Laporan Kasus: Chronic Kidney Disease
Laporan Kasus: Chronic Kidney Disease
Laporan Kasus: Chronic Kidney Disease
WIWIL GUSNI
17174097
Pembimbing:
dr. JUNAIDI Sp.PD
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
• Nama : NY. S
• Jenis kelamin : perempuan
• Usia : 38 tahun
• Alamat : Takengon
• Pekerjaan : Pedagang
• Status perkawinan : Kawin
• Agama : Islam
• MRS :15 juni 2019
ANAMNESIS
• Keluhan utama : Sesak Nafas
Kesan:
Kardiomegali
PEMERIKSAAN FISIK
• Normal Sinus Rythm
• HR 92x/menit
• Axis LAD reguler
• Gelombang P normal
• PR Interval normal
• QR S kompleks normal
(RV5+SV2<35 mm)
DIAGNOSA
CKD stage IV
CHF
HIPERTENSI EMERGENSI
Anemia Penyakit kronis
Tatalaksana
TERAPI
• Diet ginjal 2000 kal
• IVFD RL 20 tpm
• kidmin 1 fls/H
• valsatran 1x80 mg
• Asam folat 2 x2 mg
• apiprol 1 x 1
• injk. Omz i v / H
• injk mcp / 8 jam
Follow up
FOLLOW UP
Tanggal 16 juni 2019
s/ sesak nafas(+), sakit kepala(+), mual(+), muntah(+), lemas(+), pucat(+), lemas(+), leher tegang(+), nyeri ulu
hati(+), nyeri kaki (+)
o/ KU : sedang
TD : 170 / 90 mmhg
HR : 88 x/i
RR : 22 x/i
T : 36,5 c
Mata : konjungtiva anemis (+), krela ikterik (-)
Thorak : ves (+), rh (-), wh (-)
Abdomen : soepel (+)
Ekterimitas : udema (+)
A/ CKD stage IV + CHF + Hipertensi emergency + anemia penyakit kronis
P/ Diet ginjal 2000 kal
IVFD RL 20tpm
kidmin 1 fls/ H
valsatran 1x80 mg
Asam folat 2 x2 mg
apiprol ( bioprolol) 1 x 1
injk. Omz i v / H
injk mcp / 8 jam
Tanggal 17 juni 2019
s/ sesak nafas(-), sakit kepala(-), mual(-), muntah(-), lemas(+), pucat(+), leher tegang(-), nyeri ulu
hati(-), nyeri kaki (+)
o/ KU : sedang
TD : 175 / 110 mmhg
HR : 92 x/i
RR : 20 x/i
T : 36,6 c
Mata : konjungtiva anemis (+), krela ikterik (-)
Thorak : ves (+), rh (-), wh (-)
Abdomen : soepel (+)
Ekterimitas : udema (+)
A/ CKD stage IV + CHF + Hipertensi emergency + anemia penyakit kronis
P/ Diet ginjal 2000 kal
IVFD Nacl 20 tpm
kidmin 1 fls/ H
valsatran 1x80 mg
Asam folat 2 x1 mg
Bioprolol 1 x 1
Colcisin 2 x1
Alloperinol 2 x 100 mg
Amplodipin 1 x 10 mg
Plening : usg ginjal, dan hasil baca foto thorak
Tanggal 18 juni 2019
s/ sesak nafas(-), sakit kepala(-), mual(-), muntah(-), lemas(+), pucat(+), leher tegang(-), nyeri ulu hati(-), nyeri kaki (+)
o/ KU : sedang
TD : 190 / 110 mmhg
HR : 90 x/i
RR : 20 x/i
T : 36,5 c
Mata : konjungtiva anemis (+), krela ikterik (-)
Thorak : ves (+), rh (-), wh (-)
Abdomen : soepel (+)
Ekterimitas : udema (+)
A/ CKD stage IV + CHF + Hipertensi emergency + anemia penyakit kronis
P/ Diet ginjal 2000 kal
IVFD Nacl 20 tpm
kidmin 1 fls/ H ( nocid 3 x 1 )
valsatran 1x160 mg
Asam folat 2 x500 mg
Bioprolol 1 x 1
Colcisin 2 x1
Alloperinol 2 x 100 mg
Amplodipin 1 x 10 mg
Furuemide 2 x 40 mg
Pasien disuruh HD, pasienn menolak
Pasienn PBJ
DASAR TEORI
CHRONIC KIDNEY DISEASE
(CKD)
DEFINISI
• Anemia
• Gangguan fungsi trombosit dan
trombositopenia.
• Gangguan fungsi leukosit.
DIAGNOSA
• Sistem Saraf dan Otot
• Restless leg syndrome
• Pasien merasa pegal pada kakinya sehingga selalu digerakkan.
• Burning feet syndrome
• Rasa semutan dan seperti terbakar, terutama di telapak kaki.
• Ensefalopati metabolik
• Lemah, tidak bisa tidur, gangguan konsentrasi, tremor, asteriksis,
mioklonus, kejang.
• Miopati
• Kelemahan dari hipotrofi otot-otot terutama otot-otot ekstremitas
proksimal.
DIAGNOSA
• Sistem Kardiovaskuler
• Hipertensi akibat penimbunan cairan dan garam atau
peningkatan aktifitas sistem renin-agiotensin-aldosteron.
• Nyeri dada dan sesak nafas akibat perikarditis, efusi
perikardial, penyakit jantung koroner akibat atrerosklerosis
yang timbul dini, dan gagal jantung akibat penimbunan cairan
dan hipertensi.
• Gangguan irama jantung akibat aterosklerosis dini, gangguan
elektrolit dan kalsifikasi metastatik.
• Edema akibat penimbunan cairan.
DIAGNOSA
• Gangguan metabolisme glukosa, resistensi insulin
dan gangguan sekresi insulin. Pada gagal ginjal yang
lanjut (klirens kreatinin < 15 mL/menit), terjadi
penurunan klirens metabolik insulin menyebabkan
waktu paruh hormon aktif memanjang. Keadaan ini
dapat menyebabkan kebutuhan obat penurun
glukosa darah akan berkurang.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. Pemeriksaan Laboratorium
Gambaran laboratorium penyakit ginjal kronik meliputi
a. Sesuai dengan penyakit yang mendasarinya
b. Penurunan fungsi ginjal berupa peningkatan kadar ureum dan
kreatinin serum, dan penurunan LFG
c.Kelainan biokimiawi darah meliputi penurunan kadar
hemoglobin, peningkatan kadar asam urat, hiper atau
hipokalemia, hiponatremia, hiper atau hipokloremia,
hiperfosfatemia, hipokalemia, asidosis metabolik
d. Kelainan urinalisis meliputi proteinuria, hematuri, leukosuria
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Radiologis dan USG
Pemeriksaan radiologis dan USG penyakit GGK meliputi1,7 :
a. Foto polos abdomen
b.Pielografi intravena jarang dikerjakan
c. Pielografi antegrad atau retrograd
d. Ultrasonografi ginjal bisa memperlihatkan ukuran ginjal yang mengecil, korteks yang
menipis, adanya hidronefrosis atau batu ginjal, kista, massa, kalsifikasi
e. Pemeriksaan pemindaian ginjal atau renografi
25-60 0,6-0,8/kg/hari
• Kehamilan
Kehamilan dapat memperburuk fungsi ginjal, hipertensim
meningkatkan terjadinya eklamsia dan menyebabkan
retardasi pertumbuhan intrauterine6.
Pengelolaan uremia dan komplikasinya
– Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
retriksi asupan cairan dan natrium, dan
pemberian terapi diuretik.
– Asidosis metabolik
Diet rendah protein 0.6 gr/hr dapat
membantu mengurangi asidosis. Bila
bikarbonat turun sampai < 15-17 mEq/L harus
diberikan stubtitusi alkali.
– Diet rendah protein
Kalori yang diberikan adalah sekitar 35 kal/kgBB, protein 0.6gr/ kgBB/ hari dengan nilai
biologis tinggi (40% as.amino esensial).
– Anemia
Transfusi darah hanya diberikan bila perlu dan apabila trasnfusi tersebut dapat
memperbaiki keadaan klinis secara nyata.Terapi terbaik apabila Hb <8 g% adalah
pemberian eritropoietin, tetapi pengobatan ini masih terbatas karena mahal.
– Kalsium dan fosfor
GFR < 30 mL/mnt pemberian fosfor seperti kalsium bikarbonat atau kalsium asetat y
ang diberikan pada saat makan. vitamin D juga meningkatkan absorbsi calcium di usus.
– Hiperurisemia
Alopurinol sebaiknya diberikan 100-300 mg, apabila kadar asam urat > 10 mg/dl atau
apabila terdapat riwayat gout1,7.
Inisiasi dialisis
• Penatalaksanaan konservatif dihentikan bila pasien sudah memerlukan
dialisi tetap atau transplantasi. Pada tahap ini biasanya GFR sekitar 5-10
ml/mnt. Dialisis juga diiperlukan bila :
• Asidosis metabolik yang tidak dapat diatasi dengan obat-obatan
• Hiperkalemia yang tidak dapat diatasi dengan obat-obatan
• Overload cairan (edema paru)
• Ensefalopati uremic, penurunan kesadaran
• Efusi perikardial
• Sindrom uremia ( mual,muntah, anoreksia, neuropati) yang memburuk.
KESIMPULAN
Chronic Kidney Disease (CKD) merupakan penyakit
ginjal yang ditandai adanya kerusakan dari struktur
ginjal lebih dari 3 bulan yang dengan atau tanpa
penurunan LFG < 60 mL/min/1,73 m2 yang bersifat
progresif dan irreversible. Adapun gejala klasik CKD
diantaranya adalah edema, hipertensi dan anemia.
Berdasarkan derajat penyakitnya CKD dibagi menjadi 5
stage yang dinilai dari LFG. Gejala klinis CKD meliputi
gejala penyakit dasar, gejala sindrom uremikum serta
gejala komplikasi CKD. Penatalaksanaan CKD
disesuaikan dengan derajat kerusakan fungsi ginjal.
Penanganan etiologi, gejala dan komplikasi
penyakit dengan tepat, serta perubahan pola
diet yang disesuaikan dengan fungsi ginjal
diharapkan akan membantu mencegah
perburukan kondisi ginjal sehingga
meningkatkan kualitas hidup pasien.
TERIMA KASIH