Makalah Ahklak Dan Tasawuf
Makalah Ahklak Dan Tasawuf
Makalah Ahklak Dan Tasawuf
DISUSUN OLEH :
ULUL AZMI
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................2
1. PENGERTIAN AKHLAK...................................................................2
2. PENGERTIAN TASAWUF.................................................................2
3. SEJARAH TASAWUF......................................................................2
3.1 KESIMPULAN...................................................................................9
i
BAB I
PENDAHULUAN
Akhlak tasawuf merupakan salah satu mata kuliah yang dipelajari dalam
pendidikan Agama Islam. Dengan adanya pembelajaran akhlak tasawuf,
mahasiswa diharapkan mampu mengimplementasikan ilmu serta nilai akhlak
yang baik dalam kehidupannya sehari-hari.
Oleh karena itu, makalah ini akan membahas tentang Hubungan ilmu akhlak
dengan ilmu yang lain.
Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Akhlak dan tasawuf
2. Ruang lingkup Akhlak dan tasawuf
3. Tokoh-tokoh tasawuf dan Ajarannya
4. Kajian- kajian Tasawuf
1
BAB II
PEMBAHASAN
2. Pengertian Tasawuf
Tasawuf adalah ilmu untuk menyucikan hati, membaguskan akhlak
demi memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat. Tasawuf juga bisa
diartikan sebagai ilmu tauhid untuk mengenal Allah.
Kata tasawuf berasal dari kata shuf (wol) yang berarti memakai kain
wol. Seseorang disebut sufi (pengamal tasawuf) bukan sekadar karena
memakai kain wol saja, melainkan karena kesucian dan kebersihan
hatinya yang merupakan karunia dari Allah, Tasawuf mengatur jalinan
komunikasi vertikal antara manusia dengan Tuhannya. Tasawuf
mementingkan akhlak sebagai dasar dari pelaksanaan ibadah.
3. Sejarah Tasawuf
Fase-fase dalam perkembangan tasawuf:
1. Pada masa awal era Islam dakwah kepada tasawuf itu belum
diperlukan,karena pada era itu, semua orang adalah ahli takwa, waraa dan
ahli ibadah.Mereka semua berlomba mengikuti dan meneladani
Rasulullah dalam setiap aspek. Oleh karena itu, mereka belum
2
membutuhkan tasawuf karena segala sesuatunya didasarkan pada
perkataan, perbuatan dan ketetapan Rasulullah.
3
Dengan demikian, maka tampaklah jelas bahwa ruang lingkup ilmu
tasawuf itu adalah hal-hal yang berkenaan dengan upaya-upaya atau cara-cara
untuk mendekatkan diri kepada Tuhan yang bertujuan untuk memperoleh suatu
hubungan khusus secara langsung dari Tuhan.
Secara umum, tujuan terpenting dari sufi adalah agar berada sedekat
mungkin dengan Allah. Akan tetapi apabila diperhatikan karakteristik
tasawuf secara umum yaitu :
b. Rabiah Al-Adawiyah
Cinta murni kepada Tuhan adalah puncak ajarannya dalam tasawuf yang
pada umumnya dituangkan melalui syair-syair dan kalimat-kalimat puitis. Dari
syair-syair berikut ini dapat diungkap apa yang ia maksud dengan al-mahabbah:
5
Bisa dikatakan, dengan al-hubb ia ingin memandang wajah Tuhan yang ia
rindu, ingin dibukakan tabir yang memisahkan dirinya dengan Tuhan.
c. Al-Hallaj
Hulul merupakan salah satu konsep didalam tasawuf falsafi yang meyakini
terjadinya kesatuan antara kholiq dengan makhluk. Hulul berimplikasi kepada
bersemayamnya sifat-sifat ke-Tuhanan kedalam diri manusia atau masuk suatu
dzat kedalam dzat yang lainnya. Hulul adalah doktrin yang sangat menyimpang.
Hulul ini telah disalah artikan oleh manusia yang telah mengaku bersatu dengan
Tuhan. Sehingga dikatakan bahwa seorang budak tetaplah seorang budak dan
seorang raja tetaplah seorang raja. Tidak ada hubungan yang satu dengan yang
lainnya sehingga yang terjadi adalah hanyalah Allah yang mengetahui Allah dan
hanya Allah yang dapat melihat Allah dan hanya Allah yang menyembah Allah.
d. Al-Ghazali
6
fiqh maupun moral agama. Juga karya-karya lainnya, al-Munqidz min al-
Dhalal, dimana ia menguraikan secara menarik kehidupan rohaniahnya, Minhaj
al-‘Abidin, Kimia’ al-Sa’adah, Misykat al-Anwar dan sebagainya.
e. Ibn Arabi
Selain sebagai sufi, Ibn Arabi juga dikenal sebagai penulis yang produktif.
Jumlah buku yang dikarangnya kira-kira berjumlah dua ratus lebih. Salah satu
buku termasyhurnya adalah Fushush al-Hikam yang merupakan wacana
tentang tasawuf.
Inti ajaran tasawuf yang diperkenalkan Ibn Arabi adalah wahdat al-wujud.
Wahdat al-wujud terdiri dari dua kata, yaitu wahdat dan al-wujud. Wahdat
artinya sendiri, tunggal, atau kesatuan, sedangkan al-wujud artinya ada. Dengan
demikian, wahdat al-wujud berarti kesatuan wujud. Dalam paham wahdat al-
wujud ada dua hal yaitu khalq (makhluk) dan haq (tuhan). Menurut paham ini
setiap sesuatu punya dua aspek (aspek luar dan dalam). Aspek luar merupakan
khalq yang merupakan sifat kemakhlukan, aspek dalam adalah haq yang
mempunyai sifat ketuhanan. Dari sini kemudian muncul pemahaman bahwa
antara makhluk (manusia) dan al-haqq (Tuhan) sebenarnya satu kesatuan dari
wujud Tuhan, dan yang sebenarnya ada adalah wujud Tuhan itu, sedangkan
wujud makhluk hanya bayang-bayang atau fotokopi dari wujud Tuhan. Paham
ini dibangun dari suatu dasar pemikiran bahwa Allah sebagaimana diterangkan
dalam al-hulul, ingin melihat diri-Nya di luar diri-Nya, dan oleh karena itu Dia
menjadikan alam semesta ini. Dengan demikian, alam ini merupakan cermin
bagi Allah. Pada saat Allah ingin melihat diri-Nya, Dia cukup melihat alam ini.
Pada benda-benda yang ada di alam ini Allah dapat melihat diri-Nya, karena
pada benda-benda alam ini terdapat sifat-sifat Allah, dan dari sinilah timbul
paham kesatuan. Paham ini juga mengatakan bahwa yang ada di alam ini
kelihatannya banyak tetapi sebenarnya satu. Hal ini tak ubahnya seperti orang
yang melihat dirinya dalam beberapa cermin: ia melihat dirinya yang banyak,
tetapi dirinya sebenarnya hanya satu.
7
seperti yang dikatakan pada materi jum’at lalu, candaan ini kalau direnungkan
dan dipikirkan merupakan sindiran dan bekal bagi kita, oleh karena itu
hendaknya kita memperhatikan hal hal yang disampaikan oleh imam Ghazali.
Candaan yang kedua yaitu, bahwa kita telah tahu bahwa rezeki telah habis
dibagi. Dan kita telah tahu pula bahwa rezeki itu tidak akan berubah,
berkurang, bahkan tergantikan, lantas jika kita mengingkari hal ini kita telah
mendekati pintu kekufuran naudzubillah.
Oleh karena itu Rasulullah Saw bersabda : “Rezeki si Fulan telah habis di atas
punggung ikan paus dan punggung sapi. Sehingga orang yang tamak tidak akan
menambah rezekinya. Kecuali (hanya berbuah) usaha-usaha keras (yang
melelahkan)”.
Ketiga, imam Ghazali memberikan penjelasan bahwa rezeki itu adalah hal
ghaib, dan hendaknya urusan rezeki itu dipasrahkan kepada Allah Swt, maka
insya Allah kita akan mendapatkan ketentraman jiwa.
8
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Akhlak dan tasawuf adalah dua hal yang saling berkaitan dalam Islam.
Akhlak adalah tingkah laku yang baik yang mengatur hubungan antara sesama
manusia. Tasawuf adalah ilmu untuk menyucikan hati dan mengenal Allah yang
mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhannya. Keduanya merupakan
intisari dari syariat Islam yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Dengan
mempelajari dan mengamalkan akhlak dan tasawuf, kita dapat mencapai
kebahagiaan dunia dan akhirat.
Ruang lingkup ilmu tasawuf itu adalah hal-hal yang berkenaan dengan
upaya-upaya/cara-cara untuk mendekatkan diri kepada Tuhan yang bertujuan
untuk memperoleh suatu hubungan khusus secara langsung dari Tuhan.
9
B. Sejarah Tasawuf
1. Pada masa awal era Islam dakwah kepada tasawuf itu belum diperlukan,karena pada era itu, semua
orang adalah ahli takwa, waraa dan ahli ibadah.Mereka semua berlomba mengikuti dan meneladani
Rasulullah dalamv
setiap aspek. Oleh karena itu, mereka belum membutuhkan tasawuf karenasegala sesuatunya didasarkan
pada perkataan, perbuatan dan ketetapanRasulullah.
2. Pada masa sahabat dan tabi’in sudah menggunakan tasawuf, tetapi belummengggunakan istilah tasawuf,
karena para sahabat dan tabiin merupakansufi yang sesungguhnya. Tasawuf merupakan sifat-sifat
umum yangterdapat pada hampir seluruh sahabat Nabi tanpa terkecuali dan adanyaperasaan takut dan
cintanya mereka kepada Allah dan Rasulullah melebihidirinya sendiri.
3. Setelah masa Sahabat dan Tabiin beragam bangsa mulai memeluk Islam.Bidang ilmu pengetahuan
semakin meluas dan terspesialisasi, muncullahilmu fiqih, ilmu tauhid, ilmu hadits, ilmu ushul fiqih, ilmu
faraid dan ilmu-ilmu lainnya.
4. Setelah fase tersebut pengaruh spiritual Islam sedikit demi sedikitmelemah. Manusia mulai lupa
akan kewajibannya kepada Allah, sehinggaahli uhud terdorong untuk mengkodifikasikan ilmu
tasawuf sertamenerangkan kemuliaan dan keutamaannya diantara ilmu-ilmu lainnya.Mulai dari fase inilah
ilmu tasawuf berkembang.
10