MAKALAH SUSILA III-atharwaveda

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH SUSILA III

“ATHARVAVEDA SAMHITA”

DOSEN PENGAMPU :
Dr. Ni Komang Sutriyanti, S.Ag.,M.Pd.H.

OLEH :
Nama : Ni Wayan Nik Suniasih
Nim : 2011011049
No. Absen : 04
Kelas : PAH A IV Bangli

PENDIDIKAN AGAMA HINDU


FAKULTAS DHARMA ACARYA
UNIVERSITAS HINDU NEGERI I GUSTI BAGUS SUGRIWA
DENPASAR
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
karunianya saya dapat dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Atharvaveda
Samhita”. Walaupun beberapa hambatan yang saya alami selama proses
pengerjaannya, tapi saya berhasil menyelesaikan makalah ini tepat waktu.

Dan tidak luput saya sampaikan terimakasih kepada dosen pembimbing,


yang telah ikut serta membantu dan membimbing saya dalam mengerjakan makalah
ini. Saya ucapkan terimakasih juga kepada teman – teman mahasiswa yang sudah
ikut memberi kontribusi baik secara langsung ataupun tidak langsung dalam proses
pembuatan makalah ini.

Saya pun menyadari di dalam penulisan makalah ini masih sangat jauh dari
kata sempurna, maka saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
positif untuk mencapai sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi penulis dan bagi para pembaca.

Klungkung, 18 Februari 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................. i


DAFTAR ISI............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 2
1.3 Tujuan ............................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................... 3
2.1 Pengertian Atharvaveda Samhita ..................................................... 3
2.2 Ajaran Yang Terkandung Dalam Atharvaveda Samhita.................... 3
2.3 Sloka – sloka Yang Berkaitan Dengan Susila ................................... 7
BAB III PENUTUP .................................................................................. 9
3.1 Kesimpulan .................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Veda yang sebagaiamana kita kenal sekarang pada umunya merupakan
kumpuan tulisan yang memuat berbagai pandangan dan pengetahuan penting yang
diperlukan oleh umat Hindu. Veda memuat pandangan filsafat Hindu dan memuat
sumber pikiarn yang mempengaruhi pandangan dan sikap hidup umat Hindu.
Secara tradisional dinyatakan bahwa Veda adalah kitab suci bagi Hindu dan karena
itu Veda mempengaruhi segala sikap pandangan Hindu itu, Veda sebagai sumber
dharma dan agama serta Veda dijadikan dasar bagi umat Hindu. Telah dijelaskan
di dalam Rg Veda, bahwa seluruh Veda yang disebut Mantra Samhita atau sruti
terdiri atas empat kelompok atau catur Veda samhita, sruti Terjemahannya: wahyu,
Samhita Terjemahannya: himpunan. Keempat kelompok itu adalah Rg Veda, Yajur
Veda, sama Veda dan Atharwa Veda. Tiga dari empat kelompok Veda ini disebut
Veda Trayi, sehingga Atharwa Veda tergolong sebagai Veda yang keempat atau
terakhir Melihat isinya tampaknya mantra-mantra Atharwa Veda sebagian besar
diangkat dari mantra-mantra yang terdapat di dalam Rg Veda, akan tetapi ada
perbedaan dari Rg Veda karena bagian yang dihimpunnya pun isinya mengenai cara
memusnahkan atau menawar penyebab- penyebab penyakit baik karena gangguan
alam, buatan manusia atau lainnya yang menyebabkan pederitaan dan ketidak
damaian. Ajaran Atharwa Veda terutama mengajarkan bagaiamana orang dapat
mengatasi, mencegah penyakit yang berujung penderitaan dan ketidakdamaian
tersebut.
Kehidupan manusia perlu menyikapi kemajuan zaman dengan berpikir dewasa,
bijak dan jangan sampai tenggelam dan larut dengan kemajuan zaman tanpa
control. Hidup semakin nikmat berkat perkembangan teknologi yang berbasis
materi. Materialisme yang berujung atheisme, terallu menikmati kehidupan yang
bergelamor dengan material, tidak mengatur pola makan, tanpa disadari menjadikan
manusia tak peduli dengan spiritualisme alami. Manusia menjadi tak terkendali dan
hanya mengumar amarah, kebencian, iri hati, emosi, mengandalkan kekuasaan,

1
kekayaan. Karena keserakahan mereka tidak bisa menjaga dan mengunankan alam
dengan bijak, yang berujung menimbulkan ketidakdamiaan dalam Tri hita krana.
Karna kebencian mereka pun menyelesaikan persoalan dengan kekerasan, guna-
guna (ilmu hitam), hingga berujung penderitaan dan kematian. Tidak pernah ada
yang tau akan rahasia kehidupan manusia baik rejeki, jodoh dan kematian.
Sementara di dunia ini manusia saling berpacu dan berlomba meraih semuanya.
Penderitaan, ketidakdamaian, penderitaan yang berujung kematian, sejatinya
terdapat cara untuk mengatasinya, menghilangkannya, menjauhkannya jika kita
paham dan percaya dengan ilmu spiritual dan melakukan persembhayangan
kehadapan tuhan yang maha esa beserta manifestasinya serta mempercayai ajaran
tuhan dengan mempelajari Veda yang tergolong Atharwa Veda yang mengajarkan
bagaimana orang dapat mengatasi penderitaan, penyakit yang berujung
ketidakdamaian. Jika ingin kehidupan kita mendapatkan kedamaian kita sebagai
manusia harus hidup dengan selaras, asih asuh, tidak serakah, menjalankan Tri Hita
Karana agar tidak menimbulakan perpecahan, keserakahan, dan ketidakdamaian di
dalam hidup.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa Pengertian Atharvaveda Samhita ?
2. Apa Saja Ajaran Yang Terkandung Dalam Atharvaveda Samhita ?
3. Sebutkan Sloka – sloka Yang Berkaitan Dengan Susila ?

1.3 Tujuan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Atharvaveda Samhita.
2. Untuh Mengetahui Ajaran Yang Terkandung Dalam Atharvaveda Samhita.
3. Untuk Mengetahui apa saja Sloka – sloka Yang Berkaitan Dengan Susila.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Atharvaveda Samhita


AtharvaVeda berasal dari bahasa sansekerta yang memiliki dua kata atharvān dan
veda, Atharva yanng berasal dari nama seorang Rsi, dan Veda yang berarti
pengetahuan. Pengetahuan merupakan sastra suci bagi umat Hindu yang memiliki
pandangan dan pengetahuan yang penting. Atharawa Veda diakui sebagai kitab suci
Hindu yang diturunkan secara langsung oleh tuhan atau bisa dikatakan Atharawa
veda bagaian dari weda sruti. Oleh karena itu Veda Sruti disebut juga Catur Veda
atau Catur Veda Samhita, dimana Atharwa Veda merupakan kumpulan mantra-
mantra yang memuat ajaran yang bersifat magis. Atharwa Veda terdiri dari 5.987
mantra, yang juga banyak berasal dari Rg. Veda.

2.2 Ajaran Yang Terkandung Dalam Atharvaveda Samhita


Atharwa Veda merupakan kumpulan mantra-mantra yang memuat ajaran yang
bersifat magis, yang disusun oleh keluarga Maha Rsi Atharwan. Rupa-rupanya
nama Atharwa Veda itu berasal dari gelar maha rsi atharwan yang bertanggung
jawab atas terhimpunnya mantra-mantra itu. Melihat isi dari Athrawa Veda yang
tampaknya mantra-mantra Atharwa Veda sebagian besar diangkat dari mantra-
magra yang terdapat di dalam Rg Veda. Namun sedikit berbeda dari Rg Veda,
Atharvaveda isinya mengenai cara memusnahkan atau menawar penyebab-
penyebab penyakit baik karena gagngguan alam, buatan manusia, atau lainnya.
Terdapat 9 Sakha atau (resensi atau cabang tentang AtharvaVeda), yaitu:
Paippalada, Danta, Pradānta, Snata, Snauta, Brahmadavala, Saunaka, Devadarsani,
dan Caranavidya. Namun sakha yang masih bertahan hingga kini adalah Saunakiya
dan Paippalada. Atharwawda ini disusun dengan vedic Sanskrit dan berisikan 730
nyanyian pujian dengan 6.000 mantra yang dibagi menjadi sekitar 20 buku
setengah dari buku ini mengambil ayat-ayat Rg Veda, dan kecuali untuk Buku 15
dan 16, teks ini bersikan puisi – puisi yang menyebarkan Veda. terdapat Dua resensi
atau cabang teks yang terdapat hingga sekarang, yaitu Paippalada dan Saunakiya

3
akan tetapi manuskrip ini tepercaya dari edisi Paippalada dan diyakini telah hilang,
ada pula versi yang terpelihara dengan baik ditemukan di antara kumpulan
manuskrip terdapat di daun palem di Odisha pada tahun 1957.
➢ Paippalda Samhita
Ini selalu dikaitkan dengan sebuah jilid yakni “Prapancahrdaya”. Seperti tiap-
tiap volume, orang suci pertama dari Samhita ini adalah ahli metafisika yang
terkenal “pippalada” hanya sebuah salinan dari Samhita ini yang terdiri dari dua
puluh kanda yang di temukan di Kashmir hal itu terdapat di dalam naskah
Sarada yang berisikan lagu pujian. Lagu pujian ini telah diterima sebagai lagu
pujian pertama dari Pappalada Samhita di dalam Chandogya mantra Bhasya,
Saunaka Samhita umunnya terdapat lagu pujian ini sebagai lagu-lagu pujian
pertama pada sukta kesembilan dan kanda pertama.

➢ Sannaka Samhita
Gophata Brahmana dan Atharwa Samhita seperti pada umunya menyinggung
pada cabang saunaka ini. Hal ini dibagi kedalam dua puluh buku atau kanda
yang juga di bagi ke dalam Anuvaka dan selanjutnya ke dalam sukta yang
semuanya kira-kira 730. Atharwa Veda berisikan ajaran hal-hal yang umum di
kenal oleh rakyat umum dan tidak demikian halnya dengan isi Rg Veda.
Bahkan isinya lebih bersifat seculer dibandingkan dengan Veda lainnya yang
mengkhususkan memuat ajaran ibadah agama. Oleh karena itu maka Athrawa
Veda isinya banyak dapat ditafsirkan bierisikan ajaran kebijaksanaaan-
kebijaksanaan tentang kehidupan duniawi dan ritual. Rsi Wasistha dikenal
sebagai pendukung dalam ajarana atharwa Veda terutama karena mengajarkan
bagaimana orang dapat mengatasi, menghilangankan segala penyakit baik dari
gangguan alam, buatan manuasia(guna-guna) yang menyebabkan penderitaan,
kegelapan, ketidakdamaian dan kematian.
Atharwa Veda ini sejatinya menguraikan mengenai penerapan dari kedua jenis
upacara yaitu penegasan dengan sempurna dan upacara ritual-ritual.Suatu hal
penting yang khusus dari penerapan tindakan-tindakan Santika-Paustika dan
Tulapurusa Mahadana dan lainnya. Sesuatu hal yang perlu di catat adalah lagu-

4
lagu pujian dari Atharvan adalah dengan sederhana, lembut dan penegasan dan
lagu puji-pujian dari para Angira merupakan ilmu gaib, lagu-lagu pujian
Atharwa Veda termasuk ke dalam kelompok-kelompok berbeda seperti lagu-
lagu pujian dengan maksud untuk mendapatkan kehidupan yang panjang untuk
mengampuni dosadosa yang dilakukannya.

• Mantra untuk kedamaian dan mencegah penderitaan dalam ajaran Athrawa


Veda yaitu, Secara tradisional semua Veda itu dikumpulkan dalam empat
himpunan yang dapat diartikan sebagai catur Veda Samh ita yaitu Rg Veda
Samhita, Sama Veda Samhita, Yajur Veda samhita, Atharwa Veda samhita. Dari
keempat kelompok ini dikatakan bahwa atharwa Veda dianggap paling belakang
dan terakhir bahkan karena paling terakhir sering tidak diperhitungkan dalam
sejarah kehidupan sastra, yang hanya terkenal adalah tiga kelompok pertama
yang sering ketiga-tiganya dikenal sebagai Veda traya, keempat kelompok ini
teramsuk dalam kelompok mantra. Ketika kita menjumpai kata “Mantra”,
pikiran kita mengenal kata itu sendiri yang dapat bearrti banyak.Secara umum
bahwa mantra dalam hubungannya dengan Veda adalah nama lain yang
diberikan kepada kitab Veda itu. Demikian juga asal mula penamaan manra
untuk Veda adalah karena kenyataan bahwa Veda itu sendiri adalah mantra atau
hymne atau bahasa puisi.
Di Dalam kamus bahasa sansekerta kata mantra diartikan sebagai “alat pikiran”,
sabda, kitab suci, hymne, atau lagu-lagu pujaan dan di dalam Atharwa Veda
mantra diartikan sebagai lafal-lafal suci yang mempunyai kekuatan gaib atau
mistik. Selanjutnya di dalam sastra kata mantra berkembang demikian rupa
sehingga berarti musyawarah, ketetapan, rahasia, nasehat-nasehat dan lainnya
Setiap mantra dinyatakan sebagai manifestasi bentuk (rupa) Brahman.Pikiran
merupakan asal dari kata mantra itu karena mantra berasal dari kata
manana(pikiran ) dan dari pikiran itu melahirkan pengertian kebenaran yang esa
itu. Tra yang berasal dari kata trana yang berarti kebebasan dan dengan
pembebasan itu dengan sendirinya adalah pembebasan dari penderitaan
(sengsara). Di dalam Atharwa Veda yang berisikan ajaran ilmu spiritual yang

5
msitik terdapat mantra yang memiliki kekuatan untuk menghindari,
menghilangkan manusia dari penderitaan, penyakit yang berujung kesengsaraan,
ketidakdamaian dan kematian. Megingat maraknya penyakit yang terdapat di
kehidupan manusia, baik penyakit alam maupun buata manusia yang karena
didasari dari keserakahan ,kemarahan, emosi ataupun iri hati dan dendam untuk
menghindari penyakit yang akan membawa penderitaan tersebut di dalam ajaran
Atharwa Veda terdapat mantra untuk hal itu. Adapun mantra di dalam Atharwa
Veda yang dapat menghindari penderitaan dan berumur panjang, yaitu:
Upa priyam panipnatam yuvanamahutivrdham, Agnma bibhrato namo
dirghamayuh krnotu me. (AtharvaVeda VII.32.1)
Terjemahannya:
Kepada yang dikasihi,pencipta keajaiban (senantiasa) muda, yang pijian baginya
senantiasa makin melimpah, kami memohon, (kepada yang patut menerimanya)
penghormatan semoga ia melimpahkan umur panjang bagiku.

Masih merujuk kepada Mantra Atharva Veda tersebut, merujuk kepada enam
langkah sesuai dengan apa yang dinyatakan dalam Atharva Veda tersebut yang
akan membawa sebuah kedamaian. Sebagai dasar pandangan dan pedoman
untuk menata hidup dan kehidupan kita, sebagai upaya untuk menciptakan
kedamaian/keharmonisan di Bumi. Terdapat 6 perilaku yang mencapai
kedamaian trtuang pada kitab Atharwa Veda, yaitu:
Satyam brhadrtamugram diksa tapo brahma yajnah prthivim dharayani, sa no
bhutasya bhavyasya patnyurum lokam prthivi nah krnotu. (ArthawaVeda
XII.1.1)
Terjemahannya:
Kebenaran agung dan kokoh, penyucian, penebusan kesalaahn brahman dan
penyembahan suci yang menunjang keberadaan bumi ini, semoga ia
melimpahkan kebahgiaan pada kita, yakni ia yang merupakan penguasa bagi
yang telah ataupun akan ada. semoga dunia ini menyediakan tempat yang lapang
dan leluasa bagi kita.

6
Adapun penjelasan dari mantra ArthawaVeda XII.1.1 tersebut di atas adalah
sebagai berikut:
a. Satyam = perilaku kebenaran, kebajikan, keadilan.
b. Rtam = Hukum alam dan hukum duniawi, prilaku untuk tidak merusak
sistem hukum.
c. Diksa = Kesucian, penyucian,nilai kesucian akan terlihat jika kita
mempelajari sastra agama.
d. Tapa = Pengekangan diri, pengendalian indria atau berprilaku dengan
menahan diri dari hawa nafsu yang berlebihan. Dalam hidup dan kehidupan
ini dibutuhkan sebuah pengendalian diri, agar tidak terjerumus kelembah
penderitaan Sehingga dalam hal ini pengendalian diri sangat penting,
sehingga konsep mensorgakan (kedamaian abadi) dunia ini dapat tercapai.
e. Brahma = Berdoa, melantunkan kidung-kidung suci/gita, prilaku yang selalu
melantunkan doa/gita untuk memberikan rasa, situasi kesucian pada diri
sendiri, orang lain dan seluruh sekalian alam.
f. Yajna = Pengorbanan yang berprilaku tulus dan ikhlas hingga mencapi
kedamaian dan kesucian.

2.3 Sloka – sloka Yang Berkaitan Dengan Susila


Angerivasya dahati davasya dahatan prthak,
Etametasyersyamudnagnimiva samaya. (Atharwa Veda VII.45.1)

Terjemahannya:
Ia yang bagaikan api menyala-nyala, bagaikan api yang menyala-nyala dengan
dahsyatnya, rasa iri hati orang itu lenyapkanah, bagaikan api yang tersiram air.

Nainam prapnoti saphato


Na krtya nabhisocanam
Nainam viskandhamasnute
Yastva bibhartyanjana. (AtharvaVeda IV.9.5)

7
Terjemahannya:
Percaya kepada Tuhan menyebabkan tak mudah marah, Percaya kepada Tuhan
tidak akan menyakiti mahluk lain, mereka juga tidak akan mendapatkan kesedihan,
hidup mereka akan terlepas dari kesulitan.

Satyam brhadrtamugram diksa tapo brahma yajnah prthivim dharayani, sa no


bhutasya bhavyasya patnyurum lokam prthivi nah krnotu. (ArthawaVeda XII.1.1)

Terjemahannya:
Kebenaran agung dan kokoh, penyucian, penebusan kesalaahn brahman dan
penyembahan suci yang menunjang keberadaan bumi ini, semoga ia melimpahkan
kebahgiaan pada kita, yakni ia yang merupakan penguasa bagi yang telah ataupun
akan ada. semoga dunia ini menyediakan tempat yang lapang dan leluasa bagi kita.

Harimanan te angebhyo’pvnamantarodarat,
Yaksmodhamantaratmano bahirmirmn trayamahe. (AtharwaVeda VIII.8.9)

Terjemahannya:
Penyakit kuning yang menyerang anggota tubuhmu apa yang menyerang organ-
organ dalam perutmu, yaksma yang menyerang dirimu dari dalam kami halau
dengan pelafalan mantra-mantra

8
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Untuk mengawasi atau membentengi diri baik secara individu atau kelompok dalam
kehidupan manusia yang beragama agar dijauhi oleh kegelapan dan tidak
terjerumus kepada suasana kegelapan, dibutuhkan kenyakinan (sraddha) dan bhakti
(pemujaan) yang kuat dan didasari dengan keikhlasan serta melantunkan mantra
dengan tenang, tepat, ataupun mengimplementasikan prinsip-prinsip dasar yaitu
tattwa, susila, upacara yang berdasarkan kitab suci ataupun sastra suci agama Hindu
yang lainnya dalam kehidupan sehari-hari seperti pesanpesan nilai yang harus
diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari pedoman untuk menata kehidupan
ini yang pada akhirnya akan bermuara pada hakekat sesungguhnya, yaitu umat
manusia meerlukan peraturan, keharmonisan, ketertiban dan kedamaian yang
terdapat di dalam ajaran agama Hindu .hal ini dikemasnya dan dijadikan satu
dengan sebuah tujuan hidup yaitu “moksartam jagadhita ya ca iti dharma“ hingga
menemukan kedamaian, kebahagiaan dan dijauhkan dari penderitaan .

9
DAFTAR PUSTAKA

Sayanacarya, mhasya. 2005. Atharvaveda Samhita I. Surabaya:Paramita.


Puspita sari, ni ketut dan mandiasa, i nyoman. 2020. Mantra Atharwa veda
sebagai kedamaian dan pencegah penderitaan dalam kehidupan manusia.
Sphatika: Jurnal teologi. Vol II. No I. Halaman 79-87.

10

Anda mungkin juga menyukai