Dampak Negatif Makanan Tidak Sehat
Dampak Negatif Makanan Tidak Sehat
Dampak Negatif Makanan Tidak Sehat
Abstract. At this time there are still many people who do not care about what they eat, both adults and
children. Society especially children tend to buy food without regard to cleanliness. So often they
become victims of unhealthy snacks. This happens because of the lack of knowledge about how to
recognize safe snacks. Providing early education about healthy snacks for children, especially how to
choose the right snacks can prevent adverse effects and health problems that will arise due to consuming
unhealthy snacks. Illnesses that occur as a result of unhealthy snacking behavior can lead to health
problems such as cancer, poisoning, food borne disease as well as growth and development disorders
in school-age children. The purpose of this activity is to increase school-age children's health
knowledge through health education about healthy snacks. This activity was carried out for school-age
children at SD Muhammadiyah 4 Terpadu Samarinda. As a result of these health promotion and
education activities, all school children are able to differentiate between healthy and unhealthy snacks.
School children were also able to answer questions about the importance of consuming healthy snacks
and the impact of consuming unhealthy snacks.
Abstrak. Pada saat ini masih banyak masyarakat yang tidak peduli terhadap apa yang mereka makan,
baik dewasa maupun anak-anak. Masyarakat khususnya anak-anak cenderung membeli makanan tanpa
memperhatikan kebersihannya. Sehingga sering terjadi mereka menjadi korban dari jajanan yang tidak
sehat. Hal ini terjadi karena minimnya pengetahuan tentang bagaimana mengenali jajanan yang aman.
Memberikan edukasi sejak dini mengenai jajanan sehat pada anak, terutama cara memilih jajanan yang
benar dapat mencegah terjadinya dampak buruk dan masalah kesehatan yang akan muncul akibat
mengkonsumsi jajanan yang tidak sehat. Penyakit yang terjadi akibat perilaku jajan yang tidak sehat
dapat mengakibatkan gangguan-gangguan kesehatan seperti kanker, keracunan, food borne desease
serta terjadi gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada kesehatan di usia anak sekolah. Tujuan
dari kegiatan ini adalah meningkatkan pengetahuan kesehatan anak – anak usia sekolah melalui edukasi
kesehatan tentang jajanan sehat. Kegiatan ini dilakukan pada anak – anak usia sekolah di SD
Muhammadiyah 4 Terpadu Samarinda. Hasil dari kegiatan promosi dan pendidikan kesehatan ini,
seluruh anak sekolah mampu membedakan jajanan sehat dan tidak sehat. Anak-anak sekolah juga
mampu menjawab pertanyaan yang diberikan mengenai pentingnya mengkonsumsi jajanan sehat dan
dampak dari mengkonsumsi jajanan tidak sehat.
1
JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT NUSANTARA
2023 VOLUME 2 NOMOR 1 JUNI 2023
akibat perilaku jajan yang tidak sehat dapat mengakibatkan gangguan-gangguan kesehatan seperti
kanker, keracunan, food borne desease serta terjadi gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada
kesehatan di usia anak sekolah. Hasil observasi dan wawancara yang dilakukan oleh Nofriadi, dkk
(2020) didapatkan bahwa masih banyak siswa berprilaku jajan sehat masih rendah dan terdapat
banyak anak yang jajan tidak sehat. (Nofriadi et al., 2020). Sekarang ini kondisi yang terjadi pada
kelompok anak-anak mengalami berbagai permasalahan yang terpaut dengan gizi, baik masalah
kekurangan gizi maupun kelebihan gizi. Informasi yang diperoleh dari Riset Kesehatan Dasar
(RISKESDAS) tahun 2010 di dapatkan prevalensi tingkatan status gizi anak usia 6-12 tahun dengan
kategori kurus 4.6%, kurus 7.6%, normal 78.6%, dan gemuk 9.2%. kemudian tingkatan status gizi
anak dengan kategori stunting (sangat pendek 15.1%, pendek 20%, dan normal 64.5%. Informasi
hasil monitoring PJAS Nasional tahun 2008 menunjukkan bahwa 98.8% anak jajan disekolah dan
hanya 1 % yang tidak prnah jajan di sekolah. (BPOM, 2013).
Makanan jajanan memegang peranan yang cukup penting dalam memberikan asupan energi
dan zat gizi lain bagi anak-anak usia sekolah. Jajanan anak sekolah yang kurang terjamin
kesehatannya dapt berpotensi menyebabkan keracunan, gangguan pencernaan dan jika berlangsung
lama akan menyebabkan status gizi yang buruk dan menyebabkan prestasi anak sekolah menurun
(Nurbiyati & Wibowo, 2014). Jenis Jajanan yang berada di lingkungan sekolah seperti minuman,
makanan, dan cemilan biasanya dikonsumsi pada jam istirahat atau pada saat pulang sekolah.
Keamanan pada jajanan ini masih rendah dan juga terkadang menjadi masalah, sehingga diperlukan
perhatian dari pihak sekolah dan orang tua untuk menjamin keamanan jajanan. Menurut Kepala
BPOM tahun 2016, bahwa jajanan sekolah yang ada dilingkungan sekolah pada saai ini semakin
beranekaragam dari mulai jajanan tradisional sampai jajanan modern yang pada akhirnya menarik
para siswa untuk mengkonsumsi jajanan tersebut dan juga memiliki efek negatif bagi kesehatan anak
sekolah. Hasil penelitian juga didapatkan bahwa terdapat 35% kasus dengan gangguan pencernaan
dan keracunan disekolah yang disebabkan makanan yang di jajakan disekolah tidak memenuhi
standar kebersihan dan kesehatan. (Nurleny et al., 2020). Pada jajanan yang tidak sehat banyak
mengandung zat-zat berbahaya, dimana zat-zat berbahaya ini merupakan tambahan makanan yang
tidak dapat diterima oleh tubuh dan akan menimbulkan gangguan kesehatan. Zat-zat yang berbahaya
berupa zat fisik seperti tanah, karet, plastik, dan rambut. Zat kimia seperti pengawet, pemanis, dan
pewarna dan zat biologis seperti adanya kontaminasi oleh bakteri atau binatang. Berdasarkan data
pangan jajanan anak sekolah yang dilakukan oleh BPOM di seluruh Indonesia di tahun 2009
memperlihatkan bahwa 45% jajanan anak sekolah tidak memenuhi syarat karena terdapat bahan
kimia berbahaya seperti formalin, boraks, rhodamine dan mengandung Bahan Tambahan Pangan
(BTP) seperti siklamat dan benzoate yang melebihi batas aman, serta terdapat kontaminasi biologi.
Pada tahun 2006-2010 hasil temuan BPOM mendapatkan 48% jajanan di sekolah tidak memenuhi
syarat keamanan pangan karena mengandung bahan kimia yang berbahaya dan mengandung BTP
melebihi batas aman dan juga adanya cemaran mikrobiologi. Selain itu, berdasarkan penelitian
2
JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT NUSANTARA
2023 VOLUME 2 NOMOR 1 JUNI 2023
paganan jajanan anak sekolah yang dilaksanakan di 6 kota (Jakarta, Serang, Bandung, Semarang,
Yogyakarta, dan Surabaya) ditemukan 72% positif mengandung zat berbahaya. Sebanyak 45%
jajanan anak sekolah terkontaminasi Escherichia coli pada makanan dan minuman yang ada di
sekolah, sebayak 47,8% kebersihan pedagang tidak baik, sebanyak 62,5% memiliki sanitasi buruk
dari segi peralatan. Hasil penelitian yang dilakukan di Sekolah Dasar Semarang menunjukkan 72,7%
makanan jajanan berisiko tinggi mengandung bahaya, dan terdapat 35,9% siswa pernah sakit setelah
mengonsumsi jajanan dan 42,3% siswa jarang mencuci tangan sebelum makan. Hasil uji pada
Januari-Agustus 2014 di 23.500 sekolah dasar dan ibtidaiyah ditemukan hampir sepertiga jajanan
anak sekolah terkontaminasi mikroba berbahaya dan terdapat bahan berbahaya dan bahan tambahan
pangan yang tidak memenuhi syarat. (Manalu & Suudi, 2017).
Jajanan yang tidak sehat yang menandung zat-zat berbahaya apabila dikonsumsi
secara terus-menerus akan terakumulasi pada tubuh dan akan menjadi zat karsinogenik
yang akan menimbulkan penyakit berbahaya dan menganggu kesehatan secara
menyeluruh. Makanan yang aman adalah faktor terpenting dalam siklus kehidupan dalam
meningkatkan derajat kesehatan. Adanya zat- zat yang diperlukan untuk mendukung
pertumbuhan dan perkembangan untuk mencapai tubuh yang sehat. Oleh karena itu,
diperlukan persediaan makanan yang baik untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas yang
mendukung kehidupan. Dalam Undang- Undang RI No. 7 Tahun 1996 mengenai pangan,
keamanan pangan diartikan sebagai keadaan dan usaha yang dilakukan dalam menghindari
pangan dari kemungkinan cemaran biologi, kimia, benda-benda lain yang dapat
mengganggu, merugikan dan dapat membahayakan kesehatan (Budaraga et al., 2019)
Untuk mengatasi masalah jajanan pada anak usia sekolah, diperlukan adanya edukasi
untuk memperoleh pengetahuan tentang jajanan sehat. Salah satu metode untuk melakukan
perubahan pada sikap yang dapat dilakukan ialah dengan memberikan penyuluhan. Dalam
upaya mengubah perilaku seseorang, agar perilakunya berubah dengan benar maka
terlebih dahulu harus ditanamkan sebuah konsep yang dimengerti tentang suatu obyek.
Inilah peranan penting sebuah penyuluhan yang memberikan pengetahuan sehingga
mampu mengubah domain pegetahuan dan sikap yang pada akhirnya seseorang dapat
melakukan Tindakan perubahan yang baik dan benar. Penyuluhan kesehatan merupakan
kegiatan memberikan Pendidikan kesehatan yang memiliki metode dengan
penyebarluasan pesan dan menanamkan keyakinan. Sehingga masyarakat tidak saja sadar,
tahu, dan mengerti namun juga mampu melakukan atau mengikuti anjuran yang berkaitan
dengan informasi kesehatan tersebut (Maulana, 2009).
3
JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT NUSANTARA
2023 VOLUME 2 NOMOR 1 JUNI 2023
Metode yang digunakan dalam pendidikan kesehatan ini dilakukan dengan dua tahap,
pertama adalah dengan memberikan edukasi kepada anak usia sekolah dasar mengenai
pentingnya mengenal jajanan sehat dan dampak dari jajanan tidak sehat, dan tahap kedua
adalah membedakan contoh jajanan sehat dan contoh jajanan tidak sehat dengan
pendamping fasilitator. Pemberian edukasi atau pendidikan kesehatan ini akan
menggunakan media menarik dengan audio visual agar mudah dipahami oleh anak.
Pemberian edukasi dengan metode ceramah di lakukan dengan alat bantu pendukung
seperti: model contoh jajanan sehat, infokus projector dan screen. Materi pelatihan yang
diberikan meliputi: manfaat jajanan sehat, cara memilih jajanan sehat, dan contoh-contoh
jajanan sehat dan jajanan tidak sehat.
Setelah pemberian edukasi, kegiatan dilanjutkan dengan melakukan demonstrasi
dengan membedakan contoh jajanan sehat dan tidak sehat menggunakan model makanan
jajanan sehat. Anak akan memilih atau memisahkan mana jajanan sehat dan jajanan tidak
sehat dengan didampingi oleh fasilitator dari mahasiswa. Anak pra sekolah akan maju
kedepan untuk memisahkan contoh jajanan tidak sehat dan contoh jajanan sehat dengan
benar dan dengan di dampingi oleh fasiliator. Akhir dari program pendididikan kesehatan
ini adalah evaluasi kegiatan terhadap perencanaan dan pelaksanaan. Evaluasi perencanaan
bertujuan untuk menilai tingkat persiapan kegiatan pengabdian masyarakat dan dilakukan
dengan pertemuan seluruh tim yang terlibat di dalam pendidkkan kesehatan. Sementara
4
JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT NUSANTARA
2023 VOLUME 2 NOMOR 1 JUNI 2023
evaluasi pelaksanaan bertujuan untuk menilai pencapaian target acara dengan indikator
penilaian terdiri dari: ketepatan waktu, keteraturan acara, jumlah peserta, pemahaman
peserta terhadap penyampaian materi penyuluhan, daya tarik peserta, dan ketanggapan
fasilitator. Setelah evaluasi selesai dilaksanakan, dilanjutkan dengan menyusun laporan
pertanggungjawaban kegiatan pendidikan Kesehatan. Kegiatan dilaksanakan di SD N
Muhammadiyah 4 Terpadu pada tanggal 25 November 2022 dengan jumlah peserta 25
orang. Waktu kegiatan pendidikan kesehatan ini berlangsung ± 1,5 jam.
5
JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT NUSANTARA
2023 VOLUME 2 NOMOR 1 JUNI 2023
Setelah dilakukan evaluasi, siswa/i mampu dan antusias dalam membedakan mana
jajanan yang sehat dan mana jajanan yang tidak sehat, serta mereka mampu memjawab
pertanyaan yang diberikan mengenai pentingnya jajanan sehat. Tidak ada kendala yang
dihadapi selama melakukan kegiatan ini. Kegiatan penyuluhan Kesehatan ini berlangsung
dengan baik dan lancer sesuai yang diharapkan.
4. Simpulan
6
JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT NUSANTARA
2023 VOLUME 2 NOMOR 1 JUNI 2023
di sekolah dan terjaga kebersihannya dan mengandung gizi yang cukup. Selain itu juga
perlunya motivasi orang tua dan guru untuk membudayakan anak agar selalu mengonsumsi
Jajanan Sehat.
Daftar Pustaka.
BPOM. (2013). Pedoman Pangan Jajanan Anak Sekolah untuk Pencapaian Gizi Seimbang Bagi
Orang Tua, Guru dan Pengelola Kantin. In Direktorat Standardisasi Produk Pangan Deputi
Bidang Pengawasan Keamanan Pangan Dan Bahan Berbahaya Badan Pengawas Obat Dan
Makanan Republik Indonesia.
Budaraga, I. K., Ramaiyulis, R., Nurdin, E., & Rauf, R. (2019). Penyuluhan Jajanan, Makanan
dan Kantin Sehat di Sekolah SMA 2 Batang Anai Kecamatan Batang Anai Kabupaten Padang
Pariaman. Buletin Udayana Mengabdi, Vol 18 No 3, Hal 61– 67.
Manalu, H. S. P., & Suudi, A. (2017). Kajian Implementasi Pembinaan Pangan Jajanan Anak
Sekolah (PJAS) untuk Meningkatkan Keamanan Pangan: Peran Dinas Pendidikan dan Dinas
Kesehatan Kota. Media Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan, Vol 26 No 4 , Hal 249–256.
Jurnal Abdimas Kesehatan Perintis Edukasi Kesehatan Jajanan Sehat Pada Siswa Di Sdn 15
Nagari Kubang Pipik Kecamatan Baso. Vol 1 No 2, Hal 55–58.
Nurbiyati, T., & Wibowo, A. H. (2014). Pentingnya Memilih Jajanan Sehat. Jurnal Inovasi Dan
Kewirausahaan, Vol 3 No 3, Hal 192–196.
Nurleny, Andika, M., Kontesa, M., Yazia, V., & Hidayatul, H. (2020). Jurnal Abdimas
Saintika. Jurnal Abdimas Saintika, Vol 2 No 2.