Sop Operasi Kastrasi - Kelompok 4a
Sop Operasi Kastrasi - Kelompok 4a
Sop Operasi Kastrasi - Kelompok 4a
dapat teratasi dalam 2-3 minggu setelah tumor diambil tetapi dapat bersifat fatal apabila tidak
mendapatkan terapi yang tepat. Sebelum operasi hewan harus dipuasakan makan selama 12
jam dan puasa minum selama 6 jam sebelum operasi dilakukan dengan tujuan agar kondisi
usus dalam keadaan kosong sehingga tidak muntah. Sehari sebelum operasi hewan
dimandikan bila rambutnya kotor, dikeringkan dengan handuk kering atau alat pengering.
Sebelum melaksanakan operasi, juga perlu ditimbang berat badan anjing tersebut untuk
menentukan dosis anastesi yang akan digunakan. Setelah itu dilakukan pencukuran rambut,
bagian tempat yang akan diincisi yaitu daerah skrotum sekitar testis dan ekor ruas tertentu
dibasahi dengan air sabun untuk memudahkan pencukuran. Rambut tersebut dicukur searah
dengan arah rebah rambut menggunakan silet yang tajam lalu dibersihkan dengan air
kemudian diolesi iodium tincture atau povidone iodine secara sirkuler dari sentral ke perifer.
Metode :
1. Timbang anjing atau kucing untuk mengetahui berat badannya
2. Lakukan pemeriksaan fisik menyeluruh (pulsus, nafas, suhu tubuh, dan semua sistema)
Hasil pemeriksaan dicatat dalam lembar pemeriksaan hewan.
3. Ambil spuit dan kapas yang sudah dibasahi alkohol, lakukan suntikan premedikasi
berupa atropin sulfat dilanjutkan anestesi dengan ketamin dan xylazin
TEKNIK TERTUTUP
1. Hewan diletakkan pada posisi rebah dorsal. Dilakukan draping dengan single
drape. Buat insisi sepanjang kira-kira 3 cm yang cukup lebar untuk mengeluarkan
testis (tergantung ukuran hewan) melalui kulit pada raphae median (garis tengah)
skrotum sedikit di belakang bulbus penis.
2. Dengan menggunakan jari salah satu testis didorong ke luar insisi, dan irisan
dengan hati-hati diperdalam sampai tunica dartos dan fascia sehingga testis
menonjol melalui tempat insisi, dibantu dengan preparasi tumpul menggunakan
gagang scalpel.
3. Dengan menggunakan tangan kiri testis ditarik keluar dari insisi, potong
ligamentum skrotum dan fascia dengan cara menusuk fascia dengan ujung skalpel
dilanjutkan ke caudal.
KELOMPOK 4 KELAS A
5. Tempatkan arteri klem pada spermatic cord bagian bawah, dan kemudian
dipotong sepanjang tepi arteri klem dengan menggunakan scalpel.
6. Buat ikatan fiksasi pada proksimal (dibawah) arteri klem. Ligasi dilakukan
dengan cara memasukkan benang ke bagian tengah potongan kemudian
disimpulkan di salah satu sisi potongan, kemudian diligasikan ke seluruh
potongan dan disimpulkan di tempat yang berseberangan menggunakan cat gut
chromic 2-0.
8. Dorong testis lainnya ke insisi kulit dan dilakukan prosedur yang sama untuk
membuang testis seperti di atas.
TEKNIK TERBUKA
1. Hewan diletakkan pada posisi dorsal recumbency. Diperiksa keberadaan kedua
testis di dalam skrotum. Disiapkan secara aseptik pada daerah kaudal abdominal
dan medial paha. Hilangkan faktor-faktor yang dapat menyebabkan iritasi seperti
bulu, kotoran, dan kuman. Dilakukan draping dengan single drape dan pada
daerah yang akan dioperasi (skrotum dan preskrotum) dibiarkan terbuka.
KELOMPOK 4 KELAS A
2. Dengan jari tangan, dinding skrotum ditekan secara halus dan hati-hati di atas
salah satu testis lalu didorong ke arah bagian cranial skrotum.
3. Setelah dilakukan insisi pada kulit skrotum, dan fascia spermatika lalu dilanjutkan
menginsisi tunica vaginalis tepat di atas testis pada daerah raphae median.
6. Testis yang masih menempel di tunica vaginalis parietalis dengan ligamen pada
ekor epididimis kemudian dipotong. Kadang-kadang perdarahan kecil pada
ligamen yang dipotong perlu diligasi.
7. Testis lainnya dibuang dengan cara yang sama melalui insisi kulit yang sama.
Bila diinginkan jaringan subkutan dijahit dengan benang catgut 2-0 dengan jahitan
secara interrupted atau continuous. Kulit ditutup dengan jahitan interrupted
sederhana menggunakan benang non absorbable.
KELOMPOK 4 KELAS A
2. Pemeriksaan fisik :
a) Pulsus : ....kali/menit
b) Nafas : ....kali/menit
c) Suhu tubuh : .....oC
d) Sitem Digestivus :
e) Sistem Respirasi
- Cermin hidung :
- Auskultasi paru :
f) Sitem Sirkulasi
- Auskultasi jantung :
g) Sistem Syaraf :
h) Sistem Reproduksi :
i) Anggota gerak :
j) Perubahan pada kulit :
3. Periksaan Laboratorium :
a) Feses :
b) Urine :
c) Darah :
4. Diagnosis :
5. Prognosis :
6. Terapi :
( ) ( )