Fix Lk-11 PTK Hanipah
Fix Lk-11 PTK Hanipah
Fix Lk-11 PTK Hanipah
Disusun Oleh:
Hanipah, S.Pd.I
NIM : 209220613
i
PENYUSUNAN PROPOSAL
PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah SWT, shalawat dan salam semoga tercurah
kepada Rasulullah SAW yang telah membimbing umat manusia kejalan yang
lurus dan benar dengan berpedoman kepada Alquran dan hadis . Alhamdulillah,
penulis dapat membuat proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK)yang berjudul :
“Peningkatan Kemampuan Menghafal Surat At-Tin Melalui Metode Drill Pada
siswa Kelas V SDN Tenjoayu, dapat diselesaikan sesuai yang diharapkan. Oleh
karena itu, sudah sepantasnya kami mengucapakan terima kasih panitia
penyelenggaraan PPG Dalam Jabatan 2023 yang telah memfasilitasi dan
mendampingi rangkaian kegiatan dengan sabar.
1. Kepada para dosen IAIN Ponorogo yang baik hati selalu membimbing kami
dalam kegiatan PPG
2. Kepala Sekolah dan rekan guru SDN Tenjoayu, yang selau mendukung dan
memotivasi kegiatan PPG
3. Keluarga tercinta yang selalu mendukung kegiatan ini
4. Seluruh rekan-rekan kelas PAI-K PPG Dalam Jabatan 2023 yang telah banyak
memberikan saran dan motivasi dalam penyusunan laporan PTK ini.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan proposal PTK ini masih banyak
kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu penulis mohon maaf, dengan ini
meminta saran dan masukan agar mejadi lebih baik dan bermanfaat bagi
pembaca.
iii
BAB I
PENDAHULUAN
pendidikan merupakan bagian darI kebudayaan dan peradaban manusia yang terus berkembang.
Hal ini sejalan dengan pembawaan manusia yang memiliki potensi kreatif dan inovatif dalam
segala bidang kehidupanya.1
Belajar adalah proses membangun pengetahuan melalui transformasi pengalaman. Proses
belajar dapat dikatakan berhasil apabila dalam diri individu terbentuk pengetahuan, sikap,
Setiap usaha, kegiatan dan tindakan yang disengaja untuk mencapai tujuan harus
mempunyai landasan tempat berpijak yang baik dan kuat. Oleh karena itu Pendidikan Islam
sebagai suatu usaha membentuk manusia, harus mempunyai landasan kemana semua kegiatan
dan semua perumusan tujuan Pendidikan Islam itu dihubungkan.2 Landasan itu adalah al-
Qur’an, hanya saja pada tahap pelaksanaan proses pembelajaran PAI khususnya pada aspek
menghafal al-Qur’an di SDN Tenjoayu kec. Cicurug, peserta didik cenderung mengalami
1
Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005), hlm.
2 ZakiaHDaradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 2014), hlm. 19
2
Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 2014), hlm. 19
1
secara berulang tersebut haruslah memperhatikan secara lebih jelas apa yang disampaikan
oleh guru dalam proses pembelajaran.4
B. Identifikasi Masalah
Permasalah yang kami temui dalam kegiatan pembelajan adalah sebagai berikut:
a. Rendahnya kemampuan peserta didik dalam menghafal surat at-Tin dalam Pendidikan
Agama Islam Kelas V SDN Tenjoayu
b. Kesulitan peserta didik dalam menghafal surat at-Tin pada pelajaran Pendidikan Agama
Islam Kelas V SDN Tenjoayu
3
Imansyah Alipadine. Difaktik Metodik Pendidikan Umum, Surabaya Usaha Nasional, 1995, hlm.100
4
Syahraini Tambak, Jurnal Metode Drill dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam,
Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Islam Riau (UIR) Pekanbaru.
7
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah penelitian ini adalah:
Bagaimana penerapan metode drill dapat meningkatkan kemampuan menghafal surah at-tin
dengan baik dan benar pada mata Pelajaran Agama Islam kelas V SDN Tenjoayu
D. Tujuan Dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah :
1. Meminimalkan kesalahan peserta didik dalam menghafal surat at-Tin pada mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam.
2. Meningkatkan kemampuan siswa menghafal surat at-Tin melalui penerapan metode drill.
2. Manfaat Penelitian
1. Bermanfaat bagi peserta didik dalam meningkatkan kemampuan menghafal surat at-Tin
2. Guru dapat menggunakan metode drill (latihan) dalam pembelajaran untuk meningkatkan
kemampuan menghafal surat at-Tin.
E. Kajian Pustaka
1. Kajian Terdahulu
Selama saya mengajar di SDN Tenjoayu ini saya belum pernah menemukan penelitian
tindakan kelas, meskipun saya menanyakan kepada salah satu guru senior yang ada di
sekolah tersebut, namun sebelum saya mendefinisikan tentang metode drill, ada baiknya
pembelajaran yang tepat diharapkan tumbuh berbagai kegiatan belajar siswa, dengan kata
lain terciptalah interaksi pembelajaran yang baik antara guru dengan siswa. Dalam interaksi
ini guru berperan sebagai penggerak atau pembimbing, sedangkan siswa berperan sebagai
penerima atau yang dibimbing. Proses interaksi ini akan berjalan dengan baik jika siswa
lebih aktif dibandingkan dengan gurunya. Oleh karena itu metode mengajar yang baik
adalah metode yang dapat menumbuhkan kegiatan belajar siswa dan sesuai dengan materi
pembelajaran
2. Kajian Teori
a. Kesulitan Menghafal menurut Abdul Aziz Abdul Rauf definisi menghafal adalah
“proses mengulang sesuatu baik dengan membaca atau mendengar.” Pekerjaan apapun
jika sering diulang, pasti menjadi hafal (Aziz, 2004: 49). Jadi, menghafal merupakan
salah satu kegiatan belajar dengan cara mengulang-ulang sesuatu, baik itu membaca
ataupun mendengarkan sampai ingat.
8
b. Adapun metode yang kami gunakan dalam memecahkan masalah ini adalah dengan
2. Hipotesis Tindakan
Hipotesis diturunkan dari kerangka pemikiran. Berdasarkan rumusan masalah penelitian,
tinjauan pustaka, dan kerangka pemikiran, maka dapat diturunkan hipotesis atau dugaan.
Dengan menggunakan metode drill pada siswa dapat meningkatan kemampuan menghafal
pada Surat At-tin ayat 1 – 8 di Kelas V SDN Tenjoayu kabupaten Sukabumi
G. Metode Penelitian
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Metode drill adalah metode yang mengajarkan siswa untuk melaksanakan kegiatan latihan
agar siswa memiliki ketangkasan atau
9
milik anak didik dan dikuasai sepenuhnya, sedangkan ulangan hanyalah untuk sekedar
mengukur sejauh mana anak telah menyerap pengajaran tersebut
2. Lokasi, Waktu, dan Subyek Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan penelitian untuk
memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini bertempat di SDN Tenjoayu
Kabupaten Sukabumi. Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian
atau saat penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan pada awal semester
sesuai dengan materi yang berhubungan dengan Al-Qur’an berada di awal-awal
pembelajaran.
2. Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah siswa-siswi Kelas V SDN Tenjoayu Kabupaten Sukabumi
3. Prosedur Penelitian
Untuk mencapai hasil penelitian sesuai dengan yang diharapkan, maka prosedur dalam
penelitian tindakan kelas dibuat melalui beberapa tahapan. Tahapan tersebut meliputi:
1. Tahap pengenalan masalah
a. Mengidentifikasi permasalahan
b. Menganalisa permasalahan secara mendalam dengan berpedoman pada teori-
teori yang relevan
2. Tahap persiapan tindakan
Kegiatan dalam tahapan ini, peneliti melakukan:
a. Penyusunan jadwal penelitian
b. Penyusunan rencana pembelajaran
c. Penyusunan soal
3. Tahap implementasi tindakan
Kegiatan dalam tahapan ini, peneliti melakukan implementasi pelaksanaan dalam
strategi siklus yang terdiri dari dua siklus. Setiap siklus diulangi melalui konsep
yang sama untuk memperkuat tindakan penelitian sehingga tingkat keberhasilan
pelaksanaan tujuan penelitian pun menjadi lebih besar.
4. Tahap pengamatan
Kegiatan dalam tahapan ini, peneliti melakukan pengamatan terhadap siswa yang
sedang menjalankan kegiatan belajar mengajar di bawah bimbingan guru.
Pengamatan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran secara menyeluruh melalui
observasi dan tes
5. Tahap penyusunan laporan
10
Pada tahapan ini, peneliti melakukan penyusunan laporan penelitian yang didasarkan
pada semua kegiatan yang telah dijalankan dalam penelitian.
1. Pelaksanaan Siklus Penelitian
Siklus I
a. Perencanaan
1. Merencanakan skenario pembelajaran dengan membuat RPP
2. Menyusun LOS (Lembar Observasi Siswa)
b. Pelaksanaan tindakan/Implementasi Kegiatan yang dilaksanakan tahap ini yaitu
melaksanakan metode menghafal pada materi menghafal surat At-Tin di kelas (V)
SDN Tenjoayu telah direncanakan diantaranya:
1. Guru melakukan salam pembuka, berdoa, pengaturan kelas absensi.
2. Guru mengajak siswa membaca Bersama-sama.
3. Guru menerangkan materi surat Al-Tin.
4. Guru melakukan tanya jawab.
5. Guru menerapkan metode menghafal pada siswa.
6. Siswa melakukan menghafal
7. Siswa mempresentasikan hasil hafalan kepada siswalain dalam kelas
8. Guru mengklarifikasi
9. Guru memberikankuis
10. Guru menutup dengan berdo’a
c. Observasi dan evaluasi
Peneliti mengamati keaktifan siswa pada proses pelaksanaan metode menghafal pada
materi menghafal surat At-Tin di kelas V SDN Tenjoayu
d. Refleksi
1. Meneliti hasil hafalan siswa.
2. Menganalisis hasil pengamatan untuk membuat kesimpulan sementara terhadap
pelaksanaan pengajaran pada siklus I.
3. Menganalisis skenario pembelajaran yang dilakukan guru.
4. Mendiskusikan hasil analisis untuk tindakan perbaikan pada pelaksanaan kegiatan
penelitian dalam siklus II.
Siklus II
Setelah melakukan evaluasi tindakan I, maka dilakukan tindakan II. Langkah-langkah siklus
II adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan
11
1. Mengidentifikasi masalah-masalah khusus yang dialami pada siklus sebelumnya
dengan membuat RPP.
2. Menyusun LOS (Lembar Observasi Siswa).
b. Pelaksanaan tindakan/Implementasi Kegiatan yang dilaksanakan tahap ini yaitu
pengembangan rencana tindakan II dengan melaksanakan tindakan upaya lebih
meningkatkan semangat belajar siswa dalam pelaksanaan metode hafalan pada materi
menghafal surat At-Tin di kelas (V) SDN Tenjoayu yang telah direncanakan.
c. Observasi dan Evaluasi
Peneliti mencatat semua proses yang terjadi dalam tindakan model pembelajaran,
mendiskusikan tentang tindakan II yang telah dilakukan mencatat kelemahan baik
ketidaksesuaian antara skenario dengan respon dari siswa yang mungkin tidak
diharapkan.
d. Refleksi
1. Meneliti hasil hafalan siswa.
2. Menganalisis hasil pengamatan untuk membuat simpulan sementara terhadap
pelaksanaan pengajaran pada siklus II.
3. Menganalisis skenario pembelajaran yang dilakukan guru.
4. Mendiskusikan hasil analisis untuk tindakan perbaikan pada pelaksanaan kegiatan
penelitian dalam siklus berikutnya
2. Teknik Pengumpulan Data
Dalam mengumpulkan data penelitian dapat dilakukan dengan beberapa cara yang efektif
dan terukur di antaranya adalah :
1. Observasi atau pengamatan
Observasi adalah suatu cara untuk mengadakan penilaian dengan jalan pengamatan
secara langsung dan sistematis. Data-data yang diperoleh dicatat dalam suatu catatan
observasi, kegiatan pencatatan merupakan bagian dari suatu pengamatan, data yang
diperlukan dari observasi berupa keaktifan/aktivitas siswa di kelas pada kegiatan pra
siklus hingga siklus akhir.
2. Dokumentasi merupakan barang-barang yang tertulis (Suharsimi Arikunto, 2010: 201).
Peneliti menggunakan checklist dokumentasi sebagai alat dalam mengkaji dokumen
yang digunakan untuk mendukung data penelitian
3. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut:
1. Lembar observasi
12
Lembar observasi merupakan catatan yang menggambarkan tingkat aktivitas siswa
dalam proses pembelajaran. Observasi dilakukan dengan melakukan pengamatan dan
pencatatan mengenai kegiatan guru dan siswa selama pembelajaran berlangsung.
2. Check List Dokumentasi
Checklist dokumentasi merupakan daftar dokumen yang akan digunakan dalam
penelitian. Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini antara lain data perangkat
pembelajaran dan daftar nilai hasil belajar PAI siswa kelas V.
4. Teknik Analisis Data
Data-data yang diperoleh dari penelitian baik melalui pengamatan, tes atau dengan
menggunakan metode yang lain kemudian diolah dengan analisis deskriptif untuk
menggambarkan keadaan peningkatan pencapaian indikator keberhasilan tiap siklus dan
untuk menggambarkan peningkatan prestasi siswa pada materi menghafal surat At-Tin di
kelas ( V ) SDN Tenjoayu setelah menggunakan metode menghafal. Adapun tehnik
pengumpulan data yang berbentuk kuantitatif berupa data-data yang disajikan berdasarkan
angka-angka maka analisis yang digunakan yaitu prosentase dengan rumus sebagai berikut:
5. Keabsahan Data
Keabsahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik triangulansi. Triangulasi
adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu lain sebagai
pengecekan atau pembanding data itu (Lexy J. Moleong, 2005: 330). Data yang digunakan
baik data observasi, wawancara maupun catatan lapangan. Triangulasi dalam penelitian ini,
menggunakan triangulasi metode. Triangulasi metode itu adalah pengecekan derajat
penemuan hasil penelitian dengan beberapa metode yaitu observasi, wawancara, dan catatan
lapangan
6. Indikator Keberhasilan
Meningkatnya prestasi belajar siswa yang ditandai rata-rata nilai hafalan dengan KKM 65
sebanyak 75% dari jumlah siswa. Adanya peningkatan keaktifan belajar siswa pada kategori
aktif yang mencapai 75%
13
BAB II
LANDASAN TEORI
5
Achmad Lutfi, M.Si. (2012), Pembelajaran Al-Qur‟an dan Hadits, Jakarta: Kementerian Agama RI,hal. 224
14
efisien sehingga dapat menghafal dan menyelesaikan suatu problem secara lebih cepat.
Pengetahuan semacam ini bagi peserta didik yang belajar di sekolah sangat penting.6 Dalam
menghafal peserta didik mempelajari sesuatu dengan tujuan memproduksi kembali kelak dalam
bentuk harfiah, sesuai dengan perumusan dan kata-kata yang terdapat dalam materi asli.
Dengan demikian peserta didik dapat belajar bagaimana cara-cara menghafal yang baik
sehinggamateri cepat dihafal dan tersimpan dalam keadaan siap direproduksi secara harfiah pada
saat dibutuhkan.
1. Pengertian Menghafal Al-Qur’an
Setelah melihat beberapa defenisi dari parah ahli di atas tentang menghafal dan Al-Qur‟an,
makadapat disimpulkan bahwa tahfidz Al-Qur‟an adalah proses untuk menjaga, memlihara dan
melestarikan kemurniaan Al-Qur‟an yang diturunkan kepada Rasulullah saw di luar kepala agar
tidak terjadi perubahan dan pemalsuan serta dapat menjaga dari kelupaan baik secara
keseluruhan maupun sebagiannya.
2. Adab Menghafal Al-Qur’an
Dalam hendak menghafal Al-Qur‟an ada beberapa hal yang terlebih dahulu dilihat, segala
6
Ibid, Pembelajaran Al-Qur‟an dan Hadits, hal. 224
7
Mahmud Yunus, (1999), Kamus Arab-Indonesia, Jakarta: Hidakarya Agung, Hal.
8
Abdurrab Nawabuddin, (1991), Teknik Menghafal Al-Qur‟an, Bandung: Sinar Baru, hal. 23
9
Ibid, Teknik Menghafal Al-Qur‟an, hal, 23.
10
Kementrian Agama RI, (2010), Al-Qur‟an Tajwid dan Terjemahnya, Jakarta: PT Sygma Examedia
Arkanleema, hal. 39
11
Ibid, Al-Qur‟an Tajwid dan Terjemahannya, hal. 243
15
sifat dan karakter orangnya hendaknya selalu baik, dan menjaga diri jangan sampai ada
larangan Al-Qur‟an yang dilakukannya. Hal itu dilakukan demi mengagungkan dan
menghormati Al-Qur‟an al-Karim. Diharapkan tidak melakukan sesuatu atau usaha yang
bertentangan dengan seruan Al-Qur‟an.
Kemudian, selain itu juga harus menjaga kemuliaan diri dan pribadinya. Dianjurkan bagi
orang yang membaca Al-Qur‟an memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Membaca Al-Qur’an sesudah berwudu’, karena ia termasuk zikrullah yang paling
utama.
b. Membacanya di tempat yang suci dan bersih. Ini dimaksudkan untuk menjaga
keagungan Al-Qur’an. Sebagai seorang muslim harus insaf bahwa Al-Qur’an
merupakan suatu kitab yang di dalamnya berisi firman Allah maka sudah selayaknya
membacanya pun harus ditempat yang bersih dan suci.
c. Membacanya dengan khusyu’, tenang dan penuh hikmat.
d. Bersiwak (membersihkan mulut) sebelum mulai membaca.
e. Membaca ta’awudz sebelum membaca ayat Al-Qur’an.
f. Membaca basmallah pada setiap permulaan surah, kecuali permulaan surah At-Taubah.
g. Membacanya dengan tartil.
h. Tadabur/ memikir terhadap ayat-ayat yang dibacanya. Dengan membaca seperti ini,
artinya penuh perhatian terhadap ayat-ayat yang dibacanya, maka seorang pembaca
akan memahami dan respek terhadap ayat-ayat yang sedang dibaca dan dihafalnya.
i. Membacanya dengan jahr, karena membacanya dengan jahr yakni dengan suara yang
keras lebih utama.
j. Membaguskan bacaannya dengan lagu yang merdu.12
2. Keutamaan Menghafal Al-Qur’an
Al-Qur‟an merupakan satu-satunya kitab suci di muka bumi ini yang terjaga, baik secara
lafadz dan isinya. Rasyid Ridha pernah berkata bahwa satu-satunya kitab suci yang dinukil
secara mutawatir dengan cara dihafal dan ditulis adalah Al-Qur‟an. 13
Sebagaimana ayat di atas, hal ini merupakan janji Allah swt yang akan selalu menjaganya
sampai hari kiamat. Salah satu penjagaan Allah swt terhadap Al-Qur‟an adalah dengan
memuliakan para penghafalnya.14
12
Ibid, Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur‟an, hal. 32-34
13
Abu Nizhan, (2008), Buku Pintar Al-Qur‟an, Jakarta: Qultum Media, hal, 7-8.
14
Ibid, Buku Pintar Al-Qur‟an, hal, 7-8.
16
B. Metode
.
17
seorang instruktur. Pertama, instruktur membacakan satu ayat atau beberapa ayat dan siswa
menirukan secara bersama-sama. Kemudian instruktur membimbingnya dengan mengulang
kembali ayat-ayat tersebut dan siswa mengikutinya. Setelah ayat-ayat itu dapat dibaca
dengan baik dan benar, selanjutnya mereka mengikuti bacaan instruktur dengan mencoba
melepaskan mushaf (tanpa melihat) dan demikian seterusnyasehingga ayat-ayat yang dihafal
benar-benar masuk. 15
C. Metode Wahdah dan Kitabah
maksud (dalam ilmu pengetahuan dan sebagainya): cara kerja yang bersistem untuk
memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan.17
Metode merupakan suatu hal yang sangat penting dalam mencapai keberhasilan yang ingin
dicapai, karena berhasil atau tidaknya suatu tujuan yang ingin dicapai ditentukan oleh metode
yang dipilih, sebab metode merupakan bagian integral dalam suatu system pembelajaran. Peter
R. Senn mengemukakan, “metode merupakan suatu prosedur atau cara mengetahui sesuatu, yang
mempunyai langkah-langkah sistimatis”.18
Adapun yang dimaksud dengan metode wahdah yaitu menghafal satu persatu terhadap ayat yang
akan dihafalnya. Untuk mencapai hafalan awal, setiap ayat bisa dibaca sebanyak 10 kali atau
lebih sehingga proses ini mampu membentuk pola dalam bayangannya, akan tetapi hingga
benar-benar membentuk gerak reflex pada lisannya.19
memperhatikan dan sambil menghafal dalam hati. Berapa banyak ayat tersebut yang ditulis
tergantung pada kemampuan siswa (penghafal).20
Metode kitabah juga merupakan upaya menulis sebanyak mungkin ayat-ayat yang akan
dihafal sampai siswa dapat membayangkan ayat-ayat tersebut, dan mampu mengucapkannya
kembali. Pada dasarnya metode ini cukup praktis dan baik, karena disamping membaca dengan
lisan, aspek visual menulis juga akan sangat membantu memperkuat terbentuknya pola hafalan
15
Ahsin W, Op.Cit., Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur‟an, hal, 63-66.
16
Zuhairini, (2010), Metodologi Pendidikan Agama, Solo: Ramadhani, hal, 66.
43
Mujamil Qomar, (2007), Epistimologi Pendidikan Islam, Jakarta: Erlangga, hal, 20.
17
Faisar Ananda Arfa, Syafruddin Syam, dan Muhammad Syukri Albani, (2015), Metode Studi Islam,
Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, hal, 53.
18
Mujamil Qomar, (2007), Epistimologi Pendidikan Islam, Jakarta: Erlangga, hal, 20.
19
Ahsin W, Op.Cit, Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur‟an, hal. 63
18
dalam bayangan siswa.
Adapun langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam metode ini ialah sebagai berikut:
1. Membaca satu ayat yang akan dihafal dengan melihat mushaf sebanyak 10 kali atau
lebih pengulangan. Dalam hal ini, perlu konsentrasi penuh untuk memperhatikan setiap
kata, termasuk tulisannya.
2. Selanjutnya, menuliskan ayat-ayat yang telah dihafal ke dalam sebuah kertas atau buku
yangtelah disediakan dengan melihat ayat yang ada di buku pelajaran atau mushaf Al-
Qur‟an. Dalam menulis siswa harus memperhatikan setiap huruf yang ditulis, tanda
baca, termasuk pola kalimatnya.
3. Setelah ayat tersebut dapat ditulis dengan baik, dan mapu mengingat ayat
tersebut.
Kemudian menuliskannya kembali sampai 10 kali atau lebih sampai benar-benar
menghafalnya atau ingat dengan benar ayat dan tulisannya.
4. Jika satu ayat selesai ditulis dan diulang-ulang, langkah selanjutnya ialah dapat
melanjutkan pada ayat berikutnya.
5. Jika selesai satu surah pendek, pada kesempatan waktu luang berikutnya digunakan
untuk mengulang satu surah yang telah dihafal, dan begitu seterusnya. Semakin banyak
menulis ayat, semakin kuat hafalan tersebut.
D. Pengertian Metode Pembelajaran
Metode dalam bahasa arab disebut juga dengan thariqah yang berarti strategi yang digunakan
dalam suatu pekerjaan. Jika gabungkan dengan suatu proses kegiatan belajar mengajar harus
diterapkan dalam pendidikan, untuk menumbuhkan perilaku siswa agar dapat menerima materi ajar
dengan baik dan mudah untuk dipahami, efektif dan dapat dicerna dengan baik.
Metode mengajar dapat diartikan sebagai cara yang dilakukan oleh pendidik untuk
mengadakan kegiatan dengan peserta didik pada saat berlangsungnya proses pembelajaran. Dengan
demikian, metode mengajar merupakan alat untuk menginovasi proses pembelajaran.21
Ahmad Tafsir mendefinisikan metode adalah suatu cara tepat untuk melatih sesuatu. Cara
yang tepat dan cepat inilah, maka di urutan kerja dalam suatu metode harus diperhitungkan secara
ilmiah. Oleh karena itu metode selalu merupakan hasil eksperimen.22
21
H. Ramayulis, Dasar-Dasar Kependidikan Suatu Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Kalam Mulia,2015),
264
22
Thoifuri, Perencanaan Strategi Pembelajaran Bahasa Arab, (Kudus: Nora Media Enterprise,2010), 18
23
Zulhanan, Teknik Pembelajaran Bahasa Arab Interaktif, ( Jakarta: Rajawali Pers,2015), 80
19
demi dapat tercapainya tujuan yang dihendaki. Kata pembelajaran merupakan hasil dari kolaborasi
anatara dua aktivitas meliputi proses belajar dan mengajar. Aktivitas belajar difokuskan untuk
siswa. Sedangkan, yang dilakukan guru mengarahkan saat mengajar. Istilah pembelajaran adalah
ringkasan dari kata belajar dan mengajar. Dapat diartikan lain bahwa pembelajaran adalah proses
belajar, belajar mengajar, serta kegiatan belajar mengajar.24
Pembelajaran menurut Usman merupakan kegiatan yang berisi serangkian perbuatan guru
dan siswa, berdasarkan hubungana berlangsung dalam situasi edukatif berupa proses timbal balik,
untuk mencapai tujuan tertentu.25
Berdasarkan beberapa pendapat dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah proses
belajar mengajar guru dan siswa dalam satu lingkungan untuk tercapainya tujuan tertentu dalam
pembelajaran. Nana Sudjana mengemukakan bahwa metode pembelajaran adalah langkah dalam
mengadakan hubungan pendidik dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran. Sedangkan,
menurut M. subri Sutikno menyatakan metode pembelajaran adalah cara penyajian materi yang
dilakukan pendidik agar proses pembelajaran pada peserta didik dalam upaya mencapai tujuan
pembelajaran. 26
Berdasarkan beberapa pendapat para tokoh dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran
adalah cara atau proses dilakukan agar bertujuan mencapai suatu tujuan pembelajaran. Agar
memperoleh hasil optimal guru harus memperhatikan perbedaan siswa yaitu dari aspek biologis,
psikologi, dan intelektual.
2. Metode Drill (Latihan)
a. Pengertian Metode Drill (Latihan)
Menurut teori behavioristik, belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat dari
adanya pengalaman dan latihan dalam hubungan stimulus dan respon. Dengan kata lain, belajar
merupakan bentuk perubahan kemampuan siswa dalam bertingkah laku dengan cara yang baru
sebagai hasil interaksi antara stimulus dan respon. Sebagai contoh, siswa dikatakan telah belajar
membac, menulis dan menghafal Al-Quran apabila ia dapat menunjukkan perubahan perilaku
berupa kemampuan membaca, menulis dan menghafal dengan baik secara jahr setelah proses drill
secara berulang-ulang.27
Metode drill (latihan) disebut juga dengan metode training, yaitu kegiatan mengajar guru
untuk membangun kebiasaan tertentu, serta sebagai sarana untuk mengembangkan perilaku yang
24
Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta: Prenadamedia Group: 2013),
18-19
25
Jamal Ma’mur Asmani, 7 Tips Aplikasi Pakem (Pemebelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan,
(Jogjakarta:Diva Press, 2011), 30
26
Ihsana El Khuluqo, Belajar dan Pembelajaran Konsep Dasar Metode dan Aplikas Nilai-Nilai Spiritualis
dalam Proses Pembelajaran,(Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2017), 129
27
LPTK UIN RADEN FATAH PALEMBANG, KEGIATAN BELAJAR 1: Teori Belajar Behavioristik Dan
Kognitivistik Dan Penerapannya Dalam Pembelajaran, (Palembang, 2022), 2
20
baik. Selain itu metode ini digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan, kesempatan,
ketetapan, dan ketermpilan.28
Menurut Nana Sudjana metode drill (latihan) yaitu suatu kegiatan secara be rulang-ulang
melakukan hal sama bertujuan untuk memperkuat keterampilan agar bisa bersifat tetap. Ciri dalam
metode ini adalah latihan pengulangan dari hal yang sama.29
Menurut Zuhairini mengatakan bahwa metode drill adalah suatu metode pendidikan dan
pengajaran dengan melatih anakanak terhadap bahan pelajaran yang sudah diberikan. Sedangkan
menurut Salahuddin bahwa metode drill adalah suatu latihan hal yang sama secara berulang-ulang
dan sungguh-sungguh dengan tujuan untuk memperkuat suatu asosiasi atau menyempurnakan suatu
keterampilan supaya menjadi permanen.30
Berdasarkan beberapa pendapat dapat diatas disimpulkan bahwa metode drill adalah suatu
metode yang memberikan latiahan agar siswa mampu untuk berlatih melakukan suatu keterampilan
yang berdasarkan dari petunjuk guru. ciri yang dimiliki oleh metode ini yaitu latihan yang berupa
pengulangan supaya respons siswa lebih kuat dan tidak akan dilupakan dengan mudah begitu saja.
b. Tujuan Penerapan Merode Drill (Latihan)
Tujuan dari penerapan metode drill supaya siswa mampu memahami lansung bahan ajar
yang disampaikan. Selain itu juga tujuan dari penerapan metode drill sebagai berikut:31
1) Agar siswa memiliki kemampuan dengan hasil belajar yang lebih mantap.
28
Jumanta Hamdayana, Metodologi Pengajaran, (Jakarta: Sinar Grafika Offset,2016), 103-104
29
Pera Purwati, Pengaruh Penerapan Metode Drill/Latihan Terhadap Minat Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran Fiqih(penelitian di MTS Attarbiyyah banyongnong Garut), Jurnal Pendidikan Universitas Garut 04.
No.01.2010, 50
30
Syahraini Tambak, Metode Drill Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, jurnal Al-Hikmah, 13, No.
2,Oktober 2016, 111
31
Nida wahuyuni, Penggunaan Metode Drill Dalam Pembelajaran Matematika, jurnal prosiding Seminar
Nasional 2, No.1 (Tt): 401-402 https://journal.uncp.ac,id/index.php/proceding/article/view/576/505&ved=2ahUKEwi
BtfWO95HsAhX6lLcAHVltDOoQFjABegQlCxAK&usg=AOvVaw3GX6M5u1ggpd A7nkisEylN
32
Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), 214
21
33
Noviyana Sari, dkk, Pengaruh Penggunaan Metode Drill terhadap Hasil Belajar Siswa Akuntansi kelas X
Semester genap SMK negeri 1 metro tahun pelajaran 2015/2016, jurnal pendidikan ekonomi UM metro 4, No.2, 2016,
70 https://www.google.com/search?q=noviyana+pengaruh+penggunaan+metode+drill&
oq=no&aqs=chrome.0.69i59j69i57j35i39j0.1794j0j7&client=ms-androidoppo&sourceid=chrome-mobile&ie=UTF-8
34
Jumanta Hamdayama, Metoodologi Pengajaran, (Jakarta:Bumi Aksara, 2016), 104
22
1) Bahan materi yang disiapkan dalam kondisi yang serius. Dengan demikian akan lebih
terbentuk dalam daya ingat siswa, karena seluruh pikiran, perasaan, kemauan
dikonsentrasikan pada pelajaran yang dilatihkan oleh guru.
2) Siswa dapat mengembangkan daya fikirannya dengan baik ada perubahan, karena dengan
bahan materi pelajaran yang baik maka siswa akan menjadi lebih teratur, teliti, dan
mendorong daya ingat.
3) Adanya pengawasan, serta bimbingan dan koreksi yang dilakukan langsung dari guru.
dan siswa melakukan perbaikan langsung.
Berdasarkan dengan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa kelebihan dari metode
drill adalah untuk melatih siswa agar dapat melakukan dan memperoleh suatu keterampilan yang
telah dia pelajari seperti menulis, membaca, dapat melafalkan huruf, berhitung.
d. Kelemahan metode drill
Kelemahan metode drill menurut Nana Sudjana sebagai berikut:36
1) Proses latihan dibawah pengawasan yang ketat dan suasana serius akan mudah menimbulkan
rasa kebosanan.
2) Tekanan yang diberikan setelah siswa merasa bosan atau jengkel tidak akan menambah gairah
belajar dan siswa akan mogok belajar atau latihan.
3) Latihan yang dilalui sulit dan berat akan timbul perasaan benci dalam diri siswa baik dalam mata
pelajaran ataupun terhadap guru.
4) Latihan yang selalu diberikan dibawah bimbingan dan tekanan dari guru
5) Siswa akan merasa asing dan menimbulkan perasaan tidak berdaya.
35
Pera Purwati, Pengaruh Penerapan Metode Drill/Latihan Terhadap Minat Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran Fiqih(penelitian di MTS Attarbiyyah banyongnong Garut), Jurnal Pendidikan Universitas Garut 04.
No.01.2010, 50
36
Pera Purwati, Pengaruh Penerapan Metode Drill/Latihan Terhadap Minat Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran Fiqih(penelitian di MTS Attarbiyyah banyongnong Garut), Jurnal Pendidikan Universitas Garut, 50
23
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Sesuai dengan jenis masalahnya maka penelitian ini lebih tepat menggunakan penelitian
tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas (PTK) sebenarnya diawali dengan dari istilah
“action research” atau penelitian tindakan. Secara umum “action research” digunakan untuk
menemukan pemecahan permasalahan yang dihadapi seseorang dalam tugasnya sehari- hari di
mana pun tempatnya, baik di kantor, di rumah sakit, di kelas, maupun ditempat tugas- tugas
lain.
Istilah “action research” sangat dikenal dalam penelitian pendidikan, bahkan sudah
merupakan aliran tersendiri. Untuk membedakannya dengan “action researh” dalam bidnag
lain, para peneliti sering menggunakan istilah ”classroom action research” atau “clasroom
research”. Dengan penambahan “classroom” pada “action research”, kegiatan lebih diarahkan
pada pemecahan masalah pembelajaran melalui penerapan langsung di kelas, walaupun istilah
“kelas” perlu dipahami lebih luas lagi, yaitu tidak hanya di dalam ruang kelas, tetapi di tempat
mana saja guru melaksanakan tugas-tugas pembelajaran.37
Adapun menurut Burns mengatakan bahwa penelitian tindakan adalah penerapan berbagai
fakta yang ditemukan untuk memecahkan masalah dalam situasi sosial untuk meningkatkan
kualitas tindakan yang dilakukan dengan melibatkan kolaborasi dan kerja samapara peneliti dan
praktis. Menurut Elliot penelitian tindakan adalah kajian tentang situasi sosial dengan maksud
untuk meningkatkan kualitas tindakan melalui proses diagnosis, perencanaan, pelaksanaan,
pemantauan, dan mempelajari pengaruh yang ditimbulkannya.38
Sedangkan menurut Hopkin bahwa penelitian tindakan adalah suatu proses yang dirancang
untuk memberdayakan semua partisipan (siswa, guru, dan peserta lainnya) dengan maksud
untuk meningkatkan praktik yang diselenggarakan di dalam pengalaman pendidikan. Semua
partisipan adalah anggota aktif dalam proses penelitian.39
Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
dapat diartikan sebagai proses pengkajian masalah pembelajaran di dalam kelas yang dilakukan
oleh perorangan atau kelompok pada ranah praktis yang ditujukan untuk memperbaiki kualitas
kinerja melalui refleksi diri dalam upaya untuk memecahkan masalah tersebut dengan cara
melakukan berbagai tindakan yang terencana dalam situasi nyata serta menganalisis setiap
37
Masnur Muslich, (2010), Melaksanakan PTK Itu Mudah, Jakarta : PT Bumi Aksara, hal.7
38
Wina Sanjaya, (2009), Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta : Kencana Prenada group, hal. 27
39
Andi Prastowo,(2008), Memahami Metode-Metode Penelitian, Jogjakarta : Ar-Ruzz Media, hal. 226
24
pengaruh dari perlakuan tersebut.
B. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek penelitian
Subjek Penelitian ini adalah pada siswa kelas V SDN Tenjoayu tahun ajaran
2022/2023 yang berjumlah 27 orang siswa.
2. Objek Penelitian
Objek Penelitian dalam penelitian tindakan kelas ini adalah aktivitas siswa dan
kemampuan menghafal siswa pada materi QS. at-Tiin di kelas V SDN Tenjoayu
dengan menggunakan metode Drill.
C. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan SDN Tenjoayu kelas V. Penelitian ini dilaksanakan pada
semester ganjil ajaran 2022-20223 bulan juli sampai Agustus. Adapun alasan pemilihan lokasi
tersebut adalah karena hasil yang diperoleh pada mata pelajaran PAI dan budi pekerti pada
aspek Al-Qur’an dengan materi QS. at-Tiin tidak memuaskan dan penelitian yang sejenis belum
pernah dilakukan di sekolah tersebut.
D. Prosedur Observasi
Penelitian ini direncanakan akan menggunakan dua siklus, yang mana siklus tersebut
fungsinya adalah untuk melihat perubahan dari hasil belajar siswa. Desain penelitian yang
dilaksanakan adalah desain Penelitian Tindakan Kelas dengan menggunakan skema menurut
Suharsimi Arikunto.40
Gambar siklus PTK
Perencanaan Pelaksanaan
Tindakan 1 tindakan 1
Pengamatan/P
Refleksi
engmpulan
data
40
Arikunto dkk,(2008), Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta : Bumi Aksara, 2008
25
Refleksi II
Apabila Dilanjutkan
permasalah ke siklus
an belum berikutnya
selesai Pengamatan/Pengu
mpulan data II
Siklus I
1. Perencanaan (Planning)
Pada tahap perencanaan, peneliti mengadakan beberapa kali pertemuan dengan guru
bidang study Al-Qur‟an hadits sebagai mitra kolaborasi untuk berdiskusi dan membahas
tentang teknis pelaksanaan penelitian tindakan kelas. Dalam pertemuan peneliti akan
membahas dan menganalisa materi pelajaran, kemudian peneliti :
a. Menentukan materi yang akan diajarkan sesuai dengan silabus dan kurikulum,
yaituQS. at-Tiin.
b. Membuat rancangan pelaksanaan pembelajaran (RPP) tentang QS.At-Tiin sesuai
dengan metode/media yang akan digunakan.
c. Mendiskusikan bahan dan alat-alat yang digunakan dalam pembelajaran nantinya
melalui Metode Drill.
d. Menyusun lembar observasi yang akan digunakan ketika dalam proses
pembelajaran.
e. Menyusun Teks untuk mengukur kemampuan menghafal siswa selama
penelitian diterapkan.
2. Pelaksanaan Tindakan (Acting) I
Kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahap ini adalah melaksanakan pembelajaran
dengan menggunakan Metode Drill yang sesuai dengan rancangan pembelajaran,
pelaksanaan siklus berlangsung sebanyak dua kali pertemuan. Pada akhir tindakan akan
dilakukan tes dengan tujuan mengukur sejauh mana siswa memahami pelajaran. Kegiatan
yang dilakukan pada tahap ini antara lain:
a. Menjelaskan kepada siswa tentang teknis pembelajaran yang akan dilakukan.
b. Memberikan pengarahan kepada siswa bagaimana dalam menghafal surah At-
26
Tiin dengan baik dan benar.
c. Memberikan kesempatan kepada siswa bagaimana dalam pelaksanaan praktek
menghafal QS. at-Tiin yang telah dijelaskan oleh guru.
d. Membimbing siswa dalam menghafal.
e. Memberikan kepada siswa untuk mengungkapkan pendapatnya tentang
penggunan metode menghafal gabungan antara metode wahdah dan kitabah
yang telah diterapkan.
3. Pengamatan (Observing)
Dalam tahap ini dilakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran di kelas secara
langsung dan proses pembelajaran agar memperoleh data yang akurat untuk perbaikan
siklus berikutnya dan observasi ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian tindakan
dengan rencana yang telah disusun dan guna mengetahui sejauh mana pelaksanaan
tindakan dapat menghasilkan perubahan yang sesuai dengan yang akan dikehendaki.
4. Refleksi I
Kegiatan refleksi dilakukan dengan mempertimbangkan pedoman mengajar yang telah
dilakukan serta melihat kesesuaian yang dicapai dengan yang diinginkan dalam
pembelajaran yang pada akhirnya kelemahannya dan kekurangannya untuk dapat
diperbaiki dalam siklus kedua.
Siklus II
1. Perencanaan (Planning) II
Dari hasil analisa dan evaluasi yang dilakukan pada tindakan yang pertama dengan
menemukan alternatif permasalahan yang muncul pada siklus I yang selanjutnya akan
diperbaiki pada siklus II dengan kegiatan yang dilakukan dalam perencanaan masa sama
yaitu :
a. Menentukan materi yang akan diajarkan sesuai dengan silabus dan kurikulum,
yaituQS. at-Tiin.
b. Membuat rancangan pelaksanaan pembelajaran (RPP) tentang surah-surah
pendeksesuai dengan metode/media yang akan digunakan.
c. Mendiskusikan bahan dan alat-alat yang digunakan dalam pembelajaran nantinya
melalui Metode menghafal kitabah.
d. Menyusun lembar observasi yang akan digunakan ketika dalam proses
pembelajaran.
e. Menyusun Teks untuk mengukur kemampuan menghafal siswa selama penelitian
diterapkan.
27
2. Pela
a. .
3. Peng
4. Refleksi II
Pada tahap ini, peneliti berharap tidak ada lagi hambatan atau kesulitan yang dialami
siswa sehingga akan tercapai ketuntasan baik secara individu maupun secara klasikal. Jika ada
kesulitan yang dialami siswa, maka akan dilanjutkan dengan siklus berikutnya yang tahap
pelaksanaannya sama dengan pelaksanaan tahapan tindakan pada siklus II.
E. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang akan nantinya diperoleh dalam penelitian ini, maka
digunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :
1. Tes
Tes yaitu instrumen untuk mengukur perilaku, atau kinerja seseorang. Alat ukur
tersebut berupa serangkaian pertanyaan yang diajukan kepada masing-masing subyek yang
menuntut penemuan tugas-tugas kognitif. Respon atau jawaban yang diberikan subyek
terhadap pertanyaan tersebut diberi nilai angka yang mencerminkan karakteristik subyek.
2. Observasi
28
Observasi, dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang proses pembelajaran
yang dilakukan oleh guru sesuai dengan sesuai dengan tindakan yang telah disusun.
Melalui pengumpulan informasi, observer dapat dicatat berbagai kelemahan dan kekuatan
yang dilakukan guru dalam melaksanakan tindakan, sehingga guru dapat mengetahui
sejauh mana kesesuaian tindakan dengan rencana yang telah disusun untuk mengetahui
sejauh mana tindakan dapat menghasilkan perubahan yang sesuai dengan yang
dikehendaki.41
3. Dokumentasi
Dokumentasi, Yaitu pengolahan data dokumen dari hasil evaluasi siswa dengan
menggunakan Metode menghafal wahdan dan kitabah.
F. T
41
Wina Sanjaya, (2013), Penelitian Pendidikan, Jakarta: Kencana Predana Media Group, hal. 177
29
30
DAFTAR PUSTAKA
31
LPTK UIN Raden Fatah Palembang, Kegiatan Belajar 1: Teori Belajar
Behavioristik Dan Kognitivistik Dan Penerapannya Dalam Pembelajaran,
(Palembang, 2022)
Jumanta Hamdayana, Metodologi Pengajaran, (Jakarta: Sinar Grafika
Offset,2016)
Pera Purwati, Pengaruh Penerapan Metode Drill/Latihan Terhadap Minat
Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih (penelitian di MTS Attarbiyyah
banyongnong Garut), Jurnal Pendidikan Universitas Garut 04.
No.01.2010, 50
Syahraini Tambak, Metode Drill Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam,
jurnal Al-Hikmah, 13, No. 2,Oktober 2016
Nida wahuyuni, Penggunaan Metode Drill Dalam Pembelajaran Matematika,
jurnal prosiding Seminar Nasional 2, No.1 (Tt): 401-402
https://journal.uncp.ac,id/index.php/proceding/article/view/576/505&ved=
2ahUKEwi
BtfWO95HsAhX6lLcAHVltDOoQFjABegQlCxAK&usg=AOvVaw3GX6
M5u1ggpd A7nkisEylN
Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013)
Noviyana Sari, dkk, Pengaruh Penggunaan Metode Drill terhadap Hasil Belajar
Siswa Akuntansi kelas X Semester genap SMK negeri 1 metro tahun
pelajaran 2015/2016, jurnal pendidikan ekonomi UM metro 4, No.2, 2016,
70
https://www.google.com/search?q=noviyana+pengaruh+penggunaan+metode+dril
l& oq=no&aqs=chrome.0.69i59j69i57j35i39j0.1794j0j7&client=ms-
androidoppo&sourceid=chrome-mobile&ie=UTF-8
Jumanta Hamdayama, Metoodologi Pengajaran, (Jakarta:Bumi Aksara, 2016)
Pera Purwati, Pengaruh Penerapan Metode Drill/Latihan Terhadap Minat
Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih (penelitian di MTS Attarbiyyah
banyongnong Garut), Jurnal Pendidikan Universitas Garut 04. No.01.2010,
50
Pera Purwati, Pengaruh Penerapan Metode Drill/Latihan Terhadap Minat
Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih (penelitian di MTS Attarbiyyah
banyongnong Garut), Jurnal Pendidikan Universitas Garut
Masnur Muslich, (2010), Melaksanakan PTK Itu Mudah, Jakarta : PT Bumi
Aksara
Wina Sanjaya, (2009), Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta : Kencana Prenada
group
Andi Prastowo,(2008), Memahami Metode-Metode Penelitian, Jogjakarta : Ar-
Ruzz Media
Arikunto dkk,(2008), Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta : Bumi Aksara, 2008
32
Wina Sanjaya, (2013), Penelitian Pendidikan, Jakarta: Kencana Predfana MediaGroup
Abdurohim, Acep, Lim. (2003). Pedoman Ilmu Tajwid Lengkap, BandungDiponegoro:
CV.Yrama Widya
Al-Hafidz, Ahsin, W. (2005). Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur’an, Jakarta:Bumi
Aksara
Alma, Buchari.(2008). Guru Profesional Menguasai Metode Dan Keterampilanmengajar,
Bandung: Alfabeta
C. Asri Budiningsih. (2005). Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: PT. RinekaCipta.
Departemen Agama RI.(1994). Al-Qur'an Dan Terjemahan, Jakarta: CV. INDAH.PRESS
Depdiknas. (2009). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (PERMEN) No.58 Tahun
2009 (Jakarta: Depdiknas)
Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Kamus Besar Bahasa Iindonesia, Jakarta:PT
Gramedia Pustaka Utama Dhieni, Nurbani.(2009). Metode Pengembangan Bahasa,
Jakarta: Universitas Terbuka. Publising.
Harianti, Deasy. (2008). Metode Jitu Meningkatkan Daya Ingat, Jakarta: Tangga Pustaka
Khodijah, Nyayu.(2014). Psikologi Pendidikan, Jakarta:PT RajaGrafindo Persada
Sugiyono.(2012). Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: ALFABET,cv
http://pksacch.net//mengapa-kita-menghafal-tahfidzh-al-
qur%E2%80%99an/(02Maret2014)
33
LK-11b: Penyusunan Instrumen PTK
Skala (Scala):
Inventory:
• Apa yang Anda bisa membaca Surat At-Tin? (Jawaban teks bebas)
• Apa pesan moral yang dapat Anda ambil dari Surat At-Tin? (Jawaban
teks bebas)
• Apa Anda sudah hafal Surat At-Tin ayat 1-8 ?
• Bisakah Anda menulis contoh suat At-Tin
1. Amati partisipasi siswa dalam menghafal atau aktivitas terkait Surat At-Tin.
2. Catat tingkat pemahaman siswa terhadap isi Surat At-Tin melalui respon
mereka terhadap pertanyaan dan tugas yang diberikan.
3. Tinjau aktivitas guru saat menjelaskan dan mengajarkan Surat At-Tin.
4. Perhatikan penggunaan buku teks, bahan ajar, atau sumber daya lain oleh
guru dalam pengajaran Surat At-Tin.
5. Catat reaksi siswa terhadap materi, apakah mereka tertarik, antusias, atau
mungkin bingung.
6. Amati apakah siswa dapat menghubungkan isi Surat At-Tin dengan
kehidupan sehari-hari mereka.
Daftar cek (checklist) adalah alat yang membantu memastikan bahwa semua
elemen yang penting telah diamati atau dicatat selama pengamatan. Berikut contoh
daftar cocok untuk PTK Surat At-Tin :
41