Viro
Viro
Viro
Nama Kelompok :
Citra Meilani 1713453003
Fitri Aliyah 1713453006
Nova Mardiana 1713453007
Ayu Novia 1713453009
Rania Desmaliya 1713453014
Jaya Sampurna 1713453027
Catherine Surya 1713453028
Asri Widya Ariani 1713453035
Rizky Adji Pangestu 1713453040
Stefani Reza Andrianti 1713453044
Mela Maroba 1713453046
Istiqomah 1713453047
Sheren Wina Reulista 1713453049
VIRUS
Prosedur kerja :
1. Intra Selaput alantois
2. Digunakan telur berembrio umur 8-11 hari.
3. Dekat dengan rongga udara di desinfektan
dan dilubangi dengan bor telur.
4. Menggunakan tuberculin syring dengan jarum berukuran 25
gauge (16 mm), inokulum sebanyak 0,1 – 0,2 ml pertelur.
Disuntik dengan hati-hati langsung ke dalam selaput alantois.
Jarum tidak boleh digerak-gerakkan ke samping untuk
menghindari sobeknya selaput korio alantois dan matinya
alantois.
5. Lubang bekas suntikan ditutup dengan kutek atau lilin dan telur
diinkubasi di dalam inkubator suhu 37C selama 3 – 7 hari
6. Telur diperiksa setiap hari untuk melihat apakah ada embrio yang
mati. Jika ada embrio yang mati atau embrio yang masih hidup
setelah periode inkubasi dikeluarkan dari inkubator dan
didinginkan dalam kulkas selama 1 jam.
7. Telur didesinfeksi, kulit telur dipotong di atas batas rongga udara
kemudian cairan alanto amnionik dipanen menggunakan pipet
pasteur dan ditampung dalam botol atau beaker steril.
8. Embrio dikeluarkan dan diletakkan di dalam petri disk.
9. Perubahan diamati seperti perdarahan di bawah kulit,udema,dan
kerdil.
lanjutan
2. INTRA KORIO-ALANTOIS
PROSEDUR KERJA
1. Cara Tanpa Pemanasan :
Tangan, sarung tangan, gunting, pinset, telur disterilkan dengan alkohol
70 %.
Telur dibuka tepat di atas rongga udara dengan menggunakan gunting,
kemudian diambil di bagian leher dengan menggunakan pinset, ambil
embrio (dikerjakan di ruang steril/safety kabinet)
Masukkan embrio ayam ke dalam cawan petri, kemudian dipisahkan
dengan memotong bagian kepala, sayap, kaki, dan viscera/isi perut
embrio (bagian yang dipotong ini dibuang).
Bagian tubuh embrio dicuci dengan larutan PBS AB beberapa kali (2-3
kali) untuk menghilangkan sel darah merah, dipindahkan ke cawan petri
yang lain.
Bagian tubuh digunting kecil-kecil, kemudian dituangi dengan larutan
tripsin 0,25%. Dihomogenkan dan dimasukkan larutan ini ke dalam
tabung sentrifuge dengan memipetnya dengan pipet steril.
Diputar dalam sentrifuge selama 10 menit dengan kecepatan 2500 rpm.
Dibuang bagian yang jernih, bagian yang keruh di tambahkan lagi
dengan larutan tripsin, lalu di sentrifuge kembali selama 10 menit
dengan kecepatan 2500 rpm, ulangi pengerjaan ini sampai ± 3 kali.
Hasil sentrifuge yang terakhir diambil bagian yang jernihnya, kemudian
dipindahkan kedalam flask.
Ditambah larutan MEM 1-2 ml, kocok, disaring dengan kasa steril, filtrat
ditambah dengan larutan MEM 5 ml, kocok, ditambah serum sapi 2ml,
homogenkan.
Diamati dibawah mikroskop, tampak sel-sel yang terpisah merata dan
transparan.
Disimpan di dalam inkubator 37ºC 5% CO2, dilihat pertumbuhan selnya
tiap hari dengan mikroskop.
2. DENGAN PEMANASAN :
Pengerjaan seperti cara di atas (a, b, c, d, e) cairan tadi
dimasukkan ke dalam flask dengan pipet steril kemudian di
putar dengan magnetik stirer diatas hot plate. (jangan terlalu
panas).
2. Virus Influenza
Digunakan telur berembrio berumur 10-14 hari,
disuntik secara intra amnion. Eramkan pada suhu 37C
selama 2 atau 3 hari tergantung jenis virus influenza,
kemudian telur dibongkar dan cairan amnion yang
penuh dengan virus diambil.
3. Virus Herpes Simplex
Digunakan telur berembrio berumur 12 hari,
disuntik dengan meneteskan bahan pemeriksaan
pada CAM. Setelah dieramkan terlihat pocks pada
CAM. Untuk virus Herpes simplex ini, bisa
digunakan pula telur berembrio berumur 7 hari
yang disuntik intra yolk sac, maka embrio ayam
akan mati.