0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
37 tayangan15 halaman

Psikologi Belajar Albert Bandura

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 15

MAKALAH PSIKOLOGI BELAJAR

TEORI ALBERT BANDURA

Dosen Pengampu :

Novita Maulidya Jalal,S.Psi.,M.Psi.,Psikolog

Nurfajriyanti Rasyid,S.Psi.,M.Psi.,Psikolog

Kelas J || Kelompok 10

Siti Rahmahnia (230701500020)

Vivi Nurkumala Dewi (230701501087)

Wisma (230701501062)

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2024
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi rabbil 'alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat
serta karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Psikologi Belajar mengenai
“Albert Bandura” sebagai salah satu tugas kelompok dari mata kuliah Psikologi Belajar.
Selanjutnya, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada ibu Nurfajriyanti
Rasyid,S.Psi.,M.Psi.,Psikolog selaku dosen pengampu mata kuliah Psikologi Belajar serta
kepada segenap pihak yang telah memberikan bimbingan serta arahan selama penulisan makalah
ini. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini. Oleh
karena itu segala kritikan dan saran yang membangun akan kami terima dengan baik. Semoga
makalah “Albert Bandura” ini memberi manfaat bagi kita semua.

Makassar, 20 April 2024


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................ii

DAFTAR ISI..............................................................................................................................................iii

BAB I.........................................................................................................................................................iv

PENDAHULUAN......................................................................................................................................iv

1.Latar Belakang.....................................................................................................................................iv

2. Rumusan Masalah...............................................................................................................................iv

3. Tujuan..................................................................................................................................................v

BAB II........................................................................................................................................................vi

PEMBAHASAN.........................................................................................................................................vi

1. Penjelasan Bandura Tentang Belajar Observasional...........................................................................vi

2. Konsep Teoritis Utama.....................................................................................................................viii

3. Proses Kognititf yang salah..................................................................................................................x

4. Teori Kognititf Sosial..........................................................................................................................xi

5. Pandangan Bandura Terhadap Pendidikan.........................................................................................xii

BAB III.....................................................................................................................................................xiii

PENUTUP................................................................................................................................................xiii

1. Kesimpulan.......................................................................................................................................xiii

2. Saran.................................................................................................................................................xiii

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................................xiv
BAB I

PENDAHULUAN

1.Latar Belakang
Dalam dunia pendidikan dan psikologi, teori-teori belajar memegang peranan penting
dalam memahami bagaimana individu memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan perilaku
baru. Salah satu teori belajar yang terkenal dan terus relevan hingga saat ini adalah teori belajar
sosial atau teori belajar sosial kognitif yang dikembangkan oleh Albert Bandura. Albert Bandura,
seorang psikolog asal Kanada-Amerika, memperkenalkan teori belajar sosialnya pada tahun
1961 melalui penelitiannya tentang agresi dan observasi pada anak-anak. Teori ini menekankan
peran penting dari proses sosial, observasi, dan imitasi dalam pembentukan perilaku individu.
Melalui eksperimen-eksperimen klasik seperti eksperimen Bobo Doll, Bandura menunjukkan
bagaimana anak-anak belajar perilaku agresif melalui observasi dan peniruan model.Teori
belajar sosial Bandura menggabungkan elemen-elemen kunci dari teori kognitif dan
behavioristik, dengan menekankan pentingnya faktor-faktor kognitif seperti perhatian, ingatan,
dan motivasi dalam proses belajar. Dengan demikian, teori ini tidak hanya memperhitungkan
pengaruh lingkungan eksternal, tetapi juga peran penting dari faktor-faktor internal dalam
membentuk perilaku.

Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, teori belajar sosial
Bandura terus mengalami aplikasi dan penelitian lebih lanjut. Konsep-konsep seperti self-
efficacy atau efikasi diri, yang merujuk pada keyakinan individu terhadap kemampuannya untuk
mencapai tujuan, telah menjadi fokus penting dalam pendidikan, psikologi klinis, dan berbagai
bidang lainnya.Dalam konteks pendidikan modern, pemahaman terhadap teori belajar sosial
Bandura telah memberikan dasar untuk pengembangan strategi pembelajaran yang berpusat pada
siswa, memperhatikan interaksi sosial, pembelajaran melalui contoh, dan penguatan positif. Oleh
karena itu, penelitian lebih lanjut dan pemahaman mendalam tentang teori ini memiliki implikasi
yang luas dalam praktik pendidikan, pengembangan diri, dan psikologi terapan.

2. Rumusan Masalah
a. Bagaimana penjelasan Bandura tentang Belajar Observasional ?

b. Apa konsep teoritis utama Bandura ?


c. Bagaimana proses kognitif yang salah ?

d. Bagaimana teori kognitif sosial ?

e. Bagaimana Pandangan Bandura tentang Pendidikan ?

3. Tujuan
a. Untuk mengetahui penjelasan bandura tentang Belajar Observasional

b. Untuk mengetahui konsep teoritis utama Bandura

c. Untuk mengetahui bagaimana proses kognitif yang salah

d. Untuk mengetahui teori kognitif sosial

e. Untuk mengetahui pandangan Bandura tentang pendidikan


BAB II

PEMBAHASAN

1. Penjelasan Bandura Tentang Belajar Observasional


Teori sosial kognitif atau dikenal dengan istilah observational learning. Tokoh utama
dalam teori ini adalah Albert Bandura, Bandura memandang perilaku individu tidak semata-
mata reflex otomatis atas stimulus, melainkan juga akibat reaksi yang timbul sebagai hasil
interaksi antara lingkungan dengan skema kognitif individu itu sendiri (Husamah, Et. al 2016:
109). Teori pembelajaran sosial kognitif dapat menciptakan suatu pembelajaran ketika
seseorang dapat mengamati dan dapat meniru perilaku yang dialami oleh orang lain. Dengan
kata lain, informasi yang diterima tersebut dengan cara memperhatikan kejadian-kejadian
yang didapat dari lingkungan sekitar tempat individu berada. Prinsip mendasar dari teori
pembelajaran sosial kognitif ini adalah yang dipelajari individu terutama dalam pembelajaran
sosial dan moral akan terjadi melalui peniruan atau dikenal dengan istilah imitation dan
penyajian contoh perilaku atau dikenal dengan istilah modeling. Dengan kata lain, seseorang
belajar mengubah perilakunya sendiri dengan cara menyaksikan cara orang lain dalam
merespon suatu stimulus tertentu. Seseorang juga dapat mempelajari respon-respon baru
melalui pengamatan dari perilaku contoh yang dilakukan oleh orang lain. Sejalan dengan
pendapat Suroso (2004: 18) Bandura mengatakan bahwa “Observational learning merupakan
proses kognitif yang melibatkan sejumlah atribut seperti bahasa, moralitas, pemikiran dan
pengaturan diri dari perilaku seseorang, sehingga apabila seseorang melakukan perbuatan,
maka hal itu merupakan hasil dari proses yang melibatkan beberapa atribut tersebut, bukan
asal meniru perilaku orang lain”.

Dalam teori bandura menjelaskan bahwa faktor sosial, kognitif dan faktor perilaku, sangat
berperan penting dalam proses pembelajaran. Hal ini mengakibatkan bahwa faktor kognitif
yang dialami siswa berupa ekspektasi dalam mencapai keberhasilannya. Sedangkan faktor
sosial menunjukkan bahwa siswa dalam mengamati perilaku seseorang. Jadi, menurut
Bandura antara faktor kognitif/person, faktor lingkungan, dan faktor perilaku mempengaruhi
satu sama lain dan faktor-faktor ini saling berinteraksi untuk mempengaruhi pembelajaran
(Husamah, Et.al 2016: 108). Bandura dalam Abdullah (2019) melabel teorinya sebagai teori
kognitif sosial didasarkan atas beberapa alasan, tidak hanya menempatkan manusia
mempunyai kemampuan kognitif yang berkontribusi pada proses motivasi manusia, afeksi dan
aksi/tindakan, tetapi juga bagaimana mereka memotivasi dan meregulasi perilaku mereka dan
membuat sistem-sistem sosial untuk mengorganisasi dan restrukturisasi kehidupan mereka.
Jadi dapat disimpulkan bahwa menurut Bandura hasil belajar itu bukan hanya dilihat dari
kognitifnya saja, melainkan dapat dilihat dari perubahan perilaku yang akan berdampak
terhadap lingkungan tempat individu berada.

Proses yang Mempengaruhi Observational Learning Menurut Bandura dalam Hergenhahn dan
Olson (2008: 363-366) menyebutkan empat proses yang memengaruhi belajar observasional
sebagai berikut:

1) Proses Atensional Sebelum sesuatu dapat dipelajari dari model, model itu harus
diperhatikan. Bandura menganggap belajar adalah proses yang harus berlangsung, tetapi dia
menunjukkan bahwa hanya yang diamati saja yang dapat dipelajari.

2) Proses Retensional Agar informasi yang telah diperoleh dari observasi dapat berguna,
informasi itu harus diingat atau disimpan. Bandura berpendapat bahwa ada retentional process
(proses retensional) dimana informasi disimpan secara simbolis melalui dua cara yaitu, secara
imajinal (imajinatif) dan secara verbal .

3) Proses Pembentukan Perilaku Behavioral production process (proses pembentukan


perilaku) menentukan sejauh mana hal-hal yang telah dipelajari akan diterjemahkan kedalam
tindakan atau performa.

4) Proses Motivasional Dalam teori Bandura, penguatan memiliki dua fungsi utama. Pertama,
ia menciptakan ekspektasi dalam diri pengamat bahwa jika mereka bertindak seperti model
yang dilihatnya diperkuat untuk aktivitas tertentu, maka mereka akan diperkuat juga. Kedua,
ia bertindak sebagai insentif untuk menerjemahkan belajar ke kinerja. Dari uraian diatas, dapat
disimpulkan bahwa proses yang mempengaruhi Observational Learning melibatkan atensi
(perhatian), retensi (pengingatan/penyimpanan), kemampuan behavioral (pembentukan
perilaku), dan motivasional
2. Konsep Teoritis Utama

a. Proses Atensional
Menurut Bandura, proses atensional terkait erat dengan konsep perhatian selektif.
Individu cenderung memperhatikan dan fokus pada stimulus yang mereka nilai penting atau
relevan bagi mereka, sementara mengabaikan atau mengurangi perhatian terhadap stimulus
yang dianggap tidak relevan atau kurang penting. Jika seseorang tidak ada dan tidak dapat
mengenali dan memahami aspek-aspek penting dari perilaku model, maka dia tidak akan
dapat belajar dari model tersebut. Individu perlu memberikan atensi khusus kesetiap perilaku
atau tingkah laku (model) orang lain yang ditiru sehingga individu tersebut dapat bertindak
seperti seorang model. Atensi ini terpengaruh oleh penguatan pengamat dengan modelnya,
daya tarik model, dan pentingnya perilaku yang diamati bagi pengamat. Semakin fokus maka
proses pembelajaran akan semakin efektif. Perbedaan fungsi secara nilai yang ditampilakan
oleh model sangat berpengaruh dalam menetapkan tingkah laku peniru. Peniru harus
memilah model yang ingin ditiru dan model yang ingin diabaikan (Handayani, 2016). Tetapi,
pada umumnya mempeunyai kecenderungan meniru model yang menarik banginya dan
mempunyai kesuksesan serta popularitas yang lebih.

b. Proses Retensional

Retentional process (Proses Retensi) di mana informasi disimpan secara simbolis


melalui dua cara, secara imajinal (imajinatif) dan secara verbal. Simbol-simbol yang disimpan
secara imajinatif adalah gambaran tentang hal-hal yang dialami model, yang dapat diambil
dan dilaksanakan lama sesudah belajar observasional terjadi. Dalam bembelajaran
observasional mempunyai komponen fundamental yang lain yaitu proses Retensi, akan tetapi
dalam proses mengenalan step ini kadang tidak terdeteksi, dengan menjadi terlibat dalam
proses retensi jangka panjang yang didaptakan dari kode dari modeling. Situasi inilah yang
menjadi sesuatu menarik bagi anak, contoh misalnya pola perilaku anak diperoleh melalui
observasi dan dipelihara di lain waktu (Tamuri, 2010). Agar hal informasi ini berguna maka
harus diingat dan disimpan secara baik. Jika seorang individu lupa akan tingkah laku sang
model, dia tidak akan mendapatkan pengaruh yang lebih dari tingkah laku sang model.
Bandura percaya ada sebuah step ulet di mana pengetahuan disave menggunakan unsur
simbolis melalui imajinasi dan bahasa. Simbol yang disimpan secara imajiner adalah deskripsi
dari hal-hal yang dialami oleh model, yang dapat diadopsi dan diimplementasikan lama
setelah pembelajaran observasional terjadi. (Tarsono, 2010).

c. Determinisme Respirokal

Konsep determinisme repirocal menurut bandura; lingkungan, orang, dan perilaku adalah
sesuatu yang saling beriteraksi satu sama lain dalam menghasilkan perilaku selanjutnya.
Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa perilaku itu memengaruhi seseorang dan lingkungan,
sebaliknya lingkungan atau orang juga bisa memengaruhi perilaku.Jadi orang dapat
memengaruhi lingkungannya dengan bertindak dengan cara tertentu sehingga perubahan
lingkungan itu pada akhirnya akan memengaruhi perilaku orang itu selanjutnya. Akan tetapi
kata Bandura, walaupun terjadi interaksi antara orang, lingkungan, dan perilaku, akan ada
salah satu dari ketiga hal tersebut yang akan lebih berpengaruh dari hal yang lain di waktu
tertentu.

d. Regulasi-Diri Perilaku

Self Regulated Behavior (Perilaku yang diatur sendiri) sesuatu yang mengatur perilaku
manusia jika penguat dan hukuman eksternal tidak bisa mengontrol perilaku. Performance
Standars ( standar performa), yaitu sesuatu yang dipelajari dari pengalaman lagsung dan
tidak langsung. Standar ini digunakan untuk mengevaluasi diri apabila tindakan yang
dilakukan memenuhi situasi tertentu atau standar tertentu kan dinilai positif sebaliknya
apabila tidak memenuhi standar akan dinilai negatif. Pengalaman langsung seseorang
membentuk standar dengan pengutan menilai tinggi perilaku yang efektif dalam
menghasilkan pujian dari orang lain yan ada disekitar seperti orang tua. Selain itu standar
personal juga dapat berkembang secara tak langsung dimana kita mengamati perilaku yang
dilakykan orang lain yang memperoleh penguatan. Bandura memberikan contoh bahwa anak-
anak yang dihadapkan dengan model yang memiliki standar tinggi akan mengikuti dengan
menetapkan standar yang tinggi dalam melakukan tindakan dan anak yang dihadapkan
dengan model yang menetapkan standar minimum juga kan mengikuti stabdar minimum.

e. Tindakan Moral

Menurut Bandura perilaku manusia tidak sepenuhnya ditentukan oleh tahapan


perkembangan, ciri bawaan, atau tipe orang tertentu, seperti yang dijelaskan dalam teori-teori
seperti teori Piaget, Kohlberg, dan Allport. Sebaliknya, Bandura berpendapat bahwa perilaku
manusia lebih dipengaruhi oleh interaksi kompleks antara individu dan
lingkungannya.Pertama, Bandura menolak teori tahapan karena percaya bahwa perilaku
manusia tidak dapat diprediksi secara linear berdasarkan usia atau tahapan perkembangan
saja. Ini berarti bahwa kemampuan intelektual atau moral seseorang tidak hanya ditentukan
oleh pendewasaan atau tahapan perkembangan tertentu. Sebagai contoh, seseorang yang
secara kronologis dewasa belum tentu memiliki tingkat moral yang lebih tinggi dari
seseorang yang secara kronologis lebih muda.Kedua, Bandura menolak teori bawaan karena
percaya bahwa perilaku manusia dipengaruhi oleh lingkungan serta interpretasi individu atas
lingkungan itu. Ini berarti bahwa orang tidak selalu bertindak secara konsisten karena mereka
adalah "tipe" tertentu atau memiliki ciri bawaan tertentu. Sebagai contoh, seorang yang
secara umum dikenal sebagai "orang baik" tidak selalu bertindak secara konsisten baik dalam
semua situasi, karena perilakunya juga dipengaruhi oleh konteks dan interpretasinya atas
situasi tersebut.

3. Proses Kognititf yang salah

Bandura mengatakan bahwa cara pikiran kita memproses informasi memengaruhi


bagaimana kita berperilaku. Ini seperti kita bisa membayangkan diri kita dalam berbagai situasi
emosional hanya dengan menggunakan pikiran kita. Misalnya, kita bisa merasa jemu, marah,
tenang, atau terangsang secara seksual hanya dengan memikirkannya.Ada beberapa cara di mana
proses kognitif yang salah bisa memengaruhi perilaku kita. Pertama, anak-anak mungkin
mengembangkan keyakinan yang salah karena mereka menilai segala sesuatu berdasarkan pada
apa yang mereka percayai. Misalnya, mereka mungkin berpikir bahwa wadah yang lebih tinggi
berarti bisa memuat lebih banyak air daripada yang lebih lebar, karena bagi mereka "lebih tinggi"
berarti "lebih besar". Ini bisa terjadi karena mereka belum memahami prinsip konservasi seperti
yang dijelaskan oleh Piaget.Kedua, kesalahan dalam berpikir juga bisa terjadi ketika kita tidak
memiliki cukup informasi yang benar. Misalnya, jika kita belajar banyak dari apa yang kita lihat
di televisi, kita mungkin memiliki pemahaman yang salah tentang dunia karena televisi sering
menampilkan hal-hal yang tidak sesuai dengan kehidupan nyata. Bandura menyebutkan bahwa
pandangan yang salah ini terkadang bisa menghasilkan perilaku kriminal, seperti anak-anak
meniru tindakan kekerasan setelah melihatnya di televisi.Ketiga, kesalahan dalam berpikir juga
bisa muncul ketika kita salah memproses informasi. Misalnya, jika seseorang percaya bahwa
semua petani kurang cerdas, mereka mungkin menyimpulkan bahwa setiap petani kurang cerdas.
Ini adalah kesalahan deduksi karena premisnya sudah salah. Bahkan jika kita memiliki informasi
yang benar, kita masih bisa membuat kesalahan deduksi.Jadi intinya , proses kognitif yang salah
bisa memengaruhi perilaku kita dalam berbagai cara, mulai dari kesalahan dalam menilai situasi
hingga keyakinan yang salah tentang diri kita sendiri atau dunia sekitar kita.

4. Teori Kognititf Sosial

Teori Bandura tentang kognisi sosial mengatakan bahwa manusia bukan hanya bereaksi terhadap
lingkungan, tetapi juga memiliki kemampuan untuk merencanakan dan mempengaruhi masa
depan mereka sendiri. Bandura memperkenalkan konsep "agen manusia", yang artinya kita
bukan hanya diatur oleh lingkungan kita, tetapi juga bertindak secara sadar untuk mencapai
tujuan dan aspirasi kita.Ada empat ciri utama dari agen manusia menurut Bandura:

1. Intentionality (Niat): Ini berarti merencanakan tindakan kita untuk mencapai tujuan
tertentu. Misalnya, jika seseorang ingin belajar piano, mereka akan membuat rencana
untuk berlatih dan mengikuti kursus.
2. Forethought (Pemikiran ke Depan): Ini adalah kemampuan untuk memikirkan
konsekuensi dari tindakan kita. Misalnya, seseorang yang ingin menjadi pemain golf bisa
membayangkan diri mereka bermain di turnamen atau mendapatkan teman baru di kursus
golf.
3. Self-reactiveness (Kereaktifan-diri): Ini menghubungkan pikiran kita dengan tindakan
kita. Kita cenderung melakukan hal-hal yang membuat kita bangga dan puas, sambil
menghindari hal-hal yang membuat kita kecewa.
4. Self-reflectiveness (Kereflektifan-diri): Ini adalah kemampuan untuk memikirkan
kembali rencana dan tindakan kita. Anggapan tentang kemampuan diri kita memengaruhi
pilihan dan intensitas tindakan kita. Misalnya, jika kita yakin kita bisa sukses, kita akan
lebih termotivasi untuk mencoba.

5. Pandangan Bandura Terhadap Pendidikan


Menurut Bandura, suatu perilaku belajar adalah hasil dari kemampuan individu
memaknai suatu pengetahuan atau informasi, memaknai suatu model yang ditiru, kemudian
mengolah secara kognitif dan menentukan tindakan sesuai tujuan yang dikehendaki. Albert
Bandura, seorang psikolog kognitif dan ahli dalam teori pembelajaran sosial, memiliki
pandangan yang kaya dan mendalam terhadap pendidikan. Pandangan Bandura terhadap
pendidikan didasarkan pada teori kognitif sosialnya, yang menekankan peran penting dari proses
belajar dan pengajaran dalam lingkungan sosial. Bandura menekankan pentingnya pengamatan
terhadap perilaku orang lain dalam proses pembelajaran. Menurutnya, kita dapat belajar melalui
pengamatan orang lain, baik itu melalui model-model nyata maupun fiktif yang disajikan dalam
media.Bandura percaya bahwa model-model yang dihadapi oleh individu dalam kehidupan
sehari-hari memiliki pengaruh besar terhadap pembelajaran. Model-model ini dapat berupa orang
tua, guru, teman sebaya, atau figur publik lainnya. Perilaku model tersebut dapat menjadi contoh
atau standar bagi individu untuk meniru atau menghindari. Menurut Bandura, proses
pembelajaran melibatkan empat proses kunci: perhatian, retensi, reproduksi, dan motivasi.
Individu harus memperhatikan perilaku model, mengingatnya, memiliki keterampilan untuk
mereproduksi perilaku tersebut, dan merasa termotivasi untuk melakukannya. Bandura juga
memperhatikan peran penguatan dan hukuman dalam pembelajaran. Ia mengemukakan bahwa
penguatan positif cenderung meningkatkan kemungkinan suatu perilaku akan terjadi lagi,
sementara hukuman cenderung mengurangi kemungkinan tersebut. Namun, Bandura
menekankan bahwa penguatan internal (seperti rasa kepuasan atau pencapaian pribadi) juga
penting dalam pembelajaran. Salah satu konsep kunci dalam pandangan Bandura terhadap
pendidikan adalah self-efficacy, yaitu keyakinan individu akan kemampuannya sendiri untuk
berhasil dalam suatu tugas atau situasi tertentu. Menurutnya, self-efficacy yang tinggi dapat
meningkatkan motivasi dan kinerja belajar, sementara self-efficacy yang rendah dapat
menghambat pembelajaran. Bandura mendorong pendekatan pembelajaran yang menekankan
pada pemecahan masalah, di mana individu didorong untuk menggunakan pengetahuan dan
keterampilan mereka untuk mengatasi masalah yang relevan dan bermakna dalam kehidupan
sehari-hari.

BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan
Bandura menekankan pentingnya pembelajaran melalui pengamatan (observasi) terhadap
perilaku orang lain, baik dalam lingkungan nyata maupun melalui media. Individu belajar
dengan mengamati model (contoh) dan meniru perilaku mereka. Model tersebut bisa berupa
orang lain dalam kehidupan nyata, karakter fiksi, atau bahkan karakter media. Bandura
menggambarkan proses belajar melalui observasi dalam empat tahap: perhatian, retensi,
reproduksi, dan motivasi. Proses ini menunjukkan bahwa individu harus memperhatikan perilaku
yang diamati, mengingatnya, mampu mereproduksinya, dan memiliki motivasi untuk
melakukannya.

2. Saran
Penggunaan model dalam pembelajaran merupakan salah satu aspek penting dari teori Bandura.
Guru dapat memanfaatkan model dalam bentuk video, simulasi, atau contoh langsung untuk
mengilustrasikan konsep-konsep yang kompleks dan memberikan panduan kepada siswa tentang
perilaku yang diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA

Mubin., N. M., Ikhasan., N., M., B. & Putro., Z., K. (2021). Pendekatan Kognnitif – Sosial
Perspektif Albert Bandura Pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Journal
Edureligia. UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. 5 (1), 92 – 103.

Hergenhahn, B.R., & Olson, M. H. (2017). Teori Belajar (Edisi Ketujuh). Jakarta: PT. Fajar
Interpratama Mandiri.

Anda mungkin juga menyukai