Afai Poin 1&2
Afai Poin 1&2
Afai Poin 1&2
KELOMPOK 4
OLEH:
UNIVERSITAS PALANGKARAYA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
JURUSAN AKUNTANSI
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan tugas Makalah Mata
Kuliah Akuntansi Forensik dan Audit Investigasi dengan baik.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak
pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga makalah ini dapat
terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami
mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai
pihak. Kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia
pendidikan.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
2. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana kasus KAP Arthur Andersen pada kasus Enron?
2. Bagaimana tahapan Akuntansi Forensik?
3. Bagaimana temuan audit pada kasus KAP Arthur Andersen?
4. Apa saja bukti pelanggaran kasus Arthur Andersen pada Enron dan
Worldcom?
3. TUJUAN MAKALAH
1. Menjelaskan analisis kasus KAP Arthur Andersen pada kasus Enron
2. Menjelaskan bagaimana tahapan Akuntansi Forensik
3. Menjelaskan mengenai temuan audit pada kasus KAP Arthur Andersen
4. Menjelaskan mengenai apa saja bukti pelanggaran kasus Arthur Andersen
pada Enron dan Worldcom
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN MASALAH
Menurut teori fraud ada 3 komponen utama yang menyebabkan orang melakukan
kecurangan, menipulasi, korupsi dan sebangsanya (prilaku tidak etis), yaitu opportunity,
pressure, dan rationalization, ketiga hal tersebut akan dapat kita hindari melalui
meningkatkan moral, akhlak, etika, dan perilaku, karena kita meyakini bahwa tindakan yang
bermoral akan memberikan implikasi terhadap kepercayaan publik (public trust). Praktik
bisnis Enron yang menjadikannya bangkrut dan hancur serta berimplikasi negatif bagi
banyak pihak. Pihak yang dirugikan dari kasus ini tidak hanya investor yang beriventasi pada
Enron saja, tetapi terutama karyawan Enron yang menginvestasikan dana pensiunnya dalam
saham perusahaan serta investor di pasar modal pada umumnya (social impact). Milyaran
dolar kekayaan investor terhapus seketika dengan meluncurnya harga saham berbagai
perusahaaan di bursa efek. Jika dilihat dari Agency Theory, Andersen sebagai KAP telah
menciderai kepercayaan dari pihak stock holder atau principal untuk memberikan suatu
fairrness information mengenai pertanggungjawaban dari pihak agent dalam mengemban
amanah dari principal. Pihak agent dalam hal ini manajemen Enron telah bertindak secara
rasional untuk kepentingan dirinya (self interest oriented) dengan melupakan norma dan etika
bisnis yang sehat. Lalu apa yang dituai oleh Enron dan KAP Andersen dari sebuah ketidak
jujuran, kebohongan atau dari praktik bisnis yang tidak etis adalah hutang dan sebuah
kehancuran yang menyisakan penderitaan bagi banyak pihak disamping proses peradilan dan
tuntutan hukum.
SIMPULAN
Dari kasus tersebut bisa saya simpulkan bahwa Enron dan KAP Arthur Andersen
sudah melanggar kode etik yang seharusnya menjadi pedoman dalam melaksanakan
tugasnya dan bukan untuk dilanggar. Mungkin saja pelanggaran tersebut awalnya
mendatangkan keuntungan bagi Enron, tetapi akhirnya dapat menjatuhkan kredibilitas
bahkan menghancurkan Enron dan KAP Arthur Andersen. Dalam kasus ini, KAP
yang seharusnya bisa bersikap independen tidak dilakukan oleh KAP Arthur
Andersen. Karena perbuatan mereka inilah, kedua-duanya menuai kehancuran dimana
Enron bangkrut dengan meninggalkan hutang milyaran dolar sedangkan KAP Arthur
Andersen kehilangan kepercayaan dari masyarakat terhadap KAP tersebut, juga
berdampak pada karyawan yang bekerja di KAP Arthur Andersen dimana mereka
menjadi sulit untuk mendapatkan pekerjaan akibat kasus yang diperbuat mereka.
Kesimpulan dari kasus ini adalah :
Pihak manajemen Enron telah melakukan berbagai macam pelanggaran
praktik bisnis yang tidak sehat seperti Deception, discrimination of
information, coercion, briber) dan keluar dari prinsip good
corporate governance. Akhirnya Enron harus menuai suatu kehancuran yang
tragis dengan meninggalkan hutang milyaran dolar.
KAP Andersen sebagai pihak yang seharusnya mengutamakan independent,
dan profesionalisme telah melakukan pelanggaran kode etik profesi dan
ingkar dari tanggungjawab terhadap profesi maupun masyarakat diantaranya
melalui Deception, discrimination of information, coercion, bribery. Akhirnya
KAP Andersen di tutup dan di cabut ijinnya disamping harus
mempertanggungjawabkan tindakannya secara hukum.
Secara umum terdapat beberapa tahapan yang digunakan oleh para akuntan forensik
dengan tahapan sebagai berikut:
1. Identifikasi Masalah
Pada tahap ini, seorang auditor forensik akan melakukan pemahaman awal mengenai dari
kasus apa yang sedang diungkapkan dan melakukan pemahaman awal yang bertujuan supaya
mempertajam analisa serta spesifikasi ruang lingkup pekerjaan Dengan sehingga proses audit
dapat dilakukan dengan tepat sasaran.
Pada tahap ini, pembicaraan atau wawancara dengan klien merupakan tahapan yang
terpenting dalam proses akuntansi forensik. Dalam tahap ini akuntan akan melakukan
wawancara dengan klien yang terkait dengan kriteria, lingkup, limitasi, jangka waktu, serta
metodologi audit.
Langkah ini dilakukan supaya tercipta kesepahaman antara auditor dengan klien karena
dengan adanya titik kesepahaman yang sama antara dua pihak maka proses penyelesaian
kasus akan berjalan lebih cepat, serta tepat sasaran.
3. Pemeriksaan Pendahuluan
Pada tahap ini, auditor akan mulai mengumpulkan data awal serta melakukan analisa dengan
mendapatkan hasil sesuai dengan matriks yaitu 4W+1H. Hasil dari matriks tersebut yang
akan menentukan rencana untuk melanjutkan investigasi atau tidak.
Dalam tahap ini, auditor akan melakukan penyusunan beberapa hal mulai dari dokumentasi
kasus yang akan dihadapi, prosedur pelaksanaan dan tujuan audit, serta menentukan tugas
setiap individu dalam tim. Setelah rencana disusun akan menghasilkan sebuah temuan dan
temuan tersebut yang nantinya akan dikomunikasikan oleh para tim audit dan klien.
5. Pemeriksaan Lanjutan
Pada tahapan ini auditor mulai mengumpulkan bukti yang mana sebenarnya proses audit
sudah mulai berjalan. Para auditor sudah mulai akan melakukan beragam tekniknya untuk
mencari kebenaran adanya kecurangan atau fraud serta mencari pelakunya.
6. Penyusunan Laporan
Tahap terakhir adalah proses penyusunan laporan hasil audit. Pada tahap ini auditor akan
mengeluarkan hasil laporan yaitu laporan audit forensik. Beberapa poin-poin yang akan
dituliskan di dalam laporan ini yaitu, antara lain:
https://danielstephanus.wordpress.com/2021/04/12/kasus-enron-dan-kap-arthur-andersen/
Wikipedia.2021. “Akuntansi Forensik”,
https://id.wikipedia.org/wiki/Akuntansi_forensik