0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
119 tayangan15 halaman

Modul Terbaru Atman

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 15

1.

Informasi Umum

Sekolah : SMPN 7 Mataram


Penyusun : I Putu Eka Sukarma Yasa
Mata pelajaran : Agama Hindu
Kelas/Semester : VII/1
AlokasiWaktu : 5 X pertemuan ( 1X pertemuan 40 menit )
Profil peserta didik : siswa reguler ( Kinestik, audio, Visual)
Elemen : Sradha dan bhakti
Model Pembelajaran : Pembelajaran Inquiry, model Pembelajaran problem based
learning
Metode pembelajaran : ceramah, diskusi kelompok

1. Capaian pembelajaran
Pada akhir fase setelah mempelajari materi pembelajaran, peserta didik dapat
menganalisis kitab suci hindu bagian upaweda wedangga dan jyotisa dengan
penarapan tri kerangka umat hindu sebagai pedoman pada lingkup keluarga

2. TP dan Alokasi Waktu


Capaian
Tujuan Pembelajaran Alokasi Waktu
Pembelajaran
Mengetahui Melalui metode pengamatan, 18 Jam
peserta Pelajaran
̄ tm̄ n sebagai didik dapat menjelaskan pengertian 6×pertemuan
sumber hidup bagi ̄ tm̄ n.
makhluk hidup.
Melalui metode diskusi, peserta
didik
mampu menyebutkan sifat-sifat
̄ tm̄ n.
Melalui metode pengamatan dan
latihan, peserta didik mampu
menjelaskan hubungan ̄tm̄ n dengan
sthula sarira, suksma sarira, dan
antakarana sarira.
Dengan mempelajari sloka, peserta
didik mampu menjelaskan ̄tm̄ n
secara menyeluruh.
Melalui metode analisis, peserta
didik
mampu menjelaskan fungsi ̄tm̄ n
sebagai sumber hidup.

3. Pokok Materi
Elemen Sub Capaian Pokok Materi
Elemen Pembelajaran
Kitab ̄ tm̄ n Mengetahui • Pengertian ̄tm̄ n
Suci ̄ tm̄ n sebagai • Sifat-sifat ̄tm̄ n
sumber hidup • Hubungan ̄tm̄ n dengan
bagi makluk sthula sarira, suksma
hidup sarira, dan antakarana
sarira
• Sloka-sloka yang
berhubungan
dengan
̄ tm̄ n.
• Fungsi ̄tm̄ n

4. Sarana dan Prasarana


 Buku siswa
 LKPD
 Video pembelajaran
 Papan Tulis
 LCD
5. Sumber Belajar
 Buku Paket
 LKS Siswa
 Internet
 Kitab Suci

6. Langkah Pembelajaran
Pertemuan ke 1
 Pertanyaan Pemantik
Guru menanyakan kepada peserta didik sejauh mana pemahaman peserta
didik tentang hidup; kapan lahir, dan kapan meninggal. Pertanyaan ini
merupakan salah satu bentuk pengungkapan bahwa di dalam tubuh
manusia adanya tm̄ n atau roh.
 Pendahuluan
 Guru membuka pelajaran dengan mengucap salam dan doa.
 Guru melakukan apersepsi dan motivasi serta menyampaikan
kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
 Kegiatan Inti.
Peserta didik membentuk kelompok kecil (4-5 orang)
 Pendidik Bersama peserta didik merumuskan pertanyaan, masalah atau
topik yang akan diselidiki,
 Peserta didik merencakan prosudur pengumpulan data/informasi yang
berkaitan dengan pengertian Atman, mengilustrasikan Atman dan
pandangan filsafat wedanta terhadap Atman
 Aktivitas:
 Mengumpulkan data atau informasi dari berbagai sumber yang
diperlukan
 Analisis data/informasi atau hasil melalui diskusi kelompok,
 Masing-masing kelompok menarik/membuat kesimpulan, dan
masingmasing kelompok mempresentasikan di depan kela
 Penutup
Peserta didik menerapkan hasil dan mengeksplorasi pertanyaan-
pertanyaan lanjutan untuk dicari jawabannya, Dilanjukan dengan doa
penutup.masing- masing kelompok mempresentasikan di depan kelas.
 Penilaian Hasil Pembelajaran
- Kelompok
 Keaktifan diskusi
 Kondribusi dalam kelompok
 Keberanian presentasi
 Estetika presentasi
- Formatif
 Sikap : Observasi selama pembelajaran
 Pengetahuan : Tes Tertulis dan Penugasan
 Keterampilan :Penilaian portofolio- masing kelompok
mempresentasikan

Pertemuan ke 2
 Pertanyaan pemantik
Peserta didik diajak mengingat peristiwa-peristiwa di masa lalu. Aktivitas ini
digunakan untuk menunjukkan bahwa manusia dikodratkan untuk hidup melalui
masa kecil, masa muda, dan masa tua. Melalui proses kelahiran dan kematian dan
tidak langgeng adanya. Namun jiwa (̄tm̄ n) yang ada didalamnya tidak mengalami
perubahan (kekal). Hanya badan- jasmanilah yang tidak kekal atau mengalami
perubahan.
 Pendahuluan
 Guru membuka pelajaran dengan mengucap salam dan doa.
 Guru melakukan apersepsi dan motivasi serta menyampaikan
kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
 Kegiatan Inti.
Peserta didik membentuk kelompok kecil (4-5 orang)
 Pendidik Bersama pesertadidik merumuskan pertanyaan, masalah
atau topik yang akan diselidiki
 Peserta didik merencakan prosudur pengumpulan data/informasi
yang berkaitan dengan:
 Sifat-sifat Atman
 Contoh Atman dalam diri manusia
 Activities:
 Mengumpulkan data atau informasi dari berbagai sumber
seperti;
perpustakaan,web:http://putulestari83.blogspot.com/2018/10/at
man-dalam-agama-hindu.html, majalah, dan atau
mewawancarai beberapa tokoh agama yang terkait denga sifat-
sifat Atman dan contoh Atman dalam diri manusia diperlukan
 Analisis data/informasi atau hasil melalui diskusi kelompok,
 Masing-masing kelompok menarik/membuat kesimpulan, dan masing-
masing kelompok mempresentasikan hasil kesimpulanny adi depan
kelas..
 Penutup
Peserta didik menerapkan hasil dan mengeksplorasi pertanyaan-
pertanyaan lanjutan untuk dicari jawabannya, Dilanjukan dengan doa
penutup.masing- masing kelompok mempresentasikan di depan kelas.
 Penilaian Hasil Pembelajaran
Kelompok
 Keaktifan diskusi
 Kondribusi dalam kelompok
 Keberanian presentasi
 Estetika presentasi

Formatif
 Sikap : Observasi selama pembelajara
 Pengetahuan : Tes Tertulis dan Penugasan
 Keterampilan : Penilaian portofolio

Pertemuan ke 3
 Pertanyaan Pemantik
Peserta didik diajak untuk menganalogikan ̄tm̄ n dengan pakaian baru. Guru
memberikan penjelasan makna yang terkandung dalam baju baru itu adalah
ajaran dari fungsi ̄tm̄ n.
 Pendahuluan
 Guru membuka pelajaran dengan mengucap salam dan doa.
 Guru melakukan apersepsi dan motivasi serta menyampaikan
kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
 Kegiatan Inti.
Peserta didik membentuk kelompok kecil (4-5 orang)
 Peserta didik mengamati Buku Teks Siswa Pendidikan Agama Hindu
Kelas VII, halaman 38-42.
 Peserta didik mengajukan pertanyaan atau merumuskan pertanyaan
yang berkaitan dengan hubungan Atman dengan sthula sarira,
hubungan Atman dengan suksme sarira, dan hubungan Atman dengan
antakarana sarira seperti:
 Bagaimana hubungan Atman dengan sthula sarira?, Apakah yang
membentuk sthula sasrira?, Bagaimana hubungan Atman dengan
suksme sarira?, Apakah yang membentuk suksme sarira?,
Bagaimana hubungan Atman dengan antakarana sarira?
 Activities:
 Mencoba /mengumpulkan data atau informasi dari berbagai sumber
yang diperlukan seperti; buku teks, majalah hindu, web: , dan atau
narasumber.
 Peserta didik mengasosiasi/menganalisis informasi atau data yang
dikumpulkan melalui diskusi kelompok,
 Dalam bentuk kelompok peserta didik diskusi untuk membuat
kesimpulan dan mengomunikasikan hasil kesimpulan melalui
presentasi di depan kelas dan kelompok yang lain memberikan
tanggapan.
 Peserta didik memplublikasikan hasil kesimpulannya dipapan
madding
 Penutup
Peserta didik menerapkan hasil dan mengeksplorasi pertanyaan-
pertanyaan lanjutan untuk dicari jawabannya, Dilanjukan dengan doa
penutup.masing- masing kelompok mempresentasikan di depan kelas.
 Penilaian Hasil Pembelajaran
Kelompok
 Keaktifan diskusi
 Kondribusi dalam kelompok
 Keberanian presentasi
 Estetika presentasi

Formatif
 Sikap : Observasi selama pembelajara
 Pengetahuan : Tes Tertulis dan Penugasan
 Keterampilan : Penilaian portofolio

Pertemuan ke 4
 Pertanyaan Pemantik
Peserta didik diajak untuk menganalogikan ̄tm̄ n dengan pakaian baru. Guru
memberikan penjelasan makna yang terkandung dalam baju baru itu adalah
ajaran dari fungsi ̄tm̄ n.
 Pendahuluan
 Guru membuka pelajaran dengan mengucap salam dan doa.
 Guru melakukan apersepsi dan motivasi serta menyampaikan
kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

 Kegiatan Inti.
Peserta didik membentuk kelompok kecil (4-5 orang)
 Peserta didik mengamati sloka-sloka Bhagavadgita, Sarascamuscaya,
dan kitab suci lainnya yang berkaitan dengan Atman.
 Peserta didik mengajukan pertanyaan atau merumuskan pertanyaan
yang berkaitan dengan sloka-sloka yang berkaitan dengan Atman
seperti:
 Bagaimana mengelompokan sloka Bhagavad gita yang berkaitan
dengan Aman?
 Bagaimana mengidentifikasi sloka-sloka Sarascamuscaya yang
berkaitan dengan Aman?
 Bagaimana mengidentifikasikan sloka-sloka kitab suci weda yang
berkaitan denganAtman?
 Activities:
 Mencoba /mengumpulkan data atau informasi dari berbagai sumber
yang diperlukan tentang sloka sloka kitab suci weda yang berkaitan
dengan Atman
 Peserta didik mengasosiasi/menganalisis informasi atau data yang
dikumpulkan melalui diskusi kelompok,
 Dalam bentuk kelompok peserta didik diskusi untuk membuat
kesimpulan dan mengomunikasikan hasil kesimpulan tersebut,
kemudian mempresentasikan di depan kelas, dan kelompok yang
lain memberikan tanggapan.
 Peserta didik memplublikasikan hasil kesimpulannya dipapan
madding

 Penutup
Peserta didik menerapkan hasil dan mengeksplorasi pertanyaan-
pertanyaan lanjutan untuk dicari jawabannya, Dilanjukan dengan doa
penutup.masing- masing kelompok mempresentasikan di depan kelas.
 Penilaian Hasil Pembelajaran
Kelompok
 Keaktifan diskusi
 Kondribusi dalam kelompok
 Keberanian presentasi
 Estetika presentasi

Formatif
 Sikap : Observasi selama pembelajara
 Pengetahuan : Tes Tertulis dan Penugasan
 Keterampilan : Penilaian portofolio

Pertemuan ke 5
 Pertanyaan pemantik
Peserta didik diajak untuk menganalogikan ̄tm̄ n dengan pakaian baru. Guru
memberikan penjelasan makna yang terkandung dalam baju baru itu adalah
ajaran dari fungsi ̄tm̄ n.
 Pendahuluan
 Guru membuka pelajaran dengan mengucap salam dan doa.
 Guru melakukan apersepsi dan motivasi serta menyampaikan
kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
 Kegiatan Inti.
Peserta didik membentuk kelompok kecil (4-5 orang)
 Peserta didik mengamati buku teks siswa kelas 7 halaman 48-50
dengan cermat,
 Peserta didik mengajukan pertanyaan atau merumuskan pertanyaan
yang berkaitan dengan fungsi Atman seperti:
 Bagaimana funsi Atman?
 Bagaimana ilustrasi Atma ibarat sebagai baju?
 activities:
 Mencoba /mengumpulkan data atau informasi dari berbagai
sumber seperti; buku teks, majalah hindu, web, narasumber, dan
lain-lain. Materi yang diperlukan berkaitan dengan fungsi Atman
dan ilustrasi Atman sebagai baju.
 Peserta didik mengasosiasi/menganalisis data atau informasi
yang dikumpulkan melalui diskusi kelompok,
 Dalam bentuk kelompok peserta didik diskusi untuk membuat
kesimpulan dan mengomunikasikan hasil kesimpulan melalui
presentasi di depan kelas dan kelompok yang lain memberikan
tanggapan.
 Peserta didik memplublikasikan hasil kesimpulannya dipapan
madding.
 Penutup
Peserta didik menerapkan hasil dan mengeksplorasi pertanyaan-
pertanyaan lanjutan untuk dicari jawabannya, Dilanjukan dengan doa
penutup.masing- masing kelompok mempresentasikan di depan kelas.
 Penilaian Hasil Pembelajaran
- Kelompok
 Keaktifan diskusi
 Kondribusi dalam kelompok
 Keberanian presentasi
 Estetika presentasi

- Formatif
 Sikap : Observasi selama pembelajara
 Pengetahuan : Tes Tertulis dan Penugasan
 Keterampilan : Penilaian portofolio
7. Penilaian
1) Teknik penilaian
a. Penilaian Sikap : Jurnal
b. Penilaian Pengetahuan : Tes tertulis
c. Penilaian keterampilan : Produk

2) Instrumen penilaian

a. Penilaian Sikap
Nama Peserta Didik : ………………….
Kelas : ………………….
Tanggal Pengamatan : …………………..

Skor
No. Aspek Pengamatan
1 2 3 4
1. Berdoa sebelum dan sesudah
melakukan sesuatu.
2. Mengucapkan rasa syukur atas
karunia Tuhan.
3. Bersikap mulia sesuai dengan ajaran
Weda dalam bertutur atau bersikap.
4. Mengungkapakan kekaguman
secara lisan maupun tulisan
terhadap Tuhan saat melihat
kebesaran Tuhan.
5. Merasakan keberadaan dan
kebesaran Tuhan saat mempelajari
ilmu pengetahuan.
Petunjuk pemberian skor:
Skor akhir menggunakan skala 1 sampai 4.
4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan
kadang- kadang tidak melakukan
2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering
tidak melakukan
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
Perhitungan skor akhir menggunakan rumus:

Jumlah perolehan
Skor maksimal × 4 = Skor akhir

b. Penilaian Pengetahuan.

I. Berilah tanda silang () pada huruf a, b, c, atau d!


1. Jika ̄tm̄ n diibaratkan satu unit genset yang terdiri atas genset, kabel,
dan bola lampu, maka dari komponen tersebut yang diibaratkan sebagai
̄tm̄n adalah..

a. genset c. bola lampu


b. kabel d. kabel dan bolam
2. Salah satu sifat ̄tm̄ n yang berarti tidak terkeringkan oleh angin
adalah.
a. adahya c. akledya
b. acesyah d. achodya
3. ̄tm̄ n adalah percikan kecil dari Hyang Widhi, jika ada di dalam tubuh
manusia disebut..
a. Stawara c. Jiw̄ tm̄ n
b. Janggama d. Janma
4. ̄tm̄n yang bersemayam pada tubuh binatang disebut..
a. Stawara c. Jiw̄ tm̄ n
b. Janggama d. Janma
5. Indera dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu panca budhindriya dan
panca karmendriya. Salah satu yang termasuk bagian panca karmendriya
adalah..
a. srutendriya c. jihwendriya
b. caksundriya d. wakindriya
6. Salah satu panca budhindriya yang berfungsi sebagai pendengar adalah….
a. granendriya c. jihwendriya
b. srutendriya d. twakindriya
7. Salah satu unsur dalam sthula sarira adalah akasa. Contoh yang termasuk
ke dalam akasa adalah..

a. rongga dada c. tulang


b. darah d. nafas
8. Salah satu Panca Maya Kosa yaitu lapisan tubuh yang terbentuk dari
sari-sari nafas disebut….
a. Annamaya Kosa, c. Vijñ̄namaya Kosa,
b. ̄nandamaya Kosa, d. Pranamaya Kosa
9. Salah satu bagian yang termasuk unsur teja adalah..
a. kuku c. urine
b. rongga hidung d. suhu tubuh
10. Pembentuk lapisan badan halus atau sering disebut suksme sarira
adalah..
a. ̄tm̄ n
b. panca mahabhuta
c. citta, budhi, manah, ahamkara
d. purusa dan prakerti
11. Perhatikan datar berikut!

1. Sthanu
2. Nitya
3. Acala
4. Awyakta

Sifat ̄tm̄ n yang tidak berpindah-pindah ditunjukkan pada nomor….

a. 1 b. 2 c. 3 d. 4
12. Lapisan badan yang terbungkus dari sari-sari makanan disebut….
a. pranamaya kosa c. manomaya kosa
b. wijnanamaya kosa d. anamaya kosa
13. Sudut pandang yang menyatakan bahwa ̄tm̄ n yang satu berbeda
dengan ̄tm̄n yang lain, adalah..
a. dwaita wedanta c. adwaita wedanta
b. wisistadwaita wedanta d. filsafat nyaya
14. Salah satu pembentuk suksme sarira adalah alam pikiran yang sering
disebut..
a. citta c. bhudi
b. manah d. ahamkara
15. Unsur suksme sarira yang memberikan gerakan pada indera adalah..
a. citta c. budhi
b. manah d. ahamkara
II. Soal Pilihan Ganda Kompleks
1. Berilah tanda centang pada pilihan jawaban yang tepat. Kalian dapat
memilih lebih dari satu jawaban!

No Pernyataan Panca Panca Panca Panca


budhindriya Karmendriya Mahabhuta Maya Kosa
1.) Srutendriya adalah
indriya yang
terletak pada
telinga.
2.) Cakswindriya,
adalah indriya yang
terletak pada mata
yang berfungsi
sebagai
penglihatan.
3.) Lapisan badan ini
merupakan lapisan
paling luar dari
tubuh yang
terbentuk dan
tumbuh dari sari-
sari makanan.
4.) Garbhendriya adalah
sensor penggerak
pada perut berfungsi
untuk mencerna.
5.) Wakindriya adalah
sensorik
penggerak pada
mulut.
6.) Lima unsur
pembentuk bhuana
agung dan bhuana
alit.

I) Kunci Jawaban Pilihan Ganda

No Kunci Skor Nilai


Jawaban
1 B 1

2 C 1

3 C 1

4 B 1

5 D 1

6 B 1

7 A 1

8 D 1

9 D 1

10 C 1
11 A 1

12 D 1

13 A 1

14 A 1

15 D 1

Jumlah skor 15

Kunci Jawaban Pilihan Ganda Komplek

Panca
Panca Panca Panca
No Pernyataan Maya
Budhindriya Karmendriya Mahabhuta
Kosa

1 Srutendriya
adalah indriya

yang terletak
pada telinga.

2 Cakswindriya,
adalah indriya
yang terletak
pada mata 
yang fungsi
sebagai
penglihatan.

3 Lapisan
badan ini

merupakan
lapisan paling
luar dari tubuh
yang
terbentuk dan
tumbuh dari
sari-sari
makanan.
4 Garbhendriya
adalah sensor
penggerak

pada perut
yang
berfungsi
untuk
mencerna.
5 Wakindriya

adalah
sensorik
penggerak
pada mulut.
6 Lima unsur

pembentuk
bhuana agung
dan bhuana
alit

total skor perolehan


Nilai = × 100
total skor maksimum

c. Penilaian Produk
No Nama Aspek yang dinilai Skor Nilai
Kelengkapan Kerapian Keindahan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1
2
total skor perolehan
Nilai = × 100
total skor maksimum

Ringkasan Materi
Bhuana Agung dan Bhuana Alit diciptakan oleh Hyang Widhi Wasa. Semua isi
Bhuana Agung dapat bergerak karena adanya Hyang Widhi Wasa di dalam
badan semua makhluk yang disebut dengan Jiw̄ tm̄ n.

̄ tm̄ n adalah percikan-percikan kecil dari Brahman, yang berfungsi untuk


menghidupkan semua makhluk hidup. ̄tm̄ n adalah sinar suci Brahman, seperti
matahari memberikan sinar kepada seluruh makhluk hidup yang ada di dunia
ini. Seluruh ciptaan Hyang Widhi Wasa yang dapat bernafas mempunyai ̄tm̄ n
sebagai sumber hidup.
Manusia dapat hidup karena adanya percikan-percikan kecil dari Hyang Widhi
Wasa (Brahman). Semua alat indra tidak dapat berfungsi/bekerja apabila tidak
ada ̄tm̄ n. Diibaratkan matahari (Brahman) dan sinarnya (̄tm̄ n) yang terpancar
memasuki hidup semua mahluk hidup.
Dari Kitab Bhagavadgita, kita mendapatkan pengetahuan tentang sifat-
sifat ̄tm̄ n sebagai berikut.
1. Achodya artinya ̄tm̄ n memiliki sifat tidak terlukai oleh senjata apapun.
2. Adahya artinya ̄tm̄ n memiliki sifat tidak terbakar oleh api.
3. Akledya artinya ̄tm̄ n memiliki sifat tidak terkeringkan oleh angin.
4. Acesyah artinya ̄tm̄ n memiliki sifat tidak terbasahkan oleh air.
5. Nitya artinya ̄tm̄ n memiliki sifat kekal abadi.
6. Sarwagatah artinya ̄tm̄ n memiliki sifat dimana-mana ada.
7. Sthanu artinya ̄tm̄ n memiliki sifat tidak berpindah-pindah.
8. Acala artinya ̄tm̄ n memiliki sifat tidak bergerak.
9. Sanatana artinya ̄tm̄ n memiliki sifat selalu sama.
10. Awyakta artinya ̄tm̄ n memiliki sifat tidak dilahirkan.
11. Achintya artinya ̄tm̄ n memiliki sifat tidak terpikirkan atau tidak dapat
dibayangkan.
12. Awikara artinya ̄tm̄ n memiliki sifat tidak berubah dan sempurna, bukan
laki-laki ataupun perempuan.
Seperti kalian ketahui bahwa ̄tn di dalam badan manusia disebut jiw̄ tm̄ n,
yang menyebabkan manusia dapat menikmati kehidupan. tm̄ n dengan badan
ibarat kusir dengan kereta. Kusir ibarat ̄tm̄ n yang mengemudikan, dan kereta
ibarat badan sebagai tempat bersemayamnya tm̄ n. Demikian ̄tm̄ n itu menghidupi
sarwa prani (mahluk hidup) di alamsemesta ini. Badan manusia disebut dengan
badan kasar (sthula sarira) dan badan halus disebut dengan suksme sarira.
Badan kasar adalah badan biologis yang dapat dilihat dan dirasakan oleh panca
indera. Sedangkan badan halus adalah tubuh astral/spiritual yang terbungkus
atas lapisan-lapisan, yang dapat diibaratkan seperti lapisan-lapisan pada
bawang. Semakin ke dalam, semakin mendekati inti dari tubuh itu sendiri, yaitu
̄tm̄ n. Badan halus (suksme sarira) yang tidak dapat dilihat, namun dapat
dirasakan oleh panca indera. Dalam buku Rahasia Yantra, Mantra & Tantra
disebutkan bahwa tubuh manusia terdiri atas lima kedudukan. Akan tetapi
hanya sepertiga badan manusia saja yang dapat diakses oleh indera. Lima
lapisan kesadaran itu adalah sebagai berikut:
1. Annamaya Kosa, lapisan paling luar dari tubuh yang terbentuk dan
tumbuh dari sari-sari makanan,
2. Pr̄ ṇamaya Kosa, lapisan tubuh yang terbentuk dari sari-sari nafas/
energi,
3. Manomaya Kosa, lapisan tubuh yang terbentuk dari sari-sari pikiran,
4. Vijñ̄ namaya Kosa, lapisan yang terbentuk dari sari-sari pengetahuan/
jnana, dan
5. ̄ nandamaya Kosa, lapisan tubuh yang terbentuk dari sari-sari kebaha-
giaan.
1. Hubungan ̄tm̄ n dengan Sthula Sarira.
Seperti kalian ketahui bahwa sthula sarira adalah badan kasar atau raga
manusia yang dihuni oleh ̄tm̄ n. Perpaduan ̄tm̄ n dengan raga manusia
menyebabkan manusia dapat hidup. Perpaduan ini disebut jiwaraga, atau
namarupa. Jiw̄ tm̄ n disebut dengan “nama” dan raga disebut “rupa”.
Jiw̄ tm̄ nlah yang memiliki nama, maka yang mati bukanlah ̄tm̄ n (nama),
melainkan raga (rupa) karena ditinggalkan oleh ̄tm̄ n nya. Hal ini
dikarenakan ̄tm̄ n itu bersifat kekal. Apabila ada salah satu organ dari alam
pikiran atau badan yang rusak, walaupun ada ̄tm̄ n, maka mahluk itu tidak
akan bisa hidup dengan semestinya. ̄tm̄ n, pikiran, dan badan (tri sarira)
merupakan kesatuan yang memiliki hubungan yang erat secara timbal balik.
Hubungan inilah yang berbeda-beda pada setiap mahluk, sehingga memiliki
karakteristiknya masing-masing.
Badan manusia yang disebut dengan sthula sarira terbentuk dari unsur-
unsur Panca Mahabhuta. Panca Mahabhuta terdiri atas pertiwi, apah, teja, bayu,
dan akasa. Kelima unsur inilah yang membentuk bhuana agung dan bhuana alit.

• Pertiwi (Zat Padat)


Pertiwi adalah unsur padat zat yang ada pada alam semesta (bhuana agung),
seperti tanah, batu, kerikil, dan lain-lain. Sedangkan pada manusia, pertiwi ada
pada bagian kulit, daging, tulang rambut, kuku, gigi manusia, dan lain
sebagainya.
• Apah (Zat Cair)
Apah adalah benda cair yang terdapat di alam semesta seperti air. Sedangkan
apah pada manusia berada pada zat cair seperti darah, keringat, air liur, dan
sebagainya.
• Teja (Zat Panas)
Teja atau api adalah segala bentuk panas yang terdapat pada alam semesta
(bhuana agung), seperti panas matahari, api dan lain sebagainya. Sedangkan
pada tubuh manusia (bhuana alit) seperti suhu badan, panas badan.
 Bayu (udara)
Bayu atau udara yang terdapat pada alam semesta seperti angin, udara,
dan lainnya. Sedangkan Bayu pada manusia terdapat pada nafas manusia
dan segala bentuk angin pada manusia.
• Akasa (ether)
Akasa atau ether (ruang angkasa) adalah segala ruang kosong atau ruang
hampa pada alam semesta (bhuana agung) seperti atmosfer, ruang hampa,
ruang kosong dan lain sebagainya. Sedangkan pada tubuh manusia,
seperti rongga perut, rongga dada, rongga hidung, rongga kepala, dan lain
sebagainya.
Kelima unsur inilah yang membentuk tubuh manusia yang sering disebut
sthula sarira dan menjadi tempat bersemayamnya Sang ̄tm̄ n, sehingga
manusia mampu menikmati kehidupan.
2. Hubungan ̄tm̄ n dengan Suksme Sarira.
Suksme sarira adalah lapisan tubuh yang tidak dapat dilihat atau disentuh.
Suksme sarira adalah pikiran manusia. Pikiran terletak jauh di dalam tubuh
yang disebut badan halus. Suksme sarira terbentuk dari citta atau alam
pikiran dan budhi atau kebijaksanaan. Suksme sarira berfungsi untuk
mengambil keputusan, manah berfungsi untuk berpikir, dan ahamkara yaitu
ego yang berfungsi untuk merasakan dan bertindak untuk indera-indera, baik
Panca budhindriya maupun Panca Karmendriya. Panca budhindriya adalah
lima jenis indera yang berfungsi untuk menilai dan merasakan. Panca
budhindriya terdiri atas sebagai berikut.

• Cakswindriya, adalah indriya yang terletak pada mata yang berfungsi


sebagai penglihatan.
• Srotendriya, adalah indriya yang terletak pada telinga yang berfungsi
sebagai pendengar.
• Ghranendriya, adalah indriya yang terletak pada hidung yang berfungsi
sebagai pencium (pembau).
• Twakindria, sensor sentuhan yang terletak pada kulit.
• Jihwendria, indera pengecap yang terletak pada lidah.
Sedangkan panca karmendriya adalah lima jenis sensorik yang meng-
gerakkan tubuh, terdiri atas sebagai berikut.
• Panindriya adalah sensorik penggerak pada tangan yang berfungsi
untuk mengambil.
• Padendriya adalah sensor penggerak pada kaki yang berfungsi untuk
berjalan.
• Garbhendriya adalah sensor penggerak pada perut berfungsi untuk
mencerna.
• Upastendriya (pria) dan bhagendriya (wanita) adalah sensor pada alat vital
yang berfungsi mengeluarkan urine.
• Wakindriya adalah sensorik penggerak pada mulut.
3. Hubungan ̄tm̄ n dengan Antakarana Sarira
Antakarana Sarira adalah lapisanan badan yang sangat halus yang terbentuk
dari ̄tm̄ n. Hubungan ̄tm̄ n dengan sthula sarira dan suksme sarira adalah manusia
yang terbentuk oleh sthula sarira dan suksme sarira dapat hidup dikarenakan
adanya percikan kecil atau yang disebut ̄tm̄ n yang diberikan oleh Hyang Widhi
Wasa (Brahman). Semua indriya yang ada pada manusia tidak dapat bekerja bila
tidak ada ̄tm̄ n. Diibaratkan matahari (Brahman) dan sinarnya (̄tm̄ n) yang
terpancar memasuki semua mahluk hidup.

̄ tm̄ n merupakan bagian dari Hyang Widhi Wasa/Brahman. Bila Hyang Widhi
Wasa diibaratkan buah mentimun maka ̄tm̄ n itu hanyalah biji- bijinya yang ada
dalam buah mentimun tersebut.
Sifat-sifat ̄tm̄ n dapat kita lihat dalam beberapa kitab suci Weda. Untuk itu,
mari kita pelajari beberapa sloka yang berkaitan dengan ̄tm̄ n seperti di bawah ini.
1. Kitab Bhagavadgita, II. 20
“na jãyate mriyate vã kadãchin nã ’yam bhutvã bhavitã vã na bhuyah ajo nityah
sãsvato ’yam purãno na hanyate hanyamãne sarire”.

Terjemahan:
Dia tidak pernah lahir dan mati Juga setelah ada tak’kan berhenti ada Dia tidak
dilahirkan, kekal, abadi, dan selamanya Dia tidak mati di kala badan-jasmani mati.

Pada sloka di atas, Krishna mencoba untuk mengungkapkan kepada Arjuna


mengenai perbedaan antara jiwa dan bukan jiwa (badan-jasmani), dan dalam
istilah samkhya disebut dengan purusha dan prakerti. Purusha adalah unsur
kejiwaan yaitu ̄tm̄ n itu sendiri, sedangkan prakerti adalah badan-jasmani itu
sendiri.

2. Kitab Bhagavadgita, II. 23


“nai ’nam chindanti šastrãni nai ‘nam dahati pãvakah na cai ‘nam kledayanty ãpo na
šosayati mãrutah”

Terjemahan:
Senjata tidak dapat melukai Dia dan api tidak bisa membakar-Nya angin tidak
dapat mengeringkan Dia dan air tidak bisa membasahi-Nya.
3. Kitab Bhagavadgita, II. 24
“acchedyo ’yam adahyo ’yam akledyo ’sosya eva ca
nityah sarva-gatah sthanur acalo ’yam sanatanah”

Terjemahan:
dia tidak dapat dilukai, dibakar juga tidak dikeringkan dan dibasahi Dia adalah
abadi, tiada berubah tidak bergerak, tetap selama-lamanya.

Dengan mencermati sloka diatas, ̄tm̄ n tidak dapat dilukai, dibakar, dikeringkan,
ataupun dibasahi. ̄tm̄ n abadi adanya, tidak berubah, tidak bergerak, dan tetap
selama-lamanya. Demikian sifat-sifat ̄tm̄ n.

Mengetahui Mataram Juli 2024


Kepala sekolah Guru Mapel

Imam Purwanto S.Pd I Putu Eka Sukarma Yasa S.Pd


NIP. 19650925 199512 1 002 NIP.19981222 202421 1 001

Anda mungkin juga menyukai