i love books, films, and music. all that matters!
Favorite films
Recent activity
AllRecent reviews
More-
A Moment of Innocence 1996
I saw that Makhmalbaf made this film so poetically, blending reality and fiction, and I like it—a lot. This film leaves a beautiful and serene impression as it reaches the end. The most poetic film I ever watched.
Translated from by -
A Taxi Driver 2017
Nonton lagi soalnya baru saja merampungkan baca Human Act by Han Kang. Membaca kumcer tentang peristiwa Gwangju 1980 lantas membuatku penasaran dengan visualisasi keadaan pada saat itu.
Aku sudah pernah menonton film ini sebelumnya. Tapi sudah lama sekali dan aku agak lupa alurnya.
Ketika menontonnya kembali, ingatanku ketika menonton film ini pertama kali mulai kembali.
Pikiranku berpindah-pindah dari adegan dalam cerita di buku Human Acts dan adegan film yang kutonton. Aku jadi semakin mengerti betapa mengerikannya kejadian Gwangju saat itu.
Adegan itu mengingatkanku kejadian Reformasi Indonesia di tahun 1998. Kekerasan aparat yang brutal menyiksa warga sipil. Ah, sial.
Popular reviews
More-
Memories of Murder 2003
“How can a detective be such a bad fighter?”
“How can a detective have such a bad eye for criminals?”
👮♂️"Do you know how hot the fire is?"
"Very hot!!!"
🚞"What did he look like?"
"Well... kind of plain."
"In what way?"
"Just... ordinary."
👧🏻The plot and cinematic just WHOAAAAA!
Endingnya GILA SIIII!!!!Translated from by -
Under the Open Sky 2020
“Menyebalkan dan menghangatkan” merupakan ungkapan yang pas usai menuntaskan film yang tayang online di JFF 2024.
Saya merasakan nuansa yang serupa dengan film Perfect Days (2023) ketika mulai menonton film ini. Bedanya ini sueeeedih.
Film ini mengisahkan tentang Mikami-san, seorang anggota yakuza yang bebas dari hukuman 13 tahun penjara karena membunuh orang.
Usai keluar dari penjara, dia mencoba hidup baru dengan payah karena dia menyandang gelar mantan yakuza.
Namun, untuk bersosialisasi lagi dengan masyarakat ternyata tak mudah. Mikami-san dikucilkan dan…
Translated from by