0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
16 tayangan13 halaman

Afai Poin 1&2

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 13

MAKALAH

AKUNTANSI FORENSIK DAN AUDIT INVESTIGASI

KELOMPOK 4

1. Azriel Muhammad Rizky Fadilla BCA 118 001


2. Made Dwi Ardhika BCA 118 056
3. Oktaviani Kumala Putri BCA 118 004
4. Stiven Michael Duduong BCA 118 053

OLEH:

UNIVERSITAS PALANGKARAYA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
JURUSAN AKUNTANSI
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan tugas Makalah Mata
Kuliah Akuntansi Forensik dan Audit Investigasi dengan baik.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak
pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga makalah ini dapat
terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami
mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai
pihak. Kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia
pendidikan.

Palangka Raya, 28 September 2021

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

2. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana kasus KAP Arthur Andersen pada kasus Enron?
2. Bagaimana tahapan Akuntansi Forensik?
3. Bagaimana temuan audit pada kasus KAP Arthur Andersen?
4. Apa saja bukti pelanggaran kasus Arthur Andersen pada Enron dan
Worldcom?

3. TUJUAN MAKALAH
1. Menjelaskan analisis kasus KAP Arthur Andersen pada kasus Enron
2. Menjelaskan bagaimana tahapan Akuntansi Forensik
3. Menjelaskan mengenai temuan audit pada kasus KAP Arthur Andersen
4. Menjelaskan mengenai apa saja bukti pelanggaran kasus Arthur Andersen
pada Enron dan Worldcom
BAB II
PEMBAHASAN

1. KASUS KAP ARTHUR ANDERSEN PADA ENRON


Enron merupakan perusahaan dari penggabungan antara InterNorth (penyalur gas alam
melalui pipa) dengan Houston Natural Gas. Kedua perusahaan ini bergabung pada tahun
1985. Bisnis inti Enron bergerak dalam industri energi, kemudian melakukan diversifikasi
usaha yang sangat luas bahkan sampai pada bidang yang tidak ada kaitannya dengan industri
energi. Diversifikasi usaha tersebut, antara lain meliputi future transaction, trading
commodity non energy dan kegiatan bisnis keuangan.Kasus Enron mulai terungkap pada
bulan Desember tahun 2001 dan terus menggelinding pada tahun 2002 berimplikasi sangat
luas terhadap pasar keuangan global yang di tandai dengan menurunnya harga saham secara
drastis berbagai bursa efek di belahan dunia, mulai dari Amerika, Eropa, sampai ke Asia.
Enron, suatu perusahaan yang menduduki ranking tujuh dari lima ratus perusahaan
terkemuka di Amerika Serikat dan merupakan perusahaan energi terbesar di AS jatuh
bangkrut dengan meninggalkan hutang hampir sebesar US $ 31.2 milyar.
Dalam kasus Enron diketahui terjadinya perilaku moral hazard diantaranya manipulasi
laporan keuangan dengan mencatat keuntungan 600 juta Dollar AS padahal perusahaan
mengalami kerugian yang cukup besar. Manipulasi keuntungan disebabkan keinginan
perusahaan agar saham yang perusahaan terbitkan tetap diminati investor, kasus memalukan
ini konon ikut melibatkan orang dalam gedung putih, termasuk wakil presiden Amerika
Serikat. Kronologis, fakta, data dan informasi dari berbagai sumber yang berkaitan dengan
hancurnya Enron (debacle), dapat penulis kemukakan sebagai berikut:
1. Board of Director (dewan direktur, direktur eksekutif dan direktur non eksekutif)
membiarkan kegitan-kegitan bisnis tertentu mengandung unsur konflik kepentingan dan
mengijinkan terjadinya transaksi-transaksi berdasarkan informasi yang hanya bisa di
akses oleh Pihak dalam perusahaan (insider trading), termasuk praktek akuntansi dan
bisnis tidak sehat sebelum hal tersebut terungkap kepada publik.
2. Enron merupakan salah satu perusahaan besar pertama yang melakukan out sourcing
secara total atas fungsi internal audit perusahaan.
3. Mantan Chief Audit Executif Enron (Kepala internal audit) semula adalah partner KAP
Andersen yang di tunjuk sebagai akuntan publik     perusahaan.
4. Direktur keuangan Enron berasal dari KAP Andersen.
5. Sebagian besar Staf akunting Enron berasal dari KAP Andersen.
6. Pada awal tahun 2001 patner KAP Andersen melakukan evaluasi terhadap kemungkinan
mempertahankan atau melepaskan Enron sebagai klien perusahaan, mengingat resiko
yang sangat tinggi berkaitan dengan praktek akuntansi dan bisnis enron. Dari hasil
evaluasi di putuskan untuk tetap mempertahankan Enron sebagai klien KAP Andersen.
7. Salah seorang eksekutif Enron di laporkan telah mempertanyakan praktek akunting
perusahaan yang dinilai tidak sehat dan mengungkapkan kekhawatiran berkaitan dengan
hal tersebut kepada CEO dan partner KAP Andersen pada pertengahan 2001. CEO Enron
menugaskan penasehat hukum perusahaan untuk melakukan investigasi atas
kekhawatiran tersebut tetapi tidak memperkenankan penasehat hukum untuk
mempertanyakan pertimbangan yang melatarbelakangi akuntansi yang dipersoalkan.
Hasil investigasi oleh penasehat hukum tersebut menyimpulkan bahwa tidak ada hal-hal
yang serius yang perlu diperhatikan.
8. Pada tanggal 16 Oktober 2001, Enron menerbitkan laporan keuangan triwulan ketiga.
Dalam laporan itu disebutkan bahwa laba bersih Enron telah meningkat menjadi $393
juta, naik $100 juta dibandingkan periode sebelumnya. CEO Enron, Kenneth Lay,
menyebutkan bahwa Enron secara berkesinambungan memberikan prospek yang sangat
baik. Ia juga tidak menjelaskan secara rinci tentang pembebanan biaya akuntansi khusus
(special accounting charge/expense) sebesar $1 miliar yang sesungguhnya menyebabkan
hasil aktual pada periode tersebut menjadi rugi $644 juta. Para analis dan reporter
kemudian mencari tahu lebih jauh mengenai beban $1 miliar tersebut, dan ternyata
berasal dari transaksi yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang didirikan oleh
CFO Enron.
9. Pada tanggal 2 Desember 2001 Enron mendaftarkan kebangkrutan perusahaan ke
pengadilan dan memecat 5000 pegawai. Pada saat itu terungkap bahwa terdapat hutang
perusahaan yang tidak di laporkan senilai lebih dari satu milyar dolar. Dengan
pengungkapan ini nilai investasi dan laba yang di tahan (retained earning) berkurang
dalam jumlah yang sama.
10. Enron dan KAP Andersen dituduh telah melakukan kriminal dalam bentuk penghancuran
dokumen yang berkaitan dengan investigasi atas kebangkrutan Enron (penghambatan
terhadap proses peradilan.
11. Dana pensiun Enron sebagian besar diinvestasikan dalam bentuk saham Enron.
Sementara itu harga saham Enron terus menurun sampai hampir tidak ada nilainya.
12. KAP Andersen diberhentikan sebagai auditor enron pada pertengahan juni 2002.
sementara KAP Andersen menyatakan bahwa penugasan Audit oleh Enron telah berakhir
pada saat Enron mengajukan proses kebangkrutan pada 2 Desember 2001.
13. CEO Enron, Kenneth Lay mengundurkan diri pada tanggal 2 Januari 2002 akan tetapi
masih dipertahankan posisinya di dewan direktur perusahaan. Pada tanggal 4 Pebruari
Mr. Lay mengundurkan diri dari dewan direktur perusahaan.
14. Tanggal 28 Pebruari 2002 KAP Andersen menawarkan ganti rugi 750 Juta US dollar
untuk menyelesaikan berbagai gugatan hukum yang diajukan kepada KAP Andersen.
15. Pemerintahan Amerika (The US General Services Administration) melarang Enron dan
KAP Andersen untuk melakukan kontrak pekerjaan dengan lembaga pemerintahan di
Amerika.
16. Tanggal 14 Maret 2002 departemen kehakiman Amerika memvonis KAP Andersen
bersalah atas tuduhan melakukan penghambatan dalam proses peradilan karena telah
menghancurkan dokumen-dokumen yang sedang di selidiki.
17. KAP Andersen terus menerima konsekwensi negatif dari kasus Enron berupa kehilangan
klien, pembelotan afiliasi yang bergabung dengan KAP yang lain dan pengungkapan
yang meningkat mengenai keterlibatan pegawai KAP Andersen dalam kasus Enron.
18. tanggal 22 Maret 2002 mantan ketua Federal Reserve, Paul Volkcer, yang direkrut untuk
melakukan revisi terhadap praktek audit dan meningkatkan kembali citra KAP Andersen
mengusulkan agar manajeman KAP Andersen yang ada diberhentikan dan membentuk
suatu komite yang diketuai oleh Paul sendiri untuk menyusun manajemen baru.
19. tanggal 26 Maret 2002 CEO Andersen Joseph Berandino mengundurkan diri dari
jabatannya.
20. Tanggal 8 April 2002 seorang partner KAP Andersen, David Duncan, yang bertindak
sebagai penanggungjawab audit Enron mengaku bersalah atas tuduhan melakukan
hambatan proses peradilan dan setuju untuk menjadi saksi kunci dipengadilan bagi kasus
KAP Andersen dan Enron .
21. Tanggal 9 April 2002 Jeffrey McMahon mengumumkan pengunduran diri sebagai
presiden dan Chief Opereting Officer Enron yang berlaku efektif 1 Juni 2002.
22. Tanggal 15 Juni 2002 juri federal di Houston menyatakan KAP Andersen bersalah telah
melakukan hambatan terhadap proses peradilan.

 PEMBAHASAN MASALAH
Menurut teori fraud ada 3 komponen utama yang menyebabkan orang melakukan
kecurangan, menipulasi, korupsi dan sebangsanya (prilaku tidak etis), yaitu opportunity,
pressure, dan rationalization, ketiga hal tersebut akan dapat kita hindari melalui
meningkatkan moral, akhlak, etika, dan perilaku, karena kita meyakini bahwa tindakan yang
bermoral akan memberikan implikasi terhadap kepercayaan publik (public trust). Praktik
bisnis Enron yang menjadikannya bangkrut dan hancur serta berimplikasi negatif bagi
banyak pihak. Pihak yang dirugikan dari kasus ini tidak hanya investor yang beriventasi pada
Enron saja, tetapi terutama karyawan Enron yang menginvestasikan dana pensiunnya dalam
saham perusahaan serta investor di pasar modal pada umumnya (social impact). Milyaran
dolar kekayaan investor terhapus seketika dengan meluncurnya harga saham berbagai
perusahaaan di bursa efek. Jika dilihat dari Agency Theory, Andersen sebagai KAP telah
menciderai kepercayaan dari pihak stock holder atau principal untuk memberikan suatu
fairrness information mengenai pertanggungjawaban dari pihak agent dalam mengemban
amanah dari principal. Pihak agent dalam hal ini manajemen Enron telah bertindak secara
rasional untuk kepentingan dirinya (self interest oriented) dengan melupakan norma dan etika
bisnis yang sehat. Lalu apa yang dituai oleh Enron dan KAP Andersen dari sebuah ketidak
jujuran, kebohongan atau dari praktik bisnis yang tidak etis adalah hutang dan sebuah
kehancuran yang menyisakan penderitaan bagi banyak pihak disamping proses peradilan dan
tuntutan hukum.

 DAMPAK AKIBAT KASUS ENRON dan KAP ANDERSEN


Kasus ini memberikan dampak di Amerika bahkan di Indonesia.
Pemerintah Amerika Serikat menerbitkan Sarbanes-Oxley Act (SOX) untuk melindungi para
investor dengan cara meningkatkan akurasi dan reabilitas pengungkapan yang dilakukan
perusahaan publik. Selain itu, dibentuk pula PCAOB (Public Company Accounting
Oversight Board) yang bertugas:
 Mendaftar KAP (Kantor Akuntan Publik) yang mengaudit perusahaan publik.
 Menetapkan atau mengadopsi standar audit, pengendalian
mutu, etika, independensi dan standar lain yang berkaitan dengan audit
perusahaan publik.
 Menyelidiki KAP dan karyawannya, melakukan disciplinary hearings, dan
mengenakan sanksi jika perlu.
 Melaksanakan kewajiban lain yang diperlukan untuk meningkatkan standar
professional di KAP
 Meningkatkan ketaatan terhadap SOX, peraturan-peraturan PCAOB, standar
professional, peraturan pasar modal yang berkaitan dengan audit perusahaan
publik.
Untuk menjamin independensi auditor, maka KAP dilarang memberikan jasa non audit
kepada perusahaan yang diaudit. Berikut ini adalah sejumlah jasa non audit yang dilarang :
1. Pembukuan dan jasa lain yang berkaitan.
1. Desain dan implementasi sistem informasi keuangan.
2. Jasa appraisal dan valuation
3. Opini fairness
4. Fungsi-fungsi berkaitan dengan jasa manajemen
5. Broker, dealer, dan penasihat investasi
6. Membutuhkan persetujuan dari audit committee perusahaan
sebelum melakukan audit. Setiap perusahaan memiliki audit committee ini karena
definisinya diperluas, yaitu jika tidak ada, maka seluruh dewan komisaris menjadi
audit committee.
7. Melarang KAP memberikan jasa audit jika audit partnernya telah memberikan
jasa audit tersebut selama lima tahun berturut-turut kepada klien tersebut.
8. KAP harus segera membuat laporan kepada audit committee
yang menunjukkan kebijakan akuntansi yang penting yang digunakan, alternatif
perlakuan-perlakuan akuntansi yang sesuai standar dan telah dibicarakan dengan
manajemen perusahaan, pemilihannya oleh manajemen dan preferensi auditor.
9. KAP dilarang memberikan jasa audit jika CEO, CFO, chief
accounting officer, controller klien sebelumnya bekerja di KAP
tersebut dan mengaudit klien tersebut setahun sebelumnya.
10. SOX melarang pemusnahan atau manipulasi dokumen yang dapat menghalangi
investigasi pemerintah kepada perusahaan yang menyatakan bangkrut. Selain itu,
kini CEO dan CFO harus membuat surat pernyataan bahwa laporan keuangan
yang mereka laporkan adalah sesuai dengan peraturan SEC dan semua informasi
yang dilaporkan adalah wajar dan tidak ada kesalahan material. Sebagai
tambahan, menjadi semakin banyak ancaman pidana bagi mereka yang
melakukan pelanggaran ini.
11. International Federation Accountants (IFAC), pada akhir tahun 2001 merevisi
kode etik bagi para akuntan yang bekerja agar menjadi whitstleblower sebagai
berikut “ para profesional dituntut bukan hanya bersikap profesional dalam
kaidah-kaidah aturan profesi saja tetapi profesional juga dalam menyatakan
kebenaran pada saat masyarakat akan dirugikan atau ada tindakan-tindakan
perusahaan yang tidak sesuai dengan hukum yang berlaku”.
12. AICPA dan The Big Five KAP di Amerika mendukung inisiatif Reform yang
melarang KAP untuk menawarkan jasa internal audit dan jasa konsultasi lainnya
kepada perusahaan yang menjadi klien audit KAP yang bersangkutan.
13. Jhon Whitehead dan Ira Millstein, ketua bersama Blue Ribbon Committe SEC,
mengeluarkan rekomendasi tentang perlunya kongres menyusun Undang-Undang
yang mengharuskan perusahaan Go Public melaksanakan dan melaporkan
ketaatanyan terhadap pedoman corporate governance.
14. Securities Exchange Commission (SEC) dan New York Stock Exchange
(NYSE), menyerukan bahwa auditor internal harus lebih mempertajam peran
dalam pemeriksaan ketaatan, mengelola resiko, dan mengembangkan operasi
bisnis, dan setiap perusahaan diwajibkan untuk memiliki fungsi audit intern
(James : 2003).
15. Adapun dampak lain dari kasus ini yang saya kutip dari sebuah artikel yang
berjudul “Audit Eksternal dan Hubungannya dengan Komite Audit” (Oleh IKAI ).
Dalam artikel tersebut dijelaskan menurut Agus Kretarto-Anggota Komite Audit
PT Bank BII, Tbk dalam pembahasannya tentang “Kriteria Pemilihan Auditor
Eksternal” menjelaskan bahwa profesi akuntan publik saat ini sedang
mendapatkan sorotan tajam bahkan sinis dari masyarakat umum akibat terjadinya
skandal-skandal besar di negara maju seperti AS yaitu kasus Enron dan
WorldCom. Akibat kasus-kasus tersebut kini kredibilitas akuntan publik menjadi
jatuh terutama disebabkan oleh keterlibatan Arthur Andersen salah satu KAP
terbesar di dunia di dalam skandal tersebut. Akuntan Publik tidak lagi dipandang
sebagai profesi yang unik melainkan sebagai industri yang tidak lepas dari
kepentingan bisnis yang sempit.Fenomena ini telah mendorong berbagai upaya
untuk memulihkan kepercayaan masyarakat terhadap profesi akuntan publik.
Contoh yang paling nyata adalah inisiatif Sarbanes-Oxley yang
merekomendasikan pembentukan badan pengawas akuntan publik di pasar modal.
Indonesia sendiri tidak terlepas dari pengaruh skandal tersebut sehingga berbagai
pihak seperti IAI dan BAPEPAM kini tengah membahas pengawasan kompetensi
dari Akuntan publik terutama yang terlibat di pasar modal Indonesia. Bagi
perusahaan di Indonesia sendiri, pelajaran dari AS tersebut harus menjadi acuan
agar tidak sampai terulang di Indonesia. Untuk itu di dalam menunjuk auditor
eksternalnya perusahaan harus memiliki kriteria yang mampu meminimalkan
resiko manipulasi audit.

 SIMPULAN
Dari kasus tersebut bisa saya simpulkan bahwa Enron dan KAP Arthur Andersen
sudah melanggar kode etik yang seharusnya menjadi pedoman dalam melaksanakan
tugasnya dan bukan untuk dilanggar. Mungkin saja pelanggaran tersebut awalnya
mendatangkan keuntungan bagi Enron, tetapi akhirnya dapat menjatuhkan kredibilitas
bahkan menghancurkan Enron dan KAP Arthur Andersen. Dalam kasus ini, KAP
yang seharusnya bisa bersikap independen tidak dilakukan oleh KAP Arthur
Andersen. Karena perbuatan mereka inilah, kedua-duanya menuai kehancuran dimana
Enron bangkrut dengan meninggalkan hutang milyaran dolar sedangkan KAP Arthur
Andersen kehilangan kepercayaan dari masyarakat terhadap KAP tersebut, juga
berdampak pada karyawan yang bekerja di KAP Arthur Andersen dimana mereka
menjadi sulit untuk mendapatkan pekerjaan akibat kasus yang diperbuat mereka.
Kesimpulan dari kasus ini adalah :
 Pihak manajemen Enron telah melakukan berbagai macam pelanggaran
praktik bisnis yang tidak sehat seperti Deception, discrimination of
information, coercion, briber) dan keluar dari prinsip good
corporate governance. Akhirnya Enron harus menuai suatu kehancuran yang
tragis dengan meninggalkan hutang milyaran dolar.
 KAP Andersen sebagai pihak yang seharusnya mengutamakan independent,
dan profesionalisme telah melakukan pelanggaran kode etik profesi dan
ingkar dari tanggungjawab terhadap profesi maupun masyarakat diantaranya
melalui Deception, discrimination of information, coercion, bribery. Akhirnya
KAP Andersen di tutup dan di cabut ijinnya disamping harus
mempertanggungjawabkan tindakannya secara hukum.

2. TAHAPAN AKUNTANSI FORENSIK

Secara umum terdapat beberapa tahapan yang digunakan oleh para akuntan forensik
dengan tahapan sebagai berikut:

1. Identifikasi Masalah

Pada tahap ini, seorang auditor forensik akan melakukan pemahaman awal mengenai dari
kasus apa yang sedang diungkapkan dan melakukan pemahaman awal yang bertujuan supaya
mempertajam analisa serta spesifikasi ruang lingkup pekerjaan Dengan sehingga proses audit
dapat dilakukan dengan tepat sasaran.

2. Pembicaraan Dengan Klien

Pada tahap ini, pembicaraan atau wawancara dengan klien merupakan tahapan yang
terpenting dalam proses akuntansi forensik. Dalam tahap ini akuntan akan melakukan
wawancara dengan klien yang terkait dengan kriteria, lingkup, limitasi, jangka waktu, serta
metodologi audit.

Langkah ini dilakukan supaya tercipta kesepahaman antara auditor dengan klien karena
dengan adanya titik kesepahaman yang sama antara dua pihak maka proses penyelesaian
kasus akan berjalan lebih cepat, serta tepat sasaran.

3. Pemeriksaan Pendahuluan

Pada tahap ini, auditor akan mulai mengumpulkan data awal serta melakukan analisa dengan
mendapatkan hasil sesuai dengan matriks yaitu 4W+1H. Hasil dari matriks tersebut yang
akan menentukan rencana untuk melanjutkan investigasi atau tidak.

4. Pengembangan Rencana Pemeriksaan

Dalam tahap ini, auditor akan melakukan penyusunan beberapa hal mulai dari dokumentasi
kasus yang akan dihadapi, prosedur pelaksanaan dan tujuan audit, serta menentukan tugas
setiap individu dalam tim. Setelah rencana disusun akan menghasilkan sebuah temuan dan
temuan tersebut yang nantinya akan dikomunikasikan oleh para tim audit dan klien.

5. Pemeriksaan Lanjutan

Pada tahapan ini auditor mulai mengumpulkan bukti yang mana sebenarnya proses audit
sudah mulai berjalan. Para auditor sudah mulai akan melakukan beragam tekniknya untuk
mencari kebenaran adanya kecurangan atau fraud serta mencari pelakunya.

6. Penyusunan Laporan

Tahap terakhir adalah proses penyusunan laporan hasil audit. Pada tahap ini auditor akan
mengeluarkan hasil laporan yaitu laporan audit forensik. Beberapa poin-poin yang akan
dituliskan di dalam laporan ini yaitu, antara lain:

 Kondisi, yaitu apa saja hal-hal yang benar-benar terjadi di lapangan.


 Kriteria, yang merupakan apa saja standar yang digunakan saat melaksanakan kegiatan.
 Simpulan, menjelaskan tentang keseluruhan inti dari proses audit.
DAFTAR PUSTAKA

https://danielstephanus.wordpress.com/2021/04/12/kasus-enron-dan-kap-arthur-andersen/
Wikipedia.2021. “Akuntansi Forensik”,

https://id.wikipedia.org/wiki/Akuntansi_forensik

Anda mungkin juga menyukai