0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
157 tayangan5 halaman

Kerangka Poster

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 5

Nama/NIM : Nabila Azzahra Assegaf

Topik : Kesehatan dan pola makan anak usia dasar

Judul : Pentingnya edukasi menjaga pola makan terutama jajanan pada anak
sekolah dasar wilayah Jember

Abstrak :

Anak sekolah menurut definisi WHO ( World Health Organization) yaitu golongan


anak dengan usia antara 7-15 tahun, sedangkan di Indonesia sendiri lazimnya anak berusia 7-
12 tahun. Makanan jajanan menurut Food and agricultural organization (FAO) adalah
makanan serta minuman yang dipersiapkan dan dijual oleh pedagang kaki lima di jalanan dan
di tempat keramaian umum lain yang langsung dapat dikonsumsi tanpa pengolahan atau
persiapan lebih lanjut. Makanan jajanan sekolah saat ini perlu menjadi perhatian masyarakat,
khususnya oleh orang tua, pendidik maupun pengelola sekolah, karena makanan jajanan
memegang peranan yang cukup penting dalam memberikan asupan energi dan zat gizi bagi
anak-anak usia sekolah yang sudah cenderung dapat memilih makanan yang disukai maupun
tidak. Sering kali anak memilih makanan yang salah terlebih lagi jika tidak dibimbing oleh
orang tuanya. Jajanan anak sekolahan yang kurang terjamin kesehatannya dapat saja
berpotensi menyebabkan keracunan, gangguan pencernaan serta jika berlangsung lama dapat
menyebabkan status gizi yang buruk. Upaya dini yang dapat dilakukan adalah memberikan
penyuluhan bagi anak sekolah dasar terkait jajanan sehat, agar dapat menambah pengetahuan
kepada anak-anak dalam memilih jajanan sehat, dan mengetahui ciri-ciri jajanan yang tidak
sehat, atau orang tua dapat membawakan bekal untuk anaknya.

Latar Belakang :

Makanan jajanan memegang peranan yang cukup penting dalam memberikan asupan
energi dan zat gizi lain bagi anak-anak usia sekolah. Konsumsi makanan jajanan anak
sekolah perlu diperhatikan karena aktivitas anak yang tinggi. Konsumsi makanan
jajanan anak diharapkan dapat memberikan kontribusi energi dan zat gizi lain yang
berguna untuk pertumbuhan anak (Sutardji,2007). Namun, Anak sekolah belum mengerti
cara memilih jajanan yang sehat sehingga berakibat buruk pada kesehatannya sendiri.
Hal ini dikuatkan berdasarkan data BPOM yang menunjukkan jajanan anak sekolah yang
tidak memenuhi syarat berkisar antara 40% - 44%. Jajanan anak sekolah tidak memenuhi
persyaratan keamanan pangan disebabkan oleh penggunaan bahan berbahaya yang dilarang
digunakan untuk pangan seperti formalin, boraks, zat pewarna rhodamin B dan methanyl
yellow (Sajiman, Nurhamidi, and Mahpolah 2015). Hal ini tentunya menjadi masalah serius
yang memerlukan perhatian dari semua pihak. Zat-zat aditif yang terakumulasi dalam tubuh
anak akan menimbulkan penyakit berbahaya salah satunya adalah kanker (Rismawati 2018).
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Kemenkes 2013) menunjukkan prevalensi kanker anak usia 0-
14 tahun, yaitu 16.291 kasus. Saat ini diperkirakan jauh meningkat jumlah kasusnya. Edukasi
kepada anak perlu dilakukan agar anak memiliki pengetahuan untuk membedakan jajanan
sehat dan jajanan tidak sehat. Karena kita ketahui bahwa pengetahuan dapat mempengaruhi
perilaku dan sikap seseorang. Perilaku ditentukan oleh faktor pengetahuan (Notoatmodjo
2014). Dengan mengetahui ciri-ciri jajanan yang tidak sehat, anak dapat terhindar dari
konsumsi zat aditif yang berbahaya bagi tubuh. Pengetahuan tentunya tidak hanya diberikan
kepada anak saja, namun edukasi kepada orang tua juga sangat diperlukan.

Rumusan permasalahan :

 Mengapa kebiasaan tidak menjaga pola hidup sehat berdampak negatif terhadap
kesehatan tubuh anak anak usia sekolah dasar?
 Bagaimana penanganan dan tindakan pencegahan yang dapat dilakukan untuk
mengurangi masalah kesehatan anak anak usia sekolah dasar akibat kesalahan dalam
memilih makanan?

Tujuan :

 Mengurangi resiko kurang terjaminya kesehatan anak usia sekolah dasar dikarenakan
kebiasaan dan pola makan yang tidak sehat

Metode :

1. Pengumpulan dan analisis data yang dilakukan dengan mencari studi pustaka dan
observasi. Dalam hal ini, landasan teori untuk menulis kerangka ini diperoleh
melalui pencarian pustaka yang berasal baik dari buku, jurnal lain maupun dari
sumber terpercaya lainnya. Selain itu, analisis data serta informasi yang digunakan
dilakukan dengan metode mengamati data pengamatan dan penelitian bagaimana
pentingnya menjaga kesehatan dikarenakan pemilihan jajanan bagi anak sekolah
dasar.
2. Jenis penelitian ini adalah pengamatan pada jurnal dan literatur resmi lainnya dan
mengumpulkan data sampel anak sekolah dasar. Data yang sudah ada tersebut
dikorelasikan terhadap hasil penelitian yang mengangkat masalah kesehatan dan
risiko penyakit tubuh bagi anak usia sekolah dasar di wilayah Jember.
3. Menganalisis dan memperoleh data dari jurnal jurnal dengan kata kunci pola
makanan dan hidup sehat anak usia sekolah dasar.

Hasil dan Pembahasan :


Makanan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia untuk dapat
melangsungkan kehidupan selain kebutuhan sandang dan perumahan. Makanan selain
mengandung nilai gizi juga merupakan media untuk dapat berkembang biaknya
mikroba atau kuman terutama makanan yang mudah membusuk yang mengandung
kadar air serta nilai protein yang tinggi. Kemungkinan lain masuknya atau
beradanya bahan-bahan berbahaya seperti bahan kimia, residu pestisida serta bahan lainnya
antara lain debu, tanah, rambut manusia dapat berpengaruh buruk terhadap kesehatan
manusia (Depkes RI, 2004). Ketersediaan dan keamanan pangan merupakan hak dasar
manusia. Saat ini masalah tersebut menjadi keprihatinan dunia karena ratusan juta
manusia dilaporkan menderita penyakit akibat keracunan pangan, (Hamida, 2012). Salah
satu kelompok masyarakat yang sering mengalami masalah akibat keracunan makanan
adalah anak sekolah. Jajanan anak sekolah berisiko terhadap cemaran biologis atau
kimiawi yang banyak mengganggu kesehatan, baik jangka pendek maupun jangka
panjang. Berdasarkan data Kejadian Luar Biasa (KLB) pada jajanan anak sekolah tahun
2004-2006, kelompok siswa Sekolah Dasar(SD) paling sering mengalami keracunan
pangan. Survey BPOM tahun 2004 yang menunjukkan bahwa 60% jajanan sekolah
tidak memenuhi standar mutu dan keamanan. Survey BPOM tahun 2007 juga
membuktikan bahwa 45% jajanan sekolah merupan makanan jajanan yang berbahaya
(BPOM, 2009).
Makanan jajanan mengandung banyak resiko, debu-debu dan lalat yang hinggap pada
makanan yang tidak ditutupi dapat menyebabkan penyakit terutama pada sistem
pencernaan kita. Belum lagi bila persediaan air terbatas, maka alat-alat yang
digunakan seperti sendok, garpu, gelas dan piring tidak dicuci dengan bersih. Hal ini
sering membuat orang yang mengonsumsinya dapat terserang berbagai penyakit seperti
disentri, tifus ataupun penyakit perut lainnya (Irianto, K, 2007). Menurut Irianto, P (2007)
terlalu sering dan menjadikan mengkonsumsi makanan jajanan menjadi kebiasaan akan
berakibat negatif. Dengan mengetahui ciri-ciri makanan jajanan yang tidak sehat dan
bahaya dari makanan jajajan yang tidak sehat, diharapkan orang tua dapat mengajari
anak ciri-ciri makanan jajanan yang tidak sehat agar anak tidak membeli makanan
jajanan yang tidak sehat. Atau orang tua dapat membawakan bekal buat anaknya, agar
makanan yang masuk ke dalam tubuh anak terbukti kebersihan dan kesehatannya.

Kesimpulan :

Simpulan dari penelitian ini adalah dari empat indikator pemilihan makanan jajanan yang
diteliti yaitu pemilihan terkait makanan, pemilihan terkait personal ,pemilihan terkait
sosialekonomi dan pemilihan terkait ketersediaan makanan jajanan yang ada di sekolah
didapatkan hasil bahwa pemilihan makanan jajanan yang dilakukan oleh siswa di sekolah
berada pada pemilihan yang tidak baik dengan presentase pemilihan baik (42,%) dan tidak
baik (57,3%). Pemilihan Makanan Jajanan pada anak sebagian besar berada pada pemilihan
tidak baik . Hal ini berpengaruh terhadap kesehatan siswa khususya beresiko terhadap
kerusakan organ pencernaan. Untuk itu perlu adanya upaya guru, orang tua dan instansi
kesehatan (puskesmas) untuk bekerja sama dalam mengatasi masalah ini melalui pendidikan,
perhatian serta pengawasan pada anak.
Daftar Pustaka :

Febriyanto, Mukhammad Aminudin Bagus. 2016. “Hubungan Antara Pengetahuan Dan


Sikap Dengan Perilaku Konsumsi Jajanan Sehat Di MI Sulaimaniyah Mojoagung Jombang.”
Irianto K. Gizi dan Pola Hidup Sehat. Widya CY, editor. Bandung; 2007

Nina Sumarni , Udin Rosidin. 2020. PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG JAJANAN


SEHAT DI SEKOLAH DASAR NEGERI JATI III TAROGONG KALER GARUT. Kumawula,
Vol. 3, No.2, Agustus 2020, Hal 289 – 297.

Sofia Rahmi. 2018. CARA MEMILIH MAKANAN JAJANAN SEHAT DAN EFEK NEGATIF
YANG DITIMBULKAN APABILA MENGKONSUMSI MAKANAN JAJANAN YANG TIDAK
SEHAT BAGI ANAK-ANAK SEKOLAH DASAR. Vol. 1 No. 1 (2018): PROSIDING
SEMINAR NASIONAL HASIL PENGABDIAN.

Titik Nurbiyati, Agus Hindarto Wibowo. 2014. PENTINGNYA MEMILIH JAJANAN SEHAT
DEMI KESEHATAN ANAK. Seri Pengabdian Masyarakat Jurnal Inovasi dan Kewirausahaan,
Vol. 3, No.3.

Anda mungkin juga menyukai