Makalah Corak Fiqh Kel. 7

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 14

PENAFSIRAN CORAK FIQH

Disusun Oleh:

Kelompok 7

Anis Munawaroh 12130221063

Dela Ultary 12130221335

Desi Marlina 12130223250

Elzan Lisna Hanifa 12130220467

Dosen Pengampu: Jani Arni, S. Th. I., M. Ag.

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

2023
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah Swt., yang telah memberikan rahmat,
hidayah, serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Tafsir
Ayat Ayat Hukum ini dengan baik.
Penulisan makalah yang bersifat sederhana ini, dibuat berdasarkan tugas kelompok
yang diberikan oleh dosen pembimbing kami yaitu ibu Jani Arni, S. Th. I., M. Ag. dalam
materi yang berjudul “Penafsiran Corak Fiqh”. Dengan mengucapkan syukur
Alhamdulillah, kami dapat menyusun, menyesuaikan, serta dapat menyelesaikan makalah ini.
Di samping itu, kami mengucapkan rasa terimakasih kepada semua pihak yang telah banyak
membantu kami dalam menyelesaikan pembuatan makalah ini, baik dalam bentuk moral
maupun dalam bentuk materi sehingga dapat terlaksana dengan baik.
Kami sangat menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini memang masih banyak
kekurangan serta amat jauh dari kata kesempurnaan. Namun, kami telah berusaha
semaksimal mungkin dalam membuat makalah ini. Di samping itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran dari semua pembaca terutama ibu Jani Arni, S. Th. I., M. Ag.,
selaku dosen pembimbing kami demi tercapainya kesempurnaan yang diharapkan di masa
yang akan datang.

Wassalamu’alaikum wr. wb
Pekanbaru, Mei 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................................................ii


DAFTAR ISI............................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 2
A. Latar Belakang ................................................................................................................ 2
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 4
A. Pengertian Corak Fiqih ................................................................................................... 4
B. Sejarah dan Perkembangan Penafsiran Corak Fiqih ....................................................... 5
C. Kriteria Penafsiran Corak Fiqih ...................................................................................... 6
D. Kitab-Kitab yang Menggunakan Penafsiran Corak Fiqih ............................................... 6
BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 11
A. Kesimpulan ................................................................................................................... 11
B. Saran ............................................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Al-Qur'an diturunkan Allah kepada umat manusia dijadikan sebagai hudan, bayyinah, dan
furqan. Al-Qur'an selalu dijadikan sebagai pedoman dalam setiap aspek kehidupan dan al-
Qur'an merupakan kitab suci umat Islam. Agar fungsi al-Qur'an tersebut dapat terwujud,
maka kita harus menemukan makna firman Allah SWT saat menafsirkan al-Qur'an. Al-
Qur'an memberikan kemungkinan-kemungkinan arti yang tak terbatas. Kesan yang diberikan
oleh ayat-ayatnya mengenai pemikiran dan penjelasan pada tingkat wujud adalah mutlak.
Dengan demikian ayat selalu terbuka. Tafsir sebagai usaha untuk memahami dan
menerangkan maksud dan kandungan ayat-ayat suci mengalami perkembangan yang cukup
bervariasi. Katakan saja, corak penafsiran al-Qur'an adalah hal yang tak dapat dihindari.
Spesialisasi yang menjadi basis intelektual mufassir sangat mendominasi di abad pertengahan
karena keanekaragaman corak penafsiran sejalan dengan disiplin ilmu pengetahuan yang
berkembang pada saat itu. Ini terjadi karena minat para mufassir pada saat itu berpusat pada
kepentingannya.

Di sisi lain, ilmu yang berkembang pada abad pertengahan bersentuhan dengan ilmu
fikih, ilmu kalam, ilmu tasawuf, ilmu bahasa dan sastra, serta filsafat. Karena minat keilmuan
ulama itu berbeda-beda dan cenderung pada disiplin ilmu tertentu yang digunakan dalam
memahami al-Qur'an, bahkan beberapa diantaranya sengaja mencari dasar yang melegitimasi
teori-teorinya dari al-Qur'an. Lalu muncullah berbagai tafsir seperti tafsir fiqh, tafsir i'tiqadi,
tafsir sufi, tafsir 'ilmi, tafsir dan tafsir falsafah. Bahkan sekarang ini masih berkembang
seperti tafsir feminis atau jender, hermeunetika dan lain sebagainya. Berdasarkan uraian latar
belkanag diatas, maka judul dari tulisan ini adalah Penafsiran Corak Fiqih dengan
menguraikan pengertian, sejarah, karakteristik, serta kitab-kitab dan contoh penafsiran corak
fiqih.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penulisan makalah ini, yakni:
1. Apa yang dimaksud dengan penafsiran corak fiqih?
2. Bagaimana sejarah dan perkembangan penafsiran corak fiqih?
3. Bagaimana kriteria yang diperlukan dalam penafsiran corak fiqih?
4. Apa saja kitab tafsir yang menggunakan penafsiran corak fiqih?

2
C. Tujuan Penulisan
Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini, yakni:
1. Mengetahui pengertian dari penafsiran corak fiqih.
2. Mengetahui sejarah dan perkembangan penafsiran corak fiqih.
3. Mengetahui kritera yang dibutuhkaan dalam penafsiran corak fiqih.
4. Mengetahui kitab tafsir yang menggunakan penafsiran corak fiqih.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Corak Fiqih


Corak tafsir diartikan sebagai kecenderungan keahlian atau spesifikasi yang dimiliki oleh
seorang mufasir. Hal ini bisa dilatarbelakangi oleh pendidikan, lingkungan maupun
akidahnya.1 Dalam kamus bahasa Indonesia kata corak mempunyai beberapa makna. Di
antaranya corak berarti bunga atau gambar (ada yang berwarna warna) pada kain (tenunan,
anyaman), juga bermakna berjenis-jenis warna pada warna dasar, juga berarti sifat (faham,
macam, bentuk) tertentu.2 Dalam kitab Lisan al-'Arab dijelaskan bahwa kata tafsir diambil
dari kata al-fasru yang berarti menjelaskan dan menyingkap sesuatu yang tertutup. Kata al-
tafsir juga bermakna menyingkap maksud sesuatu yang sulit.3
Sedangkan tafsir menurut istilah adalah:

‫التفسير علم يعرف به فهم كتاب اهلل المنزل على نبيه محمد صلى اهلل عليه وسلم وبيان معانيه واستخراج‬

‫أحكامه وحكمه‬

"Tafsir adalah Ilmu untuk memahami Kitab Allah yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW. untuk menjelaskan makna-maknanya, menyimpulkan hukum-hukumnya
dan hikmah-hikmahnya"4

Kemudian corak fiqhi diartikan sebagai corak tafsir yang kecenderungannya mencari
hukum-hukum fikih di dalam ayat-ayat al-Qur'an, Corak ini memiliki kekhususan dalam
mencari ayat-ayat yang secara tersurat maupun tersirat mengandung hukum-hukum fikih.
Kemunculan corak tafsir semacam ini adalah karena munculnya permasalahan yang
berkenaan dengan hukum-hukum fikih, sementara Nabi Muhammad sudah meninggal dunia
dan hukum yang dihasilkan ijma' ulama sangat terbatas, maka mau tidak mau para ulama
yang mumpuni dari segi keilmuan dan ketakwaan melakukan ijtihad dalam mencari hukum-
hukum dari berbagai persoalan yang ada. Dari sinilah kemudian muncul para Imam Madzhab

1
Anshori LAI, Tafsir bil al-Ra'yi, Menafsirkan al-Qur'an dengan Ijtihad (Jakarta,Gang Persada Press, 2010), hal
88.
2
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta Balin Pustaka, 2005), hal 220.
3
Muhammad bin Mukrum bin Manzhir al-Afriqi, Lisan al-Arab (Beirut: Dar Şadir, 1412 H, vol V), hal 55.
4
Al-Zarkashi, “Al-Burhan i Ulum al-Quran" (Dar al-Ahya al-Kutub al-Arabiyah, Jilid 1 eet L, 1376 H-1957 M), hal
13.

4
seperti Abu Hanifah, Imam Malik, al-Syafi'i dan Imam Ahmad bin Hambal, yang lantas
diikuti oleh para pengikutnya yang memiliki konsentrasi dalam bidang tafsir, sehingga
berdampak pada penafsirannya yang memiliki kecenderungan pada pencarian hukum-hukum
fikih dalam ayat-ayat al-Qur'an.5

B. Sejarah dan Perkembangan Penafsiran Corak Fiqih


Latar belakang munculnya penafsiran corak fiqih ini adalah karena dahulu para sahabat di
masa Rasulullah saw memahami al-Qur`an dengan “naluri” kearaban mereka. Dan jika terjadi
kesulitan dalam memahami sesuatu ayat, mereka langsung menanyakannya kepada
Rasulullah saw dan beliau pun menjelaskannya kepada mereka. Setelah Rasulullah saw wafat
dan permasalahan-permasalahan baru mulai muncul, maka mereka beristimbat dengan al-
Qur`an untuk menetapkan hukum-hukum syara’ bagi permasalahan baru tersebut. Mereka
pun bersepakat atas hal tersebut dan jarang sekali mereka berselisih pendapat ketika terdapat
kontradiksi (dalam lafadz), seperti perselisihan mereka mengenai ‘idah bagi wanita hamil
yang ditinggal mati suaminya; apakah ‘idah itu berakhir dengan melahirkan atau empat bulan
sepuluh hari ataukah waktu paling lama diantara keduanya? Ini semua mengingat Allah
berfirman: “Dan mereka yang meninggal dunia di antara kamu dengan meninggalkan istri,
(hendaklah istri itu) ber’iddah empat bulan sepuluh hari.” (Al-Baqarah: 234), “Dan
perempuan-perempuan yang hamil, waktu ‘idah mereka ialah sampai mereka melahirkan
kandungan mereka” (At-Thalaq: 4). Sekalipun hal ini jarang terjadi, tetapi ini merupakan
awal permulaan perbedaan pendapat di bidang fiqih dalam memahami ayat-ayat hukum.

Setelah masa itu, hadirlah para mufassir dan fuqaha’ yang memberikan perhatian intensif
terhadap tafsir fiqih dengan melahirkan kitab yang secara spesifik membahas tentang ayat-
ayat fiqih. Menurut sebagian ulama, mufassir yang pertama yang menulis kitab tafsir fiqih
adalah Imam Syafi’i (204 H) dengan kitabnya Ahkam al-Quran.6 Ketika tiba masa empat
imam fiqih dan setiap imam membuat dasar-dasar istimbat hukum masing-masing dalam
madzhabnya, berbagai peristiwa terjadi dan permasalahan-permasalahan pun semakin
beragam, maka semakin bertambah pula aspek-aspek perbedaan pendapat dalam memahami
ayat, hal ini disebabkan perbedaan segi dalalahnya (petunjuknya), bukan karena fanatisme
terhadap suatu mazhab, melainkan karena setiap ahli fiqih berpegang pada apa yang
dipandangnya benar. Karena itu ia tidak memandang dirinya hina jika ia mengetahui
kebenaran pada pihak lain, untuk merujuk kepadanya.

5
Abdul Syukur. Mengenal Corak Tafsir Al-Qur'an.vol 01 no 01. El-Furqonia.2015. hal. 86.
6
Al-Isawiy, M. S. A. (n.d.). al-Ittijah al-Fiqhiy Inda al-Mufassirin Atsaruhu. Baghdad: Kuliah al-Imam al-A'zham.

5
Keadaan tersebut tetap stabil sampai tiba masa taklid dan fanatisme madzhab. Maka pada
masa ini para pengikut imam hanya terfokus pada penjelasan dan pembelaan madzhab
mereka, sekalipun mereka harus membawa ayat-ayat al-Qur`an kepada makna yang lemah
dan jauh. Dan sebagai akibatnya maka muncullah “Tafsir Fiqih” yang khusus membahas
ayat-ayat hukum dalam al-Qur`an. Di dalamnya terkadang fanatisme madzhab menjadi
semakin memuncak dan terkadang pula mereda. Sebagai contoh Seperti Abdulllah al-Karkhiy
(340 H) salah seorang mufassir yang fanatik dengan mazhab Hanafiy mengatakan, “setiap
ayat dan hadis yang berbeda dengan mazhab kami, maka akan ditakwilkan atau dinilai
nasakh”7. Demikian juga, Imam al-Suyuri dalam pengantar tafsirnya, Kanzul Irfan fi Fiqh
Alquran, menjelaskan bahwa ia melakukan penafsiran ayat-ayat fiqih secara tematik, dan
akan mengungkapkannya sesuai dengan mazhab fiqih Imamiyah. Beliau juga membahas
pendapat-pendapat fikih yang berbeda dengan mazhab Imamiyah dan menjelaskan bantahan
terhadapnya.8

C. Kriteria Penafsiran Corak Fiqih


Dilihat dari pengertian dari tafsir fiqih dan contoh-contohnya, kita dapat ketahui bahwa
karakteristik dari tafsir ini adalah mengedepankan penafsiran ayat-ayat al-Qur`an yang
berkaitan dengan hukum fiqih (ayat al-ahkam), dan tidak jarang mengemukakan perbedaan
pendapat para ulama fiqih. Corak tafsir ini lebih sering menggunakan metode tafsir maudhu’i
karena terkadang mufasir hanya mengambil tema-tema tertentu yang berkaitan dengan fiqih9

D. Kitab-Kitab yang Menggunakan Penafsiran Corak Fiqih


Tafsir Fiqhi ini berusia sudah sangat tua karena kelahirannya bersamaan dengan kelahiran
tafsir al-Quran. Banyak kitab tafsir fiqhi yang telah disusun oleh ulama, antara lain:

1. Ahkamul Qur’an al-Jashash, karya Abu Bakr Ahmad bin Ali Ar-Razi al-Jashosh (305-
370 H/917-980 M) yang memiliki corak fiqih mazhab Hanafi.
2. Tafsir al-Kabir atau Mafatih al-Ghaib karya Fakhruddin al-razi yang memiliki corak
fiqih mazhab Syafi’i.
3. Kanzu al-Irfan fi Fiqh al-Qur’an karya Miqdad al-Saiwari, yang memiliki corak fiqih
mazhab Imamiyah.

7
Al-Ishfahaniy, M.A.al-R, Manahij Al-Tafsir wa Ittijahatuhu, Dirasah Muqaranah fi Manahij Tafsir Al-Quran.
(Beirut:Markaz Al-Hadharah Li Tanmiah al-Fikr al-Islamiy, 2011),hal. 361.
8
Al-Suyuri. Kanzul Irfan fi fiqh Al-Quran. Theren: Instisyarat Murtaghawiy, hal 17.
9
https://www.ziyad.web.id/2014/04/corak-penafsiran-fikih-dalam-tafsir-fiqh_1266.html?m=1

6
4. Ahkamul Qur’an Ibn Al- ‘Arabi, karya Abu Bakr Muhammad bin Abdillah (468-543
H/1075-1148 M).
5. Ahkamul Qur’an al-Kiya al-Harasi, karya al-Kiya al-Harasi (w. 405 H/1058 M)
6. Al-Jami’ lil Ahkamil Qur’an wal Muhayyin lima Tadhammanahu Mina sunah wa
Ayyil Qur’an, karya Abi Abdillah Muhammad al-Qurthubi (w. 671 H/1272 M) yang
memiliki corak fiqih mazhab Maliki.
7. Tafsir Fathul Qadr, karya Muhammad bin Ali bin Muhammad bin Abdullah as-
Syaukani (1173-1250 H/1759-1839 M).
8. Tafsir al-Maraghi, karya Ahmad Musthafa al-Maraghi (1298-1373 H-1881-1945 M).
9. Tafsir Ayatul Ahkam, karya Muhammad Ali as-Sayis, Dosen Univ. Al-Azhar.
10. Tafsir Ayat-ayat Hukum, karya Muhammad Amin Suma.10
11. Tafsir al-Kabir atau Mafatih al-Ghaib karya Fakhruddin al-razi yang memiliki corak
fiqih mazhab Syafi’i.11

Dari banyaknya kitab tafsir yang memiliki penafsiran corak fiqih, dalam hal ini penulis
akan membahas salah satu kitab tafsir corak fiqih yang terkenal yaitu Kitab Al-Jami’ lil
Ahkamil Qur’an wal Muhayyin lima Tadhammanahu Mina sunah wa Ayyil Qur’an, karya
Abi Abdillah Muhammad al-Qurthubi. Berangkat dari pencarian ilmu dari para ulama,
kemudian Imam al- Qurtubi diasumsikan berhasrat besar untuk menyusun kitab Tafsir yang
juga bernuansa fiqh dengan menampilkan pendapat imam-imam madzhab fiqh dan juga
menampilkan hadis yang sesuai dengan masalah yang dibahas. Selain itu kitab tafsir yang
telah ada sedikit sekali yang bernuansa figh. Karena itulah Imam al-Qurtubi menyusun
kitabnya dengan tujuan agar dapat mempermudah masyarakat, karena disamping menemukan
tafsir yang ditulisnya, juga akan mendapatkan banyak pandangan imam madzhab fiqh, hadis-
hadis Rasulullah saw maupun pandangan para ulama mengenai masalah yang dibahas di
dalam kitab tafsirnya.

Langkah-langkah yang dilakukan oleh al-Qurtubi dalam menafsirkan al-Qur'an dapat


dijelaskan dengan perincian sebagai berikut:12

a. Memberikan kupasan dari segi bahasa.

10
Ahmad Izzan, Metodologi Ilmu Tafsir, (Bandung: Tafakur, 2011), cetakan ketiga, hal. 200.
11
Arif Zunzul Maizal, Tafsir Fikih dalam Khazanah Penafsiran Al-Qur'an, Vol.19 No. 1, Jurnal Ilmiah Syari‘ah
Nomor 1, 2020, hal. 125-127.
12
Lihat Muqadimah dari Tafsir Al-Qurthubi

7
b. Menyebutkan ayat-ayat lain yang berkaitan dan hadis-hadis dengan menyebut
sumbernya sebagai dalil.
c. Mengutip pendapat para ulama dengan menyebut sumbernya sebagai alat untuk
menjelaskan hukum-hukum yang berkaitan dengan pokok bahasan.
d. Menolak pendapat yang dianggap tidak sesuai dengan ajaran Islam.
e. Mendiskusikan pendapat ulama dengan argumentasi masing- masing, setelah itu
melakukan tarjih dan mengambil pendapat yang dianggap paling benar.
Beberapa kelebihan yang terdapat dalam tafsir al-Qurtubi, antara lain adalah:
a. Menghimpun ayat, hadis, dan aqwal ulama pada masalah-masalah hukum. Kemudian
ditarjih salah satu diantara aqwal tersebut.
b. Sarat/sesuai dengan dalil-dalil 'aqli dan naqli.
c. Tidak mengabaikan bahasa Arab, sya'ir Arab, dan sastra Arab.
d. Banyak membahas kisah-kisah Israiliyyat, namun tidak membahasnya secara
mendalam.13

Adapun keterbatasan yang terdapat dalam tafsir al-Qurtubi antara lain adalah al-
Qurtubi banyak mencantumkan hadis-hadis dha'if tanpa diberi komentar (catatan),
padahal penulisnya adalah seorang muhaddis (ahli hadis).

Sebagai contoh dapat dilihat ketika ia menafsirkan surat al-Fatihah. Al-Qurtubi


mendiskusikan persoalan-persoalan fiqh, terutama yang berkaitan dengan kedudukan
basmalah ketika dibaca dalam salat, juga persoalan bacaan Fatihah makmum ketika salah
Jahr." Pembahasan ini dimuat dalam bab pertama yang memuat tujuh buah masalah, bab
kedua memuat dua puluh masalah, bab ketiga memuat delapan masalah dan bab keempat
memuat tiga puluh masalah.

13
Muhammad Ismail, Al-Qurthubi dan Metode Penafsirannya dalam KItab al-Jami’ li Ahkam Al-Qur’an.vol 2 no
2. Jurnal PAPPASANG: 2020, hal. 30.

8
Contoh lain dimana al-Qurtubi memberikan penjelasan panjang lebar mengenai
persoalan-persoalan figh dapat diketemukan ketika ia membahas ayat Q.S. al-Baqarah (2):
43:

‫واقيموا الصلوة و اتوا الزكوة و اركعوا مع الراكعين‬...

9
Ia membagi pembahasan ayat ini menjadi 34 masalah. Di antara pembahasan yang
menarik adalah pada masalah ke-16. la mendiskusikan berbagai pendapat tentang status anak
kecil yang menjadi imam salat. Di antara tokoh yang mengatakan tidak boleh adalah al-Sauri,
Malik dan Ashab al-Ra'yi. Dalam masalah ini, al-Qurtubi berbeda pendapat dengan mazhab
yang dianutnya, dengan pernyataannya:

‫اما مة الصغير جائزة اذا كان قارنا‬

Anak kecil boleh menjadi imam jika memiliki bacaan yang baik14

14
Abu 'Abdillah Muhammad Ibn Ahmad al-Anshari al-Qurtubi, al-Jami' tii Ahkam al-Qur'an, jilid 1, hal. 301.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Corak fiqhi diartikan sebagai corak tafsir yang kecenderungannya mencari hukum-
hukum fikih di dalam ayat-ayat al-Qur'an. Corak ini memiliki kekhususan dalam mencari
ayat-ayat yang secara tersurat maupun tersirat mengandung hukum-hukum fikih.

Sejarah munculnya penafsiran corak fiqh ini berawal dari banyak nya permasalahan
yang muncul di masyarakat pada saat itu. Dan mereka selalu menanyakan solusi-solusi
dari permasalahan itu kepada Rasulullah saw. dan saat Rasulullah telah meninggal dunia,
para sahabat pun beristimbat kepada al-Qur’an untuk menjawab persoalan-persoalan nya.
Kemudian pada masa selanjutnya, banyak ijtihad yang dilakukan para ulama dan ada juga
yang berbeda pendapat, namun hal ini tidak terlalu dipermasalahkan karena masing-
masing pendapat memiliki dalil yang kuat.

Maka Dari itu muncullah beberapa madzhab yang dipahami oleh para ulama. Hal ini
pada awalnya masih terkendali, namun seiring berjalan nya waktu ada kefanatikan dalam
bermazhab yang membuat syariat itu terpecah belah dan kecenderungan memahami
syariat sesuai pandangan mazhab nya. Dan sebagai akibatnya maka muncullah “Tafsir
Fiqih” yang khusus membahas ayat-ayat hukum dalam al-Qur`an. Di dalamnya terkadang
fanatisme madzhab menjadi semakin memuncak dan terkadang pula mereda.

Salah satu diantaranya yang terkenal yaitu kitab al-Jami’ li Ahkam Lil Al-Qur'an
karya Imam Al-Qurthubi.

B. Saran
Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dalam pembuatan
makalah ini. Terlepas dari kekurangan yang terdapat dalam makalah ini, penulis berharap
pembaca dapat memperoleh ilmu dan menambah wawasan terkait materi yang telah
disampaikan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun untuk makalah selanjutnya agar lebih baik.

11
DAFTAR PUSTAKA
Al-Afriqi, Muhammad bin Mukrum bin Manzhir. 1412 H. Lisan al-Arab Vol. 5. Beirut: Dar
Şadir.

Al-Qurtubi, Abu 'Abdillah Muhammad Ibn Ahmad al-Anshari. al-Jami' tii Ahkam al-Qur'an,
jilid 1.

Al-Suyuri. Kanzul Irfan fi fiqh Al-Quran. Theren: Instisyarat Murtaghawiy.

Al-Zarkashi. 1957. Al-Burhan i Ulum al-Quran Dar al-Ahya al-Kutub al-Arabiyah, Jilid 1.

Ismail, Muhammad. 2020. Al-Qurthubi dan Metode Penafsirannya dalam KItab al-Jami’ li
Ahkam Al-Qur’an. vol 2 no 2. Jurnal PAPPASANG.

Izzan, Ahmad. 2011. Metodologi Ilmu Tafsir. Bandung: Tafakur.

LAI, Anshori. 2010. Tafsir bil al-Ra'yi, Menafsirkan al-Qur'an dengan Ijtihad. Jakarta: Gang
Persada Press.

Maizal. Arif Zunzul. 2020. Tafsir Fikih dalam Khazanah Penafsiran Al-Qur'an, Vol.19 No.
1, Jurnal Ilmiah Syari‘ah.

Syukur, Abdul. 2015. Mengenal Corak Tafsir Al-Qur'an vol 01 no 01. El-Furqonia.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balin
Pustaka.

12

Anda mungkin juga menyukai