Tugas KLMPK 5 Biostatistik
Tugas KLMPK 5 Biostatistik
Tugas KLMPK 5 Biostatistik
A. Latar Belakang
Sebagian besar jumlah penderita diabetes melitus adalah diabetes melitus tipe 2(OMS, 2016) .
Menurut International Diabetes Federation (IDF) pada tahun 2017 ada 425 juta orang yang hidup
dengan diabetes (kelompok umur terbesar: 40-59 tahun) dan perkiraan peningkatan 48% menjadi
628,6 juta orang untuk tahun 2045. Berdasarkan Riskedas tahun 2013 prevalensi diabetes melitus
di provinsi Jawa Tengah sebesar 1,6 % dan Riskesdas 2018 menunjukkan peningkatan prevalensi
menjadi 2 % (Riskesdas. 2018). Tahun 2030 diproyeksikan angka prevalensi diabetes mellitus di
seluruh dunia meningkat sebesar 366 juta penderita. Hal ini berarti akan terjadi peningkatan
lebih dua kali lipat dibanding pada tahun 2000 yang baru mencapai 171 juta penderita (WHO).
Angka prevalensi diabetes di Indonesia pada tahun 2010 mencapai 8.926 juta dan diproyeksikan
meningkat menjadi 21.257 juta pada tahun 2030. Sementara propinsi Jawa Timur masuk 10
besar prevalensi penderita diabetes seIndonesia atau menempati urutan ke sembilan dengan
prevalensi 6,8. Penyakit diabetes mellitus tercantum dalam urutan nomor empat dari prioritas
penelitian nasional untuk penyakit degeneratif setelah penyakit kardiovaskuler, serebrovaskuler,
dan geriatric. Menurut penelitian (Petersmann et al., 2018)terdapat hubungan antara peran
keluarga dengan kepatuhan dalam pengelolaan diet pada pasien rawat jalan penderita diabetes
melitus tipe 2. Karena responden yang memiliki dukungan keluarga yang baik selalu mengawasi
penatalaksanaan penyakit diabetes melitus yang sesuai dengan saran petugas kesehatan. Tetapi
ada beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa pasien sering merasa dikritik atau dihina, dan
kadang-kadang bahkan merasa bersalah ketika menerima dukungan dari keluarga. Sebagian
besar pendidikan responden yaitu SMP, SMA dan sekolah lanjutan (diploma dan sarjana) dengan
persentase masing-masing sebesar 25%; 28,1%; dan 25%. Selain itu, tidak tamat SD 6,2% dan
SD 15,6%. Semakin tingkat pendidikan tinggi resiko untuk terkena diabetes melitus semakin
rendah dan sebaliknya. Orang yang tingkat pendidikannya tinggi biasanya akan memiliki banyak
pengetahuan tentang kesehatan dan orang yang memiliki tingkat pendidikannya rendah biasanya
kurang pengetahuan. Dengan adanya pengetahuan tersebut orang akan memiliki kesadaran untuk
menjaga kesehatan Menurut (Lathifah, 2017) durasi penyakit diabetes melitus yang lama
menunjukkan lama penderita tersebut mengalami diabetes melitus sejak diagnosis penyakit
ditegakkan. Semakin lama seseorang menderita diabetes melitus maka semakin mudah penderita
diabetes melitus mengalami komplikasi.
B. Rumusan Masalah
Dukungan keluarga adalah sebuah proses yang terjadi sepanjang masa kehidupan, dukungan
yang diberikan pada setiap siklus perkembangan kehidupan juga berbeda. Dengan adanya
dukungan yang diberikan oleh keluarga membuat anggota keluarga mampu berfungsi dengan
berbagai kepandaian dan akal. Sehingga Fungsi Dukungan Keluarga House dan Kahn dalam
Friedman (2010) (Khasanah, 2019). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dukungan Keluarga
Menurut Purnawan (2008) dalam (Tahun & Pengantar, 2016) faktor-faktor yang mempengaruhi
dukungan keluarga Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan
karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-
duanya. Hiperglikemia adalah suatu kondisi medik berupa peningkatan kadar glukosa dalam
darah melebihi batas normal. Insulin yang dihasilkan oleh kelenjar pankreas yang terletak di
lekukan usus dua belas jari sangat penting untuk menjaga keseimbangan kadar glukosa darah.
Bila terjadi gangguan pada kerja insulin, baik secara kuantitas maupun kualitas, keseimbangan
tersebut akan terganggu sehingga kadar glukosa darah cenderung naik(Benjamin, 2019).
Sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian “ Hubungan Dukungan Keluarga dengan
Kepatuhan Diet pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2”
C. Kerangka Konsep
Berdasarkan teori pada tinjauaan pustaka maka peneliti ingin melihat hubungan dukungan
keluarga dengan kepatuhan minum obat pada pasien diabetes mellitus
KEPATUHAN
DUKUNGAN KELUARGA
DIET
: Variabel Dependen
: Variabel penghubung
D. Hipotesis Penelitian
Ada hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan diet pada pasien diabetes mellitus di RS
E. Desain Penelitian
Nurasalam (2013), mengemukakan desain penelitian adalah hal yang sangat penting dalam
penelitian, memungkinkan pengentrolan maksimal beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
akurasi suatu hasil. Desain dapat di gunakan sebagai petunjuk dalam perencanaan dan
pelaksanaan penelitian untuk mencapai suatu tujuan atau menjawab suatu pertanyaan
penelitian(Nursalam, 2019). Jenis penelitian yang di gunakan adalah kuantitatif dengan desain
penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional untuk menentukan hubungan antara
variabel independen dan variabel dependen dengan menggunakan pengukuran secara Bersama
(Kemenkes RI, 2018).
F. Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi yang mau di teliti atau sebagian jumlah karakteristik
yang dimiliki oleh populasi (Nursalam, 2013).Sampel penelitian ini dengan kriteria inklusi dan
eksklusi:
a. Kriteria Inklusi
1) Bersedia menjadi responden
2) Pasien DM dengan diet diabetes
3) Pasien yang didampingi keluarganya setiap hari
b. Kriteria Eksklusi
1. Pasien yang rawat inap yang tidak diberikan terapi oral.
2. Pasien DM yang dirawat di ICU
Sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 30 orang. Jumlah sampel dalam penelitian ini
dihitung dengan menggunakan rumus:
Sampling adalah suatu proses dalam menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat mewakili
populasi. Metode ini dipergunakan dalam hal mengambil sampel. Tehknik yang di gunakan
pada penelitian ini adalah “Random Sampling” yaitu teknik penentuan sampel dengan
mengambil secara acak responden atau sampel yang akan dipilih (Hakim, 2017)
G. Variabel
Variabel Independe yaitu umur, jenis kelamin,kepetuhan minum obat,dan dukungan keluarga
penderita penyakit diabetes melitus.
H. Instrumen
Instrument adalah alat yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian. Alat ukur
yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini, pengambilan sampel penelitian ini
menggunakan tehnik random sampling, alat ukur penggukuran data menggunakan kuesioner.
I. Analisa Data
Analisa univariate dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian. Analisis ini
menghasilkan distribusi dan prosentase dari tiap variabel yang diteliti. 2. Analisa Bivariat
Analisis bivariate dilakukan untuk melihat hubungan tiap-tiap variabel bebas dan variabel
terikat. Data yang diperoleh melalui kuesioner selanjutnya dilakukan uji statistik. Analisa data
dilakukan dengan bantuan komputer SPSS versi 20
Etika Penelitian
1.Informed Concent (Lembar Persetujuan) Lembar persetujuan yang diberikan pada responden
yang akan diteliti yang memenuhi kriteria inklusi.
2. Anonimity ( Tanpa nama)Untuk menjaga kerahasiaan, peneliti tidak akan mencantumkan
nama responden, tetapi lembar tersebut diberikan kode.
3. Cofidentiality (Kerahasiaan) Kerahasiaan informasi dari responden dijamin, peneliti hanya
melaporkan data tertentu sebagai hasil penelitia
DAFTAR PUSTAKA
Dahlan N, Bustan MN, K. E. (2018). Pengaruh prolanis terhadap pengendalian gula darah
terkontrol pada penderita DM di puskesmas Sudiang Kota Makassar. Jurnal Ilmiah Kesehatan,
1(April), 78–83. https://jurnal.yapri.ac.id/index.php/semnassmipt/article/download/36 /36/
Kemenkes RI. (2018). Hasil Riset Kesehatan Dasar Tahun 2018. Kementrian Kesehatan RI,
53(9), 1689–1699.
Laoh, J., Lestari, S., & Rumampuk, M. (2015). HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA
DENGAN KEPATUHAN BEROBAT PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI
POLI ENDOKRIN BLU RSU Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO. Jurnal Ilmiah Perawat
Manado, 2(1), 92921.
Prawirasatra, W. A., Wahyudi, F., & Nugraheni, A. (2017). Hubungan Dukungan Keluarga
Terhadap Kepatuhan Pasien Dalam Menjalankan 4 Pilar Pengelolaan Diabetes Melitus Tipe 2 Di
Puskesmas Rowosari. Diponegoro Medical Journal (Jurnal Kedokteran Diponegoro), 6(2),
1341–1360.
Soelistijo SA, Lindarto D, Decroli E, Permana H, Sucipto KW, Kusnadi Y, et. al. (2021).
Pedoman pengelolaan dan pencegahan diabetes melitus tipe 2 di Indonesia 2021. 46.