang, bantu
denganmengajukanalternatifpilihan).
d. Mengingkatkanhal-halpenting.
(dengan melakukan teknik-teknik dasar konseling)
3. Menutup pertemuan
a. Melakukan penilaian terhadap efektifitas konseling (misalnya dengan menanyakan kepada klien/pasien tentang
langkah-langkah yang ditetapkan untuk menyelesaikan masalahnya)
b. Membuat kesimpulan
 Dapatdilakukanolehkeduabelahpihak (misalnya, “jadi kesimpulannya…”)
 Menetapkan langkah selanjutnya berdasarkan simpulan yang telah disepakati (melanjutkan konseling, atau
sementara dapat berdiri sendiri, atau dirujukke yang lebih ahli)
c. Mengakhiri konseling atas persetujuan klien

PETUNJUK PELAKSANAAN KEGIATAN


 Sebelum mengikuti kegiatan konseling, pelajari teori dasar-dasar konseling dari referensi yang dianjurkan.
 Untuk berlatih konseling, setelah instruktur memberi contoh, cobalah berlatih berpasangan dengan teman, 1 orang
sebagai dokter, satu orang sebagai klien. Gunakan prosedur pelaksanaan sebagai acuan. Lakukan bergantian, bila 1
pasang mahasiswa sedang berlatih, teman dalam kelompok menyaksikan dan setelah itu memberi masukan. Pada
latihan terbimbing waktu tiap pasang mahasiswa maksimal 7 menit, masukan dari anggota kelompok 2 menit. Sisa
waktu pada latihan terbimbing digunakan instruktur untuk memberi feedback. Untuk latihan mandiri waktu latihan
disesuaikan waktu yang ada (total latihan kelompok 100 menit).
 Lakukan konseling sesuai skenario yang dipilih. Antar pasangan sebaiknya mencoba skenario yang berbeda, misal
pasangan 1 berlatih skenario 1, pasangan 2 berlatih skenario 2. Karena waktu terbatas, mahasiswa disarankan berlatih
sendiri skenario yang belum sempat dicobanya diluar waktu pertemuan skills lab.

1.2 Media Pembelajaran


1. Panduan LKK 1 Blok 23 FK UMP
2. Ruang pemeriksaan dokter/ruang konseling

1.2 Langkah Kerja


Metode pembelajaran: Studi kasus dan Role Play

Deskripsi Kegiatan
Durasi : 2 x 50 minutes
Jumlah mahasiswa : 10 orang per kelompok, dibagi dalam kelompok kecil terdiri dari 5 orang
Alat dan Bahan : manual

Kegiatan Waktu Deskripsi


1. Pengantar 10 menit Pengantar
2. Pembagian kelompok dan 10 menit - Mengatur mahasiswa
diskusi/analisis kasus - Instruktur membagikan kasus kepada masing-masing kelompok
- Meminta mahasiswa mendiskusikan kasus masing-masing
- Meminta mahasiswa membagi peran untuk role play (dokter, pasien, observer)
3. Praktek melakukan 90 menit - Setiap kelompok praktek melakukan konseling
konseling (Role Play) - Pelaksana/fasilitator mengawasi dan memberikan perintah bila ada hal-hal yang
diperlukan
4. Diskusi 10 menit - Apa yang dirasakan oleh mahasiswa dan kendala/ kesulitan yang dialami selama
melakukan kegiatan
- Dosen menyimpulkan apa yang dilakukan mahasiswa
Total waktu 120 menit
-

SKENARIO
1. Seorang pasien TB datang mengambil obat ke Puskesmas lebih dari tanggal pengambilan obat yang seharusnya. Setelah
ditanya ternyata pasien tersebut mengaku tidak teratur minum obat, dengan berbagai alasan antara lain sudah bosan,
sering lupa dan perutnya tidak enak setelah minum obat. Selain itu pasien tersebut menyatakan setelah minum obat 3
bulan ini sepertinya penyakitnya sudah sembuh karena gejala yang dirasakan sudah hilang. Lakukan konseling
terhadap pasien ini !
2. Seorang laki-laki berusia 45 tahun, sudah menyandang penyakit hipertensi sedang, sudah 5 tahuh merokok sigaret 10
batang perhari, lakukan konseling untuk mendorong klien menghentikan kebiasaan merokok pada klien ini!
3. Seorang ibu, A, berusia 30 tahun datang ke praktek dokter karena sering pusing. Keluhan pusing sudah dirasakan 1
tahun ini. Ibu A menyatakan pusing sering terjadi karena sulit tidur. Semenjak satu tahun ini ibu A mengalami banyak
masalah, antara lain karena suaminya selingkuh dan terbelit hutang dalam jumlah besar. Masalah tersebut membuat ibu A
sering cemas dan bahkan sempat ingin bunuh diri saja. Dia hanya bisa tidur bila minum obat penenang. Ibu A meminta
dokter memberinya lagi obat penenang, dan sebisa mungkin dosis yang besar. Lakukan konseling terhadap klien
tersebut !
4. Seorang anak berusia 5 tahun, sudah 3 hari demam disertai bintik-bintik perdarahan saat ini anak tersebut telah dirawat
diRS. Sebagai dokter keluarga anda telah melakukan kunjungan rumah untuk melengkapi profil kesehatan keluarga.Dari
inspeksi lapangan disekitar rumah banyak kaleng bekas, bekas gelas plastik akua dan tempat minum burung tidak pernah
diganti airnya. Lakukan konseling pada ayak/ibu anak tersebut!.
5. Seorang ibu, berusia 28 tahun, mempunyai 2 orang anak, datang ke dokter karena ingin menjadi akseptor KB. Ibu itu
bingung metode KB apa yang akan dipilih, karena takut efek sampingnya. Ibu tersebut pernah menggunakan KB suntik 3
bulan dan mengalami perdarahan terus menerus. Lakukan konseling terhadap klien ini !

DEMAM BERDARAH DENGUE

BAGAN KONSELING PENDERITA PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE

GUNAKAN SEMUA KOLOM PERTANYAAN UNTUK MENGKLARIFIKASIKASI MASALAH DAN


TINDAKAN/SARAN YANG DIBERIKAN

TANYAKAN MASALAH TINDAKAN/SARAN


Sarankan pasien/klien untuk:
 Tempat bepergian sebelum sakit Menutup tempat-tempat
 Ada anggota rumah tangga lain yang penampungan air
menderita serupa Menguras bak mandi 1 minggu
1 sekali
 Ventilasi LINGKUNGAN, RUMAH/ Memasang kawat kasa pada
 Bagamana cahaya matahari masuk ventilasi/lubang penghawaan
VENTILASI
rumah  Buka jendela dan pasang genting
KURANG BAIK
 Frekuensi pengurasan kaca agar terang dan tidak lembab
 Memelihara burung
 Ada vas bunga, ban, kaleng,atau Sarankan pasien/klien untuk:
botol/gelas bekas  Seminggu sekali mengganti air
tempat minum burung dan vas
 Dan lain-lain
bunga
Menimbun ban, kaleng dan
botol/gelas bekas
Menaburkan bubuk abate pada
tempat penampungan air yang
2 jarang dikuras atau memelihara
LINGKUNGAN SEKITAR ikan pemakan jentik
RUMAH TIDAK
TERAWAT Sarankan pasien/klien untuk: Melipat
dan menurunkan kain/baju
yang bergantungan

3
PERILAKU TIDAK SEHAT

Lingkari nomor masalah yang


sesuai dan berikan saran
BUATLAH KESEPAKATAN
Sesuai dengan masalahnya
KAPAN DILAKUKAN
KUNJUNGAN RUMAH:

Hari : ...........................
Tanggal :.......................
DAFTAR PERTANYAAN KONSELING PENDERITA PENYAKIT
DEMAM BERDARAH DENGUE

I. DATAUMUM
Nama : ....................................................................................
Umur : ................................................................................
Pekerjaan : ..................................................................................
Pendidikan : ..................................................................................
Namaorangtua/KK : ..................................................................................
AlamatRT/RW/RK : ..................................................................................
Kelurahan/Desa : ..................................................................................

II. IDENTIFIKASI MASALAH LINGKUNGAN DAN PERILAKU


1. Apakah sebelumnya Ibu/Bpk/Sdr pernah menderita panyakit DBD?
a.Ya, pernah
b.Belum pernah
2. Apakah Ibu/Bpk/Sdr seminggu yang lalu sebelum sakit pernah berkunjung ketempat/kota lain?
a.Ya,sebutkan………, Kabupaten/Kota…………., Prop……. b.Tidak
3. Apakah dalam 2-3 bulan terakhir ada anggota keluarga/tetangga atau
Teman sekolah(bagi anak sekolah)menderita sakit yang sama?
a.Ya
b.Tidak
4. Apakah Ibu/Bpk/Sdr tidur antara pukul 09.00-10.00 dan16.00-17.00?
a.Ya
b.Tidak
5. Apakah sebelum tidur disemprot dahulu atau menggunakan pelindung diri (obat anti nyamuk
bakar/coil, obat anti nyamuk elektrik, obat anti nyamuk oles atau memakaikelambu?
a.Ya
b.Tidak
6. Apakah disekitar rumah banyak ditemukan barang-barang bekas seperti kaleng,ban,botol plastic
bekas, lubang pohon, dan lain-lain yang dapat menampung air hujan?
a.Ya
b.Tidak
7. Apakah jarak antara rumah Ibu/Bpk/Sdr dengan rumah tetangga
Berdekatan (kurang dari 1 meter) atau lingkungan perumahan
padat/rapat?
a.Ya
b.Tidak
8. Apakah pagar rumah Ibu/Bpk/Sdr terbuat dari potongan bamboo atau
Beton yang dapat menampung air hujan (pagarberlubang)?
a.Ya b.Tidak
9. Apakah cahaya matahari dapat masuk kedalam rumah?
a.Ya
b.Tidak
10.Apakah ventilasi dirumah Ibu/Bpk/Sdr dipasang"kasa"?
a.Ya
b.Tidak
11.Apakah Ibu/Bpk/Sdr mempunyai kebiasaan menggantungkan pakaian di dalam rumah?
a.Ya
b.Tidak

12
12.Adakah Ibu/Bpk/Sdr mempunyai tempat penampungan air bersih seperti tempayan, gentong, dIrumah
atau sejenisnya?
a.Ya
b.Tidak
13.Apakah tempat penampungan air bersih seperti tempayan, gentong, drum atau sejenisnya tersebut
diberi tutup?
a.Ya
b.Tidak
14.Apakah Ibu/Bpk/Sdr secara rutin seminggu sekali menguras bak mandi, bak WC,dan tempat
penampungan air lainnya?
a.Ya
b.Tidak
15.Adakah Ibu/Bpk/Sdr memelihara tanaman dalam pot air?
a.Ya
b.Tidak
16. Apakah Ibu/Bpk/Sdr memelihara burung dalam sangkar di dalam maupun di luar rumah?
a.Ya
b.Tidak
17.Apakah tempat-tempat penampungan air yang jarang dikuras diberi bubuk larvasida/abate(zatyang
dapat membunuh jentik atau membuat nyamuk mandul)?
a.Ya
b.Tidak
18.Apakah di rumah ada talang air yang tidak mengalir dan letaknya terlindung daris inar matahari
(misalnya terlindung pohon rindang)?
a.Ya
b.Tidak
Jika penderita anak sekolah:amati sekolah

III. DUGAANPENYEBAB
Dan hasil wawancara penyebab penyakit Demam Berdarah diduga
………................……………………………………………………………….......………

IV. SARAN
Saran diarahkan kepada pesan penyuluhan yang berkaitan dengan perilaku
…….......…………………………………………………………................………………

V. RENCANA TINDAK LANJUT


Kesepakatan untuk kunjungan rumah
(Diisi dengan kesepakatan yang
diambil antara petugas dengan pasien untuk tindakanlebihlanjut)

13
KONSULTASI DAN RUJUKAN
I. KOMUNIKASI/KONSULTASI DOKTER PASIEN

A. SASARAN PEMBELAJARAN
Setelah kegiatan ini mahasiswa diharapkan mampu:
1. Memulai sesi konsultasi.
2. Mengumpulkan informasi.
3. Membangun struktur konsultasi.
4. Membangun hubungan dan memfasilitasi keterlibatan pasien.
5. Melakukan penjelasan dan perencanaan.
6. Menutup sesi konsultasi.

B. PELAKSANAAN
1. PANDUAN BELAJAR HUBUNGAN DOKTER PASIEN
1.3 Landasan Teori
Komunikasi adalah penyampaian pesan yang sukses dari satu orang ke orang lain. Elemen utama dalam proses
komunikasi adalah pengiriman pesan dengan pemahaman atau pengertian seimbang. Tujuan komunikasi yaitu untuk
memberikan informasi, mempengaruhi orang, dan mengekspresikan perasaan.

Sesi Awal

Langkah-langkah yang Pengumpulan Informasi Mambangun hubungan


diilakukan

Pemeriksaan Fisik

Penjelasan dan Perencanaan

Penutupan

Gambar 5
Pedoman kerangka kerja dasar Cambridge-Calgary(Sumber: Kurtz S, Silverman J, Draper J. Edisi 2005
eaching and Learning Communication Skills in Medicine. Radclife Publishing, Oxford)
Dalam konteks pelayanan kesehatan, komunikasi terapetik adalah komunikasi yang terjalin dengan baik, komunikatif,
dan menyembuhkan atau paling tidak melegakan serta membuat pasien serta keluarganya merasa nyaman dan akhirnya
puas. Elemen dasar komunikasi terapetik adalah:
b. Pembukaan diri
Hal ini memiliki beberapa keuntungan, yakni:
1. Keadaan diri
2. Mengenal diri
3. Membuat hubungan
4. Meningkatkan keintiman
c. Mendengar
Tiga langkah dalam mendengarkan aktif adalah:
1. Refleksi isi
Yaitu mengatakan kembali ucapan pasien dengan menggunakan kata-kata lain, memberi masukan kepada pasien
tentang inti dan ucapan yang baru dikatakan pasien dengan cara meringkas dan memperjelas ucapan pasien.
2. Refleksi perasaan
Yaitu mengungkapkan perasaan pasien yang teramati oleh dokter dari intonasi suara, raut wajah, dan bahasa
tubuh pasien dan hal-hal yang tersirat dari kata-kata verbal.
3. Merangkum
Merangkum mirip dengan refleksi isi namun dilakukan setelah beberapa waktu yang lama dan mencakup
beberapa informasi yang disampaikan pasien. Hal ini bertujuan untuk transisi antartopik atau untuk memberikan

14
penjelasan panjang mengenai isu pasien yang rumit.
d. Bertanya
Dalam komunikasi terapetik keterampilan bertanya mutlak diperlukan. Agar mendapat informasi yang akurat seorang
dokter harus belajar bertanya secara benar dan efektif, sehingga betul-betul mendapatkan data yang akurat. Fungsi
dari bertanya adalah:
- memunculkan ide, pandangan atau perasaan.
- membantu orang lain untuk mencapai pengertian terhadap pandangan, opini, dan perasaannya.
- memperlihatkan minat pada orang lain
- memberikan kesempatan kepada orang lain
e. Penguasaan bahasa nonverbal
Fungsi bahasa nonverbal:
- Memberikan kualitas, sikap, dan identitas
- Mendukung dan membantu bahasa verbal
- Membantu hubungan interpersonal

1.2 Media Pembelajaran


1. Panduan LKK 1 Blok 23 FK UMP
2. Pasien simulasi
3. Ruang pemeriksaan dokter
4. Stetoskop
5. Tensimeter
6. Termometer
7. Timbangan badan
8. Pengukur tinggi badan
9. Tempat tidur pemeriksaan

1.3 Langkah Kerja

Memulai Sesi Konsultasi

1 Menyapa dan menanyakan nama pasien

2 Memperkenalkan diri, menjelaskan tujuan sesi, meminta persetujuan pasien bila diperlukan
3 Mengidentifikasi masalah pasien atau hal yang ingin dibicarakan pasien menggunakan pertanyaan pembuka
yang sesuai (misal: ”sakit apa?” atau ”ada masalah apa?” atau ”apa yang bisa saya bantu?”)

4 Mendengarkan dengan penuh perhatian apa yang dikatakan pasien tanpa memotong atau mengarahkan
jawaban pasien.
5 Mengkonfirmasi masalah yang ada dan menanyakan adakah masalah lainnya (mis: ”jadi ada sakit kepala dan
capek-capek, ada lagi yang lain?”

Mengumpulkan Informasi

6 Mendorong pasien menceritakan perjalanan penyakitnya mulai awal sampai saat ini menggunakan kata-
katanya sendiri (gali apa yang menyebabkan kedatangannya hari ini)
7 Menggunakan pertanyaan terbuka dan tertutup dengan tepat, dimulai dengan pertanyaan terbuka dilanjutkan
dengan pertanyaan tertutup.

8 Mendengarkan pasien dengan penuh perhatian, membiarkan pasien menyelesaikan perkataannya tanpa
diinterupsi, memberikan waktu bagi pasien untuk berpikir sebelum menjawab, atau meneruskan pembicaraan
setelah jeda sejenak.

15
9 Mengamati respon pasien secara verbal maupun non-verbal (mis: mendorong pasien berbicara, memberikan
kesempatan kepada pasien untuk mengatur apa yang akan diutarakan, melakukan refleksi isi, membuat
interpretasi) dan Mengamati komunikasi verbal dan non-verbal pasien (mis: bahasa tubuh, ucapan, ekspresi
wajah), menanyakan kembali dan menanggapi secara tepat.

10 Mengklarifikasi pernyataan pasien bila kurang jelas atau meminta penjelasan lebih lanjut (mis: ”bisa jelaskan
apa yang dimaksud dengan kepala terasa melayang?”)

Membangun Struktur Konsultasi

11 Beberapa kali merangkum pada akhir satu bagian konsultasi untuk memastikan bahwa pengertian dokter
sama dengan pasien sebelum pindah ke bagian berikutnya; meminta pasien mengoreksi bila ada interpretasi
yang kurang tepat atau meminta pasien memberikan penjelasan lebih lanjut.

12 Mengatur pembicaraan dalam urutan yang logis.


13 Memperhatikan waktu untuk setiap bagian konsultasi dan fokus terhadap tujuan konsultasi.

Membangun Hubungan – memfasilitasi keterlibatan pasien


14 Memperlihatkan komunikasi non-verbal yang sesuai.
 Kontak mata, ekspresi wajah
 Sikap tubuh, posisi tubuh, gestures dan gerakan lainnya
 Vokal (mis: kecepatan, volume, intonasi)

15 Jika membaca, menulis catatan atau menggunakan komputer, tidak mengganggu jalannya sesi.

16 Menerima pendapat dan perasaan pasien; tidak menghakimi.


17 Menggunakan empati untuk menyampaikan pengertian dan menghargai perasaan atau situasi yang dihadapi
pasien; secara terbuka menghormati pendapat dan perasaan pasien.
18 Menyampaikan dukungan, memperlihatkan perhatian, pengertian, dan keinginan membantu, menawarkan
kemitraan
19 Memberikan perhatian khusus terhadap hal-hal sensitif yang dapat membuat pasien merasa malu atau
menyakitkan pasien, termasuk pemeriksaan fisik. Menjelaskan alasan pertanyaan atau pemeriksaan fisik yang
mungkin dirasa tidak masuk akal.
20 Saat melakukan pemeriksaan fisik menjelaskan prosesnya dan meminta izin.

Penjelasan & Perencanaan


21 Jumlah tepat dan cek: berikan informasi dalam potongan-potongan yang dapat dimengerti; cek pengertian
pasien; gunakan respon pasien sebagai panduan untuk memberikan informasi selanjutnya, buat urutan yang
logis.

22 Nilai pengetahuan awal pasien: tanyakan apa yang sudah diketahui pasien sebelumnya pada awal pemberian
informasi, tentukan sampai seberapa jauh pasien menginginkan informasi.

23 Berikan penjelasan pada waktu yang tepat: hindari memberikan saran, informasi, dan harapan yang terlalu
dini.
24 Menggunakan pertanyaan dan kalimat yang mudah dimengerti dan ringkas; menghindari penggunaan istilan
medis atau menjelaskan istilah tersebut.
25 Menggunakan metode visual untuk menyampaikan informasi: diagram, model, informasi dan petunjuk
tertulis.

16
26 Cek pemahaman pasien terhadap informasi (atau perencanaan) yang diberikan: misalnya dengan meminta
pasien mengulangi dengan kata-katanya sendiri, melakukan klarifikasi bila perlu.

27 Menghubungkan penjelasan dengan pandangan pasien: terhadap pemikiran, harapan serta kekhawatiran
yang sudah disampaikan pasien.
28 Memberikan kesempatan dan mendorong pasien untuk berpartisipasi: meminta pasien untuk mengajukan
pertanyaan, meminta klarifikasi serta menyatakan keraguannya, merespon dengan tepat.

29 Jelaskan secara detil pilihan penatalaksanaan.


30 Negosiasikan rencana yang dapat disepakati kedua belah pihak:
Informasikan apa yang menjadi preferensi kita tentang pilihan yang tersedia
Tentukan pilihan pasien
31 Cek apakah
Pasien dapat menerima rencana
Kekhawatiran pasien telah teratasi
Menutup Sesi Konsultasi
32 Mengikat ’kontrak’ dengan pasien tentang langkah selanjutnya yang akan dilakukan baik oleh pasien
maupun dokter.
33 Antisipasi: jelaskan hal-hal tak terduga yang mungkin terjadi, apa yang harus dilakukan jika rencana
tidak berjalan sebagaimana mestinya, kapan dan bagaimana mencari bantuan.
34 Merangkum sesi secara singkat dan klarifikasi rencana penatalaksanaan.
35 Cek terakhir kali apakah pasien setuju dan merasa nyaman dengan rencana yang telah disusun, tanyakan
apakah masih ada pertanyaan atau hal-hal lain yang masih perlu didiskusikan. (Mis: ”ada pertanyaan lagi
atau masih ada hal yang ingin didiskusikan?”).

II. Konsultasi Teman sejawat & membuat rujukan tertulis

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Tujuan Instruksional Umum

Konsultasi pada teman sejawat & mempelajari tentang Membuat rujukan tertulis

2. Sasaran Pembelajaran

1. Mampu konsultasi dengan teman sejawat & membuat rujukan tertulis


2. Mahasiswa mampu mengerti, memahami dan mengaplikasikan pentingnya rujukan tertulis &
interaksi pada teman sejawat
3. Mahasiswa mampu memahami aspek medikolegal atas rujukan tertulis
4. Berinteraksi pada teman sejawat
5. Menyampaikan informasi terkait dengan kesehatan pasien

PETUNJUK LATIHAN KETERAMPILAN KLINIK:

1. Instruktur membuka skills lab


2. Mahasiswa diminta untuk membaca teori mengenai surat rujukan
3. Mahasiswa diminta untuk mencari bahan materi tentang (Pemeriksaan dahak pada TB Paru,
Asma Bronkhial, Demam Berdarah Dengue ) dan sudah dipelajari sebelumnya.
4. Mahasiswa diminta untuk membuat simulasi surat rujukan berdasarkan blangko surat
rujukan yang sudah disediakan dan kemudian dievaluasi oleh instruktur
17
Rujukan medik
Rujukan medik adalah upaya kesehatan yang berorientasi kepada kepentingan penderita, bertujuan untuk memperoleh
pemecahan masalah baik untuk keperluan diagnostik, pengobatan maupun pengelolaan penderita selanjutnya.

Rujukan medik dapat dilakukan terhadap :


1. Penderita
Penderita dikirim oleh perujuk kepada konsultan, atau apabila penderita tidak dapat dikirim maka perujuk meminta kesediaan
konsultan untuk bersama-sama memeriksanya.
2. Bahan pemeriksaan
Dapat berupa jaringan tubuh (hasil insisi, ekstirpasi, biopsi, maupun reseksi), darah, serum, tinja, air seni, secret, serta cairan
tubuh yang lain.

Rujukan medik dapat berupa pengetahuan, ketrampilan, maupun sikap yang dapat dilaksanakan secara lisan maupun tertulis.
1. Rujukan medik lisan :
• Dokter perujuk dan konsultan melakukan pemeriksaan bersama
• Dokter perujuk memberi keterangan selengkapnya serta mengemukakan apa yang akan diinginkannya (kesulitan /
masalah)
• Kemudian keduanya mendiskusikan hasil pemeriksaan di tempat tersendiri
• Bila ada perselisihan pendapat, jangan sampai menggoncangkan kepercayaan penderita terhadap dokter perujuk
2. Rujukan medik tertulis
• Rujukan ditulis dalam amplop tertutup diajukan oleh dokter perujuk kepada konsultan disertai keterangan yang cukup
• Dalam hal rujukan penderita, maka konsultan mengirim kembali penderita tersebut disertai pendapat dan anjuran tertulis
pula
• Bila dikehendaki oleh dokter perujuk, konsultan dapat melakukan pengelolaan atau pengobatan penderita sampai
sembuh
• Konsultan tidak dibenarkan memberitahukan kepada penderita secara langsung maupun tidak langsung tentang
kekeliruan yang mungkin dibuat oleh dokter perujuk terhadap penderita
• Pendapat dan anjuran konsultan dapat berupa pendapat final atau anjuran untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut
(laboratorik, EKG, radiologik, atau penunjang lain)

Alur rujukan medik yang benar yaitu :


1. Dari dokter umum kepada dokter spesialis

18
Permasalahan yang dihadapi oleh dokter umum diharapkan untuk dapat dipecahkan oleh dokter spesialis sesuai dengan
bidangnya.
2. Dari dokter spesialis tertentu kepada dokter spesialis lain
Selain untuk keperluan diagnostik, rujukan demikian biasanya bertujuan untuk memperoleh konfirmasi tentang kemungkinan
adanya komplikasi-komplikasi yang dapat terjadi dalam ruang lingkup bidang keahlian di luar spesialisasi dokter perujuk.
3. Dari dokter spesialis kepada dokter umum (di daerah tempat tinggal penderita)

19
Rujukan medik ini paling jarang terjadi, biasanya dilakukan oleh dokter spesialis atas permintan penderita dengan pertimbangan
kesulitan transportasi karena tempat tinggal penderita sangat jauh dari dokter spesialis tersebut. Tentunya tidak semua tindakan
dapat dirujuk ke bawah mengingat fasilitas, kemampuan, dan kewenangan yang ada pada dokter umum tersebut.

Sikap yang tidak dibenarkan terjadi dalam rujukan medik yaitu :


Dari dokter perujuk :
 Tidak mencantumkan keterangan secara lengkap
 Melakukan rujukan karena malas menanganinya
 Melakukan rujukan untuk mengalihkan tanggung ajawab atas resiko yang tidak menyenangkan
 Melakukan rujukan karena menginginkan imbalan
 Melakukan rujukan setelah keadaan penderita cukup parah
 Dalam hal merujuk bahan pemeriksaan, tidak mempedulikan persiapan penderita dan prosedur “sampling” secara luas
(pengambilan, penampungan, pengawetan dan pengiriman)

Dari konsultan :
 Tidak memberikan jawaban konsul dengan sebenarnya karena takut anjuran atau tindakannya ditiru oleh dokter perujuk
 Bekerjasama dengan dokter lain di luar kepentingan penderita (menganjurkan rujukan dengan janji imbalan)
 Walau tidak diminta, mengambil alih pengelolaan penderita seterusnya (tidak mengirim kembali penderita kepada dokter perujuk)
 Mencela tindakan dokter perujuk / terdahulu di hadapan penderita
 Mencela hasil pemeriksaan (yang mungkin tidak sesuai dengan keadaan klinis) di hadapan penderita atau keluarganya

Manfaat konsultasi dan rujukan :


 Pengetahuan dan ketrampilan dokter akan lebih meningkat
 Peningkatan pengetahuan dan ketrampilan ini diperoleh sebagai hasil adanya bantuan bantuan professional dari dokter lainnya
yang lebih berpengalaman dan atau yang lebih ahli pada pelayanan konsultasi. Atau dapat pula mempelajari dengan pelbagai
tindakan kedokteran yang telah dilakukan oleh dokter lainnya pada pelayanan rujukan. Tentu saja untuk yang terakhir ini hanya
akan dapat dilakukan apabila dokter tempat merujuk, setelah selesai melakukan tindakan kedokteran, merujuk kembali pasien
tersebut ke dokter yang melakukan rujukan.
 Kebutuhan dan tuntutan kesehatan pasien akan lebih terpengaruhi
 Karena pada konsultasi dan rujukan dapat menghasilkan kerjasama yang baik antar banyak dokter, maka pada konsultasi dan
rujukan tersebut telah terbentuk semacam tim kerja, yang peranannya jelas lebih positif dalam upaya pemenuhan kebutuhan dan
tuntutan kesehatan pasien yang memang sangat bervariasi. Melalui konsultasi dan rujukan, pelbagai keterbatasan pelayanan
kedokteran yang diselenggarakan oleh seorang dokter akan dapat lebih dilengkapi, yang dampaknya jelas akan sangat besar
terhadap pemenuhan kebutuhan dan tuntutan kesehatan pasien.

20
Contoh bentuk format rujukan medik dari dokter umum kepada dokter spesialis

Palembang...........................2017

Kepada YTH
Ts. Dr. ................................... SpPD
Jln. ...............................
Palembang

Dengan hormat,

Mohon konsul dan pengobatan selanjutnya penderita Tn. ............, .... tahun, dengan riwayat keluhan… dengan
Diagnosis…....; hasil pemeriksaan laboratorium terlampir
Penderita telah kami beri terapi........................................ dengan dosis ................
Atas kesediaan Ts, kami ucapkan terima kasih.
Wassalam,

(Dr...................................)

Surat Rujukan Medik untuk Keperluan Pemeriksaan Laboratorium Klinik;

Palembang,................... 2017
Kepada

21
Yth. Ts. …
Laboratorium PK ....X
Jalan Sudirman

Di Palembang

Dengan hormat,

Mohon pemeriksaan ………. atas nama ….., … tahun, mengalami …..


Dengan kecurigaan …
Telah kami beri ….
Atas kesediaan Ts, kami ucapkan terimakasih.

Wassalam,

(dr ……………………..)
Jln Supersemar no 1341
Palembang

Surat Rujukan Medik untuk keperluan Perawatan di Rumah Sakit


Palembang, ..................... 2017
Kepada Yth
Ts. dokter jaga
Bagian Penyakit Dalam RSU
Muhammadiyah
Di Palembang

Dengan hormat,
Mohon perawatan penderita …, wanita, … tahun, dengan riwayat …. Dengan diagnosis …..
Pengobatan yang telah kami berikan adalah …dengan ….
Berikut kami lampirkan juga hasil pemeriksaan laboratorium.
Atas kesediaan Ts, kami ucapkan terimakasih.

Wassalam,

22
(dr ………………………)
Jalan Supersemar No 1341
Palembang

Contoh bentuk format rujukan medik dari “atas” ke “bawah” (untuk keperluan kelanjutan pengobatan)
Palembang, .............................................2017
Kepada Yth
. Ts. Dr. .........................
d/a Puskesmas .....................
di
Palembang

Dengan hormat,

Mohon kesediaan Ts untuk melanjutkan terapi penderita Ny. ............, .... tahun, dengan
Diagnosis ............................ Terapi yg diberikan … dan … setiap hari
Mohon follow up USG setelah … bulan pengobatan.
Atas kesediaan Ts, kami ucapkan terima kasih.

Wassalam,

23
(Dr.....................................................)
Internis
Jln. ................Telp................
Palembang

FORMULIR RUJUKAN /PINDAH PENDERITA TB

Nama instanti pengirim .................................................................................................................................


Nama instansi yang dituju..............................................................................................................................
Nama Penderita ........................................................................................Umur.... thn Jenis kelamin: L/P
Alamat lengkap ..................................................................................................................................................
No.Reg.Kabupaten..........................................................Tanggal mulai berobat.............................................
Jenis Pengobatan: Klasifikasi/Tipe Penderita:

Kategori 1 Kasus Baru (BTA positif


Kategori 2 Kasus kambuh/Gagal (BTA Positif)
Kategoeri 3 Kasus Baru (BTA Negauf/Tintgen positif)

Jumlah dosis (bat) yang sudah diterima:


Tahap Intensif:....................................................................................................
Tahap lanjutan......................................................................................................
Pemeriksaan ulang dahak terakhir Tanggal.....................................................Hasil.......................................
..............................................................................................

(...........................................)
UNTUK DIISI DAN DIKEMBALIKAN KE UNIT PENGIRIM
Nama Penderita.....................................................................No.Reg.TB..................................................................
Umur...................................................tahun Jenis kelamin: L/P

Tanggal penderita melapor................................................................................................................................

Nama Unit Pelayanan Keesehatan (tenpat berobat baru):..................................................................................

SKENARIO

1. Bp. Karim umur 59 mengeluh sesak nafas berat datang ke praktek anda, telah diberikan terapi
inhalasi ventolin 3 cc sebanyak 2 kali tetapi belum ada perbaikan. Hasil lab yang diperiksa HB:
14 mg/dL. Akan anda rujuk ke dr spesialis penyakit dalam di RSI Siti Khadijah Palembbang
2. Ibu Sri 27 tahun dengan batuk 3 minggu disertai darah, anda curigai menderita TB paru. Dikirim
ke Lab Puskesmas Rujukan Mikroskopik (PRM) yang ada dimana dokter praktik berada, untuk
pemeriksaan sputum BTA
3. Ibu Sri 27 tahun hasil emeriksaan BTA SPS 2 positif (Sewaktu dan Pagi, di diagnose TB
baru BTA positif. Telah diberi obat oleh Puskesmas obat kategori 1 selama 10 hari,
kmudian pindah ke puskesmas lain di Kabuupaten Muara Enim, sisa obat fase intensif
46 dosis, fase lanjutan 48 dosis. Buat surat rujukan pindah
4. Penderita H a s a n 1 2 tahun dengan demam 3 hari timbul bintik dikulit dan mimisan. Anda
sebagai dokter umum menyarankan pasien untuk diperiksa di Laboratorium Rhodia Hemoglobin,
Thrombocyt, Hematocrit dan Leukosit.

24
5. Penderita H a s a n 1 2 tahun dengan demam 3 hari timbul bintik dikulit dan mimisan. Hasil Lab.
Diperoleh Thrombocyt 90/LP, Hb 11 gr %, Hematocrit 30, leukosit 8000. Anda sebagai dokter umum
menyarankan pasien untuk dirujuk dan dirawat inap di rumah sakit terdekat.
6. Bpk.Achmad telah berobat ke dokter spesialis penyakit dalam di RS Hermina, dengan diagnosis
hipertensi sedang. Terapi yg diberikan Valsartan 1x 40 mg pagi dan Amlodipin 1x5 mg sore setiap hari,
kan dirujuk balik ke dokter puskesmas Basuik Rahmat. Disarankan untuk di USG setelah 6 bulan
pengobatan

CHECKLIST PENILAIAN
KETERAMPILAN KOMUNIKASI/KONSULTASI DOKTER- PASIEN
TANPA RUJUKAN

NO PARAMETER 0 1 2

KOMUNIKASI (KONSULTASI )DOKTER- PASIEN

1. Memulai sesi konsultasin


• Persiapan
• Menjalin hubungan
• Mengidentifikasi alasan konsultasi
2. Mengumpulkan Informasi
• Mengeksplorasi masalah pasien
• Kemampuan mengetahui harapan pasien
3. Setelah Pemeriksaan fisik
Memberikan penjelasan & perencanaan:
• Memberikan sejumlah informasi yang benar
• mengingat lagi dan dimengerti
• Memperoleh kesepahaman; termasuk harapan
pasien
• Perencanaan: pengambilan keputusan bersama
4. Menutup sesi konsultasi
• Perencanaan selanjutnya
• Memastikan sesi konsultasi selesai

CHECKLIST PENILAIAN
KETERAMPILAN KOMUNIKASI/KONSULTASI DENGAN TEMAN SEJAWAT DAN RUJUKAN

NO PARAMETER 0 1 2

KOMUNIKASI DENGAN PASIEN

1. Dokter mengutamakan kepentingan pasien, dilihat dari


aspek :
- Kondisi sosial ekonomi pasien
- Berat ringannya penyakit
- Akses transportasi pasien
25
2.
Menjelaskan kepada pasien tujuan dilakukan
konsultasi / rujukan
3. Melibatkan pasien dalam menentukan dokter konsultan
atau tempat pelayanan rujukan
4. Memberi kesempatan pasien untuk bertanya dan
menyampaikan semua masalah terkait penyakitnya
5. Dokter tidak mendeskreditkan TS lain di depan pasien
KOMUNIKASI/KONSULTASI DENGAN TEMAN SEJAWAT

1. Mampu menentukan tingkatan konsultasi dengan benar


sesuai kebutuhan pasien

2. Menjelaskan kepada pasien alasan memilih tingkatan


konsultasi tersebut (item no. 1)
3. Mampu menulis rujukan sesuai form tipe dan format
rujukan :
- Tujuan surat ditulis lengkap
- Format & isi ditulis lengkap
- Pengirim ditulis lengkap
4. Memberikan feedback secara lisan atau tertulis kepada
TS yang sebelumnya merawat pasien (jika diperlukan)
Mahasiswa menulis surat rujukan di kertas kosong !

LKK 2 BLOK 23: PERHITUNGAN KAPITASI UNTUK PRAKTIK DOKTER KELUARGA

LATIHAN KETERAMPILAN 2 BLOK 23


MENGHTUNG KAPITASI UNTUK PRAKTIK DOKTER KELUARGA

I. Sasaran Pembelajaran:
1. Mahasiswa mampu menghitung utilisasi
2. Mahasiswa mampu menghitung unit cost
3. Mahasiswa mampu menghitung kapitasi untuk praktik Klinik dokter keluarga
4. Mahasiswa mampu menghitung premi untuk digunakan dalam negosiasi dengan Bapel asuransi.
5. Mahasiswa mampu menghitung pendapatan dari fee for service diluar kapitasi (apabila jumlah peserta dengan kapitasi
dibawah angka ideal)
26
II. Bahan dan Peralatan
1. Laptop
2. Kertas jawaban
III. Teori
A. Utilisasi
a. Tingkat pemanfaatan fasilitas pelayanan, dinyatakan dalam persen
b. Cara perhtungngan Utilisasi: Jumlah kunjungan/jumlah populasi x 100 %
c. Manfaat: Memberikan gambaran kualitas pelayanan dan Utilisasi tinggi menunjukkan: kualitas pelayanan
buruk atau derajat kesehatan peserta buruk
d. Penting untuk menghitung kapitasi
B. Kapitasi adalah perkalian utilisasi dan unit cost: Utilisasi x Unit cost
C. Unit Cost (biaya rata-rata per jenis layanan): Jumlah pemasukan untuk suatu layanan/jumlah kunjungan untuk layanan
dimaksud (diperoleh dari data keuangan)
D. Cara perhitungan yang lengkap: Total cost/out put
E. Total cost: Biaya investasi+ biaya operasional dan biaya pemeliharaan.
F. Efektivitas Biaya
a. Biaya untuk pelayanan kesehatan tidak ditentukan oleh mahal atau tidak
b. Yang lebih penting adalah efektivitas biaya
c. Biaya yang efektif adalah biaya minimal yang diperlukan untuk memberikan hasil pengobatan yang optimal
atau bahkan maksimal. Besarnya relatif.
d. Untuk itu SOP sangat diperlukan, karena audit hanya dapat dilakukan bila ada acuan.
e. Provider yang mampu memberikan biaya pelayanan yang efektif, maka pada jangka panjang akan
memberikan hasil yang baik.
f. Banyak pihak tertarik bekerjasama dengan provider yang mempunyai kemampuan tersebut
g. Bagi provider keuntungan akan diperoleh dari volume pelayanan (karena pengguna jasa menjadi lebih
banyak)Efektivitas Biaya
h. Salah satu contoh biaya pelayanan yang efektif adalah meningkatkan secara maksimal kemampuan DK
untuk melakukan tindakan medis sesuai standar yang berlaku
i. Dengan menekan rujukan berarti DK telah mengefektifkan biaya yang dikeluarkan oleh pasien atau penjamin
pelayanan (perusahaan atau asuransi)
j. Untuk mampu melakukan itu DK perlu melengkapi fasilitasnya dengan baik
G. Perhitungan Kapitasi
Bahan dan Cara:
DK harus mempunyai:
a. Data kunjungan (jumlah, pola usia, jenis kelamin, dll)
b. Pola Penyakit
c. Daftar tarif dan laporan keuangan yang rinci
d. Jenis layanan yang mampu dilakukan di praktik dokel
e. SOP
Ada 3 Cara Perhitungan sederhana
a. Pada start awal dengan memperhitungkn beaya langsung dan tidak langsung serta depresiasi.
b. Menggunakan biaya real
c. Menggunakan perkalian utilisasi dan unit cost

a. Pada start awal cara perhitungan kapitasi sebagai berikut:

KALKULASI
NO LANGKAH KETERANGAN
1 TH
1 Tentukan Unit layanan Setiap episode of care peserta yg datang ke PDKM  
    ditetapkan sebagais satu kunjungan  
Diasumsikan PDKM dengan 1 DK dibantu 1 perawat
2 Tentukan kapasitas dan 1 Health Care Assistant  
27
mampu memberikan pelayanan kepada 10.000 1
  produksi (kunjungan) setahun kunjungan/tahun 0,000
3 Kalkulasi Biaya Langsung    
Salary &benefit Dokter Keluarga permenit
Rp. 112.000.000/th dibagi 50 minggu dibagi 40 jam
perminggu dibagi 60 menit perjam  933
  Biaya Dr
    =Rp. 933/menit x 10 menit/kunjungan 9,330
Salary &benefit Perawat permenit
=Rp. 42.000.000 dibagi jt/Th dibagi50mg/th dibagi
40jam/minggu dibagi 60menit/jam 350
  Biaya perawat
    =Rp. 350/menitx 5 menit/kunjungan 1,750
Salary &benefit HCA permenit
=Rp 28.000.000/Th:50minggu/th:40jam/minggu
  Biaya Health Care Assistant Dibagi 60mnt/jam 233

  (HCA) =Rp. 233/menitx 5 menit/kunjungan 1,165


Obat, spuit, sarung tangan, linen,reagen, deinfektan
  Material habis pakai dll 5,000
17,24
  Total Biaya Langsung perkunjungan 5
Kalkulasi Biaya Tidak
4 langsung 1 tahun  
28,800
  Tempat Praktek Sewa gedung, listrik, air, telpon ,000
Stationary, barang cetakan, pemeliaharaan, 6,000
  Rumah Tangga Kantor kebersihan, dll ,000
4,800
  CME/CPD Seminar, langganan jurnal, iuran organisasi, dll ,000
15,000
  Salary &Benefit Adminstrator &office boy ,000
3,600
  Marketing Brosur, poster, boklet, leaflet, dll ,000
2,400
  Lain-lain   ,000
60,600,0
  Total biaya tidak langsung   00
1
  Jumlah Kunjungan Dari nomor 2 diatas 0,000
6,06
  Total biaya tidak langsung perkunjungan 0
Kalkulasi depresiasi dan
5 amortisasi    
50,000,0
  Nilai awal aset untuk praktik   00
10,000
  Nilai jual aset kedaluwarsa   ,000
40,000
  TOTAL   ,000
Estimasi jangka waktu
  penggunaan
  aset dalam tahun   10
28
1
  Basis alokasi Rasio terhadap jumlah kunjungan 0,000
40
  Total depresiasi perkunjungan 0
Nilai barang dan jasa untuk 40,000,0
  praktek   00
Estimasi jangka waktu 1
  pemanfaatan   0
10,00
  Basis alokasi Rasio terhadap jumlah kunjungan 0
40
  Total amortisasi perkunjungan 0
80
  Total depresiasi & amortisasi perkunjungan 0
Kalkulasi biaya
6 perkunjungan    
1
  Total dari 3 (Biaya Langsung)   7,245
Total dari 4 (Biaya tdk
  Langsung)   6,060
Total dari 5
  (Depresiasi&amor)   800
24,10
7 Kalkulasi biaya perkapita   5

  Jumlah peserta Jumlah peserta yang mampu dilayani oleh 1 DK 2,500

  Rata-rata kunjungan pertahun   4


Jumlah kunjungan peserta per 1
  thn   0,000
Biaya seluruh kunjungan per 241,050,0
  thn Rp.24.105x10.000 00
Biaya kapita perpeserta
  perbln Rp.241.050.000/2500/12 bulan 8,035
8,00
  DIBULATKAN Rp 0

b. Menggunakan biaya real rata-rata perbulan

PERHITUNGAN KAPITASI
N
o BIAYA -BIAYA Rp.
1 Jasa medik Dr 5,000,000
2 Gaji Perawat 1,900,000
3 Gaji Health care asistance/Adm 1,250,000
4 Jaminan sosial 1,800,000
5 Obat, spuit, sarung tangan, linen, 4,165,000
reagen, desinfektans, dll  
29
6 Sewa gedung, listrik, air, telpon 1,500,000
7 Stationary, barang cetakan, peme- 470,000
  liharaan, kebersihan dll  
8 CPD/CME(Seminar, langganan 400,000
  jurnal, iuran organisasi,dll)  
9 Office boy 300,000
10 Brosur, poster, leaflet, dll 300,000
11 Transport, promkes 2,650,000
12 Biaya depresiasi &amortisasi 665,000
13 Management fee 1,500,000
    21,900,000
Kapitasi per peserta perbulan Rp. 8760

c. Menggunakan utilisasi kali unit cost


Langkah perhitungan
a) Tentukan jenis layanan yang mampu dilakukan oleh Dokel
b) Hitung utilisasi untuk tiap jenis layanan
c) Hitung Unit cost untuk tiap jenis layanan
d) Kalikan setiap utilisasi dengan unit costnya
e) Jumlahkan nilai kapitasi per jenis layanan

Contoh Sebuah klinik/praktik DK yang buka 6 hari seminggu, mampu melakukan:


a) Konsultasi
b) Pemberian obat-obatan
c) Tindakan medis sederhana
d) Laboratorium sederhana
e) Promotif
Jumlah kunjungan untuk tiap layanan:
a) Konsultasi: 20 pasien/hari
b) Pemberian obat-obatan: 15 pasien/hari
c) Tindakan medis sederhana: 1 dalam 2 hari
d) Laboratorium sederhana: 1 pasien/hari
e) Promotif 2 kali sebulan

Utilisasi untuk tiap layanan perbulan:


a. Konsultasi: (20 x 25 hari/5000) x 100%= 10 %
b. Pemberian obat-obatan: (15 x 25/5000) x 100%= 7,5 %
c. Tindakan medis sederhana: (0,5 x 25/5000) x 100%= 0,25%
d. Laboratorium sederhana: (1x25/5000) x 100%= 0,5%
e. Promosi kesehatan: 2/5000x100%= 0,04 %

Unit cost untuk tiap layanan:


a. Konsultasi: rata-rata Rp. 50.000/kunj
b. Pemberian obat-obatan: Rp. 30.000/ resep
c. Tindakan medis sederhana: Rp. 75.000/tind
d. Laboratorium sederhana: Rp. 25.000/paket
e. Promosi kesehatan Rp. 200.000/paket
30
Maka Kapitasinya adalah:
No Jenis Pelayanan Angka utilisasi (%) Unit cost Angka
kapitasi (RP)

1 Konsultasi 10 50.000 5000


2 Obat 7,5 30.000 2250
3 Tindakan Medis 0,25 75.000 187,5
4 Laboratorium sederhana 0,5 25.000 125
5 Promosi kes 0,0004 200.000 80
Kapitasi 7642,5
Dibulatkan 7650,-

PENILAIAN KETRAMPILAN
Nama :
No mahasiswa :
No ASPEK YANG DINILAI Hasil penilaian

0 1 2
I Mahasiswa mampu menghitung utilisasi
II Mahasiswa mampu menghitung unt cost
III Mahasiswa mampu menghitung kapitasi partial untuk bahan
negosiasi dengan Badan Penyelenggara JPK
IV Mahasiswa mampu menghitung kapitasi penuh untuk bahan
negosiasi dengan Badan Penyelenggara JPK
TOTAL

Keterangan :
0 = tidak dilakukan
1 = dilakukan tetapi kurang sempurna
2= dilakukan dengan sempurna

Batas lulus 75% , 75 %x 8= 6

SOAL: Perhitungan kapitasi Praktik dokter keluarga

1. Dr. Bermutu adalah seorang dokter keluarga ingin merancang klinik dokter keluarga mandiri dan dia ingin mengajukan
proposal untuk mengajukan permohonan nilai kapitasi untuk praktik dokter keluarga mandiri (solo). Jumlah mitra yang
dilayani 2500 orang. Diasumsikan dr Bermutu memberikan pelayanan pada kliennya 7.200 kunjungan pertahun.. Dr.
Bermutu memperkerjakan 1 perawat dan 1 tenaga asisten. Dengan asumsi produktifitas bekerja 50 minggu/tahun, 40
jam/minggu, dan 60 menit perjam. Waktu pelayanan per klien oleh dokter 10 menit, perawat 5 menit dan asisten 5 menit.
Biaya riil yang dikeluarkan sebagai berikut:
a. Jasa dan benefit untuk dokter diharapkan Rp.72.000.000 per tahun
b. honor untuk perawat Rp36.000.000 per tahun
c. Honor untuk administrasi Rp.24.000.000 per tahun
d. Bahan Habis pakai (BHP): Obat, spuit, sarung tangan, linen,reagen, deinfektan dll Rp.400.000/bulan
e. Biaya obat dan Bahan habis Pakai (BHP) 4.500.000/bulan
f. Biaya Laboratorium dasar dan rutin Rp. 4.000 per kunjungan
31
g. Biaya penunjang diagnostic (poto polos, EKG, USG) Rp. 1.600 per kunjungan
h. Biaya peresepan obat Rp. 11.600 per kunjungan
i. Biaya untuk sewa gedung ,listrik, telpon air Rp.28.000.000/tahun
j. ATK seperti Stationary, barang cetakan, pemeliharaan, kebersihan, dll Rp . 6.000.000/tahun
k. Biaya CPD: Seminar, langganan jurnal, iuran organisasi, dll Rp. 4.800.000/tahun
l. Biaya promosi: pengadaan brosur, poster, leaflet dan booklet Rp. 3.600.000/tahun
m. Transpor penyuluhan/home visit Rp. 2.500.000 per tahun
n. biaya lain-lain depresiasi amoratisasi Rp. 600.000 per bulan
o. Salary & benefit untuk administrator dan office boy 15.000.000/tahun

Hitunglah kapitasi perbulan untuk 2 500 jiwa yang akan dikontraknya dengan Bapel BPJS.

2. dr. Bermutu, setelah menjalani Praktik dokter keluarga mandiri selama 2 tahun ingin mengajukan permohonan
penyesuian nilai kapitasi berdasarkan utilisasi tahun 2012. Jumlah mitra yang dilayani masih tetap 2500 orang. Data
perkiraan kunjungan dan tariff dalam 1 tahun di tahun 2013 , dengan asumsi kenaikan 10 % dari data dan harga tahun
2012, sbb:
Tarif perkunjungan
Produk layan Kunjungan (Rp)
Konsultasi 30/hari 50.000
Obat-obatan 20/hari 30.000
Tindakan medis 1tindakan / 2hari 75.000
Pemeriksaan balita 1/2 hari 10.000
KB 1/10 hari 20.000
Edukasi 1/3 hari 5.000
Prenatal care 1 /5 hari 10.000
Penunjang diagnostic 1 tindakan/2 hari 20.000

a. Berapa angka utulisasi Praktik Klinik dokter keluarga tahun 2013 (Gunakan Form 1)
b. Hitunglah berapa biaya kapitasi diusulkan ke Bapel BJJS /Perusahaan asuransi untuk tahun 2013(Gunakan Form 2
Kapitasi)!
c. Hitunglah berapa biaya kapitasi (sebagian) untuk jasa medic saja, (sedangkan yang lain oleh mitra kerja: misalny
apotik) diusulkan ke Bapel BPJS/Perusahaan asuransi tahun 2013(Tetap Gunakan Form 2_Kapitasi)!
d. Berapa premi untuk kapitasi penuh rawat jelan tingkat pertama/layanan primer, bila Bapel BPJS/asuransi menetapkan
margin sebesar 20% untuk menutupi biaya operasional dan keuntungan yang diharapkan sebesar 20 %.(Gunakan
Form 3_premi)?

3. Dokter keluarga hanya melayani 1500 peserta yang membayar kapitasi jasa medic Rp. 15.000/ kapita/bulan dan sisa
waktunya ia gunakan untuk melayani kunjungan dengan pembaran secara fee for services (FFS) sebesar
Rp.25.000/kunjungan. Kapasitas ideal seorang dokter keluarg a adalah 10.000 kunjungan pertahun. Rata-rata kunjungan
per orang 4 kali/tahun Berapa estimasi potensi pendapatan dokter Bermutu perbulan.(Form 4)
Skill Lab 2
Perhitungan kapitasi Praktik dan kinerja praktik (FKTP)
1). Dr. Selamat adalah seorang dokter keluarga ingin merancang praktik dokter/dokter keluarga mandiri
dan dia ingin mengajukan proposal untuk mengajukan permohonan nilai kapitasi untuk praktik
dokter.dokter keluarga mandiri (solo). Jumlah mitra yang dilayani 2500 orang. Diasumsikan dr Selamet
memberikan pelayanan 7500 kunjungan pertahun. Dr. Selamat memperkerjakan 1 perawat dan 1 tenaga
asisten. Dengan bekerja 50 minggu/tahun, 40 jam/minggu. Biaya-biaya yang diperhitungkan dr Bermutu
adalah sebagai berikut:
Biaya Langsung perkunjungan
 Jasa untuk dokter diharapkan Rp.9000.000/bulan,
 honor untuk perawat Rp3,500.000/bulan

32
 Health Care Asisten Rp.2000.000/bulan.
 BHP: Obat, spuit, sarung tangan, linen,reagen, desinfektan dll Rp 5500/kunjungan,
 Laboratorium dasar Rp.4000 perkunjungan
 Penunjang diagnostik Rp.1.600 perkunjungan
 Obat peresepan Rp.11.600 per kunjungan
Biaya Tidak Langsung pertahun
 Selama 1 tahun biaya untuk sewa gedung ,listrik, telpon air Rp.28.800.000,0,
 Rumah tangga dan kantor (Stationary, barang cetakan, pemeliharaan, kebersihan) dll
Rp . 6.000.000,0 , 1 tahun
 Biaya Continuing Profesioanl Development (CPD) berupa Seminar, workshop, langganan jurnal dll
Rp. 4.500.000,0, per tahun
 Baya Marketing: pengadaan brosur, poster, leaflet dan booklet Rp. 3.600.000,0 /tahun
 Biaya Adminstrator &office boy Rp. 15.000.000,0 per tahun dan
 Biaya lain-lain Rp. 2.400.000,/tahun

Biaya investasi awal dan depresiasi dan amortisasi


 Biaya aset/investasi awal Rp.50.000.000/tahun
 Nilai jual aset kedaluarsa Rp.10.000.000.
 Total Nilai asset- nilai jual kedaluarsa= Rp.40.000.000,0/tahun,
 Estimasi jangka waktu pengggunaan asset dalam 10 tahun, ratio terhadap jumlah kunjungan
7.500
 Nilai barang dan jasa untuk praktik Rp.20.000.000,/tahun
 Estimasi waktu pemanfaatan investasi 10 tahun, jumlah kunjungan 7.500

Pertanyaan:
a. Hitunglah berapa biaya kapitasi untuk 2500 orang perbulan Fasilitas Rawat jalan tingkat pertama
diusulkan ke BPJS/ perusahaan asuransi?
b. Bila jasa dokter diharapkan Rp. 10.000.000 per bulan, biaya obat, materi habis pakai disesuaikan
menjadi Rp.6600 perkunjungan, biaya lain tetap berapa kapitasi diusulkan perbulan?

2) dr. Selamat, setelah menjalani Praktik dokter keluarga mandiri selama 2 tahun ingin mengajukan
permohonan penyesuian nilai kapitasi berdasarkan utilisasi tahun 2015. Jumlah mitra yang dilayani masih
tetap 2500 orang.
Data perkiraan kunjungan dan tariff dalam 1 tahun di tahun 2016 (dengan asumsi kenaikan 10 % dari
data dan harga tahun 2015) sbb:
Produk layan Kunjungan Tarif perkunjungan (Rp)
Konsultasi 30/hari 16.500
Obat-obatan 20/hari 30.000
1tindakan /
Tindakan medis 2hari 75.000
Pemeriksaan balita 1/2 hari 10.000
KB 1/10 hari 20.000
Edukasi 1/3 hari 5.000
Prenatal care 1 /5 hari 10.000

33
1 tindakan/2
Penunjang diagnostic hari 20.000

e. Berapa angka utilisasi Praktik Klinik dokter keluarga tahun 2016 (Gunakan Form 1)
f. Hitunglah berapa biaya kapitasi diusulkan ke Bapel BPJS /Perusahaan asuransi untuk tahun
2016(Gunakan Form 2 Kapitasi)!
g. Hitunglah berapa biaya kapitasi (sebagian) untuk jasa medic saja, (sedangkan yang lain oleh mitra
kerja: misalnya apotik) diusulkan ke Bapel BPJS/Perusahaan asuransi tahun 2016 (Gunakan Form
2_Kapitasi)!
h. Berapa premi untuk kapitasi rawat jelan tingkat pertama/layanan primer, bila Bapel BPJS/asuransi
menetapkan margin sebesar 20% untuk menutupi biaya operasional dan keuntungan (Gunakan
Form 3_premi)?
i. Bila negosisiasi lewat Asosiasi FKTP dengan Badan Penyelenggara belum berhasil, bagaimana dr
Selamat mengendalikan biaya tanpa mengurangi mutu pelayanan?

3. Dokter keluarga hanya melayani 1000 peserta yang dibayar kapitasi Rp. 8.000/ kapita/bulan dan
sisa waktunya ia gunakan untuk melayani kunjungan dengan pembayaran secara fee for services
(FFS) sebesar Rp.50.000/kunjungan, obat diberikan resep ke apotik. Kapasitas ideal seorang dokter
keluarga adalah 7.500 kunjungan pertahun. Rata-rata kunjungan per orang 3 kali/tahun
a. Berapa estimasi potensi pendapatan dokter Selamat perbulan.(Form 4).
b. Berapa kapasitas kunjungan perbulan dan per hari dari pasien umum secara fee for services?

4. STANDAR PEMBAYARAN KAPITASI (Gunakan Template form 5 dan form Formula pada
excell)
Klinik Pratama Berkah sebagai Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) telah bekerjasama
dengan BPJS kesehatan. Ada tiga indikator kinerja di FKTP dengan standar sbb:
Standar/indicator kinerja
Nama indikator Target Indikator

Angka Kontak ≥150 per 1000


Rasio Rujukan Non ≤2%
spesialis (RRNS)
Rasio peserta Prolanis ≥ 5%
terkendali (RPPT)

Kasus:
Klnik pratama Berkah telah bekerjasama dengan BPJSK dengan jumlah peserta 5000 jiwa, telah
melayani peserta BPJSK pada bulan Oktober 2019 sebagai berikut:
Penyuluhan 40
Imunisasi 10
Pembinaan Posbindu 27
Senam 24
Kunjungan sehat 858
Ibu hamil 27

34
Konsultasi dan terapi 670

Rujukan non spesialis 10


Rujukan puskesmas 1 bulan 199

Peserta Prolanis DM yg
terkendali 10
Peserta Prolanis DM terdaftar 90
Peserta Prolanis Hipertensi (HT)
terkendali 20
Peserta Prolanis HT terdaftar
101
Berdasarkan kinerjanya, berapa % kah pembayaran kapitasi yang akan dibayarkan oleh BPJS Cabang
kota X pada bulan berikutnya?

6. MENGHITUNG DOR (Gunakan Template form 6, PADA ms Excell)


Doctor Occcupancy Rate (DOR)atau Angka Okupansi Dokter Jumlah kunjungan ke dokter dalam satu
periode dibagi kapasitas dokter dalam periode yang sama (biasanya perhari, perbulan, pertahun)
Kapsitas dokter sesuai ketentuan yang berlaku. Full Time Equivalens (1 FTE) dengan peserta 2500 orang,
dokter dapat melayanai kunjungan 6000 pertahun, 600 perbulan, dan 32 kunjungan perhari.
Kasus:
Dokter Budi bekerja sebagai dokter praktik Mandiri dan bekerjasama dengan BPPJS K. Kunjungan hari
ini baik kunjungan sakit atau sehat 15 orang, bulan yang lalu 376 kunjungan dan 1 tahun yang lalu ada
4500 kunjungan,
Berapa Doctor Occcupancy Rate (Angka Okupansi Dokter) 1 hari, 1 bulan dan 1 tahun? Dan apa
interpretasi anda? Dan tulis apa kemungkinan penyebabnya?

7. Merancang Biaya Praktik dan biaya hidup Praktik dokter keluarga Mandiri (PDKM) selama 1
bulan kedepan, Gunakan Templat Form 7 padda excell
Dr Renstra praktik dokter keluarga mandiri telah bekerjasama dengan BPJS K, jumlah peserta 2500
orang, kapitasi perbulan Rp, 31.370.000 atau Rp 12.548 perkapita, buat Rencana biaya praktik dan biaya
hidup 1 bulan ke depan. Pada Form 7 juga terdapat rincian biaya start up (berwarna kuning ). Dalam
rancangan biaya praktik, unit cost bisa anda sesuaikan.
Berapa jenis items yg harus dibiayai? Dan items yang mana yg persentasenya relative besar? Berapakah
Nilai capaian kinerja FKTP tsb diharapkan agar pembayaran kapitasi bulan depan tetap 100%?

LKK 3 BLOK 23: PENGISIAN REKAM MEDIK PELAYANAN DOKTER KELUARGA

A. SASARAN PEMBELAJARAN
Setelah kegiatan ini diharapkan mahasiswa mampu:
1. Mampu mengisi status umum pasien dengan lengkap dan benar.
2. Mampu mengisi status khusus pasien dengan lengkap dan benar.

35
B. PELAKSANAAN
1. PANDUAN BELAJAR
1.1 Landasan Teori
Rekam medik adalah keterangan baik yang tertulis maupun terekam tentang identitas, anamnesa,
penentuan fisik, laboratorium, diagnosa segala penyakit, dan tindakan medik yang diberikan kepada pasien dan
pengobatan baik yang dirawat inap, rawat jalan maupun yang mendapatkan pelayanan gawat darurat. Menurut
Undang-Undang Praktik Kedokteran, rekam medik adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen tentang
identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.
Sedangkan menurut Permenkes No.269a/Menkes/Per/XII/2008, rekam medik adalah berkas yang berisikan
catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain kepada
pasien pada sarana pelayanan kesehatan.
Bentuk rekam medik pelayanan dokter keluarga yaitu:
1. Berkas Keluarga (Family Folder/FF), merupakan kumpulan RM dari masing-masing anggota keluarga,
yang disimpan menurut nomor urut atau huruf pertama nama kepala keluarga (KK).
2. Buku Kesehatan Keluarga, merupakan suatu RM berbentuk buku, dipakai bersama oleh semua anggota
keluarga.

Isi rekam medik pelayaan dokter keluarga terbagi menjadi dua, yaitu:
1. Keterangan tentang Data Dasar Keluarga(Data Base/ Family Profile)
a. Data demografi setiap anggota keluarga
b. Riwayat kesehatan setiap anggota keluarga
c. Data biologis setiap anggota keluarga
d. Keterangan tentang tindakan pencegahanpenyakit setiap anggota keluarga
e. Data tentang pelbagai faktor resiko setiapanggota keluarga
f. Data kesehatan lingkungan rumah
g. Struktur keluarga
h. Fungsi keluarga & pelaksanaannya

2. Keterangan tentang Data Klinik(Clinical Data), terdiri dari:


a. Tanggal kedatangan
b. Keluhan dari masalah kesehatan yang dihadapi
c. Jenis dan hasil pemeriksaan fisik yang dilakukan
d. Jenis dan hasil pemeriksaan penunjang yang dilakukan
e. Masalah kesehatan yang ditemukan (diagnosis)
f. Rencana pengobatan dan tindakan medik yang dilakukan
g. Kemajuan dari pengobatan dan tindakan medik yang dilakukan tersebut

1.2 Media Pembelajaran


1. Penuntun LKK 3 Blok 23 FK UMP
2. Formulir Rekam Medik dokter keluarga
3. Skenario kasus
4. ICD-X (daftar diagnosis penyakit)

1.3 LangkahKerja
1. Mahasiswa diminta membaca dan memahami skenario yang telah dibagikan.
2. Mahasiswa diminta mengisi formulir rekam medik berdasarkan informasi dari skenario.

36
3. Mahasiswa diminta membuat laporan kelompok mengenai hasil pengisian rekam medik.

Skenario:
1. Nn.R, 23 tahun, datang dengan keluhan sesak nafas disertai mengi sejak 4 jam yang lalu. Sebelumnya
Nn.R sudah pernah merasakan keluhan yang sama, dan dibawa berobat keluhan hilang, namun keluhan
timbul kembali jika udara dingin. Nn. R memiliki 2 orang saudara yang berusia 15 dan 18 tahun. Orang
tuanya berusia 50 tahun dan 55 tahun. Ibu dan kakak Nn.R memiliki riwayat alergi debu, oleh karena itu
didalam rumah mereka tidak menggunakan karpet. Nn. R tinggal pada lingkungan padat penduduk.
Dokter mencurigai Nn. R menderita Asma Bronkhial. sehingga diberikan tindakan terapi inhalasi dengan
nebulisasi dan keluhan membaik. Setelah membaik Nn.R diharapkan datang kembali seminggu kemudian
dan direncanakan untuk dilakukan tes alergi serta spirometri.

Buatlah rekam medik pelayanan dokter keluarga sesuai kasus diatas?

LKK 4 BLOK 23: Menulis Resep 1 (Formula Pre Compound: Resep Tunggal)
A. SASARAN PEMBELAJARAN
Setelah kegiatan ini mahasiswa diharapkan mampu:
1. Menerapkan prinsip penulisan resep

37
2. Menjelaskan komponen-komponen dalam sebuah resep
3. Melakukan cara penulisan resep tunggal (formula pre compound) dengan benar(tepat dosis, bentuk sediaan, cara
pemberian dan lama pemberian obat), jelas dan lengkap

B. PELAKSANAAN
I. Landasan Teori
Resep adalah permintaan tertulis dari prescriber/penulis resep (dokter, dokter gigi, dokter hewan) kepada
dispenser/pembaca resep (apoteker pengelola apotik, asisten apoteker) untuk menyediakan dan menyerahkan obat bagi
penderita sesuai peraturan perundangan yang berlaku. (Permenkes No 919/Menkes/Per/X/199)
Penulisan resep didasarkan pada serangkaian langkah-langkah rasional berikut:1) membuat diagnosis yang tepat;
2) mempertimbangkan patofisiologi dari diagnosis; 3) memilih tujuan terapeutik yang spesifik; 4) memilih obat pilihan
(drug of choice); 5) menentukan dosis yang tepat; 6) menyusun rencana untuk pemantauan aksi obat; 7) merencanakan
program edukasi pasien.
Resep harus ditulis dengan jelas, lengkap dan tidak mudah dihapus sehingga dapat menghindari adanya salah
perepsi. Kegagalan komunikasi dan salah interpretasi antara prescriber dan dispenser merupakan salah satu faktor
penyebab timbulnya kesalahan medikasi (medication error) yang dapat berakibat fatal bagi penderita.
Contoh kejadian kesalahan medikasi antara lain pemberian obat yang tidak tepat, dosis yang salah dan kesalahan
rute pemberian. Penyebab terjadinya kesalahan medikasi adalah salah interpretasi antara prescriber dan dispenser dalam
mengartikan resep. Misalnya tulisan tidak jelas terutama jika nama obat hampir sama, penulisan angka desimal dalam
resep, penggunaan singkatan yang tidak baku serta penulisan aturan pakai yang tidak lengkap.
Tidak ada standar global untuk pembuatan resep, setiap negara mempunyai peraturan masing-masing. Di
Indonesia Kepmenkes No.280/Menkes/SK/V/1984 menyebutkan bahwa pada resep harus dicantumkan:
1. Nama dan alamat penulis resep serta nomor izin praktek
2. Tanggal penulisan resep
3. Tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan resep
4. Informasi tentang obat yang mencakup nama obat dan kekuatan atau konsentrasi serta bentuk
sediaan yang dikehendaki
5. Tanda tangan atau paraf penulis resep
6. Nama, umur, dan alamat pemilik resep
Berdasarkan cara peracikan obat, resep dibagi atas formula magistralis dan formula officinalis. Resep formula
magistralis atau resep racikan merupakan resep yang berisi obat/campuran obat yang disusun sendiri oleh dokter
sedangkan resep officinalis merupakan resep yang berisi obat/campuran obat dalam bentuk sediaan standar.

Komponen resep

Inscriptio
 Nama dokter, nomor SIP, alamat/telp/HP/kota/tempat
 Tanggal penulisan resep

Invocatio
 Permintaan tertulis dokter “R/” (recipe) artinya ambilah atau berikanlah.
R/ dituliskan pada bagian kiri setiap penulisan resep
Prescriptio/Ordonatio
 Nama obat dan jumlah serta bentuk sediaan yang diinginkan
 Sangat direkomendasikan untuk menuliskan obat dengan nama generik.
 Tata Nama
− Huruf permulaan ditulis dengan huruf besar, juga yang terdiri dari 2 atau lebih
• R/ Asetosal
• R/ Efedrini Hidroklorisi
• R/ Oleum Jecorus Aselli
Kecuali huruf berikut, sebagai sifat keterangan atau sebagai pereaksi
• R/ Sulfur praecipitatum
• R/ Aqua destilata
− Nama sediaan farmasi ditulis dibelakang nama obat atau bahan obat
• R/ Parasetamol syrup
Kecuali Sera dan Vaksin :
38
• R/ Serum Antitoxicum Diphtheriae
• R/ Vaccinum Poliomyelitis
− Sediaan berupa larutan dalam air
• R/ Sol. Acidi Borici
 Berapa banyak (misalnya miligram), bentuk sediaan (misalnya tablet, kapsul,
supositoria).
Singkatan yang diterima secara internasional antara lain g: gram; ml:mililiter. Hindari
desimal, tulis kata dalam bentuk utuh untuk menghindari misunderstanding. Contoh:
Levothyroxin 50 mikrogram bukan 0,050 miligram atau 50 μg.

Signatura
 Tanda cara pakai, regimen dosis pemberian, rute dan interval waktu pemberian
 Interval pemberian
Contoh:
b.d.d… (2 dd…) = bis de die = 2 kali sehari
o.4.h. = omni cuatuor hora = setiap ¼ jam
 Saat pemberian
Contoh:
a.c. = ante coenam = sebelum makan
p.c. = post coenam = sesudah makan
½ h.p.c. = semi hora post coenam = ½ jam sesudah makan
 Teknik cara pakai
Contoh:
part dol.applie = part dolente applicatum = oleskan pada tempat yang sakit
ext. cres = oleskan tebal
 Cara pakai khusus (dapat dipakai bahasa Indonesia)
Contoh
• Pagi 2 kap.
Siang 1 kap.
Malam 2 kap.
• Penurunan dosis / “Tappering off”
hari I – IV 3 d.d. tab. 2
hari IV – VII 3 d.d. tab. I
hari VII – X 3 d.d. tab. ½
• Lain – lain :
3 d.d. tab. I (selama 10 hari)
p.r.n. 1-2 d.d. tab. I = pro renata = bila perlu

Subcriptio
 Tanda tangan atau paraf dokter penulis resep
Berguna sebagai legalitas dan keabsahan resep tersebut

Pro (diperuntukkan)
 Nama, umur, dan alamat pasien

Data-data di atas adalah pokok dari sebuah resep, informasi lain dapat ditambahkan. Misalnya
Istilah resep yang dibuat segera
P.I.M. = periculum in mora (berbahaya jika ditunda)
Stat. = statim (segera)
Cito = segera

Resep yang dapat diambil ulang


Iter = Iteratur = diulang. Iter 1x
39
Resep yang tidak dapat diulang
n. i. = Neiteratur

Contoh resep formula officinalis


dr. Ahmad Umar
SIP No. 111/SIPD/2016
Jl. Banten No 1 Palembang
0711 123456

Palembang, 21 November 2016

R/ Asam mefenamatl tab 500 mg No. X


S.p.r.n.t.d.d. tab. 1 p.c.

Pro : Tn. Joni


Umur : 25 tahun
Alamat : Jl. Banten 2 Palembang

Media Pembelajaran
Penuntun LKK 4 Blok 23 FK UMP
Ruang periksa dokter
Kertas resep
DOEN 2013
FORNAS 2016

II. Langkah Kerja


1. Mahasiswa diberikan pengarahan mengenai penulisan resep.
2. Mahasiswa dibagi menjadi beberapa kelompok kecil di ruangan yang berbeda.
3. Setiap kelompok dipandu oleh 1 pembimbing.
4. Mahasiswa akan diberikan skenario.
5. Mahasiswa membuat resep sesuai dengan skenario yang diberikan dengan jelas dan lengkap
Contoh skenario
Skenario 1
Wanita 40 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan nyeri saat buang air kecil sejak 6 hari yang lalu dan disertai
demam hilang timbul, pemeriksaan darah leukositosis, dan pada urinalisis menunjukkan leukosit urin meningkat.
Dokter lalu memberikan ciprofloksasin tablet 500 mg setiap 12 jam selama 7 hari dan parasetamol jika demam
atau nyeri maksimal 4 kali sehari.
Bagaimana penulisan resep kasus diatas?
Skenario 2
Tn A 50 datang ke dokter keluarga untuk kontrol ulang karena menderita darah tinggi. Tn A tidak memiliki keluhan.
Lalu dokter memberikan obat seperti biasanya untuk 1 bulan kedepan yaitu captopril tab 25 mg dua kali sehari dan
hidrocholrotiazid 12,5 mg satukali sehari. Bagaimana penulisan resepnya?
Skenario 3
Tn B 25 tahun datang ke dokter karena tertusuk paku. Dokter melakukan cross insisi. Sebelum memulangkan pasien,
dokter juga mau memberikan suntikan ATS untuk profilaksis tetanus. Dokter menuliskan resep 1 ampul ATS. Bagaimana
dokter menulis resep tersebut?
Skenario 4
An X mengeluh kedua matanya merah dan mengeluarkan kotoran setiap bangun pagi sejak 7 hari yang lalu. Pasien juga
sering mengucek matanya. Dokter ingin memberikan obat tetes mata chloramfenikol 0.5% 2 tetes setiap 4 jam pada mata
kiri dan kanan. Tuliskan bagaimana resepnya?

40
LKK 5 BLOK 23: Menulis Resep 2 (Formula Compound: Resep Racikan)
A. SASARAN PEMBELAJARAN
Setelah kegiatan ini mahasiswa diharapkan mampu:
1. Menerapkan prinsip penulisan penulisan resep
2. Menjelaskan komponen-komponen dalam sebuah resep
3. Melakukan cara penulisan resep racikan (formula compound) dengan jelas dan lengkap

B. PELAKSANAAN
I. Landasan Teori
Resep adalah permintaan tertulis dari prescriber/penulis resep (dokter, dokter gigi, dokter hewan) kepada
dispenser/pembaca resep (apoteker pengelola apotik, asisten apoteker) untuk menyediakan dan menyerahkan obat bagi
penderita sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. (Permenkes No 919/Menkes/Per/X/199). Resep harus
ditulis dengan jelas, lengkap dan tidak mudah dihapus sehingga dapat menghindari adanya salah perepsi.
Penulisan resep didasarkan pada serangkaian langkah-langkah rasional berikut:1) membuat diagnosis yang
tepat; 2) mempertimbangkan patofisiologi dari diagnosis; 3) memilih tujuan terapeutik yang spesifik; 4) memilih obat
pilihan (drug of choice); 5) menentukan dosis yang tepat; 6) menyusun rencana untuk pemantauan aksi obat; 7)
merencanakan program edukasi pasien
Kepmenkes No. 280/Menkes/SK/V/1984 menyebutkan bahwa pada resep harus dicantumkan:
1.Nama dan alamat penulis resep serta nomor izin praktek
2.Tanggal penulisan resep
3.Tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan resep
4.Informasi tentang obat yang mencakup nama obat dan kekuatan atau konsentrasi serta bentuk sediaan yang
dikehendaki
5.Tanda tangan atau paraf penulis resep
6.Nama, umur, dan alamat pemilik resep

Berdasarkan cara peracikan obat, resep dibagi atas formula magistralis dan formula officinalis. Resep
formula magistralis atau resep racikan merupakan resep yang berisi obat/campuran obat yang disusun sendiri oleh
dokter sedangkan resep officinalis merupakan resep yang berisi obat/campuran obat dalam bentuk sediaan standar.
Pada formula magistralis sebaiknya memenuhi syarat berikut:
1.Bukan antimikroba
2.Interval pemberian obat harus sama
3.Lama hari pemberian hampir sama
4.Tidak terjadi interaksi yang berarti
5.Terurai pada bagian sama di saluran cerna

Komponen Resep

Inscriptio
 Nama dokter, nomor SIP, alamat/telp/HP/kota/tempat
 Tanggal penulisan resep

Invocatio
 Permintaan tertulis dokter “R/” (recipe) artinya ambilah atau berikanlah.
R/ dituliskan pada bagian kiri setiap penulisan resep

Prescriptio/Ordonatio
 Nama obat dan jumlah serta bentuk sediaan yang diinginkan
 Sangat direkomendasikan untuk menuliskan obat dengan nama generik.
 Tata Nama
− Huruf permulaan ditulis dengan huruf besar, juga yang terdiri dari 2 atau lebih
• R/ Asetosal
• R/ Efedrini Hidroklorisi
• R/ Oleum Jecorus Aselli
Kecuali huruf berikut, sebagai sifat keterangan atau sebagai pereaksi

41
• R/ Sulfur praecipitatum
• R/ Aqua destilata
− Nama sediaan farmasi ditulis dibelakang nama obat atau bahan obat
• R/ Parasetamol syrup
Kecuali Sera dan Vaksin :
• R/ Serum Antitoxicum Diphtheriae
• R/ Vaccinum Poliomyelitis
− Sediaan berupa larutan dalam air
• R/ Sol. Acidi Borici
 Berapa banyak (misalnya miligram), bentuk sediaan (misalnya tablet, kapsul,
supositoria).
Singkatan yang diterima secara internasional antara lain g: gram; ml:mililiter. Hindari
desimal, tulis kata dalam bentuk utuh untuk menghindari misunderstanding. Contoh:
Levothyroxin 50 mikrogram bukan 0,050 miligram atau 50 μg.
 Perintah pembuatan bentuk sediaan obat yang dikehendaki
Gunakan hanya singkatan baku/standar yang dapat diketahui apoteker
Misalnya
m.f. pulv. No. XX
® campur dan buatlah serbuk sebanyak 20 bungkus
m.f. pulv. d.t.d. No. X
® campur dan buatlah serbuk dengan takaran masing-masing sesuai di atas
sebanyak 10 bungkus
m.f. ung. 20
® campur dan buatlah salep sebanyak 20 gram
M.D.S. gutt. auric.
® campur dan tandailah obat tetes telinga

Signatura
 Tanda cara pakai, regimen dosis pemberian, rute dan interval waktu pemberian
 Interval pemberian
Contoh:
b.d.d… (2 dd…) = bis de die = 2 kali sehari
o.4.h. = omni cuatuor hora = setiap ¼ jam
 Saat pemberian
Contoh:
a.c. = ante coenam = sebelum makan
p.c. = post coenam = sesudah makan
½ h.p.c. = semi hora post coenam = ½ jam sesudah makan
 Teknik cara pakai
Contoh:
part dol.applie = part dolente applicatum = oleskan pada tempat yang sakit
ext. cres = oleskan tebal
 Cara pakai khusus (dapat dipakai bahasa Indonesia)
Contoh
• Pagi 2 kap.
Siang 1 kap.
Malam 2 kap.
• p.r.n. 1-2 d.d. cap. I = pro renata = bila perlu

Subcriptio
 Tanda tangan atau paraf dokter penulis resep
Berguna sebagai legalitas dan keabsahan resep tersebut

42
Pro (diperuntukkan)
 Nama, umur, dan alamat pasien

Data-data di atas adalah pokok dari sebuah resep, informasi lain dapat ditambahkan.

Contoh resep formula magistralis


dr. Abu Ahmad
SIP No. 222/SIPD/2016
Jl. Banten No 1 Palembang
0711 111111

Palembang, 21 November 2016

R/ Metampiron 500 mg
Diazepam 2 mg
Kafein 50 mg
S.L. q.s
m.f.pulv.dtd.No.X da in cap
S.t.d.d. cap. 1 p.c.

Pro : Ny. Sasa


Umur :50 tahun
Alamat : Jl. Banten 2 Palembang

II. Media Pembelajaran


1. Penuntun LKK 5 Blok 23 FK UMP
2. Ruang periksa dokter
3. Kertas resep
4. DOEN 2013
5. FORNAS 2016

III.Langkah Kerja
1. Mahasiswa diberikan pengarahan mengenai penulisan resep.
2. Mahasiswa dibagi menjadi beberapa kelompok kecil di ruangan yang berbeda.
3. Setiap kelompok dipandu oleh 1 pembimbing.
4. Mahasiswa akan diberikan skenario.
5. Mahasiswa membuat resep sesuai dengan skenario yang diberikan dengan jelas dan lengkap

Skenario 1
Tn T mengeluh sakit kepala sebelah. Setelah melakukan anamnesis dan pemeriksaan dokter mendiagnosis Tn T menderita
migrein dan ingin memberikan obat racikan berupa parasetamol 500 mg dan kafein 50 mg yang dibuat dalam bentuk
kapsul dan diminum 3 kali sehari. Bagaimana penulisan resepnya?

Skenario 2
Seno, seorang laki-laki, berusia 4 tahun (BB 15kg) didiagnosis menderita ISPA dan direncanakan akan diberikan obat
puyer yang terdiri dari parasetamol, ambroksol, dan chlorpheniramine maleate. Buatlah resepnya

43
ISTILAH – ISTILAH DALAM RESEP
Singkatan singkatan resep
a, aa ,xxx ana Dari masing-masing
a. c. Ante coenam Sebelum makan
ad in lag.gutt. Ad in lagenam guttatorium Dalam botol tetes
ad. part. dolent. Ad partes dolantes Di tempat yang sakit
ad us.ext. (a.u.e) Ad usus externum Untuk pemakaian luar
ad.us.int. (a.u.i) Ad usus internum Untuk pemakaian dalam
ad usus prop. Ad usus propium Untuk pemakaian sendiri
add, ad. Adde Tambahkan
ag it. Agits, agitetur Kocok, hendaknya dkocok
agit.a.sum. Agita ante sumendum Kocok sebelum dipakai
alt.dieb. Ateris diebus Sesudah sehari, setiap dua hari
a.d. Auris dextra Telinga kanan
a.l. Auris laeva Telinga kiri
b.d.d.c. Bis de die cochlear Dua kali sehari satu sendok
makan
b.i.d. Bis in die Dua kali sehari
c.c ( coch. cib) Cochlear cibarum Sendok makan
c.th. Cochlear thea Sendok teh
d.c. Durante coenam Sementara makan
d.t.d. Da tales dosis Dengan dosis demikian
da, det. Da , detur Berikan
f.l.a. Fac lege artis Buatlah menurut keahlian
gtt. Guttata Tetes
h.d Hora decubitus Jam tidur
h.m Hora matutima Pagi hari
haust. Haustus Sekali tegyuk, minum sekaligus.
in.d In dies Sehari, dalam sehari
In.lag.ben.obt In lagena bene obturata Dalam botol tertutup rapat
i.m.m In manus medici Serahkan ke dokter
inmitt, in. lag Inmitte, in lagena Masukkan dalam botol
m. Misce Campur

44
m.f Misce fac Campur dan buat
m.d.s Misceda signa Campur dan buat aturan pakai
m.et.v Mare et vaspare Pagi dan senja
m.i Mihi ipsi Untuk saya sendiri
No. Numero Jumlah
non.in lag.org Non in lagena originale Jangan diberikan dalam botol
aslinya

o.b.h.c Omni bihorio cochlear Tiap dua jam 1 sendok makan


o.h Omni hora Tiap jam
o.4.h.c Omni cuatuor hora cochlear Tiap empat jam 1 sendok makan
o.t / o.v Omni nocte / omni vaspare Tiap malam / tiap sore
O2 Kedua belah mata
o.d.s Oculus dextra sinistra Mata kanan dan kiri
p.d.sing Pro dosis singulari Takaran tunggal, sekali pakai
p.c Post coenam Sesudah makan
p.r.n Pro renata Jika diperlukan
Pulv Pulvis, pulveres Serbuk terbagi, serbuk tak
terbagi.
q.s Quantum satis Secukupnya
s. Signa Tandailah
s.o.o Sit opus sit Bilamana perlu
sin.confec Sine confectione Tanpa pembungkus asli
s.u.e Signa usus eksternum Tandailah obat luar
s.u.c Signa usus coenitus Tandailah tahu pakai
s.l Saccharum laetis Gula susu
a, aa ,xxx ana Dari masing-masing
a. c. Ante coenam Sebelum makan
ad in lag.gutt. Ad in lagenam guttatorium Dalam botol tetes
ad. part. dolent. Ad partes dolantes Di tempat yang sakit
ad us.ext. (a.u.e) Ad usus externum Untuk pemakaian luar
ad.us.int. (a.u.i) Ad usus internum Untuk pemakaian dalam
ad usus prop. Ad usus propium Untuk pemakaian sendiri
add, ad. Adde Tambahkan
ag it. Agits, agitetur Kocok, hendaknya dkocok
agit.a.sum. Agita ante sumendum Kocok sebelum dipakai
alt.dieb. Ateris diebus Sesudah sehari, setiap dua hari
a.d. Auris dextra Telinga kanan
a.l. Auris laeva Telinga kiri

45
b.d.d.c. Bis de die cochlear Dua kali sehari satu sendok makan
b.i.d. Bis in die Dua kali sehari
c.c ( coch. cib) Cochlear cibarum Sendok makan
c.th. Cochlear thea Sendok teh
d.c. Durante coenam Sementara makan
d.t.d. Da tales dosis Dengan dosis demikian
da, det. Da , detur Berikan
f.l.a. Fac lege artis Buatlah menurut keahlian
gtt. Guttata Tetes
h.d Hora decubitus Jam tidur
h.m Hora matutima Pagi hari
haust. Haustus Sekali tegyuk, minum sekaligus.
in.d In dies Sehari, dalam sehari
In.lag.ben.obt In lagena bene obturata Dalam botol tertutup rapat
i.m.m In manus medici Serahkan ke dokter
inmitt, in. lag Inmitte, in lagena Masukkan dalam botol
m. Misce Campur
m.f Misce fac Campur dan buat
m.d.s Misceda signa Campur dan buat aturan pakai
m.et.v Mare et vaspare Pagi dan senja
m.i Mihi ipsi Untuk saya sendiri
No. Numero Jumlah
Jangan diberikan dalam botol
non.in lag.org Non in lagena originale
aslinya

o.b.h.c Omni bihorio cochlear Tiap dua jam 1 sendok makan


o.h Omni hora Tiap jam
o.4.h.c Omni cuatuor hora cochlear Tiap empat jam 1 sendok makan
o.t / o.v Omni nocte / omni vaspare Tiap malam / tiap sore
O2 Kedua belah mata
o.d.s Oculus dextra sinistra Mata kanan dan kiri
p.d.sing Pro dosis singulari Takaran tunggal, sekali pakai
p.c Post coenam Sesudah makan
p.r.n Pro renata Jika diperlukan
Pulv Pulvis, pulveres Serbuk terbagi, serbuk tak terbagi.
q.s Quantum satis Secukupnya
s. Signa Tandailah
s.o.o Sit opus sit Bilamana perlu
sin.confec Sine confectione Tanpa pembungkus asli

46
s.u.e Signa usus eksternum Tandailah obat luar
s.u.c Signa usus coenitus Tandailah tahu pakai
s.l Saccharum laetis Gula susu
Kode asal kata arti
a.c. ante cibum / cibos sebelum makan
a.d / AD aurio dexter telinga kanan
a.l. aurio laeva telinga kiri
a.s. / AS auris sinister telinga kiri
a.u. / AU auris utro kedua telinga
aa ana tiap-tiap
ad ad hingga /sampai
digunakan sesuai keinginan
ad. Lib. ad libitum
(bebas)
alt. die. alternus die setiap lain hari
alt. h. alternus hora setiap lain jam
amp. ampule 1 dosis unit
aq aqua air
b.d. bis die 2x sehari
b.i.d. bis in die 2x sehari
b.i.n. bis in noctus 2x semalam
bis bis dua kali
bol. bolus sebanyak dosis tunggal
cap capsula kapsul
cc cum cibos dengan makanan
cc cubic centimetres sentimeter kubik
comp. comsitus diloleskan
d dies hari
d.t.d dentur tales doses berikan sesuai dosis
dieb. alt. diebus alternis setiap lain hari
div. divide dibagi
emp. ex modo prescripto sesuai petunjuk
emul. emulsum cairan pengemulsi
eq. pts. equalis partis bagian yang sama
ex aq ex aqua dalam air
fl. ,fld. fluida cairan
g gram gram
gr grain grain (1 gram=15 grain)
grad. gradatim berangsur-angsur
gtt. gutta diteteskan

47
h. , hr. hora jam
h.s. hora somni waktu tidur
i, ii, iii, or iiii doses jumlah dosis
I.D. intra dermal disuntikkan di bawah kulit
I.M. intra muscularly disuntikkan ke dalam otot
I.P intra peritoneal disuntikkan di bawah selaput
I.V. intra veneously disuntikkan ke dalam nadi
inj. injectio suntikan
in p. aeq. dividiatur in partes aequales dibagi menjadi bagian yg sama
lin linimentum digosok
liq liquor solution
lot. lotion pelembab
m, min. minimum minimal
M. Misce campur
mane mane pagi hari
mcg microgram mikro gram
mEq milli equivalent mili ekuivalen
mg milligram mili gram
mist. mistura campur
mixt. mixtura mixture
ml millilitter mili liter
nebul nebula semprotan
no. numero nomor
nocte nocte malam
noct. maneq. noct maneque pagi dan malam hari
non rep. non repetatur tidak dapat diulang
npo nill per os tidak ada yg melalui mulut
o.d / OD oculus dexter mata kanan
o.l. oculus laeva mata kiri
o.m. omni mane pada pagi hari
o.n. omni nocte pada malam hari
o.s / OS oculus sinister mata kiri
o.u / OU oculo utro setiap mata
opth opthalmic pada mata
os ossa tulang
otic otical pada telinga
p.c. post cibum setelah makan
p.o. per os melalui mulut
p.p.a. phiala prius agitata dikocok dahulu

48
p.r pro rectum melalui anus
p.r.n. pro re nata sesuai kebutuhan
p.v. per vaginum melalui kelamin wanita
per per melalui
pil pilula pil
pulvis
pulv. bubuk

q quaque setiap
q._h quaque …. hora setiap …. jam
q.3h quaque 3 hora setiap 3 jam
q.a.d quaque alternis die setiap hari yang berbeda
q.d. / QD quaque die setiap hari
q.h.s quaque hora somni setiap menjelang tidur
q.i.d. quarter in die 4x sehari
q.o.d. / QOD quaque os die setiap hari yang berbeda
qq. hh. quaque hora setiap jam
q.q.h. quarter quaque hora setiap 4 jam
q.s. quantum sufficiat gunakan secukupnya
qAM quaque ante meridiem setiap pagi
ql quantum libet sebanyak yang diinginkan
q.p. quantum placeat sebanyak yang dianjurkan
qPM quaque post meridiem setiap sore
qv quantum vis sebanyak
R/ recipe ambil
rep. , rept. repetatur dapat diulang
Rx radix resep
s sine tanpa
s.a. secundum artum gunakan sesuai pertimbangan
s.i.d semel in die sekali sehari
s.o.s. si opus sit segera jika dibutuhkan
SC, subc, subq,subcut sub cutem disuntikkan di bawah kulit
Sig. / S signa, signetur tulis pada label
SL sub lingualy di bawah lidah
sol. solutio larutan
ss. semis setengah / separuh
stat. statim segera
supp. suppositorium obat perangsang
susp. suspentium penyerapan
syr. syrupus sirup

49
t.d.s ter die sumendum 3x sehari
t.i.d. ter in die 3x sehari
t.i.w. ter in w 3x seminggu
tab. tabella tablet
tal. talus seperti
tbsp. tablespoon sendok makan (15 ml)
tr, tinc., tinct. tincture larutan dlm alkohol
troche trochiscus obat batuk
tsp. teaspoon sendok teh (5 ml)
u.d. / ut dict. ut dictum sesuai petunjuk
ung. unguentum obat salep
vag. vaginum alat kelamin wanita

Sumber:
1. Katzung C Bertram. Basic and Clinical Pharmacology. 13th edition 2015
2. WHO. Guide to good prescribing. 1994
3. Penuntun LKK blok 21 FK UM Palembang tahun 2015.

50

Anda mungkin juga menyukai