Buku PLC Omron
Buku PLC Omron
Buku PLC Omron
KOMPETENSI KEAHLIAN
Teknik Instalasi Tenaga Listrik & Teknik Kimia Industri
Jl. Swadaya Kel. Teluk Makmur
Kec. Medang Kampai
MATERI PEMBELAJARAN
PROGRAMMABLE LOGICAL CONTROL
PLC OMRON
TAHUN 2020
PLC
Dasar-Dasar PLC
PLC pada awalnya sebagai alat elektronik untuk mengganti panel relay. Pada
saat itu PLC hanya bekerja untuk kondisi ON-OFF untuk pengendalian motor,
solenoid, dan actuator. Alat ini mampu mengambil keputusan yang lebih baik
dibandingkan relay biasa. PLC pertama-tama banyak digunakan pada bagian
otomotif. Sebelum adanya PLC, sudah banyak peralatan kontrol sequence,
ketika relay muncul, panel kontrol dengan relay menjadi kontrol sequence yang
utama. Ketika transistor muncul, solid state relay yang diterapkan seperti untuk
kontrol dengan kecepatan tinggi.
Pada awal tahun 1980 PLC makin banyak digunakan. Beberapa perusahaan
elektronik dan komputer membuat PLC dalam volume yang besar. Meskipun
industri peralatan mesin CNC telah digunakan beberapa waktu yang lalu, PLC
tetap digunakan. PLC juga digunakan untuk sistem otomatisasi building dan
juga security control system.
Sekarang sistem kontrol sudah meluas hingga keseluruh pabrik dan sistem
kontrol total dikombinasikan dengan kontrol feedback, pemrosesan data, dan
sistem monitor terpusat. Saat ini PLC sudah menjadi alat yang cerdas, yang
merupakan kebutuhan utama di industri modern. PLC modern juga sebagai alat
yang dapat mengakuasi data dan menyimpannya.
PLC sebenarnya adalah suatu sistem elektronika digital yang dirancang agar
dapat mengendalikan mesin dengan proses mengimplementasikan fungsi nalar
kendali sekuensial, operasi pewaktuan (timing), pencacahan (counting), dan
aritmatika.
PLC tidak lain adalah komputer digital sehingga mempunyai processor, unit
memori, unit kontrol, dan unit I/O, PLC berbeda dengan komputer dalam
beberapa hal, yaitu :
• PLC dirancang untuk berada di lingkungan industri yang mungkin banyak
debu, panas, guncangan, dan sebagainya.
• PLC harus dapat dioperasikan serta dirawat dengan mudah oleh teknisi pabrik.
• PLC sebagian besar tidak dilengkapi dengan monitor, tetapi dilengkapi dengan
peripheral port yang berfungsi untuk memasukkan program sekaligus
memonitor data atau program.
- Flexibility
Pada awalnya, setiap mesin produksi yang dikendalikan secara elektronik
memerlukan masing-masing kendali, misalnya 12 mesin memerlukan 12
kontroler. Sekarang dengan menggunakan satu model dari PLC dapat
mengendalikan salah satu dari 12 mesin tersebut. Tiap mesin dikendalikan
dengan masing-masing program sendiri.
- Memonitor hasil
Rangkaian program PLC dapat dicoba dahulu, ditest, diteliti dan dimodifikasi
pada kantor atau laboratorium, sehingga efisiensi waktu dapat dicapai. Untuk
menguji program PLC tidak harus diinstalasikan dahulu ke alat yang hendak
dijalankan, tetapi dapat dilihat langsung pada CPU PLC atau dilihat pada
software pendukungnya.
- Observasi visual
Operasi dari rangkaian PLC dapat dilihat selama dioperasikan secara langsung
melalui layar CRT. Jika ada kesalahan operasi maupun kesalahan yang lain
dapat langsung diketahui. Jalur logika akan menyala pada layar sehingga
perbaikan dapat lebih cepat dilakukan melalui observasi visual. Bahkan
beberapa PLC dapat memberikan pesan jika terjadi kesalahan.
- Kecepatan operasi
Kecepatan operasi dari PLC melebihi kecepatan operasi daripada relay pada
saat bekerja yaitu dalam beberapa mikro detik. Sehingga dapat menentukan
kecepatan output dari alat yang digunakan.
- Reliability
Peralatan solid state umumnya lebih tahan dibandingkan dengan relay atau
timer mekanik. PLC mampu bekerja pada kondisi lingkungan yang berat,
misalnya goncangan, debu, suhu yang tinggi, dan sebagainya.
- Dokumentasi
Mencetak rangkaian PLC dapat dilakukan segera secara nyata sebagian atau
keseluruhan rangkaian tanpa perlu melihat pada blueprint yang belum tentu up
to date, dan juga tidak perlu memeriksa jalur kabel dengan rangkaian.
-nKeamanan
Program PLC tidak dapat diubah oleh sembarang orang dan dapat dibuatkan
password. Sedangkan panel relay biasa memungkinkan terjadinya perubahan
yang sulit untuk dideteksi.
Disamping beberapa kehandalan di atas, tidak bisa dipungkiri bahwa PLC juga
mempunyai beberapa kelemahan antara lain :
- Teknologi baru
Sulit untuk mengubah pola pikir beberapa personil yang telah lama
menggunakan konsep relay untuk berubah kekonsep PLC komputer.
- Kondisi lingkungan
Lingkungan proses tertentu seperti panas yang tinggi dan getaran ,interferensi
dengan peralatan listrik lain membuat keterbatasan pemakaian PLC.
1. Tipe Relay, ini yang paling umum sering digunakan, ini merupakan jenis
output yang sangat flexible, karena dapat digunakan untuk output dengan jenis
tegangan AC aatupun output dengan tegangan DC ( sesuai dengan tegangan
eksternal yang kita gunakan), keuntungan lainnya output jenis ini lebih awet /
output jenis ini akan aus setelah bekerja hamper sejuta siklus, satu kelemahan
dari tipe output PLC jenis ini ialah memerlukan waktu untuk proses perubahan
logika nya yaitu 10 ms.
2. Tipe Transistor, output jenis ini biasanya terbatas pada peralatan yang
menggunakan level tegangan DC saja, untuk mengendalikan peralatan dengan
tegangan DC pada jenis output ini maka tidak memerlukan tegangan eksternal,
contoh PLC yang menggunakan output jenis ini yaitu PLC Wago.
3. Tipe Triacs, output jenis ini biasanya terbatas pada peralatan yang
menggunakan level tegangan AC saja, untuk mengendalikan peralatan dengan
tegangan AC pada jenis output ini maka tidak memerlukan tegangan eksternal.
Contoh bentuk wiring pada output PLC
Dalam contoh ini, output 07 yang terhubung ke salah satu sisi lampu, dan sisi
lampu lainnya terhubung ke supply positif dan negative supply terhubung ke
COM pada PLC. Ketika output on maka arus dapat mengalir sehingga lampu
akan hidup.. Output 03 untuk relay terhubung dengan cara yang sama seperti
output 07, Ketika output 03 on maka relay akan aktif, arus akan mengalir
melalui kumparan relay untuk menutup kontak danmengalirkan tegangan
120VAC ke motor.Bentuk dari ladder diagramnya seperti gambar dibawahnya.
Konfigurasi Input pada PLC | Wiring PLC
Sebelum melakukan pemrograman PLC, baik itu pada PLC OMRON dengan
Syswin atau PLC Wago dengan CodeSys, ada satu hal penting yang harus
dikuasai yaitu wiring PLC dalam hal ini konfigurasi Input pada PLC. Dalam
PLC yang berukuran kecil biasanya input sudah terinclude dalam modul PLC,
artinya dalam PLC tersebut sudah terdapat CPU, power supply, I/O, dll dan
biasanya PLC seperti ini jumlah I/O nya tidak dapat ditambah lagi. Untuk
PLC yang berukuran lebih besar biasanya I?O nya terpisah, artinya CPU nya
terpisah, modul I/O nya terpisah serta power supply nya jua terpisah,
keuntungan PLC seperti ini kita dapat menambah jumlah I/O sesuai dengan
kebutuhan.
Dalam pembahasan kali ini, wiring PLC yang akan dibahas lebih khusus pada
tipe yan kedua. Daftar di bawah ini menunjukkan range tegangan untuk input
yang paling umum dipakai:
-12-24 VDC
-100-120 Vac
-10-60 VDC
-12-24 Vac / dc
-5 VDC (TTL)
-200-240 Vac
-48 VDC
-24 Vac
Modul I/O umumnya tidak memiliki power supply internal artinya kita
membuatuhkan power supply eksternal untuk mengaktifkan I/O tersebut.
Tegangan untuk input dan sensor. Contoh pada gambar dibawah ini
menunjukkan bagaimana untuk menghubungkan masukan AC input
Konfigurasi Input pada PLC | Wiring PLC
Pada contoh pada gambar diatas ada dua masukan, satu adalah tombol push
button NO, dan yang kedua adalah temperatur switch, atau relay termal. Kedua
switch ini terhubung dengan tegangan phasa (kalau pada tegangan DC pada
terminal positifnya) dan netral (kalau pada tegangan DC berarti terminal
negatifnya) dihubungkan ke COM pada PLC.
Ini berarti ketika switch terbuka tidak ada tegangan yang diteruskan ke kartu
input. Jika salah satu
switch ditutup maka pada switch yang tertutup itu akan diteuskan tegangan ke
input dan akan terjadi perubahan logika pada input. Gambar dibawahnya adalah
bentuk ladder diagram
Catatan: ketika menggunakan dua buah power supply maka maka terminal
netral (jika power supply AC) atau terminal negative (jika menggunakan power
supply DC) harus dihubungkan antara keduanya lalu dihubungkan ke COM
(common) pada PLC.
.Keunggulan PLC dibanding Sistem Konvensional
Salah satu keunggulan PLC dibanding sistem konvensional kontrol panel adalah
sebagai berikut :
• Pada Progammable Logic Controller :
1. Pengawatan lebih sedikit.
2. Perawatan relatif mudah .
3. Pelacakan sistem lebih sedarhana.
4. Konsumsi daya relatif rendah.
5. Dokumentasi gambar lebih sederhana dan lebih mudah dimengerti.
6. Modifikasi sistem lebih sederhana dan cepat.
- Memori unit
RAM : Random Acces Memory
EPROM : Eraseable Progammable Read Only Memory
EEPROM : Electrical Eraseable Programmable Read Only Memory.
- Peripheral
Yang termasuk dalam peripheral adalah :
1. SSS (Sysmac Support Software)
2. PROM writer
3. GPC (Graphic Programming Console)
4. FIT (Factory Intelegent Terminal)
Programming Console
Perangkat ini merupakan panel pemrograman yang didalamnya terdapat RAM
(Random Access Memory) yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan semi
permanen pada sebuah program yang sedang dibuat atau dimodifikasi. Program
yang dituliskan ke dalam console harus dalam bentuk mnemonic. Perangkat ini
dapat dihubungkan langsung ke CPU dengan menggunakan kabel ekstention
yang dapat dipasang dan dilepas setiap saat. Apabila proses eksekusi program
telah melewati satu putaran maka panel (Programming Console) ini dapat
dicabut dan dipindahkan ke CPU lain, sedangkan CPU yang pertama tadi masih
tetap bisa untuk menjalankan programnya, tetapi harus pada posisi RUN atau
MONITOR
Pengertian PLC
PLC ini dirancang untuk menggantikan suatu rangkaian relay sequensial dalam
suatu sistem kontrol. Selain dapat diprogram, alat ini juga dapat dikendalikan,
dan dioperasikan oleh orang yang tidak memiliki pengetahuan di bidang
pengoperasian komputer secara khusus. PLC ini memiliki bahasa pemrograman
yang mudah dipahami dan dapat dioperasikan bila program yang telah dibuat
dengan menggunakan software yang sesuai dengan jenis PLC yang digunakan
sudah dimasukkan.
Fungsi dan kegunaan PLC sangat luas. Dalam prakteknya PLC dapat dibagi
secara umum dan secara khusus.
1. Sekuensial Control. PLC memproses input sinyal biner menjadi output yang
digunakan untuk keperluan pemrosesan teknik secara berurutan (sekuensial),
disini PLC menjaga agar semua step atau langkah dalam proses sekuensial
berlangsung dalam urutan yang tepat.
2. Monitoring Plant. PLC secara terus menerus memonitor status suatu sistem
(misalnya temperatur, tekanan, tingkat ketinggian) dan mengambil tindakan
yang diperlukan sehubungan dengan proses yang dikontrol (misalnya nilai
sudah melebihi batas) atau menampilkan pesan tersebut pada operator.
3. Shutdown System
Prinsip kerja sebuah PLC adalah menerima sinyal masukan proses yang
dikendalikan lalu melakukan serangkaian instruksi logika terhadap sinyal
masukan tersebut sesuai dengan program yang tersimpan dalam memori lalu
menghasilkan sinyal keluaran untuk mengendalikan aktuator atau peralatan
lainnya.
Peralatan Analog
Contoh dari peralatan analog baik input maupun output adalah sebagai berikut :
INPUT
Flow transmitters
Pressure transmitters
Temperature transmitters
Position transmitters
Level transmitters
OUTPUT
1. Allen Bradley
Micrologix
Logix-5000 ControlLogix
Family
CompactLogix
FlexLogix
2. Siemens
S7-1200
S7-300
S7-400
3. Omron
CP1E
CP1L
CQM1H
Modular CJ1H/CJ1G
CS1H/CS1G
4. Schneider
Machine Control
Modicon Premium
PLC
Process Control
Modicon Quantum
PLC
Programmable
Twido
Controller
5. Mitsubishi
MELSEC FX3G
MELSEC FX1N
MELSEC FX1S
Analog meters
Process controllers
Peralatan Digital
Contoh dari peralatan digital baik input maupun output adalah sebagai berikut :
INPUT
Selector Switch
Temperature Switch
Flow Switch
Level Switch
Pushbutton
Limit Switch
Pressure Switch
Relay Contact
OUTPUT
Annunciator
Alarm light
Electric fan
Indicating light
Electric valve
Alarm horn
Selenoid valve
Motor starters
Saat ini banyak merek serta type PLC yang dipakai di industri. Masing masing
PLC memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri. Tinggal pilih saja
bedasarkan kebutuhan serta tebal kantong anda. Berikut beberapa merek serta
type PLC yang banyak dipakai di industri :
Selain merek dan tipe PLC yang telah disebutkan diatas, masih banyak lahi
merek dan tipe PLC lainnya seperti GE Fanuc, NAIS, dsb.
Tidak semua PLC support kelima bahasa pemrograman diatas. Ada yang hanya
support LD saja, ada juga yang support LD, FBD,SFC,ST tergantung dari PLC
yang kita pakai.
Allen bradley Logix 5000 family : Ladder Diagram (LD), Function Block
Diagram (FBD), Sequential Function Chart (SFC), Structure Text (ST)
a. Instruksi Counter
Cara kerja instruksi counter adalah, Ketika counter (CNT 0000) Mendapat input
sebanyak dari set value maka akan mengaktifkan contact C0000 sehingga
output (1.00) akan aktif. Sedangkan untuk mereset counter bisa menggunakan
input 0.01.
b. Instuksi Timer
Pada sebagian besar aplikasi kontrol terdapat peralatan untuk beberapa aspek
kontrol pewaktuan ( timing ). PLC mempunyai fasilitas pewaktuan untuk
program yang dapat digunakan. Metode umum dari pemrograman sebuah
rangkaian timer adalah untuk menentukan interval yang dihitung dari suatu
kondisi atau keadaan
Cara kerja dari instruksi Timer adalah, ketika Timer (TIM 0000) mendapatkan
input selama set value akan mengaktifkan contact-contactnya (T0000). Lebih
jelasnya bisa dilihat pada gambar 7.2.
Catatan: dalam satu program alamat nomer Counter dan Timer tidak boleh
sama. Misal, jika alamat nomer counter 0000 maka alamat Timer tidak boleh
menggunakan alamat 0000. Set value timer adalah set x 10. Sehingga misal set
value yang diinginkan 10 detik maka penulisan set valuenya adalah 10 detik x
10 = #100
Gambar 7.2 contoh program instruksi Timer
IL adalah singkatan dari Inter Lock sedangkan ILC adalah singkatan dari
Interlock Clear berfungsi untuk mengunci program.Biasanya IL dan ILC
digunakan untuk tombol Emergency.
d. Instruksi DIFU/DIFD
Aplikasi kontrol ini berfungsi untuk mengaktifkan output selama satu scan.
Holding Relay adalah relay internal yang bisa di pakai untuk menahan system
yang sedang bekerja walau aliran supply power off, misalnya jika Sumber
Power/ PLN mati, apabila di pasang holding Relay maka proses bisa tetap lanjut
tidak mulai dari awal lagi.
f. Instruksi Compare
g. Instruksi MOV
h. Instruksi Scaling/SCL
Memori PLC
Mulai dari sini kita akan lebih sering menggunakan memori internal PLC.
Memori PLC Omron yaitu
1) IR (Internal Relay)
Bagian memori ini digunakan untuk menyimpan status keluaran dan masukan
PLC. Untuk CPM1A/CPM2A, masing masing bit IR000 berhubungan langsung
dengan terminal masukan, misal IR000.00 (atau 000.00 saja) berhubungan
langsung dengan masukan ke-1 dan IR 000.05 (atau 000.05). Daerah IR terbagi
atas tiga macam area, yaitu area masukan, area keluaran dan area kerja. Untuk
mengakses memori ini cukup dengan angkanya saja, 000 untuk masukan, 010
untuk keluaran dan 200 untuk memori kerjanya
2) SR (Special Relay)
Special relay adalah relai yang mempunyai fungsi-fungsi khusus seperti untuk
pencacah, interupsi dan status flags (misalnya pada intruksi penjumlahan
terdapat kelebihan digit pada hasilnya (carry flag), kontrol bit PLC, informasi
kondisi PLC, dan sistem clock (pulsa 1 detik; 0,2 detik dan sebagainya).
3) Ar (Auxilary Relay)
Terdiri dari flags dan bit untuk tujuan-tujuan khusus. Dapat menunjukkan
kondisi PLC yang disebabkan oleh kegagalan sumber tegangan, kondisi spesial
I/O, kondisi input atau output unit, kondisi CPU PLC, kondisi memori PLC.
4) LR (Link Relay)
Digunakan untuk data link pada PLC link system. Artinya untuk tukar-menukar
informasi antara dua PLC atau lebih dalam suatu sistem kontrol yang saling
berhubungan satu dengan yang lain dan menggunakan banyak PLC. Terdiri dari
16 word, LR00 hingga LR15 atau 256 bit, LR00.00 hingga LR15.15, untuk
CPM1A/CPM2A.
5) HR (Holding Relay)
6) TR (Temporary Relay)
7) DM (Data Memory)
Melakukan pemrograman PLC CPM1A. Hal – hal yang harus di lakukan adalah
sebagai berikut:
Akan muncul perintah instalasi dari port USB kabel CIF02. Ikuti perintahnya
next next dan next sampai akhir perintah finish.
CX-Programmer adalah software untuk membuat program PLC CPM1A dari
Omron. Buka program CX-Programmer, maka akan muncul perintah Online
registration, exit saja
Buka icon new untuk membuat program ladder baru, maka akan muncul box
change PLC. Change PLC bertujuan untuk menyesuaikan program yang kita
buat dengan jenis PLC yang kita gunakan. Karena PLC yang saya gunakan
adalah PLC OMRON CPM1A, maka konfigurasinya adalah sebagai berikut
ubah CPU type nya ke CPU 30 karena saya memakai jenis PLC dengan I/O 30
(sesuaikan denang PLC yang anda gunakan) penyesuaian ini bertujuan agar PC
dapat berkomunikasi dengan PLC, kemudian ok dan ok
6. Setelah itu akan mucul lembar kerja dan selanjutnya buatlah program
yang hendak kita buat
Lembar kerja adalah tempat untuk merancang diagram ladder yang akan
digunakan. Semua instruksi tersedia dan pengguna tinggal memakainya.
Buatlah diagram ladder dengan rung sedikit mungkin karena itu akan
menghemat memori PLC yang dipakai. Sesuaikan urutan kerja sistem dengan
urutan diagram ladder, karena diagram ladder dieksekusi mulai dari rung atas
kemudian berlanjut ke bawah. Berikan keterangan pada setiap rung dan diagram
ladder agar orang lain mudah untuk memahaminya.
7. Setelah selesai membuat program, klik save lalu klik program pilih
Compile (Ctrl+F7) untuk mengetahui kesalahan dari program tersebut sehingga
mucul tampilan seperti ini
10. selanjutnya lakukan RUN dengan klik PLC, operating mode, RUN.
Lampu indicator RUN pada PLC akan menyala. Program siap diekseskusi oleh
PLC
Skema rancangan kabel CIF 02. Data exchange indicator akan menyala ketika
terjadi komunikasi anatara PC dan PLC.
Sebagai mana terlihat pada gambar II.1 (CPM1A-10) maupun II.3 (CPM2A-
20), selain adanya indikator keluaran dan masukan, terlihat juga adanya 4
macam lampu indikator, yaitu PWR, RUN, ERR/ALM dan COMM. Arti
masing-masing lampu indikator tersebut ditunjukkan pada tabel II.1.
maupun RS-232C
Selain 4 lampu indikator, juga bisa ditemukan adanya fasilitas untuk melakukan
hubungan komunikasi dengan komputer, melalui RS-232C atau yang lebih
dikenal dengan port serial