Integrasi Islam Dan Sain Di Uin Bandung
Integrasi Islam Dan Sain Di Uin Bandung
Integrasi Islam Dan Sain Di Uin Bandung
INTEGRASI ISLAM
DAN SAINS
DI UIN BANDUNG
Dosen Pengampu : Dr. H. Helmi Syaifuddin,M.Fil.I
Disusun Oleh :
Ana Nur Fitria (210101210071)
Fadhlan Haqqan Sileuw 210101210075
Pengertian integrasi
Integrasi berasal dari bahasa inggris “integration” yang berarti
kesempurnaan atau keseluruhan.
Secara harfiah integrasi berlawanan dengan perpisahan, suatu sikap
yang meletakkan tiap-tiap bidang dalam kotak-kotak yang berlainan.
Secara istilah integrasi adalah membuat suatu keseluruhan dan
menyatukan unsur-unsur tertentu
Integrasi memiliki sinonim dengan perpaduan, penyatuan, atau
penggabungan, dari dua objek atau lebih. Integrasi adalah sebuah sistem
yang mengalami pembauran sehingga menjadi suatu kesatuan yang utuh
Berdasarkan penjelasan tersebut integrasi adalah penyatuan
dari keseluruhan unsur-unsur yang berbeda menjadi kesatuan
yang utuh atau bulat.
Integrasi pendidikan yang pengertian singkatnya adalah usaha
manusia yang memadukan pembelajaran dalam kesatuan
yang utuh, untuk membentuk sikap dan perilaku peserta didik.
Pengertian Sains
Kata sains berasal dari bahasa latin”scientia ”yang berarti
pengetahuan
Dalam upaya integrasi ilmu agama dan sains UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Prof Nanat
mengilustrasikannya dalam “filosofi atau metafora RODA” berikut ini:
Ilustrasi filosofi RODA : menandakan adanya titik-titik persentuhan, antara ilmu dan agama. Artinya,
pada titik-titik persentuhan itu, kita dapat membangun juga kemungkinan melakukan integrasi
keduanya. Bagaimana pula dengan pandangan mengenai ilmu.
Dalam teori ilmu (theory of knowledge), suatu pembagian yang amat populer untuk memahami ilmu
adalah pembagian bahasan secara ontologi, epistemologi, dan aksiologi. Maka fokus pandangan
keilmuan UIN Sunan Gunung Djati Bandung yang utuh itu dibingkai dalam metafora sebuah roda.
Roda adalah simbol dinamika dunia ilmu yang memiliki daya berputar pada porosnya dan berjalan
melewati relung permukaan bumi. Roda adalah bagian yang esensial dari sebuah makna kekuatan yang
berfungsi penopang beban dari suatu kendaraan yang bergerak dinamis.
NEXT
Fungsi roda dalam sebuah kendaraan diibaratkan fungsi UIN Bandung pada masa
mendatang yang mampu menjadi sarana dalam integrasi antara ilmu dan agama dalam
konstalasi perkembangan budaya, tradisi, teknologi dan pembangunan bangsa sebagai
tanggungjawab yang diembannya. Kekuatan roda keilmuan UIN Bandung ini dapat
memacu kreativitas untuk melihat kitab suci sebagai sumber ilham keilmuan yang
relevan dengan bidang kehidupan secara dinamis. Karenanya, agar ilmu dan agama
mampu selalu mentransendesi dirinya dalam upaya memajukan keluhuran budaya,
kelestarian tradisi, penguasaan teknologi dan pembangunan bangsa seiring dengan
perubahan global dalam kerangka memenuhi kepentingan kognitif dan praktis dari
keduanya.
Wahyu Memandu Ilmu (WMI)
Implementasi integrasi ilmu di UIN Sunan Gunung Djati Bandung, dikembangkan paradigma Wahyu
Memandu Ilmu disingkat WMI. WMI menghendaki pengembangan sains dan teknologi dipandu
berdasrkan wahyu. WMI menghendaki kolaborasi antara akademisi sains dan akademisi agama
Islam. Kolaborasi mengindikasikan rumpun ilmu berdiri secara independen. Akan tetapi, mengakui
di masing-masing rumpun ilmu terdapat irisan yang dapat dipertemukan. Pada pertemuan antar
irisan ini tercipta kolaborasi. Dengan demikian, ada independensi dalam kolaborasi dan sekaligus
titik temu di antara masing-masing ilmu.
Wahyu Memandu Ilmu (WMI) adalah kerangka konseptual dan praktik pengintegrasian
pengetahuan keislaman dengan pengetahuan umum.
Wahyu Memandu Ilmu mengarahkan agar pengetahuan memiliki kepastian dalam hal hakikat, cara
mendapatkan, dan kegunaannya.
Wahyu Memandu Ilmu (WMI) merupakan landasan dan cara berpikir, yang menuntut bagaimana
pengetahuan ditemukan dan dikomunikasikan, yang dipetakan dalam delapan prinsip.
8 Prinsip Wahyu Memandu Ilmu (WMI)
Dari pemikiran Al-Attas diatas dapat disimpulkan bahwa pada era modern ini sistem pendidikan
kurang mendapatkan perhatian penanaman adab dan kebanyakan pada saat ini yang sudah
banyak terjadi adalah system Pendidikan yang sedikit demi sedikit sudah mulai meniru gaya
kebarat-baratan sehingga krisis adab pun mulai terjadi, dan juga adanya tolak belakang antara
integrasi islam dan sains, karena sains mengandalkan data yang didukung secara empiris untuk
memastikan kebenar an ilmu tersebut. Sedang kan Islam sebaliknya, siap menerima yang abstrak
dan tidak pasti hanya didasarkan pada variabel berwujud dari kepercayaan
TERIMAKASIH