LP Eliminasi Alvi..
LP Eliminasi Alvi..
LP Eliminasi Alvi..
1.1 Definisi
Eliminasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang esensial dan berperan penting untuk
metabolisme terbagi menjadi dua jenis yaitu berupa feses yang berasal dari saluran
cerna dan urin melalui saluran perkemihan (Kasiati & Rosmalawati, 2016)
tubuh yang tidak terpakai. Perubahan pada defekasi dapat menyebabkan masalah
pada gastrointestinal dan bagian tubuh lain, karena sisa - sisa produk usus adalah racun
.
1.2 ETIOLOGI GANGGUAN ELIMINASI ALVI
bertambahnya usia.
2) Diet
Asupan makanan yang bergizi dan teratur tiap hari membantu dalam defekasi
secara normal, terutama dalah serat. Selulosa, serat dalam diet memberikan
volume feses. Makanan pedas dapat menyebabkan diare dan flatus karena dapat
4) Aktivitas
Imobilisasi akan menekan motilitas usus seperti otot pelvis dan otot abdomen
5) Faktor psikologis
mengakibatkan diare berat. Aktivitas peristaltic meningkat pada orang yang cemas,
6) Gaya hidup
Kebiasaan individu yang lebih senang bila melakukan defekasi di toiletnya sendiri.
7) Medikasi
Beberapa obat memiliki efek samping yang mengganggu eliminasi normal seperti
diare, morfin dan kokain yang menyebabkan konstipasi.Obat juga mengubah warna
feses seperti hitam oleh zat besi, hijau oleh antibiotik dan putih oleh antacid.
8) Prosedur diagnostic
ada makanan dan cairan setelah tengah malam sebagai persiapan pada
Barium mengeraskan feses jika tetap berada di colon, akan mengakibatkan konstipasi
Adanya cedera kepala dan medulla spinalis akan menurunkan sensori untuk
defekasi
seperti makanan pedas, toxin baklteri dan racun dapat mengiritasi saluran
12) Nyeri
Motoric Cedera pada sumsum tulang belakan dan kepala dapat menurunkan
klien untuk merespon terhadap keinginan defekasi ketika dia tidak dapat
1.3 PATHWAY
Diare
Kulit disekitar cairan yg keluar banyak suhu tubuh menungkat mual muntah
canus lecet
dan iritasi
anoreksia
hipertermi
kemerahan & gatal dehidrasi
Defisit nutrisi
sering digaruk
Kerusakan Kekurangan
integritas kulit volume cairan
1) Spesimen Feses
Inspeksi warna, bentuk, bau, kandungan feses (ambil sekitar 2,5 cm feses atau 20 -30
Untuk mendeteksi adanya darah dalam feses (skrining kanker kolorektal) dengan
1.6 Penatalaksanaan
1)KonstipasI
a. Periksa tanda dan gejala konstipasi
2) Diare
laktosa
1.7 Komplikasi
1) Konstipasi
Yaitu menurunnya frekuensi BAB disertai dengan pengeluaran feses yang sulit, keras
dan mengejan. Kondisi ini terjadi karena feses berada di intestinal lebih lama,
sehingga banyak air diserap. Penyebabnya kebiasaan BAB tidak teratur, diet tidak
morfin, anti kolinergik, zat besi), penggunaan obat pencahar/laksatif, usia, peristaltic
menurun dan otot - otot elastisitas perut menurun sehingga menimbulkan konstipasi.
2) Impaksi
Merupakan akibat konstipasi yang tidak teratur, sehingga tumpukan feses yang keras
di rectum tidak bias dikeluarkan, impaction berat, tumpukan feses sampai pada
kolon sigmoid. Penyebabnya pasien dalam keadaan lemah, bingung, tidak sadar,
3) Diare
4) Inkontinensia fekal Keadaan tidak mampu menontrol BAB dan udara dari anus,
BAB encer dan jumlahnya banyak. Umumnya disertai dengan gangguan fungsi
sprinkter anal, penyakit neuromuskuler, truma spinal cord dan tumor springster
anal eksternal.
5) Flatulens
Menumpuknya gas pada lumen intestinal, dinding usus meregang dan distended,
merasa penuh, nyeri dank ram. Biasanya gas keluar mulut (sendawa) atau
anus (flatus). Hal - hal yang menyebabkan peningkatan gas di usus adalah
6) Hemoroid
Yaitu dilatasi vena pada dinding rectum (bias internal atau eksternal). Hal ini terjadi
pada defekasi yang keras, kehamilan, gagal jantung dan penyakit hati menahun.
Perdarahan dapat terjadi dengan mudah jika dinding pembuluh darah teregang.
Jika terjadi inflamasi dan pengerasan, maka pasien merasa panas dan gatal.
Kadang - kadang BAB dilupakan oleh pasien, karena saat BAB menimbulkan
1. Pengkajian
1) Identitas klien.
2) Riwayat keperawatan.
b. Keluhan utama: Feces semakin cair, muntah, bila kehilangan banyak air dan
elektrolit terjadi gejala dehidrasi, berat badan menurun. Pada bayi ubun - ubun
besar cekung, tonus dan turgor kulit berkurang, selaput lendir mulut dan
bibir kering, frekwensi BAB lebih dari 4 kali dengan konsistensi encer
Hospitalisasi akan menjadi stressor bagi anak itu sendiri maupun bagi
keluarga, kecemasan meningkat jika orang tua tidak mengetahui prosedur dan
4) anoreksia.
3. Intervensi keperawatan
kolaborasi
1.Mengatasi
Kekurangan cairan
2. Setelah dilakukan asuhan Observasi Observasi
keperawatan selama 3x24 1.Identifikasi status 1.Mengetahui status
jam diharapkan deficit nutrisi nutrisi pasien
nutrisi teratasi dengan 2.Identifikasi alergi 2.Mengetahui alergi
kriteria hasil: dan intoleransi dan intoleransi
1. Adanya peningkatan makanan makanan pada
berat badan sesuai 3.Identifikasi makanan pasien
dengan tujuan yang disukai 3.Membantu
2. Berat badan ideal 4.Identifikasi memilih makanan
sesuai dengan tinggi kebutuhan kalori dan yang disukai pasien
badan jenis nutrien 4.Menentukan
5.Identifikasi perlunya jumlah dan jenis
3. Mampu penggunaan selang nutrien yang akan
mengidentifikasi nasogastrik diberikan
kebutuhan nutrisi 6.Monitor asupan 5.Menentukan
4. Tidak ada tanda makanan penggunaan selang
tanda nutrisi 7.Monitor berat badan nasogastrik untuk
5.Menunjukkan 8.Monitor hasil membantu
peningkatan fungsi pemeriksaan memberikan
dari pengecapan dan laboratorium nutrien
menelan 6.Memantau asupan
6. Tidak terjadi penurunan Nursing makanan
berat badan yang 1.Lakukan oral pada pasien
berarti hygiene sebelum 7.Mengetahui berat
makan, jika perlu badan pasien
2.Fasilitasi 8.Membantu
menentukan pedoman menentukan
diet tindakan
3.Sajikan makanan keperawatan
secara menarik dan 1.Memberi
suhu yang sesuai. rasa nyaman
sebelum
makan pada pasien
2.Membantu
pasien dalam
melakukan
diet
3.Penyajian makanan
secara menarik dan
suhu yang sesuai
kolaborasi
1.Membantu
memulihkan kondisi
tubuh
4. Implementasi
Melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana tindakan yang telah
direncanakan sebelumnya
5. Evaluasi
Evaluasi dalam keperawatan merupakan kegiatan dalam menilai tindakan
keperawatan yang telah ditentukan, untuk mengetahui pemenuhan kebutuhan pasien
secara optimal dan mengukur hasil dari proses keperawatan yang dilakukan
dengan format SOAP.
DAFTAR PUSTAKA
Wahyudi, A. S., & Wahid, A. (2016). Buku Ajar Ilmu Keperawatan Dasar.