Untitled
Untitled
Untitled
Disusun Oleh :
KELOMPOK 1
KELOMPOK I
Pembimbing Mahasiswa
NIP : 197308231996032001
(Annisa Hakim)
(Christina Manurung)
( Angelia Sihombing)
KATAPENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, berkat rahmatdan
karuniaNyalah Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunyadengan
judul “Asuhan Keperawatan Pada Ny.N Dengan Gangguan Sistem Endokrin DM
Tipe II di Kelas IIIRSU Sufina Aziz 2022”.
Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat hasil Praktek KMB II bagi
mahasiswaProgram Studi Sarjan Terapan Keperawatan Politeknik Kesehatan
Kemenkes Medan,untukmemperolehnilai.Dalammenyelesaikanlaporan
inibanyaksekalihambatanyangpenulistemui,berkatkeyakinan,kemauan penulis dan
dorongan dari semua pihak akhirnya laporan inidapatterselesaikan.
Peran perawat sangat diperlukan dalam menangani klien dengan DM, salah satunya
ialah perawat harus memperhatikan pemasukan nutrisi, karena pada penderita dm
nafsu makan menurun. Pada masalah psikososial, peran perawat sangat diperlukan
yaitu memberikan dukungan pada klien agar klien tetap bersosialisasi dengan orang
lain dan tidak merasa sendiri. Sedangkan dalam masalah ekonomi, perawat juga harus
dilibatkan untuk benar - benar merawat klien seoptimal mungkin, supaya tidak terjadi
komplikasi penyakit lain yang bisa menyebabkan perawatan yang lama pada klien.
B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah asuhan keperawatan pada klien Diabetes Mellitus II di RSU Sufina
Aziz ?
C. Tujuan
1. TujuanUmum
Mampu memberikan asuhn keperawatan pada pasien DM TipeII sesuai dengan
diagnosa yang muncul
2. TujuanKhusus
SecaraKhususpenulisaninibertujuanagarmahasiswa:
Mampumelakukanpengkajianpadapasien DM TipeII
Mampumerumuskandiagnosapada pasienDM TipeII
Mampumenyusunrencana keperawatanpada pasien DM TipeII
Mampumelakukantindakankeperawatanpada pasienDM TipeII
Mampumenyusunevaluasikeperawatanpada pasienDM TipeII
D. Manfaat
1. BagiPasien
Dengan adanya study kasus tentang asuhan keperawatan pada DM Tipe IIdiharapkan
pasien mendapatkan asuhan keperawatan.
3. BagiPenulis
Sebagaisaranauntukmenambahilmupengetahuan bagipenulisdalam
menerapkanasuhankeperawatanpadapasien,khususnyapadapasienDM Tipe II.
4. BagiInstitusiPendidikan
Hasil study kasus ini diharapkan dapat menjadi bahan
masukaninstitusiuntukpengembangan pembelajaran studykasus selanjutnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.Konsep Dasar
1. Definisi
Diabetes mellitus adalah penyakit metabolik yang kebanyakan herediter dengan
tanda tanda hiperglikemia dan glukosuria disertai dengan atau ada tidaknya adanya
gejala klinik akut ataupun kronik, sebagai akibat dari kurangnya insulin efektif di
dalama tubuh, gangguan primer terletak pada metabolisme karbohidrat yang biasanya
disertai juga gangguan metabolisme lemak dan protein yang disebabkan oleh
penurunan sekresi insulin atau penurunan sensitivitas insulin dan menyebabkan
komplikasi kronis mikrovaskular dan neurupati (Nanda,NIC-NOC 2015).
Diabetes Melitus tipe II ( DM Tipe II ) atau disebut sebagai Non Insulin- Dependent
Diabetes melitus ( NIDDM) merupakan salah satu tipe DM Akibat Dari Insetivitas
Sel terhadap insulin
( resistensi Insulin ) Serta defenisi insulin relatif yang menyebabkan Hiperglikemia (
American diabetes Association , 2017 )
2. Etiologi
Diabetes melitus tidak tergantung insulin (DM Tipe II)
Menurut Nanda NIC-NOC ( 2015 ) DM Tipe II Disebabkan oleh kegagalan relative
sel beta dan resisten insulin. Faktor resiko yang berhubungan dengan proses
terjadinya DM Tipe II : Usia,obesitas,riwayat dan keluarga.
Menurut PERKENI (2015), penyakit diabetes melitus ini pada awalnya seringkali
tidak dirasakan dan tidak disadari penderita. Tanda awal yang dapat diketahui bahwa
seseorang menderita DM atau kencing manis yaitu dilihat langsung dari efek
peningkatan kadar gula darah, dimana peningkatan kadar gula dalam darah mencapai
nilai 160-180 mg/dL dan air seni (urine) penderita kencing manis yang mengandung
gula (glucose),sehingga urine sering dilebung atau dikerubuti semut.
Menurut PERKENI (2015) gejala dan tanda tanda DM dapat digolongkan menjadi 2
yaitu:
1. Gejala akut penyakit DM
Gejala penyakit DM bervariasi pada setiap, bahkan mungkin tidak menunjukan gejala
apapun sampai saat tertentu. Pemulaan gejala yang ditunjukan meliputi:
Lapar yang berlebihan atau makan banyak(poliphagi)
Pada diabetes,karena insulin bermasalah pemaasukan gula kedalam sel sel
tubuh kurang sehingga energi yang dibentuk pun kurang itun sebabnya orang
menjadi lemas. Oleh karena itu, tubuh berusaha meningkatkan asupan
makanan dengan menimbulkan rasa lapar sehingga timbulah perasaan selalu
ingin makan
Sering merasa haus(polidipsi)
Dengan banyaknya urin keluar, tubuh akan kekurangan air atau dehidrasi.untu
mengatasi hal tersebut timbulah rasa haus sehingga orang ingin selalu minum
dan ingin minum manis, minuman manis akan sangat merugikan karena
membuat kadar gula semakin tinggi.
Jumlah urin yang dikeluarkan banyak(poliuri)
Jika kadar gula melebihi nilai normal , maka gula darah akan keluar bersama
urin,untu menjaga agar urin yang keluar, yang mengandung gula,tak terlalu
pekat, tubuh akan menarik air sebanyak mungkin ke dalam urin sehingga
volume urin yang keluar banyak dan kencing pun sering.Jika tidak diobati
maka akan timbul gejala banyak minum, banyak kencing, nafsu makan mulai
berkurang atau berat badan turun dengan cepat (turun 5-10 kg dalam waktu 2-
4 minggu), mudah lelah dan bila tidak lekas diobati, akan timbul rasa mual
(PERKENI, 2015) .
2. Gejala kronik penyakit DM
Gejala kronik yang sering dialami oleh penderita DM (PERKENI, 2015) adalah:
Kesemutan, Kulit terasa panas atau seperti tertusuk tusuk jarum, Rasa tebal dikulit,
Kram ,Mudah mengantuk ,Mata kabur ,Gatal disekitar kemaluan terutama pada
wanita, Gigi mudah goyah dan mudah lepas , Kemampuan seksual menurun
3. Patway
BB menurun
6. Penatalaksanaan
PenatalaksanaanKeperawatan
MenurutPERKENI2015komponendalampenatalaksanDM Tipe II yaitu:
a. Diet
Syaratdiethendaknya dapat:
1. Memperbaikikesehatan umumpenderita
2. Mengarahkanpadaberatbadannormal
3. Menekandanmenundatimbulnyapenyakitangiopatidiabetic
4. Memberikan modifikasi diet sesuai dengan keadaan penderitaPrinsipdiet
DM,adalah:
5. Jumlahsesuaikebutuhan
6. Jadwaldietketat
7.Jenis:bolehdimakan/tidak
Dalammelaksanakandietdiabetessehariharihendaknyadiikutipedoman3 Jyaitu:
Jumlahkalori yangdiberikanharushabis,jangandikurangiatauditambah
Jenismakananyangmanisharusdihindari
b. Olahraga
BeberapakegunaanolahragateratursetiapharibagipenderitaDM Tipe II adalah:
1. Meningkatkan kepekaan insulin, apabila dikerjakan setiap 11/2 jamsesudah makan,
berarti pula mengurangi insulin resisten pada
penderitadengankegemukanataumenambahjumlahreseptorinsulindanmeningkatkansen
sivitas insulin dengan reseptornya
2. Mencegahkegemukanbiladitambah olahragapagidansore
3. Memperbaikialiranperiferdanmenambahsuplaioksigen
b. Edukasi/penyuluhan
Harusrajinmencaribanyakinformasimengenaidiabetesdanpencegahannya.
Misalnyamendengarkanpesandokter,bertanyapadadokter,mencari artikel mengenai
diabetes
c. Pemberianobat-obatan
d. Pemantauanguladarah
Penatalaksanaan Medis
1. Terapi insulin
Indikasi pemberian insulin pada pasien diabetes melitus yang berusia lanjut sama
seperti non usia yanitu adanya kegagalan terapi otoketoasidosis, koma hiperoosmolar,
adanya infeksi (stres). Dianjurkan memakai insulin intermediet acting yang dicampur
dengan insulin short-acting dan dapat diberikan 1-2x/hari, dengan dosis tetap serta
kalori dalam makanan harus tetap dengan waktu tertentu (sebelum/sesudah makan).
Obat hipoglikemia oral diberikan jika pengaturan diet dan latihan tidak berhasil. Di
Indonesia OHO yang dipakai adalah 2-3x500 mg/dl.
3. Pemberian Antibiotik
B. Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian
Dalam pengkajian perlu di data biodata pasiennya dan data-data lain untuk
menunjang diagnosa.Data-data tersebut harus yang seakurat-akuratnya, agar dapat di
gunakan dalam tahap berikutnya. Misalnya meliputi namapasien, umur, jenis
kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dan jam masuk
RS, nomor registrasi, diagnosa medis, keluhan utama, riwayat kesehatan,
pemeriksaan fisik.
B. Diagnosa
1. Ketidakstabilan kadar glukosa darah (hiperglikemia) berhubungan dengan
resistensi insulin
C. Intervensi
D. Implementasi
Implementasi adalah realisasi rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Kegiatan dalam pelaksanaan meliputi penguimpulan data berkelanjutan,
mengobservasi respon klien selama dan sesudah pelaksanaan tindakan, serta menilai
data yang (Rohmah & Walid, 2012).
E.Evaluasi
Evaluasi adalah penilaian dengan cara membandingkan perubahan keadaan pasien
dengan tujuan dan kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan (Rohmah &
Walid, 2012)
BAB III
TINJAUAN KASUS
I. Biodata
A. Identitas Klien
Nama : Ny N
Umur : 52 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : IRT
Gol.Darah :O
B. Penanggung Jawab
Nama : Tn I
Hubungan : Anak
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Lingkungan 1 Tanah Enam Ratus Medan Marelan
Ny N mengatakan Lemas
V. Riwayat Keluarga
Keterangan :
: Perempuan : Klien
Suhu :35,5⁰ C
Nadi : 85 x/m
Pernafasan : 22 x/m
BB Sebelum sakit : 63 kg
BB Sesudah sakit : 58 kg
TB :165cm
6. Kebersihan Diri
a) Hematologi
Analisa Data
B. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan Penurunan kekuatanotot
Rencana Keperawatan
CATATAN PERKEMBANGAN
Sel 2 18:30 1. Memonitor TTV dan S : Pasien mengatakn berat badan turun
13 BB Dari awalnya 63 menjadi 58 kg dalam
/09 19:00 2. Mengkaji riwayat 3 minggu ini, Pasien mengatakan
/22 nutrisi engga makan karena takut gula
19:20
3. Memberikan informasi darahnya semakin naik
tentang kebutuhan nutrisi O : BB :58 kg
TB :165 cm
TD : 140/80 mmHg
T : 35,5⁰ C
HR : 85 x/m
RR : 22 x/m
SPO2 :94
Porsi makan habis ¼ porsi
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
Ra 1 15: 00 1. Mengidentifikasi S : Pasien mengatakan masih belum
b, kemampuan, tingkat bisa berjalan
14 aktivitas tertentu yang O : aktifitas klien tampak dibantu keluarga
/09 klien bisa lakukan tanpa A : masalah mobilitas fisik belum terasi
/22 bantuan keluarga P : lanjutkan intervensi
16: 15
2. Melibatkan keluarga
18:00 dalam membantu pasien
saat melakukan aktivitas
3. Mengedukasi tentang
manfaat aktivitas fisik
T : 37,5⁰ C
HR : 85 x/m
RR : 22 x/m
SPO2 :94
Porsi makan habis 1/2 porsi
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
Ka 1 10:00 1. Mengidentifikasi S : Pasien mengatakan sudah bisa
m kemampuan, tingkat beraktifitas seperti berjalan
15 aktivitas tertentu yang O : kondisi pasien tampak membaik
/09 klien bisa lakukan tanpa A : masalah mobilitas teratasi
/22 bantuan keluarga P : intervensi dihentikan
12:10
2. Melibatkan keluarga
12:30 dalam membantu pasien
saat melakukan aktivitas
3. Mengedukasi tentang
manfaat aktivitas fisik
T : 36,5⁰ C
HR : 85 x/m
RR : 22 x/m
SPO2 :94
Porsi makan habis 1 porsi
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pengkajian
Fakta Teori
Seorangperempuanusia 52 tahun Faktorresiko diabetes mellitus tipe
II diatassia 45 tahun
Seringkesemutandanbertambahsaatberaktivitas Gejalakesemutandapatdisebabkan
guladarahtinggi yang
merusaksaraf yang
mengirimsinyaldaritangandan kaki
Terdaparriwayatpenurunanberatbadansertasering Gejaladari Diabetes Melitustipe II
terbangunmalamhari meliputipolifagi, polidipsi,poliuri,
danpenurunanberatbadan yang
tidakdapatdijelaskansebabnya
Pada kasus ini pasien berusia 52 tahun, usia ini sesuai dengan bahwaberdasarkan
referensi faktor resiko diabetes yaitu usia di atas 45 tahun (Harrison, 2002). Riwayat
pasien pada tabel sesuai dengan gejala klasik pada diabetes mellitus tipe II yaitu
polifagia, polidipsi, poliuria dan penurunan berat padan yang tidak dapat dijelaskan
sebabnya (PERKENI, 2011). Poliuria, polidipsia terjadi akibat konsentrasi glukosa
dalam darah cukup tinggi, ginjal tidak dapat menyerap kembali semua glukosa yang
tersaring keluar, akibatnya glukosa tersebut muncul dalam urin, ekskresi ini akan
disertai pengeluaran cairan dan elektrolit yang berlebihan yang disebut diuresis
osmotik. Polifagia: akibat menurunnya simpanan kalori dan defisiensi insulin
mengganggu metabolisme protein dan lemak yang menyebabkan penurunan berat
badan (Purnamasari, 2009).
Pemeriksaan Fisik
Fakta Teori
Gangguan Mobilitas Fisik Mobilitas pada pasien DM adalah dengan
a. Klien tampak lemah melakukan ambulasi mempertahankan
b. KGD : 254 mg/Dl kemampuan pasien yang bertujuan
c. Gerakan klien terbatas memenuhi kebutuhan mobilitas.
Resiko Defisit Nutrisi Defisit nutrisi pada pasien DM menjadi
Berat badan menurun hal yang pentingh diperhatikan
BB sebelum sakit : 63 kg disebabkan anoreksia dan
BB sesudah sakit ( saat ini ) : 58 kg ketidakseimbangan asupan energy.
Tinggi badan : 165 cm
IMT : BB (kg) / Tb (m)2
IMT = 58 / 16,52
58/2,72 = 21,3
B.Diagnosis Keperawatan
2.Resiko defisit nutrisi,Klien mengatakan enggan makan karena takut kadar gula
darahnya naik.Berat badan menurunBB sebelum sakit : 63 kgBB sesudah sakit ( saat
ini ) : 58 kgTinggi badan : 165 cmIMT : BB (kg) / Tb (m) 2IMT = 58 / (165/100)2 =
58/2,72 = 21,3
C. IntervensiKeperawatan
D. ImplementasiKeperawatan
E. Evaluasi
A. Kesimpulan
2. Diagnosakeperawatan
Pada penegakkan diagnosa keperawatan ditemukan Gangguan mobilitas fisik,Resiko
deficit nutrisi. Di
dalamteorimuncul2diagnosakeperawatannamunyangsesuaidenganteoridiagnosakepera
watan.
3. Perencanaan
Hasil yang diperoleh dari intervensi yang dilakukan oleh penelitibaik intervensi yang
dilakukan secara mandiri maupun kolaborasi.
4. Pelaksanaan
Pelaksanaan(Implementasi)keperawatandilakukanberdasarkanperencanaandiagnosake
perawatanyangdibuatsepertimemonitor glukosa darah,
Mengukurtekanandarahdansuhupasien,menghitungnadidanpernafasan,menganjurkanp
adapasienagar meningkatkanwaktu istirahatnya.
5. Evaluasi
Evaluasi yang dilakukan oleh peneliti pada klien klien dilakukanselama2
hariperawatandirumahsakitdan dibuat
dalambentukSOAP.Hasilevaluasiyangdilakukanolehpenelitisudah
teratasisesuaidenganrencanayangtelahdibuat.
B. Saran
1. BagiKlien/Pasien
Diharapkanklienkooperatifdalammenjalaniprosesasuhankeperawatan yang diberikan,
menjalankan pola hidup yang sehat untukmencegah komplikasi lebih lanjut serta
diharapkan penderita DM Tipe IIteraturmelakukankontrolgula
darahdarahsehinggameminimalisirkemungkinankomplikasi yang dapat terjadi.
2. Bagikeluarga
Perankeluargasangatpentingdalammeningkatkanderajatkesehatanklien,padapenatalaks
anaandm tipe II
keluargaberperandalammemantauaktivitasselamaprosesdiet,mengontrolmakanansesua
ianjurandokter,menerapkanpolahidupyangsehatsertarutinmemeriksakankadar gula
darah pasien kefasilitas kesehatan.
3. BagiPeneliti
Hasildarikaryatulisilmiahinidiharapkanbisamenjadigambarandalamupayamemberikan
asuhankeperawatanpadakliendm tipe II
dengantepat,penelitiselanjutnyadiharapkandapatmenguasaikonsepteoritentangpenyaki
tdm tipe
IItersebut.Selainitupenelitijugaharusmelakukanpengkajiandengantepatdanakuratagara
suhankeperawatandapattercapaisesuaidenganmasalahyangditemukanpadaklien.
DAFTAR PUSTAKA