0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
7 tayangan8 halaman

Pentingnya Manajemen Jalan Nafas

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 8

Pentingnya Manajemen

Jalan Nafas

Keberhasilan pertolongan terhadap pasien gawat darurat sangat bergantung pada


kecepatan dan ketepatan dalam memberikan penanganan. Salah satu aspek kritis
dalam penanganan gawat darurat adalah manajemen jalan nafas (airway
management). Kondisi kekurangan oksigen dapat dengan cepat menyebabkan
kerusakan otak permanen bahkan kematian, sehingga memastikan patensi jalan
nafas menjadi prioritas utama. Makalah ini akan menjelaskan konsep dasar,
teknik, dan peralatan yang digunakan dalam manajemen jalan nafas yang efektif.
Anatomi Jalan Nafas dan Konsep Manajemen

1 Hidung dan Rongga Mulut


Jalan nafas manusia terdiri dari dua gerbang utama: hidung yang menuju nasofaring, dan mulut
yang menuju orofaring. Kedua jalur ini kemudian bergabung di faring, yang merupakan saluran
berotot yang menghubungkan rongga hidung, mulut, laring, dan esofagus.

2 Laring dan Trakea


Laring adalah struktur kartilago yang merupakan pintu masuk ke trakea. Laring dilengkapi
dengan katup epiglotis yang mencegah aspirasi makanan saat menelan. Trakea adalah saluran
udara yang menghubungkan laring dengan bronkus paru-paru.

3 Konsep Manajemen Jalan Nafas


Manajemen jalan nafas (airway management) adalah serangkaian tindakan untuk memastikan
patensi jalan nafas dan memfasilitasi oksigenasi dan ventilasi yang adekuat. Hal ini dilakukan
dengan membuka jalan nafas, mencegah obstruksi, dan menyediakan akses untuk ventilasi
mekanis jika diperlukan.
Gangguan Jalan Nafas dan Tingkat
Kegawatannya
Obstruksi Total Obstruksi Parsial Penyebab Obstruksi

Obstruksi total pada jalan nafas Obstruksi sebagian jalan nafas Obstruksi jalan nafas dapat
menyebabkan tidak ada udara memungkinkan udara masih disebabkan oleh trauma, benda
yang dapat masuk ke paru-paru. dapat mengalir, tetapi dalam asing, pembengkakan, atau
Hal ini dapat dengan cepat jumlah yang terbatas. Kondisi ini kondisi patologis lainnya. Lokasi
menimbulkan hipoksia berat, juga berbahaya karena dapat obstruksi dapat terjadi di hidung,
kegagalan respirasi, dan menyebabkan kerusakan otak faring, laring, atau trakea.
kematian dalam waktu 5-10 jika tidak segera diatasi.
menit jika tidak segera ditangani.
Penilaian Jalan Nafas

1 Inspeksi 2 Auskultasi
Perhatikan tanda-tanda kesulitan bernapas Dengarkan suara napas abnormal seperti
seperti agitasi, sianosis, penggunaan otot bantu stridor, ronki, atau suara napas yang sayup.
pernapasan, dan retraksi dinding dada.

3 Palpasi 4 Status Kesadaran


Periksa aliran udara dari mulut/hidung, posisi Nilai tingkat kesadaran pasien untuk
trakea, dan adanya krepitasi. mengidentifikasi penyebab obstruksi jalan
nafas.
Teknik Manajemen Jalan Nafas
Pembukaan Jalan Nafas Secara Manual Alat Sederhana
Oropharyngeal airway (OPA) dan Nasopharyngeal
Teknik head tilt-chin lift dan jaw thrust digunakan airway (NPA) dapat digunakan untuk
untuk mempertahankan patensi jalan nafas dengan mempertahankan jalan nafas terbuka pada pasien
menarik lidah dan membuka faring. yang tidak sadar.

Alat Canggih Suction


Intubasi endotrakeal, Laryngeal Mask Airway Pengisapan lendir, darah, atau benda asing cair
(LMA), dan cricothyrotomy/trakeostomi dapat dilakukan untuk membersihkan jalan nafas.
merupakan teknik manajemen jalan nafas lanjutan
untuk mempertahankan ventilasi yang adekuat.
Mempertahankan Jalan Nafas dengan
Kontrol Servikal
1 Kecurigaan Fraktur Servikal
Pasien trauma, penurunan kesadaran, atau luka di atas klavikula mengindikasikan
kemungkinan fraktur servikal yang harus dipertimbangkan.

2 Imobilisasi Leher
Dalam kondisi tersebut, pasien harus segera diimobilisasi dengan alat seperti hard collar
untuk mencegah gerakan leher yang membahayakan.

3 Pembukaan Jalan Nafas


Pembukaan jalan nafas harus dilakukan dengan teknik yang meminimalkan pergerakan
leher, seperti jaw thrust. Intubasi harus dilakukan dengan hati-hati untuk menghindari
cedera tulang belakang.
Tatalaksana Jalan Nafas Darurat

Ventilasi Masker Intubasi Krikotiroidektomi Trakeostomi


Endotrakeal
Ventilasi dengan masker Krikotiroidektomi Trakeostomi dilakukan
wajah dan balon Intubasi endotrakeal adalah prosedur jika ventilasi jangka
resusitasi merupakan dilakukan untuk pembedahan darurat panjang diperlukan atau
tindakan awal untuk memberikan akses jalan untuk membuka jalan jalan nafas tidak dapat
mempertahankan nafas definitif dan nafas ketika intubasi dipertahankan dengan
oksigenasi. ventilasi mekanis. gagal dilakukan. cara lain.
Pentingnya Pelatihan Manajemen Jalan Nafas

Kompetensi Pentingnya Dampak Buruk Jika Tidak


Terampil

Penilaian jalan nafas Identifikasi cepat obstruksi dan Keterlambatan penanganan dan
gangguan ventilasi kerusakan otak/kematian

Teknik pembebasan jalan nafas Mempertahankan oksigenasi Kegagalan ventilasi dan asfiksia
dan ventilasi adekuat

Penggunaan alat manajemen Memberikan akses jalan nafas Komplikasi intubasi dan
jalan nafas definitif jika diperlukan kegagalan manajemen jalan
nafas

Anda mungkin juga menyukai