Suppositoria: Oleh
Suppositoria: Oleh
Suppositoria: Oleh
Oleh :
I Putu Sukadana
I Putu Wira Putra
Ni Kadek Enny Arthawati
Ni Made Puspawati
Ni Nyoman Ayu Suastini
Ni Nyoman Sriasih
Ni Putu Desy Juli Suantini
Ni Putu Eka Melawati
Ni Putu Eka Suartini
Topik Bahasan
01 Definisi
02 Keuntungan
03 Kerugian
04 Syarat suppositoria
05 Basis suppositoria
06 Metode pembuatan
07 Evaluasi sediaan
Defin
01 Supositoria adalah suatu bentuk sediaan padat yang i
dan c si
Definisi pemakaiannya dilakukan dengan cara memasukkan kerja
ara
sediaan tersebut melalui lubang atau celah pada tubuh,
dimana sediaan tersebut akan melebur, melunak atau
melarut dan memberikan efek lokal atau sistemik.
Bob
supp ot
Bobot suppositoria rektal untuk dewasa yaitu sekitar 2 osito
ri a
gram menggunakan basis lemak coklat, sedangkan
untuk bayi dan anak-anak sekitar setengah dari bobot
dan ukuran suppositoria dewasa dengan bentuk seperti
pensil (Ansel, 2014).
02 Keuntungan
1. Mudah digunakan untuk pengobatan lokal pada rectum, vagina ataupun urethra. Misalnya,
wasir, infeksi dan lain sebagainya.
2. Sebagai alternatif bila penggunaan melalui oral tidak dapat dilakukan. Misalnya: pada bayi,
pasien debil (lemas, tidak bertenaga), muntah-muntah, gangguan sistem pencernaan (mual,
muntah), dan kerusakan saluran cerna.
3. Obat lebih cepat bekerja, karena absorpsi obat oleh selaput lendir rectal langsung ke sirkulasi
pembuluh darah.
4. Untuk mendapatkan “prolonged action” (obat tinggal ditempat tersebut untuk jangka waktu
yang dikehendaki).
5. Untuk menghindari kerusakan obat pada saluran cerna
6. Dapat menghindari first fast efek dihati.
(Martini, 2018)
03 Kerugian
1. Secara visual berbentuk seperti peluru dengan tekstur permukaan yang halus dan
seragam (WHO, 2014).
2. Waktu hancur sediaan suppositoria yaitu sekitar 30 menit untuk basis lipofilik atau
sekitar 60 menit untuk basis hidrofilik (WHO, 2014).
3. Simpangan rata-rata dari 10 suppositoria yang ditimbang tidak lebih dari 5% dan tidak
lebih dari 7,5% bobot rata-rata (Sunarti, 2013).
4. Kekerasan sediaan yang ideal yaitu dapat menahan beban sekitar 1,8-2,0 kg (Allen,
2008).
5. Keseragaman kandungan dari sediaan bergantung pada bahan aktif yang digunakan,
umumnya berkisar antara 85%-115% dengan RSD ≤ 6% (Allen, 2008).
05 Basis Suppositoria
Cetak Kompresi
Cetak Tuang
% %
Uji Organoleptik
Uji organoleptis dilakukan secara visual yang meliputi warna, bau, bentuk, dan
karakteristik permukaan suppositoria termasuk melihat adanya celah, bintik atau
noda, eksudat, dan adanya migrasi bahan aktif. Adapun beberapa karakteristik
yang diamati adalah bentuk suppositoria, mengamati adanya retakan,
pengamatan homogenitas warna, pemeriksaan bau (Allen, 2008).
07 Evaluasi Sediaan Suppositoria
Uji Kekerasan
Dilakukan untuk mengevaluasi kekuatan mekanis
suppositoria saat diberi tekanan. Mula-mula
suppositoria diletakkan di bawah platform 600 gram
selama satu menit, kemudian dilakukan penambahan
plat 200 gram dengan interval waktu yang sama.
Penambahan beban dilakukan hingga suppositoria
mengalami keretakan dimana beban tersebut
menunjukkan titik hancur suppositoria. Uji ini
dilakukan sebanyak tiga kali replikasi (Lachman et al.,
1987). Hasil yang baik dari uji kekerasan yaitu
tekanan dengan rentang antara 1,8 kg-2,0 kg (Allen,
2008).
07 Evaluasi Sediaan Suppositoria
Uji Disolusi
Uji disolusi dilakukan untuk menguji kekerasan dan
transisi polimorf dari bahan aktif serta basis
suppositoria secara in vitro. Alat disolusi yang sesuai
untuk sediaan dengan basis lemak coklat yaitu
metode keranjang termodifikasi dan metode dayung
dengan pemberat (Allen, 2008).
Daftar Pustaka
1. Ansel H.C., 2014, Bentuk Sediaan Farmasetis dan Sistem Penghantaran Obat, 9th (eds). Afifah, H.& Ningsih, T.,
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
2. Allen, L. 2008. Suppositories. Pharmaceutical Press: London
3. Murtini, G. 2018. Bahan Ajar FarmasiTeknologi Sediaan Solid. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia:
Jakarta.
4. Lachman, L., Lieberman, H., dan Kanig, J. 1987. The Theory and Practice of Industrial Pharmacy. Varghese
Publishing House: Dadar Bombay.
5. Sunarti, T., Astuti, I. 2013. Uji Disolusi dan Penetapan Kadar Meloxicam Suppositoria X dan Meloxicam
Suppositoria Y menggunakan Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT). Pharmacy, 10(1):81-88.
6. Troy, D.B. dan Paul, B. 2006. Remington: The Science and Practice of Pharmacy. 21st ed, Lippincott Williams &
Wilkins: Philadelphia.
7. World Health Organization, 2014. Revision of General Monograph: Suppositories. World Health Organization,
Switzerland, p5-6.