0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
51 tayangan12 halaman

SAP - Stase 1 - Remaja

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Diajukan untuk memenuhi Salah Satu Tugas Praktek Klinik (Stase 1)


Program Studi Pendidikan Profesi Bidan

Disusun Oleh :
LAILATUL JAZILAH
P2.06.24.8.22.094

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN TASIKMALAYA
JURUSAN KEBIDANAN
2022
Satuan Acara Penyuluhan

Pokok Pembahasan : Keputihan Pada Remaja dn KEK


Sub Pokok Pembahasan : Pengetahuan tentang Vulva Hygiene dan KEK
Sasaran : Remaja
Hari : Jumat, 14 Oktober 2022
Jam : 10.00 WIB
Tempat : UPT Puskesmas Pegambiran

A. Latar Belakang
Data penelitian tentang kesehatan reproduksi perempuan menunjukan
75% perempuan di dunia menderita keputihan paling tidak sekali seumur
hidup dan 45% diantaranya bisa mengalami keputihan sebanyak dua kali
atau lebih (Pribakti, 2011). Di Indonesia pada tahun 2011 sebanyak 50%
remaja Indonesia mengalami keputihan. kemudian pada tahun 2012
sebanyak 60% remaja pernah mengalami keputihan,sedangkan tahun 2013
70% remaja pernah mengalami keputihan.
Keputihan yang terjadi pada remaja putri tersebut kebanyakan
disebabkan oleh masih minimnya kesadaran untuk menjaga kesehatan
terutama dalam kebersihan organ genitalia. Remaja yang paham akan
kesehatan reproduksi merupakan bekal agar remaja dalam berperilaku sehat
dan bertanggung jawab, namun tidak semua remaja memperoleh informasi
yang cukup dan benar tentang kesehatan reproduksi.
Kebutuhan zat gizi tubuh hanya dapat terpenuhi dengan pola konsumsi
yang bervariasi dan beragam, karena tidak ada satupun bahan makanan yang
mengandung makro dan mikronutrien secara lengkap. Maka dari itu,
semakin lengkap, beragam dan bervariasi jenis makanan yang dikonsumsi,
maka semakin lengkap perolehan zat gizi untuk mewujudkan kesehatan
yang optimal. Pengukuran lingkar lengan atas Lingkar lengan adalah hasil
pengukuran yang dilakukan pada lingkar lengan atas guna untuk mengetahui
status gizi.

B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan tentang pengetahuan vulva
hygiene Pada Remaja selama 25 menit, diharapkan remaja dapat
mengerti pengertian dari keputihan, cara membedakan keputihan yang
normal dan tidak normal, apa yang menjadi penyebab keputihan dan
bagaimana cara mengatasi dan mencegah terjadinya keputihan. Dan
memberikan pengetahuan tentang KEK dan cara mengatasi dengan
makan gizi menu seimbang “ isi piringku”.

2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)


Setelah mendapatkan pengetahuan tentang vulva hygiene dan KEK
Pada Remaja, remaja ini diharapkan mampu :
a. Menjelaskan pengertian keputihan
b. Membedakan antara keputihan yang normal dan tidak normal
c. Menjelaskan penyebab keputihan
d. Menjelaskan cara mengatasi dan mencegah keputihan.
e. Menjelaskan pengertian KEK
f. Menjelaskan penyebab KEK
g. Menjelaskan cara mengatasi dan mencegah KEK.

C. Isi Materi
1. Pengertian keputihan
2. Jenis Keputihan
3. Penyebab keputihan
4. Cara mengatasi keputihan
5. Cara mencegah keputihan
6. pengertian KEK
7. Menjelaskan penyebab KEK
8. Menjelaskan cara mengatasi dan mencegah KEK.

D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab

E. Media
1. Video
2. Booklet

F. Kegiatan Penyuluhan

Waktu Kegiatan Penyuluh Sasaran


Penyuluhan
2 Menit Pembukaan  Memberikan salam  Menjawab
 Salam  Memperkenalkan diri salam
 Perkenalan  Menjelaskan tujuan  Mendengarkan
 Tujuan penyuluhan  Memperhatikan
5 Menit Inti :  Menjelaskan Menyimak dan
 Menjelaskan mengenai materi mendengarkan
materi secara  Memberikan
sistematis pengetahuan cara
perawatan area
kewanitaan (vulva
hygiene) untuk
menjaga kebersihan
vulva vagina dan
tentang KEK
5 Menit Pemutaran video Memutarkan video Menyimak dan
mendengarkan
Memberikan booklet Mendengar dan
tentang KEK akan membaca
ulang

8 Menit Evaluasi :  Menanyakan apakah  Menjawab


Tanya Jawab masalah dan keluhan pertanyaan
sasaran terjawab pemberi materi
melalui penjelasan
yang telah
disampaikan
 Memberikan  Memberikan
kesempatan sasaran pertanyaan
untuk bertanya
 Memberikan  Menyampaikan
kesempatan sasaran kesimpulan dan
untuk menjawab
menyampaikan beberapa
kesimpulan materi pertanyaan
dan beberapa
pertanyaan
5 Menit Penutup  Membacakan  Mendengarkan
 Kesimpulan kesimpulan materi
 Terima kasih  Mengucapkan  Mendengarkan
 Saran terima kasih atas
peran serta sasaran
 Mengucapkan salam  Menjawab
salam

G. Evaluasi
1. Evaluasi Struktural
a. Pengorganisasian penyelenggaraan
2. Evaluasi Proses
a. Sasaran antusias terhadap materi penyuluhan
b. Sasaran mengajukan pertanyaan dan dapat menyimpulkan hasil
penyuluhan
3. Evaluasi Hasil
a. Tingkat antusias sasaran
b. Keaktifan sasaran saat melakukan tanya jawab
c. Tingkat pemahaman dan making desicion sasaran
H. Daftar Pustaka

Cintika Yorinda Sebtalesy, Lucia Ani Kristanti, 2022. Edukasi Perilaku Personal
Hygiene Remaja, Upaya Mencegah fluor Albus di Pondok Pesantren Sabilil
Muttaqien Jurnal Pengabdian Masyarakat Edisi Juli 2022, Volume 1 No.4,
November 2019, hal 468-474, e ISSN 2809-3623.
Gul et al. 2013. Women Facing Heavy Vaginal Discharge (Leucorrhea) By Virtue
of Unhealthy Life Style.IRJP. 4(1).
Halimil Ulami, Fuji Rahmawati, Mutia. 2021. Pengaruh Media Video Edukasi
Tentang Vulva Hygiene Terhadap Tingkat Pengetahuan dan Sikap Remaja
Putri, Jurnal Kesehatan Saelmakers Perdana Edisi Februari 2021 Volume
4 No.1, ISSN 2615-6571 (cetak), ISSN 2615-6563 (online).
Helmi Ilmiawati, Kuntoro. 2016 Pengetahuan Personal Hygiene Remaja Putri
pada Kasus Keputihan, Jurnal Biometrika dan Kependudukan, Volume V
No.1, Juli 2016
Ibnu Zaki, Hesti Permata Sari. 2019 Edukasi Gizi Berbasis Media Sosial
Meningkatkan Pengetahuan dan AsupanEnergi Protein Pada Remaja Putri
dengan KEK, Gizi Indon 2019, 42(2) : 111-122,Gizi Indonesia Journal of
The Indonesian Nutrition Association pISSN-0436-0265, eISSN-2528-5874
Indah Rohmawati. 2018. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Media Video terhadap
Perilaku Vulva Hygiene untuk Mencegah Keputihan pada Remaja Putri
Kelas VIII di SMPN 1 Kecamatan Babadan Ponorogo , Jurnal Ilmiah
Kebidanan ,Vol 4 No.1, Edisi Juni 2013.
Liya Lugita Sari et al. 2022. Upaya Peningkatan Kesadaran Remaja Putri
Mengenai Vulva Hygiene di SMAN 3 Manna Bengkulu Selatan Dalam
Upaya Pencegahan keputihan. Jurnal Kreativitas Pengabdian Masyarakat
Maret 2022, Volume 5 No.3. P-ISSN 2615-0921: 2622-6030.
Muhammad Darma, Sartiah Yusran, Andi Faizal Fachlevy. 2017. Hubungan
Pengetahuan, Vulva Hygiene, Stres dan Pola Makan dengan Kejadian
Infeksi Fluor Albus (Keputihan) Pada Remaja Siswi SMA Negeri 6
Kendari 2017. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat, Volume II
No.6, Mei 201, ISSN 2502-731.
Pertiwi Perwiraningtyas, Meriana Lede, Susmini. 2020. Hubungan Pengetahuan
Vaginal Hygiene dengan Keputihan pada Remaja Putri di Asrama Putri
Unitri Malang, Jurnal Profesi Kesehatan Masyarakat, Volume I No.1,
2020.
Priscellia Ika Wardani. 2019. Hubungan Body Image dan Pola Makan dengan
Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada Remaja Putri di SMP Bojong
Tahun 2019, Jurnal Profesi Kesehatan Masyarakat, 2019.
Susanti Hardayani, Kusyogo Cahyo, Ratih Indaswari. 2017. Faktor-faktor Yang
Berhubungan Dengan Perilaku Personal Hygiene Remaja Putri Dalam
Penanganan dan Pencegahan Keputihan Pada Siswi SMK Negeri 11
Semarang, Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-journal) Volume 5 No.3, Juli
2017, ISSN 2356-3346.
Tri Pujiatun. 2014. Hubungan Tingkat Konsumsi Energi dan Protein Dengan
Kejadian KEK pada Siswi Putri di SMA Muhammadiyah 6 Surakarta, FIK
UMS,2014.
Wiwin Embo Johar, Sri Rejeki, Nikmatul Khayati. 2012. Persepsi dan Upaya
Pencegahan Keputihan Pada Remaja Putri di SMA Muhammadiyah 1
Semarang, Jurnal Keperawatan Maternitas Masyarakat (e-journal) Volume
1 No.1, 2012.
Yeni Ramanda Putri. 2016. Hubungan Antara Pengetahuan Personal Hygiene
Genitalia dengan Kejadian Keputihan Pada Remaja Akhir Di Indekost
Tehel Biru Pontianak Tahun 2016, Jurnal Ners Indonesia Volume 1 No.1,
2016.
MATERI PENYULUHAN
KEPUTIHAN PADA REMAJA

A. Pengertian Keputihan

Keputihan (Leukorhea/vaginal discharge) adalah keluarnya


secret/cairan dari vagina, cairan tersebut dapat bermacam – macam jenis
dalam warna dan bau. Keputihan dapat merupakan suatu keadaan yang
normal (fisiologis) atau sebagai tanda dari adanya penyakit (patologis).
Keputihan yang normal biasanya tidak berwarna/ bening, tidak berbau, tidak
berlebihan dan tidak menimbulkan keluhan. Sedangkan keputihan yang tidak
normal biasanya berwarna kuning/ hijau/keabu-abuan, berbau amis/busuk,
jumlahnya banyak dan menimbulkan keluhan seperti gatal dan rasa terbakar
pada daerah intim.

B. Jenis Keputihan

Keputihan fisiologis, merupakan keputihan normal dan bukan


merupakan tanda penyakit. Keputihan fisiologis ditandai dengan cairan yang
tidak berwarna (bening), tidak berbau, dalam jumlah yang tidak terlalu
banyak, tanpa rasa panas atau nyeri, tidak lengket, dan biasanya tidak keluar
terus menerus . Keputihan fisiologis terdiri atas cairan yang kadang – kadang
berupa muskus yang mengandung banyak epitel dengan leukosit yang jarang.
Flour Albus atau keputihan normal dapat terjadi pada masa menjelang dan
sesudah menstruasi, sekitar fase sekresi antara hari ke 10 – 16 siklus
menstruasi, saat terangsang, hamil, kelelahan, stres dan sedang
mengkonsumsi obat – obat hormonal seperti pil KB. Flour Albus ini tidak
berwarna atau jernih, tidak berbau dan tidak menyebabkan rasa gatal.
Keputihan (leukorhea/ flour albus) merupakan salah satu gangguan
klinis dari infeksi atau keadaan abnormal alat kelamin. Keputihan dapat
merupakan suatu keadaan yang normal (fisiologis) atau sebagai tanda dari
adanya suatu penyakit (patologi) (Manuaba, 2011). Bacterial Vaginosis (BV)
adalah penyebab tersering keputihan patologis (40%–50% kasus infeksi
vagina) (Gul, et al. 2013).

C. Penyebab Keputihan
Keputihan bisa terjadi disebabkan karena banyak hal, Misalnya
disebabkan karena adanya benda asing yang masuk pada vagina, jika terjadi
luka pada vagina, bakteri dari lingkungan sekitar yang kotor, air yang tidak
bersih, penggunaan tampon atau pantyliner secara terus menerus. Hal tersebut
berpotensi membawa bakteri, virus, parasit dan jamur. Dalam vagina wanita
terdapat berbagai bakteri yang bersarang, 95% yang ada di dalamnya adalah
bakteri lactobacillus dan selebihnya merupakan bakteri yang merugikan
(bakteri yang bisa menyebabkan penyakit).
Dalam kondisi lingkungan vagina yang berada dalam kondisi
seimbang, bakteri patogen yang ada didalamnya tidak akan bisa mengganggu.
Menjaga derajat keasaman (pH) agar selalu tetap pada level normal
merupakan peran penting dari bakteri dalam flora vaginal. Dengan tingkat
keasaman yang ada tersebut, bakteri lactobacillus akan tumbuh subur dan
bakteri patogen yang ada didalamnya akan mati. Namun, pada keadaan
tertentu kadar pH bisa berubah menjadi lebih tinggi ataupun lebih rendah dari
kadar pH normal. Jika pH yang terdapat pada vagina naik menjadi lebih
tinggi dari 4,2 (kurang asam), maka jamur akan bisa tumbuh dan
berkembang. Akibatnya, bakteri lactobacillus akan kalah dari bakteri
patogen.

D. Cara mengatasi Keputihan


Pencegahan keputihan Menurut Irianto (2015), Berikut cara menjaga
kesehatan organ reproduksi agar terhindar dari masalah keputihan:
1. Pola hidup sehat yaitu diet yang seimbang, olahraga rutin, istirahat cukup,
hindari rokok dan alkohol serta hindari stress berkepanjangan.
2. Disarankan untuk membersihkan bagian luar vagina setelah buang air kecil
atau besar dengan menggunakan air. Hindari penggunaan tisu.
3. Membasuh vagina yang benar yaitu dengan arah gerakan dari depan ke
belakang.
4. Ketika menstruasi, sebaiknya sering mengganti pembalut terutama pada
hari-hari yang banyak darah. Ini karena darah merupakan media yang
paling sesuai untuk kuman berkembang biak.
5. Hindari menggunakan sabun atau menyapu shower gel pada organ
genetalia karena dapat menyebabkan kekeringan dan iritasi kulit dan akan
menjadi gatal. Beberapa wanita sensitif dan alergi pada kandungan
pewangi serta buih sabun.
6. Hindari suasana vagina yang lembab berkepanjangan karena pemakaian
celana dalam yang basah, jarang diganti dan tidak menyerap keringat.
Usahakan menggunakan celana dalam yang terbuat dari bahan katun yang
menyerap keringat. Pemakaian celana jeans terlalu ketat juga
meningkatkan kelembaban daerah vagina. Ganti tampon atau panty liner
pada waktunya.
7. Celana dalam harus diganti setiap hari dan pada hari-hari yang mengalami
keputihan, lebih baik memakai penty liner sehingga tidak menempel pada
pakaian dalam yang menyebabkan ketidaknyamanan.
8. Hindari penggunaan celana dalam yang terlalu ketat dan lembab.
9. Sebaiknya tidak menggunakan produk atau obat perawatan organ
kewanitaan yang justru dapat mengganggu keseimbangan pH vagina.
10. Hindari terlalu banyak mengkonsumsi makanan dengan kadar glukosa
yang tinggi dan hindari stres.
11. Sebaiknya wanita yang mengalami masalah keputihan disarankan untuk
berkonsultasi dengan tenaga kesehatan.
MATERI PENYULUHAN
KEK PADA REMAJA

1. Pengertian KEK
Kurang energi kronis merupakan keadaan dimana seseorang menderita
kurang asupan gizi energi dan protein yang berlangsung lama atau menahun.
Seseorang dikatakan menderita risiko kurang energi kronis bilamana lingkar
lengan atas LLA < 23,5 cm berarti berisiko BBLR dan ≥ 23,5 cm berarti tidak
berisiko BBLR (Lubis, 2003).

2. Penyebab KEK
Ketidakseimbangan asupan zat gizi dan penyakit infeksi merupakan
beberapa faktorpenyebab KEK8. Menurut Soekirman (2000), terdapat
beberapa faktor penyebab KEK,diantaranya asupan makanan dan
pengetahuan. Kurangnya informasi mengenai gizi akan berakibat pada
berkurangnya kemampuan dalam menerapkan gizi yang beragam dan
berimbang dalam kehidupan sehari-hari.

3. Penatalaksanaan KEK

Penatalaksanaan pada remaja dengan KEK yaitu perbaikan gizi pada


remaja dan melakukan konseling pada remaja bertujuan untuk meningkatkan
pengetahuan tentang gizi dalam diet yang tepat dan seimbang untuk
mencukupi kebutuhan gizinya Memberika booklet yang birisi makanan
dengan menu gizi seimbang “isi piringku”. Untuk mendapatkan masukan gizi
yang seimbang ke dalam tubuh, remaja perlu mengkonsumsi 5 kelompok
makanan yang beraneka ragam setiap hari atau setiap kali makan. Kelima
kelompok makan tersebut adalah lauk pauk, sayuran, buah-buahan dan
minuman. Proporsinya dalam setiap kali makan dapat digambrakan dalam ISI
PIRINGKU yaitu :Sepertiga piring berisi makanan pokok, sepertiga piring
besrisi sayuran, sepertiga piring berisi lauk pauk dan buah-buahan dalam
piring yang sama

Anda mungkin juga menyukai