Pertemuan Ke-3 MASYARAKAT BAHASA
Pertemuan Ke-3 MASYARAKAT BAHASA
Pertemuan Ke-3 MASYARAKAT BAHASA
Masyarakat Bahasa
verbal reportoir adalah semua bahasa
beserta ragam-ragamnya yang dimiliki
atau dikuasai seseorang penutur.
verbal reportoir ada 2 macam, yaitu
yang dimiliki setiap penutur secara
individual, dan yang merupakan milik
masyarakat tutur secara keseluruhan.
Yang pertama mengacu pada alat-alat
verbal yang dikuasai oleh seorang
penutur, termasuk kemamuan untuk
memilih norma-norma sosial bahasa
sesuai dengan situasi dan fungsinya.
Yang kedua mengacu pada
keseluruhan alat-alat verbal yang ada
di dalam suatu masyarakat, beserta
dengan norma-norma untuk memilih
variasi yang sesuai dengan konteks
sosialnya.
Yang pertama mengacu pada alat-alat
verbal yang dikuasai oleh seorang
penutur, termasuk kemamuan untuk
memilih norma-norma sosial bahasa
sesuai dengan situasi dan fungsinya.
Yang kedua mengacu pada
keseluruhan alat-alat verbal yang ada
di dalam suatu masyarakat, beserta
dengan norma-norma untuk memilih
variasi yang sesuai dengan konteks
sosialnya.
Jika, suatu kelompok orang atau masyarakat
mempunyai verbal reportoir yang relatif sama
serta mereka mempunyai penilaian yang sama
terhadap pemakaian bahasa yang digunakan d
dalam masyarakat, maka dapat dikatakan
kelompok masyarakat itu sebagai masyarakat
bahasa.
Fishman mengatakan, suatu masyarakat ujara
adalah satu masyarakat yang semua angotany
memiliki bersama paling tidak satu ragam
ujaran dan norma-norma untuk pemakainya
yang cocok.
Batasan Masyarakat Tutur
Bloomfield (1933:29) membatasi dengan “sekelompok
orang yang menggunakan isyarat yang sama”.
Labov (1972:158) mengatakan “satu kelompok orang
yang mempunyai norma yang sama mengenai
bahasa”.
Contoh masyarakat tutur di Indonesia. Setiap hari
ribuan tenaga kerja yang berasal dari berbagai daerah
dan berbagai bahasa daerah yang berlainan, bekerja
di pabrik-pabrik di Jakarta dan di sekitar Jakarta, dan
mereka sesama rekan sekerjanya menggunakan
bahasa Indonesia dalam berinteraksi. Jadi ada fungsi
ganda bahasa Indonesia: sebagai bahasa nasional,
Jadi, bisa dikatakan bahwa bisa terjadi masyarakat
tutur itu bukanah suatu masyarkat yang berbicara
dengan bahasa yang sama, melainkan suatu
masyarakat yang timbul karena rapatnya komunikasi
atau karena integrasi simbolis dengan tetap
mengakui kemampuan komunikatif penuturnya tanpa
mengingat jumlah bahasa atau variasi bahasa yang
digunakan.
Atau, kompleksitas suatu masyarakat tutur
ditentukan oleh pengalaman dan sikap para penutur
dimana variasi itu berada.
Jadi, bisa dikatakan bahwa bisa terjadi masyarakat
tutur itu bukanah suatu masyarkat yang berbicara
dengan bahasa yang sama, melainkan suatu
masyarakat yang timbul karena rapatnya komunikasi
atau karena integrasi simbolis dengan tetap
mengakui kemampuan komunikatif penuturnya tanpa
mengingat jumlah bahasa atau variasi bahasa yang
digunakan.
Atau, kompleksitas suatu masyarakat tutur
ditentukan oleh pengalaman dan sikap para penutur
dimana variasi itu berada.
Kedua jenis masyarakat itu terdapat baik dalam
masyarakat kecil dan tradisional maupun masyarakat
besar dan modern.
Fishman (1973:33) dan Gumperz (1964:37-53)
mengatakan, masyarakat modern mempunyai
kecenderungan masyarakat tutur yang lebih terbuka
dan cenderung menggunakan berbagai variasi dalam
bahasa yang sama; sedangkan masyarakat tradisional
bersifat lebih tertutup dan cenderung menggunakan
variasi dan beberapa bahasa yang berlainan.
Berdasarkan verbal reportoir, masyarakat bahasa
dikelompokkan atas:
1. mayarakat monolingual (masyarakat bahasa yang
hanya dapat berkomunikasi dengan satu bahasa);
2. masyarakat bilingual (masyarakat bahasa yang
telah dapat berkomunikasi dengan dua bahasa); dan
3. masyarakat multilingual (memiliki kemampuan
menggunakan lebih dari dua bahasa).
Pengertian Masyarakat Bahasa
Sekelompok orang dalam lingkup luas atau sempit
yang berinteraksi dengan bahasa tertentu yang dapat
dibedakan dengan kelompok masyarakat tutur yang
lain atas dasar perbedaan bahasa yang bersifat
signifikan. (Wijana dan Rohmadi, 2011:46)