0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
42 tayangan28 halaman

LP GEA Niken Puspasari (A3R201034)

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 28

Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperarawatan

Dengan Kasus Gastroenteritis (GEA)

Dosen Fasilitator : Amita A,.S.Kep.,Ners


NAMA : Niken Puspasari
NIM : A3R21034

STIKes HUTAMA ABDI HUSADA TULUNGAGUNG


Jl. Wahidin Sudiro Husodo Telp / Fax (0355) 322738
TULUNGAGUNG (66224)
Alamat e-mail : stikeshahta@yahoo.co.id

1
LAPORAN PENDAHULUAN
DENGAN GASTROENTERITIS AKUT (GEA)

I. Konsep Dasar Penyakit


A. Definisi Penyakit
Gastroenteritis adalah peradangan pada lambung, usus kecil dan usus besar
dengan berbagai kondisi patologis dari saluran gastrointestinal dengan manifestasi
diare, dengan atau tanpa disertai muntah, serta ketidak nyamanan abdomen
(Muttaqin, 2011).
Gastroenteritis atau diare adalah penyakit yang ditandai dengan
bertambahnya frekuensi defekasi lebih dari biasanya (> 3 kali/hari) disertai
perubahan konsistensi tinja (menjadi cair), dengan/tanpa darah dan/atau lendir
(Sudaryat, 2013).
Gastroenteritis atau diare merupakan suatu keadaan pengeluaran tinja yang
tidak normal atau tidak seperti biasanya, dimulai dengan peningkatan volume,
keenceran serta frekuen silebih dari 3 kali sehari dan pada neonates lebih dari 4
kali sehari dengan atau tanpa lendir dan darah (Hidayat, 2016).
Dapat disimpulkan Gastroenteritis atau diare akut adalah inflamasi lambung
dan usus yang disebabkan oleh berbagaibakteri, virus, dan pathogen, yang
ditandai dengan bertambahnya frekuensi defekasi lebih dari biasanya (> 3
kali/hari) disertai perubahan konsistensi tinja (menjadi cair). Diare juga dapat
terjadi pada bayi dan anak yang sebelumnya sehat dan pada neonates lebih dari 4
kali sehari dengan atau tanpa lendir dan darah.

B. Etiologi
Menurut Arif Muttaqin (2011) dan Suriadi (2015), penyebab dari gastroenteritis
sangat beragam ,antara lain sebagai berikut :
1. Faktor infeksi :
a. Infeksi berbagai macam bakteri yang disebabkan oleh kontaminasi makanan
maupun air minum (enteropathogenic, escherichia coli, salmonella,
shigella, V.Cholera, dan clostridium).
b. Infeksi berbagai macamvirus :enterovirus, echoviruses, adenovirus, dan
rotavirus. Penyebab diare terbanyak pada anak adalah virus Rotavirus.
c. Jamur : candida
d. Parasit (giardia clamblia, amebiasis, crytosporidium dan cyclospora)

2. Faktor non infeksi/ bukaninfeksi :


a. Alergi makanan, misal susu, protein
b. Gangguan metabolic atau malabsorbsi :penyakit

2
c. Iritasi langsung pada saluran pencernaan oleh makanan
d. Obat-obatan :Antibiotik, Laksatif, Quinidine, Kolinergik, dan Sorbital.
e. Penyakitusus :colitis ulcerative, crohn disease, enterocolitis
f. Emosional atau stress
g. Obstruksi usus

C. Tanda dan Gejala


Menurut Sodikin (2015), Beberapa tanda dan gejala yang terjadi pada kasus
gastroenteritis, antaralain :
1. Bayi atau anak menjadi cengeng, rewel, gelisah
2. Suhu badan meningkat
3. Nafsu makan berkurang atau tidak ada
4. Timbul diare
5. Feses makin cair, mungkin mengandung darah dan atau lender
6. Warnafeses berubah menjadi kehijau-hijauan karena bercampur empedu.
7. Muntah baik sebelum maupun sesudah diare
8. Terdapat gejala dan tanda dehidrasi :ubun-ubun besar cekung pada bayi,
tonus otot dan turgor kulit berkurang, selaput lendir pada mulut dan bibir
terlihat kering
9. Berat badan menurun
10. Pucat, lemah

D. Patofiologi

Patofisiologi gastroenteritis terjadi melalui 2 mekanisme antara lain yaitu


akibat kerusakan pada vili usus yang menyebabkan malabsorbsi dan diare osmotik
serta pelepasan toksin yang berikatan dengan reseptor enterosit spesifik dan
menyebabkan pelepasan ion klorida ke lumen intestinal sehingga menyebabkan diare
sekretorik.

Gastroenteritis Akibat Virus


Transmisi gastroenteritis umumnya terjadi melalui rute fekal-oral dari
makanan dan air yang terkontaminasi. Beberapa virus, seperti norovirus, dapat
ditularkan melalui jalur udara. Manifestasi klinis berhubungan dengan infeksi usus,
tetapi mekanisme yang tepat dari terjadinya diare masih belum jelas.
Studi yang paling banyak dilakukan yaitu pada rotavirus. Rotavirus melekat
dan memasuki enterosit dewasa di ujung vili usus halus. Virus ini menyebabkan
perubahan struktural pada mukosa usus halus, termasuk pemendekan vili dan infiltrasi
sel inflamasi mononuklear di lamina propria. Infeksi rotavirus menyebabkan
gangguan pencernaan karbohidrat, dan akumulasinya di lumen usus, serta malabsorbsi
nutrisi dan penghambatan reabsorpsi air secara bersamaan, dapat menyebabkan
komponen malabsorbsi diare.

3
Rota virus mensekresi suatu enterotoksin yaitu NSP4, yang menyebabkan
aktivasi mekanisme sekretori dari Ca2+ yang dependen terhadap Cl-. Mobilisasi
kalsium intraseluler kalsium akibat ekspresi NSP4 endogen maupun eksogen dapat
menyebabkan sekresi klorida secara transien.

Gastroenteritis Akibat Bakteri


Pada gastroenteritis yang disebabkan oleh bakteri, mekanisme yang terjadi
meliputi invasi mukosa, perlekatan, dan produksi toksin. Untuk menentukan protokol
manajemen gastroenteritis, penting untuk memahami dengan baik patofisiologi
gastroenteritis. Usus halus memiliki peran penting untuk menyerap cairan. Dalam
kasus gastroenteritis, usus halus gagal dalam menyerap cairan dikarenakan adanya
toksin pada usus.

Faktor virulensi lain yang signifikan pada gastroenteritis akibat bakteri adalah
perlekatan. Beberapa bakteri perlu melekat pada mukosa usus, terutama pada awal
infeksi. Untuk dapat melakukan hal tersebut, bakteri menghasilkan beberapa faktor
perekat dan protein yang membantu perlekatan yang diperlukan pada dinding usus.
Misalnya, bakteri Vibrio cholerae (kolera) menggunakan jenis adhesin permukaan
tertentu untuk dapat menempel pada usus. Contoh lain adalah E. coli enterotoksigenik
yang memproduksi antigen faktor kolonisasi yang merupakan protein perlekatan.
Gejala disentri akibat infeksi shigella dan E. coli terjadi sebagai akibat dari invasi dan
penghancuran mukosa usus halus.
Faktor virulensi penting terakhir pada gastroenteritis akibat bakteri adalah
produksi toksin, termasuk enterotoksin. Enterotoksin dapat menyebabkan diare berair
karena adanya efek sekretori pada mukosa usus halus.

4
E. Pathway

Faktor
Faktor mal Faktor makanan Faktor psikologi
infeksi absorbs (makanan basi, (rasa takut dan
(karbohidrat, beracun, alergi cemas)
lemak, protein) makanan)

Penyerapan sari-sari makanan saluran


Bercernaan tidak adekuat

Isi rongga usus berlebihan

Terdapatnya zat-zat Gangguan sekresi Meningkatnya


Makanan tidak dapat motilitas usus
diserap
Meningkatnya
Aktivitas sekresi air Kesempatan usus
Tekanan osmotik dan elektrolit menyerap makanan
meningkat berkurang
Mengeluarkan isinya
Reabsorbsi di dalam
usus terganggu

BAB sering, Inflamasi saluran


Konsistensi cair
Diare
pencernaan

Meningkatnya
Sekresi cairan dan Tubuh bereaksi Mual
elektrolit Terhadap
invasi Anoreksi
mikroorganisme
Dehidrasi
Defisit nutrisi
Risiko ketidak Meningkatnya
Suhu tubuh
seimbangan
elektrolit Hipertermia

5
F. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan darah tepi lengkap
2. Pemeriksaan urine lengkap
3. Pemeriksaan tinja lengkap dan biakan tinja dari colok dubur
4. Pemeriksaan biakan empedu bila demam tinggi dan dicurigai infeksi sistemik
5. Pemeriksaan sediaan darah malaria serta serologi Helicobacter Jejuni sangat
dianjurkan
6. Duodenal intubation untuk mengetahui kuman penyebab secara kuantitatif
dan kualitatif tentang pada diarekronik.
7. Pemeriksaan darah 5 darah perifer lengkap, analisis gas darah (GDA) &
elektrolit (Na, K, Ca, dan P serum yang diare disertai kejang)
8. Pemeriksaan tinja
- makroskopik dan mikroskopik
- pH, dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus dan tablet clinitest,
bila diduga terdapat intoleransi laktosa
- bila pedudilakukan pemeriksaan biakan dan uji resistensi (culture dan
sensitivity test)
9. Pemeriksaan analisa gas darah
10. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal
11. Pemeriksaan serum elektrolit terutama kadar natrium, kalium, calsium dan
fosfor (terutama pada penderitadiare yang disertai kejang)
12. Pemeriksaan kadar glukosa darah bila terdapat tanda-tanda hipoglikemia

G. Penatalaksanaan Medis
a. Medis

a. Pemberian cairan, jenis cairan, cara memberikan cairan, jumlah


pemberiannya.
1) Cairan per oral
Pada klien dengan dehidrasi ringan dan sedang diberikan per oral
berupa cairan yang bersifat NaCl dan NaHCO3 dan glukosa. Cairan
oralit yang dianjurkan oleh WHO-ORS, tiap 1 liter mengandung
Osmolalitas 333 mOsm/L, Karbohidrat 20 g/L, Kalori 85 cal/L.
Elektrolit yang dikandung meliputi sodium 90 mEq/L, potassium 20
mEq/L, Chloride 80 mEq/L, bikarbonat 30 mEq/L (Dipiro et.al.,
2015). Ada beberapa cairan rehidrasi oral:
a) Cairan rehidrasi oral yang mengandung NaCl, KCL, NaHCO3
dan glukosa, yang dikenal dengan nama oralit.

6
b) Cairan rehidrasi oral yang tidak mengandung komponen-
komponen di atas misalnya: larutan gula, air tajin, cairan-cairan
yang tersedia di rumah dan lain-lain, disebut CRO tidak lengkap
2) Cairan parentral
Cairan Ringer Laktat sebagai cairan rehidrasi parenteral tunggal.
Selama pemberian cairan parenteral ini, setiap jam perlu dilakukan
evaluasi:
a) Jumlah cairan yang keluar bersama tinja dan muntah
b) Perubahan tanda-tanda dehidrasi (Suharyono, dkk., 1994
dalamWicaksana, 2015).
b. Pengobatan Antibiotik
Pemberian antibotik secara empiris jarang diindikasikan pada diare akut
infeksi, karena 40% kasus diare infeksi sembuh kurang dari 3 hari tanpa
pemberian anti biotik. Pemberian antibiotik di indikasikan pada :Pasien
dengan gejala dan tanda diare infeksi seperti demam, feses berdarah,
leukosit pada feses, mengurangi ekskresi dan kontaminasi lingkungan,
persisten atau penyelamatan jiwa pada diare infeksi, diare pada
pelancong, dan pasien immune compromised. Contoh antibiotic untuk
diare Ciprofloksasin 500mg oral (2x sehari, 3 – 5 hari), Tetrasiklin 500
mg (oral 4x sehari, 3 hari), Doksisiklin 300mg (Oral, dosistunggal),
Ciprofloksacin 500mg, Metronidazole 250-500 mg (4 x sehari, 7-14 hari,
7-14 hari oral atau IV).

H. Komplikasi
Komplikasi gastroenteritis akut yakni (Mutaqqin & Sari, 2011):
1.Dehidrasi
2.Hipovolemik
3.Hipokalemia
4.Hipoglikemia
5.Intoleransi sekunder
6.Kejang
7.Malnutrisi energy protein

II. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan


A. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian dilakukan dengan melakukan anamnesis pada pasien. Data-data yang
dikumpulkan atau dikaji meliputi :
1. Identitas Pasien
2. Riwayat Kesehatan

7
a. Keluhan Utama BAB
lebihdari 3 kali
b. Riwayat Penyakit Sekarang
BAB warna kuning kehijauan, bercampur lendir dan darah atau lender saja.
Konsistensi encer, frekuensi lebih dari 3 kali, waktu pengeluaran : 3-5 hari
(diareakut), lebihdari 7 hari ( diare berkepanjangan), lebih dari 14 hari
(diarekronis).
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Pernah mengalami diare sebelumnya, pemakian antibiotic atau kortikosteroid
jangka panjang (perubahan candida albicans dari saprofit menjadi parasit),
alergi makanan, ISPA, ISK, OMA campak.
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ada salah satu keluarga yang mengalami diare.
e. Riwayat Kesehatan Lingkungan
Penyimpanan makanan pada suhu kamar, kurang menjaga kebersihan,
lingkungan tempat tinggal.
f. Riwayat Nutrisi
Pada anakusia toddler makanan yang diberikan seperti pada orang dewasa,
porsi yang diberikan 3 kali setiap hari dengan tambahan buah dan susu.
Kekurangan gizi pada anakusia toddler sangat rentan,. Cara pengelolahan
makanan yang baik, menjaga kebersihan dan sanitasi makanan, kebiasaan
cuci tangan.

3. Data Bio-Psiko-Sosial-Spiritual
a. Bernafas
Kaji pernafasan pasien. Kaji apakah pasien mengalami kesulitan saat bernafas
b. Makan dan Minum
Perlu ditanyakan kebiasaan makan dan minum sebelum dan selama MRS.
Kebiasaan :polamakan, frekuensi, jenis. Perubahan :setelah di rumah sakit
c. Eliminasi
1) BAK
Kebiasaan :frekuensi, warna, bau.
Perubahan setelah sakit
2) BAB
d. Gerak dan Aktivitas
Kaji gerak dan aktivitas pasien selama berada di RS
e. Istirahat dan tidur

8
Kebiasaan :kaji kebiasaan istirahat tidur pasien
Perubahan setelah sakit
f. Kebersihan Diri
Kaji bagaimana toiletnya pasien.
g. Pengaturan suhu tubuh
Cek suhu tubuh pasien, normal (36°-37°C), pireksia/demam (38°-40°C),
hiperpireksia = 40°C< ataupun hipertermi <35,5°C.
h. Rasa Nyaman
Observasi adanya keluhan yang mengganggu kenyamanan pasien. Observasi
nyeri yang di keluhkan pasien.
i. Rasa Aman
Kaji keluarga pasien mengenai kecemasan yang diarasakan
j. Sosialisasi dan Komunikasi
Observasi social dan komunikasi pasien. Kaji apakah pasien mampu bercanda
dengan keluarganya.
k. Bekerja
Kaji pasien apakah pasien mampu bermain dan bercanda dengan keluarganya
i. Ibadah
Ketahui agama apa yang dianut pasien
j. Rekreasi
Observasi apakah sebelumnya pasien sering rekreasi dan sengaja meluangkan
waktunya untuk rekreasi. Tujuannya untuk mengetahui teknik yang tepat saat
depresi.
k. Pengetahuan atau belajar
Seberapa besar keingintahuan keluarga mengenai cara pencegahan diare pada
anak. Disinilah peran perawat untuk memberikan HE kepada keluarga pasien
Mengenai cara pencegahan diare pada anak.
4. Pemeriksaan Fisik
1. Inspeksi :mata cekung,ubun-ubun besar,selaput lendir,mulut dan bibir
kering,berat badan menurun,anus kemerahan.
2. Perkusi :adanya distensi abdomen.
3. Palpasi : Turgor kulit kurang elastis
4. Auskultasi :terdengarnya bising usus.

9
B. Diagnosis Keperawatan yang mungkin muncul
a. Hipertermia berhubungan dengan meningkatnya suhu tubuh di tandai dengan

suhu tubuh tidak normal


b. Defisit Nutrisi berhubungan dengan mual muntah ditandai dengan muntah
c. Risiko ketidakseimbangan cairan berhubungan dengan dehidrasi di tandai
dengan sering haus, turgor kulit > 2 detik.
I. Intervensi

DIAGNOSA
NO KEPERAWATA LUARAN (SLKI) INTERVENSI (SIKI)
N
1. Hipertermia Luaran utama : Manajemen hipertermia
berhubungan Termoregulasi Observasi
dengan Setelah dilakukan tindakan a. Identifikasi penyebab
meningkatnya keperawatan 1x24 jam hipertemia
maka b. Monitor suhu tubuh
suhu tubuh di Terapeutik
tandai dengan Termoregulasi membaik.
a. Sediakan lingkungan yang
suhu tubuh tidak Dengan kriteria hasil : dingin
b. Longgarkan pakaian
normal a. Menggigil menurun c. Berikan cairan oral
(D.0130) b. Kejang menurun d. Lakukan pendinginan
eksternal (kompres dingin
c. Pucat menurun pada lipatan, dan dahi)
d. Takipnea menurun Edukasi

e. Suhu tubuh a. Anjurkan tirah baring


Kolaborasi
membaik
a. Kolaborasi pemberian
f. Tekanan darah
cairan dan elektrolit
membaik intravena.
2. Defisit nutrisi Luaran utama : Manajemen Nutrisi
berhubungan
Status nutrisi membaik Observasi
dengan mual,
muntah d.d nafsu Setelah dilakukan intervensi - Identifikais status nutrisi

makan menurun keperawatan selama 1x24


- Identifikasi alergi dan intoleransi
jam berdasarkan luaran
(D.0019) makanan
didapatkan :
- Identifikasi makanan yang
a. Porsi makan yang
disukai
dihabiskan
meningkat - Identifikasi kebutuhan kalori dan

b. Kekuatan otot jenis nutrisi


mengunyah - Monitor asupan makanan
meningkat

10
c. Perasaan cepat Terapeutik
kenyang menurun
- Lakukan oral hygiene sebelum
d. Nyeri abdomen
makan
menurun
e. Sariawan menurun - Sajikan makanan secara menarik

f. Diare menurun dan suhu yang sesuai

g. Frekuensi makan - Berikan makanan tinggi serat


membaik untuk mencegah konstipasi
h. Nafsu makan
- Berikan makanan tinggi kalori
membaik
dan tinggi protein
i. Bising usus
membaik Edukasi

- ajurkan posisi duduk

Kolaborasi v

- kolaborasi dengan ahli gizi untuk


menentukan jumlah kalori dan
jenis nutrisi yang dibutuhkan

3. Risiko Luaran utama : Manajemen cairan


ketidakseimbanga Keseimbangan cairan
Observasi
n cairan berkaitan Setelah dilakukan tindakan
dengan dehidrasi keperawatan 1x24 jam a. Monitor status hidrasi (mis
di tandai dengan maka Keseimbangan cairan : frekuensi nadi, kekuatan
merasa haus. meningkat. nadi, akral)
b. Monitor hasil pemeriksaan
Dengan kriteria hasil :
laboratorium (mis :
a. Asupan cairan hematocrit, Na, K, Cl dll)
meningkat Terapeutik
b. Keluaran urine
a. Catat intake – output
meningkat
b. Berikan asupan cairan
c. Kelembaban
sesuai kebutuhan.
Membrane mukosa
c. Berikan cairan intravena.
meningkat
d. Tekanan darah
membaik
e. Membrane mukosa
membaik

4. Diare Luaran utama : Eliminasi Manajemen Diare


berhubungan Fekal Setelah dilakukan
Observasi
dengan BAB tindakan keperawatan 1x24
sering konsistensi jam maka Eliminasi Fekal a. Identifikasi penyebab diare

11
cair di tandai membaik. (mis. Inflamasi gastrointestinal,
dengan BAB 5x iritasi gastrointestinal)
dalam sehari Dengan kriteria hasil :
b. Identifikasi riwayat pemberian
dengan konsistensi a. Control pengeluaran makanan
ampar dan cair. feses cukup
menurun c. Monitor warna, volume,
b. Konsistensi feses frekwensi, dan konsistensi tinja.
membaik d. Monitor tanda dan gejala
c. Frekuensi defekasi hipovolemia
membaik
e. Monitor jumlah pengeluaran
d. Peristaltic usus
diare
membaik
Terapeutik
a. Berikan asupan cairan oral
b. Berikan cairan intravena
Edukasi
a. Anjurkan makanan porsi kecil
dan sering secara bertahap
b. Anjurkan menghindari
makanan,  pembentuk gas, pedas,
dan mengandung lactose
c. Anjurkan melanjutkan
pemberian ASI
Kolaborasi
a. Kolaborasi pemberian obat
antispasmodic/ spasmolitik

12
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, A.A.A. 2016. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta: Salemba Medika

Muttaqin, Arif. 2011.Gangguan Gastrointestinal :Aplikasi asuhan keperawatan Medikal


Bedah. Jakata :Salemba Medika

Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). 2017.Standar Diagnosis Keperawatan


Indonesia (SDKI).Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat PPNI.

Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). 2018.Standar Luaran Keperawatan Indonesia


(SLKI). Jakarta Selatan: Dewan Pengurus PusatPPNI.

Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). 2018.Standar Intervensi Keperawatan


Indonesia (SIKI). Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat

Sodikin. 2015.Asuhan Keperawatan Anak :Gangguan Sistem Gastrointestinal dan


Hepatobilier.Jakarta :Salemba Medika

Sudaryat, 2013. Kapita Selekta Gastroenterologi Anak. Jakarta :Sagung Seto

Suriadi dan Yuliani, Rita. 2015. Asuhan Keperawatan Pada Anak. Edisi 2. Jakarta :Sagung
Seto

13
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
“HUTAMA ABDI HUSADA”
Ijin Pendirian Mendiknas RI Nomor : 113/D/O/2009

Jl. Dr. Wahidin Sudiro Husodo Telp./Fax: 0355-322738


Tulungagung 66224
Alamat E-mail : stikeshahta@yaoo.co.id

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK


DENGAN GEA

Ruangan : Perci

No. Reg : 00291261

Pengkajian diambil tanggal : 22 November 2021 Jam : 07.00

I. Identitas Klien

Nama / Jenis kelamin : An S / Perempuan

Alamat : Jl.Labuhan tangga 06/03 Bangko Rokan Kec.Ngunut

Umur anak : 2 tahun

Nama ayah : Bp. Samsuri

Pendidikan ayah : SMA

Pekerjaan ayah : Wiraswasta

Pekerjaan ibu : IRT

Agama : Islam

Suku bangsa : Jawa

Diagnosa medis : GEA

Tanggal masuk RS : 22/11/2021

14
II. Riwayat Keperawatan

1. Riwayat penyakit
1.1. Keluhan utama : BAB 5x dalam sehari dan demam semenjak
kemarin

1.2. Lama keluhan : sejak 21 November 2021

1.3. Akibat timbulnya keluhan : diare 5x setelah minum yakult

1.4. Faktor yang memperberat : susah minum air dan tidak mau makan.

2. Riwayat penyakit sekarang :


Ibu pasien mengatakan anaknya badannya panas dan BAB 5x dalam sehari sejak
21 November 2021 anak terus rewel dan menangis terus lalu ibunya membawa ke
IGD RSIA Trisna Medika pada 22 november 2021setelah diobservasi selama 3 jam
BAB masih cair sebanyak 5x suhu tubuh 389oC di infus RL dengan 15 tpm lalu
dipindahkan ke ruang rawat inap (kamar perci).

3. Riwayat keperawatan dahulu :


3.1. Pre natal : rutin diperiksa ke bidan terdekat, imunisasi

3.2. Natal : umur kehamilan 37- 38 minggu dengan lahir spontan

3.3. Post natal : tidak ada keluhan, imunisasi BCG, HB dan poli

3.4. Luka / operasi : tidak ada operasi


3.5. Allergi : tidak ada alergi terhadap makanan, minuman dan obat.
3.6. Pola kebiasaan : aktif
3.7. Tumbuh kembang :
- Tengkurap usia : 3 bulan

- Duduk usia : 7 bulan

- Berdiri usia : 1 tahun lebih 1 minggu

- Mengoceh usia : 7 bulan

- Bicara usia : 1 tahun

3.8. Riwayat Imunisasi :


BCG : 1x1 bulan HB : 3x 2.3.4 bulan

DPT : 3x 2.3.4 bulan Meningitis :-

Polio : 4x 1.2.3.4 bulan Lain – lain :-

Campak : 1x 9 bulan
15
4. Riwayat kesehatan keluarga: tidak ada riwayat penyakit keluarga

5. Riwayat Psikososial : baik

6. Riwayat seksual : tidak ada

7. Riwayat keluarga :

7.1. Komposisi keluarga terhadap :

Keluarga Inti : ayah, ibu dan kakak

7.2. Lingkungan rumah dan Komunitas : baik temannya banyak dan anaknya ceria

8. Kultur dan kepercayaan : keluarga pasien yakin bahwa penyakit yang di derita
anaknya akan segera sembuh

9. Fungsi dan hubungan keluarga : anak dan orangtua hubungannya baik.

10. Pola perilaku yang mempengaruhi kesehatan: keaktifan anak

11. Persepsi keluarga terhadap anak : keluarga takut jika terjadi apa – apa pada
anaknya.

III. Pemeriksaan fisik


Anak dan neonatus

1. Keadaan umum : keadaan umum cukup

Kesadaran : compos mentis

BB : 25,9 kg

TB : 125 cm

LL :-

2. Tanda – tanda vital :

- Tensi :- Nadi : 130 x/menit Suhu : 38,9oC

- Pernafasan: 24 x/menit

3. Kepala dan wajah

- Rambut kepala : rambut rata warna hitam

- Bentuk kepala : oval

- Ukuran – ukuran kepala :-

- UUB : tertutup

16
- UUK : tertutup

4. Mata :

a. Sklera : putih

b. Konjungtiva : berwarna merah muda

5. Telinga : simetis tidak ada gangguan pendengaran

6. Hidung : simetris ,tidak ada cuping hidung

7. Mulut : tidak sianosis

8. Tenggorokan : tidak ada pembesaran thyroid

9. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar thyroid

10. Dada : simetris, vocal fremitus (regular)

11. Paru – paru : normal

12. Jantung : pulsasi tidak terlihat , ictus cordis pada ics V midclavicula
sinistra

13. Abdoment : tidak ada nyeri tekan pada abdomen

14. Ginjal : normal

15. Genetalia : tidak ada kelainan gemetalia

16. Axstremits : ekstremitas atas & bawah baik

17. Rektum : normal tidak ada luka

18. Neurologi : CM GCS 4-5-6

19. Endokrin : Normal tidak ada kelainan

IV. Pola Kesehatan Fungsional


1. Nutrisi / Makan / Minum :

a. Sebelum masuk RS : selera makan dan minum baik 3x perhari, porsi habis dengan
nasi dan sayuran.
b. Saat masuk RS : anak tidak mau makan karena setelah makan muntah.

2. Eliminasi :

a. Sebelum masuk RS : BAB sebanyak 1x setiap 2 hari sekali, BAK -+ 4 kali


b. Saat masuk RS : BAB sering sebanyak 5x dengan konsistensi cair, BAK 2x
perhari

17
3. Istirahat dan tidur :

a. Sebelum masuk RS : istirahat dan tidur cukup


b. Saat masuk RS : anak rewel menangis terus jadi tidur siangnya terganggu

4. Aktivitas dan latihan :

a. Sebelum masuk RS : bermain dengan teman sebanyanya di halaman rumah


b. Saat masuk RS : hanya di gendong ibunya dan tiduran di tempat tidur dengan
bermain hp saja.

V. Pemeriksaan Penunjang :

( Hasil Laboratorium dan Hasil Pemeriksaan Lain )

a. Hemoglobin = 11,8 g/dL


b. Hematocrit = 36,1 %
c. Leukosit = 4.340 u/l
d. Trombosit = 209.000 u/l
e. Eritrosit = 4,98 u/l

VI. Persepsi Keluarga Terhadap Penyakit Anaknya :

 Keluarga yakin anaknya segera sembuh dan bisa beraktifitas seperti biasanya dengan
bermain dan belajar jika mematuhi semua anjurkan dokter dan minum obat teratur.

VII. Penatalaksanaan Dan Terapi :

1. Infus RL 15 tpm
2. Inj. Penmox 3x500 mg = anti biotik untuk injeksi bakteri
3. Inj. Norages 3x100 mg = analgesic
4. Inj. ODR 3x2 mg = mencegah mual dan muntah
5. Inj. Ranitidine 2x ½ ampul = mengurangi produksi asam lambung
6. Paracetamol 10mg

VIII. Pengkajian Tumbuh Kembang :

* Sebelum sakit : bermain, belajar dan terkadang belajar makan sendiri.

* Selama sakit : anak hanya bermain hp di dalam kamar dengan bermain game
terkadang digendong ibunya jika menangis.

18
ANALISA DATA

Nama pasien : An. S


Umur : 2 tahun
No. Register : 00291261

MASALAH
NO KELOMPOK DATA PENYEBAB
KEPERAWATAN
1. DS = Factor makanan Hipertermia
a. Ibu mengatakan (makanan basi atau
anaknya demam sejak mengandung banyak
kemarin bakteri)

DO = Penyerapan sari – sari


1. Keadaan umum makanan, saluran
cukup percernaan tidak
adekuat
2. Suhu tubuh di
atas nilai normal
Isi rongga usus
(S = 38,90C) berlebihan
3. Kulit tampak
kemerahan Meningkatnya motilitas
dibagian wajah usus
4. Kulit terasa
hangat bagian Kesempatan usus
lipatan. menyerap makanan
berkurang

Inflamasi saluran
pencernaan

Tubuh bereaksi
terhadap invasi
mikroorganisme

Meningkatnya suhu
tubuh di atas nilai
normal

Hipertermia

2. DS = Factor makanan Diare


a. ibu mengatakan (makanan basi atau
anaknya BAB 5x sehari mengandung banyak
dengan konsistensi cair. bakteri)

DO = Penyerapan sari – sari


mayor makanan, saluran
a. Defikasi lebih dari percernaan tidak
3x dalam 24 jam adekuat
b. Feses lembek atau
cair Isi rongga usus
Minor berlebihan
a. Frekuensi
peristaltic Terdapatnya zat – zat

19
meningkat (35 makanan tidak dapat di
x/menit) serap

Tekanan osmotic
meningkat

Reabsorbsi di dalam
usus terganggu

BAB sering lebih dari


3x dalam 24 jam

Diare

20
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama pasien : An. S
Umur : 2 tahun
No. Register : 00291261

TANGGAL
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN
MUNCUL

21
1. 22/11/2021 Hipertermia berhubungan dengan meningkatnya suhu tubuh di
tandai dengan suhu tubuh tidak normal.

2. 22/11/2021 Diare berhubungan dengan BAB sering konsistensi cair di tandai


dengan BAB 5x dalam sehari dengan konsistensi ampar dan cair.

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama pasien : An. S


Umur : 2 tahun
No. Register : 00291261

DIAGNOSA
NO LUARAN (SLKI) INTERVENSI (SIKI)
KEPERAWATAN

22
1. Hipertermia berhubungan Luaran utama : Manajemen hipertermia
Termoregulasi Observasi
dengan meningkatnya
Setelah dilakukan c. Identifikasi penyebab
suhu tubuh di tandai tindakan keperawatan hipertemia
1x24 jam maka d. Monitor suhu tubuh
dengan suhu tubuh tidak
Terapeutik
Termoregulasi
normal e. Sediakan lingkungan
membaik.
yang dingin
(D.0130) Dengan kriteria hasil :
f. Longgarkan pakaian
a. Menggigil
g. Berikan cairan oral
menurun h. Lakukan pendinginan
eksternal (kompres
b. Kejang menurun
dingin pada lipatan, dan
c. Pucat menurun dahi)
Edukasi
d. Takipnea
b. Anjurkan tirah baring
menurun Kolaborasi
Kolaborasi pemberian cairan
e. Suhu tubuh
dan elektrolit intravena.
membaik
f. Tekanan darah
membaik

2. Diare berhubungan Luaran utama : Manajemen Diare


dengan BAB sering Eliminasi Fekal Setelah Observasi
konsistensi cair di tandai dilakukan tindakan a. Identifikasi penyebab diare
dengan BAB 5x dalam (mis. Inflamasi gastrointestinal,
keperawatan 1x24 jam
sehari dengan konsistensi iritasi gastrointestinal)
ampar dan cair. maka Eliminasi Fekal b. Identifikasi riwayat
(D.0020) membaik. pemberian makanan
Dengan kriteria hasil : c. Monitor warna, volume,
e. Control frekwensi, dan konsistensi
pengeluaran tinja.
feses cukup d. Monitor tanda dan gejala
hipovolemia
menurun
e. Monitor jumlah pengeluaran
f. Konsistensi diare
feses membaik Terapeutik
g. Frekuensi a. Berikan asupan cairan oral
defekasi b. Berikan cairan intravena
membaik
h. Peristaltic usus Edukasi
a. Anjurkan makanan porsi
membaik
kecil dan sering secara bertahap
b. Anjurkan menghindari
makanan,  pembentuk gas,
pedas, dan mengandung lactose
c. Anjurkan melanjutkan
pemberian ASI
Kolaborasi
a. Kolaborasi pemberian obat
antispasmodic/ spasmolitik

23
24
TINDAKAN KEPERAWATAN CATATAN PERKEMBANGAN

Nama Pasien : An. S Umur : 2 tahun No. Register : 00291261 Kasus : GEA

TANGGAL/ TANDA TANGGAL TANDA


NO NO. DX IMPLEMENTASI EVALUASI
JAM TANGAN / JAM TANGAN
1. Dx 1 22/11/2021 Manajemen hipertermia 22/11/2021 S = Ibu mengatakan anaknya demam sejak kemarin
Hipertermia
07.00 a. Mengidentifikasi penyebab hipertemia 13.00 O=
H/ karena bakteri masuk ke mulut ke 5. Keadaan umum lemas
sauran cerna sehingga tubuh bereaksi 6. Suhu tubuh di atas nilai normal (S =
07.30
terhadap invasi mikroorganisme. 38,90C)
7. Kulit tampak kemerahan dibagian wajah
08.00 b. Memonitor suhu tubuh 8. Kulit terasa hangat bagian lipatan.
H/ S = 38,90C
08.00 c. Menyediakan lingkungan yang dingin A = masalah keperawatan Hipertemia belum
H/ Ruangan full AC teratasi
d. Melonggarkan pakaian
08.15 P = intervensi Manajemen hipertermia dilanjutkan
H/ melepas pakaian seperti jaket, kaos
dengan nomer
kaki dan topi a. Memonitor suhu tubuh
e. Memberikan cairan oral b. Memberikan cairan oral
08.15 H/ menganjurkan ibunya memberikan c. Melakukan pendinginan eksternal
air minum atau susu sedikit tapi sering (kompres dingin pada lipatan, dan dahi)
f. Melakukan pendinginan eksternal d. Menganjurkan tirah baring
08.15 (kompres dingin pada lipatan, dan dahi) e. Berkolaborasi pemberian cairan dan
H/ kompres dingin elektrolit intravena.
10.00 g. Menganjurkan tirah baring
H/ anak di suruh miring kanan dan kiri
h. Berkolaborasi pemberian cairan dan
elektrolit intravena.

25
H/ a. infus RL 15 tpm
b. paracetamol 10 mg
c. sanmol 1x ½ amp

2. Dx 1 23/11/2021 Manajemen hipertermia 23/11/2021 S = Ibu mengatakan anaknya demamnya sudah


Hipertermia 13.00 turun.
07.00 a. Memonitor suhu tubuh
H/ S = 38,90C O=
b. Memberikan cairan oral 1. Keadaan umum cukup
07.30
H/ menganjurkan ibunya memberikan 2. Suhu tubuh di atas nilai normal (S = 36,90C)
3. Kulit tidak tampak kemerahan dibagian
air minum atau susu sedikit tapi sering wajahnya.
08.00 c. Melakukan pendinginan eksternal 4. Kulit bagian lipatan terasa normal lagi.
(kompres dingin pada lipatan, dan dahi)
H/ kompres dingin A = masalah keperawatan Hipertemia teratasi
08.15 d. Menganjurkan tirah baring
P = intervensi Manajemen hipertermia dihentikan.
H/ anak di suruh miring kanan dan kiri
e. Berkolaborasi pemberian cairan dan
10.00
elektrolit intravena.
H/ a. infus RL 15 tpm
b. paracetamol 10 mg
c. sanmol 1x ½ amp
1. Dx. 2 22/11/2021 Manajemen Diare 22/11/2021 S =
Diare 13.00
07.00 a. Mengidentifikasi penyebab diare (mis. a. ibu mengatakan anaknya BAB 5x sehari
Inflamasi gastrointestinal, iritasi dengan konsistensi cair.
gastrointestinal) O=
H/ karena kurangnya kebersihan
lingkungan dan makanan (mis : a. Keadaan umum lemas
mencuci tangan sebelum makan) b. Defikasi lebih dari 3x dalam 24 jam
07.30 b. Mengidentifikasi riwayat pemberian c. Feses lembek atau cair

26
makanan d. Frekuensi peristaltic meningkat (35
H/ minum yakult x/menit)
08.00 c. Memonitor warna, volume, frekwensi, A = Masalah keperawatan Diare belum teratasi
dan konsistensi tinja.
H/ warna kuning, volume sedikit, P = intervensi manajemen diare dilanjutkan
frekuensinya 5x sehari, konsistensinya dengan nomor
cair 1. Memonitor warna, volume, frekwensi, dan
d. Memonitor tanda dan gejala hipovolemia konsistensi tinja.
08.00
H/turgor kulit kembali > 2 detik
e. Memonitor jumlah pengeluaran diare 2. Memonitor jumlah pengeluaran diare
08.15
H/ 5x sehari 3. Memberikan asupan cairan oral
08.15 f. Memberikan asupan cairan oral
H/ minum air putih dan susu 4. Memberikan cairan intravena
08.15 g. Memberikan cairan intravena 5. Menganjurkan makanan porsi kecil dan
H/ infus RL sering secara bertahap
09.00 h. Menganjurkan makanan porsi kecil dan
sering secara bertahap 6. Menganjurkan menghindari makanan, 
H/ makan ½ porsi tapi sering pembentuk gas, pedas, dan mengandung
i. Menganjurkan menghindari makanan,  lactose
09.15
pembentuk gas, pedas, dan mengandung
7. Menganjurkan melanjutkan pemberian ASI
lactose
H/ diet nasi, lauk dan sayuran 8. Berolaborasi pemberian obat antispasmodic/
09.20 j. Menganjurkan melanjutkan pemberian spasmolitik.
ASI
H/ susu
10.00 k. Berolaborasi pemberian obat
antispasmodic/ spasmolitik
H/ Inj. Penmox 3x500 mg
2. Dx. 2 23/11/2021 Manajemen Diare 23/11/2021 S =

27
Diare a. Memonitor warna, volume, frekwensi, 13.00 a. ibu mengatakan anaknya BAB 3x sehari
07.00 dan konsistensi tinja. dengan konsistensi sudah ampas.
H/ warna kuning, volume sedikit, O=
frekuensinya 5x sehari, konsistensinya
cair a. Keadaan umum cukup
b. Memonitor jumlah pengeluaran diare b. Defikasi 3x dalam 24 jam
07.30 c. Fesesnya ampas
H/ 5x sehari
c. Memberikan asupan cairan oral d. Frekuensi peristaltic meningkat
07.45 (20x/menit)
H/ minum air putih dan susu
08.00 d. Memberikan cairan intravena A = Masalah keperawatan Diare teratasi
H/ infus RL
P = intervensi manajemen diare dihentikan.
e. Menganjurkan makanan porsi kecil dan
08.15 sering secara bertahap
H/ makan ½ porsi tapi sering
f. Menganjurkan menghindari makanan, 
08.15 pembentuk gas, pedas, dan mengandung
lactose
H/ diet nasi, lauk dan sayuran
g. Menganjurkan melanjutkan pemberian
08.15
ASI
H/ susu
10.00 h. Berolaborasi pemberian obat
antispasmodic/ spasmolitik
H/ Inj. Penmox 3x500 mg

28

Anda mungkin juga menyukai