100% menganggap dokumen ini bermanfaat (1 suara)
46 tayangan46 halaman

CSS - Airway Management Fix

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 46

CLINICAL SCIENCE

SESSION
AIRWAY MANAGEMENT
Disusun oleh:
Rifqi Nahadhol M 12100116176

SMF ILMU ANESTESI


PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER (P3D)
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AL-IHSAN BANDUNG
2017
ANATOMI JALAN NAFAS

Jalan nafas manusia terdiri dari hidung dan mulut. Bagian


anterior dipisahkan oleh palatum, di posterior mereka
bertemu di faring.
 Faring adalah struktur fibromuskular yang berbentuk U.
Batas atas adalah basis cranii sampai cartilago cricoid
sebagai batas bawah, berbatasan dengan esofagus.
 Epiglotis, secara fungsional memisahkan orofaring dari
hipofaring
 Laring, terbentuk dari 9 kartilago : tirod, cricoid, epiglotis
dan sepasang arytenoid, corniculata dan cuneiformis.
Fungsi saluran pernafasan

Air conduction Protection


(penyalur udara), (perlindungan)

Warning, filtrasi,
Pertukaran gas
dan humudifikasi
Saluran Pernafasan
 Saluran pernafasan dibagi menjadi 2, yaitu:
1. Saluran pernafasan bagian atas
. Terdiri dari:
 Hidung
 Faring
 Laring
2. Saluran pernafasan bagian bawah
Terdiri dari
 Trakea
 Bronkhus dan bronkhiolus
 Paru-paru
 Alveoli
TANDA-TANDA OBJEKTIF - SUMBATAN AIRWAY

1. Lihat (Look)
1. Agitasi memberi kesan adanya hipoksia
2. Penurunan kesadaran memberi kesan adanya hiperkarbia
3. Sianosis menunjukkan hipoksemia yang disebabkan oleh kurangnya oksigenasi dan dapat
dilihat dengan melihat pada kuku-kuku dan kulit sekitar mulut.
4. Retraksi dan penggunaan otot-otot napas tambahan yang, apabila ada, merupakan bukti
tambahan adanya gangguan airway.

2. Dengar (Listen) adanya suara-suara abnormal. Pernapasan yang berbunyi


(suara napas tambahan) adalah pemapasan yang tersumbat. Suara
mendengkur (snorling), berkumur (gurgling), dan bersiul (crowing sound,
stridor) mungkin berhubungan dengan sumbatan parsial pada faring atau
laring. Suara parau (hoarseness, dysphonia) menunjukkan sumbatan pada
laring.
3. Rasa (Feel) Tentukan dengan cepat apakah ada hembusan udara yang keluar.
2. Dengar (Listen)
 Pernapasan yang berbunyi (suara napas tambahan) adalah
pemapasan yang tersumbat.
 Suara mendengkur (snorling), berkumur (gurgling), dan
bersiul (crowing sound, stridor) mungkin berhubungan
dengan sumbatan parsial pada faring atau laring.
 Suara parau (hoarseness, dysphonia) menunjukkan
sumbatan pada laring.
3. Rasa (Feel)
 Tentukan dengan cepat apakah ada hembusan udara yang
keluar
Gangguan Airway
 Gangguan oksigen pada otak dan jaringan
sangat membahayakan korban, serta dapat
menyebabkan kematian
 Proses kematian dapat dimulai dari hipoksia
 Hipoksia dapat dicegah dengan
mempertahankan airway dan oksigenasi
yang cepat dan tepat
0-4 menit Mati klinis Kerusakan sel-sel otak
tidak diharapkan

4-6 menit Mungkin sudah terjadi


kerusakan sel otak

6-10 menit Mati biologis Sudah mulai terjadi


kerusakan otak

>10 menit Hampir dipastikan terjadi


kerusakan sel-sel otak
Sumbatan Aliran Nafas
 Sumbatan jalan nafas partial
1. Stidor
2. Retraksi otot dada kedalam didaerah supraklavikular, suprasternal, sela iga dan
epigastrium sela inspirasi
3. Nafas paradoksal (pada waktu inspirasi dinding dada menjadi cekung atau datar
bukannya mengembang atau membesar)
4. Balon cadangan pada mesin anestesi kembang kempisnya melemah
5. Nafas makin berat dan sulit (kerja otot-otot pernafasan meningkat)
6. Sianosis merupakan tanda hipoksemia akibat obstruksi jalan nafas yang lebih
berat
Sumbatan partial berisik dan harus pula menyebabkan henti nafas dan henti jantung
sekunder
 Sumbatan jalan nafas total
Serupa dengan obstruksi partial, akan tetapi gejalannya lebih hebat dan stidor
justru menghilang.
1. Retraksi lebih jelas
2. Gerakan paradoksal lebih jelas
3. Kerja otot nafas tambahan meningkat dan makin jelas
4. Balon cadangan tidak kembang kempis lagi
5. Sianosis lebih cepat timbul
Sumbatan total tidak berbunyi dan menyebabkan asfiksia, henti nafas dan henti
jantung dalam waktu 5-10 menit
PENGELOLAAN AIRWAY

 Penilaian bebasnya airway dan baik-tidaknya pernapasan harus dikerjakan


dengan cepat dan tepat. Pulse oxymeter penting digunakan. Bila ditemukan
masalah atau dicurigai, tindakan-tindakan sebaiknya dimulai secepatnya
untuk memperbaiki oksigenasi dan mengurangi resiko bahaya pernapasan
lebih lanjut. Ini berupa teknik-teknik mempertahankan airway, tindakan-
tindakan airway definitif (termasuk surgical airway), dan cara-cara untuk
memberikan tambahan Ventilasi.
TEKNIK MEMBEBASKAN JALAN NAFAS

 Urutan teknik membebaskan jalan nafas pada pasien sumbatan jalan


nafas yang diduga akibat obstruksi benda asing:
1. Pada penderita yang sadar, tanyakan apakah penderita tersedak
dan beri dorongan pada penderita untuk mengeluarkannya dengan
cara membatukkan dan meludahkan benda asing tersebut.
2. Pada penderita tidak sadar, dilakukan head tilt-chin lift, dan jaw
trust.
Maneuver Heimlich

 Metode yang paling efektif untuk mengatasi obstruksi saluran


pernafasan atas akibat makan atau benda asing yang terperangkap
dalam faring posterior atau glotis.
 Korban menjadi pucat yang diikuti dengan sianosis, anoksia dan
kematian. Pada kondisi tersebut diatas, maneuver dapat
dilaksanakan dengan posisi penolong berdiri atau berbaring
 Jika mencurigai adanya benda asing di dalam mulut
atau tenggorokan dan menghambat ventilasi ke paru-
paru. Menarik mulut terbuka, menggunakan satu dari
tiga manuver :
1. Manuver jari menyilang (crossed finger) untuk
rahang yang lebih relaks.
2. Manuver jari di belakang gigi (finger behind teeth)
untuk rahang yang menutup keras
3. Manuver menarik rahang-lidah untuk rahang yang
benar-benar relaks.
Pemeliharaan Jalan Nafas
 Manual
 Tripple Airway Manouvre
 Bantuan Alat Sederhana
 Oropharyngeal Airway (OPA)
 Nasopharyngeal Airway (NPA)
 Bantuan Alat Lanjutan
 Laryngeal Mask Airway (LMA)
 Combitube
 Intubasi dengan ETT
Teknik manuver triple airway (menarik rahang):

 Jika korban tidak sadar dan tidak bernafas adekuat maka


kepala diekstensikan (atau ketika apneu, tidak mudah
memberikan ventilasi dengan cara tersebut) :
 Harus ditambah dengan menarik rahang dan membuka mulut
sedikit
 Genggam mandibula bagian atas di depan dari lobus telinga
dengan menggunakan jari 2-5 (atau 2-4) dengan kedua tangan
dan menarik dengan kuat ke arah atas (foward), menarik
mandibula sehingga rahang bawah menonjol keluar di depan
dari rahang atas (dua tangan mengangkat rahang; jaw thrust).
Tarik kembali bibir dengan jempol, jangan menggenggam
akar mandibula secara horizontal karena dapat menutup
mulut.
Bantuan Alat Sederhana
(Airway Definitif)

 Pada airway definitif mąka ada pipa didalam trakea dengan


balon (cuff) yang dikembangkan, pipa tersebut dihubungkan
dengan suatu alat bantu pernafasan yang diperkaya dengan
oksigen, dan airway tersebut dipertahankan ditempatnya
dengan plester.
 Macam airway definitif, yaitu:
 Oropharyngeal Airway (OPA)
 Nasopharyngeal Airway (NPA)
Penentuan pemasangan airway definitif didasarkan pada penemuan
penemuan klinis antara lain :
1. Adanya apnea;
2. Ketidak mampuan mempertahankan airway yang bebas dengan cara-
cara.yang lain;
3. Kebutuhan untuk melindungi airway bagian bawah dari aspirasi darah
atau vomitus;
4. Ancaman segera atau bahaya potensial sumbatan airway, seperti akibat
lanjut cedera inhalasi, patah tulang wajah, hemaioma retrofaringeal,
atau kejang-kejang yang berkepanjangan;
5. Adanya cedera kepala tertutup yang memerlukan bantuan napas (GCS
8);
6. Ketidakmampuan mempertahankan oksigenasi yang adekuat dengan
pemberian oksigen tambahan lewat masker wajah.
Oropharyngeal Airway

 Adalah alat bantu untuk mempertahankan jalan napas tetap terbuka


pada sumbatan akibat lidah yang jatuh menutupi laring.
Indikasi:
 Nafas Spontan
 Tidak ada Refleks muntah
Komplikasi:
 Obstruksi total jalan nafas
 Laringospasme
 Muntah
Nasopharyngeal Airway

Indikasi:
 Napas spontan
 Ada refleks muntah
 Kesulitan dengan Oropharyngeal Airway
ALAT-ALAT JALAN NAPAS

Oral dan Nasal


Alat apapun yang akan dimasukkan ke hidung seperti contohnya
pipa nasofaring, kateter nasogastric dan pipa nasotrakea harus diberi
lubrikasi dan dimasukkan pada sudut yang tegak lurus dengan wajah
untuk menghindari trauma terhadap atap dari hidung.
Karena resiko epistaksis, alat bantu jalan napas hidung tidak boleh
digunakan pada pasien dengan penyakit koagulasi, anak-anak dengan
adenoid menonjol dan pasien dengan fraktur basis cranii.
1. Face Mask

Penggunaan face mask dapat memfasilitasi transportasi


gas anestesi dari mesin ke pasien. Face mask menutupi
mulut dan hidung serta dapat menyesuaikan terhadap
struktur wajah. Bagian atasnya disambungkan kepada
konektor mesin anestesi.
Indikasi face mask :

 Pasien apneu
 Volume tidal berdasarkan pemeriksaan fisik dinilai tidak mencukupi
 Untuk mengurangi usaha bernafas dengan membantu ventilasi
pasien.
 Jika terjadi hipoksemia yang berkaitan dengan ventilasi spontan
yang tidak adekuat walaupun sudah diberikan oksigen konsentrasi
tinggi.
 Untuk menyediakan anestesi inhalasi untuk prosedur singkat pada
pasien
 Untuk preoksigenasi pada pasien sebelum intubasi endotrakeal
 Untuk menilai atau mengontrol ventilasi sebagai bagian dari awal
resusitasi
5. Laringoskop
Alat untuk memeriksa laring dan memfasilitasi intubasi, pegangannya
memiliki batre untuk lampu pada blade. Macintosh dan Miller adalah jenis
yang bengkok atau lurus yang sering digunakan.
Ada dua jenis laringoskop, yaitu :
 Blade lengkung (Macintosh), Biasanya digunakan pada laringoskop dewasa
- Blade lurus, Laringoskop dengan blade lurus (misalnya blade Magill) mempunyai
teknik yang berbeda. Teknik ini biasa digunakan pada bayi dan anak karena
mempunyai epiglotis relatif lebih panjang dan kaku. Trauma pada epiglotis lebih
sering terjadi pada laringoskop dengan blade lurus.
Kesulitan dalam Management
Jalan Nafas
Faktor anatomi:
1. Leher pendek
2. Gigi yang lengkap “gigi kelinci”
3. Lengkung palate yang tinggi
4. Pembukaan mulu yang buru: jarak antar gigi atas dan gigi
bawah kurang dari 3 jari
5. Mandibula yang mundur
Skoring Mallampati

 Memprediksi sekitar 50% dari intubasi yang sulit.


 Penilaian dilakukan pada pasien dengan posisi tegak lurus atau
terlentang.
 Dasarnya adalag terligarnya struktur faring saat mulut dibuka
selebar-lebarnya
Alhamdulillah
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai