Askep Ge Unkh
Askep Ge Unkh
Askep Ge Unkh
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN DENGAN DIAGNOSA GASTROENTERITIS
(Disusun Untuk Memenuhi Mata Kuliah Keperawatan
DosenPengampu:Ns.
DisusunOleh:
PROGRAM STUDIS1KEPERAWATAN
UNIVERSITASKARYAHUSADA
SEMARANG
2023
LAPORAN PENDAHULUAN
GASTROENTERITIS
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diare sering menyerang anak terutama balita karena daya tahan
tubuhnya yang masih lemah, sehingga dapat terkena bakteri penyebab
diare.jika diare disertai muntah berkelanjutan akan menyebabkan dehidrasi
(kekurangan cairan). Inilah yang harus diwaspadai karena sering terjadi
keterlambatan dalam pertolongan dan menyebabkan
kematian .dehidrasiyang terjadi pada anak akan cepat menjadi parah. hal
ini disebabkan karena seorang anak berat badanya lebih rendah daripada
dewasa. Maka cairan tubuhnya relatif sedikit , sehingga kehilangan
sedikit cairan dapat menggagu oran-organ vitalnya .dehidrasi akan smakin
parah jika di tambah dengan keluhan lainya seperti mencret dan panas
karena kehilangan cairan tubuh lewat penguapan. (Cahyono ,2016). Diare
atau diare dengan Gastroenteritis adalah suatu keadaan dimana seseorang
buang air besar dengan konsisteni lembek atau cairbahkan dapat berupa air
saja dan frekuensinya lebih sering (biasanya tiga kali atau lebih) dalam
satu hari (DEPKES 2016).
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare adalah
gangguan osmotik yang merupakan akibat terdapatnya makan atau zat
yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam
rongga usus meninggi sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit
kedalam rongga usus, isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang
usus untuk mengeluarkan feses sehingga timbul diare. gangguan motilitas
usus hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus
untuk menyerap makanan sehingga timbul diare sebaliknya bila peristaltik
usus menurun akan mengakibatkan bakteri timbul berlebihan selanjutnya
timbul diare pula.Tindakan yang harus dilakukan pada pasien diare dengan
Gangguan Keseimbangan cairan dan elektrolit adalah pemberian makanan
yang mengandung zat besi dan pemberian makanan yang sedikit berserat,
pemberian cairankhusus yang mengandung campuran gula dan garam yang
disebut larutan dehidrasi bila di perlukan, pemberian obat-obatan
pemberian anti biotik. Pemberian cairan sangat penting mengingat
komplikasi tersering yang juga dapat menyebabkan kematian penderita
dehidrasi (Andresson,2017).
B. Tujuan
Mampu memahami tentang Gastroenteritis pada anak dan
mengetahui cara memberikan asuhan keperawatan pada anak dengan
Gastroenteritis dibuktikan dengan mampu malaksanakan hal sebagai
berikut:
1. Mampu melakukan pengkajian data pada klien dengan
Gastroenteritis
2. Mampu menganalisa dan menegakkan diagnosa atau masalah
keperawatan pada klien dengan Gastroenteritis
3. Mampu menentukan intervensi keperawatan secara menyeluruh
pada klien dengan Gastroenteritis.
BAB II
A. Pengertian
Gastroenteritis adalah iritasi dan peradangan pada lapisan dalam
lambung dan usus kecil.Biasanya disebabkan oleh infeksi virus,bakteri
atau parasit,serta menyebabkan muntah dan diare yang
parah.Gastroenteritis, paling sering ditularkan melalui makanan atau air
yang terkontaminasi.Selain itu, penularan juga terjadi dari kontak dekat
dengan individu yang terinfeksi.Saluran limbah selama musim hujan
dapat menyebabkan penyebaran lebih lanjut dari organisme
penyebab .Kotoran terbuka adalah alasan umum lain yang menyebabkan
penyebaran kondisi melalui lalat dan hama lainya. (Kardiyudiani &
Susanti,2019).
Gastroenteritis akut adalah suatu peradangan permukaan mukosa
lambung yang akut dengan kerusakan erosi pada bagian superficial.
Menurut WHO secara klinis diare didefinisikan sebagai buang air besar
(defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair (setengah padat)
kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 g atau 200
ml /24jm. Definisi lain memakai kriteria frekuaensi yaitu buang air besar
encer tersebut dapat atau tanpa di sertai lender dan darah.Gastroenteritis
akut adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang akut
dengan kerusakan erosi pada bagian superficial (Mattaqin & Kumala,
2011).
B. Etiologi
Menurut Kardiyudiani &Susanti,(2019). Penyebab gastroenteritis
yang paling umum adalah virus.Jenis utama adalah rotavirus dan
norovirus.selain itu penyebab gastroenteritis dapat dibagi dalam beberpa
faktor yaitu :
1. Faktor infeksi Internal : infeksi pencernaan yang disebabkan oleh
bakteri Shigella, sallmonel, dan E- Coli.
2. infeksi Parentral : di sebabkan oleh penyakit lain, infeksi diluar alat
pencernaan makanan, misal pada anak penyakit telinga, kadang disertai
dengan diare.
3. Faktor Malabsorbsi : Malabsorbsi karbohidrat, lemak, protein, dan
intoleransi laktosa yang sering terjadi pada bayi dan anak-anak.
4. Faktor makanan : Keracunan makanan, alergi pada makanan, dan
mengkonsumsi makanan basi.
5. Faktor psikologis : Rasa takut dan cemas dapat mempengaruhi diare.
C. Patofisiologi
Patofisiologi gastroenteritis yang paling banyak adalah melalui
infeksi Rotavirus. Zat entroksin yang dikeluarkan virus ini akan
menyebabkan terjadi lisis sel enterosit traktus gastrointestinal. Transmisi
penyakit ini umumnya melalui rute fekal-oral dari makanan dan minuman
yang terkontamisnasi agen kausal penyakit. Rotavirus yang masuk ke
mulut akan menginfeksi lapisan mukosa usus kecil, bereplikasi, kemudian
virions akan dilepaskan ke dalam lumen usus, dan melanjutkan replikasi
pada area lebih distal dari usus kecil (Jahja,2017).
Yang termasuk dampak dari timbulnya diare adalah :
1. Gangguan osmotik akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak
diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus
meningkat,sehingga terjadinya pergeseran air dan elektrolit ke dalam
rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan ini akan merangsang
usus mengeluarkanya sehingga timbul diare. (WijayaPutri,2013).
2. Gangguan sekresi akibat rangsangan dari toksin pada dinding usus
akan terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga
usus dan selanjutnya diare timbul karena terdapat peningkatan isi
rongga usus . (Wijaya Putri,2013).
3. Gangguann mortilitas usus, hiperperistaltik akan mengakibatkan
berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan, sehingga
timbul diare, sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan
mengakibatka bakteri tumbuh berlebihan yang selanjutnya dapat
menimbulkan diare pula . (Wijaya Putri,2013).
D. Pathway
Terdapat zat-zat yang tdk Saluran pencernaan tdk Gangguan motilitas usus
diserap adekuat
Reabsorbsi didalam usus besar Sekresi air dalam elektrolit dalam Kesempatan usus menyerap
terganggu usus meningkat makanan
DIARE
E. Manifestasi klinis
1) Sering buang air besar dengan konstipasi tinja yang cair dan encer
2) Terdapat luka tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelek
(elastisitas menurun) ubun ubun dan nada cekung, membrane
mukosa kering
3) Diare
4) Muntah
5) Demam
6) Nyeri abdomen
7) Membrane mukosa mulut dan bibir kering
8) Fontanel cekung
9) Perubahan tanda tanda vital (Muttaqin,Kumala,2011)
F. Pemeriksaan penunjang
Menurut (Kardiyudiani dan Susanti,2019). Pemeriksaan
laboratorium maupun pemeriksaan penunjang pada pasien dengan
gastrointeritis adalah:
1. Kultur feses dan Mikroskopik
2. pHdan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus bila diduga
terdapat intoleransi gula.
3. Serologi untuk toksin :
a) E. Coli
b) Shigella
c) Campylobacter
4. Sigmoindoskopi dan biopsi hanya diindikasikan jika gejala menetap >2
minggu.
5. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal.
Selain itu pemeriksaan diagnostik khusus sering kali tidak diperlukan
pada kasus gastroenteritis. Para ahli perawatan sering dapat membuat
diagnosis berdasarkan riwayat gejala dan pemeriksaan fisik. Jika
gejalanya menetap untuk jangka panjang dapat dilakukan untuk
menentukan penyebab muntah dan diare .Pada pemeriksaan riwayat
kesehatan dan pemeriksaan fisik ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
diantaranya apakah dikeluarga atau teman lain mengalami paparan yang
sama : berupa durasi, frekuensi, dan apakah ada muntah . kemampuan
pasien menoleransi cairan dari mulut . pertanyaan – pertanyaan tersebut
membantu menentukan potensi resiko dehidrasi.Informasi lain dalam
riwayat medis yang dapat membantu dalam diagnosis gastroenteritis
meliputi :
A. Pengkajian
a. Identitas klien
b. Riwayat keperawatan
Awal serangan : gelisah, suhu tubuh meningkat, anoreksia
kemudian timbul diare. Keluhan utama : feses semakin cair,
muntah, kehilangan banyak air dan elektrolit terjadi gejala
dehidrasi, BB menurun, tonus dan turgor kulit berkurang, selaput
kadir mulut dan bibir kering, frekuensi BAB lebih dari 4x dengan
konsisten encer.
c. Riwayat kesehatan masa lalu
Riwayat kesehatan masa lalu menjelaskan tentang riwayat
kesehatan pasien dan adakah keluhan lain.
d. Riwayat penyakit yang diderita, riwayat inflamasi
Berisi tentang riwayat sakit yang diderita keluarga atau adakah
penyakit genetik atau riwayat sakit lain.
e. Riwayat Psikososial keluarga
f. Kebutuhan dasar
1. Pola Eliminasi
Mengalami perubahan yaitu BAB lebih dari 4x sehari
2. Pola Nutrisi
Diawali dengan mual, muntah, anoreksia, menyebabkan
penurunan BAB
3. Pola Istirahat dan Tidur
Akan terganggu karena adanya distensi abdomen yang akan
menimbulkan
rasa tidak nyaman
4. Pola Aktifitas
Akan terganggu karena kondisi tubuh yang lemah dan adanya
nyeri akibat disentri abdomen.
5. Pemeriksaan Penunjang
a) Darah
Ht meningkat, leukosit menurun
b) Feses
Bakteri atau parasit
c) Elektrolit
Natrium dan Kalium menurun
d) Urinalisa
Urin pekat, BJ meningkat
e) Analisa Gas Darah
Antidosis metabolik (bila sudah kekurangan cairan).
6. Data Fokus yang mungkin muncul pada gastroentritis adalah
sebagai berikut :
a. Subjektif
- Kelemahan
- Diare lunak s/d cair
- Anoreksia mual dan muntah
- Tidak toleran terhadap diit
- Perut mulas s/d nyeri (nyeri pada kuadran kanan bawah,
abdomen tengah bawah)
- Haus, kencing menurun
- Nadi mkeningkat, tekanan darah turun, respirasi rate
turun cepat dan dalam (kompensasi ascidosis).
b. Objektif
- Lemah, gelisah
- Penurunan lemak / masa otot, penurunan tonus
- Penurunan turgor, pucat, mata cekung
- Nyeri tekan abdomen
- Urine kurang dari normal
- Hipertermi
- Hipoksia / Cyanosis,Mukosa kering,Peristaltik usus
lebih dari normal.
7. Diagnose keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang singkat
tugas dan jelas berdasarkan pada hasil pengumpulan data dan
evaluasai data yang di lakukan dengan sistematis, praktis,etis, dan
profesional oleh tenaga keperawatan yang mampu untuk itu.
Diagnosa keperawatan menggambarkan respons klien terhadap
masalah kesehatan atau penyakit. Menurut buku SDKI,2017.
Diagnosa yang muncul pada kasus GEA yang berkaitan dengan
kondisi klinis Defisit Nutrisi adalah:
8. Intervensi
Rencana keperawatan adalah pencatatan tentang kegiatan
perencanaan keperawatan (langkah pemecah serta urutan
prioritasnya, perumusan tujuan, perencanaan tindakan dan
penilaian) yang dapat dipertanggung jawabkan. Tujuan yang ingin
dicapai, rencana tindakan pemecahan masalah klien dan rencana
penilaiannya. (Menurut Judith M, 2016) Intervensi keperawatan
pada klien GEA dengan masalah keperawatan sebagai berikut:
1) Pemantauan elektrolit
Mengumpulkan dan menganalisis data terkait regulasi
keseimbangan elektrolit
Tindakan :
Observasi
- Identifkasi kemungkinan penyebab ketidakseimbangan
elektrolit
- Monitor kadar eletrolit serum
- Monitor mual, muntah dan diare
- Monitor kehilangan cairan, jika perlu
- Monitor tanda dan gejala hypokalemia (mis. Kelemahan
otot, interval QT memanjang, gelombang T datar atau
terbalik, depresi segmen ST, gelombang U, kelelahan,
parestesia, penurunan refleks, anoreksia, konstipasi,
motilitas usus menurun, pusing, depresi pernapasan)
- Monitor tanda dan gejala hyperkalemia (mis. Peka
rangsang, gelisah, mual, munta, takikardia mengarah ke
bradikardia, fibrilasi/takikardia ventrikel, gelombang T
tinggi, gelombang P datar, kompleks QRS tumpul, blok
jantung mengarah asistol)
- Monitor tanda dan gejala hipontremia (mis.
Disorientasi, otot berkedut, sakit kepala, membrane
mukosa kering, hipotensi postural, kejang, letargi,
penurunan kesadaran)
- Monitor tanda dan gejala hypernatremia (mis. Haus,
demam, mual, muntah, gelisah, peka rangsang,
membrane mukosa kering, takikardia, hipotensi, letargi,
konfusi, kejang)
- Monitor tanda dan gejala hipokalsemia (mis. Peka
rangsang, tanda IChvostekI [spasme otot wajah], tanda
Trousseau [spasme karpal], kram otot, interval QT
memanjang)
- Monitor tanda dan gejala hiperkalsemia (mis. Nyeri
tulang, haus, anoreksia, letargi, kelemahan otot, segmen
QT memendek, gelombang T lebar, kompleks QRS
lebar, interval PR memanjang)
- Monitor tanda dan gejala hipomagnesemia (mis.
Depresi pernapasan, apatis, tanda Chvostek, tanda
Trousseau, konfusi, disritmia)
- Monitor tanda dan gejala hipomagnesia (mis.
Kelemahan otot, hiporefleks, bradikardia, depresi SSP,
letargi, koma, depresi)
Terapeutik
Edukasi
2) Menejemen hipertermia
Mempertahankan subu tubuh dalam rentang normal
Tindakan
Observasi
- identifikasi penyebab hipertermia
- monitor suhu tubuh
- monitor kadar elektrolit
- monitor komplikasi akibat hipertermia
- monitor keluaran urine
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
DAFTAR PUSTAKA
Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2016), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI),
Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI),
Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI),
Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
ASUHAN KEPERAWATAN
KASUS
Seorang laki-laki bernama Tn. A berusia 40 tahun masuk rumah sakit karya
husada pada tanggal 02 Mei 2022 pukul 21.30 WIB dan sekarang sedang dirawat
di Ruang Anggrek yang merupakan ruang Penyakit Dalam di rumah sakit karya
husada. Tn.A dirawat dengan diagnose medis Gastroenteritris (diare). Keluarga
pasien mengatakan pasien sudah dirawat selama 2 hari, BAB cair 6x sehari,
berwarna kuning kecoklatan. Pasien mengeluh perutnya terasa perih, mual, nafsu
makan berkurang, hanya menghabiskan 3 sendok makan per hari, minum hanya 2-
3 gelas kecil per hari. Pasien mengeluh susah tidur, sering terbangun di malam
hari karena perutnya nyeri. Selama dirawat di RS semua aktifitas pasien dibantu
oleh keluarga seperti mandi, BAB, BAK, berpakaian, dll. Berdasarkan hasil
pemeriksaan bising usus hiperaktif (38x per menit), ada nyeri di seluruh kuadran
abdomen, skala nyeri 8, pemeriksaan TTV TD 110/70 mmHg, Suhu 38°C, RR 22
x/menit, Nadi 78 x/menit. Tampak pasien lemah dan hanya berbaring di tempat
tidur.
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. BIODATA
1 Identitas Klien
.
Jenis kelmain : Laki-laki
Alamat : Semarang xxxxx,xxxx
Umur : 40 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
B. RIWAYAT KEPERAWATAN
1. Keluhan Utama
Pasien mengatakan perut terasa perih dan diare (BAB cair 6x sehari)
2. Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang ke IGD RS Karya Husada dengan keluhan diare, BAB
nya 6 x/hari warna kuning kecoklatan disertai Perutnya terasa perih,
mual, nafsu makan berkurang.
3. Riwayat penyakit dahulu
Klien mengatakan belum pernah mengalami diare dan belum pernah
dirawat di rumah sakit.
4. Riwayat kesehatan keluarga
Pasien mengatakan bahwa didalam keluarganya tidak ada yang
memiliki riwayat penyakit keturunan.
Genogram :
Keterangan :
: Meninggal :Laki-laki :
perempuan
3. Pola Eliminasi
a. BAB
Sebelum sakit Saat sakit
Frekuensi 2x/hari 6 x/hari
Konsistensi Lunak Cair
Warna Coklat Kuning kecoklatan
Penggunaan Tidak ada Tidak ada
pencahar
(laktasif)
Keluhan Tidak ada Sakit perut
b. BAK
Sebelum sakit Saat sakit
Frekuensi 6x /hari 4x / hari
Jumlah urine Lebih kurang 800 Lebih kurang 600
cc/hari cc/hari
Warna Kuning jernih Kuning jernih
Pancaran Normal Normal
Keluhan Tidak ada Tidak ada
Kebiasaan sebelum - -
tidur
2. Kepala
a. Bentuk kepala : Mesosefal
b. Kulit kepala : Bersih
c. Rambut :Warna hitam, lurus dan tidak
mudah dicabut
3. Muka
a. Mata
1) Palpebra : Tidak ada oedema
2) Konjungtiva : Tidak anemis
3) Sklera : Warna putih, tidak ikterik
4) Pupil : Isokor
5) Diameter pupil kiri/kanan : 2mm
6) Reflek terhadap cahaya : Reflek normal
7) Pengguanaan alat bantu penglihatan : Tidak menggunakan
alat bantu penglihatan
b. Hidung
Bentuk hidung simetris, bersih, tidak ada polip, tidak ada nafas
cuping tambahan.
c. Mulut
Gigi lengkap, bibir kering, stomatitis tidak ada.
d. Telinga
Fungsi pendengaran normal, bentuk simetris, bersih, tidak ada
serumen, tidak ada nyeri telinga
4. Leher e.
6. Abdomen
Inspeksi : Warna kulit sama, tidak ada jejas, simetris
Auskultasi : Peristaltik meningkat 38 x/menit
Perkusi : Hypertimpani, perut kembung
Palpasi : Turgor kulit tidak langsung kembali dalam 1
detik
7. Genetalia
Jenis kelamin laki-laki, tidak ada odema, tidak ada kelainan, dan
tidak menggunakan selang kateter
8. Rektum
Tidak ada hemoroid/wasir atau masalah yang lain
9. Ektremitas
a. Atas
Kanan Kiri
Kekuatan otot Aktif Aktif
Rentang gerak Aktif Aktif
Akral Hangat Hangat
Edema Tidak ada Tidak ada
CRT < 2 detik < 2 detik
Keluhan Tidak ada Tidak ada
b. Bawah
Kanan Kiri
Kekuatan otot Aktif Aktif
Rentang gerak Aktif Aktif
Akral Hangat Hangat
Edema Tidak ada Tidak ada
CRT < 2 detik < 2 detik
Keluhan Tidak ada Tidak ada
E. PEMERIKSAAN
PENUNJANG
a. Rabu, 2 Mei 2022
Jenis pemeriksaan Hasil Rentang normal Satuan Ket
Darah
Hb 13,7 L : 13-18 g / dl Normal
P : 11-16.5
Lekosid 8.1 4,0-11,0 Ribu Normal
Eosinofil 0 1-3 %
Basofil 0 0-1 % Normal
Staff 0 2-6 % -
Segmen 86 50-70 % Abnormal
Limfosit 14 20-40 % Abnormal
Monosit 0 2-8 % -
Trombosit 227 150-450 Ribu Normal
Golongan darah O A, AB, O, B - -
Hematokrit 40 40-50 Ribu Normal
F. TERAPI MEDIS
Hari/ Golongan
Fungsi dan
Tanggal Jenis Terapi Dosis dan
farmakologi
kandungan
Rabu, 2 Infus RL 30 tpm Kristaloid Untuk
Mei 2022 mengganti
cairan yang
hilang
Oral : 3x1 Obat untuk Untuk
Sulcrafat tukak
mengobati tukak
syrup duodenum
lambung
ANALISA DATA
TD : 110/70 mmhg
RR : 22x/m
Nadi : 78 x/m
Suhu : 38 oC
4. Rabu, 2 DS: Hipovolem Kehilangan
Mei 2022 - Pasien mengatakan BAB ia cairan aktif
nya cair berwarna
kuning kecoklatan.
- pasien mengatakan
merasa lemas dan lemah.
DO:
- Turgor kulit menurun
- Pasien tampak hanya
terbaring lemah di tempat
tidur
- Mukosa mulut kering
- tidak nafsu makan
5. Rabu, 2 DS: Gangguan Kurang
Mei 2022 - Pasien mengeluh susah
pola tidur kontrol
tidur, sering terbangun di
malam hari karena tidur
perutnya nyeri.
DO:
- Pasien tidak tidur siang
- Pasien hanya tidur kurang
lebih 4 jam.
- Pasien tampak lemas dan
lemah
Kolaborasi pemberian
obatpengerasfeses
Rabu, 2 3 Setelah dilakukan tindakan Managemen Cairan :
Mei 2022 keperawatan selama 2 x 24 1. Pantau tanda
jam, pasien diharapakan kekurangan cairan
volume cairan dan elektrolit 2. Anjurkan klien
dalam tubuh seimbang banyak minum
(kurangnya cairan dan 3. Ajarkan mengenali
elektrolit terpenuhi) tanda kekurangan
Dengan kriteria hasil : cairan
1. Turgor kulit cepat 4. Kolaborasi dalam
kembali pemberian terapi
2. Membran mukosa basah
3. Intake output seimbang
Rabu, 2 4 Setelah dilakukan tindakan Manajemen hipertermi
Mei 2022 keperawatan selama 2 x 24 Observasi
jam diharapkan termoregulasi 1. Identifikasi penyebab
(L.14134) membaik dengan hipertermia
kriteria hasil : 2. Monitor suhu tubuh
1) Suhu tubuh dari skala Terapeutik
1 (memburuk) ke 1. Lakukanpendinginan
skala 5 (membaik) eksternal
2) Suhu kulit dari skala Edukasi
1 (memburuk) ke 1. Anjurkan tirah baring
skala 5 (membaik) Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
cairan dan elektrolit
intravena
Rabu, 2 5
Mei 2022
TINDAKAN KEPERAWATAN/ IMPLEMENTASI