0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
4 tayangan25 halaman

Dosen Pengampu: Kurniatin Prihatin, Ners, S.Kep, M.Kep

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 25

MAKALAH

ILMU DASAR KEPERAWATAN


PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG
FLUROSCOPY, ENDOSCOPY, EKOKADIOGRAFI DAN EKG

Dosen Pengampu: Kurniatin Prihatin, Ners,S.Kep,M.Kep

Di Susun Oleh: Kelompok 6

1. Ela Cahyati (338STYC23)


2. Novi Amalia Sari (356STYC23)
3. Ririn Anggreni (371STYC23)
4. Ardi Maulana Wahyu (331STYC23)
5. Rio Dini Saputra (370STYC23)
6. Addrian (327STYC23)
7. Nurul Aimah Ilyas (362STYC23)
8. Ryan Zaenuri (372STYC23)

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (YARSI) MATARAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI KEPERAWATAN NERS
TAHUN AKADEMIK
2024

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul "Peran Perawat dalam Pemeriksaan Penunjang Fluroscopy,
Endoscopy, Ekokadiografi dan EKG" ini dengan baik. Makalah ini disusun
sebagai salah satu tugas dalam rangka memenuhi persyaratan mata kuliah
Keperawatan di STIKES YARSI MATARAM.

Dalam penyusunan laporan ini, kami banyak mendapatkan bantuan,


bimbingan, dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan
ini kami ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Kurniatin Prihatin, S.Kep,.Ners.,M.Kep, selaku dosen pembimbing,


yang telah memberikan arahan, bimbingan, serta motivasi kepada kami
dalam menyelesaikan laporan ini.
2. STIKES YARSI MATARAM, yang telah memberikan fasilitas dan
kesempatan kepada kami untuk melaksanakan penelitian ini.
3. Keluarga dan Teman-teman, yang selalu memberikan dukungan moral dan
materiil selama proses penyusunan laporan ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
semua pihak untuk perbaikan dan penyempurnaan makalah ini di masa
mendatang.

Akhir kata, kami berharap laporan ini dapat memberikan manfaat dan
kontribusi positif, baik bagi dunia pendidikan maupun bagi perkembangan ilmu
keperawatan, khususnya dalam bidang pemeriksaan penunjang. Semoga laporan
ini dapat menjadi referensi yang berguna bagi para pembaca.

Terima kasih.

Mataram,07 Juni 2024

Kelompok 6

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I : PENDAHULUAN ..................................................................................iv
A. Latar Belakang............................................................................................iv
B. Rumusan Masalah.......................................................................................iv
C. Tujuan .........................................................................................................v
BAB II : PEMBAHASAN......................................................................................1
A. Pemeriksaan Penunjang Flurocopy..............................................................1
B. Pemeriksaan Penunjang Endoscopy.............................................................3
C. Pemeriksaan Penunjang Ekokadiografi........................................................6
D. Pemeriksaan Penunjang EKG......................................................................8
E. Peran Perawat Dalam Pemeriksaan Penunjang Fluroscopy, Endoscopy,
Ekokadiografi dan EKG...............................................................................9
BAB III : PENUTUP............................................................................................15
A. Kesimpulan ...............................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................16

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemeriksaan penunjang dianggap sangat penting bagi para tenaga
kesehatan, karena ada beberapa pemeriksaan yang tidak dapat dilakukan
tanpa menggunakan alat-alat dalam pemeriksaan penunjang. Perawat dalam
menegakkan diagnosis keperawatan perlu mempertimbangkan hasil analisis
pemeriksaan penunjang atau prosedur diagnostik. Ada dua kompetensi
perawat dalam hal pemeriksaan diagnostik ini yaitu bertanggung jawab dalam
pengelolaan persiapan pasien sampai pasca pemeriksaan dan
mempertimbangkan hasil pemeriksaan dalam menyusun diagnosis
keperawatan serta merencanakan intervensi keperawatan.
Pemeriksaan penunjang adalah penilaian klinis tentang respon
individu, keluarga dan komunikan terhadap suatu masalah kesehatan.
Pemeriksaan penunjang juga sebagai ilmu tempan yang bertujuan membantu
petugas kesehatan dalam mendiagnosis dan mengobati pasien. Pemeriksaan
yang dilakukan untuk mengoptimalkan tindakan keperawatan dan proses
penyembuhan pasien, dilakukan oleh tenaga medis dengan menggunakan alat
bantu tertentu untuk memperoleh hasil selanjutnya. Pemeriksaan penunjang
ada beberapa jenis yaitu, fluroscoppy,endoscopy, ekokadiografi dan EKG
yang dapat membantu pemeriksaan diagonosis pasien dengan baik.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pemeriksaan penunjang Fluroscopy?
2. Bagaimana sistem pemeriksaan penjuang Endoscopy?
3. Apa yang dimaksud dengan pemeriksaan penunjang Ekokadiografi?
4. Apa yang dimaksud dengan pemeriksaan penunjang EKG?
5. Bagaimana peran perawatan dalam pemeriksaan penunjang Fluroscopy,
Endoscopy, Ekokagiodgrafi dan EKG

iv
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang pemeriksaan penunjang fluroscopy
2. Untuk mengetahui tentang pemeriksaan penunjang endoscopy
3. Untuk mengetahui tentang pemeriksaan penunjang ekokadiografi
4. Untuk mengetahui tentang pemeriksaan penunjang EKG
5. Untuk mengetahui tentang peran perawat dalam pemeriksaan penunjang
fluroscopy, endoscopy, ekokadiografi dan EKG

v
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pemeriksaan Penunjang Flurocopy


Fluoroskopi merupakan salah satu metode yang digunakan dalam
bidang medis untuk mengamati kondisi organ tubuh secara langsung atau real
time. Dalam penggunaan nya Fluoroskopi mirip dengan CT-Scan dan X-Ray
karena menggunakan paparan sinar-X untuk menangkap gambar. Fluoroskopi
ini menghasilkan sebuah gambar bersekuel yang menyerupai video.
Meskipun mirip dengan CT-Scan dan X-Ray namun juga memiliki
perbedaan. Pada fluoroskopi gambar yang dihasilkan hanya memiliki satu
sudut pandang. (Johns Hopkins, 2018).
Sama dengan X-Ray, penggunaan fluoroskopi juga dikombinasikan
dengan pewarna kontras, agar warna yang dihasilkan lebih jelas dan
memudahkan dokter dalam membedakan suatu organ dengan area sekitarnya.
Tujuan dilakukannya pemeriksaan fluoroskopis juga bermacam-macam.
Seperti contohnya fluoroskopi ini digunakan untuk beberapa jenis
pemeriksaan dan penangan (Medscape, 2018):
 Prosedur ortopedi. Dokter akan menggunakan fluoroskopi untuk
membantu mengamati kondisi patah tulang sebelum dilakukannya
operasi untuk memperbaiki tulang tersebut. Selain itu fluoroskopis
juga digunakan untuk membantu dokter dalam memasang implan
tulang pada pasien agar berada pada posisi yang tepat.
 Pemeriksaan gastrointestinal. Dalam hal ini digunakan untuk
membantu dokter mengamati penyakit yang ada pada kerongkongan
atau esofagus, lambung, usus halus, usus besar, anus, hati, kantung,
empedu, dan pankreas. Dalam menggunakan prosedur ini pasien
diharuskan untuk meminum pewarna kontras untuk membantu
pengamatan agar gambar yang dihasilkan lebih jelas.
 Sistem Kardiovaskular. Fluoroskopi digunakan untuk membantu
prosedur tindakan pada jantung dan pembuluh darah seperti
pemasangan ring pada pembuluh darah.

1
Semua yang menggunakan paparan Sinar-X dalam pengamatannya
akan berbahaya pada janin. Sehingga pada ibu hamil sangat dilarang jika
tidak dalam keadaan darurat. Zat kontras yang digunakan dalam prosedur
fluoroskopis juga sangat berbahaya bagi pasien dengan riwayat penyakit
gagal ginjal, gagal jantung. multiple myeloma, penyempitan kantung jantung
(terutama aorta), diabetes, dan anemia sel sabit. Selain itu pasien dengan
riwayat penyakit seperti yang telah disebutkan ini juga harus memberitahu
dokter agar tidak dilakukan prosedur ini. (Johns Hopkins,2018).
Berikut ini merupakan hal-hal yang perlu dipersiapkan sebelum
melakukan pemeriksaan fluoroskopi:
 Memperbanyak minum air putih
 Melepas semua aksesoris yang melekat ditubuh
 Menggunakan pakaian khusus yang telah disiapkan oleh pihak rumah sakit
 Untuk pemeriksaan dibagian perut, dianjurkan untuk tidak makan atau
minum apapun sejak malam sebelum dilakukannnya pemeriksaan.
Tidak ada rasa sakit yang timbul saat dilakukannya pemeriksaan
fluoroskopi atau saat pemaparan sinar-X berlangsung. Namun pada
penyuntikan zat kontras pada daerah sendi atau pembuluh darah ini dapat
menimbulkan rasa sakit. Pada proses pelaksanaannya, pasien akan diminta
untuk merebahkan diri di tempat tidur yang telah disediakan. Lalu dokter
akan meminta pasien untuk mengarahkan tubuhnya yang akan diamati oleh
fluoroskop, mengubah posisi, sampai menahan napas selagi pemeriksaan
berlangsung. Lama atau tidaknya pemeriksaan fluoroskopi tergantung bagian
tubuh mana yang akan diamati, serta tindakan apa yang perlu dilakukan
kedepannya. Pada umumnya pemeriksaan fluoroskopi hanya menghabiskan
waktu sekitar 30 menit. Namun jika diperlukan pemeriksaan yang mendalam
seperti pemeriksaan pada usus halus maka akan memakan waktu yang cukup
lama, sekita 2-6 jam. (Medscape, 2018).

2
B. Pemeriksaan Penunjang Endoscopy
1. Pengertian
Endoskop adalah suatu alat yang digunakan untuk memeriksa
organ dalam tubuh manusia. Dapat secara visual dengan mengintip
menggunakan alat tersebut (rigid fiber skop) atau langsung melihat pada
layar monitor (skop evis), sehingga kelainan yang ada pada organ tersebut
dapat dilihat dengan jelas (Agus Priyanto, 2009:13).
Salah satu peralatan endoskopi medical adalah fiberskop di mana
bagian dari alat yang masuk kedalam organ bagian dalam tubuh (saluran
cerna) berbentuk pipa yang lentur (fleksibel) dan di dalamnya terdapat
serat-serat optic yang berfungsi sebagai pemungut gambar serta pembawa
cahaya. (Agus Priyanto, 2009:13).
Prinsip dasar dari Endoscop fibre-optic ini merupakan kumpulan
serat fibre-optic yang berdiameter 2-3 mm dan berisi sekitar 20.000-
40.000 fibre-glass yang halus dengan diameter 10 micro meter. Sinar yang
berasal dari sumber cahaya ditransmisikan melalui refleksi internal secara
sempurna sampai kebagian distal sampai ke obyek yang akan dilihat.
Masing-masing fibre-optic masih diliputi lapisan glass dengan optical
density yang lebih rendah sehingga dapat menghindari kerusakan akibat
sinar yang melewati bagian dalam fibre tapi lapisan ini tidak
menghantarkan sinar disamping itu masih ada ruang antar fibre yang
memberikan bayangan gelap yang menyerupai jala kecil-kecil yang biasa
muncul pada gambar. Hal ini agak berbeda dengan bayangan dari lensa
yang rigid.
Endoskop adalah alat yang digunakan dalam pemeriksaan
endoskopi. Alat ini berbentuk pipa kecil panjang yang dapat dimasukkan
ke dalam tubuh, misalnya ke lambung ke dalam sendi, atau ke rongga
tubuh lainnya. Di dalam pipa tersebut terdapat dua buah serat optik. Satu
untuk menghasilkan cahaya agar bagian tubuh di depan ujung endoskop
terlihat jelas, sedangkan serat lainnya berfungsi sebagai penghantar
gambar yang ditangkap oleh kamera. Di samping kedua serat optik
tersebut, terdapat satu buah bagian lagi yang bisa digunakan sebagai

3
saluran untuk pemberian obat dan untuk memasukkan atau mengisap
cairan. Selain itu, bagian tersebut juga dapat dipasangi alat-alat medis
seperti gunting kecil, sikat kecil, dll.
Endoskop biasanya digunakan bersama layar monitor sehingga
gambaran organ yang diperiksa tidak hanya dilihat sendiri oleh operator,
tetapi juga oleh orang lain di sekitarnya. Gambar yang diperoleh selama
pemeriksaan biasanya direkam untuk dokumentasi atau evaluasi lebih
lanjut. Pemeriksaan ini sangat berperan dalam menentukan penyebab
pendarahan saluran cerna yang sulit ditentukan berdasarkan pemeriksaan
radiologis. Beberapa lesi (terlihat putih atau pucat) yang tak terlihat pada
pemeriksaan radiologis dapat diketahui dengan pemeriksaan endoskopi.
Beberapa jenis gangguan yang dapat dilihat dengan endoskop
antara lain: abses, sirosis biliaris, perdarahan, bronkhitis, kanker, kista,
batu empedu, tumor, polip, tukak, dan lain-lain.Tindakan endoskopi adalah
untuk mengamati struktur anatomi dan fisiologi saluran pencernaaan
(traktus digestivus) secara langsung dengan bantuan alat endoskopi beserta
asesorisnya. Pengamatan endoskopi pada saluran cerna bagian atas dikenal
dengan istilah esofago-gastro-duodenoskopi (EGD), sedangkan endoskopi
pada saluran cerna bagian bawah dikenal dengan nama kolonoskopi.
Esofago-gastro-duodenoskopi (EGD) merupakan pemeriksaan di dalam
saluran kerongkongan, lambung, dan usus 12 jari dengan menggunakan
endoskop serat optic atau EVIS (Elektronik Video Information System).
Tujuan dari pemeriksaan EGD adalah identifikasi kelainan selaput lendir
di dalam saluran kerongkongan, lambung, dan usus 12 jari. Ketepatan
diagnostic EGD berkisar 80- 90%, bahkan bisa mencapai 100% bila
dilakukan oleh tenaga yang sudah berpengalaman. Alat endoskopi EGD
umumnya dengan skop frontview (lensa kamera berada di ujung depan
skop). Sedangkan endoskop dengan skop sideview digunakan untuk ERCP
(Endoskopic Retrogade Cholangio Pancreatography) atau bila harus
melihat dan melakukan biopsy (mengambil jaringan dengan menggunakan
jarum) pada kelainan yang terletak di sisi luar saluran (misalnya
kecurigaan tumor, dll.

4
2. Jenis Endoskop (Endoscope)
Jenis-jenisnya cukup banyak karena saluran dalam tubuh manusia juga
beragam. Beberapa diantaranya jenis endoskop adalah:
a) Endoskop kaku (rigidscope). Endoskop yang memiliki tabung kaku
dan tidak dapat dilengkungkan. Digunakan untuk pemeriksaan
endoskopi di area yang lurus dan tidak berbelok.
b) Endoskop lentur (fiberscope)Endoskop yang fleksibel dan dapat
dilengkungkan, menggunakan serat optik untuk mentransmisikan
gambar dari ujung ke ujung. Ini memungkinkan pemeriksaan di area
yang sulit dijangkau atau berbelok dalam tubuh.
c) Video endoscope (evis scope) Endoskop yang dilengkapi dengan
kamera video di ujungnya, memungkinkan dokter untuk melihat
gambar langsung pada layar monitor. Ini membantu dalam
pemeriksaan yang lebih rinci dan akurat.
d) Endoskop kapsul (capsul endoscope) Endoskop yang berbentuk
kapsul kecil yang dapat ditelan pasien. Kapsul ini mengandung
kamera dan sensor yang mengambil gambar dari saluran pencernaan
saat melewati tubuh, membantu dalam diagnosis penyakit pada
saluran pencernaan yang sulit dijangkau oleh endoskop
konvensional.

3. Bagian-Bagian pada Endoskop (Endoscope)


a. Alat ini berbentuk pipa kecil panjang yang dapat dimasukkan ke
dalam tubuh melalui mulut,hidung.anus.
b. Terdiri dari 2 buah serat optik. Satu untuk menghasilkan cahaya.
Sedangkan, serat lainnya berfungsi sebagai penghantar gambar yang
ditangkap oleh kamera. Bagian lainya bisa digunakan sebagai saluran
untuk pemberian obat dan untuk memasukkan atau mengisap cairan.
dipasang gunting kecil, sikat kecil, dan lain-lain.

5
4. Manfaat Endoskop (Endoscope)
a. Mengetahui bagaimana keadaan bagian dalam saluran cerna (apakah
ada luka, daging tumbuh, kelainan bentuk saluran cerna, dll.
b. Dapat digunakan untuk mengambil contoh jaringan bagian dalam
(biopsy) guna pemeriksaan.
c. Endoskop tidak hanya berfungsi sebagai alat periksa tetapi juga untuk
melakukan tindakan medis seperti pengangkatan polip, penjahitan,
dan lain- lain. Selain itu, endoskop juga dapat digunakan untuk
mengambil sampel jaringan jika dicurigai jaringan tersebut terkena
kanker atau gangguan lainnya.

5. Keunggulan dan Kelemahan Dari Penggunaan Endoskop (Endoscope)


a. Dapat melakukan operasi tanpa melakukan pembedahan.misal
pengangkatan jaringan tumor,
b. Dapat menggantikan fungsi tindakan operasi, lebih nyaman, biaya
lebih murah dan efisien
c. Dapat melakukan diagnostik yang cukup akurat
d. Dapat mendeteksi adanya infeksi, bisul, tumor, radang, dll.
e. Hasil pemeriksaan dapat langsung dicetak.

C. Pemeriksaan Penunjang Ekokadiografi


1. Definisi Ekokardio
Ekokardiografi (USG jantung) adalah metode pemeriksaan yang
menggunakan gelombang suara berfrekuensi tinggi untuk menangkap
gambaran struktur organ jantung. Ekokardiografi biasanya dibantu dengan
teknologi Doppler yang dapat mengukur kecepatan dan arah aliran darah.
Ekokardiografi bertujuan untuk memeriksa adanya kelainan pada struktur
jantung, pembuluh darah, aliran darah, serta kemampuan otot jantung
dalam memompa darah. Metode pencitraan ini dapat digunakan untuk

6
mendeteksi penyakit jantung, menentukan pengobatan yang tepat, dan
mengevaluasi pengobatan yang diberikan.

2. Jenis-Jenis Ekokardiografi
Ekokardiografi terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
a. Transthoracic echocardiogram (TTE)
Tidak berbeda dengan USG pada umumnya, TTE menggunakan
sensor elektroda, atau disebut juga dengan transducer, yang
ditempelkan dan digerakkan di atas dada pasien, dengan hasil yang
langsung bisa terlihat pada monitor. Ekokardiografi jenis ini kerap
menjadi pilihan untuk memeriksa kelainan pada jantung, baik dari
struktur maupun fungsi jantung.
b. Transesophageal echocardiogram (TEE)
TEE menggunakan alat endoskopi yang dimasukkan melalui
mulut menuju kerongkongan (esofagus) untuk menangkap gambar
struktur jantung secara rinci, tanpa terhalang gambar dada dan paru-
paru.TEE umumnya disarankan ketika gelombang TTE tidak dapat
menangkap gambar secara jelas, khususnya ketika pasien akan
menjalani operasi jantung.
c. Stress echocardiogram
Stress echocardiogram dilakukan untuk memeriksa kekuatan
fungsi jantung dan aliran darah saat pasien beraktivitas atau ketika
jantung distimulasi dengan pemberian obat khusus yang membuat
jantung bekerja seperti sedang berolahraga.
d. USG intravascular
USG intravaskular dapat digunakan untuk membantu dokter
mengetahui penyumbatan yang terjadi di pembuluh darah dengan lebih
detail. Pada prosesnya, dokter akan memasukan transducer ke dalam
pembuluh darah jantung dengan bantuan kateter (selang panjang dan
kecil) melalui sayatan kecil yang dibuat di selangkangan.
e. Ekokardiografi janin

7
Ekokardiografi janin berguna untuk mendeteksi kelainan
jantung pada janin. Jenis ekokardiografi ini dilakukan pada ibu hamil
dengan usia kehamilan 18–22 minggu. Pemeriksaan ini aman untuk
janin karena tidak mengunakan radiasi, seperti pada prosedur foto
Rontgen.
3. Efek Samping Ekokardiografi
Ekokardiografi merupakan prosedur yang aman, tak terkecuali bagi
janin. Kendati demikian, pada kasus tertentu, ekokardiografi dapat
menimbulkan beberapa efek samping berikut ini:
 Rasa perih dan tidak nyaman setelah elektroda dicabut dari dada
 Rasa tidak nyaman, iritasi, dan sakit pada tenggorokan selama
beberapa jam setelah melakukan transesophageal echocardiogram
(TEE)
 Mual, pusing, atau nyeri dada setelah melakukan stress
echocardiogram
 Reaksi alergi ringan, seperti gatal-gatal, setelah diberikan suntikan zat
kontras atau diolesi gel pelumas
Meskipun jarang terjadi, ekokardiografi juga dapat menimbulkan efek
samping berat, seperti:
 Jantung berdebar
 Pingsan atau terkena serangan jantung saat melakukan stress
echocardiogram
 Alergi berat setelah diberikan suntikan zat kontras atau diolesi gel
pelumas
Risiko terjadinya efek samping ini dapat diminimalkan dengan
pemantauan oleh dokter selama tindakan. Ekokardiografi akan langsung
dihentikan jika muncul efek samping.

D. Pemeriksaan Penunjang EKG.


1. Definisi Elektrokardiogram (EKG)
Pemeriksaan penunjang ini sering digunakan untuk memantau kerja
jantung, khususnya irama detak jantung dan aliran listrik jantung. EKG

8
juga dapat dilakukan untuk mendeteksi kelainan jantung, seperti aritmia,
serangan jantung, pembengkakan jantung. kelainan pada katup jantung,
dan penyakit jantung koroner.Pemeriksaan EKG bisa dilakukan di tempat
praktik dokter, IGD rumah sakit, atau di ruang perawatan pasien, seperti di
ICU atau di bangsal rawat inap.
Saat menjalani pemeriksaan EKG, pasien akan diminta untuk
berbaring dan melepaskan baju serta perhiasan yang dikenakan,
selanjutnya dokter akan memasang elektroda di bagian dada, lengan, dan
tungkai pasien. Ketika pemeriksaan berlangsung, pasien disarankan untuk
tidak banyak bergerak atau berbicara karena dapat mengganggu hasil
pemeriksaan.
2. Indikasi dan Kontraindikasi Elektrokardiogram
Elektrokardiogram dapat digunakan untuk mendeteksi kondisi-kondisi
berikut:

● Serangan jantung
● Kelainan otot jantung (kardiomiopati)
● Gangguan irama jantung
● Penyakit jantung koroner
● Gangguan elektrolit
● Keracunan obat-obatan
Tes EKG tidak menyakitkan, cepat, dan aman dilakukan. Oleh karena itu,
umumnya tidak ditemukan kontraindikasi pada elektrokardiogram.
Dengan kata lain, EKG dapat dijalani oleh siapa saja pada semua
kelompok usia.
3. Peringatan Elektrokardiogram
EKG sering kali dilakukan pada kondisi gawat darurat untuk mendeteksi
serangan jantung. Namun, pada beberapa kasus, EKG dapat dilakukan
melalui perencanaan sebelumnya atau ketika pasien menjalani
pemeriksaan kesehatan rutin (check-up).

9
Jika EKG dilakukan dalam pemeriksaan rutin, ada sejumlah hal yang
harus diperhatikan, yaitu:

● Beri tahu dokter jika Anda menggunakan alat pacu jantung.


● Beri tahu dokter tentang obat-obatan dan suplemen, termasuk suplemen
herbal, yang sedang dikonsumsi karena obat tersebut bisa memengaruhi hasil
EKG.
● Hindari pemakaian losion, minyak, atau bedak pada tubuh, terutama di bagian
dada.
● Hindari minum air dingin dan minuman berkafein, atau berolahraga sebelum
menjalani EKG, karena dapat memengaruhi hasil tes.
4. Sebelum Elektrokardiogram
Sebelum pemeriksaan elektorkardiogram dilakukan, pasien akan diminta untuk
mengganti pakaian dengan baju yang disediakan oleh rumah sakit. Jika pasien
memiliki rambut halus di bagian dada, dokter atau perawat akan mencukurnya
agar elektroda tidak sulit menempel di tubuh.
5.Prosedur Elektrokardiogram
Elektrokardiogram bisa dilakukan di klinik atau rumah sakit dengan lama
pemeriksaan kurang lebih 10 menit. Berikut ini adalah rangkaian pemeriksaan
EKG:

● Pasien akan diminta untuk mengganti semua pakaian dengan jubah medis.
Pasien juga akan diminta untuk melepaskan perhiasan atau benda apa pun di
tubuh yang dapat memengaruhi hasil pemeriksaan.
● Pasien akan diminta untuk berbaring di tempat tidur. Selanjutnya, 12
elektroda yang tersambung dengan mesin EKG akan ditempelkan di dada,
lengan dan tungkai.
● Mesin EKG akan merekam aktivitas listrik jantung pasien dan
menampilkannya dalam bentuk grafik gelombang listrik di monitor. Grafik
tersebut kemudian akan dianalisis oleh dokter.
Selama pemeriksaan EKG berjalan, pasien akan diminta untuk tidak berbicara dan
bergerak, karena dapat memengaruhi hasil tes.

10
6.Setelah Elektrokardiogram
Setelah pemeriksaan EKG, pasien dapat melakukan aktivitas seperti biasa, kecuali
bila dokter menyarankan pasien membatasi aktivitas karena adanya suatu
penyakit. Dokter dapat langsung mendiskusikan hasil EKG pada hari itu juga,
atau menjadwalkannya di lain hari.

Jika hasil EKG normal, maka pemeriksaan lain mungkin tidak diperlukan. Akan
tetapi, bila hasil EKG menunjukkan suatu penyakit, pasien mungkin akan diminta
menjalani EKG ulang, atau pemeriksaan lain seperti pemeriksaan enzim jantung,
tergantung pada penyakit yang dicurigai oleh dokter.

Beberapa informasi yang bisa didapatkan dari pemeriksaan EKG adalah:

● Irama jantung teratur atau malah tidak teratur (aritmia)


● Denyut jantung normal, terlalu lambat (bradikardia), atau terlalu cepat
(takikardia)
● Suplai darah dan oksigen ke jantung cukup atau kurang
● Kondisi jantung masih bagus atau telah muncul tanda-tanda kerusakan,
misalnya karena pernah mengalami serangan jantung
● Struktur jantung normal atau mengalami perubahan, misalnya akibat
pembesaran pada bilik jantung
7. Jenis-Jenis Elektrokardiogram
Terkadang, gangguan jantung tidak terdeteksi dengan pemeriksaan EKG
biasa (standar). Hal ini bisa terjadi karena gangguan tersebut hilang
timbul, atau mungkin tidak muncul saat pemeriksaan EKG biasa.

Untuk mengatasi hal tersebut, ada beberapa jenis pemeriksaan aktivitas


listrik jantung lain yang bisa dilakukan dan sedikit berbeda dengan
pemeriksaan EKG biasa, yaitu:
● Stress test

11
Stress test adalah pemeriksaan EKG yang dilakukan saat pasien
beraktivitas di treadmill, baik berjalan maupun berlari, atau mengayuh
sepeda statis.
● Holter monitor
Holter monitor adalah pemeriksaan EKG untuk merekam aktivitas listrik
jantung selama pasien beraktivitas dalam 1–2 hari. Holter monitor
merupakan monitor kecil yang dikalungkan di leher dan dilengkapi
elektroda yang ditempelkan di dada.

Pasien dapat beraktivitas seperti biasa ketika menggunakan holter monitor,


asalkan elektroda dan monitornya tetap kering. Selama menggunakan
holter monitor, dokter akan meminta pasien untuk mencatat segala
aktivitas yang mengakibatkan perubahan aktivitas listrik jantung.
● Event monitor
Event monitor adalah alat yang serupa dengan holter monitor. Bedanya,
event monitor merekam aktivitas listrik jantung selama beberapa menit
ketika gejala gangguan jantung muncul. Event monitor dapat digunakan
dalam jangka waktu hingga 1 bulan.
E. Peran Perawat dalam Pemeriksaan Penunjang Fluroscopy, Endoscopy,
Ekokadiografi dan EKG
1. Peran Perawat Dalam Pemerisaan Fluroscopy
a) Persiapan Pasien:
 Informasi dan Edukasi: Menjelaskan prosedur fluoroskopi kepada
pasien, termasuk tujuan, manfaat, dan risiko yang mungkin timbul.
Hal ini membantu mengurangi kecemasan dan memastikan pasien
memahami apa yang akan terjadi.
 Persiapan Fisik: Memastikan pasien mematuhi persiapan yang
diperlukan, seperti puasa atau penggunaan bahan kontras.
Mengkonfirmasi alergi terhadap bahan kontras atau obat tertentu.
b) Pelaksanaan Prosedur:

12
 Pengawasan dan Pengarahan: Membantu pasien dalam posisi yang
benar untuk pemeriksaan dan memastikan kenyamanan selama
prosedur.
 Kolaborasi dengan Tim Medis: Bekerja sama dengan radiologi dan
teknolog radiologi selama prosedur untuk memastikan pemeriksaan
berjalan lancar.
c) Pemantauan dan Keamanan Pasien:
 Pemantauan Tanda Vital: Memantau tanda vital pasien sebelum,
selama, dan setelah prosedur untuk mendeteksi reaksi negatif atau
komplikasi secara dini.
 Keselamatan Radiasi: Mengambil tindakan untuk melindungi pasien
dan diri sendiri dari paparan radiasi berlebih, termasuk penggunaan
perisai pelindung bila diperlukan.

d) Tindak Lanjut Pasca Prosedur:


 Pengamatan dan Penilaian: Mengawasi pasien setelah prosedur
untuk memantau tanda-tanda reaksi terhadap bahan kontras atau efek
samping lainnya.
 Edukasi Lanjutan: Memberikan instruksi kepada pasien tentang
perawatan pasca prosedur dan tanda-tanda yang harus diwaspadai,
seperti reaksi alergi atau ketidaknyamanan yang berkepanjangan.
e) Dokumentasi:
Catatan Medis: Mencatat semua detail yang relevan dari pemeriksaan,
termasuk persiapan, pelaksanaan, dan tindak lanjut. Dokumentasi ini
penting untuk rekam medis pasien dan evaluasi perawatan lebih lanjut.
f) Koordinasi Perawatan:
Rujukan dan Kolaborasi: Mengkoordinasikan hasil pemeriksaan dengan
dokter yang merujuk dan tim perawatan lainnya untuk merencanakan
langkah perawatan selanjutnya berdasarkan temuan dari fluoroskopi.
Dengan peran-peran ini, perawat memastikan bahwa pasien menerima

13
perawatan yang aman, efektif, dan terkoordinasi selama pemeriksaan
penunjang fluoroskopi.
2. Peran Perawat Dalam Pemerisaan Endoscopy
Dalam semua langkah prosedur endoskopi, perawat memiliki
peran yang krusial dalam memberikan perawatan yang berkualitas dan
memastikan prosedur berjalan dengan baik. Pemahaman yang baik tentang
prosedur endoskopi, keterampilan komunikasi yang baik, dan pengetahuan
tentang sterilisasi adalah kunci keberhasilan perawat endoskopi dalam
memberikan pelayanan yang aman dan efektif.
a. Persiapan Pasien
 Menjelaskan prosedur dan mendapatkan persetujuan tertulis
 Memastikan pasien telah melakukan persiapan, seperti puasa atau
penggunaan pancahar.
b. Selama Prosedur
 Membantu dokter dengan memberikan peralatan yang dibutuhkan
 Memantau tanda-tanda vital pasien
 Mengelola pemberian obat penenang atau anastesi local jika
diperlukan
c. Setelah Prosedur
 Memantau pemulihan pasien dari anestesi atau sedasi
 Memberikan informasi pasca prosedur dan tanda-tanda peringatan
kepada pasien.
3. Peran Perawat Dalam Pemeriksaan Ekokadigrafi
Perawat memainkan peran penting dalam memberikan asuhan
keperawatan selama pemeriksaan penunjang ekokardiografi. Berikut
adalah beberapa peran utama perawat dalam konteks ini:
a. Persiapan Pasien:
 Informasi dan Edukasi: Menjelaskan prosedur ekokardiografi kepada
pasien, termasuk tujuan, manfaat, dan risiko yang mungkin timbul.
Memberikan informasi ini membantu mengurangi kecemasan dan
memastikan pasien memahami prosedur yang akan dilakukan.

14
 Persiapan Fisik: Menginstruksikan pasien tentang persiapan khusus
yang mungkin diperlukan sebelum prosedur, seperti puasa atau
penghentian obat tertentu.
b. Pelaksanaan Prosedur:
 Pengawasan dan Pengarahan: Membantu pasien untuk berada dalam
posisi yang benar dan nyaman selama pemeriksaan. Posisi yang tepat
sangat penting untuk mendapatkan gambar ekokardiografi yang
akurat.
 Kolaborasi dengan Tim Medis: Bekerja sama dengan ahli
ekokardiografi atau kardiolog selama prosedur untuk memastikan
proses berjalan lancar dan efisien.
c. Pemantauan dan Keamanan Pasien:
 Pemantauan Tanda Vital: Memantau tanda vital pasien sebelum,
selama, dan setelah prosedur untuk mendeteksi reaksi negatif atau
komplikasi secara dini.
 Kenyamanan Pasien: Memastikan pasien merasa nyaman dan aman
selama prosedur, memberikan dukungan emosional dan fisik jika
diperlukan.
d. Tindak Lanjut Pasca Prosedur:
 Pengamatan dan Penilaian: Mengawasi pasien setelah prosedur
untuk memantau tanda-tanda ketidaknyamanan atau komplikasi.
 Edukasi Lanjutan: Memberikan instruksi kepada pasien tentang
tindakan yang perlu diambil setelah prosedur dan tanda-tanda yang
harus diwaspadai, seperti nyeri dada atau sesak napas.
e. Dokumentasi
Catatan Medis: Mencatat semua detail yang relevan dari pemeriksaan,
termasuk persiapan, pelaksanaan, dan tindak lanjut. Dokumentasi ini
penting untuk rekam medis pasien dan evaluasi perawatan lebih lanjut.
f. Koordinasi Perawatan:
Rujukan dan Kolaborasi: Mengkoordinasikan hasil pemeriksaan dengan
dokter yang merujuk dan tim perawatan lainnya untuk merencanakan
langkah perawatan selanjutnya berdasarkan temuan dari ekokardiografi.

15
Dengan peran-peran ini, perawat memastikan bahwa pasien menerima
perawatan yang aman, efektif, dan terkoordinasi selama pemeriksaan
ekokardiografi. Peran perawat sangat penting dalam memastikan
keselamatan, kenyamanan, dan pemahaman pasien selama dan setelah
prosedur.
4. peran perawat dalam pemeriksaan EKG
Perawat memiliki peran krusial dalam pelaksanaan pemeriksaan
penunjang Elektrokardiogram (EKG). Berikut adalah beberapa peran
utama perawat dalam konteks ini:
a. Persiapan Pasien:
 Informasi dan Edukasi: Menjelaskan prosedur EKG kepada pasien,
termasuk tujuan, manfaat, dan apa yang akan terjadi selama
prosedur. Hal ini membantu mengurangi kecemasan dan memastikan
pasien merasa nyaman dan siap.
 Persiapan Fisik: Memastikan pasien dalam kondisi yang tepat untuk
pemeriksaan, seperti melepaskan pakaian di bagian atas tubuh dan
melepas perhiasan atau benda logam yang bisa mengganggu hasil
EKG.
b. Pelaksanaan Prosedur:
 Penempatan Elektroda: Menempatkan elektroda di titik-titik yang
tepat pada tubuh pasien sesuai dengan standar EKG untuk
memastikan hasil yang akurat. Membersihkan kulit jika diperlukan
untuk memastikan adhesi elektroda yang baik.
 Instruksi dan Pengarahan: Memberikan instruksi kepada pasien
untuk tetap tenang dan tidak bergerak selama pemeriksaan untuk
menghindari gangguan pada sinyal EKG.
c. Pemantauan dan Keamanan Pasien:
 Pemantauan Tanda Vital: Memantau tanda vital pasien sebelum,
selama, dan setelah pemeriksaan EKG, terutama jika pasien
memiliki kondisi medis yang bisa menyebabkan perubahan
mendadak.

16
 Keselamatan Pasien: Memastikan pasien merasa nyaman dan aman
selama pemeriksaan. Mengidentifikasi dan segera merespons tanda
tanda ketidaknyamanan atau komplikasi.
d. Tindak Lanjut Pasca Prosedur
 Pengamatan dan Penilaian: Mengawasi pasien setelah pemeriksaan
untuk memastikan tidak ada efek samping atau komplikasi.
 Edukasi Lanjutan: Memberikan instruksi kepada pasien mengenai
langkah-langkah selanjutnya, termasuk informasi tentang kapan hasil
akan tersedia dan apa yang harus dilakukan jika ada gejala yang
tidak biasa.
e. Dokumentasi
Catatan Medis: Mencatat semua detail yang relevan dari pemeriksaan
EKG, termasuk kondisi pasien, persiapan, pelaksanaan, dan tindak
lanjut. Dokumentasi ini penting untuk rekam medis pasien dan evaluasi
perawatan lebih lanjut.

f. Koordinasi Perawatan:
Rujukan dan Kolaborasi: Mengkoordinasikan hasil pemeriksaan dengan
dokter yang merujuk dan tim perawatan lainnya untuk merencanakan
langkah perawatan selanjutnya berdasarkan temuan dari EKG.
Dengan peran-peran ini, perawat memastikan bahwa pemeriksaan EKG
dilakukan secara efektif, aman, dan nyaman bagi pasien. Peran perawat
sangat penting dalam memastikan keselamatan dan kenyamanan pasien
serta akurasi hasil pemeriksaan.

17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1) Pemeriksaan penunjang merupakan suatu pemeriksaan medis yang
dilakukan atas indikasi tertentu yang timbul pada penyakit tertentu
yang memiliki sebab dan akibat guna. membantu menegakkan
diagnosis dan pengobatan pasien lebih lanjut.
2) Fungsi Pemeriksaan Penunjang sebagai skrining, konfirmasi pasti
diagnosis, menemukan kemungkinan diagnostik yang dapat
menyamarkan gejala klinis, membantu pemantauan pengobatan,
menyediakan informasi prognosis atau perjalanan penyakit,
memantau perkembangan penyakit, mengetahui ada tidaknya
kelainan atau penyakit yang banyak dijumpai dan potensial
membahayakan.

18
3) Tujuan Pemeriksaan Penunjang sebagai terapeutik, yaitu untuk
pengobatan tertentu. misalnya seperti pasien kanker untuk
mengetahui, dan diagnostik, yaitu untuk membantu menegakkan
diagnosis tertentu
4) Pada pemeriksaan penunjang terbagi menjadi beberapa jenis yaitu
pemeriksaan laboraturium yang terdiri dari pemeriksaan darah
lengkap, pemeriksaan cairan otak, pemeriksaan urin/fekal.
5) Persiapan dalam pemeriksaan penunjang yaitu pastikan identitas
pasien, pemilihan Lokasi pengambilan specimen, waktu
Pengambilan specimen, teknik atau cara pengambilan specimen,
cara menampung spesimen dalam wadah penampung, pemberian
Identitas, pengiriman spesimen ke laboratorium, penanganan
specimen, penyimpanan specimen.
6) pada pemeriksaan penunjang terdapat jenis-jenis alat yaitu EMG,
EKG, EEG, MRL Audiometri, USG, Rotgen, Mamograph,
Angioraph, CT-Scan, Endoskopi, Bronskopi. pemeriksaan
penunjang dengan pasien stroke dapat dilakukan pemeriksaan
darah lengkap, CT-Scan, dan EKG.

DAFTAR PUSTAKA

Support@labcito.co.id. Pemeriksaan Penunjang. Retrieved APRIL 20,2021,


https://labcito.co.id/pemeriksaan-penunjang/
National Institute of Health (2019). U.S. National Library of Medicine.
MedlinePlus. Echocardiogram.
National Institute of Health (2020). U.S. National Library of Medicine.
MedlinePlus. Transient Ischemic Attack.
Cleveland Clinic (2019). Diagnostics & Testing. Echocardiogram.
Johns Hopkins Medicine (2020). Treatments, Tests and Therapies.
Echocardiogram
Johns Hopkins Medicine. 2018. Tests and Procedures. Fluoroscopy Procedure
Medscape. 2018. Fluoroskopi

19
20

Anda mungkin juga menyukai