0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
1 tayangan48 halaman

LP &ASKEP ANAK DIARE

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1/ 48

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN ANAK DENGAN DIARE

OLEH:
KOMANG RISTI INDRIANI
NIM. 239013203

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA BALI
DENPASAR
2024
LAPORAN PENDAHULUAN
DIARE

A. Konsep Dasar Penyakit


1. Definisi
Diare adalah peningkatan frekuensi atau penurunan konsistensi feses.
Diare pada anak dapat bersifat akut atau kronik (Susan, 2016). Diare adalah
peradangan pada lambung, usus kecil dan usus besar dengan berbagai kondisi
patologis dari saluran gastrointestinal dengan manifestasi di sertai muntah-
muntah atau ketidaknyaman abdomen (Arif & Kumala, 2011).
Diare adalah tinja yang lunak atau cair sebanyak tiga kali atau lebih dalam
satu hari. Berdasarkan hal tersebut, secara praktis diare pada anak balita bisa
didefinisikan sebagai meningkatnya frekuensi buang air besar tiga kali atau
lebih, tinja konsistensinya menjadi lebih lunak dari biasanya, sehingga hal itu
dianggap tidak normal oleh ibunya (Wijaya, 2013).

2. Etiologi
Penyebab utama diare akibat virus adalah rotasi virus banyak organisme
yang menyebabkan diare akibat bakteri, yaitu campylobacter, shigella,
salmonella, staphylococcus aureus dan escherichia coli. Salah satu agen
parasit yang paling sering menyebabkan diare pada anak. Kebanyakan
organisme patogen penyebab diare disebarluaskan lewat jalur fekal, oral
melalui makanan atau air yang terkontaminasi atau ditularkan antar manusia
dengan kontak yang erat. Kurangnya air bersih, tinggal berdesakan, hygiene
yang buruk, kurang gizi dan merupakan faktor resiko utama, khususnya untuk
terjangkit infeksi bakteri atau parasit yang pathogen (Sharon, 2014).

3. Patofisiologi
Menurut Arif & Kumala (2011) secara umum kondisi peradangan pada
gastrointestinal disebabkan oleh infeksi dengan melakukan invasi pada
mukosa, memproduksi enterotoksin dan atau memproduksi sitotoksin.
Mekanisme ini menghasilkan peningkatan sekresi cairan atau menurunkan
absorpsi cairan sehingga akan terjadi dehidrasi dan hilangnya nutrisi dan
elektrolit.
Mekanisme dasar yang menyebabkan diare meliputi hal-hal sebagai
berikut:
1). Gangguan osmotik, kondisi ini berhubungan dengan asupan makanan atau
zat yang sukar diserap oleh mukosa intestinal dan akan menyebabkan
tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi sehingga terjadi
pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus. Isi rongga usus yang
berlebihan ini akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga
timbul diare.
2). Respons inflamasi mukosa, terutama pada seluruh permukaan intestinal
akibat produksi enterotoksin dari agen infeksi memberikan respons
peningkatan aktivitas sekresi air dan elektrolit oleh dinding usus ke
dalam rongga usus dan selanjutnya diare timbul karena terdapat
peningkatan isi rongga usus.
3). Gangguan motilitas usus, terjadinya hiperperperistaltik akan
mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan
sehingga timbul diare, sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan
mengakibatkan bakteri timbul berlebihan yang selanjutnya dapat
menimbulkan diare.
Usus halus menjadi bagian absorpsi utama dan usus besar melakukan
absorpsi air yang akan membuat solid dari komponen feses, dengan adanya
gangguan dari gastroenteritis akan menyebabkan absorpsi nutrisi dan
elektrolit oleh usus halus, serta absorpsi air menjadi terganggu.
4. Pathway
Faktor Mal Absorbsi Faktor Makanan Faktor Psikologi
• Karbohidrat • Makanan Besi • Rasa takut
• Lemak • Beracun • Cemas
• Protein • Alergi Makanan

Penyerapan sari-sari makanan dalam


saluran pencernaan tidak adekuat

Terdapatnya zat-zat Peradangan isi usus Gangguan mortilitas


yang tidak diserap usus
Gangguan sekresi
Tekanan osmotif Hiperperistaltik
meningkat
Sekresi air dan
elektrolit dalam usus
Reabsorbsi didalam meningkat Kesempatan usus
usus besar terganggu menyerap makanan

Merangsang usus
mengeluarkan isinya

Diare

BAB sering dengan Inflamasi saluran


konsistensi cair pencernaan

Kulit disekitar Kehilangan Frekuensi Proses penyakit Mual dan


anus lecet dan cairan aktif defekasi muntah
teriritasi meningkat
Suhu tubuh
Dehidrasi meningkat Anoreksia
Kemerahan &
gatal BAB encer
Hipovolemia dengan atau Defisit Nutrisi
Hipertermia
tanpa darah
Sering digaruk

Inkontinensia
Kerusakan Fekal
integritas kulit
5. Klasifikasi
Diare dapat diklasifikasikan berdasarkan: (Nurarif & Hardhi, 2015)
1) Lama waktu diare
- Diare akut: berlangsung kurang dari 2 minggu
- Diare kronis: berlangsung lebih dari 2 minggu
2) Mekanisme patofisiologis: osmotik atau sekretorik
a. Diare osmotik (osmotik diarrhoea) disebabkan oleh:
- Malabsorpsi makanan: karbohidrat, lemak (LCT), protein, vitamin
dan mineral.
- Kurang kalori protein.
- Bayi berat badan lahir rendah dan bayi baru lahir.
b. Diare sekresi (secretory diarrhoe), disebabkan oleh:
- Infeksi virus, kuman-kuman patogen dan apatogen seperti shigella,
salmonela, E. Coli, golongan vibrio, B. Cereus, clostridium
perfarings, stapylococus aureus, comperastaltik usus halus yang
disebabkan bahan-bahan kimia makanan (misalnya keracunan
makanan, makanan yang pedas, terlalau asam), gangguan psikis
(ketakutan, gugup), gangguan saraf, hawa dingin, alergi dan
sebagainya.
- Defisiensi imum terutama SIGA (secretory imunoglobulin A) yang
mengakibatkan terjadinya berlipat gandanya bakteri/flata usus dan
jamur terutama canalida.

6. Gejala Klinis
Menurut Wijaya (2013) tanda dan gejala diare sebagai berikut:
1) Suhu tubuh mungkin meningkat, nafsu makan berkurang kemudian
timbul diare.
2) Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer
mugnkin disertai lender atau lender dan darah
3) Warna tinja berubah menjadi kehijau-hijauan karena bercampur
empedu.
4) Anus dan sekitarnya lecet karena seringnya defekasi dan tinja menjadi
lebih asam akibat banyaknya asam laktat, yang berasal dari laktosa
yang diabsorpsi oleh usus selama diare.
5) Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah diare.
6) Terdapat tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelas (elistitas kulit
menurun), ubun-ubun dan mata cekung, membran mukosa kering dan
disertai penurunan berat badan.
7) Perubahan tanda-tanda vital, nadi dan respirasi cepat, TD turun, denyut
jantung cepat, pasien sangat lemas, kesadaran menurun (apatis,
samnolen, sopora komatus) Diuresis berkurang (oliguria sampai
anuria).
8) Bila terjadi asidosis metabolik klien akan tampak pucat dan pernafasan
cepat dan dalam (Kusmaul).
9) Bila tidak mendapat perawatan yang baik selama diare akan jatuh pada
keadaan-keadaan seperti dehidrasi, gangguan keseimbangan asam-
basa, hipoglikemia, gangguan gizi dan sirkulasi.

7. Pemeriksaan Fisik
1) Pengukuran panjang badan, berat badan menurun, lingkar lengan
mengecil, lingkar kepala, lingkar abdomen membesar.
2) Keadaan umum : klien lemah, gelisah, rewel, lesu, kesadaran
menurun.
3) Kepala : ubun-ubun tak teraba cekung karena sudah menutup pada
anak umur 1 tahun lebih
4) Mata : cekung, kering, sangat cekung
5) Sistem pencernaan
- Inspeksi
BAB, konsistensi (cair, padat, lembek), frekuensi lebih dari 3x
dalam sehari, adakah bau disertai lendir atau darah, mukosa mulut
kering, distensi abdomen, nafsu makan menurun, mual muntah,
- Auskultasi: bising usus (menggunakan diafragma stethoscope),
peristaltic meningkat > 35 x/mnt,
- Perkusi : mendengar adanya gas, cairan atau massa, hepar
dan lien tidak membesar, suara tymphani
- Palpasi : memeriksa adanya nyeri tekan dan masaa
6) Sistem Pernafasan : dispnea, pernafasan cepat > 40 x/mnt karena
asidosis metabolic (kontraksi otot pernafasan)
7) Sistem kardiovaskuler : nadi cepat > 120 x/mnt dan lemah, tekanan
darah menurun pada diare sedang .
8) Sistem integumen : warna kulit pucat, turgor kulit menurun, suhu
meningkat > 37,50C, akral hangat, akral dingin (waspada syok),
capillary refill time memanjang > 2 detik, kemerahan pada daerah
perianal.
9) Sistem perkemihan : urin produksi oliguria sampai anuria (200-400
ml/ 24 jam ), frekuensi berkurang dari sebelum sakit.

8. Pemeriksaan diagnostik/penunjang
1) Pemeriksaan tinja
- Makroskopis dan mikroskopis
- PH dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus dna tablet
clinitest bila diduga terdapat intoleransi glukosa
- Bila perlu diadakan uji bakteri
2) Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah, dengan
menentukan PH dan cadangan alkali dan analisa gas darah.
3) Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal.
4) Pemeriksaan elektrolit terutama kadar Na, K, Kalsium dan Posfat.
5) Laboratorium:
- Feses kultur : Bakteri, virus, parasit, candida
- Serum elektrolit : Hiponatremi, Hipernatremi, hipokalemi
- AGD : asidosis metabolic ( Ph menurun, pO2 meningkat, pcO2
meningkat, HCO3 menurun)
- Faal ginjal : UC meningkat (GGA)
9. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pada diare yaitu (Ngastiyah, 2014):
1) Penatalaksanaan Medis
a. Dehidrasi sebagai prioritas utama pengobatan. Empat hal penting
yang perlu diperhatikan.
a) Jenis cairan: oral: pedialyte atau oralit, ricelyte. Parenteral:
NaCl, isotonik, infuse RL.
b) Jumlah cairan yang diberikan sesuai dengan cairan yang
dikeluarkan.
c) Jalan masuk atau cairan pemberian:
- Cairan per oral, pada pasien dehidrasi ringan dan sedang cairan
diberikan per oral berupa cairan yang berisikan NaCl dan
NaHCO3, KCL, dan glukosa.
- Cairan parenteral, pada umumnya cairan Ringer Laktat (RL)
selalu tersedia di fasilitas kesehatan dimana saja. Mengenai
beberapa banyak cairan yang diberikan tergantung dari berat
ringan dehidrasi, yang diperhitungkan dengan kehilangan cairan
sesuai dengan umur dan berat badannya.
d) Jadwal pemberian cairan
Diberikan 2 jam pertama, selanjutnya dilakukan penilaian
kembali status hidrasi untuk menghitung kebutuhan cairan.
Identifikasi penyebab diare. Terapi sistemik seperti pemberian
obat anti diare, obat anti mortilitas dan sekresi usus,
antimetik.
b. Pengobatan dieretrik
Untuk anak dibawah 1 tahun dan anak diatas 1 tahun dengan berat
badan kurang dari 7 kg jenis makanan: susu (ASI atau susu
formula yang mengandung laktosa rendah ada asam lemak tidak
jenuh, misalnya LLM. Almiron atau sejenis lainnya). Makan
setengah padat (bubur) atau makan padat (nasi tim), bila anak
tidak mau minum susu karena dirumah tidak biasa. Susu khusus
yang disesuaikan dengan kelainan yang ditemukan misalnya susu
yang tidak mengandung laktosa atau asam lemak yang berantai
sedang atau tidak jenuh.
2) Penatalaksaan keperawatan
a. Bila dehidrasi masih ringan
Berikan minum sebanyak-banyaknya, 1 gelas setiap kali setelah
pasien defekasi. Cairan mengandung elektrolit, seperti oralit. Bila
tidak ada oralit dapat diberikan larutan garam dan 1 gelas air
matang yang agak dingin dilarutkan dalam satu sendok teh
gula pasir dan 1 jumput garam dapur. Jika anak terus muntah tidak
mau minum sama sekali perlu diberikan melalui sonde. Bila cairan
per oral tidak dapat dilakukan, dipasang infuse dengan cairan
Ringer Laktat (RL) atau cairan lain (atas persetujuan dokter).
Yang penting diperhatikan adalah apakah tetesan berjalan lancar
terutama pada jam-jam pertama karena diperlukan untuk
mengatasi dehidrasi.
b. Pada dehidrasi berat
Selama 4 jam pertama tetesan lebih cepat untuk mengetahui
kebutuhan sesuai dengan yang diperhitungkan, jumlah cairan yang
masuk tubuh dapat dihitung dengan cara:
a) Jumlah tetesan per menit dikali 60, dibagi 15/20 (sesuai set
infuse yang dipakai). Berikan tanda batas cairan pada botol
infuse waktu memantaunya.
b) Perhatikan tanda vital: denyut nadi, pernapasan, suhu.
c) Perhatikan frekuensi buang air besar anak apakah masih sering,
encer atau sudah berubah konsistensinya.
d) Berikan minum teh atau oralit 1-2 sendok untuk mencegah bibir
dan selaput lendir mulut kering.
e) Jika dehidrasi telah terjadi, infus dihentikan, pasien diberikan
makan lunak atau secara realimentasi.
10. Komplikasi
Akibat dari diare akan terjadi beberapa hal sebagai berikut (Maryunani,
2010):
1) Kehilangan air (dehidrasi)
Dehidrasi terjadi karena kehilangan air (output) lebih banyak dari
pemasukan (input), merupakan penyebab terjadinya kematian pada
diare.
2) Gangguan keseimbangan asam basa (metabolik asidosis)
Hal ini terjadi karena kehilangan Na-bicarbonat bersama tinja.
Metabolisme lemak tidak sempurna sehingga benda kotor tertimbun
dalam tubuh, terjadinya penimbunan asam laktat karena adanya
anorexia jaringan. Produk metabolisme yang bersifat asam meningkat
karena tidak dapat dikeluarkan oleh ginjal (terjadi oliguria atau
anuria) dan terjadinya pemindahan ion Na dari cairan ekstraseluler ke
dalam cairan intraseluler.
3) Hipoglikemia
Hipoglikemia terjadi pada 2–3 % anak yang menderita diare, lebih
sering pada anak yang sebelumnya telah menderita Kekurangan
Kalori Protein (KKP). Hal ini terjadi karena adanya gangguan
penyimpanan atau penyediaan glikogen dalam hati dan adanya
gangguan etabol glukosa. Gejala hipoglikemia akan muncul jika kadar
glukosa darah menurun hingga 40 % pada bayi dan 50 % pada anak–
anak.
4) Gangguan gizi
Terjadinya penurunan berat badan dalam waktu singkat, hal ini
disebabkan oleh makanan sering dihentikan oleh orang tua karena
takut diare atau muntah yang bertambah hebat, walaupun susu
diteruskan sering diberikan dengan pengeluaran dan susu yang encer
ini diberikan terlalu lama, makanan yang diberikan sering tidak dapat
dicerna dan diabsorbsi dengan baik karena adanya hiperperistaltik.
5) Gangguan sirkulasi
Sebagai akibat diare dapat terjadi renjatan (shock) hipovolemik,
akibatnya perfusi jaringan berkurang dan terjadi hipoksia, asidosis
bertambah berat, dapat mengakibatkan perdarahan otak, kesadaran
menurun dan bila tidak segera diatasi klien akan meninggal.
Menurut Ngastiyah (2014) sebagai akibat diare baik akut maupun
kronik akan terjadi kehilangan air dan elektrolit (terjadi dehidrasi) yang
mengakibatkan gangguan keseimbangan asam basa (asidosis metabolis,
hipokalemia), gangguan gizi akibat kelaparan (masukan kurang,
pengeluaran bertambah), hipoglikemia, gangguan sirkulasi darah.
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
1) Identitas klien.
2) Riwayat keperawatan.
a. Keluhan utama
Feces semakin cair, muntah, bila kehilangan banyak air dan
elektrolit terjadi gejala dehidrasi, berat badan menurun. Pada bayi
ubun-ubun besar cekung, tonus dan turgor kulit berkurang, selaput
lendir mulut dan bibir kering, frekuensi BAB lebih dari 3 kali
dengan konsistensi encer.
b. Riwayat Penyakit Sekarang
BAB warna kuning kehijauan, bercampur lendir dan darah atau
lendir saja. Konsistensi encer, frekuensi lebih dari 3 kali dan waktu
diare: diare akut dan diare kronis
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Meliputi pengkajian, hospitalisasi dan pembedahan yang pernah
dialami, alergi, pola kebiasaan, status gizi (lebih, baik, kurang,
buruk), psikososial, psikoseksual, interaksi dan lain-lain. Pernah
mengalami diare sebelumnya, pemakaian antibiotik atau
kortikosteroid jangka panjang (perubahan candida albicans dari
saprofit menjadi parasit), alergi makanan, ISPA, ISK, OMA,
campak.
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
- Penyakit
Apakah ada anggota keluarga yang menderita diare atau tetangga
yang berhubungan dengan distribusi penularan
- Lingkungan rumah dan komunitas
Lingkungan yang kotor dan kumuh serta personal hygiene yang
kurang mudah terkena kuman penyebab diare
- Perilaku yang mempengaruhi kesehatan
BAB yang tidak pada tempat (sembarang) di sungai dan cara
bermain anak yang kurang hygienis dapat mempermudah
masuknya kuman lewat fecal-oral
- Persepsi Keluarga
Kondisi lemah dan diare yang berlebihan perlu suatu keputusan
untuk penanganan awal atau lanjutan ini bergantung pada tingkat
pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki oleh keluarga.
e. Riwayat Kesehatan Lingkungan
Penyimpanan makanan pada suhu kamar, kurang menjaga
kebersihan, lingkungan tempat tinggal kotor.
3) Kebutuhan dasar.
a. Pola eliminasi: akan mengalami perubahan yaitu BAB lebih dari 4
kali sehari, BAK sedikit atau jarang.
b. Pola nutrisi: diawali dengan mual, muntah, anoreksia,
menyebabkan penurunan berat badan pasien.
c. Pola tidur dan istirahat akan terganggu karena adanya distensi
abdomen yang akan menimbulkan rasa tidak nyaman.
d. Pola hygiene: kebiasaan mandi setiap harinya.
e. Aktivitas: akan terganggu karena kondisi tubuh yang lemah dan
adanya nyeri akibat distensi abdomen.
4) Pemeriksaan Fisik
a. Pengukuran panjang badan, berat badan menurun, lingkar lengan
mengecil, lingkar kepala, lingkar abdomen membesar.
b. Keadaan umum : klien lemah, gelisah, rewel, lesu, kesadaran
menurun.
c. Kepala : ubun-ubun teraba cekung
d. Mata : cekung, kering, sangat cekung
e. Sistem pencernaan
- Inspeksi
BAB, konsistensi (cair, padat, lembek), frekuensi lebih dari 3x
dalam sehari, adakah bau disertai lendir atau darah, mukosa
mulut kering, distensi abdomen, nafsu makan menurun, mual
muntah,
- Auskultasi: bising usus (menggunakan diafragma stethoscope),
peristaltic meningkat > 35 x/mnt,
- Perkusi : mendengar adanya gas, cairan atau massa, hepar
dan lien tidak membesar, suara tymphani
- Palpasi : memeriksa adanya nyeri tekan dan masaa
f. Sistem Pernafasan : dispnea, pernafasan cepat > 40 x/mnt karena
asidosis metabolic (kontraksi otot pernafasan)
g. Sistem kardiovaskuler : nadi cepat > 120 x/mnt dan lemah, tekanan
darah menurun pada diare sedang .
h. Sistem integumen : warna kulit pucat, turgor kulit menurun, suhu
meningkat > 37,50C, akral hangat, akral dingin (waspada syok),
capillary refill time memanjang > 2 detik, kemerahan pada daerah
perianal.
i. Sistem perkemihan : urin produksi oliguria sampai anuria (200-400
ml/ 24 jam ), frekuensi berkurang dari sebelum sakit.
j. Dampak hospitalisasi : semua anak sakit yang MRS bisa
mengalami stress yang berupa perpisahan, kehilangan waktu
bermain, terhadap tindakan invasive respon yang ditunjukan
adalah protes, putus asa, dan kemudian menerima.

2. Diagnosa Keperawatan
1) Diare berhubungan dengan inflamasi gastrointestinal.
2) Hipovolemia berhubungan dengan kehilangan cairan aktif.
3) Inkontinensia fekal berhubungan dengan diare kronis.
4) Defisit nutrisi berhubungan dengan kurangnya asupan makanan.
5) Hipertermia berhubungan dengan dehidrasi.
6) Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan kekurangan volume
cairan.
3. Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan


Intervensi Rasional
Kriteria Hasil
1 Diare berhubungan Setelah dilakukan asuhan Observasi
dengan inflamasi keperawatan ...x24 jam 1. Identifikasi penyebab 1. Untuk mengetahui
gastrointestinal. diharapkan diare teratasi dengan diare peyebab munculnya
kriteria hasil: 2. Identifikasi riwayat diare
1. Mampu mengontrol pemberian makanan 2. Untuk mengetahui
pengeluaran feses makanan yang
2. Frekuensi defekasi dikonsumsi pasien
menurun sebelum diare
3. Konsistensi feses lembek 3. Monitor warna, 3. Untuk memonitor
4. Peristaltic usus normal volume, frekuensi, dan konsistensi dan
(5-35 permenit) konsistensi tinja frekuensi feses
4. Monitor jumlah dan 4. Untuk mengetahui
pengeluaran diare jumlah output yang
dikeluarkan pasien
Terapeutik
5. Berikan asupan cairan 5. Untuk menambah
oral cairan di dalam tubuh
pasien
6. Berikan cairan 6. Untuk menambah
intravena cairan, mencegah
dehidrasi
Edukasi
7. Anjurkan makanan 7. Makan dengan porsi
porsi kecil dan sering kecil secara bertahap
secara bertahap membantu pasien
mencegah terjadinya
defisit nutrisi
8. Anjurkan menghindari 8. Untuk mencegah
makanan pembentuk peningkatan terjadinya
gas, pedas, dan diare
mengandung laktosa
Kolaborasi
9. Kombinasi pemberian 9. Membantu
obat pengeras feses meningkatkan
konsistensi feses
2 Hipovolemia Setelah dilakukan asuhan Observasi
berhubungan dengan keperawatan ...x24 jam 1. Periksa tanda dan gejala 1. Mengidentifikasi
kehilangan cairan aktif. diharapkan hipovolemia teratasi hipovolemia (mis. perubahan-perubahan
dengan kriteria hasil: frekuensi nadi yang akan terjadi pada
1. Mempertahankan urin meningkat, nadi teraba keadaan umum pasien
output sesuai dengan usia lemah, tekanan darah terutama tanda dan
dan Berat Badan, BJ menurun, tekanan nadi gejala hipovolemia
urine normal (1.003- menyempit, turgor kulit
1.030), HT normal menurun, membrane
(Anak-anak 30-40%) mukosa kering, volume
2. Tekanan darah, nadi, urine menurun,
suhu tubuh dalam batas hematokrit meningkat,
normal haus, lemah).
(TD: 80-100/60 mmHg, 2. Monitor intake dan 2. Membantu dalam
Nadi: 80-90x/mnt, Suhu output cairan menganalisa
36-37,5oC) keseimbangan cairan
3. Tidak ada tanda-tanda dan derajat kekurangan
dehidrasi, turgor kulit cairan
elastisitas, membrane Terapeutik
mukosa lembab, tidak ada 3. Hitung kebutuhan 3. Menentukan jumlah
rasa haus yang berlebihan cairan pemberian cairan pada
pasien
4. Berikan posisi modified 4. Melancarkan peredaran
Trendelenburg darah ke otak

5. Berikan asupan cairan 5. Memenuhi kebutuhan


oral cairan pasien
Edukasi
6. Anjurkan 6. Untuk mempertahankan
memperbanyak asupan cairan
cairan oral
Kolaborasi
7. Kolaborasi pemberian 7. Pemberian cairan tepat
cairan IV isotonis (mis. melalui IV line sebagai
NaCl, RL) pengganti cairan yang
hilang
3 Inkontinensia fekal Setelah dilakukan asuhan Observasi
berhubungan dengan keperawatan ...x24 jam 1. Monitor peristaltic usus 1. Memantau peristaltic
diare kronis. diharapkan inkontinensia fekal usus tetap dalam
teratasi dengan kriteria hasil: keadaan normal
1. Pengontrolan pengeluaran 2. Identifikasi penyebab 2. Untuk mengetahui
feses inkontinensia fekal baik penyebab dari
2. Frekuensi buang air besar fisik maupun psikologis timbulnya
membaik (mis. gangguan sfingter inkontinensia fekal
3. Konsistensi feses rectum, diare kronis, dll).
(lembek) 3. Identifikasi perubahan 3. Mengetahui perubahan
4. Peristaltik usus normal frekuensi defekasi dan frekuensi defekasi dan
(5-35 per menit) konsistensi feses konstensi feses
Terapeutik
4. Bersihkan daerah
4. Mencegah terjadinya
perineal dengan sabun
infeksi dan menjaga
dan air
kebersihan perineal
5. Membantu pasien
5. Laksanakan program
mendapatkan defekasi
latihan usus (bowel
training) normal
6. Hindari makanan yang 6. Mencegah terjadinya
menyebabkan diare iritasi pada usus

Edukasi
7. Jelaskan definisi, jenis 7. Membantu pasien dan
inkontinensia, penyebab keluarga memahami
terkait inkontinensia
inkontinensia fekal
fekal
8. Anjurkan mencatat 8. Membantu dalam
karakteristik feses pengkajian
Kolaborasi
9. Kolaborasi pemberian 9. Membantu
obat diare (mis. mengurangi defekasi
loperamide, atropine)
4 Defisit nutrisi Setelah dilakukan asuhan Observasi
berhubungan dengan keperawatan selama …x24 jam 1. Identifikasi status nutrisi 1. Mengetahui status
kurangnya asupan diharapkan defisit nutrisi teratasi nutrisi pasien dapat
makanan. dengan kriteria hasil: membantu dalam
1. Diare menurun pengkajian
2. Bising usus normal (5-30 2. Monitor asupan makanan 2. Memantau asupan
per menit) 3. Monitor berat badan makanan pada pasien
3. Berat badan normal 3. Mengetahui berat

4. Indeks massa tubuh Terapeutik badan pasien

(IMT) normal 4. Fasilitasi menentukan 4. Membantu pasien

5. Penyiapan dan pedoman diet untuk menentukan

penyimpanan makanan program diet dengan

yang aman gizi seimbang

5. Sajikan makanan secara 5. Membantu pasien

menarik dan suhu yang makan dengan

sesuai makanan bergizi

6. Berikan makanan tinggi


kalori dan tinggi protein 6. Membantu kecukupan

Edukasi nutrisi pasa pasien

7. Anjurkan diet yang


diprogramkan 7. Membantu pasien
memahami diet yang
Kolaborasi
akan diberikan
8. Kolaborasi dengan ahli 8. Menentukan diet dan
gizi untuk menentukan jenis nutrien yang akan
jumlah kalori dan jenis diberikan secara tepat
nutiren yang dibutuhkan kepada pasien
5 Hipertermia berhubungan Setelah dilakukan asuhan Observasi
dengan dehidrasi. keperawatan selama …x24jam 1. Identifikasi penyebab 1. Mengetahui penyebab
diharapkan hipertermia teratasi hipertermia hipertermia
dengan kriteria hasil: 2. Monitor suhu tubuh 2. Memantau perubahan
1. Suhu tubuh dalam suhu tubuh
rentang normal Suhu 36- 3. Monitor komplikasi 3. Mengetahui adanya
37,5oC) akibat hipertermia komplikasi
1. Tidak ada perubahan
warna kulit Terapeutik
2. Pucat menurun 4. Sediakan lingkungan 4. Membantu pasien
3. Tidak ada kejang yang nyaman beristirahat
5. Basahi dan kipasi 5. Membantu mengurangi
permurkaan tubuh rasa panas pada pasien
Edukasi
6. Anjurkan tirah baring 6. Meminimalkan fungsi
semua sistem organ
Kolaborasi pasien
7. Kolaborasi pemberian 7. Membantu memulihkan
cairan dan elektrolit kondisi tubuh
intravena
6 Kerusakan integritas kulit Setelah dilakukan asuhan Observasi
berhubungan dengan keperawatan ...x24 jam 1. Identifikasi penyebab 1. Mengetahui penyebab
kekurangan volume diharapkan kerusakan integritas kerusakan integritas kulit kerusakan integritas
cairan. kulit teratasi dengan kriteria kulit
hasil: Terapeutik
1. Integritas kulit yang baik 2. Ubah posisi tiap 2 jam 2. Mengurangi tekanan
bisa dipertahankan. tirah baring pada daerah gangguan
2. Tidak ada luka/lesi pada integritas kulit
kulit. 3. Lakukan pemijatan pada 3. Membantu memperbaiki
3. Perfusi jaringan baik. area penonjolan tulang sirkulasi, metabolism
4. Menunjukkan dan memperlancar
pemahaman dalam peredaran darah
proses perbaikan kulit 4. Bersihkan perineal 4. Menjaga kebersihan area
dan mencegah terjadinya dengan air hangat, perineal
cedera berulang. terutama selama periode
5. Mampu melindungi kulit diare
dan mempertahankan
kelembaban kulit dan 5. Gunakan produk 5. Mencegah infeksi kulit
perawatan alami. berbahan petroleum atau dan mengobati kulit
minyak pada kulit kering rusak
Edukasi
6. Anjurkan gunakan 6. Menjaga kelembaban
pelembab kulit
7. Anjurkan minum air 7. Menjaga kadar cairan
yang cukup tubuh dan kesegaran
8. Anjurkan mandi dan kulit
menggunakan sabun 8. Menjaga kebersihan
secukupnya kulit
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi atau tindakan keperawatan dilakukan sesuai dengan
intervensi atau rencana keperawatan yang disusun sebelumnya.

5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi dalam keperawatan merupakan kegiatan dalam menilai tindakan
keperawatan yang telah ditentukan, untuk mengetahui pemenuhan
kebutuhan pasien secara optimal dan mengukur hasil dari proses
keperawatan yang dilakukan dengan format SOAP.
S : Data yang disampaikan langsung oleh klien/keluarga
O : Berdasarkan outcome yang diharapkan
A : Apakah kriteria hasil pada intervensi tercapai, tercapai sebagian
dan /atau tidak tercapai
P : Planning/Rencana yang dibuat berdasarkan hasil analisa:
pertahankan kondisi, lanjutkan intervensi dan/atau modifikasi
intervensi
DAFTAR PUSTAKA

Arif, M., & Kumala, S. 2011. Gangguan Gastrointestinal : : Aplikasi Asuhan


Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: Salemba Medika.

Maryunani, A. 2010. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: CV. Trans Info Media.

Ngastiyah. 2014. Perawatan Anak Sakit Edisi 2. Jakarta: EGC.

Nurarif, A. H., & Hardhi, K. 2015. Asuhan Keperawatan Praktis Berdasarkan


Penerapan Diagnosa Nanda, Nic, Noc, dalam Berbagai Kasus Edisi
Revisi Jilid 2. Yogyakarta: Mediaction.

Sharon, A. 2014. Rencana Asuhan Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC.

Susan, C. 2016. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Edisi 2. Jakarta: EGC.

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
Jakarta Selatan: Dewan Pusat Pengurus Pusat PPNI.

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
Jakarta Selatan: Dewan Pusat Pengurus Pusat PPNI.

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
Jakarta Selatan: Dewan Pusat Pengurus Pusat PPNI.

Wijaya, AS & Putri YM. 2013. KMB (Keperawatan Medikal Bedah), Teori dan
Contoh Askep. Yogyakarta: Nuha Medika.
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK PADA An. Y
DENGAN DIARE
DI RUANG CEMPAKA RSU NEGARA

OLEH:
KOMANG RISTI INDRIANI
NIM. 239013203

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA BALI
DENPASAR
2024
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK PADA An. Y
DENGAN DIARE AKUT
DI RUANG CEMPAKA RSU NEGARA

I. IDENTITAS PASIEN
Nama : An. Y
No Rekam Medis : 3272958
Tempat/Tanggal Lahir : Jembrana, 2 Mei 2023
Umur : 12 Bulan
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku Bangsa : Indonesia
Bahasa Yang Dimengerti : Indonesia
Agama : Hindu
Nama Ayah/Ibu/Wali : Ny. Y
Alamat/ No Telp : Br. Loloan, Pengambengan
Tanggal MRS : 22 Mei 2024
Tanggal pengkajian : 23 Mei 2024
Diagnosa Medis : Diare

II. KELUHAN UTAMA


Saat MRS : Ibu pasien mengatakan anaknya buang air besar sudah 4
kali dalam sehari.
Saat Pengkajian : Ibu pasien mengatakan anaknya buang air besar sudah 5
kali dalam sehari

III. RIWAYAT KESEHATAN SAAT INI


Sebelum masuk rumah sakit pasien buang air besar 4 kali dalam sehari
dengan konsistensi encer, sehari kemudian pasien di bawa ke Rumah Sakit
Umum. Pada tanggal 22 Mei 2024 pukul 16. 00 WITA pasien masuk
rumah sakit, sampai di UGD dilakukan pemeriksaan pada pasien, Ibu
pasien mengatakan An. Y BAB encer yang dialami sejak kemarin sore
sebelum masuk rumah sakit, pasien sangat rewel dan pasien dilakukan
pemasangan infus IVFD RL 18 tpm. Pukul 11.00 WITA pasien
dipindahkan ke Ruang Cempaka. Pada tanggal 23 Mei 2024 pukul 13. 00
WITA dilakukan pengkajian pada pasien, Pasien BAB 5x dalam sehari,
pasien tampak lemah dan lemas,
IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU
1. Pre Natal
Saat hamil : Ibu merokok : (ya/tidak)
Ibu minum minuman keras : (ya/tidak)

2. Intra dan Post Natal


Intranatal
• Lama persalinan : 3 jam
• Saat persalinan : prematur/matur/serotinus
• Komplikasi persalinan : Tidak ada komplikasi saat persalinan
• Terapi yang diberikan : -
• Cara melahirkan : Pervaginam normal (√) Dengan vakum
ekstrasi ( ) Operasi caesar ( ) Lainnya:………
• Tempat Melahirkan : Rumah Sakit (√) Rumah Bersalin ( )
Rumah ( ) Lainnya:…………..
Postnatal
• Usaha nafas : Dengan bantuan ()
Tanpa bantuan (√)
• Kebutuhan resusitasi : Tidak ada resusitasi saat persalinan
• Apgar skor : 9/10
• Bayi langsung menangis : ya/ tidak
• Tangisan bayi :kuat/lemah/lainnya(sebutkan).........
• Obat-obatan yang diberikan setelah lahir :
• Trauma lahir : Ada ( ) Tidak (√)
• Narkosis : Ada ( ) Tidak (√)
• Keluarnya urin/ BAB : Ada ( ) Tidak (√)
• Respon fisiologis atau prilaku yang bermakna: -

a. Penyakit yang pernah diderita


Ibu pasien mengatakan An.Y tidak pernah sakit diare seperti ini
b. Hospitalisasi
Ibu pasien mengatakan An. Y tidak pernah dirawat dirumah sakit
c. Operasi
Ibu Y mengatakan An. Y tidak pernah menjalani operasi
d. Injuri/ kecelakaan
Ibu Y mengatakan An. Y tidak pernah mengalami kecelakaan
e. Alergi
Ibu Y mengatakan An. Y tidak memiliki riwayat alergi

f. Imunisasi :
No. Jenis Imunisasi Waktu Pemberian Reaksi setelah
pemberian
1 BCG Pada usia 6 bulan Membentuk abses 1-2
bulan
2 DPT (I, II, III, IV) Usia 3, 4, 5 bulan Demam 1 hari
3 Polio (I, II, III, IV) Usian 3, 4, 5 bulan Tidak ada reaksi
4 Campak - -
5 Hepatitis Usia 0 bulan Tidak ada reaksi

g. Pengobatan :
Ibu pasien mengatakan saat An.Y sakit atau demam dibawa ke Bidan
terdekat untuk mendapatkan pengobatan.

II. RIWAYAT PERTUMBUHAN


Ibu pasien mengatakan anaknya tidak ada keterlambatan dalam tumbuh
kembang selama masa pertumbuhan hingga saat ini dan sudah sesuai
dengan petumbuhan anak pada umumnya
III. TINGKAT PERKEMBANGAN (Gunakan Format DDST II dan lampirkan)
a. Sosial : Pasien dapat menirukan kegiatan, Pasien dapat
menyatakan keinginan
b. Motorik halus : pasien tampak dapet mencoret coret kertas,pasien tampak
dapat menaruh kubus di cangkir
c. Bahasa : Pasien dapat mengatakan 1 kata, 2 kata, 3 kata namun
belum begitu jelas
d. Motorik kasar : Pasien mampu berdiri sendiri

IV. RIWAYAT SOSIAL


a. Pengasuh :
Ibu pasien mengatakan An. Y diasuh oleh kedua orangtuanya.
b. Pembawaan secara umum :
Pasien tampak rewel dan jika dilakukan tindakan pasien selalu menangis
c. Hubungan dengan anggota keluarga :
Ibu pasien mengatakan hubungan dalam anggota keluarga baik
d. Hubungan dengan teman sebaya :
Ibu pasien mengatakan ketika pasien diajak bermain dengan teman sebaya
tampak senang namun terkadang rewel
V. RIWAYAT KELUARGA
a. Sosial ekonomi :
Ibu pasien mengatakan keuangan keluarganya cukup untuk membiayai
kebutuhan anaknya
b. Lingkungan rumah :
Ibu pasien mengatakan rumah pasien seperti model perumahan dimana
jarak rumah satu dengan yang lain berdekatan, rumah tinggal pasien
terdapat tangga, rumah jauh dari sekolah dan tidak ada tempat bermain
c. Penyakit keluarga :
Keluarga An. Y tidak ada yang mengalami penyakit yang menular seperti
TB dan Hipertensi.
Genogram

Keterangan:

: Laki-laki

: Perempuan

X : Laki-laki meningal

: Hubungan Pernikahan

: Hubungan saudara

: Serumah

: Pasien
VI. POLA KESEHATAN
a. Pemeliharaan dan persepsi kesehatan
Ibu pasien mengatakan untuk pemeliharaan kesehatan dikeluarga baik
hanya saja pasien dan keluarga tinggal di lingkungan dekat TPS dan sudah
terbiasa dengan bau tidak sedap yang muncul dari TPS tersebut. Bila ada
keluarga yang sakit biasanya hanya membeli obat diwarung atau dibawa
ke puskesmas. Menurut ibu pasien sehat merupakan bila pasien dan
keluarga bisa bekerja, bermain, melakukan aktivitas sehari-hari dengan
biasa dan tidak merasa sakit.

b. Nutrisi (makanan dan cairan)


1. Pemberian ASI
(1) Pertama kali disusui : An. Y Pertama kali disusui sejak pertama
lahir
(2) Cara pemberian : Menyusui
(3) Lama pemberian : Saat ini An. Y masih disusui oleh ibunya
2. Pemberian Susu Formula
Ibu pasien mengatakan anaknya tidak diberikan susu formula.
3. Pola Perubahan Nutrisi
Pada usia 0-4 bulan jenis nutrisi yang diberikan adalah ASI dan lama
pemberian 6 bulan. Pada usia 4 -12 jenis nutrisi yang diberikan yaitu
bubur saring ditambahkan telur.

NUTRISI
No. Kondisi Sebelum sakit Setelah sakit
1 Selera makan Selera makan Selera makan
sangat baik menurun
2 Menu makan Bubur Bubur
3 Frekuensi makan Makan 3x sehari An. Y 3x sehari
dengan porsi 1 dengan porsi ¼
porsi bubur porsi bubur
dihabiskan dihabiskan
4 Makan pantangan - -
5 Makanan yag disukai - -
6 Perubahan pola makan - -
7 Cara makan An. Y disuapin Makan disuapin
oleh ibunya dan harus dibujuk
karena pasien
sedikit rewel
8 Ritual saat makan - -
CAIRAN
No. Kondisi Sebelum sakit Setelah sakit
1 Jenis minuman ASI dan air putih ASI dan air putih
2 Frekuensi minum An. Y minum ± An. Y minum ± 5
7-12 kali sehari kali sehari
3 Kebutuhan garam - -
4 Cara pemenuhan - -

c. Aktifitas
No. Kondisi Sebelum sakit Setelah sakit
1 Kegiatan sehari-hari - -
2 Pengaturan jadwal - -
3 Pengaturan alat bantu - -
aktifitas
4 Kesulitan pergerakan Tidak ada Terhalang oleh
tubuh infus

d. Tidur dan istirahat


No. Kondisi Sebelum sakit Setelah sakit
1 Jam tidur
- Siang Tidak teratur Terganggu tidak
teratur
- Malam 19.00 WITA Tidak teratur
2 Pola tidur Baik Kurang baik
3 Kebiasaan sebelum An. Y sebelum Tidak ada
tidur tidur selalu kenyamanan dan
disusui oleh rewel
ibunya
4 Kesulitan tidur Tidak ada Terganggu
karena BAB

e. Eliminasi

No. Kondisi Sebelum sakit Setelah sakit


BAB
1 Tempat pembuangan Dipampers Dipampers
2 Frekuensi 1x sehari 5x sehari
3 Konsistensi Padat, lembek Cair, ampas
4 Kesulitan Tidak ada -
kesulitan
5 Obat pencegah Tidak ada Tidak ada
BAK
6 Frekuensi 3-4x/hari >5x/hari
7 Volume 1000 cc 1000 cc
8 Warna atau kejernihan Jernih kekuningan Kuning pekat
(warna teh pekat)

f. Pola hubungan
- Sebelum sakit
Ibu pasien mengatakan memiliki banyak waktu bersama anaknya
- Saat sakit
Ibu pasien mengatakan keluarganya sangat cemas dengan kondisi anaknya
g. Koping
- Sebelum sakit
Ibu pasien mengatakan jika anaknya terkadang rewel apabila keinginannya
tidak terpenuhi dan memberikan hal yang diinginkan
- Saat sakit
Ibu pasien mengatakan anaknya semakin rewel dan sering menangis
h. Kognitif dan persepsi
- Sebelum sakit
Ibu pasien mengatakan anaknya selalu mengambil sesuatu yang berada
didekatnya
- Saat sakit
Ibu pasien mengatakan anaknya tidak mau bermain dengan mainan hanya
ingin bersama ibunya
i. Konsep diri
- Sebelum sakit
Ibu pasien mengatakan anaknya biasanya bermain dengan mainnya
- Saat sakit
Ibu pasien mengatakan anaknya rewel dan ibunya ingin anaknya cepat
sembuh dan bisa bermain seperti biasa.
j. Seksual
- Sebelum sakit
Ibu pasien mengatakan pasien berumur 12 bulan dan pasien berjenis
kelamin laki-laki dan tidak mengalami gangguan/masalah.

- Saat sakit
Ibu pasien mengatakan pasien berumur 12 bulan dan pasien berjenis
kelamin laki-laki dan tidak mengalami gangguan/masalah.
k. Nilai
- Sebelum sakit
Ibu pasien mengatakan biasanya mengajak anaknya sembahyang setiap
hari tertentu
- Saat sakit
Ibu pasien mengatakan hanya bisa mengajak anaknya berdoa di tempat
tidur

PEMERIKSAAN FISIK (inspeksi – auskultasi)


a. Keadaan umum : Lemah
Tingkat kesadaran : Compos mentis
TD : - mmHg Nadi : 70 x/menit RR :30 x/menit
BB : 7,5kg TB : 73 cm Suhu badan: 37,8 o C
LLA : 16,0 cm LK : 43 cm
b. Kulit
I : Kulit bersih, tidak ada kebiruan, warna kuning langsat, tidak ada
jejas, turgor kulit tidak elastis, kulit terlihat merah
P : Tidak ada nyeri tekan, CRT <2 dtk, kulit teraba hangat, turgor
kulit menurun atau tidak elastis
c. Kepala
I : Kepala bersih, penyebaran rambut merata, rambut pendek, warna
rambut hitam
P : Tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan
d. Mata
I : Simetris kanan kiri, konjungtiva ananemis, sclera anikterik,
e. Telinga
I : Simetris kanan kiri, bersih tidak ada serumen, pendengaran baik
P : Tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan
f. Hidung
I : Bersih, tidak ada masalah pada penciuman
g. Mulut
I : Bersih, mukosa bibir kering, tidak ada masalah menelan
h. Leher
I : Tidak ada jejas
P : Tidak ada pembengkakan pada leher, tidak ada pembengkakan
kelenjar tiroid
i. Dada
Paru-paru
I : Bentuk dada simetris, gerakan dada simetris kanan kiri
A : Suara nafas vesikuler
j. Jantung
A : Suara jantung S1 S2 normal (LUB, DUB)
k. Abdomen
I : Tidak ada pembengkakan pada perut
A : Peristaltik usus 24x/menit
l. Genetalia
I : Genetalia bersih tidak ada kelaianan
m. Ekstrimitas
I : Ekstremitas atas dan bawah normal, simetris kanan kiri, gerakan
ekstremitas aktif
n. Neurologi
1. Fungsi carnial
(a) Nervus I : tidak dilakukan pemeriksaan
(b) Nervus II : tidak dilakukan pemeriksaan
(c) Nervus III, IV, VI : tidak dilakukan pemeriksaan
(d) Nervus V : tidak dilakukan pemeriksaan
(e) Nervus VI : tidak dilakukan pemeriksaan
(f) Nervus VII : tidak dilakukan pemeriksaan
(g) Nervus VIII : tidak dilakukan pemeriksaan
(h) Nervus IX : tidak dilakukan pemeriksaan
(i) Nervus X : tidak dilakukan pemeriksaan
(j) Nervus XI : tidak dilakukan pemeriksaan
(k) Nervus XII : tidak dilakukan pemeriksaan

2. Fungsi Mutorik
An. Y tidak mengalami kelemahan otak, kekuatan otot ekstremitas atas
dan bawah.
3. Fungsi Tensus
An. Y merasakan semua rangsangan yang diberikan
VII. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK PENUNJANG
Nama Hasil Normal Satuan Hiperprestasi

Wbc 5,6 4,6 – 10,00 103/UL Normal

HGB 10,2 12,0 – 16,0 9/dl Menurun ↓

HcT 29,1 35,0 – 45,0 % Menurun ↓

MCV 79,3 83,9 – 99,1 FI Menurun ↓

MCH 27,8 27,0 – 34,0 Pg Normal

RBC 3,6 4,50 – 5,50 106/UL Menurun ↓

TERAPI YANG DIPEROLEH


No. Tanggal awal Nama Dosis Rute Indikasi
pemberian

1 22 Mei 2024 IVFD 18 lpm IV Untuk membantu


RL cairan dan elektrolit

3 22 Mei 2024 Zinc 2 x 10 PO Memenuhi


mg kebutuhan mineral

4 22 Mei 2024 L-Bio 2 x 1 gr PO Membantu


melindungi sistem
pencernaan serta
memperbaiki fungsi
normal saluran
pencernaan

VIII. INFORMASI LAIN (mencakup rangkuman kesehatan klien dari gizi,


fisioterapis, dll)
- Tidak terdapat informasi tambahan lainnya
IX. ANALISIS DATA
DATA PROBLEM ETIOLOGI
DS : Diare Virus, bakteri, parasit dan mikroorganisme
- Ibu pasien ↓
mengatakan An. Y Infeksi pada sel
BAB dengan ↓
konsistensi encer Berkembang di usus
sebanyak 5 kali ↓
dalam sehari Hipersekresi air dan elektrolit
DO : ↓
- Pasien tampak Isi rongga usus berlebihan
lemah dan lemas

- Frekuensi BAB ±
Didorong keluar melalui anus
5x/hari

- Konsistensi BAB
encer dan berisi BAB encer > 5x/hari
ampas ↓
- Peristaltik usus DIARE
24x/menit
DS : Hipovolemia Diare
- Ibu pasien ↓
mengatakan An. Y Freakuensi BAB ↑
BAB ± 5x/hari ↓
- Ibu pasien Kehilangan air dan elektrolit
mengatakan An. Y ↓
lemas Cairan ekstraseluler hilang
DO : ↓
- Pasien tamapak Dehidrasi
lemas

- Frekuensi BAB ±
Mukosa bibir kering, turgor kulit tidak elastis
5x/hari

- Mukosa bibir
kering HIPOVOLEMIA
- Turgor kulit tidak
elastis
- Membran mukosa
kering
- Mata cekung
- Vital sign
N : 70x/menit
S : 37,8oC
R : 30x/menit
Terpasang IVFD
RL 18 tpm
X. DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASARKAN PRIORITAS MASALAH
1. Diare berhubungan dengan terpapar kontaminan ditandai dengan Ibu
pasien mengatakan An. Y diare sebanyak 5 kali sejak kemarin sore Ibu
pasien mengatakan An. Y BAB ± 5x/hari, pasien tampak lemah dan lemas,
frekuensi BAB ± 5x/hari, konsistensi BAB encer dan berisi ampas,
peristaltik usus 24x/menit
2. Hipovolemia berhubungan dengan kehilangan cairan aktif ditandai dengan
Ibu pasien mengatakan An. Y BAB ± 5x/hari, keluarga pasien mengatakan
An. Y lemas, pasien tamapak lemas, frekuensi BAB ± 5x/hari, mukosa
bibir kering, turgor kulit tidak elastis, N: 120x/menit, S : 37,8oC, R :
30x/menit, terpasang IVFD RL 18 tpm

XI. RENCANA KEPERAWATAN


No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi (NIC) Nama
Keperawatan (NOC) /TTD
1 Diare Setelah dilakukan tindakan MANAJEMEN DIARE Risti
berhubungan keperawatan selama 3 x 24 Observasi
dengan terpapar
jam pasien menunjukkan 1. Identifikasi penyebab diare (
kontaminan
ditandai dengan diare berkurang dengan mis. Inflamasi gastrointestinal,
Ibu pasien kriteria hasil: iritasi gastrointestinal, proses
mengatakan An.
1. Kontrol pengeluaran infeksi, malabsorpsi, ansietas,
Y Diare sejak
kemarin sore, Ibu feses meningkat efek obat-obatan, pemberian
pasien 2. Konsistensi feses botol susu)
mengatakan An.
membaik 2. Identifikasi riwayat pemberian
Y BAB ± 5x/hari,
pasien tampak 3. Frekuensi defekasi makanan
lemah dan lemas, membaik (<3x/hari) 3. Monitor warna, volume,
frekuensi BAB ± 4. Peristaltik usus frekuensi, dan konsistensi tinja
5x/hari,
konsistensi BAB normal (5-15x/menit) 4. Monitor tanda dan gejala
cair dan berisi hipovolemia (mis. Takikardia,
ampas, peristaltik nadi teraba lemah, tekanan
usus 24x/menit
darah turun, turgor kulit
menurun, mukosa mulut kering,
CRT melambat, BB menurun).
5. Monitor iritasi dan ulserasi kulit
daerah perianal
6. Monitor jumlah pengeluaran
diare
Terapeutik
1. Berikan asupan cairan oral (mis.
Larutan garam gula, oralit,
pedialyte, renalyte)
2. Berikan cairan intravena (mis.
Ringer asetat, ringer laktat), jika
perlu
3. Ambil sempel darah untuk
pemeriksaan darah lengkap dan
elektrolit
4. Ambil sampel feses untuk
kultur, jika perlu
Edukasi
1. Anjurkan makanan porsi kecil
dan sering secara bertahap
2. Anjurkan melanjutkan
pemberian ASI
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian obat
pengeras feses (mis. Atapulgit,
smektit, kaolin-pektin)
2 Hipovolemia Setelah dilakukan tindakan MANAJEMEN HIPOVOLEMIA
berhubungan keperawatan selama 3 x 24 Observasi Risti
dengan
jam pasien menunjukkan 1. Periksan tanda dan gejala
kehilangan cairan
aktif ditandai volume cairan seimbang hipovolemia (mis. nadi teraba
dengan Ibu pasien dengan kriteria hasil: lemah, tekanan nadi menyempit,
mengatakan An.
1. Turgor kulit elastis turgor kulit menurun, membran
Y BAB ± 5x/hari,
Ibu pasien 2. Frekuensi nadi (100- mukosa kering, volume urin
mengatakan An. 160x/menit) menurun, hematokrit meningkat,
Y lemas, pasien
3. Membran mukosa haus, lemah)
tampak lemas,
frekuensi BAB ± lembab 2. Monitor intake dan output
5x/hari, mukosa 4. Intake cairan membaik cairan
bibir kering, 5. Keluhan haus Terapeutik
turgor kulit tidak
menurun 1. Hitung kebutuhan cairan
elastis, N:
70x/menit, S : 6. Perasaan lemah 2. Berikan asupan cairan oral
37,8oC, R : menurun Edukasi
30x/menit,
1. Anjurkan memperbanyak
terpasang IVFD
RL 18 tpm asupan cairan oral
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian cairan IV
isotonis (mis. NaCl, RL)
XII. IMPLEMENTASI
No tanggal No. Jam Implementasi Evaluasi Nama
Diagnosa /TTD
1 Kamis I 14.00 1. Mengidentifikasi S : Ibu pasien mengatakan di Risti
23-5- penyebab diare (mis. lingkungan rumah pasien
2024 kumuh dan dekat dengan
Inflamasi gastrointestinal,
tempat pembuangan sampah
iritasi gastrointestinal, O : - Pasien tampak rewel
proses infeksi, - Pasien tampak lemas

malabsorpsi, ansietas,
efek obat-obatan,
pemberian botol susu)

14.30 2. Memonitor warna, S: Ibu pasien mengatakan


volume, frekuensi, dan An. Y BAB 5x/ hari
konsistensi tinja O : Warna feses tampak
kuning, frekuensi 5 kali
sehari, konsistensi encer

3. Memonitor jumlah S: Ibu Pasien mengatakan


14.35 BAB 5 kali perhari
pengeluaran diare
O: Pasien tampak lemas,
BAB 5 kali dengan
konsistensi encer

15.30 4. Memberikan asupan DS: -


cairan oral (ASI DO: Pasien tampak kooperatif
dan air) dan mau minum

S :-
5. Memberikan cairan O: Terpasang IVFD RL 18
14.00
intravena tpm
IVFD RL 18 tpm − Pasien tampak rewel
− Pasien tampak lemas
6. Menganjurkan makanan S: ibu pasien mengatakan
16.00 porsi kecil dan sering mengerti dan akan
secara bertahap (bubur) memberikan anaknya
makanan porsi kecil sedikit

O: ibu pasien tampak


kooperatif dan memberikan
pasien makanan porsi kecil
secara bertahap

II 18.00 1. Memeriksa tanda dan S : -


gejala hipovolemia (mis
DO: Pasien tampak lemas
nadi teraba lemah,
turgor kulit menurun,
tekanan darah menurun,
membrane mukosa kering,
tekanan nadi menyempit,
matacekung
turgor kulit menurun,
membran mukosa kering,
volume urin menurun,
hematokrit meningkat,
haus, lemas)

2 Jumat I 08.00 1. Memonitor warna, S : -


24-5- volume, frekuensi, dan
2024 O: Warna feses tampak
konsistensi tinja
kuning kecoklatan, frekuensi
4 kali sehari, konsistensi
encer terdapat ampas pada
feses, 35x/mnt

2. Memonitor jumlah
10.00 S: Ibu Pasien mengatakan
pengeluaran diare
pasien BAB 4 kali
O: Pasien tampak masih
lemas

12.00 3. Mendelegasikan S: Ibu pasien mengatakan


pemberian L-Bio 2x 1 anaknya masih mengalami
sachet diare
O: Pasien tampak kooperatif
dan mau minum obat
II 12.30 1. Memeriksa tanda dan S: -
gejala hipovolemia (mis.
O: Pasien tampak lemah turgor
Frekuensi nadi kulit menurun, membrane
meningkat, nadi teraba mukosa kering
lemah, tekanan darah
menurun, tekanan nadi
menyempit, turgor kulit
menurun, membran
mukosa kering, volume
urin menurun, hematokrit
meningkat, haus, lemah)

13.00 2. Memberikan asupan DS: -


cairan oral (ASI dan air
DO: Pasien tampak sedikit
putih)
rewel dan mau minum

3 Sabtu I 08.00 1. Memonitor warna, S: -


25-5- volume, frekuensi, dan
2024 O: Warna feses tampak
konsistensi tinja
kuning kecoklatan, frekuensi
2 kali sehari, konsistensi
lembek dan bising usus
30x/mnt
10.00 2. Memonitor jumlah S: Ibu Pasien mengatakan
pengeluaran diare pasien BAB 2 kali

O: Pasien sudah tampak


tidak lemas

S: Ibu pasien mengatakan


12.00 3. Mendelegasikan diare anaknya sudah sedikit
pemberian L-Bio 2x 1 sachet bekurang
O: Pasien tampak kooperatif
dan mau minum obat

II 12.30 1. Memeriksa tanda dan DS: -


gejala hipovolemia (mis.
DO: Pasien tampak rileks
Frekuensi nadi
turgor kulit elastis,
meningkat, nadi teraba
membrane mukosa lembab
lemah, tekanan darah
menurun, tekanan nadi
menyempit, turgor kulit
menurun, membran
mukosa kering, volume
urin menurun, hematokrit
meningkat, haus, lemah)

2. Melakukan kolaborasi S:-


O:
pemberian cairan IV
- Mukosa bibir lembab
isotonis (IVFD RL 18 - Turhor kulit elastis
tpm) - Terpasang IVFD RL 18
tpm
XIII. EVALUASI

No Tanggal No. Evaluasi Nama/TTD


Diagnosa
1 25 Mei I S:
2024 - Ibu pasien mengatakan An. Y BAB 2x/ hari

O:
- Frekuensi BAB 2x/hari
- Konsistensi cair dan ampas
- ASI (+)
- Terpasang IVFD RL 18 tpm
- Makanan bubur ½ porsi

A:
- Masalah belum teratasi

P:
- Lanjutkan intervensi 1,2, 3

2 25 Mei II S:
2024 - Ibu pasien mengatakan An. Y sudah sedikit
membaik dari sebelumnya dan mau bermain
dengan mainnya

O:
- N: 110x/menit
- Mukosa bibir lembab
- Turhor kulit elastis
- ASI (+)
- Terpasang IVFD RL 18 tpm

A:
- Masalah teratasi

P:
- Pertahankan kondisi pasien

Jembrana, 26 Mei 2024


Mahasiswa

Komang Risti Indriani

Anda mungkin juga menyukai