0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
10 tayangan9 halaman

4454-13544-1-PB

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1/ 9

SCHOULID: Indonesian Journal of School Counseling (2024), 9(1), 118-126

ISSN (Print): 2548-3234| ISSN (Electronic): 2548-3226


Open Access Journal: https://jurnal.iicet.org/index.php/schoulid
DOI: 10.23916/084454011

Featured Research

Strategi guru dalam menerapkan P5 tema gaya hidup


berkelanjutan kelas 1 di sekolah dasar

Rizani Putri*), Zaka Hadikusuma Ramadan


Universitas Islam Riau, Indonesia
*) Correspondence e-mail: rizaniputri@student.uir.ac.id

Abstract: Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan cara guru menerapkan strategi
P5 dalam mengajarkan tema gaya hidup berkelanjutan kepada siswa kelas 1 di SD Negeri
13 Bathin Solapan. Pendekatan yang dipakai dalam studi ini adalah pendekatan kualitatif
dengan tipe penelitian naratif yang menggambarkan kronologi peristiwa secara mendetail.
Sampel pada penelitian ini yakni 2 guru dan 2 siswa. Kaedah pengumpulan data yang
digunakan dalam kajian ini termasuk observasi, wawancara, dan dokumentasi. Proses
analisis data dalam penelitian ini mencakup langkah-langkah reduksi data, penyajian data,
dan verifikasi data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan kegiatan P5 di kelas
1 masih belum optimal. Hal ini karena masih kurangnya pemahaman dan strategi yang
tepat yang dilakukan oleh guru dalam melaksanakan P5. Dalam menangani persoalan
tersebut, guru perlu menerapkan strategi menggunakan dimensi P5 yang telah dipilih
untuk topik gaya hidup berkelanjutan. Hingga mendapatkan hasil yang cocok dengan
penerapan nilai Pancasila kepada siswa dalam kelas 1.
Keywords: Profil pelajar pancasila, strategi guru
Article History: Received on 17/07/2024; Revised on 19/07/2024; Accepted on 20/07/2024; Published Online:
23/07/2024.
This is an open access article distributed under the Creative Commons Attribution License, which permits unrestricted use,
distribution, and reproduction in any medium, provided the original work is properly cited. ©2024 by author.

PENDAHULUAN
Menurut Ismail (2020), Pelajar Pancasila memiliki enam dimensi utama termasuk
beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, bergotong royong,
berkebhinekaan global, serta bernalar kritis, kreatif, dan mandiri. Profil Pelajar Pancasila
direalisasikan melalui kegiatan pembelajaran di sekolah yang mencakup kegiatan
pembelajaran tatap muka dalam kurikulum, di luar kurikulum, dan proyek berbasis
kokurikuler. Menurut Safitri (2022), pembelajaran dalam kurikulum mencakup sebanyak
70-80% jam pelajaran, sementara pembelajaran di luar kurikulum mencakup sebanyak 20-
30% jam pelajaran.
Salah satu perbedaan dalam implementasi kurikulum merdeka adalah adanya
proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) yang tidak ada dalam kurikulum
sebelumnya. Sam (2023) menyatakan bahwa P5 adalah program ekstrakurikuler
berorientasi proyek yang bertujuan untuk meningkatkan upaya mencapai keterampilan
dan kepribadian sesuai dengan karakter siswa Pancasila sesuai dengan Standar
Kompetensi Kelulusan. Profil siswa Pancasila merujuk kepada siswa Indonesia yang

118
Putri, R. & Ramadan, Z.H. 119

memiliki kualitas sebagai pembelajar sepanjang hayat dengan kompetensi, karakter, dan
perilaku yang sejalan dengan nilai-nilai Pancasila.
Menurut Mery (2022), mengajarkan Pancasila kepada peserta didik dapat dilakukan
melalui Proyek Penguatan Profil Pelajar dengan tema gaya hidup berkelanjutan. Gaya
hidup berkelanjutan tidak hanya penting untuk melestarikan lingkungan, tetapi juga
sebagai sarana untuk mengedukasi nilai-nilai Pancasila seperti gotong royong, saling
menghargai, dan tanggung jawab sosial. Lain pula, Yuniardi (2023) menegaskan bahwa
pentingnya tema gaya hidup berkelanjutan P5 ini karena siswa akan menjadi generasi
penerus negara. Siswa adalah agen perubahan yang berperan dalam menjaga lingkungan
dan mendukung implementasi SDG's di Indonesia, termasuk di sektor Pendidikan.
Terutama kasih terhadap lingkungan sekitar dan kecerdasan dalam mengelola energi
adalah tujuan lainnya.
Dalam rangka mencapai target Profil Pelajar Pancasila, Lubaba (2022) menekankan
bahwa kerja sama antara semua pihak terkait pendidikan, termasuk lembaga resmi dan
masyarakat, adalah hal yang krusial. Segala anak Indonesia diinginkan untuk mengikuti
pendidikan dan sekolah formal memiliki peran penting dalam memperkenalkan serta
menerapkan konsep Profil Pelajar Pancasila.
Menurut Lieung (2022), salah satu cara mengajarkan siswa tentang Pancasila adalah
dengan meningkatkan pemahaman mereka melalui proyek tentang gaya hidup
berkelanjutan. Menerapkan gaya hidup berkelanjutan bukan hanya penting untuk menjaga
lingkungan yang sehat dan berkelanjutan, tetapi juga dapat menjadi sarana untuk
menanamkan nilai-nilai Pancasila seperti gotong royong, saling menghargai, dan
bertanggung jawab secara sosial.
Berdasarkan hasil observasi di SDN 13 Bathin Solapan adalah sekolah yang berada
di Jl. Sultan Syarif Kasim, Balai Makam, Kec. Mandau, Kabupaten Bengkalis. Dalam
menerapkan P5, SDN 13 Bathin solapan terkendala dalam hal kekurangan guru yang
memiliki kualifikasi dan pengalaman yang sesuai untuk mnerapkan P5. Selain itu,
meskipun sekolah memiliki fasilitas seperti ruang kelas, perpustakaan dan laboratorium,
ada beberapa fasilitas yang kurang mendukung untuk menerapkan P5 secara optimal.
Menurut informasi yang didapatkan dari wawancara dengan guru kelas 1 SD
Negeri 13 Bathin Solapan, kegiatan Projek Pengutan Profil Pelajar Pancasila telah dilakukan
di kelas 1 sebelumnya. Dalam bentuk pementasan seni, dilakukan pergelaran dengan
mengusung tema kearifan lokal. Ketika kegiatan tersebut dilakukan, guru belum
menggunakan strategi yang sesuai dalam melaksanakan kegiatan P5 sehingga kegiatan
tersebut tidak berjalan dengan lancar. Karena itu, untuk menangani masalah tersebut
diperlukan strategi guru yang tepat yaitu menerapkan dimensi P5 yang dipilih untuk tema
gaya hidup berkelanjutan dalam kegiatan tersebut agar kegiatan P5 sesuai dengan tujuan
yang diinginkan. Alasan guru memilih tema gaya hidup berkelanjutan untuk proyek pada
kelas 1 ini karena tema gaya hidup berkelanjutan ini mencakup kegiatan sehari-hari seperti
efisiensi energi, pengurangan sampah, dan pemanfaatan sumber daya secara bertanggung
jawab. Sebuah proyek seperti ini bisa membantu pelajar menemukan cara mereka dapat
memberikan kontribusi dalam kehidupan sehari-hari mereka.

SCHOULID: Indonesian Journal of School Counseling


Open Access Journal: https://jurnal.iicet.org/index.php/schoulid
120 Strategi guru dalam menerapkan P5…

Dalam wawancara dengan guru, ditemui juga beberapa tantangan dan masalah
yang dihadapi oleh guru dalam menerapkan P5 ini dikelas 1 seperti siswa kelas 1 mungkin
belum terbiasa dengan metode pembelajaran yang menuntut mereka aktif dalam mencari
solusi atau informasi. Mereka mungkin perlu waktu untuk memahami bagaimana cara
bekerja dalam tim atau mandiri dalam menyelesaikan proyek. Selain itu, guru perlu
merancang proyek atau masalah yang sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif anak
usia dini. Memastikan bahwa proyek tersebut relevan dan membangun pemahaman
konsep yang diinginkan tanpa membingungkan siswa adalah tantangan tersendiri. Maka
dari itu, dalam menerapkan proyek P5 dikelas 1 ini dibutuhkan strategi guru yang tepat.
Menurut penelitian oleh Makrifah (2023), strategi guru sangat penting dalam
menerapkan P5 di sekolah dasar karena untuk berhasil dalam program tersebut, guru perlu
memiliki strategi yang jelas untuk mencapai tujuan program tersebut. Pelaksanaan P5 di
SD bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari siswa.
Karenanya, strategi guru sangat penting untuk memastikan kelancaran kegiatan sesuai
harapan.
Dengan didasari oleh penelitian sebelumnya, peneliti tertarik untuk mengkaji
strategi guru dalam menerapkan P5 tema gaya hidup berkelanjutan di kelas 1 sekolah dasar
adalah karena mengeksplorasi implementasi konsep P5 oleh guru dalam kurikulum sehari-
hari mereka, dengan fokus pada strategi khusus yang sukses. Tujuan penelitian ini adalah
untuk menjelaskan cara guru menggunakan strategi P5 dalam mengajarkan tema gaya
hidup berkelanjutan kepada siswa kelas 1 di SD Negeri 13 Bathin Solapan

METODE
Prosedur yang dipilih dalam studi ini adalah pendekatan kualitatif dengan fokus
pada studi naratif. Penelitian naratif merupakan jenis laporan yang memaparkan rangkaian
kejadian secara terperinci dalam bentuk cerita. Dalam metode penelitian naratif, peneliti
menyajikan kehidupan individu, mengumpulkan kisah kehidupan orang-orang, dan
mencatat pengalaman individu (Asfar, 2019). Penelitian naratif adalah upaya untuk
menggambarkan gejala, kejadian, atau peristiwa terkini dan sering disebut sebagai
penelitian deskriptif.
Sampel pada penelitian ini melibatkan 2 orang guru dan 2 orang siswa. Dalam studi
ini, peneliti akan menjelaskan cara guru menggunakan strategi dalam
mengimplementasikan dimensi P5 pada tema gaya hidup berkelanjutan di kelas 1. Peneliti
menjelaskan rangkaian kejadian dengan rinci berdasarkan pengamatan, wawancara, dan
dokumentasi. Informasi yang dikumpulkan akan dianalisis dengan pendekatan kualitatif
untuk memahami lebih dalam tentang strategi guru dalam untuk menggambarkan secara
rinci cara guru menerapkan tema gaya hidup berkelanjutan P5, dilakukan di kelas 1 SD
Negeri 13 Bathin Solapan, dilakukan beberapa metode dan pendekatan oleh para pengajar.
Dalam studi ini, para peneliti menggunakan alat penelitian dapat dilihat pada Tabel 1.

.
Table 1. Kisi Kisi Instrument Penelitian

SCHOULID: Indonesian Journal of School Counseling


Open Access Journal: https://jurnal.iicet.org/index.php/schoulid
Putri, R. & Ramadan, Z.H. 121

Dimensi Elemen Sub elemen


Beriman Dan Akhlak kepada Mengutamakan persamaan dengan
Bertakawa Kepada manusia orang lain dan menghargai
Tuhan Yang Maha perbedaan
Esa Dan Berakhlak Berempati kepada orang lain
Mulia Akhlak kepada alam Memahami Keterhubungan
Ekosistem Bumi
Menjaga Lingkungan Alam Sekitar
Bergotong Royong Kolaborasi Kerja sama
Komunikasi untuk mencapai tujuan
bersama
Kepedulian Tanggap terhadap lingkungan Sosial
Persepsi sosial
Kreatif Menghasilkan karya Mengekspresikan pikiran dan
dan Tindakan yang perasaannya dalam bentuk karya dan
orsinal tindakan
Mengapresiasi karya dan tindakan
yang dihasilkan
Memiliki keluwesan Kreatif dalam menghadapi situasi
berpikir dalam dan permasalahan
mencari alternatif
Solusi permasalahan Dapat mencari solusi permasalahan
Sumber : dimodifikasi dari Istiningsih (2021)

Keabsahan data yang digunakan oleh peneliti mencakup triangulasi sumber, teknik,
dan waktu. Metode analisis data yang digunakan dalam studi ini meliputi reduksi data,
penyajian, dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Pada reduksi data, peneliti mengevaluasi
informasi penting yang terkait dengan topik yang dikaji, seperti data dari wawancara,
observasi, dan dokumentasi. Setelah data direduksi, langkah berikutnya adalah
menyajikan data. Penyajian data harus menggambarkan dengan jelas bagaimana guru
mengimplementasikan strategi ini dalam praktik sehari-hari. Dalam penelitian ini,
informasi dipaparkan secara deskriptif. Terakhir, langkah akhir adalah membuat
kesimpulan atau melakukan verifikasi. Dalam menarik kesimpulan, peneliti meninjau
kembali hasil analisis untuk mengidentifikasi temuan yang paling signifikan terkait
dengan penerapan P5 oleh guru.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Berdasarkan hasil wawancara dengan guru, alasan guru menggunakan tema gaya
hidup berkelanjutan sebagai tema pada proyek ini adalah karena tema gaya hidup guna
meningkatkan kesadaran siswa tentang pentingnya menjaga lingkungan dan keinginan.
Guru berharap bahwa dengan memperkenalkan konsep ini kepada siswa pada usia P5,
mereka akan mulai membentuk sikap dan kebiasaan yang peduli lingkungan sejak usia
dini. Selain itu, guru mungkin juga ingin membantu siswa dalam memahami bagaimana
gaya hidup sehari-hari dapat berdampak pada lingkungan dan masyarakat sekitar. Dengan

SCHOULID: Indonesian Journal of School Counseling


Open Access Journal: https://jurnal.iicet.org/index.php/schoulid
122 Strategi guru dalam menerapkan P5…

tekanan gaya hidup berkelanjutan, pendidik juga dapat mengajarkan nilai-nilai seperti
tanggung jawab sosial, keadilan, dan keterlibatan dalam isu-isu global yang signifikan.
Secara keseluruhan, guru memilih tema gaya hidup berkelanjutan sebagai cara
memberikan pendidikan yang komprehensif kepada siswa agar tidak hanya fokus pada
hal akademis tetapi juga untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya bertindak secara
bertanggung jawab terhadap lingkungan dan masa depan bumi kita.
Selanjutnya pada wawancara dan observasi dengan kepala sekolah di SDN 13 Bathin
Solapan, diketahui bahwa kegiatan projek penguatan profil pelajar Pancasila untuk tema
gaya hidup berkelanjutan di kelas 1 melibatkan pembuatan kerajinan kolase. Kegiatan ini
melibatkan pembuatan kolase menggunakan daun kering sampah sesuai dengan pola yang
telah ditetapkan. Sebelum memulai kegiatan itu, guru mengajak siswa mencari sampah
daun kering di sekitar sekolah. Setelah itu, guru meminta murid-murid untuk memilih
daun kering yang bagus dan sesuai untuk digunakan dalam kolase yang akan ditempel
pada pola kerajinan kolase. Kegiatan ini melatih siswa agar mampu mengubah sampah
menjadi seni yang cantik. Di samping itu, kegiatan ini juga termasuk dalam konsep gaya
hidup yang ramah lingkungan yaitu mencintai alam dengan cara menggunakan daun
kering sebagai bahan baku.
Dalam menerapkan tema gaya hidup berkelanjutan membuat kerajinan kolase,
adapun strategi yang dapat diberikan oleh guru adalah sebagai berikut: 1) Guru
mengenalkan kepada siswa tentang bahan-bahan yang mudah didaur ulang atau bahan
bekas yang bisa didaur ulang kembali. Contohnya adalah kertas bekas, kain perca, tutup
botol plastik, dan lain sebagainya; 2) Guru menjelaskan kepada siswa tentang konsep daur
ulang dan mengapa penting untuk menggunakan bahan-bahan yang dapat didaur ulang
atau ramah lingkungan; 3) Guru menenentukan tema kerajinan kolase yang berkaitan
dengan gaya hidup berkelanjutan, misalnya membuat gambar tentang alam, lingkungan,
atau menggunakan pola-pola geometris yang terinspirasi dari alam; 4) Guru melibatkan
siswa dalam memilih bahan-bahan yang mereka ingin gunakan. Ini dapat meningkatkan
kreativitas mereka serta membantu mereka memahami peran mereka dalam memilih
bahan yang ramah lingkungan; 5) Guru menunjukkan contoh-contoh kolase yang mereka
bisa ikuti atau berikan panduan sederhana tentang cara membuat kolase; 6) Guru
menggunakan kesempatan ini untuk memperkenalkan konsep matematika (misalnya,
pola-pola geometris), bahasa (deskripsi kolase), atau ilmu pengetahuan (tentang bahan-
bahan yang digunakan).
Dalam menerapkan tema Gaya Hidup Berkelanjutan di kelas 1 dengan P5, peneliti
menggunakan tiga dimensi dan elemen profil Pelajar Pancasila untuk menggambarkan
strategi guru. Dimensi yang dimaksud adalah Iman dan Taqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa pada aspek Pelestarian Alam dan Lingkungan, Dimensi Kepedulian Sosial pada aspek
Kerjasama dan Responsif terhadap masyarakat, serta Dimensi Inovatif pada aspek
Menghasilkan karya dan tindakan yang unik. Yang dijelaskan sebagai berikut dinyatakan
sebagai berikut:
Beriman, Bertakwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Berakhlak Mulia.
Menurut Darmadi (2023:329), penerapan prinsip-prinsip Pancasila dalam kehidupan
sehari-hari ditegakkan melalui pemahaman akan ajaran agama dan kepercayaan yang ada.
Bertakwa kepada Allah SWT mengartikan untuk menjaga diri dari kemarahan-Nya dengan

SCHOULID: Indonesian Journal of School Counseling


Open Access Journal: https://jurnal.iicet.org/index.php/schoulid
Putri, R. & Ramadan, Z.H. 123

taat kepada segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Dimensi Berakhlak mulia
melibatkan melakukan tindakan positif tanpa harus terlalu memikirkan cara untuk
melakukannya terlebih dahulu. Peneliti mengambil fokus pada perlakuan terhadap alam
dan manusia dalam penelitian ini.
Akhlak Kepada Manusia
Menurut Jannah (2023), Sebagai individu yang berpendidikan, Pelajar Pancasila
menyadari bahwa seluruh manusia memiliki kedudukan yang sama di mata Tuhan. Sikap
baiknya tidak hanya terlihat dalam kasih sayangnya untuk diri sendiri, tetapi juga dalam
perilaku baiknya terhadap orang lain. Dengan begitu, ia menempatkan kesetaraan dan
keberagaman di atas perbedaan dan memberikan nilai yang sama terhadap perbedaan
dengan individu lain. Strategi yang digunakan guru dalam segmen ini adalah mengajarkan
siswa untuk bersikap baik kepada teman sekelas, menghormati perbedaan, dan
menunjukkan empati kepada orang lain. Sebagai murid, mereka perlu menunjukkan
perilaku yang baik kepada semua orang sesuai dengan standar profil pelajar Pancasila yang
menekankan pentingnya berbuat kebaikan kepada setiap individu.
Akhlak Kepada Alam
Metode pengajaran yang diterapkan oleh guru pada bagian ini adalah mengajak
murid untuk mencintai lingkungan sekitar melalui kegiatan membuat seni kolase
menggunakan daun kering yang biasa dibuang. Nuriyah (2021) menyatakan bahwa
sebagai bagian dari lingkungan, Pelajar Pancasila harus menunjukkan perilaku baik
dengan menjalankan tanggung jawab, menunjukkan kasih sayang, dan peduli terhadap
lingkungan alam sekitar. Pelajar iswa Pancasila menyadari bahwa mereka saling
berinteraksi sebagai bagian dari ekosistem bumi. Siswa menyadari bahwa sebagai manusia,
ada kewajiban untuk merawat dan menjaga alam sebagai hasil ciptaan Tuhan. Itu
membuatnya sadar betapa pentingnya merawat lingkungan untuk memastikan
manfaatnya bagi makhluk hidup, baik sekarang maupun di masa depan..
Bergotong Royong
Pada bagian ini, siswa diajarkan untuk bekerja sama dalam menyelesaikan
permasalahan. Gotong Royong merupakan suatu bentuk kerja sama baik secara
perorangan, perseorangan maupun kelompok untuk menyelesaikan permasalahan
kepentingan bersama. Gotong royong adalah salah satu cara untuk meningkatkan karakter
di sekolah sesuai dengan tujuan mendidik budi pekerti (Mulyani et al., 2020). Aspek-aspek
dalam karakter siswa Pancasila melalui aspek gotong-royong adalah perhatian, kerjasama,
dan berbagi (Halim et al., 2021). Dalam penelitian ini, peneliti fokus pada kolaborasi dan
kepedulian sebagai elemen kunci.
Kolaborasi
Strategi yang diterapkan oleh guru pada tahap ini adalah mengarahkan siswa untuk
berkomunikasi dan bekerja sama saat menjalani kegiatan P5, yakni membuat karya
kerajinan kolase. Menurut Kharisma (2023), Pelajar yang menganut Pancasila memiliki
keahlian untuk bekerja sama dengan orang lain dengan penuh kerja sama dan sikap positif
terhadap mereka. Siswa yang memiliki kemampuan bekerja sama dengan baik dan mampu
merencanakan tugas dengan efisien demi mencapai tujuan bersama, dengan tetap
memperhatikan perbedaan latar belakang anggota tim. Murid-murid bisa

SCHOULID: Indonesian Journal of School Counseling


Open Access Journal: https://jurnal.iicet.org/index.php/schoulid
124 Strategi guru dalam menerapkan P5…

mengembangkan tujuan bersama-sama, meninjau kembali tujuan yang sudah ditetapkan,


dan mengevaluasi tujuan ketika kita bekerja bersama.
Kepedulian
Strategi guru pada elemen ini adalah membimbing siswa agar peduli terhadap teman
yang meminta bantuan saat membuat kerajinan karya kolase selama kegiatan P5. Menurut
Okpatrioka (2023), Siswa Pancasila perlu memberikan perhatian mendalam dan
mengambil tindakan aktif terhadap keadaan lingkungan fisik maupun sosial. Saya
mengakui kondisi dalam lingkungan dan masyarakat untuk menghasilkan perbaikan yang
lebih baik. Siswa memiliki kemampuan untuk menginterpretasikan dan mengerti perasaan
orang lain, memahami perspektif mereka, serta menjalin hubungan dengan individu dari
berbagai latar belakang budaya yang menjadi faktor penting dalam mempromosikan
keberagaman global.
Kreatif
Menurut Kemendikbud (2022), profil pelajar Pancasila memiliki berbagai dimensi
termasuk dimensi kreatif. Salah satu elemen dalam dimensi kreatif adalah kemampuan
menghasilkan karya dan tindakan orisinil. Pada fase B, Siswa dapat mengungkapkan ide
dan emosi mereka sesuai dengan minat dan kegemaran mereka melalui karya atau
tindakan, dan juga menghargai karya dan tindakan tersebut guna mengembangkan minat,
bakat, dan keterampilan mereka. Kemampuan berpikir kreatif juga akan berkembang
seiring berjalannya waktu. Karakteristik peserta didik yang kreatif meliputi keterbukaan
terhadap pengalaman baru, keinginan dalam berperilaku, dan keberanian dalam
menyatakan berpikir. Olivia (di tahun 2022). Dalam penelitian ini, peneliti fokus pada
elemen kreativitas dalam menciptakan karya dan kemampuan untuk memikirkan berbagai
solusi untuk masalah yang ada.
Menghasilkan Karya Dan Tindakan Yang Orsinal
Guru menerapkan strategi untuk mengajar siswa agar menjadi kreatif dalam
menciptakan karya yang berguna. Dalam menciptakan pola kerajinan karya kolase siswa,
diharapkan dapat menghasilkan karya orisinal yang kreatif dan dapat dijadikan pajangan
yang indah. Menurut penjelasan Mavela (2023), Siswa yang memiliki kemampuan
istimewa mampu menghasilkan karya orisinal dalam berbagai bentuk, seperti representasi
yang rumit, gambar, desain, karya seni visual, karya digital, realitas maya, dan berbagai
jenis lainnya. Orang tersebut menghasilkan karya dan mengambil tindakan karena
ketertarikan dan kecintaannya terhadap suatu hal, perasaan yang dirasakannya, dan
pertimbangan terhadap dampaknya pada sekitarnya. Di sisi lain, siswa yang memiliki
imajinasi tinggi cenderung tidak takut untuk mencoba ide-ide baru dan melakukan
tindakan yang berisiko dalam menciptakan karya.
Memiliki Keluwesan Berpikir Dalam Mencari Alternatif Solusi Permasalahan
Langkah yang diambil oleh guru di sini adalah mengajak siswa untuk menggunakan
pemikiran yang matang dalam menyesuaikan pola saat membuat kerajinan kolase.
Menurut Jayanti (2022), siswa yang memiliki kreativitas mampu memikirkan berbagai
solusi untuk setiap masalah yang dihadapi dengan fleksibilitas berpikir. Saya dapat
membuat keputusan saat harus memilih di antara berbagai opsi yang tersedia untuk
menyelesaikan masalah. Dia juga mampu mengenali, membandingkan ide-ide kreatifnya,
dan mencari solusi alternatif jika pendekatannya gagal. Pada akhirnya, siswa yang

SCHOULID: Indonesian Journal of School Counseling


Open Access Journal: https://jurnal.iicet.org/index.php/schoulid
Putri, R. & Ramadan, Z.H. 125

berbakat dapat menguji berbagai pilihan dengan cara yang inovatif ketika dihadapkan
pada perubahan situasi dan kondisi.

SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian, diperlukan strategi seorag guruyang tepat untuk
mencapai keberhasilan dalam melaksanakan kegiatan P5 agar sesuai dengan tujuan yang
telah ditetapkan. Adapun strategi yang diberikan guru dalam menerapkan P5 tema gaya
hidup berkelanjutan membuat kerajinan kolase diawali dengan mengenalkan kepada siswa
bahan-bahan yang dapat didaur ulang, menjelaskan konsep dan pentingnya daur ulang,
menentukan tema kerajinan kolase, melibatkan siswa, memberikan contoh, dan
mengintegrasikan pembelajaran lain yang berhubungan dengan tema dalam proyek
tersebut.
Melalui pelaksanaan kegiatan P5, nilai-nilai Pancasila dapat terintegrasi ke dalam
kehidupan siswa. Dalam konteks gaya hidup berkelanjutan, tiga dimensi dan elemen profil
Pelajar Pancasila untuk menggambarkan strategi guru. Dimensi yang dimaksud adalah
Iman dan Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa pada aspek Pelestarian Alam dan
Lingkungan, Dimensi Kepedulian Sosial pada aspek Kerjasama dan Responsif terhadap
masyarakat, serta Dimensi Inovatif pada aspek Menghasilkan karya dan tindakan yang
unik.

REFERENSI
Asfar, I. T., & Taufan, I. (2019). Analisis Naratif, Analisis Konten, Dan Analisis Semiotik
(Penelitian Kualitatif). No. January, 1-13.
Darmadi, A. E. (2023, June). Implementasi Profil Pelajar Pancasila Dimensi Beriman,
Bertakwa Kepada Tuhan dan Berakhlak Mulia di SD. In Prosiding National Conference
For Ummah (Vol. 2, No. 1, pp. 328-331).
Ismail, S., Suhana, S., & Zakiah, Q. Y. (2020). Analisis Kebijakan Penguatan Pendidikan
Karakter dalam Mewujudkan Pelajar Pancasila di Sekolah. Jurnal Manajemen Pendidikan
Dan Ilmu Sosial, 2(1), 76–84.
Istiningsih, G., & Dharma, D. S. A. (2021). Integrasi nilai karakter diponegoro dalam
pembelajaran untuk membentuk profil pelajar pancasila di sekolah dasar. Jurnal
Kebudayaan, 16(1), 25-42. https://doi.org/10.36535/jk.v2i1.542
Jannah, A. N. (2023). Implementasi Profil Pelajar Pancasila Dimensi Beriman Bertakwa
Kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Berakhlak Mulia di Sekolah Penggerak (Doctoral
dissertation, Pendidikan Guru Sekolah Dasar).
Jayanti, R., Rinayuhani, T. R., & Hasanudin, C. (2022). Pendampingan Siswa SMK Palapa
Mojokerto dalam Meningkatkan Keterampilan Berbicara sebagai Bentuk Dimensi
Kreatif dalam Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). J-ABDIPAMAS (Jurnal
Pengabdian Kepada Masyarakat), 6(2), 281-290.
KemdikbudRistek.(2022).ImplementasiKurikulumMerdeka.https://kurikulum.gtk.kemdikbud
.go. d/ Mendikbud Ristek. (2022).

SCHOULID: Indonesian Journal of School Counseling


Open Access Journal: https://jurnal.iicet.org/index.php/schoulid
126 Strategi guru dalam menerapkan P5…

Kharisma, M. E., Faridi, F., & Yusuf, Z. (2023). Penanaman karakter gotong royong berbasis
p5 di smp muhammadiyah 8 batu. Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, 8(2), 1152-1161.
Lubaba, M. N., & Alfiansyah, I. (2022). Analisis penerapan profil pelajar pancasila dalam
pembentukan karakter peserta didik di sekolah dasar. EDUSAINTEK: Jurnal
Pendidikan, Sains dan Teknologi, 9(3), 687-706.
Lieung, K. W., & Rahayu, D. P. (2022). Analisis Implementasi Projek Penguatan Profil
Pancasila Di SD Advent Merauke. Didaktik: Jurnal Ilmiah PGSD STKIP Subang, 8(2),
2650-2658.
Makrifah, A. N., Harsiatib, T., & Mashfufahb, A. (2023). Penerapan assessment for learning
dalam projek penguatan profil pelajar pancasila (p5) tema gaya hidup berkelanjutan di
kelas 1 sd. SENTRI: Jurnal Riset Ilmiah, 2(2), 369-378.
Mavela, M., & Satria, A. P. (2023). Nilai Karakter Kreatif Peserta Didik Dalam P5 Pada
Peserta Didik Kelas IV Tema Kewirausahaan SDN 2 Pandean. JUPEIS: Jurnal
Pendidikan dan Ilmu Sosial, 2(3), 152-158.
Mery, M., Martono, M., Halidjah, S., & Hartoyo, A. (2022). Sinergi peserta didik dalam
proyek penguatan profil pelajar pancasila. Jurnal Basicedu, 6(5), 7840-7849.
Nur‘Inayah, N. (2021). Integrasi Dimensi Profil Pelajar Pancasila dalam Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam Menghadapi Era 4.0 di SMK Negeri Tambakboyo. Journal of
Education and Learning Sciences, 1(1), 1-13.
Okpatrioka, O., & Zhafirah, N. (2023). Inovasi Penanaman Karakter Gotong Royong
Berbasis Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) pada Jenjang Sekolah Dasar. Garuda:
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Dan Filsafat, 1(3), 105-118.
Olivia Yana., Ariyanto, P., & Huda, C. (2022). Analisis Penguatan Dimensi Kreatif Profil
Pelajar Pancasila Pada Fase B di SD Negeri 02 Kebondalem. Jurnal Pendidikan Dan
Konseling (JPDK), 4(6), 12861-12866.
Sam, A., Tarsan, V., & Edu, A. L. (2023). Implementasi Projek Penguatan Profil Pelajar
Pancasila di Sekolah Dasar. Jurnal Literasi Pendidikan Dasar, 4(1), 65-72.
Safitri, A., Wulandari, D., & Herlambang, Y. T. (2022). Proyek penguatan profil pelajar
pancasila: Sebuah orientasi baru pendidikan dalam meningkatkan karakter siswa
indonesia. Jurnal Basicedu, 6(4), 7076-7086.
Yuniardi, A. (2023). Implementasi P5 Dengan Penerapan Pendidikan Karakter Melalui
Kegiatan Kedisiplinan Peserta Didik Pada Pkbm. Proceeding Umsurabaya.

SCHOULID: Indonesian Journal of School Counseling


Open Access Journal: https://jurnal.iicet.org/index.php/schoulid

Anda mungkin juga menyukai