MAKALAH SUSILA III-atharwaveda
MAKALAH SUSILA III-atharwaveda
MAKALAH SUSILA III-atharwaveda
“ATHARVAVEDA SAMHITA”
DOSEN PENGAMPU :
Dr. Ni Komang Sutriyanti, S.Ag.,M.Pd.H.
OLEH :
Nama : Ni Wayan Nik Suniasih
Nim : 2011011049
No. Absen : 04
Kelas : PAH A IV Bangli
Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
karunianya saya dapat dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Atharvaveda
Samhita”. Walaupun beberapa hambatan yang saya alami selama proses
pengerjaannya, tapi saya berhasil menyelesaikan makalah ini tepat waktu.
Saya pun menyadari di dalam penulisan makalah ini masih sangat jauh dari
kata sempurna, maka saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
positif untuk mencapai sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi penulis dan bagi para pembaca.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
kekayaan. Karena keserakahan mereka tidak bisa menjaga dan mengunankan alam
dengan bijak, yang berujung menimbulkan ketidakdamiaan dalam Tri hita krana.
Karna kebencian mereka pun menyelesaikan persoalan dengan kekerasan, guna-
guna (ilmu hitam), hingga berujung penderitaan dan kematian. Tidak pernah ada
yang tau akan rahasia kehidupan manusia baik rejeki, jodoh dan kematian.
Sementara di dunia ini manusia saling berpacu dan berlomba meraih semuanya.
Penderitaan, ketidakdamaian, penderitaan yang berujung kematian, sejatinya
terdapat cara untuk mengatasinya, menghilangkannya, menjauhkannya jika kita
paham dan percaya dengan ilmu spiritual dan melakukan persembhayangan
kehadapan tuhan yang maha esa beserta manifestasinya serta mempercayai ajaran
tuhan dengan mempelajari Veda yang tergolong Atharwa Veda yang mengajarkan
bagaimana orang dapat mengatasi penderitaan, penyakit yang berujung
ketidakdamaian. Jika ingin kehidupan kita mendapatkan kedamaian kita sebagai
manusia harus hidup dengan selaras, asih asuh, tidak serakah, menjalankan Tri Hita
Karana agar tidak menimbulakan perpecahan, keserakahan, dan ketidakdamaian di
dalam hidup.
1.3 Tujuan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Atharvaveda Samhita.
2. Untuh Mengetahui Ajaran Yang Terkandung Dalam Atharvaveda Samhita.
3. Untuk Mengetahui apa saja Sloka – sloka Yang Berkaitan Dengan Susila.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
akan tetapi manuskrip ini tepercaya dari edisi Paippalada dan diyakini telah hilang,
ada pula versi yang terpelihara dengan baik ditemukan di antara kumpulan
manuskrip terdapat di daun palem di Odisha pada tahun 1957.
➢ Paippalda Samhita
Ini selalu dikaitkan dengan sebuah jilid yakni “Prapancahrdaya”. Seperti tiap-
tiap volume, orang suci pertama dari Samhita ini adalah ahli metafisika yang
terkenal “pippalada” hanya sebuah salinan dari Samhita ini yang terdiri dari dua
puluh kanda yang di temukan di Kashmir hal itu terdapat di dalam naskah
Sarada yang berisikan lagu pujian. Lagu pujian ini telah diterima sebagai lagu
pujian pertama dari Pappalada Samhita di dalam Chandogya mantra Bhasya,
Saunaka Samhita umunnya terdapat lagu pujian ini sebagai lagu-lagu pujian
pertama pada sukta kesembilan dan kanda pertama.
➢ Sannaka Samhita
Gophata Brahmana dan Atharwa Samhita seperti pada umunya menyinggung
pada cabang saunaka ini. Hal ini dibagi kedalam dua puluh buku atau kanda
yang juga di bagi ke dalam Anuvaka dan selanjutnya ke dalam sukta yang
semuanya kira-kira 730. Atharwa Veda berisikan ajaran hal-hal yang umum di
kenal oleh rakyat umum dan tidak demikian halnya dengan isi Rg Veda.
Bahkan isinya lebih bersifat seculer dibandingkan dengan Veda lainnya yang
mengkhususkan memuat ajaran ibadah agama. Oleh karena itu maka Athrawa
Veda isinya banyak dapat ditafsirkan bierisikan ajaran kebijaksanaaan-
kebijaksanaan tentang kehidupan duniawi dan ritual. Rsi Wasistha dikenal
sebagai pendukung dalam ajarana atharwa Veda terutama karena mengajarkan
bagaimana orang dapat mengatasi, menghilangankan segala penyakit baik dari
gangguan alam, buatan manuasia(guna-guna) yang menyebabkan penderitaan,
kegelapan, ketidakdamaian dan kematian.
Atharwa Veda ini sejatinya menguraikan mengenai penerapan dari kedua jenis
upacara yaitu penegasan dengan sempurna dan upacara ritual-ritual.Suatu hal
penting yang khusus dari penerapan tindakan-tindakan Santika-Paustika dan
Tulapurusa Mahadana dan lainnya. Sesuatu hal yang perlu di catat adalah lagu-
4
lagu pujian dari Atharvan adalah dengan sederhana, lembut dan penegasan dan
lagu puji-pujian dari para Angira merupakan ilmu gaib, lagu-lagu pujian
Atharwa Veda termasuk ke dalam kelompok-kelompok berbeda seperti lagu-
lagu pujian dengan maksud untuk mendapatkan kehidupan yang panjang untuk
mengampuni dosadosa yang dilakukannya.
5
msitik terdapat mantra yang memiliki kekuatan untuk menghindari,
menghilangkan manusia dari penderitaan, penyakit yang berujung kesengsaraan,
ketidakdamaian dan kematian. Megingat maraknya penyakit yang terdapat di
kehidupan manusia, baik penyakit alam maupun buata manusia yang karena
didasari dari keserakahan ,kemarahan, emosi ataupun iri hati dan dendam untuk
menghindari penyakit yang akan membawa penderitaan tersebut di dalam ajaran
Atharwa Veda terdapat mantra untuk hal itu. Adapun mantra di dalam Atharwa
Veda yang dapat menghindari penderitaan dan berumur panjang, yaitu:
Upa priyam panipnatam yuvanamahutivrdham, Agnma bibhrato namo
dirghamayuh krnotu me. (AtharvaVeda VII.32.1)
Terjemahannya:
Kepada yang dikasihi,pencipta keajaiban (senantiasa) muda, yang pijian baginya
senantiasa makin melimpah, kami memohon, (kepada yang patut menerimanya)
penghormatan semoga ia melimpahkan umur panjang bagiku.
Masih merujuk kepada Mantra Atharva Veda tersebut, merujuk kepada enam
langkah sesuai dengan apa yang dinyatakan dalam Atharva Veda tersebut yang
akan membawa sebuah kedamaian. Sebagai dasar pandangan dan pedoman
untuk menata hidup dan kehidupan kita, sebagai upaya untuk menciptakan
kedamaian/keharmonisan di Bumi. Terdapat 6 perilaku yang mencapai
kedamaian trtuang pada kitab Atharwa Veda, yaitu:
Satyam brhadrtamugram diksa tapo brahma yajnah prthivim dharayani, sa no
bhutasya bhavyasya patnyurum lokam prthivi nah krnotu. (ArthawaVeda
XII.1.1)
Terjemahannya:
Kebenaran agung dan kokoh, penyucian, penebusan kesalaahn brahman dan
penyembahan suci yang menunjang keberadaan bumi ini, semoga ia
melimpahkan kebahgiaan pada kita, yakni ia yang merupakan penguasa bagi
yang telah ataupun akan ada. semoga dunia ini menyediakan tempat yang lapang
dan leluasa bagi kita.
6
Adapun penjelasan dari mantra ArthawaVeda XII.1.1 tersebut di atas adalah
sebagai berikut:
a. Satyam = perilaku kebenaran, kebajikan, keadilan.
b. Rtam = Hukum alam dan hukum duniawi, prilaku untuk tidak merusak
sistem hukum.
c. Diksa = Kesucian, penyucian,nilai kesucian akan terlihat jika kita
mempelajari sastra agama.
d. Tapa = Pengekangan diri, pengendalian indria atau berprilaku dengan
menahan diri dari hawa nafsu yang berlebihan. Dalam hidup dan kehidupan
ini dibutuhkan sebuah pengendalian diri, agar tidak terjerumus kelembah
penderitaan Sehingga dalam hal ini pengendalian diri sangat penting,
sehingga konsep mensorgakan (kedamaian abadi) dunia ini dapat tercapai.
e. Brahma = Berdoa, melantunkan kidung-kidung suci/gita, prilaku yang selalu
melantunkan doa/gita untuk memberikan rasa, situasi kesucian pada diri
sendiri, orang lain dan seluruh sekalian alam.
f. Yajna = Pengorbanan yang berprilaku tulus dan ikhlas hingga mencapi
kedamaian dan kesucian.
Terjemahannya:
Ia yang bagaikan api menyala-nyala, bagaikan api yang menyala-nyala dengan
dahsyatnya, rasa iri hati orang itu lenyapkanah, bagaikan api yang tersiram air.
7
Terjemahannya:
Percaya kepada Tuhan menyebabkan tak mudah marah, Percaya kepada Tuhan
tidak akan menyakiti mahluk lain, mereka juga tidak akan mendapatkan kesedihan,
hidup mereka akan terlepas dari kesulitan.
Terjemahannya:
Kebenaran agung dan kokoh, penyucian, penebusan kesalaahn brahman dan
penyembahan suci yang menunjang keberadaan bumi ini, semoga ia melimpahkan
kebahgiaan pada kita, yakni ia yang merupakan penguasa bagi yang telah ataupun
akan ada. semoga dunia ini menyediakan tempat yang lapang dan leluasa bagi kita.
Harimanan te angebhyo’pvnamantarodarat,
Yaksmodhamantaratmano bahirmirmn trayamahe. (AtharwaVeda VIII.8.9)
Terjemahannya:
Penyakit kuning yang menyerang anggota tubuhmu apa yang menyerang organ-
organ dalam perutmu, yaksma yang menyerang dirimu dari dalam kami halau
dengan pelafalan mantra-mantra
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Untuk mengawasi atau membentengi diri baik secara individu atau kelompok dalam
kehidupan manusia yang beragama agar dijauhi oleh kegelapan dan tidak
terjerumus kepada suasana kegelapan, dibutuhkan kenyakinan (sraddha) dan bhakti
(pemujaan) yang kuat dan didasari dengan keikhlasan serta melantunkan mantra
dengan tenang, tepat, ataupun mengimplementasikan prinsip-prinsip dasar yaitu
tattwa, susila, upacara yang berdasarkan kitab suci ataupun sastra suci agama Hindu
yang lainnya dalam kehidupan sehari-hari seperti pesanpesan nilai yang harus
diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari pedoman untuk menata kehidupan
ini yang pada akhirnya akan bermuara pada hakekat sesungguhnya, yaitu umat
manusia meerlukan peraturan, keharmonisan, ketertiban dan kedamaian yang
terdapat di dalam ajaran agama Hindu .hal ini dikemasnya dan dijadikan satu
dengan sebuah tujuan hidup yaitu “moksartam jagadhita ya ca iti dharma“ hingga
menemukan kedamaian, kebahagiaan dan dijauhkan dari penderitaan .
9
DAFTAR PUSTAKA
10