Program Perbaikan Gizi Melalui Suplementasi Gizi
Program Perbaikan Gizi Melalui Suplementasi Gizi
Program Perbaikan Gizi Melalui Suplementasi Gizi
Disampaikan pada:
Pertemuan Penguatan Intervensi Suplementasi Gizi Ibu Hamil dan Balita Provinsi Banten
Hotel Horison Forbis Cilegon, 27 – 28 Mei 2019
SISTEMATIKA
3
MASALAH STATUS GIZI BALITA
INDONESIA BANTEN
40 37.2 35 33
35
30.8 30
30 26.6
25
25
19.6 20
%20 17.7 17.2 16.2
14.8
15 15
12.1 11.9 11.8
10.2 10.3
10 8 10 8
5 5
0 0
Gizi kurang Pendek dan Kurus dan Gemuk gizi kurang pendek dan kurus dan gemuk
dan buruk sangat pendek sangat kurus dan buruk sangat sangat kurus
pendek
20
10
2013 2018
Wanita tidak hamil Wanita hamil
Kategori Masalah Prevalensi
Berat ≥40%
Sedang 20,0-39,9%
Gizi Ibu yang Tidak Optimum Menjadi Penyebab Ringan 5,0-19,9%
Utama Terjadinya Masalah Gizi pada Anak Normal ≤4,9%
KEKURANGAN VITAMIN A
Nasional :
BANTEN :
KEP BABEL 50 12.8 28.8 8.4
KEP RIA U 4 4 .1 16.2 32.2 7.5
Defisit
D K I JA K A RTA 4 3 .9 13 33 10.1
53,9%
53,9%
JA BA R 5 0 .6 13.1 28.6 7.6
JATEN G 4 1 .8 16.8 33.5 7.9
D IY 5 1 .2 11.9 29.3 7.5
DEFISIT ENERGI
JATIM 5 1 .7 14 27.5 6.9
BANTEN 5 3 .9 13 28 5.2
13,0%
13,1%
BANTEN MENGALAMI
BALI 4 0 12.3 37.3 10.4
IBU HAMIL DI PROVINSI
LEBIH DARI SETENGAH
KALBAR 7 1 .5 8.714.75
K A LT E N G 6 1 .7 10.4 21.3 6.5
KALSEL 5 1 .9 12.5 26.8 8.8
26,3%
28,0%
K A LT IM 4 7 .9 10 30.7 11.4
(PEMANTAUAN STATUS GIZI 2016)
M ALUT 61
PA P U A BA RAT 6 9 .9 11.715.33.1
PAP U A 6 1 .4 11.618.5 8.5
IN D O N ESIA 5 3 .9 13.1 26.3 6.7
ACEH 6 0 .4 20 19.6
S U M U T 4 5 .2 21.4 33.3
SUM BAR 47 22.1 31
R I A U 3 5 .1 22.7 42.2
JA M BI 5 0 .6 17 32.5
SUM SEL 6 4 .9 19.4 15.7
B E N G K U L U 4 7 .2 19.7 33.1
LAM PUNG 6 9 .4 16.4 14.1
K E P B A B E L 39 19.7 41.3
K E P R I A U 41 22.4 36.6
BANTEN :
Nasional :
D K I J A K A R T A 4 5 .2 20.1 34.7
JA BA R 5 4 .7 17.9 27.4
J A T E N G 4 4 .2 21.3 34.5
51,9%
Defisit
54,4%
D IY 5 0 .6 20.1 29.3
JATIM 4 6 .3 18.6 35.1
BANTEN 5 4 .4 20.2 25.4
46.8
18,8%
20,2%
B A L I 3 3 .8 19.4
N T B 3 9 .8 19.8 40.4
DEFISIT PROTEIN
BANTEN MENGALAMI
IBU HAMIL DI PROVINSI
16 22.5
LEBIH DARI SETENGAH
NTT 6 1 .4
KALBAR 6 1 .9 13.6 24.4
Defisit Ringan
K A LT E N G 5 3 .1 17.1 29.8
KALSEL 5 0 .6 20.1 29.3
29,3%
25,4%
MENURUT PROVINSI
K A LT IM 4 9 .3 16.1 34.6
K A L T A R A 4 6 .7 18.3 35
(PEMANTAUAN STATUS GIZI 2016)
SULUT 5 7 .3 16.7 26
Cukup
S U LT E N G 51 22.1 26.9
SULSEL 5 4 .2 17.6 28.2
S U LT R A 4 9 .3 20.2 30.5
PERSENTASE KECUKUPAN PROTEIN IBU HAMIL
G O R O N T A L O 4 5 .3 21.2 33.5
SULBAR 50 21.5 28.5
M ALUKU 8 7 .4 5.67.1
M ALUT 5 6 .4 19.4 24.2
PA P U A BA RAT 62 16 22.1
PAP U A 7 0 .1 11.518.4
I N D O N E S I A 5 1 .9 18.8 29.3
PROGRAM PERBAIKAN
PENDAHULUAN GIZI
9
Kehamilan & Pertumbuhan Janin Pertumbuhan Bayi & Anak
Menurunkan
Produktivitas
pada usia
dewasa
Risiko PTM
(Diabetes type II,
Stroke, Penyakit
Jantung, dll) pada
usia dewasa
Gagal tumbuh; Berat Badan Hambatan perkembangan
Lahir Rendah, pendek, kurus, kognitif, nilai sekolah dan
daya tahan rendah. keberhasilan pendidikan
SALAH SATU UPAYA YANG
DILAKUKAN ADALAH DENGAN
SUPLEMENTASI GIZI
SUPLEMENTASI GIZI
UPAYA
PERCEPATAN
PENURUNAN
16
SUPLEMENTASI GIZI
1. Pemberian Makanan Tambahan (PMT)
• Balita Kurus
• Ibu Hamil KEK
2. Pemberian Tablet Tambah Darah (TTD)
• Ibu Hamil
• Remaja Putri dan Wanita Usia Subur
3. Pemberian Kapsul Vitamin A
• Balita Usia 6-59 Bulan
• Ibu Nifas
KEBUTUHAN ZAT GIZI(sesuai AKG 2013)
ENERGI PROTEIN
Janin 3.23
Produk konsepsi Plasenta 0.64
Cairan amnion 1.44
Air 6.0
Cairan plasma 1.2*
Perubahan berat badan ibu terkait kehamilan
Cairan ekstraseluler 2.2*
Cairan intraseluler 2.6
Protein tubuh 1.5
Total 12.5
Keterangan : * langsung terbuang pada saat kelahiran
Sumber : Isabelllae Leitch, Commonwealth Bureau of Animal Nutrition,
Bucksburn, Berdeenshire (2007)
19
KENAIKAN BB SELAMA HAMIL BERDASARKAN
IMT PRA-HAMIL
28
STRATEGI PENCEGAHAN ANEMIA
SUPLEMENTASI TTD
FORTIFIKASI MAKANAN
Mengandung sekurangnya 60 mg
elemental besi dan 400 mcg asam
folat.
Contoh bahan makanan
yang difortifikasi adalah
tepung terigu dengan zat
besi, seng, asam folat, Pemberian suplementasi ini dilakukan
vitamin B1 dan B2. di fasyankes, institusi pendidikan dan
tempat kerja.
STRATEGI PENCEGAHAN ANEMIA
PENGOBATAN PENYAKIT PENYERTA
• Kurang Energi Kronik (KEK)/Kurus
Pengukuran Indeks Massa Tubuh (IMT). Jika menderita KEK/ Kurus, perlu dirujuk ke puskesmas.
• Kecacingan
Apabila menderita kecacingan, maka dirujuk ke puskesmas dan ditangani sesuai dengan Pedoman Pengendalian Kecacingan di
Indonesia. Rematri dan WUS yang tinggal didaerah endemik kecacingan, dianjurkan minum 1 tablet obat cacing setiap 6 bulan.
• Malaria
Di daerah endemik malaria dianjurkan menggunakan kelambu dan dilakukan skrining malaria. Apabila positif malaria, maka
ditangani sesuai dengan Pedoman Penatalaksanaan Kasus Malaria di Indonesia. Suplementasi TTD pada penderita malaria dapat
dilakukan bersamaan dengan pengobatan malaria.
• Tuberkulosis (TBC)
Rematri dan WUS yang menderita TBC dilakukan pengobatan dengan Obat Anti Tuberkulosis (OAT) sesuai Pedoman Diagnosis dan
Penatalaksanaan Tuberkulosis di Indonesia.
• HIV/AIDS
Pada rematri dan WUS yang dicurigai menderita HIV/AIDS dilakukan Voluntary Counselling and Testing (VCT) untuk diperiksa
ELISA. Bila positif menderita HIV/AIDS mendapatkan obat Antiretroviral (ARV) sesuai Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan
HIV/AIDS di Indonesia.
SPESIFIKASI TTD WUS DAN BUMIL
Blanked Approach
1. TTD program 2. TTD mandiri
• Rematri usia 12-18 tahun di sekolah • 1 tablet setiap minggu sepanjang tahun
• Frekuensi: 1 tablet setiap minggu
• Dilakukan melalui klinik perusahaan,
sepanjang tahun
• Menentukan hari minum TTD setiap UKBM, dan kelompok lainnya seperti
minggunya karang taruna, LSM, dan lain-lain.
• Saat libur sekolah TTD diberikan TTD dapat diperoleh secara mandiri
sebelum libur sekolah dari apotek/toko obat
Kasus Gizi Buruk (BB/ TB < -3 SD) pemberian vitamin A sesuai Tatalaksana Gizi Buruk 37
PEMBERIAN VITAMIN A PADA
ANAK BALITA GIZI BURUK (BB/TB < -3 SD)
Jika tidak pernah menderita campak dalam 3 bulan terakhir dan tidak ada gejala kelainan pada mata
(rabun senja, bercak bitot, kornea keruh, ulkus kornea dan xeropthalmia)
• Saat ditemukan: berikan 1 kapsul vitamin A warna merah atau biru sesuai umur anak
Jika pernah menderita campak dalam 3 bulan terakhir dan ada salah satu gejala kelainan pada mata
(rabun senja, bercak bitot, kornea keruh, ulkus kornea dan xeropthalmia)
• Saat ditemukan:
berikan 1 kapsul vitamin A warna merah atau biru sesuai umur anak
• Hari berikutnya:
berikan 1 kapsul vitamin A warna merah atau biru sesuai umur anak
• Hari kelima belas atau dua minggu berikutnya:
berikan 1 kapsul vitamin A warna merah atau biru sesuai umur anak
Kasus Gizi Buruk (BB/ TB < -3 SD) pemberian vitamin A sesuai Tatalaksana Gizi Buruk
INTEGRASI DENGAN PEMBERIAN OBAT CACING
Kepada seluruh balita di wilayah tsb beri 1 kapsul vit. A dosis sesuai umur.
Bila balita telah menerima kapsul terakhir belum mencapai 30 hari saat KLB
maka balita tsb tidak dianjurkan utk diberikan vitamin A.
44
PENUTUP
PENDAHULUAN
45
ARAH PROGRAM PERBAIKAN GIZI
+ EDUKASI GIZI
+ SOSIALISASI
Suple
Fortifi Divers
ment
kasi ifikasi
asi
+ KERJASAMA LP/LS
Pilar 1 Pilar 4
Mengonsumsi Pangan Mempertahankan dan Memantau
Beraneka Ragam Berat Badan Normal
POLA HIDUP
SEHAT
DENGAN GIZI
SEIMBANG
Pilar 2
Membiasakan Perilaku Pilar 3
Hidup Sehat Melakukan Aktivitas Fisik
●
Tidak menjangkau masyarakat
Stiker/post
Menjangkau
●
luas,
Televisi
masyarakat luas
Biaya lebih murah
●
●
Kurang efektif,
(massive karena tanp a
sosialization)
●
er
penjelasan/ pen yuluhan
Biayangtinggi
langsu
MEDIA
SOSIALISASI
Mengapa ? Apa ?
Kesehatan adalah hak & milik, ‒ Masyarakat dilibatkan dalam kegiatan sosialisasi pola hidup
kebutuhan masyarakat sendiri sehat dengan gizi seimbang
‒ Sebagai pelaku tidak hanya objek
Jalur potensial di masyarakat: ‒ Merasakan masalah, kesuksesan dan kegagalan program
a. Orang (petugas dan ‒ Menggunakan jalur potensial yang ada di masyarakat
masyarakat)
b. Institusi atau organisasi ‒ Dapat meningkatkan demand/ kebutuhan suplementasi gizi
c. Acara/event