Buku PLC Omron

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 32

SMK NEGERI 6 DUMAI

KOMPETENSI KEAHLIAN
Teknik Instalasi Tenaga Listrik & Teknik Kimia Industri
Jl. Swadaya Kel. Teluk Makmur
Kec. Medang Kampai

MATERI PEMBELAJARAN
PROGRAMMABLE LOGICAL CONTROL

PLC OMRON

OLEH : IMRAN, S.T

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

SMK NEGERI 6 DUMAI

TAHUN 2020
PLC
Dasar-Dasar PLC

Programmable Logic Controller (PLC) adalah sebuah rangkaian elektronik


yang dapat mengerjakan berbagai fungsi-fungsi kontrol pada level-level yang
kompleks. PLC dapat diprogram, dikontrol, dan dioperasikan oleh operator
yang tidak berpengalaman dalam mengoperasikan komputer. PLC umumnya
digambarkan dengan garis dan peralatan pada suatu diagram ladder. Hasil
gambar tersebut pada komputer menggambarkan hubungan yang diperlukan
untuk suatu proses. PLC akan mengoperasikan semua siatem yang mempunyai
output apakah harus ON atau OFF. Dapat juga dioperasikan suatu sistem
dengan output yang bervariasi.

PLC pada awalnya sebagai alat elektronik untuk mengganti panel relay. Pada
saat itu PLC hanya bekerja untuk kondisi ON-OFF untuk pengendalian motor,
solenoid, dan actuator. Alat ini mampu mengambil keputusan yang lebih baik
dibandingkan relay biasa. PLC pertama-tama banyak digunakan pada bagian
otomotif. Sebelum adanya PLC, sudah banyak peralatan kontrol sequence,
ketika relay muncul, panel kontrol dengan relay menjadi kontrol sequence yang
utama. Ketika transistor muncul, solid state relay yang diterapkan seperti untuk
kontrol dengan kecepatan tinggi.

Pada tahun 1978, penemuan chip mikroprosessor menaikkan kemampuan


komputer untuk segala jenis sistem otomatisasi dengan harga yang terjangkau.
Robotika, peralatan otomatis dan komputer dari berbagai tipe, termasuk PLC
berkembang dengan pesat. Program PLC makin mudah untuk dimengerti oleh
banyak orang.

Pada awal tahun 1980 PLC makin banyak digunakan. Beberapa perusahaan
elektronik dan komputer membuat PLC dalam volume yang besar. Meskipun
industri peralatan mesin CNC telah digunakan beberapa waktu yang lalu, PLC
tetap digunakan. PLC juga digunakan untuk sistem otomatisasi building dan
juga security control system.
Sekarang sistem kontrol sudah meluas hingga keseluruh pabrik dan sistem
kontrol total dikombinasikan dengan kontrol feedback, pemrosesan data, dan
sistem monitor terpusat. Saat ini PLC sudah menjadi alat yang cerdas, yang
merupakan kebutuhan utama di industri modern. PLC modern juga sebagai alat
yang dapat mengakuasi data dan menyimpannya.

PLC sebenarnya adalah suatu sistem elektronika digital yang dirancang agar
dapat mengendalikan mesin dengan proses mengimplementasikan fungsi nalar
kendali sekuensial, operasi pewaktuan (timing), pencacahan (counting), dan
aritmatika.
PLC tidak lain adalah komputer digital sehingga mempunyai processor, unit
memori, unit kontrol, dan unit I/O, PLC berbeda dengan komputer dalam
beberapa hal, yaitu :
• PLC dirancang untuk berada di lingkungan industri yang mungkin banyak
debu, panas, guncangan, dan sebagainya.
• PLC harus dapat dioperasikan serta dirawat dengan mudah oleh teknisi pabrik.
• PLC sebagian besar tidak dilengkapi dengan monitor, tetapi dilengkapi dengan
peripheral port yang berfungsi untuk memasukkan program sekaligus
memonitor data atau program.

Sebagian besar PLC dapat melakukan operasi sebagai berikut :


1. Relay Logic
2. Penguncian ( Locking )
3. Pencacahan ( Counting )
4. Penambahan
5. Pengurangan
6. Pewaktuan ( Timing )
7. Kendali PID
8. Operasi BCD
9. Manipulasi Data
10. Pembandingan
11. Pergeseran

Kehandalan PLC (Programmable Logic Controller)

- Flexibility
Pada awalnya, setiap mesin produksi yang dikendalikan secara elektronik
memerlukan masing-masing kendali, misalnya 12 mesin memerlukan 12
kontroler. Sekarang dengan menggunakan satu model dari PLC dapat
mengendalikan salah satu dari 12 mesin tersebut. Tiap mesin dikendalikan
dengan masing-masing program sendiri.

- Perubahan implementasi dan koreksi error


Dengan menggunakan tipe relay yang terhubung pada panel, perubahan
program akan memerlukan waktu untuk menghubungkan kembali panel dan
peralatan. Sedangkan dengan menggunakan PLC untuk melakukan perubahan
program, tidak memerlukan waktu yang lama yaitu dengan cara merubahnya
pada sebuah software. Dan jika kesalahan program terjadi, maka kesalahan
dapat langsung dideteksi keberadaannya dengan memonitor secara langsung.
Perubahannya sangat mudah, hanya mengubah diagram laddernya.

- Harga yang rendah


PLC lebih sederhana dalam bentuk, ukuran dan peralatan lain yang
mendukungnya, sehingga harga dapat dijangkau. Saat ini dapat dibeli PLC
berikut timer, counter, dan input analog dalam satu kemasan CPU. PLC mudah
di dapat dan kini sudah banyak beredar di pasaran dengan bermacam-macam
merk dan tipe.

- Jumlah kontak yang banyak


PLC memiliki jumlah kontak yang banyak untuk tiap koil yang tersedia. Misal
panel yang menghubungkan relay mempunyai 5 kontak dan semua digunakan
sementara pada perubahan desain diperlukan 4 kontak lagi yang berarti
diperlukan penambahan satu buah relay lagi. Ini berarti diperlukan waktu untuk
melakukan instalasinya. Dengan menggunakan PLC, hanya diperlukan
pengetikan untuk membuat 4 buah kontak lagi. Ratusan kontak dapat digunakan
dari satu buah relay, jika memori pada komputer masih memungkinkan.

- Memonitor hasil
Rangkaian program PLC dapat dicoba dahulu, ditest, diteliti dan dimodifikasi
pada kantor atau laboratorium, sehingga efisiensi waktu dapat dicapai. Untuk
menguji program PLC tidak harus diinstalasikan dahulu ke alat yang hendak
dijalankan, tetapi dapat dilihat langsung pada CPU PLC atau dilihat pada
software pendukungnya.

- Observasi visual
Operasi dari rangkaian PLC dapat dilihat selama dioperasikan secara langsung
melalui layar CRT. Jika ada kesalahan operasi maupun kesalahan yang lain
dapat langsung diketahui. Jalur logika akan menyala pada layar sehingga
perbaikan dapat lebih cepat dilakukan melalui observasi visual. Bahkan
beberapa PLC dapat memberikan pesan jika terjadi kesalahan.

- Kecepatan operasi
Kecepatan operasi dari PLC melebihi kecepatan operasi daripada relay pada
saat bekerja yaitu dalam beberapa mikro detik. Sehingga dapat menentukan
kecepatan output dari alat yang digunakan.

- Metode bolean atau ladder


Program PLC dapat dilakukan dengan diagram ladder oleh para teknisi atau
juga menggunakan sistem bolean atau digital bagi para pemrogram PLC yang
lebih mudah dan dapat disimulasikan pada software pendukungnya.

- Reliability
Peralatan solid state umumnya lebih tahan dibandingkan dengan relay atau
timer mekanik. PLC mampu bekerja pada kondisi lingkungan yang berat,
misalnya goncangan, debu, suhu yang tinggi, dan sebagainya.

- Penyederhanaan pemesanan komponen


PLC adalah satu peralatan dengan satu waktu pengiriman. Jika satu PLC tiba,
maka semua relay, counter, dan komponen lainnya juga tiba. Jika mendesain
panel relay sebanyak 10 relay, maka diperlukan 10 penyalur yang berbeda pula
waktu pengirimannya, sehingga jika lupa memesan satu relay akan berakibat
tertundanya pengerjaan suatu panel.

- Dokumentasi
Mencetak rangkaian PLC dapat dilakukan segera secara nyata sebagian atau
keseluruhan rangkaian tanpa perlu melihat pada blueprint yang belum tentu up
to date, dan juga tidak perlu memeriksa jalur kabel dengan rangkaian.

-nKeamanan
Program PLC tidak dapat diubah oleh sembarang orang dan dapat dibuatkan
password. Sedangkan panel relay biasa memungkinkan terjadinya perubahan
yang sulit untuk dideteksi.

- Memudahkan perubahan dengan pemrograman ulang.


PLC dapat dengan cepat diprogram ulang, hal ini memungkinkan untuk
mencampur proses produksi, sementara produksi lainnya sedang berjalan.

Disamping beberapa kehandalan di atas, tidak bisa dipungkiri bahwa PLC juga
mempunyai beberapa kelemahan antara lain :
- Teknologi baru
Sulit untuk mengubah pola pikir beberapa personil yang telah lama
menggunakan konsep relay untuk berubah kekonsep PLC komputer.

- Aplikasi program yang tetap


Beberapa aplikasi dari proses produksi merupakan aplikasi yang tidak akan
berubah selamanya sehingga keunggulan dari pada PLC untuk mengubah
program menjadi tidak berguna.

- Kondisi lingkungan
Lingkungan proses tertentu seperti panas yang tinggi dan getaran ,interferensi
dengan peralatan listrik lain membuat keterbatasan pemakaian PLC.

- Pengoperasian yang aman


Pada penggunaan sistem relay, jika sumber daya padam akan langsung
mematikan seluruh rangkaian dan tidak secara otomatis bekerja kembali PLC
akan langsung menjalankan proses yang di program, namun hal ini tergantung
dari program yang dibuat.

- Operasi pada rangkaian yang tetap


Jika suatu rangkaian operasi tidak pernah diubah, seperti misalnya drum
mekanik , lebih murah jika tetap menggunakan konsep relay dari pada
menggunakan PLC

Konfigurasi Output pada PLC | Wiring PLC


Seperti halnya dengan modul input pada PLC biasanya modul output pada PLC
juga tidak terdapat power suply internal artinya modul output PLC
membuatuhkan tegangan eksternal untuk bekerja.

Ada berbagai macam tipe dari output PLC ini:

1. Tipe Relay, ini yang paling umum sering digunakan, ini merupakan jenis
output yang sangat flexible, karena dapat digunakan untuk output dengan jenis
tegangan AC aatupun output dengan tegangan DC ( sesuai dengan tegangan
eksternal yang kita gunakan), keuntungan lainnya output jenis ini lebih awet /
output jenis ini akan aus setelah bekerja hamper sejuta siklus, satu kelemahan
dari tipe output PLC jenis ini ialah memerlukan waktu untuk proses perubahan
logika nya yaitu 10 ms.

2. Tipe Transistor, output jenis ini biasanya terbatas pada peralatan yang
menggunakan level tegangan DC saja, untuk mengendalikan peralatan dengan
tegangan DC pada jenis output ini maka tidak memerlukan tegangan eksternal,
contoh PLC yang menggunakan output jenis ini yaitu PLC Wago.

3. Tipe Triacs, output jenis ini biasanya terbatas pada peralatan yang
menggunakan level tegangan AC saja, untuk mengendalikan peralatan dengan
tegangan AC pada jenis output ini maka tidak memerlukan tegangan eksternal.
Contoh bentuk wiring pada output PLC

Konfigurasi Output pada PLC | Wiring PLC

Dalam contoh ini, output 07 yang terhubung ke salah satu sisi lampu, dan sisi
lampu lainnya terhubung ke supply positif dan negative supply terhubung ke
COM pada PLC. Ketika output on maka arus dapat mengalir sehingga lampu
akan hidup.. Output 03 untuk relay terhubung dengan cara yang sama seperti
output 07, Ketika output 03 on maka relay akan aktif, arus akan mengalir
melalui kumparan relay untuk menutup kontak danmengalirkan tegangan
120VAC ke motor.Bentuk dari ladder diagramnya seperti gambar dibawahnya.
Konfigurasi Input pada PLC | Wiring PLC

Sebelum melakukan pemrograman PLC, baik itu pada PLC OMRON dengan
Syswin atau PLC Wago dengan CodeSys, ada satu hal penting yang harus
dikuasai yaitu wiring PLC dalam hal ini konfigurasi Input pada PLC. Dalam
PLC yang berukuran kecil biasanya input sudah terinclude dalam modul PLC,
artinya dalam PLC tersebut sudah terdapat CPU, power supply, I/O, dll dan
biasanya PLC seperti ini jumlah I/O nya tidak dapat ditambah lagi. Untuk

PLC yang berukuran lebih besar biasanya I?O nya terpisah, artinya CPU nya
terpisah, modul I/O nya terpisah serta power supply nya jua terpisah,
keuntungan PLC seperti ini kita dapat menambah jumlah I/O sesuai dengan
kebutuhan.

Dalam pembahasan kali ini, wiring PLC yang akan dibahas lebih khusus pada
tipe yan kedua. Daftar di bawah ini menunjukkan range tegangan untuk input
yang paling umum dipakai:

-12-24 VDC

-100-120 Vac

-10-60 VDC

-12-24 Vac / dc

-5 VDC (TTL)

-200-240 Vac

-48 VDC

-24 Vac

Modul I/O umumnya tidak memiliki power supply internal artinya kita
membuatuhkan power supply eksternal untuk mengaktifkan I/O tersebut.

Tegangan untuk input dan sensor. Contoh pada gambar dibawah ini
menunjukkan bagaimana untuk menghubungkan masukan AC input
Konfigurasi Input pada PLC | Wiring PLC

Pada contoh pada gambar diatas ada dua masukan, satu adalah tombol push
button NO, dan yang kedua adalah temperatur switch, atau relay termal. Kedua
switch ini terhubung dengan tegangan phasa (kalau pada tegangan DC pada
terminal positifnya) dan netral (kalau pada tegangan DC berarti terminal
negatifnya) dihubungkan ke COM pada PLC.

Ini berarti ketika switch terbuka tidak ada tegangan yang diteruskan ke kartu
input. Jika salah satu

switch ditutup maka pada switch yang tertutup itu akan diteuskan tegangan ke
input dan akan terjadi perubahan logika pada input. Gambar dibawahnya adalah
bentuk ladder diagram

Catatan: ketika menggunakan dua buah power supply maka maka terminal
netral (jika power supply AC) atau terminal negative (jika menggunakan power
supply DC) harus dihubungkan antara keduanya lalu dihubungkan ke COM
(common) pada PLC.
.Keunggulan PLC dibanding Sistem Konvensional
Salah satu keunggulan PLC dibanding sistem konvensional kontrol panel adalah
sebagai berikut :
• Pada Progammable Logic Controller :
1. Pengawatan lebih sedikit.
2. Perawatan relatif mudah .
3. Pelacakan sistem lebih sedarhana.
4. Konsumsi daya relatif rendah.
5. Dokumentasi gambar lebih sederhana dan lebih mudah dimengerti.
6. Modifikasi sistem lebih sederhana dan cepat.

• Pada Sistem Konvensional Kontrol Panel:


1. Pengawatan lebih kompleks.
2. Perawatan membutuhkan waktu yang lama.
3. Pelacakan kesalahan membutuhkan waktu yang lama.
4. Konsumsi daya yang relatif tinggi.
5. Dokumentasi gambar lebih banyak.
6. Modifikasi sistem membutuhkan waktu yang lama.

Hal-hal yang dapat dikerjakan oleh PLC


Sebagai kontrol urutan mempunyai fungsi:
1. Pengganti relay kontrol logika konvensional.
2. Pewaktu/pencacah (Timer / counter).
3. Pengganti pengontrol PCB card.
4. Mesin kontrol ( auto / semi auto/manual ).

Sebagai kontrol yang canggih mempunyai fungsi:


1. Operasi aritmatika.
2. Penanganan informasi.
3. Kontrol analog ( suhu, tekanan, dan lain-lain ).
4. PID ( Proporsional-Integral-Diferensial).
5. Kontrol motor servo.
6. Kontrol motor stepper.

Sebagai kontrol pengawasan mempunyai fungsi:


1. Proses monitor dan alarm.
2. Monitor dan diagnosa kesalahan.
3. Antarmuka dengan komputer (RS- 23C/ RS-422).
4. Antarmuka printer / ASCII.
5. Jaringan kerja otomatisasi pabrik.
6. Local Area Network.
7. Wibe Area Network.
8. FMS (Flexible Manufacturing System), CIM ( Computer Integrated
Manufacturing ), FA ( factory automation ).

Konfigurasi Programmable Logic Controller

PLC mempunyai konfigurasi yang terdiri dari 6 bagian utama yaitu:


- Unit Power Supply
Unit ini berfungsi untuk memberikan tegangan pada blok CPU PLC, biasanya
berupa switching power supply.

- CPU (Central Processing Unit) PLC


Unit merupakan otak dari PLC, disinilah program akan diolah sehingga sistem
kontrol yang telah kita desain bekerja seperti yang kita inginkan. CPU PLC
sangat bervariasi macamnya tergantung pada masing-masing merk dan tipe
PLC-nya.

- Memori unit
RAM : Random Acces Memory
EPROM : Eraseable Progammable Read Only Memory
EEPROM : Electrical Eraseable Programmable Read Only Memory.

- Input unit ( sebagai contoh PLC Omron )


Input digital: Input Point Digital
o DC 24 V input
o DC 5 V input / TTL (Transistor Transistor Logic)
o AC/DC 24 V input
o AC 110 V input
o AC 220 V input

Input analog : Input Point Linear


• 0 – 10 V DC
• -10 V DC – 10 V DC
• 4 – 20 mA DC
- Output unit
Output digital : Output Point Digital 1.
o Relay Output
o AC 110 V output
o AC 220 V output
o DC 24 V output,tipe PNP dan tipe NPN.

Output analog : Output Point Linier


• 0 – 1 V DC
• -10 V DC – 10 V DC
• 4 – 20 mA DC

- Peripheral
Yang termasuk dalam peripheral adalah :
1. SSS (Sysmac Support Software)
2. PROM writer
3. GPC (Graphic Programming Console)
4. FIT (Factory Intelegent Terminal)

Perangkat Keras Programmable Logic Controller


Programmable Logic Controller dapat berarti sebagai alat pengendali logika
yang dapat diprogram. PLC ini merupakan perangkat kontrol yang menerima
data input dari luar yang ditransfer dalam bentuk keputusan yang bersifat logika
dan disimpan dalam memori. PLC mempunyai perangkat keras yang berupa
CPU (Central Processing Unit), modul input dan output, memori serta piranti
program.
Ketika PLC bekerja , saat itu juga PLC mengakses data input dan output,
menjalankan program instruksi, serta menjalankan peralatan eksternal.

Central Processing Unit


Central Processing Unit (CPU) merupakan pusat pengolah dan pengontrol data
dari seluruh sistem kerja PLC. Proses yang dilakukan oleh CPU ini antara lain
adalah mengontrol semua operasi, mengolah program yang ada dalam memori,
serta mengatur komunikasi antara input-output, memori dan CPU melalui
sistem BUS. CPU juga berfungsi menjalankan dan mengolah fungsi-fungsi yang
diinginkan berdasarkan program yang telah ditentukan.
Memori
Agar PLC dapat bekerja sesuai harapan maka dibutuhkan suatu program untuk
menjalankannya. Program tersebut harus disimpan dengan cara tertentu agar
PLC dapat mengakses perintah-perintah sesuai yang diinstruksikan. Disamping
itu juga diperlukan untuk menyimpan data sementara selama pelaksanaan
program.

Model Input Output


Model input output merupakan piranti yang menghubungkan antara PLC
dengan peralatan yang dikendalikannya. Sebagai contoh pada PLC OMRON
rata-rata mempunyai 16 built-in input yang terpasang pada unit 0 CH ( zero
channel ). Namun demikian jumlah ini dapat ditambah dengan memasang unit
ekspansi I/O. Model input atau output tambahan ini dapat dipasang secara bebas
sesuai dengan kebutuhan.

Programming Console
Perangkat ini merupakan panel pemrograman yang didalamnya terdapat RAM
(Random Access Memory) yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan semi
permanen pada sebuah program yang sedang dibuat atau dimodifikasi. Program
yang dituliskan ke dalam console harus dalam bentuk mnemonic. Perangkat ini
dapat dihubungkan langsung ke CPU dengan menggunakan kabel ekstention
yang dapat dipasang dan dilepas setiap saat. Apabila proses eksekusi program
telah melewati satu putaran maka panel (Programming Console) ini dapat
dicabut dan dipindahkan ke CPU lain, sedangkan CPU yang pertama tadi masih
tetap bisa untuk menjalankan programnya, tetapi harus pada posisi RUN atau
MONITOR

Pengertian PLC

Programmable Logic Controllers (PLC) adalah komputer elektronik yang


mudah digunakan (user friendly) yang memiliki fungsi kendali untuk berbagai
tipe dan tingkat kesulitan yang beraneka ragam

Definisi Programmable Logic Controller menurut Capiel (1982) adalah : sistem


elektronik yang beroperasi secara dijital dan didisain untuk pemakaian di
lingkungan industri, dimana sistem ini menggunakan memori yang dapat
diprogram untuk penyimpanan secara internal instruksi-instruksi yang
mengimplementasikan fungsi-fungsi spesifik seperti logika, urutan, perwaktuan,
pencacahan dan operasi aritmatik untuk mengontrol mesin atau proses melalui
modul-modul I/O digital maupun analog.

Berdasarkan namanya konsep PLC adalah sebagai berikut :

1. Programmable, menunjukkan kemampuan dalam hal memori untuk


menyimpan program yang telah dibuat yang dengan mudah diubah-ubah fungsi
atau kegunaannya.

2. Logic, menunjukkan kemampuan dalam memproses input secara aritmatik


dan logic (ALU), yakni melakukan operasi membandingkan, menjumlahkan,
mengalikan, membagi, mengurangi, negasi, AND, OR, dan lain sebagainya.

3. Controller, menunjukkan kemampuan dalam mengontrol dan mengatur


proses sehingga menghasilkan output yang diinginkan.

PLC ini dirancang untuk menggantikan suatu rangkaian relay sequensial dalam
suatu sistem kontrol. Selain dapat diprogram, alat ini juga dapat dikendalikan,
dan dioperasikan oleh orang yang tidak memiliki pengetahuan di bidang
pengoperasian komputer secara khusus. PLC ini memiliki bahasa pemrograman
yang mudah dipahami dan dapat dioperasikan bila program yang telah dibuat
dengan menggunakan software yang sesuai dengan jenis PLC yang digunakan
sudah dimasukkan.

Fungsi dan kegunaan PLC sangat luas. Dalam prakteknya PLC dapat dibagi
secara umum dan secara khusus.

Secara umum fungsi PLC adalah sebagai berikut:

1. Sekuensial Control. PLC memproses input sinyal biner menjadi output yang
digunakan untuk keperluan pemrosesan teknik secara berurutan (sekuensial),
disini PLC menjaga agar semua step atau langkah dalam proses sekuensial
berlangsung dalam urutan yang tepat.

2. Monitoring Plant. PLC secara terus menerus memonitor status suatu sistem
(misalnya temperatur, tekanan, tingkat ketinggian) dan mengambil tindakan
yang diperlukan sehubungan dengan proses yang dikontrol (misalnya nilai
sudah melebihi batas) atau menampilkan pesan tersebut pada operator.
3. Shutdown System

Prinsip kerja sebuah PLC adalah menerima sinyal masukan proses yang
dikendalikan lalu melakukan serangkaian instruksi logika terhadap sinyal
masukan tersebut sesuai dengan program yang tersimpan dalam memori lalu
menghasilkan sinyal keluaran untuk mengendalikan aktuator atau peralatan
lainnya.

Peralatan yang Berhubungan dengan PLC

Peralatan Analog

Contoh dari peralatan analog baik input maupun output adalah sebagai berikut :

INPUT

Flow transmitters

Pressure transmitters

Temperature transmitters

Position transmitters

Level transmitters

OUTPUT

1. Allen Bradley

Jenis Type PLC Gambar

Logix-5 Family PLC-5

Logix-500 Family SLC-500

Micrologix

Logix-5000 ControlLogix
Family

CompactLogix

FlexLogix
2. Siemens

Jenis Type PLC Gambar

Micro PLC S7-200

S7-1200

Modular PLC S5-115U

S7-300

S7-400

3. Omron

Jenis Type PLC Gambar

Micro PLC CPM1A

CP1E

CP1L

Basic PLC CJ1M

CQM1H

Modular CJ1H/CJ1G

CS1H/CS1G

4. Schneider

Jenis Type PLC Gambar

Micro PLC Modicon M340

Machine Control
Modicon Premium
PLC

Process Control
Modicon Quantum
PLC
Programmable
Twido
Controller

Smart Relay Zelio

5. Mitsubishi

Jenis Type PLC Gambar

Compact PLC MELSEC FX3UC

MELSEC FX3G

MELSEC FX1N

MELSEC FX1S

Modular PLC Q-Series Q00UJCPU

Process Control Q12PHCPU

Electric motor drives

Analog meters

Chart data recorders

Process controllers

Variable speed drives

Peralatan Digital

Contoh dari peralatan digital baik input maupun output adalah sebagai berikut :

INPUT

Selector Switch

Temperature Switch

Flow Switch

Level Switch
Pushbutton

Motor starter contacts

Limit Switch

Pressure Switch

Relay Contact

OUTPUT

Annunciator

Alarm light

Electric fan

Indicating light

Electric valve

Alarm horn

Selenoid valve

Motor starters

Merek dan Type PLC

Saat ini banyak merek serta type PLC yang dipakai di industri. Masing masing
PLC memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri. Tinggal pilih saja
bedasarkan kebutuhan serta tebal kantong anda. Berikut beberapa merek serta
type PLC yang banyak dipakai di industri :

Selain merek dan tipe PLC yang telah disebutkan diatas, masih banyak lahi
merek dan tipe PLC lainnya seperti GE Fanuc, NAIS, dsb.

Bahasa Pemrograman PLC

Berdasarkan Standart Internasional IEC-61131-3, bahasa pemrograman PLC


ada 5 macam yaitu :

Ladder Diagram (LD)

Function Block Diagram (FBD)


Sequential Function Chart (SFC)

Structure Text (ST)

Instruction List (IL)

Tidak semua PLC support kelima bahasa pemrograman diatas. Ada yang hanya
support LD saja, ada juga yang support LD, FBD,SFC,ST tergantung dari PLC
yang kita pakai.

Berikut bahasa pemrograman yang digunakan oleh beberapa merek PLC :

Allen bradley PLC-5 & SLC-500 : Ladder Diagram (LD)

Allen bradley Logix 5000 family : Ladder Diagram (LD), Function Block
Diagram (FBD), Sequential Function Chart (SFC), Structure Text (ST)

Omron CX-Programmer V8.1 : Ladder Diagram (LD), Function Block Diagram


(FBD), Sequential Function Chart (SFC)

Schneider : Ladder Diagram (LD), Function Block Diagram (FBD), Sequential


Function Chart (SFC)

Siemens : Ladder Diagram (LD), Function Block Diagram (FBD), Sequential


Function Chart (SFC), Instruction List (IL)

INSTRUKSI INSTRUKSI DASAR PLC

Didalam pemrograman PLC terdapat beberapa instruksi – instruksi dasar


yang sering digunakan. berikut beberapa contoh dari instruksi - instruksi dasar
yang menggunakan software CX - Programmer.

a. Instruksi Counter

Instruksi Counter digunakan untuk menghitung input yang masuk ke dalam


counter tersebut.
Gambar 7.1 contoh program instruksi Counter

Cara kerja instruksi counter adalah, Ketika counter (CNT 0000) Mendapat input
sebanyak dari set value maka akan mengaktifkan contact C0000 sehingga
output (1.00) akan aktif. Sedangkan untuk mereset counter bisa menggunakan
input 0.01.

b. Instuksi Timer

Pada sebagian besar aplikasi kontrol terdapat peralatan untuk beberapa aspek
kontrol pewaktuan ( timing ). PLC mempunyai fasilitas pewaktuan untuk
program yang dapat digunakan. Metode umum dari pemrograman sebuah
rangkaian timer adalah untuk menentukan interval yang dihitung dari suatu
kondisi atau keadaan

Cara kerja dari instruksi Timer adalah, ketika Timer (TIM 0000) mendapatkan
input selama set value akan mengaktifkan contact-contactnya (T0000). Lebih
jelasnya bisa dilihat pada gambar 7.2.

Catatan: dalam satu program alamat nomer Counter dan Timer tidak boleh
sama. Misal, jika alamat nomer counter 0000 maka alamat Timer tidak boleh
menggunakan alamat 0000. Set value timer adalah set x 10. Sehingga misal set
value yang diinginkan 10 detik maka penulisan set valuenya adalah 10 detik x
10 = #100
Gambar 7.2 contoh program instruksi Timer

c. Instruksi IL dan ILC

IL adalah singkatan dari Inter Lock sedangkan ILC adalah singkatan dari
Interlock Clear berfungsi untuk mengunci program.Biasanya IL dan ILC
digunakan untuk tombol Emergency.

Gambar 7.3 contoh program instruksi IL dan ILC


Cara kerja dari instruksi IL dan ILC adalah, apabila tombol emergency (input
0.02) ditekan maka semua diantara instruksi IL dan ILC tidak akan aktif.

d. Instruksi DIFU/DIFD

Aplikasi kontrol ini berfungsi untuk mengaktifkan output selama satu scan.

Gambar 7.4 Time chart DIFU / DIFD

Untuk mengaktifkan output selama satu scan selain menggunakan instruksi


DIFU / DIFD juga bisa menggunakan contact dengan differentiation up/down.
Untuk membuat instruksi contact dengan differentiation up/down yaitu, klik
New Contact – Detail>> – Differentiation up / down. Seperti gambar 7.5.

Gambar 7.5 cara membuat instruksi contact dengan differentiation up


e. Instruksi Holding Relay

Holding Relay adalah relay internal yang bisa di pakai untuk menahan system
yang sedang bekerja walau aliran supply power off, misalnya jika Sumber
Power/ PLN mati, apabila di pasang holding Relay maka proses bisa tetap lanjut
tidak mulai dari awal lagi.

Gambar 7.6 contoh program instruksi Holding Relay

f. Instruksi Compare

Instuksi ini digunakan untuk membandingkan dua buah data .

Gambar 7.7 contoh program instruksi Compare


Cara kerja instruksi Compare adalah apabila data D100 < D200 maka output
(1.02) akan aktif, jika D100 = D200 maka output (1.03) akan aktif, dan apabila
D100 > D200 maka output (1.03) yang akan aktif.

g. Instruksi MOV

Instruksi ini digunakan untuk memindahkan data

h. Instruksi Scaling/SCL

Instruksi ini digunakan untuk mengkonversi secara linier 4 digit data


hexadecimal menjadi 4 digit BCD.

Memori PLC

Mulai dari sini kita akan lebih sering menggunakan memori internal PLC.
Memori PLC Omron yaitu

1) IR (Internal Relay)

Bagian memori ini digunakan untuk menyimpan status keluaran dan masukan
PLC. Untuk CPM1A/CPM2A, masing masing bit IR000 berhubungan langsung
dengan terminal masukan, misal IR000.00 (atau 000.00 saja) berhubungan
langsung dengan masukan ke-1 dan IR 000.05 (atau 000.05). Daerah IR terbagi
atas tiga macam area, yaitu area masukan, area keluaran dan area kerja. Untuk
mengakses memori ini cukup dengan angkanya saja, 000 untuk masukan, 010
untuk keluaran dan 200 untuk memori kerjanya

2) SR (Special Relay)

Special relay adalah relai yang mempunyai fungsi-fungsi khusus seperti untuk
pencacah, interupsi dan status flags (misalnya pada intruksi penjumlahan
terdapat kelebihan digit pada hasilnya (carry flag), kontrol bit PLC, informasi
kondisi PLC, dan sistem clock (pulsa 1 detik; 0,2 detik dan sebagainya).

3) Ar (Auxilary Relay)

Terdiri dari flags dan bit untuk tujuan-tujuan khusus. Dapat menunjukkan
kondisi PLC yang disebabkan oleh kegagalan sumber tegangan, kondisi spesial
I/O, kondisi input atau output unit, kondisi CPU PLC, kondisi memori PLC.
4) LR (Link Relay)

Digunakan untuk data link pada PLC link system. Artinya untuk tukar-menukar
informasi antara dua PLC atau lebih dalam suatu sistem kontrol yang saling
berhubungan satu dengan yang lain dan menggunakan banyak PLC. Terdiri dari
16 word, LR00 hingga LR15 atau 256 bit, LR00.00 hingga LR15.15, untuk
CPM1A/CPM2A.

5) HR (Holding Relay)

Holding Relay digunakan untuk mempertahankan kondisi kerja rangkaian PLC


yang sedang dioperasikan apabila terjadi gangguan pada sumber tegangan dan
akan menyimpan kondisi kerja PLC walaupun sudah dimatikan. Untuk
CPM1A/CPM2A daerah ini terdiri dari 20 word, HR00 hingga HR19 atau 320
bit. HR000.00 hingga HR19.15. Bit-bit HR ini dapat digunakan bebas didalam
program sebagaimana bit-bit kerja (works bit).

6) TR (Temporary Relay)

Berfungsi untuk penyimpanan sementara kondisi logika program pada ladder


diagram yang mempunyai titik percabangan khusus terdapat 8 bit, TR00 hingga
TR07, baik untuk CPM1A/CPM2A

7) DM (Data Memory)

Berfungsi untuk penyimpanan data-data program karena isi DM tidak akan


hilang (reset) walaupun sumber tegangan PLC mati.

Yang akan sering kita gunakan yaitu DM (Data Memory)

Melakukan pemrograman PLC OMRON CPM1A

Melakukan pemrograman PLC CPM1A. Hal – hal yang harus di lakukan adalah
sebagai berikut:

Hidupkan PLC OMRON CPM1A dengan menyambungnya ke sumber catu


daya, lampu indicator PWR pada PLC akan menyala.

Hubungkan PLC OMRON CPM1A dengan PC, dengan menggunakan kabel


CIF 02 port USB.

Akan muncul perintah instalasi dari port USB kabel CIF02. Ikuti perintahnya
next next dan next sampai akhir perintah finish.
CX-Programmer adalah software untuk membuat program PLC CPM1A dari
Omron. Buka program CX-Programmer, maka akan muncul perintah Online
registration, exit saja

Buka icon new untuk membuat program ladder baru, maka akan muncul box
change PLC. Change PLC bertujuan untuk menyesuaikan program yang kita
buat dengan jenis PLC yang kita gunakan. Karena PLC yang saya gunakan
adalah PLC OMRON CPM1A, maka konfigurasinya adalah sebagai berikut

ganti device typenya menjadi CPM1(CPM1A) (sesuaikan dengan PLC yang


anda gunakan ) klik setting akan muncul box lagi

ubah CPU type nya ke CPU 30 karena saya memakai jenis PLC dengan I/O 30
(sesuaikan denang PLC yang anda gunakan) penyesuaian ini bertujuan agar PC
dapat berkomunikasi dengan PLC, kemudian ok dan ok
6. Setelah itu akan mucul lembar kerja dan selanjutnya buatlah program
yang hendak kita buat

Lembar kerja adalah tempat untuk merancang diagram ladder yang akan
digunakan. Semua instruksi tersedia dan pengguna tinggal memakainya.
Buatlah diagram ladder dengan rung sedikit mungkin karena itu akan
menghemat memori PLC yang dipakai. Sesuaikan urutan kerja sistem dengan
urutan diagram ladder, karena diagram ladder dieksekusi mulai dari rung atas
kemudian berlanjut ke bawah. Berikan keterangan pada setiap rung dan diagram
ladder agar orang lain mudah untuk memahaminya.

7. Setelah selesai membuat program, klik save lalu klik program pilih
Compile (Ctrl+F7) untuk mengetahui kesalahan dari program tersebut sehingga
mucul tampilan seperti ini

8. Lakukan work online setelah tidak terjadi kesalahan dalam program.


Selanjutnya adalah menghubungkan komputer ke PLC dengan cara klik PLC
pada taskbar, work online klik Ok, lalu klik finish. Work online bertujuan agar
saat program berjalan kita masih bisa melakukan monitoring alur kerja program
pada diagram ladder. Pada PLC lampu indicator COMM akan menyala yang
menandakan bahwa PLC telah terhung ke PC.
9. Lakukan download program dari CX-programmer ke PLC OMRON
CPM1A seperti pada gambar

10. selanjutnya lakukan RUN dengan klik PLC, operating mode, RUN.
Lampu indicator RUN pada PLC akan menyala. Program siap diekseskusi oleh
PLC

Kabel PLC Omron CIF 02

Dalam bidang kelistrikan, kabel CIF 02 adalah peralatan standar


yang digunakan sebagai komunikasi serial biner tunggal berupa data dan kontrol
sinyal yang menghubungkan antara DTE (Data Terminal Equipment) dan DCE
(Data Circuit-terminating Equipment). Hal ini umumnya digunakan dalam
komputer komunikasi serial. Pada Kabel CIF 02, program yang telah dibuat
dapat diunduh ke PLC, begitu juga sebaliknya data
program yang tersimpan pada PLC dapat diunggah ke PC. Kedua transmisi
sinkron dan asinkron yang didukung oleh sebuah peralatan standar. Selain
sirkuit data, peralatan standarlah yang mendefinisikan beberapa sirkuit kontrol
yang digunakan untuk mengelola hubungan antara DTE dan DCE. Setiap data
atau rangkaian kontrol hanya beroperasi disatu arah, yaitu sinyal dari DTE ke
DCE yang melekat atau sebaliknya. Pengiriman data dan penerimaan data
merupakan rangkaian terpisah, antarmuka dapat beroperasi dalam model full
duplex, didukung data yang mengalir bersamaan dalam dua arah. Standar ini
tidak mendefinisikan framing karakter dalam data stream, atau pengkodean
karakter. Kabel CIF 02 mempunyai ujung port USB.
Di pasaran, kabel ini di hargai 700 ribu. Memang mahal hanya untuk sebuah
kabel. Saya membeli PLC Omron CPM1A I/O 30 dan kabel CIF 02 dengan
total 2.5 jt hanya untuk mengerjakan skripsi. MAHALLLLLLLLLL

Skema rancangan kabel CIF 02. Data exchange indicator akan menyala ketika
terjadi komunikasi anatara PC dan PLC.

Mengenal PLC OMRON CPM1A

Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to Facebook

Tiap-tiap PLC pada dasarnya merupakan sebuah mikrokontroler (CPU-nya PLC


bisa berupa mikrokontroler maupun mikroprosesor) yang dilengkapi dengan
periferal yang dapat berupa masukan digital, keluaran digital atau relay.
Perangkat lunak programnya sama sekali berbeda dengan bahasa komputer
seperti pascal, Basic, C dan lain-lain, programnya menggunakan apa yang
dinamakan sebagai diagram tangga atau ladder diagram.

CPM1A dan CPM2A merupakan PLC produk Omron, perbedaan mendasar


antara CPM1A dan CPM2A adalah fungsi dan jumlah terminal masukan dan
keluarannya, CPM1A 10 memiliki 6 masukan (I0 – I5) dan 4 keluaran (O0 –
O3) total jalur keluaran/masukan, sedangkan CPM2A memiliki 20 jumlah
keluaran dan masukan yang jauh lebih banyak, yaitu 12 masukan dan 8 keluaran
(total 20 jalur keluaran/masukan). Pada gambar II.1 dan II.2 ditunjukkan
gambar Omron CPM1A 10 keluaran/masukan (10 I/O), sedangkan pada gambar
II.3 ditunjukkan gambar Omron CPM2A 20 keluaran/masukan.

Sebagai mana terlihat pada gambar II.1 (CPM1A-10) maupun II.3 (CPM2A-
20), selain adanya indikator keluaran dan masukan, terlihat juga adanya 4
macam lampu indikator, yaitu PWR, RUN, ERR/ALM dan COMM. Arti
masing-masing lampu indikator tersebut ditunjukkan pada tabel II.1.

Indikator Status Keterangan

PWR ON Catu daya disalurkan ke PLC

(Hijau) OFF Catu daya tidak disalurkan ke PLC

RUN ON PLC dalam kondisi mode kerja RUN atau monitor

PLC dalam kondisi mode PROGRAM atau


(Hijau) OFF munculnya

kesalahan yang fatal

Data sedang dikirim melalui port periferal atau RS-


COMM Kedip
232C

Tidak ada proses pengiriman data melalui port


(kuning) OFF periferal

maupun RS-232C

ERR/ALM ON Muncul suatu kesalahan fatal (operasi PLC berhenti)

Muncul suatu kesalahan tak-fatal (operasi PLC


Kedip
(merah) berlanjut)

OFF Operasi berjalan dengan normal


Gambar . Omron CPM1A

Selain 4 lampu indikator, juga bisa ditemukan adanya fasilitas untuk melakukan
hubungan komunikasi dengan komputer, melalui RS-232C atau yang lebih
dikenal dengan port serial

Anda mungkin juga menyukai