LP GEA Niken Puspasari (A3R201034)
LP GEA Niken Puspasari (A3R201034)
LP GEA Niken Puspasari (A3R201034)
1
LAPORAN PENDAHULUAN
DENGAN GASTROENTERITIS AKUT (GEA)
B. Etiologi
Menurut Arif Muttaqin (2011) dan Suriadi (2015), penyebab dari gastroenteritis
sangat beragam ,antara lain sebagai berikut :
1. Faktor infeksi :
a. Infeksi berbagai macam bakteri yang disebabkan oleh kontaminasi makanan
maupun air minum (enteropathogenic, escherichia coli, salmonella,
shigella, V.Cholera, dan clostridium).
b. Infeksi berbagai macamvirus :enterovirus, echoviruses, adenovirus, dan
rotavirus. Penyebab diare terbanyak pada anak adalah virus Rotavirus.
c. Jamur : candida
d. Parasit (giardia clamblia, amebiasis, crytosporidium dan cyclospora)
2
c. Iritasi langsung pada saluran pencernaan oleh makanan
d. Obat-obatan :Antibiotik, Laksatif, Quinidine, Kolinergik, dan Sorbital.
e. Penyakitusus :colitis ulcerative, crohn disease, enterocolitis
f. Emosional atau stress
g. Obstruksi usus
D. Patofiologi
3
Rota virus mensekresi suatu enterotoksin yaitu NSP4, yang menyebabkan
aktivasi mekanisme sekretori dari Ca2+ yang dependen terhadap Cl-. Mobilisasi
kalsium intraseluler kalsium akibat ekspresi NSP4 endogen maupun eksogen dapat
menyebabkan sekresi klorida secara transien.
Faktor virulensi lain yang signifikan pada gastroenteritis akibat bakteri adalah
perlekatan. Beberapa bakteri perlu melekat pada mukosa usus, terutama pada awal
infeksi. Untuk dapat melakukan hal tersebut, bakteri menghasilkan beberapa faktor
perekat dan protein yang membantu perlekatan yang diperlukan pada dinding usus.
Misalnya, bakteri Vibrio cholerae (kolera) menggunakan jenis adhesin permukaan
tertentu untuk dapat menempel pada usus. Contoh lain adalah E. coli enterotoksigenik
yang memproduksi antigen faktor kolonisasi yang merupakan protein perlekatan.
Gejala disentri akibat infeksi shigella dan E. coli terjadi sebagai akibat dari invasi dan
penghancuran mukosa usus halus.
Faktor virulensi penting terakhir pada gastroenteritis akibat bakteri adalah
produksi toksin, termasuk enterotoksin. Enterotoksin dapat menyebabkan diare berair
karena adanya efek sekretori pada mukosa usus halus.
4
E. Pathway
Faktor
Faktor mal Faktor makanan Faktor psikologi
infeksi absorbs (makanan basi, (rasa takut dan
(karbohidrat, beracun, alergi cemas)
lemak, protein) makanan)
Meningkatnya
Sekresi cairan dan Tubuh bereaksi Mual
elektrolit Terhadap
invasi Anoreksi
mikroorganisme
Dehidrasi
Defisit nutrisi
Risiko ketidak Meningkatnya
Suhu tubuh
seimbangan
elektrolit Hipertermia
5
F. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan darah tepi lengkap
2. Pemeriksaan urine lengkap
3. Pemeriksaan tinja lengkap dan biakan tinja dari colok dubur
4. Pemeriksaan biakan empedu bila demam tinggi dan dicurigai infeksi sistemik
5. Pemeriksaan sediaan darah malaria serta serologi Helicobacter Jejuni sangat
dianjurkan
6. Duodenal intubation untuk mengetahui kuman penyebab secara kuantitatif
dan kualitatif tentang pada diarekronik.
7. Pemeriksaan darah 5 darah perifer lengkap, analisis gas darah (GDA) &
elektrolit (Na, K, Ca, dan P serum yang diare disertai kejang)
8. Pemeriksaan tinja
- makroskopik dan mikroskopik
- pH, dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus dan tablet clinitest,
bila diduga terdapat intoleransi laktosa
- bila pedudilakukan pemeriksaan biakan dan uji resistensi (culture dan
sensitivity test)
9. Pemeriksaan analisa gas darah
10. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal
11. Pemeriksaan serum elektrolit terutama kadar natrium, kalium, calsium dan
fosfor (terutama pada penderitadiare yang disertai kejang)
12. Pemeriksaan kadar glukosa darah bila terdapat tanda-tanda hipoglikemia
G. Penatalaksanaan Medis
a. Medis
6
b) Cairan rehidrasi oral yang tidak mengandung komponen-
komponen di atas misalnya: larutan gula, air tajin, cairan-cairan
yang tersedia di rumah dan lain-lain, disebut CRO tidak lengkap
2) Cairan parentral
Cairan Ringer Laktat sebagai cairan rehidrasi parenteral tunggal.
Selama pemberian cairan parenteral ini, setiap jam perlu dilakukan
evaluasi:
a) Jumlah cairan yang keluar bersama tinja dan muntah
b) Perubahan tanda-tanda dehidrasi (Suharyono, dkk., 1994
dalamWicaksana, 2015).
b. Pengobatan Antibiotik
Pemberian antibotik secara empiris jarang diindikasikan pada diare akut
infeksi, karena 40% kasus diare infeksi sembuh kurang dari 3 hari tanpa
pemberian anti biotik. Pemberian antibiotik di indikasikan pada :Pasien
dengan gejala dan tanda diare infeksi seperti demam, feses berdarah,
leukosit pada feses, mengurangi ekskresi dan kontaminasi lingkungan,
persisten atau penyelamatan jiwa pada diare infeksi, diare pada
pelancong, dan pasien immune compromised. Contoh antibiotic untuk
diare Ciprofloksasin 500mg oral (2x sehari, 3 – 5 hari), Tetrasiklin 500
mg (oral 4x sehari, 3 hari), Doksisiklin 300mg (Oral, dosistunggal),
Ciprofloksacin 500mg, Metronidazole 250-500 mg (4 x sehari, 7-14 hari,
7-14 hari oral atau IV).
H. Komplikasi
Komplikasi gastroenteritis akut yakni (Mutaqqin & Sari, 2011):
1.Dehidrasi
2.Hipovolemik
3.Hipokalemia
4.Hipoglikemia
5.Intoleransi sekunder
6.Kejang
7.Malnutrisi energy protein
7
a. Keluhan Utama BAB
lebihdari 3 kali
b. Riwayat Penyakit Sekarang
BAB warna kuning kehijauan, bercampur lendir dan darah atau lender saja.
Konsistensi encer, frekuensi lebih dari 3 kali, waktu pengeluaran : 3-5 hari
(diareakut), lebihdari 7 hari ( diare berkepanjangan), lebih dari 14 hari
(diarekronis).
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Pernah mengalami diare sebelumnya, pemakian antibiotic atau kortikosteroid
jangka panjang (perubahan candida albicans dari saprofit menjadi parasit),
alergi makanan, ISPA, ISK, OMA campak.
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ada salah satu keluarga yang mengalami diare.
e. Riwayat Kesehatan Lingkungan
Penyimpanan makanan pada suhu kamar, kurang menjaga kebersihan,
lingkungan tempat tinggal.
f. Riwayat Nutrisi
Pada anakusia toddler makanan yang diberikan seperti pada orang dewasa,
porsi yang diberikan 3 kali setiap hari dengan tambahan buah dan susu.
Kekurangan gizi pada anakusia toddler sangat rentan,. Cara pengelolahan
makanan yang baik, menjaga kebersihan dan sanitasi makanan, kebiasaan
cuci tangan.
3. Data Bio-Psiko-Sosial-Spiritual
a. Bernafas
Kaji pernafasan pasien. Kaji apakah pasien mengalami kesulitan saat bernafas
b. Makan dan Minum
Perlu ditanyakan kebiasaan makan dan minum sebelum dan selama MRS.
Kebiasaan :polamakan, frekuensi, jenis. Perubahan :setelah di rumah sakit
c. Eliminasi
1) BAK
Kebiasaan :frekuensi, warna, bau.
Perubahan setelah sakit
2) BAB
d. Gerak dan Aktivitas
Kaji gerak dan aktivitas pasien selama berada di RS
e. Istirahat dan tidur
8
Kebiasaan :kaji kebiasaan istirahat tidur pasien
Perubahan setelah sakit
f. Kebersihan Diri
Kaji bagaimana toiletnya pasien.
g. Pengaturan suhu tubuh
Cek suhu tubuh pasien, normal (36°-37°C), pireksia/demam (38°-40°C),
hiperpireksia = 40°C< ataupun hipertermi <35,5°C.
h. Rasa Nyaman
Observasi adanya keluhan yang mengganggu kenyamanan pasien. Observasi
nyeri yang di keluhkan pasien.
i. Rasa Aman
Kaji keluarga pasien mengenai kecemasan yang diarasakan
j. Sosialisasi dan Komunikasi
Observasi social dan komunikasi pasien. Kaji apakah pasien mampu bercanda
dengan keluarganya.
k. Bekerja
Kaji pasien apakah pasien mampu bermain dan bercanda dengan keluarganya
i. Ibadah
Ketahui agama apa yang dianut pasien
j. Rekreasi
Observasi apakah sebelumnya pasien sering rekreasi dan sengaja meluangkan
waktunya untuk rekreasi. Tujuannya untuk mengetahui teknik yang tepat saat
depresi.
k. Pengetahuan atau belajar
Seberapa besar keingintahuan keluarga mengenai cara pencegahan diare pada
anak. Disinilah peran perawat untuk memberikan HE kepada keluarga pasien
Mengenai cara pencegahan diare pada anak.
4. Pemeriksaan Fisik
1. Inspeksi :mata cekung,ubun-ubun besar,selaput lendir,mulut dan bibir
kering,berat badan menurun,anus kemerahan.
2. Perkusi :adanya distensi abdomen.
3. Palpasi : Turgor kulit kurang elastis
4. Auskultasi :terdengarnya bising usus.
9
B. Diagnosis Keperawatan yang mungkin muncul
a. Hipertermia berhubungan dengan meningkatnya suhu tubuh di tandai dengan
DIAGNOSA
NO KEPERAWATA LUARAN (SLKI) INTERVENSI (SIKI)
N
1. Hipertermia Luaran utama : Manajemen hipertermia
berhubungan Termoregulasi Observasi
dengan Setelah dilakukan tindakan a. Identifikasi penyebab
meningkatnya keperawatan 1x24 jam hipertemia
maka b. Monitor suhu tubuh
suhu tubuh di Terapeutik
tandai dengan Termoregulasi membaik.
a. Sediakan lingkungan yang
suhu tubuh tidak Dengan kriteria hasil : dingin
b. Longgarkan pakaian
normal a. Menggigil menurun c. Berikan cairan oral
(D.0130) b. Kejang menurun d. Lakukan pendinginan
eksternal (kompres dingin
c. Pucat menurun pada lipatan, dan dahi)
d. Takipnea menurun Edukasi
10
c. Perasaan cepat Terapeutik
kenyang menurun
- Lakukan oral hygiene sebelum
d. Nyeri abdomen
makan
menurun
e. Sariawan menurun - Sajikan makanan secara menarik
Kolaborasi v
11
cair di tandai membaik. (mis. Inflamasi gastrointestinal,
dengan BAB 5x iritasi gastrointestinal)
dalam sehari Dengan kriteria hasil :
b. Identifikasi riwayat pemberian
dengan konsistensi a. Control pengeluaran makanan
ampar dan cair. feses cukup
menurun c. Monitor warna, volume,
b. Konsistensi feses frekwensi, dan konsistensi tinja.
membaik d. Monitor tanda dan gejala
c. Frekuensi defekasi hipovolemia
membaik
e. Monitor jumlah pengeluaran
d. Peristaltic usus
diare
membaik
Terapeutik
a. Berikan asupan cairan oral
b. Berikan cairan intravena
Edukasi
a. Anjurkan makanan porsi kecil
dan sering secara bertahap
b. Anjurkan menghindari
makanan, pembentuk gas, pedas,
dan mengandung lactose
c. Anjurkan melanjutkan
pemberian ASI
Kolaborasi
a. Kolaborasi pemberian obat
antispasmodic/ spasmolitik
12
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, A.A.A. 2016. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta: Salemba Medika
Suriadi dan Yuliani, Rita. 2015. Asuhan Keperawatan Pada Anak. Edisi 2. Jakarta :Sagung
Seto
13
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
“HUTAMA ABDI HUSADA”
Ijin Pendirian Mendiknas RI Nomor : 113/D/O/2009
Ruangan : Perci
I. Identitas Klien
Agama : Islam
14
II. Riwayat Keperawatan
1. Riwayat penyakit
1.1. Keluhan utama : BAB 5x dalam sehari dan demam semenjak
kemarin
1.4. Faktor yang memperberat : susah minum air dan tidak mau makan.
3.3. Post natal : tidak ada keluhan, imunisasi BCG, HB dan poli
Campak : 1x 9 bulan
15
4. Riwayat kesehatan keluarga: tidak ada riwayat penyakit keluarga
7. Riwayat keluarga :
7.2. Lingkungan rumah dan Komunitas : baik temannya banyak dan anaknya ceria
8. Kultur dan kepercayaan : keluarga pasien yakin bahwa penyakit yang di derita
anaknya akan segera sembuh
11. Persepsi keluarga terhadap anak : keluarga takut jika terjadi apa – apa pada
anaknya.
BB : 25,9 kg
TB : 125 cm
LL :-
- Pernafasan: 24 x/menit
- UUB : tertutup
16
- UUK : tertutup
4. Mata :
a. Sklera : putih
12. Jantung : pulsasi tidak terlihat , ictus cordis pada ics V midclavicula
sinistra
a. Sebelum masuk RS : selera makan dan minum baik 3x perhari, porsi habis dengan
nasi dan sayuran.
b. Saat masuk RS : anak tidak mau makan karena setelah makan muntah.
2. Eliminasi :
17
3. Istirahat dan tidur :
V. Pemeriksaan Penunjang :
Keluarga yakin anaknya segera sembuh dan bisa beraktifitas seperti biasanya dengan
bermain dan belajar jika mematuhi semua anjurkan dokter dan minum obat teratur.
1. Infus RL 15 tpm
2. Inj. Penmox 3x500 mg = anti biotik untuk injeksi bakteri
3. Inj. Norages 3x100 mg = analgesic
4. Inj. ODR 3x2 mg = mencegah mual dan muntah
5. Inj. Ranitidine 2x ½ ampul = mengurangi produksi asam lambung
6. Paracetamol 10mg
* Selama sakit : anak hanya bermain hp di dalam kamar dengan bermain game
terkadang digendong ibunya jika menangis.
18
ANALISA DATA
MASALAH
NO KELOMPOK DATA PENYEBAB
KEPERAWATAN
1. DS = Factor makanan Hipertermia
a. Ibu mengatakan (makanan basi atau
anaknya demam sejak mengandung banyak
kemarin bakteri)
Inflamasi saluran
pencernaan
Tubuh bereaksi
terhadap invasi
mikroorganisme
Meningkatnya suhu
tubuh di atas nilai
normal
Hipertermia
19
meningkat (35 makanan tidak dapat di
x/menit) serap
Tekanan osmotic
meningkat
Reabsorbsi di dalam
usus terganggu
Diare
20
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama pasien : An. S
Umur : 2 tahun
No. Register : 00291261
TANGGAL
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN
MUNCUL
21
1. 22/11/2021 Hipertermia berhubungan dengan meningkatnya suhu tubuh di
tandai dengan suhu tubuh tidak normal.
DIAGNOSA
NO LUARAN (SLKI) INTERVENSI (SIKI)
KEPERAWATAN
22
1. Hipertermia berhubungan Luaran utama : Manajemen hipertermia
Termoregulasi Observasi
dengan meningkatnya
Setelah dilakukan c. Identifikasi penyebab
suhu tubuh di tandai tindakan keperawatan hipertemia
1x24 jam maka d. Monitor suhu tubuh
dengan suhu tubuh tidak
Terapeutik
Termoregulasi
normal e. Sediakan lingkungan
membaik.
yang dingin
(D.0130) Dengan kriteria hasil :
f. Longgarkan pakaian
a. Menggigil
g. Berikan cairan oral
menurun h. Lakukan pendinginan
eksternal (kompres
b. Kejang menurun
dingin pada lipatan, dan
c. Pucat menurun dahi)
Edukasi
d. Takipnea
b. Anjurkan tirah baring
menurun Kolaborasi
Kolaborasi pemberian cairan
e. Suhu tubuh
dan elektrolit intravena.
membaik
f. Tekanan darah
membaik
23
24
TINDAKAN KEPERAWATAN CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Pasien : An. S Umur : 2 tahun No. Register : 00291261 Kasus : GEA
25
H/ a. infus RL 15 tpm
b. paracetamol 10 mg
c. sanmol 1x ½ amp
26
makanan d. Frekuensi peristaltic meningkat (35
H/ minum yakult x/menit)
08.00 c. Memonitor warna, volume, frekwensi, A = Masalah keperawatan Diare belum teratasi
dan konsistensi tinja.
H/ warna kuning, volume sedikit, P = intervensi manajemen diare dilanjutkan
frekuensinya 5x sehari, konsistensinya dengan nomor
cair 1. Memonitor warna, volume, frekwensi, dan
d. Memonitor tanda dan gejala hipovolemia konsistensi tinja.
08.00
H/turgor kulit kembali > 2 detik
e. Memonitor jumlah pengeluaran diare 2. Memonitor jumlah pengeluaran diare
08.15
H/ 5x sehari 3. Memberikan asupan cairan oral
08.15 f. Memberikan asupan cairan oral
H/ minum air putih dan susu 4. Memberikan cairan intravena
08.15 g. Memberikan cairan intravena 5. Menganjurkan makanan porsi kecil dan
H/ infus RL sering secara bertahap
09.00 h. Menganjurkan makanan porsi kecil dan
sering secara bertahap 6. Menganjurkan menghindari makanan,
H/ makan ½ porsi tapi sering pembentuk gas, pedas, dan mengandung
i. Menganjurkan menghindari makanan, lactose
09.15
pembentuk gas, pedas, dan mengandung
7. Menganjurkan melanjutkan pemberian ASI
lactose
H/ diet nasi, lauk dan sayuran 8. Berolaborasi pemberian obat antispasmodic/
09.20 j. Menganjurkan melanjutkan pemberian spasmolitik.
ASI
H/ susu
10.00 k. Berolaborasi pemberian obat
antispasmodic/ spasmolitik
H/ Inj. Penmox 3x500 mg
2. Dx. 2 23/11/2021 Manajemen Diare 23/11/2021 S =
27
Diare a. Memonitor warna, volume, frekwensi, 13.00 a. ibu mengatakan anaknya BAB 3x sehari
07.00 dan konsistensi tinja. dengan konsistensi sudah ampas.
H/ warna kuning, volume sedikit, O=
frekuensinya 5x sehari, konsistensinya
cair a. Keadaan umum cukup
b. Memonitor jumlah pengeluaran diare b. Defikasi 3x dalam 24 jam
07.30 c. Fesesnya ampas
H/ 5x sehari
c. Memberikan asupan cairan oral d. Frekuensi peristaltic meningkat
07.45 (20x/menit)
H/ minum air putih dan susu
08.00 d. Memberikan cairan intravena A = Masalah keperawatan Diare teratasi
H/ infus RL
P = intervensi manajemen diare dihentikan.
e. Menganjurkan makanan porsi kecil dan
08.15 sering secara bertahap
H/ makan ½ porsi tapi sering
f. Menganjurkan menghindari makanan,
08.15 pembentuk gas, pedas, dan mengandung
lactose
H/ diet nasi, lauk dan sayuran
g. Menganjurkan melanjutkan pemberian
08.15
ASI
H/ susu
10.00 h. Berolaborasi pemberian obat
antispasmodic/ spasmolitik
H/ Inj. Penmox 3x500 mg
28