lukman solihin
Related Authors
Aji Septiaji
Universitas Majalengka
Bunga Diantirta Yapati Puteri, S.S., M.Hum.
Universitas Airlangga Surabaya
suhardi Suhardi
Universitas Maritim Raja Ali Haji
Taum Y O S E P H Yapi
Sanata Dharma University Yogyakarta Indonesia
Novi adisa
Unswagati University
Fajar Fitrianto
Universitas Jenderal Soedirman
Dr. Bima Prana Chitra, M.Hum.
University of Sumatera Utara
Uploads
Papers by lukman solihin
Keywords: bawean, boyan, identity politics, hybrid culture
Makan: Tradisi Meugang pada Masyarakat Aceh" di halaman 65.
Tulisan ini mengetengahkan dinamika budaya lokal dan agama dalam konteks tradisi Meugang yang dilakukan setiap menjelang bulan Ramadhan .
* Penelitian ini dibiayai oleh Direktorat Tradisi dan Seni Rupa, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (saat ini Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif), tahun 2012, dalam rangka melakukan inventarisasi diaspora masyarakat Indonesia dan strategi adaptasi mereka di luar negeri.
Books by lukman solihin
perairan telah berperan besar dalam menghubungkan satu daerah
dengan daerah lain, satu pulau dengan pulau yang lain. Perairan,
di kala itu, dipersepsi sebagai jalan, bukan batas. Itulah mengapa
rumah dan pusat-pusat kota mendekat dan menghadap ke jalur-jalur
sungai dan pantai. Jalur perairan itu tidak hanya berfungsi sebagai
alur perdagangan dan transportasi, melainkan juga berpengaruh
besar terhadap kebudayaan dan peradaban. Tetapi zaman kemudian berubah. Sastrawan Pramoedya Ananta Toer menyebutnya sebagai “Arus Balik”, di mana terjadi kemunduran dalam budaya maritim Nusantara.
Pertanyaannya, mampukah generasi muda memberikan tafsir
kontekstual kebudayaan maritim untuk kepentingan masa depan
kejayaan bangsa? Apa saja persoalan yang membelit budaya maritim
sehingga kurang berkembang? Dan strategi apa yang bisa dilakukan
agar budaya maritim dapat bangkit dan menjadi penyokong masa
depan bangsa?
isu di dunia maya selama kampanye Pemilu. Melalui informasi yang
menyebar cepat di media sosial seperti Twitter dan Facebook, kaum
muda mendapatkan berbagai asupan isu dan informasi. Alexandra
Hearne, kontributor Radio Australia menulis, ada sekitar 21 juta
pemilih pemula yang diperebutkan oleh para kandidat. Mereka
berupaya menggaet kaum muda melalui bermacam media sosial,
terutama melalui Twitter dan Facebook (Alexandra Hearne, 2014
dalam http://www.radioaustralia.net.au).
Ramainya penggunaan jejaring internet selama masa Pemilu
menunjukkan harapan, sekaligus kecemasan. Adakah jejaring dunia
maya ini mampu mendorong kepada demokrasi yang lebih baik?
Lebih jauh lagi, apakah Generasi Gawai ini dapat menyokong majunya
praktik demokrasi?
berdasarkan tema yang diulas oleh masing-masing penulis. Secara garis
besar, tema yang hadir dapat dikelompokkan menjadi tiga. Pertama, esai-esai yang mengulas konsep multikulturalisme dan Bhinneka Tunggal Ika. Kedua, esai-esai yang membahas teladan implementasi hidup harmonis di tengah perbedaan berdasarkan pengamatan dan pengalaman penulis. Dan ketiga, tawaran atau semacam gagasan untuk mengupayakan hidup harmonis di tengah perbedaan.
Keywords: bawean, boyan, identity politics, hybrid culture
Makan: Tradisi Meugang pada Masyarakat Aceh" di halaman 65.
Tulisan ini mengetengahkan dinamika budaya lokal dan agama dalam konteks tradisi Meugang yang dilakukan setiap menjelang bulan Ramadhan .
* Penelitian ini dibiayai oleh Direktorat Tradisi dan Seni Rupa, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (saat ini Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif), tahun 2012, dalam rangka melakukan inventarisasi diaspora masyarakat Indonesia dan strategi adaptasi mereka di luar negeri.
perairan telah berperan besar dalam menghubungkan satu daerah
dengan daerah lain, satu pulau dengan pulau yang lain. Perairan,
di kala itu, dipersepsi sebagai jalan, bukan batas. Itulah mengapa
rumah dan pusat-pusat kota mendekat dan menghadap ke jalur-jalur
sungai dan pantai. Jalur perairan itu tidak hanya berfungsi sebagai
alur perdagangan dan transportasi, melainkan juga berpengaruh
besar terhadap kebudayaan dan peradaban. Tetapi zaman kemudian berubah. Sastrawan Pramoedya Ananta Toer menyebutnya sebagai “Arus Balik”, di mana terjadi kemunduran dalam budaya maritim Nusantara.
Pertanyaannya, mampukah generasi muda memberikan tafsir
kontekstual kebudayaan maritim untuk kepentingan masa depan
kejayaan bangsa? Apa saja persoalan yang membelit budaya maritim
sehingga kurang berkembang? Dan strategi apa yang bisa dilakukan
agar budaya maritim dapat bangkit dan menjadi penyokong masa
depan bangsa?
isu di dunia maya selama kampanye Pemilu. Melalui informasi yang
menyebar cepat di media sosial seperti Twitter dan Facebook, kaum
muda mendapatkan berbagai asupan isu dan informasi. Alexandra
Hearne, kontributor Radio Australia menulis, ada sekitar 21 juta
pemilih pemula yang diperebutkan oleh para kandidat. Mereka
berupaya menggaet kaum muda melalui bermacam media sosial,
terutama melalui Twitter dan Facebook (Alexandra Hearne, 2014
dalam http://www.radioaustralia.net.au).
Ramainya penggunaan jejaring internet selama masa Pemilu
menunjukkan harapan, sekaligus kecemasan. Adakah jejaring dunia
maya ini mampu mendorong kepada demokrasi yang lebih baik?
Lebih jauh lagi, apakah Generasi Gawai ini dapat menyokong majunya
praktik demokrasi?
berdasarkan tema yang diulas oleh masing-masing penulis. Secara garis
besar, tema yang hadir dapat dikelompokkan menjadi tiga. Pertama, esai-esai yang mengulas konsep multikulturalisme dan Bhinneka Tunggal Ika. Kedua, esai-esai yang membahas teladan implementasi hidup harmonis di tengah perbedaan berdasarkan pengamatan dan pengalaman penulis. Dan ketiga, tawaran atau semacam gagasan untuk mengupayakan hidup harmonis di tengah perbedaan.