Psikologi Belajar Albert Bandura
Psikologi Belajar Albert Bandura
Psikologi Belajar Albert Bandura
Dosen Pengampu :
Nurfajriyanti Rasyid,S.Psi.,M.Psi.,Psikolog
Kelas J || Kelompok 10
Wisma (230701501062)
FAKULTAS PSIKOLOGI
2024
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi rabbil 'alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat
serta karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Psikologi Belajar mengenai
“Albert Bandura” sebagai salah satu tugas kelompok dari mata kuliah Psikologi Belajar.
Selanjutnya, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada ibu Nurfajriyanti
Rasyid,S.Psi.,M.Psi.,Psikolog selaku dosen pengampu mata kuliah Psikologi Belajar serta
kepada segenap pihak yang telah memberikan bimbingan serta arahan selama penulisan makalah
ini. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini. Oleh
karena itu segala kritikan dan saran yang membangun akan kami terima dengan baik. Semoga
makalah “Albert Bandura” ini memberi manfaat bagi kita semua.
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................iii
BAB I.........................................................................................................................................................iv
PENDAHULUAN......................................................................................................................................iv
1.Latar Belakang.....................................................................................................................................iv
2. Rumusan Masalah...............................................................................................................................iv
3. Tujuan..................................................................................................................................................v
BAB II........................................................................................................................................................vi
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................vi
BAB III.....................................................................................................................................................xiii
PENUTUP................................................................................................................................................xiii
1. Kesimpulan.......................................................................................................................................xiii
2. Saran.................................................................................................................................................xiii
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................................xiv
BAB I
PENDAHULUAN
1.Latar Belakang
Dalam dunia pendidikan dan psikologi, teori-teori belajar memegang peranan penting
dalam memahami bagaimana individu memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan perilaku
baru. Salah satu teori belajar yang terkenal dan terus relevan hingga saat ini adalah teori belajar
sosial atau teori belajar sosial kognitif yang dikembangkan oleh Albert Bandura. Albert Bandura,
seorang psikolog asal Kanada-Amerika, memperkenalkan teori belajar sosialnya pada tahun
1961 melalui penelitiannya tentang agresi dan observasi pada anak-anak. Teori ini menekankan
peran penting dari proses sosial, observasi, dan imitasi dalam pembentukan perilaku individu.
Melalui eksperimen-eksperimen klasik seperti eksperimen Bobo Doll, Bandura menunjukkan
bagaimana anak-anak belajar perilaku agresif melalui observasi dan peniruan model.Teori
belajar sosial Bandura menggabungkan elemen-elemen kunci dari teori kognitif dan
behavioristik, dengan menekankan pentingnya faktor-faktor kognitif seperti perhatian, ingatan,
dan motivasi dalam proses belajar. Dengan demikian, teori ini tidak hanya memperhitungkan
pengaruh lingkungan eksternal, tetapi juga peran penting dari faktor-faktor internal dalam
membentuk perilaku.
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, teori belajar sosial
Bandura terus mengalami aplikasi dan penelitian lebih lanjut. Konsep-konsep seperti self-
efficacy atau efikasi diri, yang merujuk pada keyakinan individu terhadap kemampuannya untuk
mencapai tujuan, telah menjadi fokus penting dalam pendidikan, psikologi klinis, dan berbagai
bidang lainnya.Dalam konteks pendidikan modern, pemahaman terhadap teori belajar sosial
Bandura telah memberikan dasar untuk pengembangan strategi pembelajaran yang berpusat pada
siswa, memperhatikan interaksi sosial, pembelajaran melalui contoh, dan penguatan positif. Oleh
karena itu, penelitian lebih lanjut dan pemahaman mendalam tentang teori ini memiliki implikasi
yang luas dalam praktik pendidikan, pengembangan diri, dan psikologi terapan.
2. Rumusan Masalah
a. Bagaimana penjelasan Bandura tentang Belajar Observasional ?
3. Tujuan
a. Untuk mengetahui penjelasan bandura tentang Belajar Observasional
PEMBAHASAN
Dalam teori bandura menjelaskan bahwa faktor sosial, kognitif dan faktor perilaku, sangat
berperan penting dalam proses pembelajaran. Hal ini mengakibatkan bahwa faktor kognitif
yang dialami siswa berupa ekspektasi dalam mencapai keberhasilannya. Sedangkan faktor
sosial menunjukkan bahwa siswa dalam mengamati perilaku seseorang. Jadi, menurut
Bandura antara faktor kognitif/person, faktor lingkungan, dan faktor perilaku mempengaruhi
satu sama lain dan faktor-faktor ini saling berinteraksi untuk mempengaruhi pembelajaran
(Husamah, Et.al 2016: 108). Bandura dalam Abdullah (2019) melabel teorinya sebagai teori
kognitif sosial didasarkan atas beberapa alasan, tidak hanya menempatkan manusia
mempunyai kemampuan kognitif yang berkontribusi pada proses motivasi manusia, afeksi dan
aksi/tindakan, tetapi juga bagaimana mereka memotivasi dan meregulasi perilaku mereka dan
membuat sistem-sistem sosial untuk mengorganisasi dan restrukturisasi kehidupan mereka.
Jadi dapat disimpulkan bahwa menurut Bandura hasil belajar itu bukan hanya dilihat dari
kognitifnya saja, melainkan dapat dilihat dari perubahan perilaku yang akan berdampak
terhadap lingkungan tempat individu berada.
Proses yang Mempengaruhi Observational Learning Menurut Bandura dalam Hergenhahn dan
Olson (2008: 363-366) menyebutkan empat proses yang memengaruhi belajar observasional
sebagai berikut:
1) Proses Atensional Sebelum sesuatu dapat dipelajari dari model, model itu harus
diperhatikan. Bandura menganggap belajar adalah proses yang harus berlangsung, tetapi dia
menunjukkan bahwa hanya yang diamati saja yang dapat dipelajari.
2) Proses Retensional Agar informasi yang telah diperoleh dari observasi dapat berguna,
informasi itu harus diingat atau disimpan. Bandura berpendapat bahwa ada retentional process
(proses retensional) dimana informasi disimpan secara simbolis melalui dua cara yaitu, secara
imajinal (imajinatif) dan secara verbal .
4) Proses Motivasional Dalam teori Bandura, penguatan memiliki dua fungsi utama. Pertama,
ia menciptakan ekspektasi dalam diri pengamat bahwa jika mereka bertindak seperti model
yang dilihatnya diperkuat untuk aktivitas tertentu, maka mereka akan diperkuat juga. Kedua,
ia bertindak sebagai insentif untuk menerjemahkan belajar ke kinerja. Dari uraian diatas, dapat
disimpulkan bahwa proses yang mempengaruhi Observational Learning melibatkan atensi
(perhatian), retensi (pengingatan/penyimpanan), kemampuan behavioral (pembentukan
perilaku), dan motivasional
2. Konsep Teoritis Utama
a. Proses Atensional
Menurut Bandura, proses atensional terkait erat dengan konsep perhatian selektif.
Individu cenderung memperhatikan dan fokus pada stimulus yang mereka nilai penting atau
relevan bagi mereka, sementara mengabaikan atau mengurangi perhatian terhadap stimulus
yang dianggap tidak relevan atau kurang penting. Jika seseorang tidak ada dan tidak dapat
mengenali dan memahami aspek-aspek penting dari perilaku model, maka dia tidak akan
dapat belajar dari model tersebut. Individu perlu memberikan atensi khusus kesetiap perilaku
atau tingkah laku (model) orang lain yang ditiru sehingga individu tersebut dapat bertindak
seperti seorang model. Atensi ini terpengaruh oleh penguatan pengamat dengan modelnya,
daya tarik model, dan pentingnya perilaku yang diamati bagi pengamat. Semakin fokus maka
proses pembelajaran akan semakin efektif. Perbedaan fungsi secara nilai yang ditampilakan
oleh model sangat berpengaruh dalam menetapkan tingkah laku peniru. Peniru harus
memilah model yang ingin ditiru dan model yang ingin diabaikan (Handayani, 2016). Tetapi,
pada umumnya mempeunyai kecenderungan meniru model yang menarik banginya dan
mempunyai kesuksesan serta popularitas yang lebih.
b. Proses Retensional
c. Determinisme Respirokal
Konsep determinisme repirocal menurut bandura; lingkungan, orang, dan perilaku adalah
sesuatu yang saling beriteraksi satu sama lain dalam menghasilkan perilaku selanjutnya.
Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa perilaku itu memengaruhi seseorang dan lingkungan,
sebaliknya lingkungan atau orang juga bisa memengaruhi perilaku.Jadi orang dapat
memengaruhi lingkungannya dengan bertindak dengan cara tertentu sehingga perubahan
lingkungan itu pada akhirnya akan memengaruhi perilaku orang itu selanjutnya. Akan tetapi
kata Bandura, walaupun terjadi interaksi antara orang, lingkungan, dan perilaku, akan ada
salah satu dari ketiga hal tersebut yang akan lebih berpengaruh dari hal yang lain di waktu
tertentu.
d. Regulasi-Diri Perilaku
Self Regulated Behavior (Perilaku yang diatur sendiri) sesuatu yang mengatur perilaku
manusia jika penguat dan hukuman eksternal tidak bisa mengontrol perilaku. Performance
Standars ( standar performa), yaitu sesuatu yang dipelajari dari pengalaman lagsung dan
tidak langsung. Standar ini digunakan untuk mengevaluasi diri apabila tindakan yang
dilakukan memenuhi situasi tertentu atau standar tertentu kan dinilai positif sebaliknya
apabila tidak memenuhi standar akan dinilai negatif. Pengalaman langsung seseorang
membentuk standar dengan pengutan menilai tinggi perilaku yang efektif dalam
menghasilkan pujian dari orang lain yan ada disekitar seperti orang tua. Selain itu standar
personal juga dapat berkembang secara tak langsung dimana kita mengamati perilaku yang
dilakykan orang lain yang memperoleh penguatan. Bandura memberikan contoh bahwa anak-
anak yang dihadapkan dengan model yang memiliki standar tinggi akan mengikuti dengan
menetapkan standar yang tinggi dalam melakukan tindakan dan anak yang dihadapkan
dengan model yang menetapkan standar minimum juga kan mengikuti stabdar minimum.
e. Tindakan Moral
Teori Bandura tentang kognisi sosial mengatakan bahwa manusia bukan hanya bereaksi terhadap
lingkungan, tetapi juga memiliki kemampuan untuk merencanakan dan mempengaruhi masa
depan mereka sendiri. Bandura memperkenalkan konsep "agen manusia", yang artinya kita
bukan hanya diatur oleh lingkungan kita, tetapi juga bertindak secara sadar untuk mencapai
tujuan dan aspirasi kita.Ada empat ciri utama dari agen manusia menurut Bandura:
1. Intentionality (Niat): Ini berarti merencanakan tindakan kita untuk mencapai tujuan
tertentu. Misalnya, jika seseorang ingin belajar piano, mereka akan membuat rencana
untuk berlatih dan mengikuti kursus.
2. Forethought (Pemikiran ke Depan): Ini adalah kemampuan untuk memikirkan
konsekuensi dari tindakan kita. Misalnya, seseorang yang ingin menjadi pemain golf bisa
membayangkan diri mereka bermain di turnamen atau mendapatkan teman baru di kursus
golf.
3. Self-reactiveness (Kereaktifan-diri): Ini menghubungkan pikiran kita dengan tindakan
kita. Kita cenderung melakukan hal-hal yang membuat kita bangga dan puas, sambil
menghindari hal-hal yang membuat kita kecewa.
4. Self-reflectiveness (Kereflektifan-diri): Ini adalah kemampuan untuk memikirkan
kembali rencana dan tindakan kita. Anggapan tentang kemampuan diri kita memengaruhi
pilihan dan intensitas tindakan kita. Misalnya, jika kita yakin kita bisa sukses, kita akan
lebih termotivasi untuk mencoba.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Bandura menekankan pentingnya pembelajaran melalui pengamatan (observasi) terhadap
perilaku orang lain, baik dalam lingkungan nyata maupun melalui media. Individu belajar
dengan mengamati model (contoh) dan meniru perilaku mereka. Model tersebut bisa berupa
orang lain dalam kehidupan nyata, karakter fiksi, atau bahkan karakter media. Bandura
menggambarkan proses belajar melalui observasi dalam empat tahap: perhatian, retensi,
reproduksi, dan motivasi. Proses ini menunjukkan bahwa individu harus memperhatikan perilaku
yang diamati, mengingatnya, mampu mereproduksinya, dan memiliki motivasi untuk
melakukannya.
2. Saran
Penggunaan model dalam pembelajaran merupakan salah satu aspek penting dari teori Bandura.
Guru dapat memanfaatkan model dalam bentuk video, simulasi, atau contoh langsung untuk
mengilustrasikan konsep-konsep yang kompleks dan memberikan panduan kepada siswa tentang
perilaku yang diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Mubin., N. M., Ikhasan., N., M., B. & Putro., Z., K. (2021). Pendekatan Kognnitif – Sosial
Perspektif Albert Bandura Pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Journal
Edureligia. UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. 5 (1), 92 – 103.
Hergenhahn, B.R., & Olson, M. H. (2017). Teori Belajar (Edisi Ketujuh). Jakarta: PT. Fajar
Interpratama Mandiri.