0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
4 tayangan8 halaman

BAB I fiks anty

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 8

KORELASI ONSET PREEKLAMPSI TERHADAP GEJALA

DAN LUARAN IBU DAN BAYI DI RSUD CILILIN


KABUPATEN BANDUNG BARAT TAHUN 2025

PROPOSAL
Diajukan untuk Menyelesaikan Pendidikan Program Studi Alih
Jenjang Sarjana Kebidanan

Disusun Oleh :
Anty Hendriyani Dahlya
NIM 4008240311

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DHARMA
HUSADA
2024
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hipertensi dalam kehamilan masih menjadi penyulit kehamilan sebesar

5-15% dari seluruh kasus ibu dengan hipertensi dalam kehamilannya dan

merupakan salah satu dari penyebab kematian tersering selain perdarahan dan

infeksi, dan juga banyak memberikan kontribusi pada morbiditas dan

mortalitas ibu hamil. Dalam bidang obstetri telah diketahui bahwa tiga

penyebab utama kematian ibu dalam bidang obstetri yaitu pendarahan 45%,

infeksi 15%, dan hipertensi dalam kehamilan (preeklampsia) 13% (Roeshadi,

2006).

Gangguan dari hipertensi pada ibu hamil salah satunya adalah

preeklamsia. Preeklamsia (PE) merupakan kondisi spesifik pada kehamilan

yang ditandai dengan adanya disfungsi plasenta dan respons maternal

terhadap adanya inflamasi sistemik dengan aktivasi endotel dan koagulasi.

Diagnosis preeklamsia ditegakkan berdasarkan adanya hipertensi spesifik

yang disebabkan kehamilan disertai dengan gangguan sistem organ lainnya

pada usia kehamilan diatas 20 minggu. Munculnya edema tidak lagi menjadi

kriteria diagnostik, karena sudah banyak ditemukan pada wanita dengan

kehamilan normal (ACOG, 2013).


Saat ini terjadi perubahan dalam definisi maupun pemahaman

preeklamsia. Berdasarkan waktu kejadiannya, preeklamsia dibedakan menjadi

awitan dini dan awitan lambat. Kejadian preeklamsia awitan dini sebesar 5-

20% dari seluruh kasus preeklamsia dan preeklamsia awitan lambat sebesar

75-80% dari seluruh kasus preeklamsia yang terjadi (Sulistyowati, 2017).

Preeklamsia awitan dini merupakan preeklamsia yang terjadi pada

kehamilan yang terjadi pada usia kehamilan ≥34 minggu. Kejadian

preeklamsia awitan dini dan awitan lambat memiliki patofisiologis yang

berbeda. Pada awitan dini ditemukan adanya gangguan perfusi uteroplasenta

sehingga terjadi resistensi aliran uteroplasenta yang dihubungkan juga dengan

insiden Intrauterine Growth Restriction (IUGR), morbiditas pada janin dan

juga menjadi morbiditas dan mortalitas pada ibu. Dengan kata lain

preeklamsia awitan dini biasanya menimbulkan kasus dengan klinis berat

yang dihubungkan dengan adanya invasi trofoblas yang abnormal pada arteri

spiralis sehingga menimbulkan perubahan aliran darah di arteri subplasenta,

peningkatan resistensi arteri umbilikal yang berdampak terhadap munculnya

tanda gangguan pertumbuhan janin. Wanita dengan hipertensi kronis

memiliki risiko yang tinggi untuk terkena preeklamsia awitan dini (ACOG,

2013).

Sedangkan pada awitan lambat dihubungkan dengan morbiditas

maternal seperti indeks massa tubuh berlebih atau obesitas yang mungkin

sedikit atau tidak berkolerasi dengan adanya invasi trofoblas (Sulistyowati,

2017).
Preeklamsia/eklamsia dapat terjadi pada ibu hamil pertama kali

disebabkan ibu yang pertama kali hamil dapat mengalami stress dalam

menghadapi persalinan. Primigravida juga merupakan salah satu faktor risiko

penyebab terjadinya preeklamsia. Selain itu terdapat faktor risiko lain seperti

faktor maternal seperti usia ekstrim, riwayat hipertensi kronis, obesitas,

diabetes mellitus dan riwayat preeklamsia yang dialami keluarga dan faktor

kehamilan yaitu kehamilan kembar/ganda yang berdampak terhadap kejadian

preeklamsia (Prawirohardjo, 2016)

Penyebab utama kematian ibu adalah hipertensi dalam kehamilan dan

perdarahan pasca persalinan (post partum). Sedangkan, penyebab kematian

pada kelompok perinatal disebabkan oleh komplikasi intrapartum sebanyak

28,3% dan bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) sebanyak 19% (SRS,

2016). Ini menggambarkan bahwa kondisi ibu sebelum dan selama kehamilan

sangat menentukan persalinan dengan kondisi bayi yang dilahirkan.

(Kemenkes, 2020)

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat

Kementerian Kesehatan, sebanyak 7.389 kematian ibu terjadi di Indonesia

pada tahun 2021. Jumlah tersebut meningkat 56,69% dari tahun sebelumnya.

Berdasarkan Sistem Registrasi Sampling (SRS) pada tahun 2018, sekitar 76%

kematian ibu terjadi saat persalinan dan masa nifas, dimana 24% terjadi saat

hamil, 36% saat persalinan dan 40% setelah persalinan, hal ini

mengakibatkan lebih dari 62% kematian ibu dan bayi terjadi di rumah sakit.
Angka kematian ibu di Indonesia pada tahun 2022 mencapai 207 per 100.000

KH melebihi target rencana strategi atau renstra sebesar 190 per 100.000 KH.

Berdasarkan aplikasi komunikasi data (Komdat) yang diunduh pada 11

Januari 2022, jumlah kematian ibu pada tahun 2021 sebanyak 1.188 kasus di

Jawa Barat, dengan angka kematian ibu tertinggi berada di Kabupaten

Karawang sebanyak 117 kasus. Mayoritas kematian ibu terjadi selama

kehamilan dan persalinan, dengan usia produktif antara usia 20 – 35 tahun

(Lestari, 2022).

Angka kejadian kehamilan dengan Preeklampsia di Kabupaten

Bandung Barat pada tahun 2020 sebanyak (32,5%), Hipertensi pada

kehamilan dan perdarahan menjadi penyebab tertinggi kematian ibu setiap

tahunnya (Dinkes Bandung Barat, 2021)

Sementara di Rumah Sakit Umum Daerah Cililin, kematian ibu akibat

preeklampsi di tahun 2022 ada 1 kasus dan tahun 2014 1 Kasus. Hal ini

terjadi pada ibu dengan usia lanjut dan jarang yang jauh ke pelayanan

Kesehatan serta pasien yang masih sering menyepelekan kesehatannya. Dan

tidak patuh untuk melakukan pemeriksaan antenatal care secara teratur dan

komprehensif.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di

RSUD Cililin dengan menggunakan 10 (sepuluh) sample dengan kasus

Preeklampsia, diketahui bahwa dari 10 (sepuluh) sampel tersebut terdapat 7

sample yang mengalami preeklampsi awitan dini dan 3 sample mengalami


preekalmpsi awitan lanjut. Dengan 3 sample melahirkan dengan bayi IUGR

dan 2 bayi premature.

B. Rumusan Masalah

Dari uraian diatas, maka peneliti membuat rumusan maslah sebagai

berikut: “Bagaimana korelasi antara onset preeklampsi terhadap gejala dan

luaran Ibu dan Bayi di RSUD Cililin Kabupaten Bandung Barat tahun

2024”?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui korelasi onset

preeklampsi terhadap gejala dan luaran ibu dan bayi di RSUD Cililin

Kabupaten Bandung Barat tahun 2024.

2. Tujuan Khusus

a. untuk mengidentifikasi distribusi frekuensi onset Preeklampsi yang

terdiri dari Preeklampsi awitan dini dan preeklampsi awitan lambat

tahun 2024.

b. untuk mengidentifikasi distribusi frekuensi gejala dan luaran ibu dan

bayi yang meliputi IUGR, Usia, Paritas, BMI di RSUD Cililin tahun

2024.
c. Untuk mengidentifikasi korelasi antara onset preeklampsi dengan

gejala dan luaran ibu dan bayi tahun 2024.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritik

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi hasanah keilmuan kebidanan

untuk menambah pemahaman preeklampsi dengan luaran pada ibu dan

janin.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Tenaga Kesehatan

Diharapkan penelitian ini dapat menambah wawasan kita sebagai

bidan untuk memberikan asuhan serta pencegahan kepada pasien

hamil dengan hipertensi dan preeklampsi.

b. Bagi Responden

Diharapkan dapat menambah informasi mengenai pencegahan dini

pada hipertensi dalam kehamilan dan preeklampsi.

c. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini diharapkan mampu menjadi referensi bagi penelitian

selanjutnya dan bisa dikembangkan menjadi lebih sempurna

dengan menambahkan variabel-variabel yang lain.


d. Bagi Institusi

Hasil penelitian ini bisa menjadi tambahan referensi di

perpustakaan sehingga menjadi bacaan mahasiswa , khususnya

tentang penyakit hipertensi.

e. Bagi Tempat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi baru bagi tempat

penelitian bahwa pola hidup sehat sangat penting diterapkan untuk

mencegah terjadinya onset preeklampsi

E. Ruang Lingkup

Metode dalam penelitian adalah kuantitatif dengan desain

crosssectional dengan sampel ….. di RSUD Cililin Kabupaten Bandung

Barat. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret - Mei tahun 2025.

Anda mungkin juga menyukai