Bab IV Proposal Lilih
Bab IV Proposal Lilih
Bab IV Proposal Lilih
A. DETERMINASI TANAMAN
Hasil determinasi sampel yang digunakan adalah Euphorbia hirta L. Yang berasal dari suku
hasil determinasi dapat dipastikan bahwa tanaman yang digunakan dalam penelitian ini
adalah tanaman antinganting (Acalypha indica L.). Hasil determinasi dapat dilihat pada
lampiran.
Tanaman patikan kebo yang digunaka pada penelitian berasal dari desa Mojoranu,
Kecamatan Dander, Kabupaten Bojonegoro pada bulan Januari – Februari 2022. Bagian
tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah daunnya, daun yang diambil secara
acak dipagi hari. Daun patikan kebo yang telah diambil kemudian dilakukan pembersihan
dengan cara dicuci dengan air mengalir untuk menghilangkan kotoran menempel pada daun
patikan kebo yang berasal dari pasir, debu atau yang berasal dari tanah ataupun benda
didalam ruangan. untuk menghindari efek buruk dari sinar uKLTraviolet yang dapat
menyebabkan kerusakan zat aktif yang terdapat pada daun patikan kebo. Proses
pengeringan ini dilakukan dengan tujuan untuk meminimalkan kandungan air sehingga
blender, penyerbukan bertujuan untuk memperkecil ukuran partikel dari simplisia dan
membuka dinding sel pada daun patikan kebo sehingga dapat memudahkan proses
penetrasi cairan penyari masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif serta
untuk memperoleh hasil ukuran partikel serbuk yang homogen (Depkes RI, 1986). Setelah
dkk, 2015).
Kadar air merupakan parameter untuk menetapkan residu air setelah proses
pengeringan. Pengujian kadar air pada serbuk daun patikan kebo diperoleh hasil sebesar
0,877%. Kadar air yang diperoleh pada serbuk daun patikan kebo karena telah sesuai
dengan syarat mutu yaitu ≤ 10%. Kadar air yang terlalu tinggi (>10%) menyebabkan
tumbuhnya mikroba yang akan menurunkan stabilitas ekstrak (Saifudin dkk., 2011)
temperatur ruangan. Proses ini sangat menguntungkan dalam isolasi senyawa bahan alam
karena dengan perendaman sampel tumbuhan akan terjadi pemecahan dinding dan
membran sel akibat perbedaan tekanan antara di dalam dan di luar sel, sehingga metabolit
sekunder yang ada dalam sitoplasma akan terlarut dalam pelarut organik dan ekstraksi
senyawa akan sempurna karena dapat diatur lama perendaman yang dilakukan (Husna d,
2016).
Pembuatan ekstrak yaitu dengan cara serbuk kering daun patikan kebo sebanyak
200 gram dimasukkan ke dalam bejana dan ditambah etanol 96% sebanyak 2000 ml,
bejana diaduk sampai simplisia terbasahi seluruhnya, kemudian bejana ditutup rapat, dan
diamkan selama 3 x 24 jam sambil sesekali diaduk. Hasil ekstraksi disaring menggunakan
kertas saring kemudian dipanasan diatas waterbath hingga diperoleh ekstrak kental.
1. Uji Organoleptis
Metode
Bentu Bau Warna Rasa
Ekstraksi
Hitam
Maserasi Ekstrak kental khas Pahit
kehijauan
a. Maserasi
3. Uji Alkaloid
Lempeng KLT terlebih dahulu dipanaskan dalam oven dengan suhu 1100C
selama 30 menit. Ekstrak etanol daun patikan kebo disuspensikan dengan pelarut
etanol. Setelah itu ditotolkan pada lempeng KLT yang sudah diberi garis batas elusi.
kloroform (1: 1). Setelah itu eluen dijenuhkan dalam chember dengan menggunakan
kertas saring. Selanjutnya lempeng KLT yang telah ditotol dengan ekstrak dimasukkan
Hasil dari pengujian KLT menunjukan bahwa ekstrak etanol daun patikan kebo
dengan metode maserasi mengandung alkaloid dengan ditunjukan dengan warna jingga
setelah disemprot dengan dragendorff. Nilai Rf ekstrak etanol daun patikan kebo adalah
……
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan jumlah kadar senyawa alkaloid yang
terkandung pada daun patikan kebo (Euphorbia hirta L.). Penetapan kadar alkaloid total
ekstrak daun patikan kebo dilakukan dengan cara menyaring ekstrak yang telah
menjadi ekstrak kental. Ekstrak kental ini selanjutnya dibagi menjadi tiga karena akan
non polar agar dapat menarik senyawa alkaloid dan diekstraksi dalam corong pisah 250
mL. Fraksi n-heksan kemudian ditampung dalam beaker glass, sedangkan fraksi HCl
bersifat non polar agar dapat mengekstraksi senyawa alkaloid yang juga bersifat non
dikumpulkan pada cawan dan diuapkan hingga didapatkan pada crude alkaloid total
daun patikan kebo (Mukhaimin dkk, 2018). Penetapan kadar alkaloid total daun patikan
kebo fraksi kloroform didapatkan hasil berturut-turut yaitu 60.79%, 69.32%, dan 69.04%,
sehingga rata-rata besar kadar yang diperoleh dari ketiga replikasi tersebut adalah
66.38%. Hal ini menunjukkan bahwasannya daun patikan kebo mengandung senyawa
alkaloid yang dapat digunakan sebagai obat anti diare, anti diabetes, anti mikroba dan
1. Kesimpulan
a. Dari hasil determinasi patikan kebo dalam penelitian ini yang di dapatkan dari desa
2. Saran
Perlu penelitian lebih lanjut untuk mengetahui penetapan kadar dengan metode dan
dengan pelarut yang berbeda, serta dilakukan penelitian lebih lanjut sampai pada
pemurnian isolat yang positif alkaloid untuk menentukan jenis alkaloid yang terkandung.
LAMPIRAN
No Gambar Keterangan
yang segar
Proses pengeringan
2
daun patikan kebo
No Gambar Keterangan
2
Proses pengentalan ekstrak
3 Ekstrak kental
Sampel + 1 ml HCl 2N + 9
dragendroff
Lampiran 6. Uji dan Perhitungan KLT
kloroform Rf = 8,5
……
(1 : 1)
1. Metanol = 1/2 x 20 mL = 10 mL
2. Kloroform = 1/2 x 20 mL = 10 mL
Berat Berat Rata-
No Berat Cawan Berat Cawan + Ekstrak Kadar %
Sampel Ekstrak Rata %
1 2,0483 90,0779 91,3276 1,2452 60,79 66,38
90,0777 91,3231
90,0776 91,3228
90,0778 91,3221
90,0776 91,3218
90,0766 91,3218
90,0766 91,3218
96,2011 98,3171
96,201 98,313
96,2008 98,3127
96,2001 98,283
96,2001 98,2825
96,2000 98,2822
96,2000 98,2822
88,7381 90,8143
88,7380 90,8131
88,7381 90,8126
88,7362 90,8124
88,7362 90,8124
88,7362 90,8124
Lampiran 7. Data Penetapan Kadar Alkaloid