Laporan Kasus Morbili
Laporan Kasus Morbili
Laporan Kasus Morbili
Riwayat Penyakit Dahulu : Belum pernah menderita sakit seperti ini.. Kesan : penyakit baru pertama kali dialami Riwayat Keluarga : Tidak ada sakit seperti ini, TB (-) Kesan : Penyakit tidak ada dialami keluarga
Riwayat Makanan : Makan diberi 3x sehari : nasi +sayur + ikan dan suka minum es Kesan : pemberian makan anak teratur
Riwayat Imunisasi : BCG = 1x Hep B = 3x Polio = 5x Kesan : Imunisasi belum lengkap DPT = 4x Campak = ibu lupa sudah / belum Riwayat Kehamilan & Kelahiran : Anak pertama, lahir pervaginam BB = 2800 gr, PB = 47 cm, tidak ada KPD, anak tidak terlilit tali pusat, tidak ada perdarahan selama hamil. Anak menangis ketika lahir. Kesan : Kehamilan & persalinan baik Riwayat Tumbuh Kembang : OS keseharian aktif,sudah berjalan usia 1 tahun & berlari kemana-mana. Sudah tengkurap usia jalan 6 bulan. Kesan : tumbuh kembang sesuai usia Riwayat alergi : Alergi obat, alergi makanan dan alergi udara disangkal. kesan : Tidak ada alergi apapun.
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang Tingkat Kesadaran : Compos mentis Tanda Vital Suhu = 37,6 oc Nadi = 108 x/ menit, isi cukup, reguler RR = tidak dihitung, anak tidak cooperatif BB : 11kg (<P3 : CDC NCHS) TB : 102 cm
Telinga :
Bentuk Normocephal Warna rambut hitam Distribusi rambut merata dan lurus
Hidung
Mata
Mulut :
Hiperemis dan berair Mata Cekung (-/-) Reflek Pupil (+/+) isokhor Sklera Ikterik (-/-) Konjungtiva anemis (-/-)
Leher
Abdomen : Inspeksi :
Thoraks :
Kontur abdomen datar B.U (+) normal Tymphani Turgor dalam batas normal Hepar (tidak teraba) Lien (tidak teraba)
Bentuk dan pengembangan dinding dada simetris BJ I/II murni, reguler Murmur (-) Gallop (-) Bunyi dasar napas vesikuler Ronkhi (-/-) Wheezing (-/-)
Auskultasi :
Perkusi :
Palpasi :
Ekstremitas
BB x 100% = 11 x 100% = 64 % (gizi kurang) U 17 TB x 100% = 102 x 100% = 99% (gizi baik) U 103 BB x 100% = 11 x 100% = 66 % (gizi buruk) TB 16,5
Kesan : gizi anak buruk
31
Maret 2012
Ht = 34 (36 46) Leukosit = 4,9 (4,3 10,4) Trombosit = 136 (132 440)
1 April 2012 Ht = 34,2 (36 46) Leukosit = 3,4 (4,3 10,4) Trombosit = 182 (132 440)
WIDAL S. thyposa H = 1/80 S. parathyposa AH = negatif S.parathyposa BH = 1/80 S. thyposa O = 1/80 S. parathyposa AO = 1/80 S.parathyposa BO = 1/160
Demam naik pas malam hari. Kemudian diberi obat penurun panas 1x tapi tidak turun turun dan langsung dibawa ke RS. Pasien mengeluh batuk tapi orang tua pasien tidak tahu sejak kapan, batuk berdahak. Demam dulu baru batuk. Pilek sejak 3 hari yang lalu, pasien sariawan. Besok harinya mulai muncul ruam diseluruh tubuh. Mencret 1 kali, lendir disangkal, darah disangkal.BAK pasien lancar. Penyakit baru pertama kali dialami. Penyakit tidak ada dialami keluarga. Pemberian makan anak teratur. Imunisasi belum lengkap. Kehamilan & persalinan baik. Tumbuh kembang sesuai usia. Tidak ada alergi apapun. Px : Suhu = 37,6C Nadi = 108x/ menit, isi cukup, reguler. BB=11 kg, TB = 102cm. Antropometri Gizi anak buruk. Konjungtiva eritema, sekret hidung (+/+), ruam diseluruh
1. Morbilli Atas dasar demam dan pilek 3 hari SMRS, Demam naik pada malam hari. Batuk . Sariawan dan ruam di seluruh tubuh. Mata hiperemis dan berair. DIAGNOSIS Diagnosis Kerja
Morbilli
banding
Diagnosis
Infus Kaen 3B 1050 cc/hari = 43 cc/jam = 11 tpm makro R/ Sanmol syr. No. I 4 dd 1 cth Gliceril Guaiacolat 600 mg tab CTM 4 mg m.f pulv dtd No. X tab 4 dd 1
Gizi : 16,5 x 90 = 1485 kkal/kgBB/hari - 3x nasi lunak dengan daging iris tipis, 1x biskuit, 1x buah pisang
Dengan imunisasi pasif campak pada usia 9 bulan dan 5 tahun. Diberitahukan ke ibu agar pemakaian handuk dan pakaian yang mungkin muat bagi adiknya tidak dipakai bersama sama untuk sementara Untuk adik supaya mendapatkan vaksin campak yang tepat waktu agar tidak terkena. Minum banyak air putih dan makan makanan yang bergizi
S = BAB sudah ada ampasnya, mata masih merah, batuk (+), pilek (+), sariawan, kemerahan masih ada diseluruh tubuh dan gatal O = TTV nadi : 124 x/m , napas : 36 x/m, suhu : 36,7C A = Morbili hari ke 2 Keadaan umum : sakit sedang P = Terapi dilanjutkan Tingkat kesadaran : compos mentis Tanggal 2 April 2012 pkl. Rambut : tidak rontok 20.00 WIB pasien pulang Kepala : normocephal paksa Mata : anemis (-/-) , ikterik (-/-) , konjugtiva eritema Hidung & telinga : tidak ada deviasi septum, serumen (+/+) Bibir : merah, stomatitis Leher : pembesaran kelenjar negatif Thorax : normochest, tidak ada retraksi dinding dada Paru : vesikuler, ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Morbili
Thypoid
Fever
DEFINISI Adalah penyakit infeksi virus akut, menular yang ditandai dengan 3 stadium, yaitu : a. Stadium kataral, b. Stadium erupsi dan c. Stadium konvalesen. EPIDEMIOLOGI Timbul pada masa anak dan menyebabkan kekebalan seumur hidup. Bayi yang lahir dengan ibu yang pernah menderita morbili akan mendapatkan kekebalan secara pasif (melalui plasenta) sampai umur 4 6 bulan dan setelah umur tersebut kekebalan tersebut akan menurun sehingga bayi dapat menderita morbili. Sedangkan bagi ibu yang belum pernah menderita morbili selama hamil, maka bayi akan dapat menderita morbili setelah ia dilahirkan. Bila seorang wanita menderita morbili ketika ia hamil 1 atau 2 bulan, maka
Penyebabnya
adalah virus morbili yang terdapat dalam sekret nasofaring dan darah selama masa prodromal sampai 24 jam setelah timbul bercak bercak. Cara penularan dengan droplet dan kontak.
Stadium konvalesen
- Demam - 3 C : Cough, Coryza, Conjungtivitis - Batuk - Malaise - Fotopobia - Eritema timbul dari belakang telinga, tengkuk, sepanjang rambut dan bagian belakang bawah - Bercak koplik
leukosit normal atau meningkat infeksi bakteri Virus measles dapat diisolasi dari urine, nasofaringeal aspirat, darah yang diberi heparin, dan swab tenggorok selama masa prodromal sampai 24 jam setelah timbul bercak-bercak. Virus dapat tetap aktif selama sekurangkurangnya 34 jam dalam suhu kamar.
penyulit rawat jalan simtomatik Dengan penyulit rawat inap Antipiretik, antitusif, ekspektoran, antikonvulsif Vit A 100.000 IU peroral/hari dengan malnutrisi dilanjutkan 1500 IU/hari Antibiotik bila terdapat infeksi sekunder Diet makanan cairan, kalori yang memadai. Jenis makanan disesuaikan tingkat kesadaran pasien.
Tanpa
OMA
Ensefalitis Bronkopneumonia
PROGNOSIS
Tergantung keadaan umum anak. Jika keadaan umum baik maka anak baik. Buruk jika anak menderita penyakit kronis atau bila ada komplikasi.
Suatu
penyakit yang ditandai dengan demam akut yang disebabkan oleh bakteri S. typhi. Penyebab demam tifoid secara klinis hampir selalu Salmonella yang beradaptasi pada manusia Di seluruh dunia penyakit ini diperkirakan mencapai 16 juta kasus tiap tahunnya dengan 600.000 kasus dilaporkan berakhir dengan kematian.
Jumlah
kasus dengan demam tifoid yang dilaporkan oleh Departemen Kesehatan RI hingga penghujung tahun 2005 tercatat sebanyak 25.270 kasus. infeksi S. Typhi umumnya manusia, baik orang sakit maupun orang sehat yang dapat menjadi pembawa kuman.
Sumber
Bakteri
patogen enterik Salmonellae typhi. Salmonella merupakan genus dari famili Enterobacteriaceae. Salmonella berbentuk batang, gram (-), anaerob fakultatif, tidak berkapsul dan hampir selalu motil dengan menggunakan flagela peritrikosa, yang menimbulkan dua atau lebih bentuk antigen H.
Kuman
lain yang dapat menyebabkan penyakit demam tifoid adalah Salmonella serotipe Paratyphi A, B dan C. Kuman ini memiliki berbagai kesamaan dengan S.Typhi namun dengan derajat penyakit yang lebih ringan.
Keluhan : - Nyeri kepala (frontal) - Kurang enak di perut - Nyeri tulang, persendian dan otot - BAB - Muntah 100% 50% 50% 50% 50%
75%
> 60% > 60% 40%
Kelainan
spot
Perdarahan
KUMAN
tertelan LAMBUNG USUS HALUS SUBMUKOSA USUS DUKTUS THORAKIKUS/PEREDARAN DARAH BAKTERIEMIA I HATI, LIMPA, RES (MULTIPLIKASI) BAKTERIEMIA II GEJALA DEMAM TIFOID
Diagnosis
biasanya berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan gejala klinik serta pemeriksaan laboratorium serologi. Diagnosis dapat dipastikan bila biakan dari darah, tinja, urin, sumsum tulang positif.
Kultur
Kultur Salmonella typhi dari darah pada minggu pertama positif pada 90% penderita Kultur tinja mulai positif pada awal minggu ke 2
Laboratorium pemeriksaan darah kadar leukosit total rata rata yang didapatkan sekitar 7.300 sel/ mm3 , dengan 78% hitung jenis menunjukkan shift to the left, sementara 18% kasus dilaporkan dengan leukopenia (< 4.500/ mm3).
Pemeriksaan
Serologis
Widal : suatu reaksi aglutinasi antara antibodi (aglutinin) dan antigen yang bertujuan untuk menentukan adanya antibodi. Antibodi (aglutinin) yang spesifik terhadap Salmonella akan positif dalam serum pada :
Pasien demam tifoid. Orang yang pernah tertular Salmonella. Orang yang pernah divaksinasi terhadap demam tifoid.
Akibat infeksi oleh Salmonella typhi, maka di dalam tubuh pasien membuat antibodi (aglutinin), yaitu : Aglutinin O. Aglutinin H. Aglutinin Vi.
Kit Typhoid : Typhidot merupakan seperangkat kit dot ELISA yang digunakan untuk mendeteksi kadar antibodi IgM dan IgG terhadap protein membran luar dari Salmonella Typhi.
PCR
dan Tubex Tx
PCR (Polymerase Chain Reaction) dilakukan dengan cara metode deteksi DNA tifoid. Tube Tx Mendeteksi antibodi O9 pada serum
Medikamentosa Kloramfenikol (drug of choice) 50 100 mg/kgBB/hari, oral atau IV, dibagi dalam 4 dosis selama 10 14 hari Amoksisilin 100 mg/kgBB/hari, oral atau IV selama 10 hari Kotrimoksazol 6 mg/kgBB/hari, oral, selama 10 hari Seftriakson 80 mg/kgBB/hari, IV atau IM, sekali sehari selama 5 hari Sefiksim 10 mg/kgBB/hari, oral dibagi dalam 2 dosis selama 10 hari Kortikosteroid diberikan pada kasus berat dengan gangguan kesadaran. Deksametason 1 3 mg/kgBB/hari IV dibagi 3 dosis hingga kesadaran membaik
Non
medikamentosa
Tatalaksana non - medikamentosa lebih ditujukan kepada pengelolaan keadaan umum pasien. Hal ini dapat dicapai dengan anjuran tirah baring dan mengatur nutrisi yang seimbang, dengan senantiasa memperhatikan keadaan klinis masing - masing pasien. Pemberian nutrisi lebih diutamakan secara oral atau enteral untuk mencegah terjadinya atrofi vili usus. Pemberian nutrisi secara parenteral dilakukan apabila dikhawatirkan terjadi perforasi
perdarahan,
perforasi
pneumonia
meningitis osteomielitis
hepatitis
Secara
umum untuk memperkecil kemungkinan tercemar Salmonella typhi perhatikan kualitas makanan dan minuman yang dikonsumsi. Salmonella typhi di dalam air dan makanan akan mati apabila dipanasi setinggi 57C beberapa menit. Imunisasi aktif dapat membantu menekan angka kejadian demam tifoid.
TERIMA KASIH
Prof. Suraatmaja S. Gastroenterologi Anak. Sagung Seto. 2005. Diagnosis Fisik pada Anak. CV Sagung Seto. Jakarta : 2003. Diare akut. Standar Pelayanan Medik. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta : 2005. MIMS. BIP. Jakarta : 2008 Handout kuliah dr. Rahmini Sp.A Nelson. Ilmu Kesehatan Anak Edisi 15 Vol. 1. Jakarta : EGC. Nelson. Ilmu Kesehatan Anak Edisi 15 vol 2. Jakarta : EGC